Anda di halaman 1dari 46

MATA KULIAH : EKONOMI MONETER II

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

OLEH :

RIZKY FADILLA LUBIS (1929041008)

Dosen Pengampu : Nela Permata Sari Lubis, S.Pd. M.E

Kelas : Reguler 2019

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN

MEDAN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan bagi Allah SWT atas berkat dan karunia NYA, penulisan
makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal Review ini yaitu mengenai “Ekonomi
Moneter”.

Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah Ekonometrika dan menjadikan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini
saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan
benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critical Journal Review ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu
matakuliah ini Ibu Nela Permata Sari Lubis, S.Pd. M.E dan teman sekelas saya mahasiswa/I
kelas Ekonomi Pembangunan Reguler 2019.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga kaya tulis
CJR ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 18 April 2022

Penyusun

Rizky Fadilla Lubis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. 3

I. PENDAHULUAN/PENGANTAR……………………………………….. 4

1.1 Rasionalisasi pentingnya CJR……………………………………… 4

1.2 Tujuan Penulisan CJR……………………………………………… 4

1.3 Manfaat CJR………………………………………………………. 5

1.4 Identitas Jurnal…………………………………………………….. 5

II. RINGKASAN ISI JURNAL……………………………………………… 6

III. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN…………………………………….. 13

3.1 Kelemahan dan kelebihan jurnal………………………………….. 13

3.2 Kemutakhiran jurnal………………………………………………. 15

IV. IMPLIKASI………………………………………………………………. 16

4.1 Teori……………………………………………………………….. 16

4.2 Pembangunan ekonomi di Indonesia……………………………… 16

4.3 Analisis Mahasiswa……………………………………………….. 16

V. KESIMPULAN…………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR)


Critical Journal Review (CJR) sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama
untuk mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkitik suatu jurnal maka
mahasiswa/i ataupun sipengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema yang
sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah
baik untuk digunakan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
jurnal tersebut, setelah dapat mengkritk jurnal maka diharapkan mahasiswa/I dapat
membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik
dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-
langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan Critical Journal review (CJR)
Critical Journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas
matakuliah Ekonometrika jurusan Ekonomi Pembangunan Universtas Tjut Nyak
Dhien Medan untuk membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat
menambah pengetahuan untuk melihat atau menbandingkan dua atau beberapa jurnal
yang baik dan benar. Setelah dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu
jurnal karena sudah dapat membandingkan jurnal yang baik dan mana jurnal yang
masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari
pembuatan suatu jurnal.
1.3 Manfaat Critical Journal Review (CJR)
Manfaat penulisan Critical Journal Review (CJR), yaitu :
1. Dapat membandingkan dua jurnal atau lebih untuk direview
2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal
3. Agar kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar
4. Dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar
5. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal penelitian

4
1.4 Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
 Judul Artikel : Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kinerja Bisnis
Perbankan Syariah
 Nama Jurnal : Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
 Edisi terbit : Tahun 2021
 Nama Penulis :Asmaul Husna, Atika, Syachrul Wahyudi, Andri
Soemitra
 Penerbit : -
 Volume : 21
 Halaman : 215 -225
 ISSN : 1693-7597
 E-SSN :-
2. Jurnal Pembanding
 Judul Artikel : Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap performance
Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di
Indonesia Periode januari 2014-Desember 2019
 Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
 Edisi Terbit : Tahun 2021
 Nama Penulis : Sri Dewi Nur Pasha, Tri Wahyono, Sugiyono
 Penerbit : Jimek
 Volume : 4 Nomor 2
 Halaman : 186-201
 ISSN : 2581-2157
 E-SSN :-

5
BAB II

RINGKASAN ISI

2.1 Jurnal Utama


Dalam menjalankan bisnis perbankan syariah, sebagaimana juga perbankan
konvensional, tidak terlepas dari pihak regulator, dalam hal ini adalah bank sentral
yang berperan sebagai otoritas moneter. Sebagaimana telah dideskripsikan
sebelumnya, hampir semua negara-negara yang mempunyai perbankan syariah
menggunakan atau mengacu kepada sistem kebijakan moneter yang sama dengan
perbankan konvensional. Kebijakan moneter adalah sebuah proses dimana pihak
otoritas dapat mengontrol suplai uang di masyarakat, biasanya dengan
menggunakan tingkat suku bunga untuk menghasilkan pertumbuhan dan
kestabilan ekonomi sebuah negara.
Tema kebijakan moneter dan perbankan syariah merupakan topik yang
menarik bagi banyak peneliti, baik dalam skala lokal Indonesia maupun skala
internasional, baik sebagai dua objekpenelitian yang terpisah maupun sebagai dua
objek yang saling berelasi. Beragamnya penelitian mengenai topik tersebut dapat
dilihat dari banyaknya kumpulan literatur penelitian yang ada di dunia maya, yang
bisa didapatkan melalui pencarian secara manual maupun menggunakan bantuan
aplikasi software. Eksistensi dari variasi topik, variabel yang terlibat, dan output
penelitian yang ada selama ini, menjadi jalan masuk hadirnya paper ini sebagai
sebuah penelitian berbasis kajian literatur guna menginvestigasi polarisasi yang
terjadi pada riset-riset yang telah dilakukan oleh para peneliti baik lokal maupun
internasional terkait relasi antara kebijakan moneter dengan performansi
perbankan syariah.
Fungsi Intermediasi dan Profit Bisnis dari Perbankan Syariah
Perbankan Syariah dan perbankan konvensional memiliki tujuan yang sama
karena memiliki kesamaan dalam fungsinya sebagai perantara antara dua pihak
yang saling membutuhkan layanan. Yang pertama adalah pihak yang
membutuhkan dana (deficit unit), sedangkan yang kedua adalah pihak yang
kelebihan dana (surplus unit). Bank menerima dana dari masyarakat umum dalam
bentuk saving dan mendistribusikannya ke dalam perekonomian riil sebagai
pembiayaan (financing). Tabungan, giro, deposito dengan wadiah, dan akad
mudharabah adalah semua pilihan untuk mengumpulkan atau menyimpan uang

6
perbankan syariah. Produk keuangan perbankan syariah dapat mencakup berbagai
prinsip dan akad, seperti prinsip keuntunganSelain menjalankan fungsi sebagai
lembaga intermediasi, perbankan syariah juga menjalankan peran sebagai entitas
bisnis yang mencari keuntungan. Keuntungan yang didapatkan tersebut bisa
digunakan kembali oleh perbankan syariah untuk pengembangan bisnis dan
lainnya. Jadi kemaslahatan yang terjadi merupakan kemaslahatan bersama, yaitu
perbankan syariah dan juga masyarakat luas atau umat. Secara mendasar
keuntungan pada perbankan merupakan rentang antara total income dan total
biaya dalam periode tertentu.
Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, sumber utama
keuntungan perbankan syariah berasal dari pembiayaan yang disalurkan panjang
antara pembiyaan perbankan syariah denganKebijakan Moneter adalah instrumen
bank sentral yang sengaja dimaksudkan untuk mengubah variabel keuangan
seperti suku bunga dan tingkat uang beredar. Perekonomian sangat dipengaruhi
oleh kebijakan moneter. Sama halnya dengan ilmu ekonomi Islam yang dipelajari,
namun ada perbedaan alatnya, yaitu larangan bunga. Bank syariah menggunakan
prinsip syariah untuk menciptakan instrumen moneter. Dalam ekonomi Islam,
tidak seperti instrumen moneter tradisional, bank sentral tidak dapat menetapkan
kebijakan tingkat diskonto.
Dalam ekonomi Islam, bank sentral membutuhkan alat bebas bunga untuk
mengontrol kebijakan moneter. Bank masih dapat mengatur jumlah uang beredar
dalam perekonomian meskipun sistem bunga dihapuskan.Pada kebijakan moneter,
sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara kestabilan nilai uang baik terhadap
faktor internal maupun eksternal yang dapat mewujudkan kestabilan ekonomi
suatu Negara. Sistem ekonomi moneter Islam merupakan sub sistem dari sistem
ekonomi Islam yang tujuannya untuk mewujudkan keadilan dan kemaslahatan.
Maqashid Syariah menegakkan keadilan (Iqamah al „Adl), yaitu mewujudkan
keadilan dalam semua bidang kehidupan manusia dan menghasilkan kemaslahatan
(Jalb al Maslahah), yaitu menghasilkan kemaslahatan umum bukan kemaslahatan
yang khusus untuk pihak tertentu. Dari sisi klasifikasi hasil temuan penelitian
sebagaimana telah dipaparkan pada sub topik sebelumnya, dapat kita ketahui
bersama bahwa para peneliti terbagi menjadi dua kubu atau poros. Sebagian
peneliti dalam penelitian mereka menemukan bahwa kebijakan moneter
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah,
7
sementara sebagaian peneliti lainnya menemukan bahwa kebijakan moneter tidak
berpengaruh atau berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja perbankan
syariah. perbedaan dalam hasil temuan penelitian seperti itu merupakan hal yang
wajar mengingat bahwa dalam teori ekonomi moneter, mekanisme kebijakan
moneter sering disebut sebagai “black box” atau kotak hitam yang penuh dengan
misteri, penuh dengan kompleksitas. (Sri Herianingrum, 2016) mengatakan bahwa
perbedaan hasil temuan penelitian bisa terjadi karena faktor-faktor sebagai
berikut:
pertama, perilaku dan perubahan perilaku dari bank sentral, pelaku
perbankan, dan pelaku kegiatan ekonomi lainnya dalam melakukan kegiatan
ekonomi. Kedua, adanya time lag sejak diberlakukannya tindakan atau action dari
bank sentral sampai waktu tercapainya sasaran. Ketiga, terjadinya perubahan
jalur-jalur transmisi kebijakan moneter itu sendiri, yang disesuaikan dengan
perkembangan ekonomi dan keuangan di masing-masing nergara. Dalam kaitan
dengan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan hasil temuan penelitian di
atas, penulis menambahkan bahwa secara teknis metodologi penelitian bisa
menjadi faktor penyebab lainnya.
Perbedaan dalam range waktu dari data sampel yang diambil bisa
menghasilkan sesuatu output yang berbeda. Selain itu perlu juga dilihat bahwa
dalam dalam artikelartikel jurnal yang diteliti, terdapat perbedaan juga dalam hal
pemilihan varibel independen (instrumen kebijakan moneter) maupun variabel
dependen (kinerja perbankan syariah) oleh para peneliti. Variabel independen
yang digunakan oleh para peneliti tersebut bervariasi diantara FASBIS, SBI,
SBIS, interest rate/BI7DRR, suku bunga pembiayaan, dan suku bunga
deposit,sementara itu variabel dependen yang digunakan sebagai indikator kinerja
perbankan syariah sebagiannya adalah pembiayaan syariah (akad murabahah,
mudharabah, maupun musyarakah), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan ROA). Dalam
hal ini perilaku internal operational dari masing-masing entitas bisnis perbankan
syariah bisa mempengaruhi respon terhadap tindakan moneter yang diambi oleh
bank sentral.Sebagian penelitian menunjukkan hasil bahwa kebijakan moneter
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan syariah. Temuan ini
memberikan implikasi bahwa selama periode pengetatan moneter, perbankan
secara signifikan melakukan penuruan jumlah pembiayaan mereka, demikian juga
berlaku sebaliknya.
8
Hasil temuan dimana kebijakan moneter berpengaruh secara positif terhadap
kinerja perbankan syariah mengimplikasikan bahwa perbankan syariah
mempunyai jalan keluar lain saat terjadi kondisi pengetatan moneter, sehingga
kenaikan suku bunga acuan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pembiayaan
perbankan syariah. peran psikologis masyarakat atau nasabah perbankan syariah
juga berpengaruh di sini. Keterikatan batin antara nasabah dan pihak perbankan
membuat mereka (nasabah) tidak mempermasalahkan atau mentoleransi adanya
“sedikit” kenaikan angsuran pembiayaan.Terdapat beberapa pembahasan oleh
para peneliti mengenai kemiripan pembiayaan perbankan syariah dengan
pinjaman pada bank konvensional (very debt like in nature).
Respon perbankan konvensional terhadap perubahan suku bunga acuan sama
dengan reaksi yang diberikan oleh perbankan syariah. Data yang ada di lapangan
menunjukkan bahwa jumlah proporsi pembiayaan yang berbasis kepada mark up
principle atau penambahan margin seperti murabahah dan ijarah jauh lebih besar
dibandingkan dengan pembiayaan berbasis prinsip profit loss sharing (PLS)
seperti mudharabah dan musyarakah. Namun demikian perilaku perbankan
syariah tersebut merupakan hal yang masuk di akal (rasional), yang merupakan
respon terhadap asymmetric information di lingkungan mereka beroperasi
(Zulkhibri, 2018).Hal lain yang juga menjadi perhatian bersama adalah terkait
masih kurangnya instrumen moneter berbasis syariah bisa memenuhi kebutuhan
likuiditas perbankan syariah. (Basu et al., 2015)
dari organisasi International Monetary Fund (IMF) telah mengkonfirmasi
kondisi tersebut dalam kajian mereka terhadap negara-negara di kawasan Teluk,
anggota dari GCC (Gulf Cooperation Council). Di setiap negara berbeda kondisi
tergantung pada tingkat permisivitas serta ketersediaan instrumen berbasis
syariah. Keterbatasan ketersediaan instrumen keuangan berbasis syariah akhirnya
membatasi fleksibilitas operasi moneter bank sentral dengan institusi-institusi
keuangan syariah, khususnya perbankan Syariah. Pada akhirnya, keterkaitan
antara kebijakan moneter dengan perbankan syariah ditujukan kepada
kesejahteraan masyarakat (sektor riil). Dihubungkan dengan konsep maqashid
syariah, maka keberadaan keduanya secara ultimate dimaksudkan untuk
tercapainya kemaslahatan umat manusia pada umumnya serta umat muslim pada
khususnya.

