Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMP Negeri 35 Semarang


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/semester : IX /1
Materi Pokok : Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan
Alokasi Waktu : Pertemuan 4 (3JP)

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis sistem 3.2.12 Menjelaskan perkembangan tumbuhan
perkembangbiakan pada 3.2.13 Menjelaskan macam-macam teknologi
tumbuhan dan hewan serta perkembangbiakan pada tumbuhan
penerapan teknologi pada
sistem reproduksi tumbuhan
dan hewan.
4.2 Menyajikan karya hasil 4.2.1 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan
perkembangbiakan pada vegetatif pada tumbuhan
tumbuhan.

C. Tujuan Pembelajaran
1 Peserta didik dengan rasa ingin tahu dapat menjelaskan perkembangan tumbuhan setelah
mengamati gambar perkembangan tumbuhan yang ada dalam buku paket dan kegiatan
role playing serta diskusi secara berkelompok.
2 Peserta didik dengan rasa ingin tahu dapa menjelaskan macam-macam teknologi
perkembangbiakan pada tumbuhan melalui diskusi secara berkelompok.

D. Materi Pembelajaran
1 Materi Pembelajaran Reguler
a. Perkembangan Tumbuhan (Terlampir)
b. Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan (Terlampir)
2 Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Pergiliran Keturunan pada Tumbuhan Lumut dan Paku (Terlampir)

3 Materi Pembelajaran Remidial :


a. Pergiliran Keturunan pada Tumbuhan Lumut dan Paku (Terlampir)

E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : saintifik
b. Metode : ceramah, tanya jawab dan diskusi
c. Model : role playing

F. Media dan Bahan :


1 Media
a. Gambar : Tumbuhan Melinjo, Pakis Haji, Pinus, Tumbuhan Paku dan Tumbuhan Lumut
b. Realita : Lingkungan sekitar peserta didik
c. Lembar Diskusi Siswa
2 Bahan
-

G. Sumber Belajar
1 Buku Siswa : Zubaidah, Siti.dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX Semester
1.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (halaman 79 sampai dengan halaman
88)
2 Buku Guru : Zubaidah, Siti.dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX Semester
1.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (halaman 153 sampai dengan
halaman 157)
3 Internet

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah – langkah Waktu


Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
(Proses)
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik.
 Guru mempersiapkan keadaan fisik dan psikis
peserta didik dengan berdoa bersama dan meminta
salah satu peserta didik untuk memimpin doa,
penghormatan bendera, menyanyikan lagu Indonesia
Raya setelah itu dilanjutkan dengan memeriksa
kehadiran peserta didik.
 Guru mengajak peserta didik untuk menjaga
lingkungan sebagai salah satu bentuk rasa syukur 10 menit
kita kepada Tuhan YME
 Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan
kegiatan pembelajaran dengan materi sebelumnya
mengenai proses perkembangbangan hidup pada
tumbuhan angiospermae, guru mengajak peserta
didik mengingat kembali bagaimana proses
penyerbukan, pembuahan serta perkembangan hidup
pada tumbuhan Angiospermae. Guru menanyakan
“Bagaimanakah perkembangbiakan pada tumbuhan
yang tidak berbunga? ”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik beserta penilaiannya.

Kegiatan Inti  Guru meminta peserta didik mengamati gambar yang


dibawa oleh guru yakni berupa gambar tumbuhan
pinus, pakis haji dan melinjo. Serta tumbuhan paku
serta lumut

Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan


pertanyaan : misalnya “Peserta didik menanyakan
“Mengapa melinjo tidak dapat berkembang/hidup
seperti tanaman jambu? Lalu bagaimana dengan
perkembangbiakan pada lumut maupun paku yang
tidak mempunyai biji?”

 Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok. Setiap


kelompok terdiri atas 5-6 orang.
 Peserta didik secara berkelompok melakukan
kegiatan diskusi dengan mengidentifikasi pergiliran
keturunan pada tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. 100 menit
Kegiatan diskusi ini juga dilakukan dengan
memperhatikan kegiatan role playing dari peserta
didik lain mengenai tahapan-tahapan pergiliran
keturunan pada tumbuhan lumut dan paku.

