Disusun Oleh :
Nama : Wahyu Simanungkalit
Nim : 7223550005
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, penulisan Critical Jurnal Review ini dapat terselesaikan dengan baik.
Critical Journal Review ini saya susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro dan dapat dijadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah
penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin memahami
tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar.
Critical Journal Review ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan CJR ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dan membantu saya dalam pembuatan CJR
ini, dan kami juga berterimakasih kepada Bapak Munzir Phona.S.Pd,M.Si selaku
dosen yang memberikan tugas, petunjuk, kepada saya sehingga saya termotivasi
dan menyelesaikan Jurnal Review ini.
Akhir kata saya berharap Critical Journal Review ini dapat bermanfaat dan
dapat di ambil sebagai pelajaran dan pemahaman bagi segenap pihak yang
membacanya.
Wahyu Simanungkalit
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Tujuan Critical Jurnal Review ...................................................................... 5
1.3 Manfaat Critical Jurnal Review .................................................................... 5
1.4 Identitas Jurnal .............................................................................................. 5
BAB II..................................................................................................................... 6
Metode Penelitian ................................................................................................... 6
2.1 Metode Penelitian Jurnal Pertama ................................................................ 6
2.2 Metode Penelitian Jurnal Kedua ................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................... 7
Ringkasan Jurnal ..................................................................................................... 7
3.1 Ringkasan Jurnal Pertama ............................................................................. 7
3.2 Ringkasan Jurnal Kedua ............................................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................. 12
Kelebihan dan Kelemahan Jurnal ......................................................................... 12
4.1 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal Pertama ................................................. 12
4.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal Kedua .................................................... 12
BAB V .................................................................................................................. 13
Kesimpulan ........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14
BAB I
Pendahuluan
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada objek yang diteliti adalah penelitian
kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2012 yang berjumlah 131. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Jumlah
sampel penelitian adalah 52 perusahaan selama periode 2010-2012 atau dengan
kata lain terdapat 156 ringkasan kinerja dan laporan keuangan yang menjadi objek
penelitian ini. Kriteria sampel penelitian ini secara lebih jelas akan dijabarkan
dalam Tabel.
Ringkasan Jurnal
B. Pembahasan
Analisis Data
Berdasarkan tampilan output SPSS di atas, terlihat bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi variabel independen terhadap variabel dependen PER yang
dinyatakan dengan nilai adjusted R 2 diperoleh sebesar 0.062. Hal ini berarti bahwa
hanya 6.2% variasi variabel dependen yaitu PER dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 93.8% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak masuk dalam pengujian regresi.
Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya merupakan ukuran “goodness of fit” yang
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Apabila nilai
F > 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain,
Hayang dalam Ghozali (2006) menyatakan bahwa semua variabel independen
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen diterima.
Uji Statistik
Uji statistik t pada dasarnya merupakan ukuran “goodness of fit” yang
menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas (bebas) secara individual dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Apabila jumlah degree of freedom adalah 20
atau lebih dan derajat Kepercayaan sebesar 5% maka H0 dapat ditolak bila nilai t >
2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, Hayang menyatakan variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen diterima.
A. Pendahuluan
Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi dan investasi mempunyai hubungan timbal balik
yang positif. Hubungan timbal balik tersebut terjadi oleh karena di satu
pihak, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, berarti
semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa ditabung, sehingga
investasi yang tercipta akan semakin besar pula. Dalam kasus ini,
investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak,
semakin besar investasi suatu negara, baik asing maupun dalam negeri
akan semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang bisa
dicapai. Dengan demikian, pertumbuhan merupakan fungsi investasi.