9
Permasalahan maqashid syariah dalam dunia perbankan syariah masih
merupakan hal yang diperbincangkan secara terus menerus, berada padajalur yang
panjang. Menurut penulis ada baiknya para pelaku di industri perbankan syariah
mengambil waktu sejenak untuk memikirkan hal tersebut. Dari salah satu sudut
pandang kualitatif, ikhtibar dari perang Badar pada masa Rasulullah SAW dimana
jumlah pasukan muslim kalah jauh dari jumlah pasukan musuh, dan di kala itulah
Allah SWT memberikan kemenangan kepada pasukan muslim melalui cara-Nya
dengan menurunkan pasukan yang tidak terlihat mata, yaitu pasukan para
malaikat.
2.2 jurnal Pembanding

Perbankan merupakan institusi keuangan dalam perekonomian. Perbankan


memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, termasuk di
Indonesia. Bank melakukan kegiatan seperti penghimpun dan alokasi dana dalam
kredit. Perbankan suatu lembaga keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Kebijakan
moneter yang dilakukan oleh Bank Central untuk mencapai dan memelihara
stabilitas nilai mata uang dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan
menetapkan suku bunga. Dalam perjalanan suatu negara, pasti negara pernah
mengalami masa laju perekonomian yang menurun. Pada kondisi tersebut, diikuti
oleh tingkat pengangguran tinggi dan daya beli masyarakat yang lebih rendah.
Jika kondisi perekonomian tersebut secara terus menerus maka perekonomian
negara dapat semakin terpuruk, sehingga perekonomian negara tersebut
mengalami krisis moneter dan berlanjut menjadi krisis ekonomi. Dalam hal ini,
Bank Central yang berada di Indonesia yaitu Bank Indonesia dapat berfungsi
menurunkan tingkat suku bunga bank untuk menarik minat para kreditur dalam
meminjam uang di bank.Kebijakan moneter dalam instrumen suku bunga yaitu
untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat dengan cara mengatur tingkat
suku bunga Bank Central untuk mempengaruhi kebijakan suku bunga pada bank
bank umum

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode Structural


Equation Modelling (SEM). Populasi dalam penelitian adalah data perusahaan
Perbankan yang ada diIndonesia periode Januari 2014 - Desember 2019. Populasi
dalam penelitian berdasarkan data statistik perbankan Indonesia, Otoritas Jasa

10
Keuangan mengatakan bahwa terdapat 115 Bank Umum di Indonesia per januari
2019. Jumlah tersebut terdiri dari 4 Bank Persero, 42 Bank Umum Swasta
Nasional (Devisa), 21 Bank Umum Swasta Nasional (Non-Devisa), kemudian 27
Bank Pembangunan Daerah, 12 Bank Campuran, dan 9 Bank Asing. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 427 kasus. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Metode
pengumpulan data yang digunakan, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat,
dan mengolah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan perbankan
yang tercatat oleh OJK untuk periode Januari 2014 – Desember 2019.

Pada penelitian ini Coeficien Determination tidak terlalu tinggi, terutama pada
variabel laten. Hal itu karena kemungkinan pemodelannya Non-Linier. Oleh
karena itu pemodelan variabel laten NPL, kinerja keuangan kemungkinan bukan
linier dan dapat dijadikan saran untuk peneliti selanjutnya. Pada penelitian ini
variabel laten kebijakan moneter berpengaruh negatif terhadap kredit bermasalah
dan signifikan pada taraf nyata 1%. Variabel laten kebijakan moneter berpengaruh
negatif dan signifikan pada taraf nyata 5% terhadap kinerja keuangan perbankan.
Selanjutnya, Suku bunga riil 1 bulan, Suku bunga riil 3 bulan, suku bunga riil 6
bulan, suku bunga riil 12 bulan dan suku bunga riil 24 bulan merupakan indikator
dari variabel laten kebijakan moneter yang siginifikan pada taraf nyata sebesar
1%. Indikator – indikator Kurang Lancar Asset Produktif Neraca (KLAPN),
Diragukan Asset Produktif Neraca (DAPN), Macet Asset Produktif Neraca
(MAPN), Kurang Lancar Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi
(KLAPTRA), Diragukan Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi
(DAPTRA), Macet Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi
(MAPTRA), Non Performing Earning Asset Produktif Transaksi Rekening
Administrasi (NPEAPTRA), Kredit kepada Bank Lain (KKBL), Kurang Lancar
Kredit Kepada Bank Lain (KLKKBL), Diragukan Kredit Kepada Bank Lain
(DKKBL), Macet kredit kepada Bank Lain (MKKBL), NonPerforming Loan
Kredit kepada Bank Lain (NPLKKBL) merupakan indikator kreditbermasalah
yang signifikan pada taraf nyata 5%.

11
Rasio Modal Inti terhadap ATMR (RMITATMR), Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Ratio
Asset Likuid (RAL), Return On Asset Ratio (ROA), loan to deposit rasio (LDR)
merupakan indikator dari variabel laten kinerja keuangan perbankan yang
signifikan pada taraf nyata 1%. Kebijakan moneter mempengaruhi NPL sebesar -
0.42. Variabel laten kebijakan moneter berpengaruh terhadap variabel laten
kinerja keuangan perbankan sebesar -0.15. Variabel laten kebijakan moneter lebih
berpengaruh variabel laten NPL dibanding terhadap variabel laten Kinerja
keuangan perbankan. Indikator suku bunga riil 3 bulan berperan terbesar
dibandingkan indikator suku bunga riil lain terhadap variabel laten kebijakan
moneter. Indikator LDR memiliki peran terbesar terhadap variabel laten kinerja
keuangan perbankan dengan factor loading 15.51%. Indikator MKKBL berperan
paling besar sebesar -0.29 terhadap variabel laten terhadap NPL. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kebijakan moneter lebih besar pengruhnya terhadap
NPL dibandingkan dengan kinerja keuangan perbankan.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 kelemahan dan kelebihan jurnal

ASPEK YANG DINILAI JURNAL 1 JURNAL 2


STRUKTUR BUKU
Cover Tidak ada Tidak ada
Nama Pengarang Ada Ada
Tahun terbit Ada Ada
Kota penerbitan Tidak Ada Tidak Ada
Volume Ada Ada
Nomor Ada Ada
Nama jurnal Ada Ada
ISSN Ada Ada
Penerbit Ada Ada
Kota terbit Tidak Ada Tidak Ada
Pengantar/pendahuluan Ada Ada
Tinjauan teoritis Ada Ada
Metode penelitian Ada Ada
Hasil Ada Ada
Pembahasan Ada Ada
Kesimpulan Ada Ada
Daftar pustaka Ada Ada
BAHASA DAN TULISAN
Bahasa Jurnal ini menggunakan bahasa Jurnal ini menggunakan
Indonesia bahasa Indonesia
Font Times New Roman Times New Roman

13
Bahasa yang efektif Jurnal utama ini menggunakan Jurnal pembanding ini
bahasa nasional yaitu bahasa menggunakan bahasa
Indonesia sehingga saya nasional yaitu bahasa
reviewer tidak terlalu kesulitan Indonesia sehingga saya
dalam melihat apakah kalimat reviewer tidak terlalu
yang digunakan sudah efektif kesulitan dalam melihat
apakah kalimat yang
digunakan sudah efektif
Kerapian tulisan Jurnal ini tulisannya sangat rapi Jurnal ini tulisannya sangat
karena jurnal ini menggunakan rapi karena jurnal ini
justify sehingga penulisannya menggunakan justify
rapi dan enak dilihat sehingga penulisannya rapi
dan enak dilihat
Gambar Jurnal ini tidak mencantumkan Jurnal ini mencantumkan
gambar hanya dominan beberapa gambar sehingga
terhadap tulisan saja. memudahkan dan
Hanya memuat kotak berwarna memberikan pemahaman
kuning berisi judul di setiap yang lebih detail tentang hal
page kertasmya. yang dibahas
Tabel Jurnal ini tidak memuat tabel Jurnal ini memuat beberapa
tabel
Grafik Jurnal ini tidak memuat grafik Jurnal ini banyak memuat
grafik
TAMPILAN
Warna Jurnal ini berwarna dan Jurnal ini berwarna terutama
memiliki beberapa warna dalam gambar kurva
sehingga pembaca tertarik sehinggap pembaca tertarik
dalam membacanya dalam membacanya
Kerapian Jurnal ini sudah rapi karena Jurnal ini sudah rapi karena
fontnya menggunakan times fontnya menggunakan times
new roman dan ukuran fontnya new roman dan ukuran
sudah benar yaitu 12 fontnya sudah benar yaitu 12
KONTEN ATAU ISI

14
Kelengkapan materi Jurnal ini menjelaskan Jurnal ini menjelaskan
mengenai pengaruh kebijakan mengenai pengaruh
moneter terhadap kinerja bisnis kebijakan moneter terhadap
perbankan syariah. Di dalam NPL dan kinerja keuangan
jurnal ini penelit menunjukkan pada industri perbankan
hasil bahwa kebijakan moneter Indonesia. Pembahasannya
berpengaruh negative terhadap sangat lengkap karena
pembiayaan perbankan syariah. dilengkapi beberapa gambar
Pembahasannya bagus dan dan kurva sehingga
teratur walaupun hanya memberikan pemahaman
dominan dengan tulisan bukan yang mendalam pada
dengan gambar atau grafik. pembaca

3.1 kemuthahiran jurnal

jurnal ini diterbitkan pada tahun2021 sehingga masih sangat terbaru sekali, informasi
yang dimuat di dalam jurnal ini masih sangat terbaru dan berdasarkan penelitian-
penelitian terbaru dan desainnya juga sangat bagus dan menarik, dilengkapi gambar
dengan warna-warna yang menarik perhatian membaca.

15
BAB IV
IMPLIKASI

4.1 Teori
Teori-teori yang disajikan dalam jurnal ini sangat bagus dan memberikan
pemahaman yang baik kepada reviewer khusus nya pemahaman mendalam
mengenai bagaiamana pengaruh dari kebijakan moneter terhadap kinerja
perbankan . Kedua jurnal ini sama sama membahas mengenai pengaruh dari
kebijakan moneter. Jurnal ini memberikan pembahasan yang lengkap sehingga
jurnal ini sangat baik bila digunakan untuk referensi yang kuat.
4.2 Keefektifan kebijakan moneter
Karena jurnal ini membahas tentang ppengaruh dari kebijakan moneter dan
pembahasannya sangat rinci maka jurnal ini dapat digunakan sebagai refernsi
untuk melihat keefektifan kebijakan moneter dalam membantu perbankan baik
perbankan syariah maupun perbankan konvensiaonal.
4.3 Analisis Mahasiswa
Setelah melaukukan kritik pada kedua jurnal ini maka menurut analisis saya
implikasi dari jurnal ini ialah bahwa jurnal ini sangat baik digunakan untuk
mengetahui tentang pengaruh kebijakan moneter. Pemahaman yang diberikan
pada jurnal ini mengenai kebiajkan moneter cakupannya cukup luas dan
mendalam dilengkapi dengan beberapa tabel dan gambar yang mendukung
pemahaman pembaca ketika membaca dan memahami jurnal ini.

16
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai kelemahan dan kelebihan jurnal yang telah
dijelaskan dari pemaparan diatas maka setiap jurnal baik itu jurnal utama dan
jurnal pembanding memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing baik
dari segi penulisan, tata bahasa, dan juga kelengkapan materi. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua jurnal tersebut sudah sangat baik danlengkap serta
dapat dijadikan referensi untuk pembaca, maka jurnal tersebut sudah layak dan
bagus digunakan pembaca untuk penelitian-penelitian lainnya.
5.2 Rekomendasi
Untuk seanjutnya kelemahan ataupun kekurangan setiap jurnal perlu diperbaiki
agar kedepannya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan pembaca
sebagai referensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmaul Husna, Atika, Syachrul Wahyudi, Andi Soemitra (2021) Pengaruh Kebijakan
Moneter Teradap Kinerja Bisnis Perbankan Syariah jurnal riset akuntansi dan bisnis,
Vol. 21, hal 215-225

Sri Dewi Nur Pasha, Tri Wahyono,Sugiyono (2021) Pengaruh Kebijakan Moneter
Terhadap Non performance Loan dan Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di
Indonesia periode Januari 2014-Desember 2019 jurnal ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Vol.4, hal 186-201

18
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kinerja Bisnis Perbankan


Syariah

Asmaul Husna
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
asmaul25husna@gmail.com

Atika
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
atika@uinsu.ac.id

Syachrul Wahyudi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
pitoeg7@gmail.com

Andri Soemitra
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
andrisoemitra@uinsu.ac.id

http://dx.doi.org/10.30596%2Fjrab.v21i2.7682

ABSTRACT
This paper is a literature review that aims to investigate the effect of monetary policy on the
performance of Islamic banking. The methodology used is a review of previous studies both on a local
Indonesian scale and on an international scale. The result, it was found that there are two
classifications of the researchers views regarding this topic. The most of researchers conclude that
monetary policy has negative effects on the performance of Islamic banking, while other conclude
that monetary policy has no effect on the performance of Islamic banking. The basic thinking for this
different findings can be referred to the classical opinion, that monetary policy is a "black box" that is
influenced by the behavior of stakeholders, time lag, and changes in the strategy for formulating
monetary policy transmission. Some suggestions found of this research is the claim that there is still a
lack of sharia-based liquidity instruments that can be used as a valuable input for the monetary
authorities.

