NIM : 1929041008
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia NYA, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Neraca Pembayaran
dan Kurs Valuta Asing” Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Simon Patar Rizky
Manalu, S.E., MSP dosen mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini
kepada saya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang tidak
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah..........……………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN/ISI
Kesimpulan…………………………………………………………………….17
3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lain yang menimbulkan
pembayaran antarnegara dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun; suatu
dibayarkan kepada negara lain; akibatnya, terjadi suatu apresiasi nilai mata uang
negara tersebut terhadap nilai mata uang negara lain; sebaliknya, neraca pembayaran
ketergantungan terhadap investor asing, dan terjadi penilaian terlalu tinggi terhadap
mata uang negara tersebut (overvalued) negara yang mengalami neraca pembayaran
defisit wajib menutupi defisit atau kekurangan itu dengan mengekspor emas atau
cadangan mata uang kuat (hard currency reserves), misalnya dolar AS, yang diterima
ialah harga atau nilai mata uang suatu negara yang diukur dengan mata uang luar
negeri ketika berbelanja atau membeli barang di luar negeri.Hal yang perlu
diperhatikan dan dijadikan hal terpenting adalah nilai tukar, karena kurs akan
AsingValuta asing adalah mata uang negara lain. Mata uang yang dipertukarkan
dengan mata uang lain disebut transaksi valas (foreign exchange / forex), yaitu nilai
4
mata uang dibandingkan dengan mata uang lain disebut nilai tukar atau nilai tukar
mata uang.Forex adalah mata uang suatu negara yang dikeluarkan dan ditukar
menjadi instrumen pembayaran yang sah di negara lain.Jika suatu mata uang dapat
ditukar dengan mata uang lain tanpa batas, pertukaran mata uang asing akan memiliki
nilai.Tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan valuta asing disebut Bursa
Valuta Asing (Foreign Exchange Market).Harga mata uang yang akan ditukar dengan
mata uang lain disebut nilai tukar mata uang asing.Jadi Kurs Valuta Asing adalah
perbandingan nilai atau harga antara mata uang asing yang dinyatakan atau ditukar
B. Rumusan Masalah
Valuta Asing
5
BAB II
PEMBAHASAN
penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang
terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
(devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi
devisa.
(devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi
6
positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan
devisa negara
Valuta asing adalah mata uang dari negara lain. Suatu mata uang yang ditukarkan
exchange atau forex), yaitu nilai suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang
rate.Jadi forex adalah mata uang suatu negara yang di keluarkan dan ditukarkan untuk
dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Jika suatu valuta dapat
ditukarkan dengan valuta lainnya secara tak terbatas maka valuta asing tersebut akan
suatu mata uang yang akan dipertukarkan dengan mata uang lain disebut dengan kurs
valuta asing.Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai atau harga antara mata
uang asing yang dinyatakan atau ditukarkan dengan nilai mata uang dalam negeri.
secara sistematis untuk seluruh transaksi ekonomi dari suatu negara dengan negara
lainnya selama periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Neraca
bookkeeping). Setiap transaksi yang dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi
Transaksi yang menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat sebagai kredit dan
diberi tanda positif. Sebaliknya transaksi yang mengeluarkan mata uang asing dicatat
7
sebagai debit dan diberi tanda negatif. Dengan memakai sistem pencatatan ganda,
maka jumlah antara kredit dan debit akan sama dengan nol. Walaupun pada
Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat
mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus
diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu negara.
Dengan adanya neraca pembayaran ini dapat diketahui kapan suatu negara mengalami
perdagangan mata uang asing adalah rekening berjalan, rekening modal dan rekening
cadangan resmi.
dari barang, jasa dan transfer unilateral yang dihasilkan dalam periode tertentu.
Selisih nilai antara barang-barang ekspor dan impor disebut neraca perdagangan
(balance of trade). Transaksi ekspor impor barang dan jasa dicatat dalam neraca
barang dan jasa (balance on goods and service). Bantuan atau hibah luar negeri
dicatat dalam transfer unilateral. Jika total barang impor lebih besar daripada barang
ekspor, maka disebut defisit perdagangan. Jika nilai barang ekspor lebih besar
Rekening modal (capital account) merupakan penerimaan bersih dari transaksi modal.
Misalkan pembelian saham, obligasi, pinjaman bank dan lain-lain. Rekening modal
8
menunjukkan besarnya investasi asing di dalam negeri dan investasi domestik di luar
negeri.
Penjualan aset ke luar negeri dicatat sebagai kredit, bertanda positif karena
menghasilkan aliran modal masuk (capital inflow). Pembelian aset dicatat sebagai
debit, bertanda negatif karena mengakibatkan aliran modal ke luar (capital outflow).
