Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

“Akuntansi multinasional: transaksi mata uang asing dan instrument keuangan”

Dosen Pengampu: Dr. Novi Damayanti, S.E., Ak., CA.

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:

Isnafiyah Eka Umul K (21041035)

Anjani Dwi Anggi Nora P (21041030)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM DARUL `ULUM LAMONGAN

2024
Kata Pengantar

Puji syrukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikankan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan akuntansi keuangan
lanjutan ini untuk memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah dengan judul
“Akuntansi Multinasional:Transaksi Mata Uang Asing Dan Instrument Keuangan”.
Tak lupa shalawat beriring salam kita hanturkan kepada Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya, maka saya sangat mengharap kritikan dan saran
guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang. Tetapi saya
akan berusaha seobjek mungkin untuk menyelesaikan makalah ini sebaik-baiknya.
Sekilas pengantar yang merupakan testimony dari makalah ini, saya akan
menjelaskan secara utuh mengenai pengertian hingga kesimpulan dan juga saran.
Pada bab 1 merupakan pendahuluan dan pada bab ll merupakan pembahasan
mengenai pengertian dan contoh kasus bab III merupakan kesimpulan dan saran.
Demikian pengantar singkat tentang makalah saya, tidak ada kesempurnaan dalam
diri manusia kecuali Allah semata. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Lamongan Rabu, 13 Maret 2024

Kelompok 1

PENULIS

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan......................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Kurs mata uang asing.................................................................................. 3
1. Penentuan kurs...................................................................................... 3
2. Kurs langsung dan tidak langsung........................................................ 3
3. Perubahan kurs ..................................................................................... 3
4. Kurs tunai (spot rate) dan kurs sekarang (current rate)........................ 4
5. Kurs masa depan (forward exchange rate)........................................... 4
B. Transaksi mata uang asing.......................................................................... 4
C. Mengelola risiko mata uang internasional dengan instrumen
keuangan kurs forward mata uang asing.................................................... 5
D. Derevatif yang ditunjuk sebagai nilai lindung............................................ 7
E. Contoh transaksi pembelian dari luar negeri.............................................. 8
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan................................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................... 14

Daftar pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Risiko perubahan kurs mata uang asing bagi perusahaan multinasional
berdampak pada tingkat profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar perusahaan.
Atas risiko perubahan kurs tersebut, perusahaan dapat melakukan lindung nilai
dengan menggunakan instrumen kontrak forward valas. Pemahaman aspek pajak
dari derivatif dan lindung nilai ini sangat perlu dikuasai oleh para praktisi di
lapangan.
Perusahaan yang melakukan transaksi lintas negara (cross-border) terutama
ekspor-impor pada umumnya akan dihadapkan pada risiko perubahan kurs mata
uang asing, atau memiliki eksposur mata uang asing (foreign exchange exposure).
Risiko perubahan kurs tersebut mempunyai dampak potensial pada tingkat
profitabilitas, arus kas bersih dan nilai pasar perusahaan.
Yang menjadi pertanyaan penting adalah apa yang akan terjadi pada suatu
perusahaan jika kurs mata uang asing mengalami perubahan? Menurut Eiteman,
Stonehill dan Moffett, terdapat 3 (tiga) tipe risiko perubahan kurs mata uang
asing, yaitu transaksi, operasional dan translasi.
Eksposur transaksi (transaction exposure) disebutkan untuk mengukur
perubahan dalam nilai piutang atau kewajiban keuangan yang belum jatuh tempo
atau dibayar, yang timbul sebelum perubahan dalam kurs mata uang asing
tertentu, sampai dengan dibayar atau pelunasan di mana telah terjadi perubahan
kurs mata uang asing tertentu. Dengan demikian, ia terkait dengan perubahan
dalam arus kas yang berasal dari kewajiban kontraktual yang sudah ada, atau arus
kas di masa depan yang sudah terikat dalam suatu kontrak atau perjanjian
(contractual future cash flows). Risiko ini pada umumnya terjadi pada piutang
dagang dan utang dagang dalam mata uang asing.