Keywords: Monetary Policy, Islamic Banking, Monetary Instrument, Profitability, Credit Supply Channel.

Cara Sitasi : Husna, A., Atika, A., Wahyudi, S., Soemitra,A..(2021). Pengaruh Kebijakan Moneter T erhadap Kinerja Bisnis
Perbankan Syariah.Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, vol 21.(2) hal 215-225http://dx.doi.org/10.30596%2Fjrab.v21i2.7682

PENDAHULUAN
Perbankan syariah saat ini tengah berada pada kondisi ditopang oleh semangat yang
membara guna mencapai pertumbuhan terus menerus atau berkelanjutan. Para akademisi dan praktisi
secara bergelombang terus mencurahkan gagasan dan pemikiran terkait pertumbuhan dan
perkembangan perbankan syariah, baik di skala lokal Indonesia maupun dalam ruang lingkup dunia
internasional. Semua harapan menjadi doa bagi seluruh umat muslim di dunia, walaupun tentu saja
masih terdapat banyak tantangan dan hambatan dalam mencapai kemaslahatan bersama.
Saat ini hampir semua negara-negara yang mempunyai perbankan syariah di dalamnya,
masih menggunakan dual system banking bersama counterpart-nya perbankan konvensional. Di
Asia, dari 27 negara yang tergabung dalam organisasi OIC (Organasation of Islamic Cooperation),
215
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

hanya Iran yang sudah menggunakan sistem perbankan syariah secara penuh. Sementara itu 26
negara lainnya masih menggunakan dual banking system, berdampingan antara perbankan syariah
dan perbankan konvensional (Hossain, 2020). Perbankan syariah adalah entitas bisnis islami yang
berjalan pada rel yang sesuai dengan konsep maqashid syariah. Kemaslahatan dari sudut pandang
umat adalah tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan, dan kemaslahatan dari sudut pandang
perbankan adalah adanya entitas bisnis yang sehat, mendapatkan pertumbuhan yang menguntungkan
(growth and profitable). Aturan terpenting bagi perbankan syariah adalah menghindari transaksi
yang dilarang oleh Islam dan melibatkan komponen maysir (perjudian), gharar (ketidakjelasan), dan
riba.
Dalam menjalankan bisnis perbankan syariah, sebagaimana juga perbankan konvensional,
tidak terlepas dari pihak regulator, dalam hal ini adalah bank sentral yang berperan sebagai otoritas
moneter. Sebagaimana telah dideskripsikan sebelumnya, hampir semua negara-negara yang
mempunyai perbankan syariah menggunakan atau mengacu kepada sistem kebijakan moneter yang
sama dengan perbankan konvensional. Kebijakan moneter adalah sebuah proses dimana pihak
otoritas dapat mengontrol suplai uang di masyarakat, biasanya dengan menggunakan tingkat suku
bunga untuk menghasilkan pertumbuhan dan kestabilan ekonomi sebuah negara.
Tema kebijakan moneter dan perbankan syariah merupakan topik yang menarik bagi banyak
peneliti, baik dalam skala lokal Indonesia maupun skala internasional, baik sebagai dua objek
penelitian yang terpisah maupun sebagai dua objek yang saling berelasi. Beragamnya penelitian
mengenai topik tersebut dapat dilihat dari banyaknya kumpulan literatur penelitian yang ada di dunia
maya, yang bisa didapatkan melalui pencarian secara manual maupun menggunakan bantuan aplikasi
software. Eksistensi dari variasi topik, variabel yang terlibat, dan output penelitian yang ada selama
ini, menjadi jalan masuk hadirnya paper ini sebagai sebuah penelitian berbasis kajian literatur guna
menginvestigasi polarisasi yang terjadi pada riset-riset yang telah dilakukan oleh para peneliti baik
lokal maupun internasional terkait relasi antara kebijakan moneter dengan performansi perbankan
syariah.
Dalam artikel ini, penulis melakukan kajian atas literatur-literatur yang telah eksis
sebelumnya, guna mendapatkan atau mengetahui pengaruh dari kebijakan moneter terhadap kinerja
bisnis perbankan syariah yang ada di indonesia dan di dunia internasional. Dengan ditulisnya
pendahuluan akan mempermudah pembaca untuk memahami permasalahan yang akan dibahas pada
artikel ilmiah secara urut, jelas, dan terperinci. Pada bagian pendahuluan atau latar belakang penulis
menguraikan tentang pentingnya penelitian/ kajian atau alasan pemilihan judul penelitian. Penulis
mengaitkannya dengan isu-isu terkini serta melengkapi dengan data pendukung.

KAJIAN TEORI
Bank sentral sebuah negara pasti memiliki tujuan dari kebijakan moneter yang diambilnya.
Selama berabad-abad, kebijakan moneter dipandang sebagai suatu proses ganda: memutuskan
tentang jumlah uang beredar, dan memutuskan untuk mencetak uang kertas dengan tujuan untuk
mengkreasi atau menciptakan kredit. Sementara saat ini sebagai bagian dari otoritas moneter, suku
bunga (interest rate) tidak dikoordinasikan dengan bentuk lain dari kebijakan moneter. Kebijakan
moneter pada umumnya berada pada badan eksekutif, yang merupakan perpanjangan tangan dari
kekuasaan untuk mencetak uang. Proses pemantauan atau pengendalian pasokan suatu negara untuk
mencapai tujuan tertentu, seperti menstabilkan tingkat inflasi atau mencapai kesempatan kerja penuh,
dikenal sebagai kebijakan moneter. Menetapkan suku bunga, persyaratan tingkat margin, kriteria
kebijakan untuk bank, dan melayani sebagai lender of last resort adalah contoh kebijakan moneter.
Operasi pasar terbuka adalah senjata utama kebijakan moneter. Tujuannya adalah untuk mengontrol
jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara membeli dan menjual berbagai instrumen
kredit (seperti obligasi), mata uang, dan komoditas (Warin, 2014). Untuk negara Indonesia, tujuan
dari kebijakan moneternya tercantum dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2009 pasal 7, dimana
maksud dari kestabilan nilai rupiah mengandung dua makna/dimensi. Makna pertama yaitu
kestabilan nilai rupiah terhadap harga barang dan jasa yang tercermin dari angka atau tingkat
perkembangan laju inflasi. Sementara itu makna atau dimensi kedua yaitu terkait kepada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara-negara lain di dunia.

216
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

Operasi moneter di Indonesia merupakan implementasi kebijakan bank sentral dalam


pengendalian moneter domestik. Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan Standing Facilities adalah dua
jenis operasi moneter yang tersedia. Bank Indonesia memperkenalkan Operasi Pasar Terbuka (OPT)
untuk mengurangi volatilitas suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight (o/n).
Sedangkan Standing Facilities adalah tindakan yang meliputi penyediaan dana rupiah (loan facility)
atau penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang ada
dalam rangka membangun koridor suku bunga overnight di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Sebagai
mekanisme transmisi kebijakan moneter, mekanisme atau cara kerja kebijakan moneter sedemikian
rupa sehingga tujuan atau sasaran yang diinginkan terpenuhi. Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga nilai rupiah agar tetap stabil, dengan salah
satu indikator utama adalah tingkat inflasi yang rendah dan stabil. BI 7-Day Repo Rate (BI7DRR)
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai alat utama untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi dengan
tujuan akhir dan sasaran pengelolaan inflasi.
Otoritas moneter menggunakan instrumen yang berbeda-beda, secara general dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok instrumen kuantitatif, kualitatif, dan kehati-hatian
(prudential). Biasanya, instrumen moneter kuantitatif mengubah jumlah uang beredar melalui
mekanisme ekspansi moneter. Mekanisme ini secara praktis menciptakan uang melalui penyetoran
uang di bank dan pinjaman bank. Instrumen kualitatif adalah pengaturan moneter direktif dalam
distribusi dan alokasi pinjaman dan kredit dalam berbagai sektor ekonomi. Suku bunga terletak
sebagai sentral dari semua instrumen ini. Instrumen kehati-hatian (prudential instrument)adalah
langkah-langkah yang digunakan untuk memastikan berfungsinya bank komersial dengan bagus
(Bidabad, 2019). Kebijakan moneter ditransmisikan ke sektor riil melalui instrumen moneter yang
dimiliki oleh otoritas moneter masing- masing negara. Tabel 1. adalah ringkasan instrumen moneter
yang dimiliki oleh sistem dengan kebijakan moneter konvensional dan Syariah (Hossain, 2020).

Tabel 1. Instrumen moneter konvensional dan Syariah

Sumber: (Hossain, 2020)

Fungsi Intermediasi dan Profit Bisnis dari Perbankan Syariah


Perbankan Syariah dan perbankan konvensional memiliki tujuan yang sama karena memiliki
kesamaan dalam fungsinya sebagai perantara antara dua pihak yang saling membutuhkan layanan.
Yang pertama adalah pihak yang membutuhkan dana (deficit unit), sedangkan yang kedua adalah
pihak yang kelebihan dana (surplus unit). Bank menerima dana dari masyarakat umum dalam bentuk
saving dan mendistribusikannya ke dalam perekonomian riil sebagai pembiayaan (financing).
Tabungan, giro, deposito dengan wadiah, dan akad mudharabah adalah semua pilihan untuk
mengumpulkan atau menyimpan uang perbankan syariah. Produk keuangan perbankan syariah dapat
mencakup berbagai prinsip dan akad, seperti prinsip keuntungan
Selain menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi, perbankan syariah juga menjalankan peran
sebagai entitas bisnis yang mencari keuntungan. Keuntungan yang didapatkan tersebut bisa
digunakan kembali oleh perbankan syariah untuk pengembangan bisnis dan lainnya. Jadi
kemaslahatan yang terjadi merupakan kemaslahatan bersama, yaitu perbankan syariah dan juga
masyarakat luas atau umat. Secara mendasar keuntungan pada perbankan merupakan rentang antara
total income dan total biaya dalam periode tertentu. Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi, sumber utama keuntungan perbankan syariah berasal dari pembiayaan yang disalurkan
217
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

ke masyarakat (sektor riil).

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur untuk menjawab tujuan penelitian.
Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan
dengan mengumpulkan artikel jurnal dengan tema sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
dibantu oleh software Publish or Perish untuk menghimpun artikel jurnal yang relevan dan
selanjutnya melakukan analisis isi (content analysis). Tujuan dari analisis isi adalah untuk
menentukan isi dan maksud teks. Analisis konten adalah studi yang bertujuan untuk membuat
deskripsi yang tidak memihak dan sistematis dari konten di media yang sedang dipertimbangkan
(Zuchdi, 1993: 11-12).
Teknik analisis dilakukan dengan melakukan tiga tahap utama yaitu tahap pertama reduksi
data dimana data yang diperoleh dari artikel jurnal direduksi, dirangkum, kemudian dipilih hal-hal
pokok dan pembahasan hal-hal yang penting dan disusun secara sistematis sesuai goal penelitian
sehingga data menjadi lebih mudah dijangkau dan dikendalikan. Kedua, menampilkan data, yaitu
menampilkan informasi yang diperoleh sebagai hasil reduksi data yang memungkinkan untuk ditarik
kesimpulan dan pengambilan data sesuai dengan tujuan penelitian. Ketiga, drawing conclusion atau
verifikasi dimana peneliti mencari makna dari data yang dikumpulkan dan menarik conclusion yang
lebih mendasar sesuai dengan tujuan penelitian (Moleong, 2006:289).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Artikel publikasi yang digunakan pada kajian literatur ini diperoleh secara umum melalui dua
tahapan, yaitu tahapan pencarian atau penelusuran artikel di dalam publikasi-publikasi online serta
tahapan filtering artikel untuk mendapatkan artikel-artikel bersesuaian dengan topik yang diteliti.
Tahapan penelusuran artikel jurnal bersesuaian pada paper ini dilakukan dengan bantuan software
Publish or Perish (POP) dengan beberapa kata kunci atau keyword tertentu yang berkaitan dengan
topik transmisi kebijakan moneter syariah dan kinerja perbankan syariah. Keyword utama yang
digunakan dalam pencarian artikel jurnal adalah “monetary policy and islamic bank” untuk
pencarian artikel jurnal berskala internasional serta keyword “kebijakan moneter dan bank syariah”
dalam pencarian artikel jurnal nasional Indonesia. yang digunakan antara lainmenghasilkan jumlah
artikel jurnal yang juga bervariasi. Sebagai tambahan informasi, jenis publikasi yang dimasukkan
sebagai filter pada aplikasi POP tersebut adalah jenis publikasi dalam bentuk jurnal, dalam hal ini
mengabaikan bentuk selainnya. Tahapan beriktunya yaitu filtering, dimaksudkan untuk menyaring
secara manual artikel-artikel jurnal yang berasal dari hasil pencarian dengan aplikasi POP
sebagaimana dilakukan di tahap sebelumnya. Dengan cara purposive sampling ini maka didapatkan
dan dipilih pada akhirnya 7 artikel jurnal nasional dan 10 artikel jurnal internasional dalam kerangka
atau range waktu publishing 2015-2021.
Hasil temuan dari proses kajian literatur ini mengerucut kedalam dua klasifikasi temuan.
Klasifikasi pertama yaitu hasil temuan yang berisikan pendapat-pendapat atau kesimpulan para
peneliti mengenai eksistensi pengaruh kebijakan moneter terhadap kinerja perbankan syariah.
Klasifikasi kedua yaitu pendapat-pendapat atau kesimpulan para peneliti mengenai ketiadaan
pengaruh kebijakan moneter terhadap kinerja perbankan syariah. Adapun penyajian tulisan hasil
temuan para peneliti tersebut dilakukan secara berurutan mengikut waktu penerbitan artikel dan
rentang waktu data sampel yang digunakan.
Klasifikasi pertama; pendapat atau kesimpulan para peneliti bahwa kebijakan moneter
mempengaruhi kinerja perbankan syariah. (Naroh Kawiryawan, 2015) dimulai dengan kategorisasi
pertama, penelitian mereka akan melihat dampak tingkat Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
terhadap penyebaran dana syariah di SBIS dan dampaknya terhadap profitabilitas perbankan syariah.
Data sampel penelitian ini meliputi tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Kesimpulan penelitian ini
adalah jumlah ketidakseimbangan SBIS berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang

218
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

yang ditempatkan di SBIS. Lebih lanjut, penempatan dana perbankan syariah di SBIS berdampak
pada profitabilitas perbankan syariah, tetapi tidak cukup besar dalam situasi ini (ROA).
(Yungucu & Saiti, 2016) melakukan studi literatur dengan tujuan menginvestigasi pengaruh
dari kebijakan moneter terhadap industri jasa keuangan syariah. Dari hasil pengkajian tersebut
ditemukan hasil bahwa mayoritas studi-studi memberikan kesimpulan bahwa kebijakan moneter
memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja industri jasa keuangan syariah, termasuk perbankan
syariah. Pengaruh kebijakan moneter dalam perbankan syariah muncul dalam bentuk risiko tingkat
suku bunga, asset-liability mismatch, serta ketidakstabilan deposit dan pembiayaan. Pengaruh
tersebut masih tidak bisa terelakkan karena adanya kekurangan pada pasar uang syariah dan pasar
modal syariah. Namun demikian, literatur-literatur yang telah dikaji mengkonfirmasi
keberlangsungan dari kebijakan moneter syariah dengan penekanan yang lebih besar pada produk
berbasis bagi hasil.
(Sri Herianingrum, 2016) melakukan penelitian mereka dengan tujuan mengkaji tentang
tingkat hubungan sebab akibat (kausalitas) profit loss sharing pada mekanisme transmisi moneter
jalur pembiayaan bagi hasil di indonesia dengan data sampel tahun 2010-2015. Metode estimasi yang
digunakan adalah granger causality test, impulse response function, dan variance decomposition
analysis. Hasil penelitian menunjukkan hubungan kausalitas satu arah dari Fasilitas Simpanan Bank
Indonesia Syariah (FASBIS) ke pembiayaan bagi hasil perbankan syariah. Secara umum respon
pembiayaan bagi hasil terhadap semua variabel penelitian (Dana Pihak Ketiga (DPK), Indeks Harga
Konsumen (IHK),Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan FASBIS) adalah fluktuatif di awal
periode 2010 dan mulai seimbang pada periode ke-8 atau bulan ke-25 sejak 2010.
(Hamza & Saadaoui, 2018) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji atau
mengevaluasi efektivitas dari mekanisme transmisi kebijakan moneter, dalam hal ini adalah tingkat
suku bunga, melalui jalur pembiayaan perbankan syariah. Secara lebih spesifik, ingin dilihat
pengaruh dari profit sharing investment account (PSIA) dalam memitigasi pengaruh dari tingkat suku
bunga terhadap pembiayaan perbankan syariah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup 50 perbankan syariah dari 10 negara dalam range waktu 2005-2014 dengan menggunakan
metode estimasi generalized method of moments (GMM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah bahwa terdapat eksistensi dari saluran pembiayaan dalam mekanisme transmisi kebijakan
moneter. Dalam hal ini tingkat suku bunga memengaruhi pembiayaan perbankan syariah.
Pertumbuhan PSIA, kapitalisasi, likuiditas aset, dan ukuran (size) merupakan faktor-faktor utama
yang berperan dominan. Selain itu dari penelitian ini dikonfirmasi bahwa PSIA secara signifikan
berperan dalam memitigasi pengaruh negatif dari tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan
pembiayaan perbankan syariah.
(Susi Indriani & Priyanto, 2018) telah melakukan penelitian dengan menggunakan metode
kuantitatif autoregressive distributed lag (ARDL) untuk mengetahui pengaruh kebijakan suku bunga
(BI Rate), inflasi, rasio mudharabah dan musyarakah, dan margin murabahah terhadap portofolio
pembiayaan bank syariah di Indonesia dengan sampel data dari 2011 hingga 2016. Berdasarkan
kesimpulan penelitian ini, BI rate 7 bulan sebelumnya berdampak negatif 1,54 persen terhadap
pembiayaan periode sekarang. BI rate harus mempengaruhi kedua jenis pembiayaan di atas setelah
jangka waktu 7 bulan. BI Rate merupakan variabel kebijakan moneter yang digunakan oleh
perbankan syariah untuk menentukan besarnya nisbah bagi hasil simpanan dan pembiayaan, serta
oleh pemerintah untuk mengendalikan perekonomian. Selanjutnya, peneliti sampai pada kesimpulan
bahwa variabel margin murabahah tidak berpengaruh terhadap pendanaan. Dimana pembiayaan
murabahah yang sering digunakan untuk pembiayaan konsumtif sehingga nasabah yang menganut
paham perbankan syariah tidak mempermasalahkan kenaikan atau penurunan margin murabahah?
(Shah, 2019) mengatakan bahwa mekanisme transmisi dari kebijakan moneter dapat
dijelaskan melalui hubungan antara supply uang beredar dan tingkat pendapatan (income) riil.
Kebijakan moneter ditansmisikan melalui beberapa saluran (channel) seperti tingkat suku bunga,
nilai tukar mata uang, harga aset, pasokan kredit (credit supply), dan balance sheet perbankan.
Tujuan dari penelitian yang mereka lakukan adalah untuk menginvestigasi saluran credit supply dari
kebijakan moneter, serta mengeksplorasi perbedaan dampak kebijakan tersebut terhadap perbankan
syariah di Pakistan dan Malaysia. Data panel yang digunakan adalah dalam kurun waktu 2005-2016

219
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

dengan menggunakan metode generalized method of moments (GMM). Dari penelitian ini didapatkan
hasil adanya bukti yang kuat terkait eksistensi saluran credit supply pada perbankan syariah di
Pakistan dan Malaysia. Dalam hal ini indikator kebijakan moneter yang digunakan adalah suku
bunga kredit/pembiayaan, suku bunga deposit, dan sebaran suku bunga (interest rate spread), dimana
ketiganya memberikan pengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan syariah di kedua negara.
Ditemukan bahwa Perbankan syariah di Malaysia merespon secara lebih baik terhadap kebijakan
moneter dibandingkn dengan yang ada di Pakistan. Selain itu juga ditemukan adanya perbedaan
dampak dari kebijakan moneter terhadap perbankan syariah di Pakistan dan Malaysia. Saran
diberikan kepada pihak regulator untuk dapat mempertimbangkan sifat alamiah (nature) dari
perbankan syariah saat merancang kebijakan moneter di negara-negara dengan dual banking system
seperti Pakistan, Malaysia, Indonesia, Bahrain, Arab Saudi, Qatar, dan lainnya.
(Hassan, 2020) meneliti pengaruh atau dampak dari kebijakan moneter terhadap saluran
credit supply di perbankan konvensional dan perbankan syariah di Malaysia, dengan data sampel
berada pada range waktu 2005-2016. Mereka menemukan bukti yang kuat akan eksistensi saluran
credit supply di kedua jenis perbankan di Malaysia. Dalam hal ini variabel-variabel kebijakan
moneter yang diteliti memberikan pengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan syariah. Namun
demikian dalam hal ini perbankan syariah respon yang diberikan oleh perbankan syariah adalah lebih
kecil dibandingkan dengan counterpart-nya. Selain itu ditemukan juga oleh mereka bahwa perbankan
dengan ukuran dan likuiditas relatif kecil (small) lebih terpengaruh dibandingkan dengan perbankan
dengan ukuran dan likuiditas relatif besar. Peneliti menyarankan kepada pihak regulator untuk
mempertimbangkan karakteristik perbankan syariah pada saat membuat instrumen moneter.
(Hamid & Yunus, 2020) pada penelitian mereka yang bertujuan untuk menguji eksistensi
saluran pasokan kredit (credit supply) di negara-negara ASEAN menemukan dan mengkonfirmasi
efektivitas dari saluran tersebut. Secara lebih khusus ditemukan hasil bahwa pinjaman konsumer dan
komersial bersifat sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter, namun tidak demikian halnya
dengan pinjaman perumahan (mortgage) dan korporasi. Selain itu didapatkan juga temuan bahwa
perbankan komersial (konvensional) rentan terhadap perubahan kebijakan moneter, namun tidak
demikian halnya dengan perbankan investasi (investment banking) dan perbankan syariah. Perbankan
investasi dan syariah mampu mengatasi masalah pengetatan kebijakan moneter melalui peningkatan
jumlah pinjaman. Terkait dengan karakteristik masing-masing negara, peneliti mengatakan bahwa
tingkat efektivitas saluran credit supply dalam mekanisme kebijakan moneter sangat bergantung pada
governance structure pada masing-masing negara tersebut. Data sampel dari penelitian ini berupa
data panel tidak seimbang dari 398 bank di negara-negara ASEAN dalam kurun waktu tahun 2009
hingga 2015.
(Rafay & Farid, 2019) dalam penelitian mereka yang bertujuan untuk menguji atau
mengevaluasi peran dari dua items balance sheet keuangan yaitu deposit dan pembiayaan pada
perbankan syariah di dalam proses transmisi kebijakan moneter, mereka menemukan hasil bahwa
perbankan syariah memainkan peran yang signifikan dalam mentransmisikan kebijakan moneter ke
sektor ekonomi riil. Lebih jauh, terdapat bukti yang cukup terkait keaktifan dari saluran pembiayaan
perbankan syariah. Hasil dari penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa pihak regulator
seharusnya mempertimbangkan peran fungsional dari perbankan syariah-bersama dengan perbankan
konvensional, dalam hal perumusan kebijakan moneter yang efektif. Objek penelitian ini meliputi
perbankan syariah yang ada di Pakistan dengan range waktu 2007-2017. Teknik pengujian dan
estimasi yang digunakan adalah JJ. integration test, vector auto regression, variance decomposition
analysis, dan impulse response function.
(Hoque et al., 2020) dalam penelitian mereka menemukan bahwa kebijakan moneter, dalam
hal ini diwakili oleh proxy cash reserve ratio (CRR), berpegaruh negatif terhadap kinerja perbankan
syariah (ROA). Kenaikan CRR akan direspon oleh perbankan syariah dengan penurunan
profitabilitas. Dalam penelitian ini data sampel yang digunakan adalah 25 perbankan komersial
Bangladesh selama tahun 2011-2018.
(Ali, 2021) meneliti pengaruh dari fluktuasi kebijakan moneter terhadap perbankan
konvensional dan perbankan syariah di Malaysia. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
mengindikasikan adanya hubungan jangka panjang antara pembiyaan perbankan syariah dengan