 Peserta didik menyimpulkan dari pertanyaan dan


jawaban sementara yang dirumuskan

 Perwakilan dari 2 kelompok menyampikan hasil


diskusi di depan kelas. Kelompok pertama
menyampaikan hasil diskusi mengenai pergiliran
keturunan pada tumbuhan paku serta kelompok kedua
menyampaikan hasil diskusi mengenai pergiliran
keturunan pada tumbuhan lumut.
 Peserta didik dan guru membuat kesimpulan bersama
tentang hasil diskusi tiap kelompok dan guru memberi
penguatan
Penutup  Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan hari ini.
 Guru memberikan evaluasi misalnya dengan
memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan
balik
 Guru menginformasikan tentang pembelajaran
10 menit
berikutnya yakni mengenai perkembangbiakan
seksual maupun aseksual pada hewan dan teknologi
perkembangbiakan pada hewan serta meminta peserta
didik untuk membaca materi tersebut di rumah.

I. Penilaian
1 Teknik Penilaian
a. Sikap Spiritual dan Sosial

No Tehnik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Lihat Saat Penilaian untuk dan
lampiran 3 pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran (
assessment for and of
learning )
b. Pengetahuan

No Tehnik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1. Tertulis Pertanyaan Lihat Setelah Penilaian
dan/atau tugas lampiran 3 pembelajaran pencapaian
tertulis berbentuk usai pembelajaran
( assessment of
learning )

c. Keterampilan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Lembar Observasi Lihat Saat Penilaian
lampiran 3 pembelajaran untuk, sebagai,
telah usai dan/atau
pencapaian
pembelajaran
( assessment
for, as, and of
learning )
2 Pembelajaran Remidial
Kegiatan pembelajaran remidial dilakukan dengan cara:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara perorangan.
c. Pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara khusus, dimulai dengan
instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan kemampuannya.
3 Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dilakukan dengan cara:
Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi instrumen pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual

Mengetahui Semarang, 27 Agustus 2018


Guru Mata Pelajaran IPA Mahasiswa PPL

Nunuk Andriana,S.Pd Syarovina Maulida


NIP. 19761101 200701 2 012 NIM. 4001415011

Catatan Guru Pamong :


...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Lampiran 1 : Materi Pembelajaran

Perkembangan Tumbuhan (Angiospermae dan Gymnospermae)


