Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JURNAL REVIEW

“SENYAWA ANORGANIK”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. Aralia Putri Marsya (4232431014)
2. Devy J.R Pangaribuan (4233131035)
3. Ersenni Br Ginting. (4233131097)
4. Novita Tarigan (4233131034)
5. Putri Yulyanti Sagala (4232431023)
6. Sartika br Hutasoit (4233131085)

Kelas: PSPK 23A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical jurnal Review ini dalam keadaan sadar dan sehat. Tugas
ini kami susun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas Critical jurnal Review dalam mata
kuliah “Kimia Umum”. Harapan Penulis kedepannya, semoga hasil dari Critical Jurnal
Review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama pada teman-teman
dari Universitas Negeri Medan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si dan
Bapak Haqqi Annazili Nasution, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia
Umum yang telah memberikan tugas serta membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
Critical Jurnal Review ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian Critical Jurnal
Review ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, tata
bahasa serta penulisan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan Critical Jurnal Review selanjutnya.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 19 Oktober 2023

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Identitas Jurnal

BAB II
RINGKASAN ISI
2.1 Ringkasan Isi Jurnal

BAB III
KEUNGGULAN
3.1 Keunggulan penelitian
3.2 Kegayutan antar Elemen
3.3 Originalitas Temuan
3.4 Pemutakhiran Masalah
3.5 Kohesi dan Koherensi isi Penelitian

BAB IV
KELEMAHAN
4.1 Kelemahan Penelitian
4.2 Kegayutan antar Elemen
4.3 Originalitas Temuan
4.4 Pemutakhiran Masalah
4.5 Kohesi dan Koherensi isi Penelitian
BAB V
IMPLIKASI TERHADAP TEORI
5.1 Teori Pembangunan di Indonesia
5.2 Pembahasan dan Analisis

BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran di bidang sains, yang mana bagi
peserta didik sekolah menengah merupakan mata pelajaran yang masih baru bagi siswa.
Materi kimia baru mereka dapatkan secara utuh sebagai suatu mata pelajaran di Sekolah
Menengah Atas (SMA). Hal ini tidak menutupi kemungkinan akan adanya kesulitan bagi
siswa dalam mengikuti proses belajar kimia, sehingga kimia dianggap sebagai mata pelajaran
yang sulit dan menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi oleh siswa SMA.

Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas X adalah materi tata nama
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) senyawa anorganik. Belajar
kimia memiliki konsep dasar tata nama senyawa yang harus dapat dimengerti oleh siswa
SMA. Hal ini dikarenakan antara satu materi dengan materi lainnya saling
berkesinambungan.
Dengan berkembangnya teknologi. Semua jenjang individu sangat mengandalkan
teknologi yang dapat membantunya mempermudah segala urusan. Begitu pula dalam
pembelajaran, siswa cenderung belajar melalui telepon genggamnya dari pada dari buku teks.
Sehingga sangatlah membantu jika dikembangkan sesuatu yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah.
Jurnal yang diangkat ini merupakan salah satu jurnal dengan jenis penelitian, dan
pengembangan, dimana yang di bahas adalah apliksi yang dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahamannya dalam menuliskan tata nama senyawa anorganik.

1.2 TUJUAN
 Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Kimia Umum
 Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
 Mengetahui metode pembelajaran senyawa organik melalui jurnal penelitian

1.3 MANFAAT
Memperluas wawasan dan pengetahuan mengenaik senyawa anorganik dan diiharapkan
dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai Senyawa Kimia dan manfaatnya di
dalam kehidupan
1.4 IDENTITAS JURNAL

Judul : Rekonstruksi Bahan Ajar Sintesis Senyawa Anorganik Untuk


Mahasiswa Calon Guru Kimia Menggunakan Model Of
Educational Reconstruction
Jenis Jurnal : Jurnal Kimia Anorganik
Download : https://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/konfigurasi/article/view/5726
Volume dan Nomor : 2 (2)
Tahun : 2018
Penulis : Yeni Kurniawati
ISSN : 2549-1679
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 RINGKASAN ISI JURNAL