1
2

B. rumusan masalah:
1. Apa Saja kurs mata uang asing?
2. Apa itu transaksi mata uang asing?
3. Bagaimana Mengelola risiko mata uang internasional dengan instrumen
keuangan kurs forward mata uang asing?
C. Tujuan penulisan:
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan akuntansi dalam
transaksi mata uang asing dan instrument keuangan
2. Untuk mengetahui apa itu transaksi mata uang asing
3. Untuk mengetahui bagaimana Mengelola risiko mata uang internasional
dengan instrumen keuangan kurs forward mata uang asing
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurs mata uang asing


1. Penentuan kurs
Mata uang suatu negara mirip dengan komoditas lain, dan kursnya
berubah karena sejumlah factor ekonomi yang memmengaruhi permintaan
penawaran terhadap mata uang tersebut. Sebagai contoh, jika suatu negara
sedang mengalami tingkat inflasi yang tinggi, daya beli mata uangnya kan
menurun. Penurunan nilai suatu mata uang di cerminkan oleh penurunan
posisi mata uang negara tersebut relative terhadap mata uang negara lain.
Factor yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah neraca
pembayaran,perubahan suku bunga,dan tingkat investasi negara tersebut serta
stabilitas dan proses tata kelola (governance).
2. Kurs langsung dan tidak langsung
a. Kurs langsung
Kurs langsung (direct exchange units-LCUs-DER) adalah banyaknya
unit mata uang local yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
DER= nilai setara rupiah / 1 FCU
b. Kurs tidak langsung
Kurs tidak langsung (indirect exchange rate-IER) adalah kebalikan
dari kurs langsung.
IER= 1 FCU / nilai setara rupiah
3. Perubahan kurs
a. Menguatnya rupiah-penuruanan kurs langsung.
Menguatnya nilai rupiah berarti:
1) Lebih sedikit mata uang rupiah diperlukan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing
2) Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing

3
4

b. Melemahnya rupiah-peningkatan kurs langsung


Melemahnya rupiah berarti:
1) Lebih banyak mata uang Indonesia yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing
2) Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.
4. Kurs tunai (spot rate) dan kurs sekarang (current rate)
Kurs tunai adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu
mata uang. Kurs sekarang didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai
pada tanggal neraca suatu entitas.
5. Kurs masa depan (forward exchange rate)
Kurs masa depan pada suatu tanggal tertentu tidak sama dengan kurs
tunai pada tanggal yang sama. Ekspektasi yang berbeda terhadap nilai kurs
dimasa depan menentukan tingkat kurs tersebut. Selisih antara kurs depan dan
kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread. Spread memberikan
informasi tentang kemungkinan pengutan atau pelemahan dari suatu mata
uang.
B. Transaksi mata uang asing
Transaksi mata uang asing adalah aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam
mata uang selain mata uang pencatatan suatu entitas. Transaksi tersebut meliputi:
1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya
dinyatakan dalam mata uang asing
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan.
4. Pembelian atau penjulan unit mata uang asing
Salah satu pihak dalam transaksi mata uang basing harus menukarkan mata
uangnya sendiri dengan mata uang negara lain. Dalam praktik bisnis normal
diperlukan penyelesaian transaksi dalam mata uang domestic bagi perusahaan
yang melakukan penjulan atau memberikan pinjaman,namun persetujuan antara
kedua pihak dapat menyebutkan sebaliknya. Beberapa pihak menggunakan
5