Jika aliran modal masuk lebih besar dibandingkan aliran modal ke luar, maka
transaksi pembelian atau penjualan yang melibatkan aset-aset cadangan resmi negara.
Intervensi bank sentral di pasar valuta asing dengan membeli atau menjual mata uang
Jumlah antara neraca berjalan dengan neraca modal adalah neraca transaksi cadangan
resmi (official reserve transaction balance). Surplus atau defisit pada neraca
pembayaran mencerminkan surplus atau defisit pada neraca transaksi cadangan resmi.
Jika dalam keadaan kesetimbangan, maka neraca pembayaran sama dengan nol.
Jumlah antara neraca transaksi berjalan dengan neraca modal adalah neraca cadangan
9
resmi negara dengan tanda yang berlawanan. Neraca cadangan resmi menunjukkan
jumlah bersih dari cadangan internasional yang harus bergerak antar pemerintah untuk
Artinya ada surplus permintaan terhadap mata uang domestik. Adanya surplus
permintaan terhadap mata uang domestik berdampak pada apresiasinya mata uang
Negara yang menganut sistem kurs mengambang tidak berkewajiban untuk ikut
menentukan kurs mata uang negaranya. Sehingga tidak terjadi transaksi penjualan
Pada kondisi tidak dalam kesetimbangan, BOP akan surplus atau defisit. Neraca
transaksi berjalan dan neraca modal tidak sama dengan nol, maka secara otomatis
kurs mata uang asing akan berubah untuk penyesuaian agar BOP menjadi nol. Misal
neraca berjalan defisit dan neraca modal sama dengan nol, maka BOP akan kurang
daripada nol, atau BOP mengalami defisit. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
10
BOP < 0 atau BOP mengalami defisit
Artinya ada kelebihan penawaran mata uang domestik atau ada kelebihan permintaan
mata uang asing. Dibutuhkan sejumlah mata uang asing untuk dapat menutupi defisit.
Namun pada negara yang menganut sistem kurs mengambang, neraca cadangan
devisa resmi sama dengan nol. Sehingga untuk menutupi defisit dapat diselesaikan
Di pasar valuta asing akan terjadi perubahan nilai tukar mata uang domestik menjadi
lebih rendah atau mata uang domestik mengalami depresiasi. Perubahan nilai tukar ini
akan menyebabkan nilai BOP menjadi nol. Dalam hal ini kesetimbangan neraca
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs valuta asing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kasus I.
Neraca transaksi berjalan yang merupakan selisih antara ekspor dan impor barang dan
jasa nilainya tidak sama dengan nol. Misal nilai ekspor lebih kecil daripada impor,
atau sebaliknya nilai ekspor lebih besar daripada impor. Sedangkan nilai capital
inflow sama dengan capital outflow, dan nilainya selalu dalam satuan Dollar Amerika.
Misal untuk neraca pembayaran Indonesia, total nilai ekspor dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $x dan total nilai impor dalam Dollar Amerika dinyatakan dengan
11
$ci dan total nilai capital outflow dalam Dollar Amerika dinyatakan dengan $co. Nilai
tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika dinyatakan dengan kurs USD/IDR,
satuan unit Rupiah per satu Dollar Amerika. Kurs USD/IDR pada kondisi awal adalah
berikut:
Kurs kesetimbangan USD/IDR(2) ditentukan oleh rasio antara nilai impor dan ekspor
Indonesia. Jika rasio $m/$x lebih besar daripada satu, maka rasio kurs
Jika kurs USD/IDR mengalami penguatan, maka Dollar Amerika mengalami apresiasi
Kasus II.
Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak sama
Neraca pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih besar daripada nol. Atau
sebaliknya, neraca pembayaran dapat mengalami defisit atau BOP lebih kecil
daripada nol.
12
Kondisi BOP akan surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang daripada satu.
satu. Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR melemah artinya Dollar
Kalangan pengamat ekonomi dan akademisi menilai, dampak depresiasi rupiah yang
cadangan devisa di tengah turbulensi ekonomi global yang tak menentu. Pemerintah
Menurut guru besar ekonomi UGM Prof Dr Sri Adiningsih, untuk menyelamatkan
nilai tukar yang mengambang bebas (free floating) sebagai pengganti kebijakan nilai
13
"Menurunnya penerimaan ekspor juga dapat menyebabkan mata uang negara tersebut
mengalami penurunan nilai tukarnya relatif terhadap mata uang negara-negara lain.
menjadi lebih murah dinilai dengan mata uang negara asing terjadi depresiasi nilai
Dampak depresiasi nilai tukar mata uang terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
depresiasi akan mendorong kenaikan volume ekspor dan menekan volume impor
perdagangan melalui perubahan pada terms of trade, dan pengaruh ini tidak
permintaan impor dan permintaan ekspor, maka pengaruh neraca perdagangan akan
semakin stabil (positif). Selain itu, depresiasi mungkin akan memperburuk nilai tukar
pendapatan nasional.