1 Perkembangan Hidup Tumbuhan Angiospermae
Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terbagi atas dua fase yakni fase
generatif dan fase vegetatif
A. Perkembangan secara generatif
Terjadinya siklus hidup tumbuhan angiospermae karena adanya pembuahan
(fertilisasi). Kegiatan pembuahan (fertilisasi) terjadi apabila ada pertemuan antara serbuk
sari dengan kepala putik. Pada tumbuhan angiospermae, keberadaan serbuk sari dan
kepala putik bisa terdapat pada 1 individu bunga yang sama (bunga berkelamin
dua/ganda/hermaprodit) dan ada pula yang tidak memiliki serbuk sari dan kepala putik
pada 1 individu bunga yang sama (bunga berkelamin satu/tunggal).
Adapun proses penyerbukan bisa terjadi apabila bunga yang memiliki kepala sari
membelah dengan cara meiosis. Pembelahan meiosis pada kepala sari terjadi karena ada
sel induk mikrospora. Hasil pembelahan akan membentuk mikrospora yang haploid (n).
Selanjutnya terjadi pembelajan mitosis dimana mikrospora akan membentuk gamet
jantan yang haploid (n). Lalu apabila ada penyerbukan gamet jantan akan membentuk
buluh serbuksari yang akan menghasilkan inti sperma I dan II. Kemudian dilain pihak,
bakal biji akan membelah sel induk megaspora melalui pembelahan meiosis dan
menghasilkan 4 sel yang haploid (n). Selanjutnya 4 sel yang haploid akan membentuk
megaspora dan akan ada yang mati. Megaspora dari hasil perkembangbiakan 4 sel yang
haploid akan membentuk gametofit betina. Gametofit betina selanjutnya akan membelah
secara mitosis sebanyak 3 kali sehingga menghasilkan 8 inti yaitu 1 ovum (n), 2 sel
sinergid (n), 3 sel antipoda (n) dan 2 (inti lembaga sekunder).Selesai sudah pembentukan
inti sperma dari gamet jantan dan inti dari gametofit betina maka selanjutnya akan terjadi
penyerbukan yang menghasilkan proses pembuahan (fertilisasi). Pembuahan (fertilisasi)
pada tumbuhan angiospermae terjadi 2 (dua) kali yang bisa disebut sebagai pembuahan
ganda. Berikut ini perbedaan pembuahan (fertilisasi) ganda dari tumbuhan angiospermae.
Pertemuan Inti Sperma dan Ovum : Pertemuan inti sperma dengan ovum
disebut haploid (1n). Pertemuan keduanya akan menghasilkan zigot yang diploid (2n).
Zigot ini akan menghasilkan individu baru. Pertemuan Inti Sperma dengan Inti
Lembaga Sekunder : Pertemuan inti sperma dengan inti lembaga sekunder disebut
sebagai diploid (2n). Hasil dari pertemuan keduanya akan menghasilkan endosperma
yang triploid (3n). Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan. Inti sperma bisa
terbentuk karena dihasilkan oleh serbuk sari sebagai alat kelamin jantan. Pada betina alat
kelamin terdiri dari beberapa inti yaitu inti sel polar (inti lembaga sekunder), inti sel telur
dan inti sel sinergid.
B. Perkembangan secara vegetatif
Apabila bunga pada tumbuhan angiospermae sulit berbunga, maka akan dilakukan
kegiatan perkembangbiakan secara vegetatif. Manfaat dari perkembangbiakan secara
vegetatif pada tumbuhan angiospermae membantu tumbuhan angiospermae agar tetap
bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Cara perkembangbiakan tumbuhan secara
vegetatif dilakukan dengan tidak terjadi peleburan antara inti sperma dengan ovum.
Beberapa cara perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan angiospermae bisa dilakukan
menggunakan cara menggunakan batang, akar, rhizoma, akar rimpang dan lainnya.
Kelangsungan hidup tumbuhan angiospermae selain dari kemampuannya sendiri perlunya
beberapa bantuan dari makhluk hidup lain seperti hewan dan manusia. Dengan terjaganya
kelangsungan hidup tumbuhan angiospermae maka proses siklus hidup tumbuhan
angiospermae yang dijelaskan dosen biologi selanjutnya bisa terjadi. Sekian Penjelasan
dari dosen biologi. Belajar biologi jadi asyik dan menyenangkan bersama dosen biologi.
Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya.