220
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

determinannya, begitu juga halnya dengan perbankan konvensional. Namun demikian terdapat
pengaruh negatif yang signifikan dari suku bunga terhadap pembiayaan perbankan syariah dalam
jangka pendek, walaupun dalam jangka panjang pengaruhnya tidaklah signifikan. Dalam hal ini level
sensitivitas perbankan syariah terhadap tingkat suku bunga adalah lebih tinggi dibandingkan dengan
perbankan konvensional, dalam jangka pendek. Pada perbankan konvensional ditemukan bahwa
tingkat suku bunga berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pinjaman perbankan
konvensional dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, tingkat suku bunga berpengaruh secara
positif dan signifikan terhdap pinjaman perbankan konvensional. Hasil dari studi penelitian ini
membawa beberapa implikasi kebijakan, antara lain: pertama, kebijakan suku bunga overnight yang
diambil oleh regulator memainkan peran yang efektif sebagai prediktor jangka pendek. Kedua, hasil
temuan dinstrumenari penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan bagi pihak regulator untuk dapat
membuat kebijakan yang tepat guna bagi perbankan konvensional maupun perbankan syariah.
Penelitian ini menggunakan range data 2015-2018 dengan menggunakan model autoregressive
distributed lag (ARDL).
(Kholik Khoeruloh et al., 2020) dalam penelitian mereka menemukan hasil bahwa BI 7-
day repo rate (BI7DRR) mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat
profitabilitas perbankan syariah. Peneliti menyimpulkan bahwa profitabilitas perbankan syariah
mengalami peningkatan seiring peningkatan suku bunga BI7DRR. Data sampel yang digunakan
adalah perbankan syariah di Indonesia dalam kurun waktu 2017-2019.
(Zulkhibri, 2018) meneliti tentang pengaruh beberapa variabel makro ekonomi termasuk
diantaranya adalah instrumen kebijakan moneter bank sentral Malaysia yaitu overnight rate dan base
financing rate terhadap kinerja pembiayaan perbankan syariah di Malaysia. Data sampel yang
digunakan adalah perbankan syariah di Malaysia dalam kurun waktu 2006-2012. Hasilnya adalah
bahwa perubahan base financing rate berdampak langsung kepada pembiayaan perbankan syariah
secara negatif dan signifikan. Dalam hal ini peneliti mengatakan bahwa sec ara implisit tingkat
pengembalian di perbankan syariah masih mengacu atau mengikut kepada suku bunga konvensional.
Hal itulah yang menjadi penyebab mengapa penurunan jumlah deposit di perbankan syariah tidak
mendapatkan produk substitusi, sehingga memicu penurunan jumlah pembiayaan. Selain itu juga
ditemukan bahwa respon yang sama telah terjadi pada variabel overnight rate terhadap pembiayaan
perbankan syariah.
Klasifikasi kedua; pendapat atau kesimpulan para peneliti bahwa kebijakan moneter tidak
mempengaruhi kinerja perbankan syariah dalam kajian literatur review ini.. Hasil penelitian yang
masuk dalam kategori ini berawal dari penelitian oleh (Sriyono, 2016) dalam penelitiannya yang
bertujuan untuk melihat peran variabel moneter, dalam hal ini inflasi dan suku bunga, terhadap
kinerja perbankan syariah. Data sampel berupa perbankan syariah Indonesia dalam kurun waktu
2010-2013, dengan menggunakan metode regresi linier. Kesimpulan sederhana dari penelitian ini
adalah bahwa tingkat suku bunga berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja perbankan
syariah-dalam hal ini adalah Return on Asset (ROA) .
(Arumingtyas & Muliati, 2019) kenaikan suku bunga tidak berpengaruh langsung terhadap
bank umum syariah, menurut data sekunder yang diperoleh dari statistik perbankan syariah (SPS)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Harga Konsumen (IHK) Bank Indonesia, serta BI Rate dan BI
Bank Indonesia. Repo Rate 7 hari (terbalik) periode 2013-2017. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
suku bunga bukan merupakan faktor dalam pelaksanaan bank umum syariah. Selanjutnya, bank
umum syariah telah memperkenalkan sejumlah aturan internal, seperti meningkatkan rasio bagi hasil
yang ditawarkan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga.
(Anshori & Shofiyudin, 2021) menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini, secara parsial dari
lima variabel (Produk Domestik Bruto (PDB), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), permodalan,
likuiditas, dan ukuran), hanya modal yang berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan dan jika
dilihat dari I hanya modal yang berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Hanya bank-bank
Islam yang berkapitalisasi baik yang akan mampu meningkatkan jumlah guncangan kebijakan
keuangan..

Diskusi

221
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

Kebijakan Moneter adalah instrumen bank sentral yang sengaja dimaksudkan untuk
mengubah variabel keuangan seperti suku bunga dan tingkat uang beredar. Perekonomian sangat
dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Sama halnya dengan ilmu ekonomi Islam yang dipelajari,
namun ada perbedaan alatnya, yaitu larangan bunga. Bank syariah menggunakan prinsip syariah
untuk menciptakan instrumen moneter. Dalam ekonomi Islam, tidak seperti instrumen moneter
tradisional, bank sentral tidak dapat menetapkan kebijakan tingkat diskonto. Dalam ekonomi Islam,
bank sentral membutuhkan alat bebas bunga untuk mengontrol kebijakan moneter. Bank masih dapat
mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian meskipun sistem bunga dihapuskan.
Pada kebijakan moneter, sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara kestabilan nilai uang
baik terhadap faktor internal maupun eksternal yang dapat mewujudkan kestabilan ekonomi suatu
Negara. Sistem ekonomi moneter Islam merupakan sub sistem dari sistem ekonomi Islam yang
tujuannya untuk mewujudkan keadilan dan kemaslahatan. Maqashid Syariah menegakkan keadilan
(Iqamah al ‘Adl), yaitu mewujudkan keadilan dalam semua bidang kehidupan manusia dan
menghasilkan kemaslahatan (Jalb al Maslahah), yaitu menghasilkan kemaslahatan umum bukan
kemaslahatan yang khusus untuk pihak tertentu.
Dari sisi klasifikasi hasil temuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada sub topik
sebelumnya, dapat kita ketahui bersama bahwa para peneliti terbagi menjadi dua kubu atau poros.
Sebagian peneliti dalam penelitian mereka menemukan bahwa kebijakan moneter berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah, sementara sebagaian peneliti lainnya
menemukan bahwa kebijakan moneter tidak berpengaruh atau berpengaruh namun tidak signifikan
terhadap kinerja perbankan syariah. perbedaan dalam hasil temuan penelitian seperti itu merupakan
hal yang wajar mengingat bahwa dalam teori ekonomi moneter, mekanisme kebijakan moneter sering
disebut sebagai “black box” atau kotak hitam yang penuh dengan misteri, penuh dengan
kompleksitas. (Sri Herianingrum, 2016) mengatakan bahwa perbedaan hasil temuan penelitian bisa
terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut: pertama, perilaku dan perubahan perilaku dari bank
sentral, pelaku perbankan, dan pelaku kegiatan ekonomi lainnya dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Kedua, adanya time lag sejak diberlakukannya tindakan atau action dari bank sentral sampai waktu
tercapainya sasaran. Ketiga, terjadinya perubahan jalur-jalur transmisi kebijakan moneter itu sendiri,
yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan di masing-masing nergara.
Dalam kaitan dengan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan hasil temuan
penelitian di atas, penulis menambahkan bahwa secara teknis metodologi penelitian bisa menjadi
faktor penyebab lainnya. Perbedaan dalam range waktu dari data sampel yang diambil bisa
menghasilkan sesuatu output yang berbeda. Selain itu perlu juga dilihat bahwa dalam dalam artikel-
artikel jurnal yang diteliti, terdapat perbedaan juga dalam hal pemilihan varibel independen
(instrumen kebijakan moneter) maupun variabel dependen (kinerja perbankan syariah) oleh para
peneliti. Variabel independen yang digunakan oleh para peneliti tersebut bervariasi diantara FASBIS,
SBI, SBIS, interest rate/BI7DRR, suku bunga pembiayaan, dan suku bunga deposit,sementara itu
variabel dependen yang digunakan sebagai indikator kinerja perbankan syariah sebagiannya adalah
pembiayaan syariah (akad murabahah, mudharabah, maupun musyarakah), Dana Pihak Ketiga
(DPK), dan ROA). Dalam hal ini perilaku internal operational dari masing-masing entitas bisnis
perbankan syariah bisa mempengaruhi respon terhadap tindakan moneter yang diambi oleh bank
sentral.
Sebagian penelitian menunjukkan hasil bahwa kebijakan moneter berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan perbankan syariah. Temuan ini memberikan implikasi bahwa selama periode
pengetatan moneter, perbankan secara signifikan melakukan penuruan jumlah pembiayaan mereka,
demikian juga berlaku sebaliknya. Hasil temuan dimana kebijakan moneter berpengaruh secara
positif terhadap kinerja perbankan syariah mengimplikasikan bahwa perbankan syariah mempunyai
jalan keluar lain saat terjadi kondisi pengetatan moneter, sehingga kenaikan suku bunga acuan tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah. peran psikologis masyarakat atau
nasabah perbankan syariah juga berpengaruh di sini. Keterikatan batin antara nasabah dan pihak
perbankan membuat mereka (nasabah) tidak mempermasalahkan atau mentoleransi adanya “sedikit”
kenaikan angsuran pembiayaan.

222
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

Terdapat beberapa pembahasan oleh para peneliti mengenai kemiripan pembiayaan


perbankan syariah dengan pinjaman pada bank konvensional (very debt like in nature). Respon
perbankan konvensional terhadap perubahan suku bunga acuan sama dengan reaksi yang diberikan
oleh perbankan syariah. Data yang ada di lapangan menunjukkan bahwa jumlah proporsi pembiayaan
yang berbasis kepada mark up principle atau penambahan margin seperti murabahah dan ijarah jauh
lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan berbasis prinsip profit loss sharing (PLS) seperti
mudharabah dan musyarakah. Namun demikian perilaku perbankan syariah tersebut merupakan hal
yang masuk di akal (rasional), yang merupakan respon terhadap asymmetric information di
lingkungan mereka beroperasi (Zulkhibri, 2018).
Hal lain yang juga menjadi perhatian bersama adalah terkait masih kurangnya instrumen
moneter berbasis syariah bisa memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan syariah. (Basu et al., 2015)
dari organisasi International Monetary Fund (IMF) telah mengkonfirmasi kondisi tersebut dalam
kajian mereka terhadap negara-negara di kawasan Teluk, anggota dari GCC (Gulf Cooperation
Council). Di setiap negara berbeda kondisi tergantung pada tingkat permisivitas serta ketersediaan
instrumen berbasis syariah. Keterbatasan ketersediaan instrumen keuangan berbasis syariah akhirnya
membatasi fleksibilitas operasi moneter bank sentral dengan institusi-institusi keuangan syariah,
khususnya perbankan Syariah.
Pada akhirnya, keterkaitan antara kebijakan moneter dengan perbankan syariah ditujukan
kepada kesejahteraan masyarakat (sektor riil). Dihubungkan dengan konsep maqashid syariah, maka
keberadaan keduanya secara ultimate dimaksudkan untuk tercapainya kemaslahatan umat manusia
pada umumnya serta umat muslim pada khususnya. Permasalahan maqashid syariah dalam dunia
perbankan syariah masih merupakan hal yang diperbincangkan secara terus menerus, berada pada
jalur yang panjang. Menurut penulis ada baiknya para pelaku di industri perbankan syariah
mengambil waktu sejenak untuk memikirkan hal tersebut. Dari salah satu sudut pandang kualitatif,
ikhtibar dari perang Badar pada masa Rasulullah SAW dimana jumlah pasukan muslim kalah jauh
dari jumlah pasukan musuh, dan di kala itulah Allah SWT memberikan kemenangan kepada pasukan
muslim melalui cara-Nya dengan menurunkan pasukan yang tidak terlihat mata, yaitu pasukan para
malaikat.

KESIMPULAN
Paper ini merupakan sebuah kajian literatur yang ditujukan untuk menyelidiki efek kebijakan
moneter terhadap kinerja perbankan syariah. penelitian-penelitian mengenai topik tersebut, baik di
level lokal Indonesia maupun Internasional menghasilkan result temuan yang berbeda. Sebagian
besar peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan moneter (dengan instrumen moneter sebagai proxy)
berpengaruh secara negatif terhadap kinerja perbankan syariah. Sebagian peneliti lainnya
menyimpulkan bahwa kebijakan moneter tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perbankan
syariah. Konsep “black box” yang melekat pada terma kebijakan moneter menjadi dasar awalan
jawaban atas penyebab perbedaan hasil tersebut. Perilaku para stake holder yang berkaitan dengan
kebijakan moneter dan perbankan syariah, time lag yang terjadi, serta fleksibilitas jalur kebijakan
moneter merupakan tiga penyebab yang disepakati bersama. Pada akhirnya cara berpikir kreatif-out
of the box dari para pelaku ekonomi khususnya perbankan dan juga kolaborasi yang kuat dengan
pihak regulator terkait ketersediaan instrumen-instrumen keuangan berbasis syariah, mudah-mudahan
bisa menjadi sebuah jalan kebangkitan perbankan syariah di masa mendatang.

