Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIZKY FADILLA LUBIS

NIM : 1929041008

PRODI : EKONOMI PEMBANGUNAN

MATKUL : EKONOMI PEMBANGUNAN 1

PROGAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI BIDANG PENDIDIKAN

Progam Pendidikan Anak Usia Dini-BP-PAUD-DIKMAS Sulawesi selatan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Pendidikan anak usia dini
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.Pendidikan anak
usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, juga
untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini dapat berlangsung
dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam
keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi
dan perkembangan anak usia dini. Pendidikan yang penuh pemahaman, pengembangan
dan kesempatan seluas-luasnya diberikan pada anak untuk menunjukan potensi dirinya
sendiri dengan memberikan pengarahan yang jelas pada anak. Dengan demikian anak akan
terdidik lebih cerdas dan menjadi seorang anak yang berpikir positif dan berpikiran
terbuka.  Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:  

1. Membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di
dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2. Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Adapun model yang dikembangkan oleh Pokja PAUD di Tahun 2019

1. MODEL DIK SOFIA (Pendidikan Sosial & Finansial

Pendidikan anak usia dini (PAUD) tidak hanya terkait dengan upaya membekali
mereka dengan tumbuh kembang yang memadai, tetapi juga penguatan karakter
sejak dini. Masa emas anak-anak kita isi dengan pemahaman dan karakter yang
kuat sebagai bekal mereka kelak. Persoalan karakter di era globalisasi dan
digitalisasi merupakan persoalan yang sangat fundamental. Salah satu implementasi
pembentukan karakter ialah melalui pengenalan tentang kecerdasan finansial
kepada anak usia dini, sebab  salah satu bagian dari kemampuan dasar literasi
adalah literasi finansial.  Pendidikan finansial maknanya sangat luas. Bukan
sekadar mengenalkan nilai uang, melainkan bagaimana menggunakannya dengan
baik dan bijak, bagaimana hubungannya dengan orang lain termasuk pembentukan
karakter, dan pengenalan keaksaraan.  Kecerdasan finansial merupakan upaya
memampukan anak dan mengajari anak untuk bisa memahami kegiatan atau
aktivitas mengelola keuangan sehari-hari yang sederhana. Kemampuan mengelola
keuangan tidak mungkin hanya dicapai melalui pendidikan finansial dan akses
finansial saja, tetapi juga memerlukan adanya perubahan perilaku finansial setiap
individunya. Artinya, pendidikan finansial tidak serta merta mengubah perilaku
finansial seseorang, karena itu pendidikan finansial harus dilakukan terintegrasi
dengan pendidikan sosial.  Oleh sebab itu?anak-anak sejak dini diajarkan tentang
pemahaman pengelolaan uang sebagai pendidikan karakter. Sehingga ke depan
akan menghasilkan generasi yang benar-benar mampu mengelola finansial dan
sosial.  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di enam satuan
PAUD di dua kabupaten yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan sosial dan finansial sangatlah penting dan perlu
diberikan kepada bagi anak usia dini. Responden - yang terdiri dari unsur dinas
pendidikan, pengawas, pamong belajar, kepala sekolah, guru, dan orang tua -
seluruhnya menyatakan membutuhkan model pendidikan sosial dan finansial untuk
membentuk karakter anak sejak dini dengan membiasakan anak untuk berbelanja
sesuai dengan kebutuhan, menabung, dan berbagi dengan orang lain.  BP PAUD
dan Dikmas Sulawesi Selatan sebagai UPT Pusat Ditjen PAUD dan Dikmas yang
mempunyai tupoksi pengembangan program tidak terlepas dari pembentukan
karakter anak sejak usia dini. Berdasarkan hal tersebut di atas maka BP PAUD dan
Dikmas Sulawesi Selatan akan mengembangkan model Dik Sofia Pendidikan
Sosial dan Finansial Bagi Anak Usia Dini dengan melibatkan peserta didik,
pendidik, kepala sekolah, dan orang tua anak di satuan PAUD.  

2. MODEL PURINA (Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana untuk Anak


Usia Dini) 