2 Perkembangan Hidup Tumbuhan Gymnospermae


Siklus hidup tumbuhan gymnospermae memiliki generasi sporofit dominan,
sebuah siklus dari sejenis tanaman atau tumbuhan vascular yang menghasilkan biji di
dalan runjung atau cone. Pada jenis tumbuhan ini memiliki dua runjung, yaitu runjung
betina dan runjung jantan. Contohnya saja pada tumbuhan pinus dan cemara yang
termasuk jenis konifer. Antara gametophyte maupun sporofit generasi baru berikutnya
dapat berkembang pada tanaman induk sporofit. Runjung terbentuk pada tanaman
sporofit dewasa. Kemudian pada runjung jantan, spora ini berkembang lebih lanjut
menjadi gametofit jantan dan setiap gametofit jantan terdiri hanya dari beberapa sel
tertutup pada setiap butir serbuk sari. Selain itu, pada runjung betina, spora berkembang
menjadi gametofit betina dan dapat menghasilkan telur dalam sebuah bakal biji.
Selanjutnya, pada siklus hidup tumbuhan gymnospermae ini terjadi penyerbukan yang
terjadi pada saat serbuk sari di transfer dari rujung jantan ke rujung betina. Zigot diploid
kemudian dapat dihasilkan jika sperma berjalan dari serbuk sari ke arah telur sehingga
pembuahan terjadi. Zigot diploid itu kemudian berkembang menjadi embrio yang ada di
dalam biji dan membentuk bermula di ovula di dalam rujung jantan. Selanjutnya, jika
benih ini berkecambah, maka bisa terjadi tumbuhnya tanaman menjadi sporofit dewasa
yang akan mengulangi siklus dan selanjutnya terus berputar dan berulang.
Berikut adalah urutan dan langkah pemmbuahan yang terjadi pada siklus hidup
tumbuhan gymnospermae. Pertama, pembuahan tunggal di mulai dengan peristiwa
menempelnya serbuk sari pada kepala putik. Lalu serbuk sari ini selanjutnya akan
membentuk buluh serbuk sari yang berkembang dari sel vegetative pada serbuk sari.
Selanjutnya, buluh serbuk sari tumbuh dan berkembang mengarah ke arkegonium melalui
mikrofil. Sel generative ini selanjutnya akan membelah menjadi dua, yaitu sel dislokator
atau tangkai sel dan spermatogen atau sel tubuh. Selanjutnya, sel spermatogen atau sel
tubuh akan kembali membelah diri menjadi dua dengan ukuran yang berbeda, satu
berukuran besar dan satu berukuran lebih kecil. Lalu saat mencapai sel telur, sel
dislokator dan sel sperma kecil ini melebur atau melakukan proses degenerasi. Sel
sperma besar bersatu dengan sel telur menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi
embrio.
Pada tumbuhan atau tanaman gymnospermae, generasi gametofit ini terjadi dalam bentuk
kerucut yang terbentuk pada tumbuhan sporofit yang sudah dewasa. Setiap gametofit jantan
hanya memiliki beberapa sel saja yang berada dalam sebuah butir serbuk sari, dan setiap
gametofit betina hanya akan menghasilkan telur dalam sebuah bakal biji. Penyerbukan yang
terjadi antara gametofit betina dan jantan harus berlangsung agar pembuahan dapat terjadi
dan berlangsung. Zigot ini kemudian berkembang menjadi embrio di dalam biji. Maka siklus
hidup tumbuhan gymnospermae ini akan terus berulang dan berputar.
Pergiliran Keturunan pada Tumbuhan Paku dan Lumut

Metagenesis adalah pergiliran/daur hidup antara generasi yang berkembang biak secara
seksual dan generasi lain yang berkembang secara aseksual. Pada umumnya kedua generasi
tersebut berbeda morfologinya.
A. Pergiliran Keturunan pada Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Seperti pada tumbuhan lumut, daur
perkembangbiakan tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan menggunakan rizom atau pertunasan
dan secara seksual terjadi secara pergiliran keturunan antara dua generasi.
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku terjadi secara bergantian antara generasi
sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri, yaitu
tumbuhan paku (sporofit) yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku (sporofit) dapat tumbuh
dan bertunas melakukan perkembangbiakan secara aseksual. Spora yang dikeluarkan dari
sporangium dan jatuh di tempat yang sesuai akan berkembang menjadi protalium. Generasi
gametofit adalah Protalium yang akan menghasilkan sel kelamin jantan dan betina. .
Protalium berumur lebih pendek dari pada sporofit. Protalium berbentuk seperti jantung,
berwarna hijau, dan melekat pada subtratnya dengan rizoid.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat bagan dibawah ini.
Protalium akan berkembang menjadi anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan
sperma, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya berlangsung jika ada
air. Peleburan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan
paku yang diploid. Tumbuhan paku dewasa akan menghasilkan spora. Spora akan tumbuh
lagi menjadi protalium dan begitu seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan
B. Pergiliran Keturunan pada Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Pada reproduksi tumbuhan lumut terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara
teratur antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit
menghasilkan spora, sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Gametofit merupakan generasi yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut.
Metagenesis pada tumbuhan lumut digambarkan pada skema. Reproduksi generatif dilakukan
melalui perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi vegetatif dilakukan
dengan dua cara berikut.
a. Membentuk spora haploid (n) yang bersifat homospora.
b. Membentuk pundi kuncup (gemma cup).
Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan

