BISNIS INTERNASIONAL
Dosen Pengampu : Sienny, SE., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 10
Teddy Rahmaditya
PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review untuk mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Ibu Sienny, SE., M.Pd.
atas bimbingan dan pengarahannya dalam pengerjaan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk pengerjaan tugas yang lebih baik ke depannya.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Review jurnal atau hasil dari penelitian termasuk salah satu bentuk penugasan yang
penting dalam kurikulum KKNI yang berlaku di prodi manajemen FE UNIMED. Tujuan dari
review jurnal atau hasil dari penelitian sendiri adalah untuk mempermudah dalam membahas inti
hasil penelitian ataupun jurnal yang telah ada.
Review jurnal ataupun review hasil penelitian merupakan salah satru strategi untuk bisa
mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Oleh sebab itu, setiap mahasiswa khususnya jurusan manajemen harus memiliki kompetensi
untuk membaca serta menganalisis agar jurnal review ataupun hasil penelitian yang dibahas
dapat dipahami sepenuhnya oleh mahasiswa.
Jurnal 2
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Amerika merupakan salah satu negara yang turut mempengaruhi ekspor kopi Indonesia
karena secara rata-rata ekspor Indonesia ke negara ini memiliki volume dan nilai ekspor terbesar
dibandingkan dengan negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Selama periode 2000-2015 volume
ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tiap tahun rata-rata sebesar 61,1 ribu ton dan nilai
ekspor tiap tahun rata-rata sebesar USD 164,9 juta. Volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat mencapai puncak pada tahun 2006 sebesar 85.5 ribu ton dan nilai ekspor tertinggi terjadi
pada tahun 2012 sebesar USD 330,8 juta. Sementara volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 33,2 ribu ton dan nilai ekspor terendah terjadi
pada tahun 2001 sebesar USD 42.2 juta.
Sebagai negara produsen, ekspor kopi merupakan sasaran utama dalam memasarkan
produk-produk kopi yang dihasilkan Indonesia. Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar
350 ribu ton per tahun meliputi kopi robusta (85%) dan arabika (15%).5 Adapun yang menjadi
negara tujuan utama ekspor biji kopi Indonesia tahun 2014 adalah USA, Jerman, Jepang, Italia.
Sedangkan negara tujuan utama ekspor kopi instan dan kopi sangrai adalah Philipina, Malaysia,
Singapura. Pelabuhan Panjang (Lampung) merupakan pintu gerbang ekspor kopi robusta
Indonesia, pelabuhan Belawan (Sumatera Utara) merupakan pintu gerbang kopi arabika
Sumatera, sedangkan pelabuhan Tanjung Perak (Jawa Timur) merupakan pintu gerbang kopi
arabika dan robusta yang dihasilkan dari Jawa Timur dan wilayah Indonesia bagian timur.
1. Ekspor kopi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah diakui sebagai Eksportir
Terdaftar Kopi (ETK) dan Eksportir Kopi Sementara (EKS) oleh Direktur Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan.
2. Dalam setiap ekspor kopi juga harus dilengkapi dengan Surat Persetujuan Ekspor Kopi
(SPEK), SPEK adalah surat persetujuan pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh negara
tujuan yang dikeluarkan oleh Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan di
Propinsi Kabupaten/Kota, SPEK juga dapat digunakan untuk pengapalan dari pelabuhan
ekspor di seluruh Indonesia.
3. Disamping itu, kopi yang diekspor wajib sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal (certificate of
origin) SKA Form ICO, yaitu surat keterangan yang digunakan sebagai dokumen.
penyerta barang (kopi) yang diekspor dari seluruh Indonesia, yang membuktikan bahwa
barang (kopi) tersebut berasal, dihasilkan dan/atau diolah di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi alamnya, termasuk juga kopi. Tetapi,
Indonesia tidak pandai dalam mengolah hasil alamnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber
daya manusianya. Pemuda-pemuda Indonesia sedikit sekali yang mempunyai etos kerja yang
bagus. Sehingga, banyak hasil-hasil alam Indonesia yang harusnya menjadi aset bangsa
Indonesia lari ke pengusahapengusaha luar negeri. Disini dimaksudkan mereka menanam saham
yang besar pada lahan-lahan kopi tersebut. Selain itu hukum di Indonesia tidak berjalan disiplin.