Krisis nilai tukar ini dapat memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam
menentukan kebijakan di masa depan, maka upaya yang paling utama dan mendesak
bagi Indonesia dewasa ini, adalah program penyelamatan yang bisa mengembalikan
kepercayaan masyarakat serta menstabilkan kurs rupiah pada nilai tukar yang riil.
Hingga akhir 2014 defisit neraca perdagangan Indonesia tercatat US$1,89 miliar,
lebih rendah ketimbang akhir 2013 yang mencapai US$4 miliar lebih. Apabila belanja
14
negara tak berkurang, maka kebijakan depresiasi kurs justru hanya akan menambah
kurs dapat mereda, akibat tekanan laju inflasi lanjut dimana tren neraca perdagangan
mengatakan, pengaruh depresiasi rupiah menjadi faktor pemicu inflasi dari sisi impor.
Impor Indonesia masih cukup tinggi untuk keperluan bahan baku dan itu
menyebabkan harga barang menjadi mahal. Jika ini terus terjadi, maka tingkat suku
bunga kredit tidak bisa diturunkan sehingga makin menekan investasi. Pemerintah
harus berjuang menjaga inflasi agar tidak lebih tinggi dari 7%.
“Nilai tukar rupiah sepanjang 2015 diperkirakan akan berada di kisaran Rp 11.800 –
Rp 12.250. Pemerintah punya ruang untuk memerkuat rupiah asalkan defisit transaksi
berjalan bisa ditekan (baik dari sumber neraca barang, jasa, maupun modal), inflasi
dapat dimitigasi secara baik, dan instabilitas sektor keuangan dihindari. Ini tentu saja
publikasi berbagai data ekonomi domestik maupun global. Namun, dalam tren jangka
menengah hingga jangka panjang, rupiah tidak memiliki faktor-faktor yang kuat
untuk mendorong penguatan. Kurs rupiah masih berisiko besar untuk kembali
Pokok pangkal kemerosotan nilai rupiah sebenarnya karena suplai dolar AS yang
masuk lebih rendah ketimbang US$ yang keluar dari Indonesia. Hal ini disebabkan
oleh defisit neraca perdagangan yang cukup tinggi, ini akibat tingginya nilai impor
dibandingkan ekspor nasional, terutama untuk komoditas bahan bakar minyak (BBM)
15
dan pangan. Padahal, pelemahan ekspor berarti pengurangan devisa masuk.
terkuras, sementara kebutuhan US$ terus meningkat yang akhirnya menguatkan nilai
BBM impor, meskipun harganya saat ini terus anjlok tetap menguras persediaan US$
cengkeraman pangan impor. Ketiga, menguatkan sisi suplai valuta asing agar ekspor
kita memiliki daya saing, seperti efisiensi kelembagaan ekonomi pasar yang berbiaya
defisitnya semakin melebar, karena biasanya defisit di sektor jasa, pendapatan dan
sebagainya itu bisa diatasi dengan surplus neraca perdagangan. Namun, dengan
neraca perdagangan karena ekspor kita masih melambat sedangkan impor dan
Neraca perdagangan Indonesia di sektor gas tidak bagus, karena harus mengimpor
banyak dari luar karena gas di domestik tidak bisa mencukupi kebutuhan dalam
karena di satu sisi yang diandalkan oleh Indonesia yaitu kebijakan moneter seperti
16
Meski ada depresiasi kurs tapi belum bisa mampu memperbaiki neraca perdagangan
nasional. Mengingat 60% ekspor nasional berupa barang non migas barang komoditas
yang notabene harganya sedang jatuh. Sedangkan dari sisi manufaktur sendiri bahan
bakunya mayoritas impor, jadi depresiasi kurs tidak banyak menguntungkan bagi
Indonesia.
Oleh karenanya jika memang pemerintah ingin memanfaatkan momen depresiasi kurs
ini lebih menguntungkan, maka pendekatan yang harus dibuat pemerintah yaitu
dengan bagaimana mendorong agar industri hilir dan menengah ini bisa berkembang
agar impor bahan baku bisa ditekan. "Ekspor kita masih terbatas komoditas bahan
mentah yang nilainya tidak besar, sedangkan impor kita juga tinggi sehingga sulit
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
Neraca pembayaran sangat berpengaruh terhadap kurs valuta asing. Neraca
perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat mendorong
naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca
kemungkinan terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit
DAFTAR PUSTAKA
Coreaccounnting indonesia.blogspot.com
18
https://id.m.wikipedia.org. Wiki
19