Hasil dari pengembangan teknologi pada tumbuhan memunculkan berbagai inovasi


sistem perkembangbiakan secara ilmiah dan modern. Beberapa inovasi perkembangbiakan
tersebut diantaranya ialah :
A. Hidroponik
Hidroponik merupakan suatu sistem penanaman pada tumbuhan tanpa
menggunakan unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Dengan demikian, penanaman
tumbuhan dengan sistem ini tidak menggunakan media tanah sama sekali. Media tanah
yang secara umum digunakan untuk bercocok tanam, disubtitusikan dengan air. Tentu
saja air yang digunakan sebagai media tanam tersebut diberikan campuran larutan nutrisi
serta mineral sebagai asupan tambahan bagi tumbuhan. Dengan adanya tambahan nutrisi
khusus di dalam larutan air, maka tumbuhan tidak lagi memerlukan tanah yang
mengandung unsur hara sebagai media tanamnya. Sebagai pengganti media tanah, dalam
penerapan sistem hidroponik juga dapat ditunjang dengan beberapa material yang bersifat
tidak memiliki daya serap terhadap air, seperti misalnya spons, sekam padi, kerikil,
serbuk kayu, pasir malang, dan lain sebagainya. Penanaman tumbuhan dengan sistem ini
telah banyak digunakan oleh sebagian petani diseluruh dunia. Umumnya jenis tanaman
yang menggunakan sistem hidroponik adalah tumbuhan dari jenis sayur-sayuran dan
buah-buahan semisal sawi, tomat, kangkung, timun, melon, selada, dan lain sebagainya.
Komponen Hidroponik
Sistem hidroponik terdiri atas beberapa komponen penting diantaranya yakni air, cahaya,
oksigen, dan nutrisi. Komponen penting bagi tanaman hidroponik diantaranya adalah :
a. Air
Air merupakan aspek terpenting dalam sistem penanaman hidroponik yakni
sebagai media tanam penyedia nutrisi bagi tumbuhan.
b. Cahaya
Intensitas asupan cahaya yang cukup juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan
tak terkecuali pada tumbuhan yang hidup dengan menggunakan sistem ini.
d. Oksigen
Selanjutnya komponen yang tak kalah pentingnya lagi adalah oksigen. Kadar
oksigen bagi tumbuhan hidroponik sangatlah penting dalam permeabilitas membrane
sel pada tumbuhan hidroponik.
e. Nutrisi
Nutrisi bagi tumbuhan yang ditanam dengan sistem hidroponik adalah hal penting
yang harus ada. Mengingat media tanam yang digunakan adalah air yang mesti diberi
asupan nutrisi khusus sebagai suplemen bagi tumbuhan. Berbeda halnya dengan
media tanah yang di dalamnya terdapat unsur hara / makanan bagi tumbuhan.
B. Vetrikultur
Vertikultur adalah suatu teknik dalam perkembangbiakan tumbuhan dengan cara
membuat instalasi khusus secara bertingkat untuk menanam. Penerapan sistem ini dapat
dilakukan dengan cara menggantung tanaman ataupun meletakkannya secara bersusun.
Sama halnya dengan hidroponik, sistem ini memungkinkan untuk menghasilkan tanaman
dengan jumlah yang besar namun tetap dapat mendayagunakan lahan terbatas dengan
sangat efisien. Karenanya, sistem ini sangatlah cocok jika diterapkan di wilayah
perkotaan yang umumnya hanya terdapat lahan yang minim dan amat terbatas.
Disamping dibudidayakan dengan menggunakan media tanam pada umumnya, tekni
bertikultur juga sejauh ini berkembang dengan cara pemberian unsur hara bersama
dengan air siraman melalui drip irrigation / irigasi tetes (pengaliran air secara
berkesinambungan). Selain itu dapat pula dengan menggunakan beberapa teknik
penanaman terbaru seperti misalnya dengan menggunakan sistem vertigo dan air oponik.
C. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan sebuah metode pengembangbiakan tumbuhan dengan
cara mengambil sel ataupun jaringan sel pada suatu tumbuhan yang selanjutnya akan
diletakkan di tempat yang terdapat nutrisi serta zat pengatur hormon. Sel atau jaringan sel
tumbuhan tersebut nantinya akan berkembang menjadi tumbuhan baru yang utuh dengan
kelengkapan akar, batang, dan daun. Kultur jaringan dapat dibagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan jaringannya, diantaranya ialah :
a. Kultur Embrio
Kultur embrio ialah jenis kultur yang menggunakan sebagian dari tanaman yakni
yang berupa embrio tanaman. contohnya ialah pada embrio kelapa kopyor.
b. Kultur Polen
Kultur polen adalah jenis kultur jaringan yang memanfaatkan serbuk sari sebagai
jaringan yang dipilih lagi untuk melakukan kultur (eksplan).
c. Kelapa Protoplas
Kelapa protoplas adalah jenis kultur yang memanfaatkan sel jaringan hidup tanpa
adanya dinding sebagai eksplannya.
d. Kultur Enter
Kultur enter adalah kultur yang memanfaatkan sebagian tanaman yang berupa
kepala sari sebagai eksplan.
e. Kultrur Kloroplas
Kultur kloroplas adalah jenis kultur yang memanfaatkan sel hijau / kloroplas dari
suatu tanaman untuk membuat tanaman lain yang lengkap.
f. Kultur Meristem
Kultur meristem adalah kultur yang memanfaatkan bagian tanaman yang berupa
jaringan muda yang masih aktif membelah meristem sebagai eksplan kultur.
Lampiran 2 : LDS