singkatan yang mengacu pada transaksi mata uang asing dengan menggunakan
huruf FX (singkatan dari foreigh exchange) saja.
C. Mengelola risiko mata uang internasional dengan instrumen keuangan kurs
forward mata uang asing
Entitas multinasioanal mengelola risiko mata uang asing mereka dengan
menggunakan beberapa jenis instrument keuangan seperti:
1. Kontrak masa depan dalam mata uang asing
2. Opsi mata uang asing
3. Mata uang asing berjangka
Akuntansi untuk derevatif dan aktivitas lindung nilai (hedging) berpedoman
pada dua standar. PSAK 50, “instrument keuangan: penyajian dan
pengungkapan”, dan PSAK 55. “instrument keuangan: pengakuna dan
pengukuran”, mendefinisikan derivative dan menetapkan aturan umum dalam
pengakuan derivatif baik sebagai asset atau kewajiban dalam neraca dan
mengukur instrument keuangan tersebut pada nilai wajar.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontarak yang akan
meningkatkan nilai asset dari suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada
ekuitas lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan, wesel bayar, wesel tagih,
serta berbagai jenis kontrak keuangan lainnya.
Derevatif ( derivative ) adalah suatu instrument keuangan yang:
1. Memeliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari dan (underlying) dan
satu atau lebih jumlah nasional (national amount)
2. Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalaupun memerlukan
investasi,maka nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh jenis perjanjian lain yang diperkirakan akan menghsilkan
efek yang sama terhadap perubahan dalam factor-faktor pasar.
3. Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlenebt (pelunasan) pada
tanggal tertentu dimasa yang akan datang.
6

Devinisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak
yang mempunyai semua criteria berikut.

1. Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok


yang mendasari (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional
( national amount), yang menentukan persyaratan instrument keuangan
tersebut.
a. Variabel poko yang mendasari ( underying) adalah variabel keuangan
yang atau variabel fisik yang mempunyai perubahan yang dapat di
pantau atau yang dapat diverivikasi secara objektif. Kurs mata uang,
harga komoditas, indeks atau tingkat harga, jumlah hari-hari yang
hangat dalam musim dingin, atau variabel lain yang mencakup
peristiwa yang terjadi maupun yang tidak terjadi, seperti pembayaran
yang dijadwalkan dalam jumlah suatu kontrak adalah contoh dari
variabel pokok yang mendasari.
b. Jumlah nasinal (natonal amount) adalah banyaknya unit mata uang,
saham, ukuran, kapasitas, berat, atau unit lain yang ditetapkan dalam
instrument keuangan.
2. Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih
awal atau jika pun ada, maka investasi bersih awal tersebut lebih kecil dari
pada yang diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai
tanggapan yang serupa pada perubahan factor pasar.
3. Persyaratan kontrak:
a. Memerlukan atau membolehkan suatu penyelesaiaan bersih (net
settlement)
b. Menyediakan penyerahan asset yang menempatkan penerima dalam
pososisi ekonomi yang secara substansial tidak berbeda dengan
penyelesaian bersih
c. Kontrak yang siap untuk diselsaikan oleh pasar atau mekanisme lain di
luar kontrak.
7

D. Derevatif yang ditunjuk sebagai nilai lindung


PSAK 55 memberikan persyaratan spesifik dalam pengklasifikasian derivative
sebagai suatu aktivitas lindung nilai. Akuntansi lindung nilai menghapuskan
keuntungan (kerugian) atas pos yang dilindungi atas kerugian (keuntungan) dan
instrument lindung nilai. Lindung nilai dapat digunakan untuk:
1. Resiko kurs mata uang asing dimana kurs mata uang berubah setiap saat
2. Resiko tingkat bunga khususnya untuk perusahaan yang mempunyai
instrument utang yang bersifat variabel
3. Resiko komoditas dimana harga masa depan komoditas dapat berbeda dari
harga tunai.
Suatu instrument derivative dapat diklasifikasikan sebagai instrument lindung
nilai,jika hanya jika seluruh criteria berikut ini terpenuhi,yaitu:
1. Dokumentasi yang cukup harus disajikan pada awal jangka waktu ni8lai
lindung untuk menentukan tujuan dan sasaran dari lindung nilai, instrument
lindung nilai dan hal-hal yang dilindung, serta bagaimana efektivitas lindung
nilai tersebut akan dievaluasi secara berkesinambungan.
2. Lindung nilai harus sangat efektif dalam mengomensasi seluruh perubahan
dalam nilai wajar maupun arus kas yang di hubungkan dengan nilai yang
dilindungi, dan seluruh strategi manajemen untuk melakukan lindung niulai
tersebut secara konsisten harus didokumentasikan selama jangka waktu
lindung nilai.
3. Untuk lindung nilai arus kas, transaksi yang diperkirakan sebagai subjek
lindung nilai harus dapat memiliki kemungkinan yang sangat tinggi dan harus
menunjukan adanya eksposur yang tinggi pada arus kas yang akan
menyebabkan timbulnya untung dan rugi akibat risiko tersebut.
4. Efektivitas lindung nilai harus dapat di hitung dengan meyakinkan, seperti
lindung nilai atas nilai wajar atau arus kas harus dapar dihubungkan dengan
risiko lindung nilai dan instrument lindung nilai tersebut dapat dihitung
dengan cepat.
8