Kondisi alam wilayah negara Indonesia memiliki potensi sangat rawan atau rentan
terhadap segala jenis bencana. Fakta yang dihadapi oleh Indonesia sampai sekarang
ini yaitu bahwa hampir setiap wilayah tidak ada yang tidak pernah bebas dari
peristiwa bencana. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia merasa perlu untuk
mengembangkan kesiapsiagaan terhadap bencana dituangkan melalui terbitnya
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.Dalam
UU tersebut disebutkan secara jelas bencana dan rawan bencana, yaitu:
1) bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam dan non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis; dan
2) rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. UU nomor
24 tahun 2007 (pasal 26) menyatakan prioritas Pengurangan Risiko Bencana
perlu dimasukkan ke dalam sektor pendidikan, di mana setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik dalam situasi tidak terjadi
bencana maupun situasi terdapat potensi bencana. Melalui pendidikan dan
pelatihan penanggulangan bencana baik secara formal dan nonformal,
diharapkan budaya aman dan kesiapsiagaan menghadapi bencana dapat
terus dikembangkan.Bagian dari keseluruhan mandat Undang-Undang
Penanggulangan Bencana yang harus direalisasikan pemerintah adalah
melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana. Ini meliputi kegiatan-
kegiatan pencegahan dan mitigasi bencana yang harus dilakukan di semua
lini dengan pelibatan sebanyak mungkin unsur yang ada di dalam
pemerintah dan masyarakat. Muara dari kegiatan pengurangan risiko
bencana ini adalah meningkatnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi
bencana. Dalam konteks ini, sektor pendidikan memiliki peran sangat
strategis untuk mengenalkan nilai-nilai, pengetahuan dan pemahaman
tentang pengurangan risiko bencana kepada anak-anak sejak dini.Undang-
Undang Penanggulangan Bencana sendiri secara khusus menyinggung
tentang kegiatan pengurangan risiko bencana yang berkaitan dengan
pendidikan pada pasal 26 di mana dinyatakan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.

3. MODEL STEAM (Science, Teknologi, Engineering, Art dan Matematic)

Konsep pendidikan yang berfokus pada aspek kolaborasi, mengarahkan anak untuk
berfikir kritis, kreativitas, berinovasi serta mencari solusi (problem solving), yang
berbasis internasional didasari pada nilai-nilai moral dan budaya
Indonesia. Disadari ataupun tidak, bahwa dunia pendidikan terus berinovasi
sehingga jika tidak mengikuti perkembangan menuju pada perubahan maka kita
akan tetap tertinggal dalam segala hal.Oleh karena itu untuk melahirkan generasi
masa depan yang siap menghadapi segala tantangan diperlukan pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada praktek langsung.Pendekatan pembelajaran
yang mengarah pada praktek langsung tidak terlepas dengan pelibatan lingkungan
sebagai wahana pembelajaran sebagai obyek langsung. Hal ini terkait dengan
pembelajaran yang digagas oleh Jean Jacques Rosseau (1712 � 1778) menekankan
pembelajaran yang dilakukan harus menggunakan pendekatan alam yang
disebutnya pendekatan naturalistik.Pendidikan naturalistik membiarkan anak
tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu sama lain
serta memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri
sendiri dan orang lain.Sebagai seorang naturalist maka Rousseau meyakini agar
orang dewasa tidak memberikan batasan-batasan pada anak, karena pengaruh
batasan tersebut sangat besar, yakni menghambat perkembangan anak. Kesiapan
anak merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan tanpa arah tetapi kebebasan yang
terbingkai melalui pendampingan orang dewasa atau guru. Pendapat ini diperkuat
oleh Montessori menyatakan bahwa anak-anak terlahir sebagai peneliti ilmiah, serta
kemampuan untuk berfikir bagaikan seorang ilmuwan sudah dimiliki sejak
lahir.  Sejalan dengan hal tersebut di atas, yang terkait dengan pembelajaran aktif,
inovatif serta berfikir kritis sejalan dengan konsep pembelajaran STEAM (Science,
Teknologi, Engineering, Art dan Matematic) yang mana konsep utamanya adalah
praktek sama pentingnya dengan teori. Artinya harus menggunakan tangan dan otak
untuk belajar. Jika anak hanya belajar teori di dalam kelas maka anak takkan bisa
mengimbangi perubahan dunia yang dinamis. Fitur utama STEAM adalah pusat
pembelajaran dari berbagai subjek berbeda, dimana anak bisa menggunakan tangan
dan otak mereka. Anak harus mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari.    

Program / Kegiatan:

LABSITE PAUD KUNJUNG TAHUN 2014

Karakteristik wilayah kepulauan membutuh-kan layanan mobile dalam rangka perluasan


akses layanan, peningkatan mutu program, pendampingan dan peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan dengan memaksimalkan fungsi Kapal Pembelajaran “Tonro
Kassi”.

Sasaran: 3 Satuan PAUD pada daerah Kepulauan.


 

Rencana Identifikasi Lokasi Labsite: Kepulauan Pangkep Kab. Pangkep - Sulsel.

LABSITE PAUD INKLUSI TAHUN 2014

Labsite PAUD Inklusi lahir untuk mendorong terwujudnya partisipasi penuh anak difabel  
dalam kelas reguler tanpa mem-pertimbangkan kecacatan atau karakteristik lainnya.
Dengan demikian sekolah atau pendidikan menjadi lingkungan belajar yang ramah bagi
semua anak.

 
Sasaran: Terselenggaranya satuan PAUD dengan layanan inklusi.
 

Rencana Identifikasi Lokasi Labsite: Kabupaten Gowa - Sulsel.

Anda mungkin juga menyukai