1. Pendahuluan
Senyawa anorganik merupakan salah satu konsep kimia yang erat dengan kehidupan
sehari-hari. Salah satu materi terkait senyawa anorganik adalah tata nama senyawa anorganik.
Tata nama senyawa merupakan materi yang menuntut peserta didik untuk mampu
mencermati, memahami, membutuhkan ketelitian dan banyak hafalan. Materi yang bersifat
hafalan cenderung sulit dipahami oleh peserta didik dalam memori jangka panjang sehingga
membutuhkan banyak pengulangan (Sari dkk., 2014: 23). Sementara itu, pembelajaran tata
nama senyawa cenderung menggunakan Metode ceramah dan belum optimalnya penggunaan
media pembelajaran (Habibati dan Afriza, 2017: 756). Belum optimalnya penggunaan media
Berdampak pada pembelajaran yang membosankan serta belum maksimalnya Motivasi
belajar peserta didik (Maslukhah dan Luthfi, 2014: 207) dan dapat Menyebabkan belum
maksimalnya hasil belajar peserta didik (Gusti dkk., 2017:85).
Pemahaman tentang tata nama senyawa yang baik akan memudahkan peserta Didik
untuk memahami materi kimia selanjutnya, hal ini karena ilmu kimia Berasal dari konsep
yang berjenjang (Kholidah dan Luthfi, 2016: 66). Sehingga Pengunaan media dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan dalam proses Pembelajaran baik didalam maupun di luar
kelas (Irwansyah, et al., 2017: 233) Agar peserta didik dapat memahami materi tata nama
senyawa anorganik dengan Cara yang lebih menyenangkan dan memotivasi. Arsyad (2013:
3) mengemukakan bahwa media merupakan berbagai alat yang Digunakan untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali pesan atau Informasi dalam berkomunikasi. Media
pembelajaran adalah alat komunikasi Yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya Proses belajar (Hermawanti dkk., 2018: 64). Berdasarkan penelitian
sebelumnya, Kurushkin dan Mikhaylenko (2015:5) membuat media pembelajaran pada
materi Tata nama senyawa anorganik berupa permainan kartu, permainan kartu ini Berfungsi
untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap tata nama Senyawa anorganik. Selain
itu, Wardani dkk (2017: 13) membuat media Pembelajaran komik pada materi tata nama
senyawa anorganik. Penelitianpenelitian tersebut telah mengembangkan media pembelajaran
tata nama senyawa, Namun sayangnya masih sedikit pengembangan media pembelajaran
yang 665rMelibatkan teknologi.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan campuran (mixed Method)
dengan desain eksploratori di mana Data kualitatif dan kuantitatif relatif sama Pentingnya
dalam menentukan hasil Penelitian. Model of Educational Reconstruction (Duit, 2007)
menjadi rujukan. Utama bagi tahapan pelaksanaan penelitian secara bersiklus. Obyek
penelitian ini adalah bahan ajar sintesis senyawa anorganik, sedangkan Subyek penelitian
adalah mahasiswa calon Guru kimia semester IV dan dosen pengampu Mata kuliah yang
terkait dengan sintesis Senyawa anorganik di program studi Pendidikan kimia salah satu
LPTK di Indonesia. Penelitian ini juga didukung oleh Laboratorium pendidikan kimia yang
dimiliki LPTK tersebut dengan segala fasilitas Eksperimen dan tenaga laboratorium terkait.
Perolehan data penelitian ini didasarkan Pada 3 tahapan MER, di mana pada tahapan Awal,
analisis struktur konten sintesis senyawa Anorganik dilakukan dengan sumber data dari
Kurikulum pendidikan kimia di tiga Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang
Ada di Indonesia dan hubungannya dengan Kurikulum di SMA, serta beragam referensi Lain
terkait dengan sintesis senyawa anorganik Diantaranya analisis konten beberapa referensi
Seperti Analysis, Synthesis, and Design of Chemical Processes (Turton, 2009), Small Scale
Synthesis of Laboratory with Reagents Modelling (Lerner, 2011), Inorganic Chemistry II
(Gerken, 2009), Inorganic Synthesis (Kleinberg, 2007) Inorganic Material Synthesis (Taubert,
2005), Inorganic Materials Synthesis and Fabrication (Lalena, Cleary, Carpenter, & Dean,
2008) . Data Kualitatif kesesuaian bahan kajian dengan Kurikulum dikaji pada tahap ini,
hingga Ditemukan rumusan materi subyek sintesis Yang sesuai. Tahap selanjutnya dilakukan
Kajian empiris terhadap level kemampuan mahasiswa calon guru kimia terkait pengetahuan
pendukung materi subyek sintesis senyawa anorganik. Pada tahapan ini, Persepsi dan
pemahaman pendidik juga digali secara empiris guna kesesuaian implementasi materi
subyek. Dari tahap ini diperoleh data Kuantitatif level pemahaman mahasiswa Terhadap
materi sintesis senyawa anorganik, dan kesesuaiannya dengan pemahaman pendidik. Hasil
analisis struktur materi yang disesuaikan dengan data empiris pemahaman pendidik dan
peserta didik menjadi dasar rekonstruksi bahan ajar sintesis senyawa Anorganik.