5. Lindung nilai ditentukan secara berkesinambungan dan nilai pada bagian


efektifnya ditentukan secra actual!sepanjang periode pelaporan keuangan.
Derevatif yang memenuhi persyaratan untuk lindung nilai dan digunakan
oleh manajemen perusahaan untuk memenuhi tujuan tersebut diatur dalam PSAK
55, sebagai berikut:
1. Lindung nilai atas nilai wajar ( fair value hedges) digunakan untuk melindungi
risiko perubahan nilai wajar dari kewajiban atau asset atau komitmen ( firm
commitment) yang belum diakui untuk membeli menjual asset pada harga
tetap atau porsi tertentu seperti asset, kewajiban,atau komitmen yang dapat
dikaitkan dengan risiko tertentu dan dapat menyebabkan timbulnya
keuntungan atau kerugian.
2. Lindung nilai arus kas (cash flow hedhes) digunakan untuk melindungi risiko
perubahan arus kas yang antisipasi,yang masuk atau keluar dari
perusahaan,untuk asset dan kewajiban yang diakui (seperti pembayaran bunga
masa depan atas utang bunga dengan tingkat bunga variabel) atau transaksi
yang diperkirakan sangat pasti terjadi dan dapat mempengaruhi laba rugi.
3. Lindung nilai dari investasi bersih operasi dari luar negeri. Derevatif yang
tunjuk sebagai lindung nilai untuk jenis resiko mata uang asing ini
mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan untuk jenis resiko
mata uang asing ini mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan
dalam pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian
translasi kumulatif
E. Contoh transaksi pembelian dari luar negeri
Pada tanggal 1 Oktober 2011 PT Induk membeli barang secara kredit dari
Tokyo industries dengan nilai 2.000.000 yen. Transaksi tersebut didenominasi
dalam yen dan PT Induk menghapuskan resiko dalam kewajiban mata uang asing
yang terkena kontrak pertukaran untuk menerima 2.000.000 yen dari pedagang
mata uang asing. Jangka waktu kontrak pertukaran mata uang asing sama dengan
periode kredit 6 bulan yang diberikan oleh Tokyo Industries. Tanggal akhir tahun
9

PT Induk adalah 31 desember sementara utang akan dilunasi pada tanggal 1 april
2012. Nilai setara rupiah dari 1 yen:

Tanggal Kurs langsung Kurs Forward

1 Oktober 2011 (tanggal transaksi) Rp.80 Rp.85 (180 hari)


31 Desember 2011 (tanggal neraca) Rp.90 Rp.87 (90 hari)
1 april 2012 (tanggal pelunasan) Rp.86

PT Induk Perusahaan Indonesia membuat ayat jurnal keuangan dalam rupiah

1 /10/2011 Persediaan 160.000.000


Utang Usaha 160.000.000

31/12/2011 Tidak ada jurnal

1/4/2012 Utang Usaha 160.000.000


Kas 160.000.000

PT Jepang melakukan penjurnalan keuangan dalam Yen Jepang

1 /10/2011 Persediaan 160.000.000


Utang Usaha (¥) 160.000.000
Rp.160 juta = ¥ 2 juta x Rp.80
kurs tunai

31/12/201 Rugi transaksi mata uang asing 20.000.000


1 Utang usaha (¥) 20.000.000
Menyesuaikan utang dalam mata
uang asing pada pelaporan setara
rupiah dan mengakui rugi selisih
10

kurs

1/4/2012 Utang usaha (¥) 8.000.000


keuntungan transaksi mata 8.000.000
uang asing
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000
kas 172.000.000
Utang usaha (¥) 172.000.000
Unit mata uang asing (¥) 172.000.000