REFERENSI
Ali, A. O. (2021). Impact of Monetary Policy Fluctuations on Conventional and Islamic Banks in
Malaysia: Evidence From Ardl Approach. International Journal of Economics and Financial
Issues, 11(1), 101–108. https://doi.org/10.32479/ijefi.9210
Anshori, M., & Shofiyudin, M. A. (2021). Peran Kebijakan Moneter Terhadap Kemampuan
Perbankan Dalam Penyaluran Pembiayaan. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 51.
https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1758
223
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

Arumingtyas, F., & Muliati, L. (2019). Apakah Inflasi dan Suku Bunga Memengaruhi Profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia? Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Syariah, 7(2), 143–160.
Basu, R., Prasad, A., & Rodriguez, S. (2015). Monetary Operations and Islamic Banking in the GCC:
Challenges and Options. IMF Working Papers, 15(234), 1.
https://doi.org/10.5089/9781513588513.001
Bidabad, B. (2019). Islamic Monetary Policy and Rastin Swap Bonds. International Journal of
Islamic Banking and Finance Research, 3(2), 1–16. https://doi.org/10.46281/ijibfr.v3i2.269
Hamid, F. S., & Yunus, N. M. (2020). Bank-Lending Channel of Monetary Policy Transmission:
Evidence from ASEAN. Global Business Review, 21(4), 892–905.
https://doi.org/10.1177/0972150919856959
Hamza, H., & Saadaoui, Z. (2018). Monetary transmission through the debt financing channel of
Islamic banks: Does PSIA play a role? Research in International Business and Finance,
45(August 2017), 557–570. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2017.09.004
Hassan, M. A. R. S. dan A. R. dan M. K. (2020). On the Role of Islamic and Conventional Banks in
the Monetary Policy Transmission in Malaysia: Do Bank Size and Liquidity Matter? Research
in International Business and Finance, 2019, 1–32.
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2020.124285
Hoque, M. A., Ahmad, A., Chowdhury, M. M., & Shahidullah, M. (2020). Impact of Monetary
Policy on Bank’s Profitability: A Study on Listed Commercial Banks in Bangladesh.
International Journal of Accounting & Finance Review, 5(2), 72–79.
https://doi.org/10.46281/ijafr.v5i2.796
Hossain, B. (2020). Islamization of Monetary Policy of 27 OIC Muslim Countries in Asia: The
Successes, The Barriers and The Future Directions. Global Review of Islamic Economics and
Business, 7(2), 091. https://doi.org/10.14421/grieb.2019.072-04
Kholik Khoeruloh, A., Priyanti, G., Sri Astuti Sya, N., Amirudin, A., Islam, E., UI N Sunan Gunung
Djati Bandung, P., Muhammadiyah, S., Dhuafa Jawa Barat, D., & STMY Majalengka, S.
(2020). Inflasi Dan Bi 7-Day Repo Rate: Faktor Penentu Profitabilitas Bank Umum Syariah Di
Indonesia Inflation And Bi 7-Day Repo Rate: The Determining Factor In The Profitability Of
Sharia Commercial Banks In Indonesia. 3(1), 37–47.
http://jurnal.unma.ac.id/index.php/mr/index
Naroh Kawiryawan, M. I. H. (2015). Pengaruh Tingkat Return Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) Terhadap Penempatan Dana pada SBIS dan ROA Bank Umum Syariah di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan (JESTT), 2(11 November 2015), 881–895.
https://doi.org/10.20473/vol2iss201511pp881-895
Rafay, A., & Farid, S. (2019). Islamic banking system: a credit channel of monetary policy–evidence
from an emerging economy. Economic Research-Ekonomska Istrazivanja , 32(1), 742–754.
https://doi.org/10.1080/1331677X.2019.1579662
Shah, S. M. A. R. dan A. R. (2019). the Credit Supply Channel of Monetary Policy Transmission
Mechanism: an Empirical Investigation of Islamic Banks in Pakistan Versus Malaysia. Journal
of Islamic Monetary Economics and Finance, 5(1), 21–36.
https://doi.org/10.21098/jimf.v5i1.1046
Sri Herianingrum, U. M. F. (2016). ANALISIS MEKANISME TRANSMISI MONETER JALUR
PEMBIAYAAN BAGI HASIL DI INDONESIA. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2(2), 125–
148.
Sriyono. (2016). PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MONETER TERHADAP KINERJA
PERBANKAN ISLAM : UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERAT.
Majalah Ekonomi Telaah Manajemen, Akuntansi Dan Bisnis, XXI(1 Juli 2016).
Susi Indriani & Priyanto, S. I. T. (2018). Dampak Perubahan Suku Bunga Kebijakan dan Inflasi
Terhadap Portofolio Pembiayaan Perbankan Syariah. Jurnal Riset Terapan Akuntansi, 2(1
Januari 2018), 91–100.
Warin, T. (2014). Monetary Policy : From Theory to Practices Monetary Policy : From Theory to
Practices by Thierry Warin. July 2005.
Yungucu, B., & Saiti, B. (2016). The effects of monetary policy on the Islamic financial services

224
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021, hal 215-225
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan

industry. Qualitative Research in Financial Markets, 8(3), 218–228.


https://doi.org/10.1108/QRFM-02-2016-0006
Zulkhibri, M. (2018). The impact of monetary policy on Islamic bank financing: bank-level evidence
from Malaysia. Journal of Economics, Finance and Administrative Science, 23(46), 306–322.
https://doi.org/10.1108/JEFAS-01-2018-0011

225
Jimek : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi ISSN (Online) 2621-2374
Volume 04 Nomor 02 Tahun 2021

Tersedia online di
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/jimek

PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP NON


PERFORMANCE LOAN DAN KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI
PERBANKAN DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2014 – DESEMBER
2019
Sri Dewi Nur Pasha1, Tri Wahyono 2, dan Sugiyono3
1
Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Mercu Buana,
2
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Mercu Buana,
3
Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana Ekonomi & Bisnis Universitas Mercu Buana
Jakarta
*Email: sridewinurpashanr8@gmail.com, tri_wahyono@mercubuana.ac.id
sugiyono@mercubuana.ac.id
ABSTRAK
Artikel History: Tujuan utama penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
Artikel masuk kebijakan moneter terhadap NPL dan kinerja keuangan pada
Artikel revisi industri perbankan di Indonesia. Metode Analisis penelitian ini
Artikel diterima menggunakan SEM dengan software Lisrel dan jumlah sampel
sebanyak 427 kasus. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan
bahwa Kinerja keuangan perbankan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap NPL, Kinerja keuangan perbankan
Keywords: berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
Kebijakan Moneter,NPL,Kinerja
Keuangan
perbankan.
Saran untuk Bank Indonesia adalah Bank Indonesia
sebagai Bank Central mempunyai kewajiban untuk menetapkan
kebijakan suku bunga yang tepat, pada inflasi yang kondusif
supaya masalah NPL berkurang. Hal ini karena semakin tinggi
suku bunga riil maka NPL semakin rendah dari sisi kinerja
perbankan. Kondisi ini berbeda kepentingan dengan pemerintah
yang menginginkan Bank Indonesia memberlakukan suku bunga
rendah, agar para debitur banyak mampu menyerap kredit,
sehingga semakin banyak kredit diserap oleh debitur, maka
pemerintah berharap perekonomian dapat tumbuh secara lebih
cepat. Jika pemerintah memberlakukan suku bunga ketat,
kebijakan tersebut berakibat pada keuntungan perbankan yang
menurun, dimana negative spread semakin besar. Hal itu terjadi,
karena peran LDR yang berperan terbesar sebagai indikator
variabel laten kinerja keuangan perbankan.
Kata kunci: kebijakan moneter, NPL, kinerja keuangan

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
186
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
ABSTRACT
The main objective of this research is to analyze monetary policy
on NPLs and financial performance in the banking industry in
Indonesia. Methods of analysis research using SEM with Lisrel
software and the number of samples of 427 cases. Based on the
research results prove that banking financial performance has a
negative and significant effect on NPL, financial performance has
a negative and significant effect on banking financial
performance. The suggestion for Bank Indonesia is that Bank
Indonesia as Bank Indonesia has the obligation to determine the
right interest rate policy, in case of inflation which is conducive to
reducing the NPL problem. This is because the higher the real
interest rate, the lower the NPL in terms of banking performance.
Conditions that are of different interest to the government, which
wants Bank Indonesia to impose low interest rates, so that more
debtors are able to absorb credit, so that more credit is absorbed
by debtors, the government hopes that the economy can grow
faster. If the government imposes a tight interest rate, the policy
will result in lower banking profits, where the spread of negativity
is getting bigger. This happened, because the role of the financial
LDR was the largest as an indicator of bank banking performance
variables.
Keywords: monetary policy, NPL, financial performance

PENDAHULUAN
Perbankan merupakan institusi keuangan dalam perekonomian. Perbankan memiliki
peranan penting dalam perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia. Bank melakukan
kegiatan seperti penghimpun dan alokasi dana dalam kredit. Perbankan suatu lembaga
keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan
meminjamkan uang. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Central untuk mencapai
dan memelihara stabilitas nilai mata uang dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan
menetapkan suku bunga. Dalam perjalanan suatu negara, pasti negara pernah mengalami masa
laju perekonomian yang menurun. Pada kondisi tersebut, diikuti oleh tingkat pengangguran
tinggi dan daya beli masyarakat yang lebih rendah. Jika kondisi perekonomian tersebut secara
terus menerus maka perekonomian negara dapat semakin terpuruk, sehingga perekonomian
negara tersebut mengalami krisis moneter dan berlanjut menjadi krisis ekonomi. Dalam hal ini,
Bank Central yang berada di Indonesia yaitu Bank Indonesia dapat berfungsi menurunkan
tingkat suku bunga bank untuk menarik minat para kreditur dalam meminjam uang di bank.

Kebijakan moneter dalam instrumen suku bunga yaitu untuk mengatur jumlah uang
beredar di masyarakat dengan cara mengatur tingkat suku bunga Bank Central untuk
mempengaruhi kebijakan suku bunga pada bank bank umum. Untuk menambah jumlah uang

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
187
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
beredar, Bank Central akan menurunkan tingkat suku bunga. Selanjutnya, jika untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar, maka Bank Central harus menaikkan tingkat suku
bunga. Kebijakan moneter tersebut yang dilakukan Bank Central perlu turut membantu
mengatur variabel makroekonomi, seperti inflasi dan masalah tingkat pengangguran. Oleh
karena itu Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Central antara lain, melakukan
penyesuaian suku bunga, mengubah jumlah uang tunai yang beredar di pasar, serta membeli
atau menjual sekuritas pemerintah. Suku bunga merupakan salah satu tolok ukur dari kegiatan
perekonomian suatu Negara yang berhubungan pada kegiatan perputaran arus keuangan
perbankan. Tingginya tingkat suku bunga pinjaman menjadi penyebab utama adanya kendala
dalam pembiayaan dalam dunia usaha sehingga memperlemah keberadaan sektor riil (Thomas
Budi Setianto, 2013).

Gambar 1. Perkembangan Suku Bunga Riil Bank Persero


Sumber : Otoritas Jasa Keuangan. 2019

Dalam perkembangan suku bunga riil Bank Persero pada bulan Januari 2014 sampai
Desember 2019 ini terlihat bahwa suku bunga mengalami penurunan dan kenaikan secara
berubah - ubah ditiap bulannya. Pada akhir bulan akhir Desember 2019, tingkat suku bunga
mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya di bulan November 2019 (Gambar
1). Dalam perkembangan perekonomian, suku bunga perbankan diharapkan mengalami
keadaan yang normal atau relatif stabil.

Bank Indonesia sebagai lembaga yang berwenang mengendalikan tingkat suku bunga
berpengaruh terhadap kredit yang disalurkan perbankan. Tingginya suku bunga menyebabkan
suku bunga kredit perbankan ikut naik, sehingga kondisi tersebut dapat mengurangi
kemampuan bayar dari debitur dalam membayar pinjaman. Akibatnya adalah terjadi
peningkatan rasio NPL. Menurut (Alam, 2008) Kebijakan moneter dapat dipengaruhi oleh
faktor internal perbankan yang menyalurkan kredit serta faktor internal pihak yang menerima

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
188
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
kredit. Oleh karena itu kebijakan moneter perlu dilihat pengaruhnya terhadap debitur dan
kreditur.

Gambar 2. Perkembangan NPL sektor Perbankan di Indonesia Jan 14 - Des 19

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan.2019

Berdasarkan fenomena diatas telah terjadi peningkatan NPL pada industri perbankan
Indonesia periode Januari 2014 – Desember 2019 (Gambar 2). Hal itu diduga karena kondisi
kebijakan moneter (suku bunga) yang kurang baik di dalam negeri dan global misalnya, yang
disebabkan oleh perlambatan kinerja perekonomian, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor.
Hal ini diduga juga karena adanya pengaruh kebijakan suku bunga riil dari Bank Indonesia.

Gambar 3. Perkembangan NIM ‘kinerja keuangan’ Jan 14 - Des 19

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan.2019

Kinerja keuangan perbankan menunjukkan perkembangan NIM yang menurun


(Gambar 3). Artinya adalah kinerja perbankan semakin buruk. Jika NIM semakin baik maka
perbankan mampu menghasilkan pendapatan bunga yang lebih besar dibandingkan dengan
aktiva produktif, sehingga keuntungan perbankan menjadi semakin besar. Oleh karena itu
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan
© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
189
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
indikator NIM kinerja keuangan yang meningkat diharapkan mewujudkan perbankan yang
berkualitas.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif


dan signifikan antara BI rate terhadap NPL sedangkan pertumbuhan total kredit berpengaruh
secara signifikan dan bertanda negatif terhadap NPL (Anatia Yulita, 2014). Selanjutnya
Rumusan masalah dalam penelitian ini: pertama, Apakah variabel kebijakan moneter
berpengaruh terhadap NPL? kedua, Apakah kebijakan moneter berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan?

TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilaksanakan oleh Bank Central


sebagai otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga
untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (Warjiyo dan
Solihin,2003). Kebijakan moneter berpengaruh terhadap sektor riil dan keuangan melalui
mekanisme berbagai jalur transmisi kebijakan moneter yaitu jalur uang, kredit, suku bunga,
nilai tukar yang berlangsung melalui sistem perbankan (Warjiyo, 2004).