Investasi diyakini sebagai salah satu faktor yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Implikasi kebijakan dari adanya
hubungan timbal balik antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
tersebut adalah pada pembuatan proyeksi kebutuhan investasi tahunan
dan target pertumbuhan ekonomi. Dengan memegang asumsi bahwa
hubungan timbal balik tersebut terjadi, maka dalam membuat proyeksi
investasi harus memperhitungkan variabel pertumbuhan ekonomi; dan
sebaliknya dalam memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi,
variabel investasi harus dijadikan salah satu faktor penentu. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan GDP yang
merupakan proksi dari pendapatan nasional, pertumbuhan investasi di
Indonesia, pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan impor. Rentang
waktu penelitian adalah mulai tahun 1990 sampai 2013. Data diperoleh
dari Badan Kebijakan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia,
International Monetary Fund (IMF), Bank Indonesia dan BPS.
B. Pembahasan
Pengujian akar unit yang dilakukan menggunakan program
Eviews versi 7. Pengujian akar unit(Unit Root Test) menggunakan
Augmented Dickey-Fuller Test dengan tujuan untuk menguji
apakah variabel investasi, ekpsor, impor dan pendapatan nasional
bersifat stationer atau tidak. Hasil uji unit akar untuk variabel
pertumbuhan ekonomi menunjukkan nilai absolut statistik ADF
(5.565164) lebih besar daripada nilai kritis MacKinnon pada level
kepercayaan sebesar 1% (3.679322) sehingga dapat dikatakan
bahwa shock perubahan pendapatan nasional sudah stasioner (lihat
Tabel 1). Pengujian untuk variabel pertumbuhan investasi (INV)
menunjukkan bahwa variabel INV memiliki nilai absolut statistik
ADF (4.560182) lebih besar daripada nilai kritis MacKinnon pada
level kepercayaan sebesar 1% (3.679322) sehingga dapat dikatakan
bahwa data perubahan investasi sudah stasioner pada tingkat level.
Pencapaian positif bahwasanya pertumbuhan ekspor dan
pertumbuhan investasi mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia ini sudah selayaknya untuk diapresiasi.
Kondisi perekonomian global yang belum pulih dan adanya
kemungkinan perluasan intensitas dan skala krisis membuat kita
semua harus tetap waspada dan berhati-hati dalam menyikapi
perkembangan yang ada. Tetap menjaga kestabilan dan kekuatan
fundamental ekonomi melalui peningkatan iklim investasi dengan
pembangunan infrastruktur dan pembenahan jalur birokrasi
investasi, serta peningkatan kualitas belanja pemerintah menjadi
beberapa agenda kebijakan pokok yang harus dijalankan untuk
menjaga dan meningkatkan trend serta kualitas pertumbuhan
ekonomi.
Beberapa kebijakan juga sudah diambil pemerintah dalam
rangka meningkatkan investasi terutama investasi asing langsung di
Indonesia. Pemerintah melalui Badan Koordinasi dan Penanaman
Modal (BKPM) telah melakukan beberapa upaya penyesuaian
kebijakan investasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah telah memperbaharui daftar bidang usaha yang
tertutup bagi penanam modal untuk dapat diberikan keleluasaan
investor dalam memilih usaha (Keppres No 96 Tahun 2000 jo. No
118 Tahun 2000). Dalam keputusan tersebut, bidang usaha yang
tertutup untuk investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA)
maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkurang
dari 16 sektor menjadi 11 sektor. Bidang usaha yang tertutup bagi
kepemilikan saham asing
berkurang dari 9 sektor menjadi 8 sektor.
2. Penyederhanaan proses dari 42 hari menjadi 10 hari. Sebelumnya
persetujuan Penanaman
Modal Asing (PMA) dilakukan oleh Presiden, sedangkan saat ini
cukup dilakukan oleh Pejabat
Eselon I yang berwenang, dalam hal ini Deputi Bidang dan Fasilitas
Penanaman Modal.
3. Sejak tanggal 1 Januari 2001, pemerintah menggantikan insentif
Pembebasan Pajak dengan
Kelonggaran Pajak Investasi sebesar 30% untuk 6 (enam) tahun.
4. Nilai investasi tidak dibatasi, sepenuhnya tergantung studi
kelayakan dari proyek tersebut.
BAB IV
Kesimpulan