Dosen Pembimbing:
Disusun oleh :
HARDIANTI (1854041021)
KELAS B
Email: hhardianti5@gmail.com
Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas yang meliputi materialism
di satu sisi dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme objektif di pihak lain.
Realisme adalah pandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berdiri
sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal.
Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak akan mempengaruhi watak
sesuatu benda atau mengubahnya. Benda-benda ada dan kita mungkin sadar dan
kemudian benda-benda tersebut tidak ada, tetapi hal itu tidak mengubah watak
benda-benda tersebut. Benda-benda atau objek memang mungkin memiliki
hubungan dengan kesadaran, namun benda-benda atau objek tersebut tidak
diciptakan atau diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui oleh subjek
(Titus,1984:335-336).
Realisme dalam filsafat terdiri dari beberapa jenis, mulai dari personal
realisme, realisme Platonik atau konseptual atau klasik. Asumsi yangdipakai
adalah bahwa yang riil itu bersifat permanen dan tidak berubah sehingga ide
atau universal adalah lebih riil dari pada yang individual. Selain itu muncul pula
jenis realisme yang lebih menarik yang diwakili oleh Aristoteles. Menurutnya
dunia yang riil adalah dunia yang dirasakan sekarang, dan bentuk serta materi
tak dapat dipisahkan. Realitas justru terdapat dalam benda-benda kongkrit atau
dalam perkembangan benda-benda itu ( Titus, 1984:331).
PEMBAHASAN
Para penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat pada
benda-benda atau dia melihat terpengaruh oleh keadaan sekelilingnya. Namun,
mereka paham ada benda yang dianggap mempunyai wujud tersendiri, ada
benda yang tetap kendati diamati. Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian
bahwa ada yang ditangkap panca indra dan yang konsepnya ada dalam budi itu
memang nyata ada. Contohnya, kaki yang tersandung batu yang ada di jalan
yang baru dialami memang ada. Dan bunga mawar yang bau harumnya
merangsang hidung sungguh-sungguh nyata ada yang bertengger pada ranting
pohonnya di taman bunga.
Thomas Aquinas lahir dekat Napoli, Italia pada tahun 1225. pendidikan
formalnya dimulai pada saat berumur lima tahun ketika dia dikirim ke kerajaan
Benedictin di Monte Casino. Lalu, dia belajar di Universitas Napoli dan pada
tahun 1244 dia menjadi seorang biarawan Dominican, mengabdikan kehidupannya
untuk beribadah. Hidup dalam kemiskinan dan pekerja keras intelektual. Pada
tahun 1245 dia dikirim ke Universitas di Paris, disana dia belajar dibawah
bimbingan Albertus Magnus, seorang cendikiawan pengikut folosofi Aristoteles
yang terkenal. Dia belajar dan mengajar pada Universitas di Paris hingga tahun
1259, ketika orang-orang Dominic mengirimnya kembali ke Italia untuk
membantu mengatur kurikulum bagi sekolah-sekolah Dominic. Dia kembali lagi
ke Paris pada tahun 1268 dan dia dikenal dan diingat dalam kehidupanya sebagai
seorang Profesor teologi dan sebagai seorang pemimpin eduakatif bagi orang-
orang Dominic. Dia meninggal pada tanggal 7 maret tahun 1274.
Aquinas meyakini Tuhan menciptakan materi bukan dari satu apapun dan
Tuhan, sebagai mana yang telah Aristoteles tetapkan, adalah Penggerak Yang
Tak-Bergerak yang memberikan arti dan tujuan kepada alam semesta. Dalam
karya monumentlnya, Summa Theologica, dia mengumpulkan pendapat-pendapat
yang setuju dengan agama Kristen. Dia menggunakan pendekatan rasional yang
diusulkan/ditegaskan oleh Aristoteles dalam menganalisa dan mencocokan dengan
pertanyaan-pertanyaan keagamaan yang variatif. Sebagai buktinya, banyak
pendapat-pendapat yang mendukung dalam agama Kristen adalah henar-benar
berasal darinya, tanpa memperhatikan pada cabang apa dalam agama Kristen
didasarkan. Katolik Roma menganggap pemikiran Thomas sebagai filosofi utama.
Thomas Aquinas adalah orang paling utama dari orang-orang gereja.
Menurutnya semua kebenaran abadi pada Tuhan. Kebenaran telah diberikan oleh
Tuhan kepada manusia dengan wahyu keTuhanan, tapi tuhan juga telah
memberkati manuisa dengea kemampuan akal untuk mencari kebenaran. Sebagai
mana ia menjadi orang gereja, Aquinas tidak menjadikan alasan subordianat
kewahyuan, tapi dia benar-benar ingin memberikan alasan pada sebuah tempat
yang utama. Pada kepentingannya, dia mewacanakan teologi sebagai perhatian
utama dan filosofi sebagai “teologi handmaiden”. Dengan demikian, dengan
pengenalan supremasi teologi, dia mampu menjelajahi perkembangan filosofis
pada pemikiran keagamaan secara lebih penuh.