 Ayat jurnal untuk mencatat kejadian tersebut


1 oktober 2011
Persediaan 160.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000
(membeli persediaan secara kredit Rp.85x(¥) 2.000.000=Rp.160.000.000

Piutang mata uang asing dari broker (¥) 170.000.000


Utang yen ke broker (Rp) 170.000.000
(membeli kontrak forward untuk menerima (¥) 2.000.000 (Rp.85 x (¥)
2.000.000 = Rp.170.000.000

 Ayat jurnal penyesuaian pada 31 desember 2011


31 Desember 2011
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
11

(menyesuaikan piutang yang didenominasi dalam yen mnjdi nilai setara


rupiah sekarang menggunakan kurs farward)
Ket: Rp.174.000.000 = 2.000.000 x Rp.87 kurs farward 90 hari pd tanggal 31 des
(170.000.000) = 2.000.000 x Rp.85 kurs farward 180 hari pd tanggal 1 okt
Rp. 4.000.000 = 2.000.000 x (Rp.87-85)

31 desember 2011
Kerugian transaksi mata uang asing 20.000.000
Utang usaha 20.000.000
(menyesuaikan utang yang didemonisasikan dalam yen menjadi nilai setara
rupiah sekarang dengan menggunakan kurs tunai)
Rp.180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp.90kurs 31 des
Rp.180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp.80 kurs 1 okt
Rp. 20.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp.90-80)

 Ayat jurnal pada tanggal 1 april 2012 (tanggal penyelesaiaan)


1 april 2012
Kerugian transaksi mata uang asing 2.000.000
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 2.000.000
Rp.172.000.000 = (¥)2.000.000 x Rp86 kurs 1 april
Rp.174.000.000 = (¥)2.000.000 x Rp.87 kurs forward
Rp. 2.000.000 =(¥)2.000.000 x (Rp 86-87)

Utang usaha 8.000.000


Keuntungan transaksi mata uang asing 8.000.000
(menyesuaikan uatang didenominasi dlm yen sesuai kurs tunai pd tanggal
penyesuaiaan (¥)2.000.000 x (Rp.86-Rp.90)
12

Utang rupiah ke broker (Rp) 170.000.000


Kas 170.000.000
(menyerahkan rupiah ke broker sebagaimana ditentukan dlm kontrak forward)

Unit mata uang asing (yen) 172.000.000


Piutang mata uang asing dan broker (yen) 172.000.000
(menerima+2.000.000 dri broker,dinilai pd kurs langsung tanggal 1 april
(Rp.172.000.000 (¥)2.000.000 x Rp86))

Utang usaha 172.000.000


Unit mata uang asing (yen) 172.000.000
(membayar 2.000.000 yen ke Tokyo industries, inc. untuk penyelesaian
liabilitas yang dinenominasi dlm yen)

F. Pembahasan tambahan
1. Catatan untuk pengukuran efektifitas lindung nilai
PSAK 55 menyatakan bahwa,pada setiap awal transaksi lindung
nilai,perusahaan harus mendefinisikan metode yang akan digunakan untuk
mengukur efektifitas lindung nilai. Efektifitas berarti akan terdapat
penghapusan,dalak kisaran 80% sampai 125%,dari perubahan nilai wajar arus
kas dan perubahan nilai wajar risiko yang dilindung nilai. Efektivitas harus
dimulai paling tidak setip tiga bulan dan pada saat perusahaan melaaporkan
keuangan atau laba. Perusahaan dapat memutuskan untuk memilih dari
beberapa pengukuran yang berbeda untuk menilai efektifitas lindung nilai.
Nilai intrinsic dari derivative (the time value o a derative) terkait dengan nilai
yang dialokasikan ke kesempatan untuk memiliki derevatif terbuka bagi
periode tertentu. Nilai waktu akan berkurang selama jangka waktu derevatif
dan menjadi nol pada tanggal jatuh tempo derevatif. Jika perusahaan
menggunakan kurs tunai untuk mengukur efektifitas lindung nilai,maka setiap
13