3. Hasil Pembahasan
Sesuai dengan tahapan penelitian menurut MER, maka analisis struktur konten
Dilakukan terlebih dahulu terhadap kurikulum, Mulai dari jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) di mana guru akan menyampaikan Ilmunya, dan kurikulum di LPTK. Hasil Analisis
terhadap mata pelajaran kimia dalam Kurikulum SMA menunjukkan bahwa materi Kimia
yang disajikan menurut Kurikulum 2013 dan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) berada pada kisaran Separuh bagian dari pondasi-pondasi dasar Bagi pemahaman
tentang sintesis senyawa Anorganik, sebagaimana terlihat pada Gambar Secara konseptual,
menunjukkan bahwa kuantitas kompetensi Dasar Materi kimia yang menjadi Pondasi/bekal
pemahaman dasar tentang Sintesis senyawa anorganik, lebih terwakili Oleh KTSP. K-13 lebih
rendah dari persentasi Kompetensi dasar materi yang meliputi materi Kimia unsur, laju
reaksi, termokimia, Stoikiometri, ikatan kimia, kimia koordinasi, Serta identifikasi kualitatif
dan kuantitatif Senyawa anorganik. Namun dari segi Pengalaman bereksperimen, K2013
Lebih menawarkan peluang yang lebih Implementatif dalam pembelajarannya bagi Siswa.
Meskipun pada kedua kurikulum Secara implisit maupun eksplisit kurikulum SMA juga
memberikan rekomendasi pada Guru untuk membekalkan kemampuan Bereksperimen kimia
sederhana terhadap Materi-materi di atas seperti keterampilan Menyiapkan alat dan bahan,
membuat larutan, Mereaksikan, melakukan pemanasan, filtrasi, Dan mengidentifikasi unsur
dan senyawa Secara kualitatif maupun kuantitatif.
Konsep-konsep kima dan kemampuan Dasar eksperimen ini relatif cukup
Representatif dalam memberikan kontribusi Terhadap pemahaman dasar kimia dan
Kemampuan dasar di laboratorium yang harus Dimiliki oleh calon guru kimia, sesuai dengan
Penjabaran kompetensi profesional yang harus Dimiliki oleh guru Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebagaimana tertera dalam kurikulum. Artinya dari segi kompetensi profesional Calon
guru kimia harus memiliki pemahaman Yang komprehansif dari terhadap materi yang
Berhubungan dengan sintesis senyawa Anorganik dalam kurikulum SMA. Selanjutnya
penelaahan/analisis terhadap Kurikulum Program Studi Pendidikan Kimia Di LPTK terhadap
materi sintesis senyawa Anorganik menunjukkan bahwa materi ini Merupakan konten yang
dibekalkan pada Semua LPTK yang dianalisis, dengan muatan Konsep yang relatif sama.
Sementara untuk Bekal eksperimen, sintesis senyawa anorganik juga merupakan eksperimen
yang dilatihkan Pada ketiga institusi, dengan kesamaan Konsep dasar kimia dan kemampuan
yang Dibekalkan pada mahasiswa.
Dari segi konsep kimia, sintesis dan karakterisasi senyawa anorganik merupakan
eksperimen yang melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep yang berhubungan
karakteristik unsur dan senyawa anorganik, Ikatan kimia, kimia larutan, reaksi-reaksi
Senyawa anorganik, termodinamika kimia, Kesetimbangan, kecepatan reaksi, Stoikiometri,
analisis kualitatif dan kuantitatif, Dan instrumentasi kimia. Dari segi kemampuan
bereksperimen, Sintesis dan karakterisasi senyawa anorganik merupakan percobaan yang
melibatkan banyak kemampuan dasar bereksperimen bagi Seorang calon guru kimia, yakni
mulai dari Kemampuan menentukan alat dan bahan, Melakukan preparasi zat, menggunakan
Instrumentasi kimia, mendesain percobaan, Merangkai alat sederhana, mereaksikan,
Melakukan pemanasan, melakukan analisis Kualitatif dan kuantitatif, dan mengamati hasil
Eksperimen, untuk kemudian mengambil kesimpulan.