Lebih jauh dijelaskan bahwa realisme dalam alam bersifat nyata dan dapat
dijelaskan lewat keberadaannya berupa substansi dan materi yang ada.Dalam
alam tersebut terdapat hukum-hukum (hukum-hukum alam) yang menentukan
keteraturan dan keberadaan setiap yang hadir dengan sendirinya dari alam itu
sendiri.
Lebih jauh dijelaskan bahwa di balik dunia fenomenal ini ada jiwa yang
tidak terbatas, yaitu Tuhan yang menciptakan kosmos. Manusia sebagai makhluk
yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan.Tuhan menguji dan
menyelidiki ide-ide manusia sehingga manusia dapat mencapai kebenaran, yang
sumbernya adalah Tuhan sendiri.
Lebih jauh dijelaskan bahwa realisme yaitu subjek yang menyadari dan
mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realisme di luar
manusia yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan.
Epistemologis
Aksiologi
Aliran realisme muncul dalam khasanah kesusastraan inggris pada periode abad ke 19.
Aliran ini semata-mata didasarkan pada pengamatan berdasarkan apa adanya atau berdasarkan
kenyataan yang ada. Pada kurun waktu 1830 sampai 1880 dapatlah dikatakan sebagai periode
Realisme.
Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas yang meliputi materialism di satu sisi dan
sikap yang lebih dekat kepada idealisme objektif dipihak lain. Realisme adalah pandangan
bahwa objek-objek indera adalah riil dan berdiri sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan
lain atau kesadaran akal. Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak akan
mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda-benda ada dan kita mungkin
sadar dan kemudian benda-benda tersebut tidak ada, tetapi hal itu tidak mengubah watak benda-
benda tersebut. Benda-benda atau objek memang mungkin memiliki hubungan dengan
kesadaran, namun benda-benda atau objek tersebut tidak diciptakan atau diubah oleh kenyataan
bahwa ia diketahui oleh subjek (Titus,1984:335-336).
Secara ontologis dalam pandangan realisme, realitas itu dipahami sebagai sesuatu yang
sifatnya objektif, tersusun atas materi dan bentuk serta berdasarkan hukum alam. Sesuatu
yang objektif adalah sesuatu yang berada diluar kesadaran manusia seperti keberadaan benda-
benda, seperti misalnya meja, kursi, binatang, pintu, pohon, air, matahari dan lain sebagainya.
Benda-benda ini secara objektif juga mengikuti hukum alam, dimana benda-benda tersebut
dapat rusak. Sifat-sifat benda yang secara objektif mengikuti hukum alam ini di dalam
pelajaran-pelajaran sekolah dekat kepada pembelajaran soal-soal sains. Dalam perspektif
epistemologi maka aliran realisme hendak menyatakan bahwa hubungan antara subjek dan
objek diterangkan sebagai hubungan dimana subjek mendapatkan pengetahuan
tentangobjek murni karenapengaruhobjekitusendiridantidaktergantung olehsisubjek.
Pemahaman subjek dengan demikian ditentukan atau dipengaruhi oleh objek (Joad,
1936:366 ). Aspek aksiologis banyak berkaitan dengan bidang nilai. Pertanyaan-pertanyaan
dasarnya adalah apakah nilai itu bersifat absolut ataukah justru bersifat relatif? Masalah nilai
menjadi sangat penting dalam konteks filsafat pendidikan. Dalam pendidikan tidak hanya
berbicara mengenai proses transfer pengetahuan, melainkan juga menyangkut penanaman
nilai. Dalam kaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat
absolut, abadi namun tetap mengikuti hukum alam yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Jurnal Internasional Filsafat Realisme. Jakarta. Wikipedia. Diakses pada 20
November 2018. Di https://scholar.google.com/scholar?
q=jURNAL+INTERNASIONAL+FILSAFAT+REALISME&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1
&oi=scholart&sa=X&ved=0ahUKEwiNzIzYvvLWAhXGKJQKHcwcAskQgQMIJTAA
Anonym. 2015. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan Bandung. Blogspot. Diakses pada 20
November 2018. Di http://khasanahilmubinongko.blogspot.com,
,
Anonym. 2015. Filsafat Realisme. Jakarta. Blogspot. Diakses pada 20 November 2018. Di
http://e-jurnalweb.id/search/jurnal-filsafat- pendidikan-realisme/
Dian Ekawati. 2012. Filsafat Ilmu Aliran Realisme. Yokyakarta. Blogspot. Diakses pada 20
November 2018. Di http://lindamubaraq.blogspot.com.
Neff, FrederickC. 1966. Philosophy and American Education. The Center For Applied Research
in Education, New York.
Ornstein, Allan C, & Levine, Daniel U. 1985. An Introduction to The Foundation of Education.
Houghton Mifflin Company, Boston.
Prof. Dr. H. Jalaluddin, Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed. 2017. Filsafat Pendidikan. Depok,
Rajawali Pers.
Saputra. 2012. Filsafat Pendidikan Realisme . Jakarta. Wordpress. Diakses pada 20 Okotber
2018. Di https://randa26.wordpress.com.
Titus, Nolan, Smith. 1984. Living Issues in Philosophy. Alih bahasa HMR asjidi, Penerbit Buan
Bintang, Jakarta.