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan menurut Agnes (2005:6) merupakan untuk menilai kondisi


keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan
adalah ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang
lain. Kinerja keuangan menurut Kurniasari (2014:12) merupakan prestasi kerja di bidang
keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dan tertuang pada laporan keuangan dari
perusahaan. Penilaian Kinerja merupakan penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara
periodik. Pengukuran kinerja dapat diapliksikan dalam suatu perusahaan dapat melaksanakan
perbaikan atas kegiatan operasionalnya supaya bisa bersaing dengan perusahaan lain.

Lembaga Keuangan Bank

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
190
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perbankan, Bank merupakan badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan
besar dalam beberapa tahun terakhir. Jasa bank sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu perekonomian suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya memiliki
beberapa tujuan. Tujuan pertama, sebagai penyedia alat pembayaran yang efesien dan efektif
bagi nasabah. Untuk itu, bank juga memfasilitasi uang tunai, tabungan, dan kartu kredit.

Non- Performance Loan

Menurut Ismail (2010:226) NPL merupakan kondisi dimana debitur tidak dapat
membayar kewajibannya terhadap bank yaitu kewajiban dalam membayar angsuran yang
sudah dijanjikan diawal. Cara untuk mengukur besar kecilnya persentase NPL pada suatu
bank yang akibat dari ketidaklancaran nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran skripsi ini adalah kebijakan moneter mempengaruhi NPL dan
Kinerja Keuangan Perbankan. Kebijakan moneter tersebut adalah kebijakan suku bunga, yang
menggunakan indikator suku bunga riil. Suku bunga riil adalah suku bunga nominal dalam
satuan persen dikurangi dengan laju inflasi. Indikator suku bunga riil yang diukur dalam tenor
1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Kebijakan moneter diduga berpengaruh
negatif terhadap NPL. Indikator NPL terdiri dari KLAPN, DAPN, MAPN, KLAPTRA,
DAPTRA, MAPTRA, NPEAPTRA, KKBL, KLKKBL, DKKBL, MKKBL, NPLKKBL.
Kebijakan moneter berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, indikator kinerja
keuangan terdiri dari RMITATMR, BOPO, NIM, RAL, ROA, LDR.

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
191
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304

MONETER

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

Sumber: Olah data Lisrel. 2020

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diuji kebenarannya dengan melalui analisis data yang relevan dan akan diketahui setelah
dilakukan penelitian, maka hipotesis pada penelitian yaitu:

H1 : Kebijakan moneter (suku bunga SBI riil) berpengaruh negatif terhadap NPL

H2 : Kebijakan moneter berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perbankan

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode Structural Equation
Modelling (SEM). Populasi dalam penelitian adalah data perusahaan Perbankan yang ada di
Indonesia periode Januari 2014 - Desember 2019. Populasi dalam penelitian berdasarkan data
statistik perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan mengatakan bahwa terdapat 115 Bank
Umum di Indonesia per januari 2019. Jumlah tersebut terdiri dari 4 Bank Persero, 42 Bank
Umum Swasta Nasional (Devisa), 21 Bank Umum Swasta Nasional (Non-Devisa), kemudian
27 Bank Pembangunan Daerah, 12 Bank Campuran, dan 9 Bank Asing. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 427 kasus. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling jenuh. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu dengan
cara mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data sekunder yang berupa laporan keuangan
perusahaan perbankan yang tercatat oleh OJK untuk periode Januari 2014 – Desember 2019.

Definisi Operasional Variabel

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel


Satuan Skala
Variabel Laten Indikator Pengukuran Pengukuran
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan
© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
192
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
suku bunga kredit
Kebijakan Moneter
Rasio Persen
BOPO Rasio Persen
RMITATMR Rasio Persen
RAL Rasio Persen
Kinerja Keuangan
LDR Rasio Persen
NIM Rasio Persen
NPL KLAPN Rasio Juta rupiah
DAPN Rasio Juta rupiah
MAPN Rasio Juta rupiah
KLAPTRA Rasio Juta rupiah
DAPTRA Rasio Juta rupiah
NPEAPTRA Rasio Juta rupiah
KKBL Rasio Juta rupiah
KLKKBL Rasio Juta rupiah
MKKBL Rasio Juta rupiah
Sumber: OJK. 2020
Keterangan:
1) Kurang Lancar Asset Produktif Neraca (KLAPN),
2) Diragukan Asset Produktif Neraca (DAPN),
3) Macet Asset Produktif Neraca (MAPN),
4) Kurang Lancar Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi (KLAPTRA),
5) Diragukan Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi (DAPTRA),
6) Non - Performing Earning Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi
(NPEAPTRA),
7) Kredit kepada Bank Lain (KKBL),
8) Kurang Lancar Kredit Kepada Bank Lain (KLKKBL),
9) Macet kredit kepada Bank Lain (MKKBL),
10) Non Performing Loan Kredit kepada Bank Lain (NPLKKBL)
11) Rasio Modal Inti terhadap ATMR (RMITATMR),
12) Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
13) Net Interest Margin (NIM),
14) Ratio Asset Likuid (RAL),
15) Return On Asset Ratio (ROA),
16) Loan to Deposit Rasio (LDR)

HASIL & PEMBAHASAN

Berdasarkan jumlah indikator dan variabel laten yang digunakan pada penelitian ini
diketahui bahwa semua variabel laten suku bunga riil tergolong signifikan pada taraf nyata
5% dan 1%. Kondisi ini menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan pada penelitian
ini tergolong valid.

Tabel 2. Distribution Of Missing Values

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
193
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Distribution of Missing Values
Total Sample Size = 427
Number of Missing Values = 0
Number of Cases 426
Listwise Deletion
Total Effective Sample Size = 426
Univariate Summary Statistics for Continuous Variables
Variable Mean St. Dev. T-Value Skewness Kurtosis Minimal Freq. Maximal Freq.
-------- ---- -------- ------- -------- -------- ------- ----- ------- -----
CAR 25.642 9.826 53.862 1.910 2.105 16.410 1 56.390 1
RMITATMR 23.683 10.423 46.899 1.847 1.895 14.270 1 55.470 1
ROA 2.221 0.774 59.243 -1.251 9.843 -4.000 1 5.320 1
BOPO 83.187 5.774 297.372 0.252 -0.541 69.560 1 100.100 1
NIM 4.988 1.142 90.174 -0.151 -0.886 2.060 1 7.100 1
LDR 98.768 19.139 106.513 0.817 -0.718 68.330 1 144.560 1
RAL 18.144 4.952 75.619 1.249 1.029 8.330 1 32.930 1
SB1BLNR 1.356 0.568 49.220 0.594 -0.542 0.490 2 3.200 1
SB3BLNR 1.600 0.621 53.140 0.508 -0.699 0.620 1 3.090 2
SB6BLNR 1.638 0.476 71.015 0.348 -0.816 0.620 1 2.680 1
SB12BLNR 1.514 0.444 70.376 0.224 -0.650 0.500 3 2.550 2
SB24BLNR 1.529 0.678 46.567 -0.166 -0.948 0.250 14 2.880 1
INFLASI 0.297 0.419 14.643 2.213 9.749 -0.450 7 2.460 7
PE 5.034 0.138 755.383 -0.438 -0.333 4.740 21 5.270 21
KLAPN 0.273 0.188 30.017 1.602 2.730 0.010 1 0.973 1
DAPN 0.253 0.178 29.368 1.841 2.712 0.001 2 0.910 1
MAPN 0.493 0.366 27.740 0.121 -1.747 0.001 3 0.998 4
KLAPTRA 0.198 0.205 19.943 2.333 5.869 0.000 6 0.996 4
DAPTRA 0.301 0.257 24.170 0.715 -0.281 0.000 6 0.996 4
MAPTRA 0.265 0.280 19.539 1.246 0.278 0.000 4 0.991 1
NPEAPTRA 0.207 0.180 23.680 2.473 7.041 0.001 3 0.993 8
KKBL 0.378 0.254 30.745 0.440 -0.676 0.001 1 0.995 1
KLKKBL 0.116 0.242 9.902 2.337 4.327 0.000 8 0.945 8
DKKBL 0.039 0.129 6.308 4.916 26.837 0.001 289 0.945 4
MKKBL 0.373 0.360 21.403 0.576 -1.398 0.001 45 0.987 8
NPLKKBL 0.352 0.346 20.986 0.718 -1.184 0.001 38 0.962 4

Test of Univariate Normality for Continuous Variables


Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis
Variable Z-Score P-Value Z-Score P-Value Chi-Square P-Value
CAR 11.193 0.000 4.903 0.000 149.317 0.000
RMITATMR 10.971 0.000 4.624 0.000 141.734 0.000
ROA -8.529 0.000 9.233 0.000 158.004 0.000
BOPO 2.119 0.034 -3.087 0.002 14.020 0.001
NIM -1.283 0.200 -7.016 0.000 50.867 0.000
LDR 6.180 0.000 -4.780 0.000 61.044 0.000
RAL 8.520 0.000 3.158 0.002 82.566 0.000
SB1BLNR 4.725 0.000 -3.096 0.002 31.911 0.000
SB3BLNR 4.112 0.000 -4.566 0.000 37.757 0.000
SB6BLNR 2.893 0.004 -5.986 0.000 44.203 0.000
SB12BLNR 1.891 0.059 -4.067 0.000 20.117 0.000
SB24BLNR -1.409 0.159 -8.106 0.000 67.692 0.000
INFLASI 12.170 0.000 9.208 0.000 232.886 0.000
PE -3.585 0.000 -1.608 0.108 15.440 0.000
KLAPN 10.056 0.000 5.618 0.000 132.690 0.000
DAPN 10.951 0.000 5.600 0.000 151.290 0.000
MAPN 1.031 0.302 47.837 0.000 2289.409 0.000
KLAPTRA 12.526 0.000 7.805 0.000 217.811 0.000
DAPTRA 5.540 0.000 -1.295 0.195 32.370 0.000
MAPTRA 8.507 0.000 1.173 0.241 73.742 0.000
NPEAPTRA 12.922 0.00 8.318 0.000 236.169 0.000
KKBL 3.603 0.000 -4.323 0.000 31.671 0.000
KLKKBL 12.538 0.000 6.933 0.000 205.271 0.000
DKKBL 17.707 0.000 11.648 0.000 449.207 0.000
MKKBL 4.599 0.00 -69.949 0.000 4913.954 0.000
NPLKKBL 5.560 0.000 -15.231 0.000 262.905 0.000

Pada penelitian ini indikator yang tidak valid dikeluarkan dari model. Pada
penelitian ini dilakukan tiga pengujian, yaitu uji validitas (test of validity), uji model
Estimasi Parameter, dan Uji Kecocokan Model (Goodness Of Fit).

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur ini disusun dengan baik
dan dapat mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan
kemampuan suatu indikator dalam mengukur variabel laten. Jika alat ukur validitas tinggi
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan
© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
194
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
artinya ada kesalahan di varian yang skalanya cukup kecil sehingga memberikan kepercayaan
bahwa adanya data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan
diyakinkan.

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing


pertanyaan dengan jumlah skor masing-masing variabel. Angka korelasi yang diperoleh
secara statistik harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila r hitung
lebih besaar dari r tabel berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam
pengujian hipotesis penelitian.

Uji Estimasi Model

Joreskog dan Sorbom (1996) mengatakan metode estimasi yang paling tepat
digunakan pada data ordinal dan korelasi polychoric adalah metode Weighted Least-Squares
(WLS). Karena distribusi data ordinal yang tidak normal, maka metode WLS akan
memberikan hasil yang lebih baik.