TAHAP-TAHAP PERGILIRAN KETURUNAN PADA TUMBUHAN PAKU DAN


LUMUT

Kelompok :
Nama Anggota :
1
2
Untuk SMP/MTs Kelas
3
4
5
6
IX
1 Tujuan :
a. Mengetahui tahapan-tahapan proses pergiliran keturunan pada tumbuhan
paku
b. Mengetahui tahapan-tahapan proses pergiliran keturunan pada tumbuhan
lumut
2 Alat dan Bahan :
a. Alat Tulis
b. Buku Siswa
3 Petunjuk Pengisian :
a. Duduklah secara berkelompok
b. Tulislah nama kelompok dan anggota kelompok anda
c. Bacalah dengan cermat petunjuk dalam LDS tahapan-tahapan pergiliran
keturunan pada tumbuhan paku dan lumut.
d. Diskusikan LDS tahapan-tahapan pergiliran keturunan pada tumbuhan paku
dan lumut dengan kelompok anda.
e. Isilah bagian-bagian yang kosong dalam LDS tahapan-tahapan pergiliran
keturunan pada tumbuhan paku dan lumut sesuai dengan eksplorasi anda
f. Komunikasikan/presentasikan hasil diskusi di depan kelas
 Perhatikan bagan di bawah ini!
- Isilah bagian-bagian bagan yang rumpang setelah mengamati kegiatan role
playing yang dilakukan oleh temanmu!
DAUR HIDUP TUMBUHAN PAKU
DAUR HIDUP TUMBUHAN LUMUT
Lampiran 3 : Bentuk Instrumen
1. Sikap Spiritual dan Sosial

JURNAL SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL OLEH PENDIDIK


Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :

No Waktu Nama Catatan Butir Positif Keterangan Tanda Tindak


Peserta Perilaku Sikap /Negatif Tanga Lanjut
Didik n

2. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)


1 Apakah yang dimaksud dengan metagenesis?
2 Apakah yang menjadi dasar pengelompokan tumbuhan menjadi kelompok talophyta dan
kormophyta?
3 Sebutkan masing-masing 3 macam tumbuhan lumut!
4 Sebutkan 3 ciri-ciri tumbuhan paku!
5 Sebutkan 3 ciri-ciri tumbuhan lumut!
Kunci Jawaban :
Uraian
No. Jawaban Skor Keterangan
Soal
1. Merupakan pergiliran/daur hidup antara generasi yang 3 Jawaban sesuai dengan
berkembang biak secara seksual dan generasi lain yang kunci jawaban
berkembang secara aseksual 2 Jawaban kurang sesuai
dengan kunci jawaban
Jawaban salah
1
2. Dasar pengelompokan talophyta dan kormophyta adalah 3 Jawaban sesuai dengan
ada atau jelas tidaknya akar, batang dan daun sejati kunci jawaban