perbedaan antara kurs tunai dan kurs masa depan tidak dimasukkan dalam
penilaian efektifitas lindung nilai,melainkan dimasukkan dalam laba.
2. Alokasi pajak antar periode atas keuntungn (kerugian) mata uang asing
Perbedaan temporer dalam pengakuan kuntungan atau kerugian mata
uang asing antara akuntansi pajak dan akuntansi GAAP mengharuskan alokasi
pajak antarperiode. Umumnya,metode akrual untuk pengakuan pengaruh
perubahan kurs dalam periode terjadi konversi dari akun yang didominasi
dalam mata uang asing. Perbedaan temporer diakui sesuai PSAK 46,
“akuntansi untuk pajak penghasilan”
3. Lindung nilai investasi bersih dientitas asing
Dalam pembahasan awal pengakuan kontrak masa depan sebagai
instrument lindung nilai,risiko mata uang asing dari transaksi yang didominasi
dalam mata uag asing dapat dihapuskan. Konsep yang sam berlaku untuk
perusahaan indinesia yang menganggap investasi bersih di entitas asing
sebagai komitmen jangka panjang yang mengakibatkan komitmen terkena
eksposur resiko mata uang asing. Sejumlah alat bantu manajemen neraca
tersedia bagi perusahaan Indonesia untuk melindungi nilai investasi bersih
pada entitas asing. Manajemen dapat menggunakan kontrak pertukaran mata
uang asing,komitmen mata uang asing lainnya,atau beberapa perjanjian
pendanaan antar perusahaan tertentu,termasuk transaksi antar perusahaan.
Sebagai contoh,perusahaan induk Indonesia dapat meminjam 10.000
poundsterling inggris untuk melindungi nilai terhadap posisi asset bersih yang
terkena eksposur setara dari anak perusahaan inggris. Setiap fluktuasi kurs
antara poundsterling dan rupiah akan dihapus oleh investasi pada anak
perusahaan inggris dan juga utang pinjaman.

PSAK 55 munyatakan bahwa untuk instrument keuangan derevatif yang ditujukan


sebagai lidung nilai atas investasi bersih dalam operasi asing yang terkena eksposur
mata uang asing. Maka setiap bagian dari perubahan nilai wajar yang setara dengan
keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing akan dilaporkan dalam
14

pendapatan komprehensif lainnya. Bagian dari pendapatan komprehensif lainnya


tersebut yang ditimbulkan dari lindung nilai investasi bersih di operasi asing akan
menjadi penyesuaian translasi kumulatif dalam pendapatan komprehensif kumulatif
lainnya
BAB III

Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata
uang fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi dalam
mata uang asing diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yaitu PSAK
No.10 tentang transaksi dalam mata uang asing dan PSAK No.11 tentang penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang digunakan:
1. Kurs Spot (spot rate)Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.
2. Kurs Sekarang (current rate)Kurs dimana 1 unit mata uang dapat dipertukarkan
dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi.
3. Forward Rate Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi
kontrak berjangka.

Ketentuan PSAK No.10 tentang Transaksi Mata Uang Asing


Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang
timbul ketika suatu perusahaan:
a) Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam
suatu mata uang asing;
b) Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam
suatu mata uang asing;
c) Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana
d) Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban
yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

15
16

Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka
adalah:
1. Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut
kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal
transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau
sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing
yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan,
penggunakan kurs rata-rata
untuk satu periode tidak dapat diandalkan.
2. Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan
dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank
Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.
Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana
Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai
tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan
untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan
Pernyataan ini.
17

3. Pengakuan Selisih Kurs


Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam
mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu
periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode
tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam
beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Saran

Suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang
jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan juga berubah. Maka dari itu di perlukannya prinsip kehati-hatian dalam
akuntansi.
Daftar pustaka

https://www.stieykpn.ac.id/internal/images/dsn/DED/materi/20211/AKT401/bab-2-
akuntansi-derivatif-dan-lindung-nilai-sept-2021.pdf

https://www.academia.edu/32458769/Makalah_1_

18

Anda mungkin juga menyukai