Tabel 3. Estimasi Parameter


Estimasi Err-Var Solution Err- Var R2
Standard

RMITATMR 6.38 66.67 0.83 66.67 0.38

(0.47) (4.93)

13.55 13.51

BOPO 3.49 20.84 0.89 20.84 0.37

(0.26) (1.54)

13.31 13.54

NIM -0.92 0.44 0.97 0.44 0.66

(0.048) (0.043)

-19.28 10.19

LDR 17.51 53.34 0.96 53.34 0.85

(0.76) (11.42)

23.05 4.67

RAL 2.00 20.35 0.75 20.35 0.17

(0.24) (1.42)

8.38 14.28

KLAPN 0.40 0.33 0.66 0.33 0.053

(0.0088) (0.0023)

4.51 14.50

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
195
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Estimasi Err-Var Solution Err- Var R2
Standard

DAPN 0.035 0.030 0.55 0.030 0.046

(0.0084) (0.0021)

4.18 14.51

MAPN -0.16 0.11 0.86 0.11 0.21

(0.016) (0.0075)

-9.43 14.05

KLAPN 0.026 0.041 0.32 0.041 0.018

(0.0097) (0.0028)

2.64 14.57

DAPTRA -0.10 0.054 0.84 0.054 0.19

(0.012) (0.0038)

-8.74 14.14

NPEAPTRA 0.019 0.032 0.24 0.032 0.013

(0.0085) (0.0022)

2.17 14.59

KKBL -0.039 0.062 0.42 0.062 0.028

(0.012) (0.0043)

-3.28 14.55

KLKKBL -0.042 0.056 0.48 0.056 0.036

(0.011) (0.0039)

-3.68 14.54

MKKBL -0.29 0.030 0.98 0.030 0.77

(0.14) (0.0049)

-20.04 6.22

NPLKBL -0.28 0.030 0.98 0.030 0.75

(0.014) (0.0045)

-19.77 6.75

SB1BLNR 0.50 0.071 0.98 0.071 0.78

(0.022) (0.0064)

22.92 11.10

SB3BLNR 0.60 0.030 0.99 0.030 0.92

(0.023) (0.0060)

26.45 4.92

SB6BLNR 0.41 0.056 0.97 0.056 0.75

(0.019) (0.0048)

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
196
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Estimasi Err-Var Solution Err- Var R2
Standard

22.28 11.72

SB12BLNR 0.26 0.13 0.92 0.13 0.35

(0.020) (0.0090)

13.12 14.19

SB24BLNR 0.21 0.41 0.75 0.41 0.10

(0.033) (0.028)

6.56 14.53

NPL -0.42 1.00 0.98 1.00 0.15

(0.059)

-7.18

KINERJA -0.15 1.00 0.89 1.00 0.021

(0.053)

-2.78

MONETER - 1.00 - 1.00 -

Sumber: Output Software Lisrel, Data Olahan, 2020


Untuk mengetahui indikator yang valid dilakukan pengujian estimasi parameter. Yang
digunakan adalah indikator – indikator yang valid. (Tabel 3) menunjukkan indikator yang
berhasil teridentifikasi valid. Pada kolom estimasi pada angka baris pertama menunjukkan
besar factor loadings pada baris kedua yang bertanda dalam kurung (…) menunjukkan angka
error variable. Pada baris ketiga menunjukkan angka hasil uji t – hitung. Jika angka hasil
angka uji t melebihi dari 1,96 maka indikator tersebut dinyatakan signifikan pada taraf nyata
5% atau tingkat kepercayaan sebesar 95%. Factor Loadings pada NIM menunjukkan nilai
0,92 dan signifikan pada taraf nyata 1%. NIM negatif menunjukkan bahwa kinerja keuangan
pada periode analisis menunjukkan dalam perbankan sedang mengalami kerugian. Kerugian
yang menunjukkan bahwa kebijakan moneter pada periode analisis memiliki pengaruh negatif
terhadap NIM di industri perbankan. Kondisi menarik pada indikator NPLdiharapkan
bertanda negatif, untuk menunjukkan terjadinya masalah akan tetapi beberapa indikator rasio
rasio NPL yang menunjukkan tanda positif yaitu indikator RAL, KLAPN, DAPN. Tanda
positif menunjukkan bahwa persoalan NPL terjadi tidak secara menyeluruh pada semua
indikator yang digunakan pada variabel laten NPL. Hal ini menunjukkan dampak negatif dari
kebijakan moneter yang tidak semua berdampak negatif terhadap terbentuknya NPL di
industri perbankan Indonesia. Hal menarik lainnya, pada variabel laten NPL maupun variabel
kinerja keuangan bertanda negatif yang artinya, kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
197
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Indonesia yang menggunakan kebijakan suku bunga semakin meningkat justru berpengaruh
menurunkan NPL.

Kondisi ini dapat dikatakan aneh terjadi, karena dengan semakin meningkatnya suku
bunga Bank Indonesia yang diberlakukan maka debitur bertindak semakin rasional. Temuan
ini sangat penting diketahui, karena kondisi di Indonesia dimana pemerintah berkeinginan
agar suku bunga diberlakukan dengan sangat rendah. Akan tetapi jika kebijakan suku bunga
semakin rendah maka berdasarkan data empiris akan mengalami peningkatkan NPL. Kondisi
ini disebabkan perilaku debitur yang lebih mudah menyalahgunakan penggunaan kredit
bilamana suku bunga Bank Indonesia ditetapkan semakin rendah. Temuan lainnya variabel
laten kinerja keuangan menunjukkan negatif. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
kebijakan moneter yang menaikkan suku bunga semakin meningkat, justru berpengaruh buruk
terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia. Kondisi yang bertentangan antara perilaku
kreditur perbankan dengan debitur menunjukkan bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Central
perlu membuat kebijakan moneter yang kondusif. Artinya kebijakan tersebut mesti tepat
antara kepentingan debitur dengan kreditur. Isu yang paling menarik kredit kepada debitur
dibandingkan dengan kepentingan kreditur menunjukkan tanda saling berlawanan.

Perbankan meningkatkan pendapatan dengan cara memperbesar omset kredit, akan


tetapi kegiatan meningkatkan pendapatan dari sumber kredit, maka prosedur menaikkan
omset kredit harus dilakukan oleh bank dengan lebih berhati - hati supaya masalah NPL tidak
meningkat. Ketidakseimbangan kebijakan moneter ini ditunjukkan oleh NIM yang bertanda
negatif, dimana semakin meningkatnya tingkat suku bunga yang diberlakukan oleh Bank
Central ternyata berpengaruh negatif berupa penurunan NIM pada perbankan.

Tabel 4. Perhitungan Variance Extracted dan Construct Reliability Model SEM

Construct Reliability Variance Extracted


NPL 0.98 0.98
KINERJA 0.89 0.88
MONETER 1.00 1.00

Sumber: Output Software Lisrel, Data Olahan, 2020

Berdasarkan perhitungan Variance Extracted dan Construct Reliability menunjukkan


bahwa semua variabel laten dari NPL, kinerja keuangan dan moneter tergolong baik (Tabel 4).

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
198
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
Uji Kecocokan Model
Pada tahap ini dilakukan pengujian model terhadap berbagai kriteria goodness of fit.
Terdapat beberapa indeks kesesuaian dan cut off value untuk menguji apakah sebuah model
dapat diterima atau ditolak, antara lain: Chi-square, Probability, Good of Fit Index (GFI),
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). (Supriyadi, 2014: 170-172).

Tabel 5. Hasil Global Goodness of Fit Statistics

Global Goodness of Fit Statistics, Missing Data Case

-2ln(L) for the saturated model = 11909.830


-2ln(L) for the fitted model = 14538.059

Degrees of Freedom = 168


Full Information ML Chi-Square = 2628.23 (P = 0.0)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.19
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.18 ; 0.19)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00

Sumber: Output Software Lisrel, Data Olahan, 2020

Dalam hasil Uji Kelayakan Good of Fit pada penelitian dapat dilihat bahwa:
a. Tercapai Global Good of Fit, dan data yang hilang tidak ada.
b. Dalam pengujian second Different untuk Fit Model Saturated, Model Fit ternyata
lebih besar dari Saturated Model. Sehingga model tergolong bagus.
c. Degrees of Freedom atau derajat bebasnya 168 (besar) jadi model dapat dikatakan
mempunyai kemampuan menjelaskan yang tergolong baik.
d. Full Information ML Chi-Square juga dengan angka yang besar 0.0, dapat dikatakan
signifikan pada taraf nyata 1%.
e. Model secara keseluruhan mampu menjelaskan dengan baik.
f. Root Mean Square Error of Approximation 0.19 modelnya dapat dikatakan baik, ada
kesalahan tapi mendekati nol.
g. 90 persent Confident Interval for RMSEA (0.18 dan 0.19) kesalahan tergolong rendah,
maka dikatakan baik. dapat dikatakan signifikan pada taraf nyata lebih besar dari 5 %
model dikatakan baik, karena semua indikator menunjukkan skala ratio.
h. P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05), tergolong signifikan pada taraf nyata
1%.

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
199
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304

Pada penelitian ini Coeficien Determination tidak terlalu tinggi, terutama pada variabel
laten. Hal itu karena kemungkinan pemodelannya Non-Linier. Oleh karena itu pemodelan
variabel laten NPL, kinerja keuangan kemungkinan bukan linier dan dapat dijadikan saran
untuk peneliti selanjutnya.

monet
er

Gambar 5. Hasil dari Nilai t - Value Antar Variabel

Sumber: Output Software Lisrel, Data Olahan, 2020

Pada penelitian ini variabel laten kebijakan moneter berpengaruh negatif terhadap
kredit bermasalah dan signifikan pada taraf nyata 1%. Variabel laten kebijakan moneter
berpengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 5% terhadap kinerja keuangan perbankan.
Selanjutnya, Suku bunga riil 1 bulan, Suku bunga riil 3 bulan, suku bunga riil 6 bulan, suku
bunga riil 12 bulan dan suku bunga riil 24 bulan merupakan indikator dari variabel laten
kebijakan moneter yang siginifikan pada taraf nyata sebesar 1%. Indikator – indikator Kurang
Lancar Asset Produktif Neraca (KLAPN), Diragukan Asset Produktif Neraca (DAPN), Macet
Asset Produktif Neraca (MAPN), Kurang Lancar Asset Produktif Transaksi Rekening
Administrasi (KLAPTRA), Diragukan Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi
(DAPTRA), Macet Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi (MAPTRA), Non
Performing Earning Asset Produktif Transaksi Rekening Administrasi (NPEAPTRA), Kredit
kepada Bank Lain (KKBL), Kurang Lancar Kredit Kepada Bank Lain (KLKKBL), Diragukan
Kredit Kepada Bank Lain (DKKBL), Macet kredit kepada Bank Lain (MKKBL), Non
Performing Loan Kredit kepada Bank Lain (NPLKKBL) merupakan indikator kredit

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
200
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
bermasalah yang signifikan pada taraf nyata 5%. Rasio Modal Inti terhadap ATMR
(RMITATMR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest
Margin (NIM), Ratio Asset Likuid (RAL), Return On Asset Ratio (ROA), loan to deposit
rasio (LDR) merupakan indikator dari variabel laten kinerja keuangan perbankan yang
signifikan pada taraf nyata 1%.

MONET
ER

Gambar 6. Hasil dari Nilai Estimate Antar Variabel

Sumber: Output Software Lisrel, Data Olahan, 2020

Kebijakan moneter mempengaruhi NPL sebesar -0.42. Variabel laten kebijakan


moneter berpengaruh terhadap variabel laten kinerja keuangan perbankan sebesar -0.15.
Variabel laten kebijakan moneter lebih berpengaruh variabel laten NPL dibanding terhadap
variabel laten Kinerja keuangan perbankan. Indikator suku bunga riil 3 bulan berperan
terbesar dibandingkan indikator suku bunga riil lain terhadap variabel laten kebijakan moneter.
Indikator LDR memiliki peran terbesar terhadap variabel laten kinerja keuangan perbankan
dengan factor loading 15.51%. Indikator MKKBL berperan paling besar sebesar -0.29
terhadap variabel laten terhadap NPL. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan moneter lebih besar pengruhnya terhadap NPL dibandingkan dengan kinerja
keuangan perbankan.

SIMPULAN & SARAN


Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Kinerja keuangan perbankan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL.
(2) Kinerja keuangan perbankan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan.
(3) Saran untuk Bank Indonesia adalah Bank Indonesia sebagai Bank Central mempunyai
kewajiban untuk menetapkan kebijakan suku bunga yang tepat, pada inflasi yang
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan
© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang
201
ISSN (Online) 2581-2157
Sri Dewi Nur/ JIMEK 04022021 ISSN (Print) 2502-9304
kondusif supaya masalah NPL berkurang. Hal ini karena semakin tinggi suku bunga riil
maka NPL semakin rendah daari sisi kinerja perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Statistik Bank Konvensional dan Non Konvensional. 2011 – 2019.
(https://www.bi.go.id)
Fadhil, Mokhammad, Noer Azam Achsani dan Tanti Novianti. 2020. Analisis Pengaruh Suku
Bunga Terhadap Kinerja Keuangan Dan Kinerja Saham Perbankan di Indonesia. Jurnal
Proaksi. Sekolah Bisnis Insitut Pertanian Bogor.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Kurniasari, Rahmah. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum
dan Sesudah Mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam. Skripsi dipublikasikan.
Otoritas Jasa Keuangan. Perkembangan kredit bermasalah sektor UMKM di Perbankan
Indonesia tahun 2011 – 2019. (https://www.ojk.go.id)
Setianto, Thomas Budi. 2013. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Suku Bunga Kredit
Investasi Pada Sektor Perbankan di Indonesia Periode 2006 -2012. Jurnal Mix. Fakultas
Pascasarjana, Prog Magister Manajemen, Universitas Mercu Buana.
Yulita, Anatia. 2014. Analisis Pengaruh factor Makroekonomi Terhadap tingkat Kredit
Bermasalah Pada Bank Umum di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

DAFTAR LINK
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/07/pengertian-lembaga-keuangan-bukan-
bank-fungsi-tujuan-macam-dan-contoh.html (Diakses pada 10 September 2020).
https://www.bi.go.id/id/moneter/tujuan-kebijakan/Contents/Default.aspx (Diakses pada
tanggal 24 September 2020)
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/fungsi-kebijakan-moneter (Diakses pada
tanggal 24 September 2020)
https://www.mobilestatistik.com/goodness-of-fit-gof-dalam-structural-equation-modeling-
sem/ (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020)
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17009/05.2%20bab%202.pdf?sequence=
6&isAllowed=y (Diakses pada tanggal 16 Januari 2021)

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Non Performance Loan


© 2021 JIMEK : Jurnal Mahasiswa Ekonomi Universitas Kadiri. Semua hak cipta dilindungi undang-undang

Anda mungkin juga menyukai