2 Jawaban kurang sesuai


dengan kunci jawaban
1 Jawaban salah

3. Lumut hati, lumut daun dan lumut kerak 3 Menyebutkan 3 jawaban


benar
2 Menyebutkan 2 jawaban
benar
1 Menyebutkan 1 jawaban
benar

4. Memiliki akar, batang dan daun sejati, ada pembuluh 3 Menyebutkan 3 jawaban
angkut, fase dominan adalah fase sporofit benar
2 Menyebutkan 2 jawaban
benar
1 Menyebutkan 1 jawaban
benar
5. Sangat kecil dan biasanya tidak lebih dari 15 cm, 3 Menyebutkan 3 jawaban
memiliki rhizoid, berdaun sisik serta tidak ada batang, benar
fase dominan adalah fase gametofit. 2 Menyebutkan 2 jawaban
benar
1 Menyebutkan 1 jawaban
benar
Skor Maksimal 15

3. Penilaian Keterampilan

No Aspek Yang dinilai 5 4 3 2 1 Keterangan


1 Kemampuan bekerjasama dengan kelompok
2 Kemampuan berkomunikasi secara lisan
(menyampaikan ide/gagasan/komentar)
3 Kemampuan mengajukan pertanyaan
4 Kemampuan menjawab pertanyaan (memberikan
penjelasan)
5 Kemampuan menghargai ide, saran dan pendapat
teman.
 Rubrik Penilaian Keterampilan

No Aspek yang dinilai Rubrik


5: Mampu bekerjasama dengan semua anggota
kelompok
4: Mampu bekerja sama dengan beberapa anggota
kelompok
Kemampuan bekerjasama
1 3: Hanya mampu bekerjasama dengan salah satu
dengan kelompok
anggota kelompok
4: Hanya mampu bekerja secara individu
5: Bekerja secara individu dan mengganggu
anggota kelompok lain
5: Mampu berkomunikasi dengan benar dan jelas
4: Mampu berkomunikasi dengan benar namun
kurang jelas
3: Mampu berkomunikasi dengan jelas namun
Kemampuan berkomunikasi
kurang benar
2 secara lisan (menyampaikan
4: Kurang mampu berkomunikasi dengan benar
ide/gagasan/komentar)
dan jelas
5: Tidak mampu berkomunikasi dengan benar dan
jelas

5: Mampu menyampaikan pertanyaan dengan


benar dan jelas
4: Mampu menyampaikan pertanyaan dengan
benar namun kurang jelas
Kemampuan mengajukan 3: Mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas
3
pertanyaan tetapi kurang benar
4: Kurang mampu menyampaikan pertanyaan
dengan benar dan jelas
5: Tidak mampu menyampaikan pertanyaan
dengan benar dan jelas
5: Mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan
jelas
4: Mampu menjawab pertanyaan dengan benar
namun kurang jelas
Kemampuan menjawab 3: Mampu menjawab pertanyaan dengan jelas
4
pertanyaan tetapi kurang benar
4: Kurang mampu menjawab pertanyaan dengan
benar dan jelas
5: Tidak mampu menjawab pertanyaan dengan
benar dan jelas
5 Kemampuan menghargai 5: Mampu menghargai dan mendengarkan
pendapat teman pendapat orang lain
4: Mampu menerima masukan orang lain tetapi
kurang mampu menunjukkan sikap menghargai
saat siswa lain menyampaikan pendapat
3: Mampu mendengarkan pendapat orang lain,
tetapi agak sulit menerima masukan orang lain.
4: Kurang mampu menghargai dan mendengarkan
pendapat orang lain
5: Tidak mampu menghargai dan mendengarkan
pendapat orang lain.
Skor Maksimal 25

Anda mungkin juga menyukai