Banyak pengusaha-pengusaha ilegal yang bebas keluar masuk Indonesia hanya dengan memberi
sejumlah uang pada pihak yang berkaitan. Hal ini sangat merugikan Indonesia. Karena uang
tersebut berada di tangan orang yang tidak bertanggungjawab dan mementingkan dirinya sendiri.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan ekpor kopi Indonesia yang datang dari dalam dan
luar negeri, termasuk hambatan ekspor dari Amerika Serikat yaitu berupa kebijakan regulasi
impor dan standarisasi mutu terhadap produk impor kopinya, pemerintah menerapkan kebijakan
ekspor berupa ISCOffee dan kebijakan mengenai teknologi pasca panen yang tertulis dalam
Peraturan Menteri Pertanian RI nomor 52/Permentan/OT.140/9/2012 mengenai teknologi pasca
panen, berikut kebijakan dan strategi ekspor kopi yang diterapkan pemerintah Indonesia:
1. Pemerintah menerapkan Kebijakan teknologi pasca panen yang berbasis pada teknologi
padat karya untuk menyerap sumber daya manusia (SDM) yang lebih besar dalam
industri pengolahan kopi. Dalam menjalankan kebijakan ini pemerintah berusaha untuk
memberikan penyuluhan kepada petani kopi lokal mengenai industri pengolahan kopi.
Dengan memberikan pengetahuan mengenai industri pengolahan kopi secara otomatis
akan meningkatkan kemampuan petani kopi dalam hal pengolahan kopi sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas baik.
2. Dengan penggunaan teknologi padat karya, pengembangan industrialisasi kopi di
Indonesia diharapkan dapat membuka kerja sama antara petani kecil dan industri kopi
besar sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang berasal dari para petani kopi kecil.
Untuk mendukung kebijakan ekspor ini telah dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi
petani agar petani dapat memanfaatkan peluang bisnis dan mengembangkan kemitraan
usaha. Pemerintah juga telah mendirikan beberapa lembaga atau organisasi khusus yang
menangani jalannya ekspor kopi di Indonesia yang menjadi tempat berkumpulnya para
eksportir kopi dalam negeri.
3. loE (Internet of Everything) berorientasi pada perdagangan bebas, sehingga selalu
mengikuti standar dan peraturan yang berlaku di pasar dunia. Adanya kebijakan
mengenai regulasi impor yang diterapkan oleh AS bagi ekspor kopi yang masuk ke
negaranya berusaha diatasi pemerintah Indonesia dengan menerapkan ISCOfjee
(Indonesian Sustainable Coffee). ISCOffee adalah tindakan untuk melakukan sertifikasi
terhadap produk-produk ekspor kopi Indonesia agar mampu memenuhi standar yang
diterapkan dalam aturan perdagangan Internasional, sehingga mampu menangani masalah
kebijakan. regulasi standar ekspor kopi yang diterapkan Amerika Serikat.
Dengan adanya syarat atau ketentuan ekspor kopi di Indonesia melalui berbagai peraturan
yang diatur oleh pemerintah Indonesia dalam ekspor kopi. Terjadinya ekspor kopi dari Indonesia
ke Amerika Serikat merupakan sebuah peluang untuk meningkatkan devisa dan pendapatan
negara melalui ekspor.
Pada acara kopi tahunan di Amerika Serikat atau lebih dikenal dengan The Specialty
Coffee Association of America (SCAA) yang pada tahun 2016 lalu diselenggarakan di Atlanta,
Georgia, Amerika serikat. Acara The Speciality Coffe Association Of America (SCAA) tersebut
berlangsung selama 4 hari dari tanggal 14 hungga 17 April 2016 dan pada hari kedua acara
tersebut Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani Notal Kesepahaman atau Memorandum
of Understanding (MoU). Nota Kesepahaman (MoU) pembelian kopi senilai USD 18 juta
dengan jumlah 200 kontainer antara anggota Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI) dengan
Royal Coffee Inc. California dan New York. Penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus
Nuzulia Ishak. Dalam ajang tersebut, Paviliun Indonesia mengusung tema "Remarkable
Indonesian Coffee. Home of the Worlds Finest Coffee". Di sana, kurang lebih sebanyak 17 jenis
specialty coffee Indonesia dipamerkan. Pada 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tercatat
US$ 1,19 miliar atau meningkat 15,21% jika dibanding periode yang sama pada 2014. Dari nilai
tersebut, Amerika masih tetap menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor kopi Indonesia
dengan nilai USS 281,15 juta dengan pangsa pasar mencapai 23,47%.
Metodologi Penelitian