4. Simpulan
Hasil Rekonstruksi materi SSA menunjukkan bahwa SSA memiliki urutan proposisi
makro sebagai Berikut: 1) Deskripsi umum, senyawa hasil Sintesis 2) Manfaat senyawa hasil
sintesis, 3) Reaksi yang dapat mendasari kemungkin Pembentukan senyawa hasil sintesis,
4)Hubungan termodinamika dan kinetika reaksi Dengan proses sintesis, 5) Sifat-sifat
senyawa Anorganik hasil sintesis, 6) Teknik dasar Sintesis dan 7) Teknik dasar karakterisasi.
Untuk memahami eksperimen SSA, prinsip Dasar yang harus dipahami calon duru kimia
Yakni: karakteristik material, struktur molekul Senyawa, dan reaksi kimia yang berlangsung
Termasuk kinetika, termodinamika, Kesetimbangan dan laju reaksinya.

BAB III
KEUNGGULAN

3.1 KEUNGGULAN PENELITIAN


Keunggulan dari penelitian jurnal tersebut ialah dalam jurnal tersebut terdapat metodologi
inovatif yang dimana penelitian itu menggunakan metode penelitian yang baru atau inovatif
dalam kimia anorganik dan di dalam relevansi penelitian tersebut relevan dengan pertanyaan
atau tantangan yang terdapat pada isi jurnal , selanjutnya pengaruh terhadap pengetahuan
dimana penelitian telah mempengaruhi atau mungkin akan mempengaruhi perkembangan
ilmu pengetahuan dalam kimia anorganik. Didalam keunggulan penelitian ini terdapat
percobaan yang dimana obat mengandung sejumlah kecil pewarna fluoresen. Dan trifosfat
DYOMICS-647 yang memancarkan warna merah tua. , konsep IOH- NP telah diperluas ke
>30 anion obat berbeda. Berdasarkan sintesis fase cair yang berbeda termasuk air, poliok,
eter, amonia cair, terdapat cairan ionik dan berbagai jenis senyawa (termasuk nanopartikel
oksida logam, nanopartikel logam dasar, nanosfer berongga, polihalida dan halogen logam
kaya halida karbonil dan senyawa cluster, hibrida anorganik- organik (nanopartikel.
3.2 KEGAYUTAN ANTAR ELEMEN
Kegayutan antar elemen dari jurnal yang saya bahas menurut saya jurnal tersebut memiliki
dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang dapat di
benarkan, karena memang benar adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut
dengan adanya hubungan antar elemen tersebutlah akan tercipta suatu ide untuk memudahkan
Mahasiswa dalam mempelajari pengembangan tes kreativitas pada pembelajaran Kimia
dengan pendekatan inkuiri. Penulis mampu menyajikan materi secara sistematis dan
strukturalis, dengan mengurutkan pengantar masalah, sebab-sebab kreativitas peserta didik
tidak dikembangkan, jenis tes apa saja yang digunakan untuk mengetahui kreativitas anak,
dan kesimpulan materi.

3.3 ORIGINALITAS TEMUAN


Penulis mencantumkan data-data akurat atau bukti-bukti dari penelitian, yang memang
membenarkan bahwa jurnal ini memang dilakukan oleh si peneliti.

3.4 PEMUKTAHIRAN MASALAH


Masalah yang diangkat cukup mutakhir, karena pentingnya kreativitas pada pembelajaran
Kimia terkhusus pada materi Senyawa Anorganik.

3.5 KOHESI DAN KOHERENSI ISI PENELITIAN


Peneliti mampu menyajikan penelitian dengan kohesi dan koherensi, setiap materi yang
disajikan tidak keluar dari topik yang dimaksud.
BAB IV
KELEMAHAN

4.1 KELEMAHAN PENELITIAN


Dijurnal ini masih belum menemukan solusi terkait kurangnya minat peserta didik mengenai
hal-hal atau fenomena yang terjadi di sekitarnya, dan belum dapat memastikan apakah hasil
rekonstruksi materi ssa bisa menjadi solusi awal bagi pendidik maupun peserta didik, mereka
masih diperlukannya penelitian lebih lanjut terkait fenomena kurangnya minat peserta didik
mengenai ide dasar pembuatan senyawa baru melalui proses sintesis

4.2 KEGAYUTAN ANTAR ELEMEN


Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal kedua ini menurut penulis tidak memiliki banyak
kekurangan arena data yang dituliskan penulis sudah cukup jelas dan berkaitan satu sama
lain.

4.3 ORIGINALITAS TEMUAN


Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulisan tersebut
yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulisan lainnya. Menurut kami dalam jurnal ini
tidak ada jurnal yang persis dengan karya tulisan lain sehingga penelitian ini menurut kami
originalitas temuannya sudah meyakinkan.

4.4 PEMUTAKHIRAN MASALAH


Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini/actual, dan menggunakan rujukan baru.
Jurnal ini dikatakan mutakhir karena jurnal ini merupakan jurnal buatan tahun 2022 yang
kurun waktunya kurang dari lima tahun terakhir. Selain itu jurnal ini juga sesuai dengan
Kimia Anorganik, yaitu berinovasi di Perjalanan Melalui Anorganik Kimia, maka
dikembangkanlah jurnal mengenai topik bahasan tersebut, maka dari itu jurnal ini dikatakan
mutakhir.

4.5 KOHESI DAN KOHERENSI ISI PENELITIAN


Penelitian Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga
keterpautan makna. Jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya. Dan pada
bagian koherensi juga sudah baik . Karena disetiap paragraf dan kalimatnya jurnal berpadu.
Sehingga kami tidak menemukan kelemahan pada bagian ini.

BAB V
IMPLIKASI TERHADAP TEORI

5.1 TEORI PEMBANGUNAN DI INDONESIA


Program Pembangunan di Indonesia merupakan usaha pemerintah Indonesia untuk
mencapai perkembangan dan kemajuan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Salah satu aspek penting dalam pembangunan adalah pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang mencakup pemahaman tentang reaksi senyawa anorganik.
Mempelajari reaksi senyawa anorganik sangat penting dalam memahami kimia dan ilmu
pengetahuan alam secara umum. Hal ini dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi,
pemahaman tentang lingkungan, serta penerapan ilmu kimia dalam berbagai sektor, termasuk
pertanian, industri, dan lingkungan. Dengan pemahaman yang kuat tentang reaksi senyawa
anorganik, Indonesia dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya
pembangunan yang berkelanjutan.

5.2 PEMBAHASAN DAN ANALISIS


Senyawa anorganik adalah senyawa kimia yang tidak mengandung unsur karbon dalam
ikatannya. Beberapa reaksi senyawa anorganik yang dapat menjadi materi pembelajaran
dalam program pembangunan di Indonesia meliputi:
1. Reaksi Pemisahan Garam:
Reaksi Pemisahan Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa)
atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat
mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-
gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau
lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan
yang diinginkan.Reaksi Pemisahan Garam: Misalnya, reaksi antara natrium klorida
(NaCl) dan air (H2O) yang menghasilkan larutan garam (NaCl) yang dapat
dipisahkan dengan evaporasi.
2. Reaksi Asam-Basa:
Reaksi antara asam dan basa adalah konsep penting dalam kimia anorganik. Misalnya,
reaksi antara asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) membentuk natrium
klorida (NaCl) dan air (H2O).Asam merupakan zat yang molekulnya mempunyai satu
atom hidrogen yang mampu memisahkan diri menjadi ion hidrogen. Sehingga dengan
demikian semua asam adalah sumber ion hidrogen atau proton hidrogen.Sifat khas
lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer,
dan keramik. Reaksi dengan logam bersifat korosif.. Contohnya logam besi dapat
bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl 2) asam
anorganik, ciri- cirinya:
1) bersifat asam kuat
2) korosif
3) banyak digunakan untuk kebutuhan manusia
3. Reaksi Redoks:
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron antara dua zat.
Contoh reaksi redoks meliputi reaksi antara besi (Fe) dan oksigen (O2) yang
menghasilkan karat (Fe2O3).
4. Reaksi Presipitasi:
Reaksi ini melibatkan pembentukan padatan (endapan) yang terjadi saat dua larutan
campuran menghasilkan senyawa yang tidak larut. Contoh termasuk reaksi antara
larutan natrium klorida (NaCl) dan larutan perak nitrat (AgNO3) yang menghasilkan
presipitat perak klorida (AgCl).
5. Reaksi Kompleksasi: Reaksi ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion-ion
logam dengan ligan (molekul atau ion yang berikatan dengan ion logam). Misalnya,
pembentukan kompleks biru pada reaksi antara ion tembaga (II) (Cu2+) dengan
amonia (NH3).

BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Critical jurnal review adalah sebagai evaluasi terhadap suatu artikel.Kesimpulan yang
didapat setelah mengkritik jurnal yang berjudul “Rekonstruksi Bahan Ajar Sintesis Senyawa
Anorganik Untuk Mahasiswa Calon Guru Kimia Menggunakan Model Of Educational
Reconstruction" dan "Large and small solids: A journey through inorganic chemistry” yaitu
jurnal ini memiliki kelebihan dan kelemahan pada setiap isinya.Kelebihan dan kekurangan itu
dapat kita lihat dari kegayutan antar elemen, originalita temuan, kemutakhiran masalah, dan
kohesi dan koherensi hasil penelitian.

6.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan mengenai jurnal ini salah satunya adalah dalam penulisan
antar
kalimat sebaiknya lebih berkaitan lagi, karena masih terdapat beberapa kalimat yang tidak
berkaitan dalam jurnal ini.Penulis juga sebaiknya memperhatikan lagi penggunaan tanda
baca,
karena masih terdapat beberapa penggunaan tanda baca yang kirang tepat.

JURNAL:

Anda mungkin juga menyukai