Anda di halaman 1dari 31

“KEBUDAYAAN, KESENIAN DAN ESTETIKA”

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS

MATA KULIAH : MENGGAMBAR SD

DOSEN PENGAMPU : Drs. HJ. IKE HANANIK, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 (MATERI 2)

KELAS 4F PGSD

SARI PUNA (1710125120068)


SILVIA WARDANI (1710125320203)
SITI AISYAH (1710125320205)
SITI LUTFIAH (1710125320209)
SISKA SEPTIANI (1710125120069)
WAHYU NANDA WARDANA (1710125310230)
ZAHRATUN NISA (1710125120075)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas berupa Makalah
yang berjudul“Kebudayaan, Kesenian, Dan Estetika.”Shalawat serta salam tak
lupa kita panjatkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, karena
hanya dengan petunjuknya dan segala usaha upaya beliau, kita dapat rasakan
kehidupan yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang lebih
mulia dihadapan Tuhan.Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
semua yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada
IbuDrs. Hj. Ike Hananik. M.Pdkami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
yang telah memberikan bimbingansehingga Makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu . Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun pada pendapat dan hasil dari Makalah
ini.Untuk itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan Makalah ini.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil
Pendidikan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Banjarmasin, 19 Februari 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Kebudayaan .................................................................................................. 3
1. Pengertian Kebudayaan ............................................................................ 3
2. Konsep Kebudayaan ................................................................................. 4
3. Kebudayaan Daerah.................................................................................. 4
4. Kebudayaan Nasional ............................................................................... 5
5. Hakekat Kebudayaan ................................................................................ 6
6. Wujud Kebudayaan...................................................................................... 9
B. Kesenian ..................................................................................................... 10
1. Seni Rupa ................................................................................................... 13
2. Seni Musik ................................................................................................. 14
3. Seni Teater ................................................................................................. 15
4. Seni Tari ..................................................................................................... 16
5. Kerajinan Tangan ....................................................................................... 18
C. Estetika ....................................................................................................... 18
1. Estetika Manusia dalam Berbudaya ....................................................... 18
2. Perkembangan Etika dan Estetika Budaya Secara Historis .................... 21
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 27
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.Kesenian merupakan salah satu unsur budaya universal yang
menjadi cerminan dari peradaban manusia pendukungnya. Macaryus
(2008:105-106) mengatakan bahwa dalam komunitas masyarakat sederhana,
seni cenderung dipandang sebagai ekspresi dan produk budaya yang
berkaitan dengan sistem sosial masyarakat. Pendapat ini sesungguhnya
terkait dengan seni yang menggandung nilai-nilai dan pengalaman estetika
yang diwujudkan dalam perilaku atau aktivitas berkesenian yang
dikembangkan oleh masyarakat, Di dalam kehidupan sehari-hari keindahan
sangat berguna dan dibutuhkan oleh manusia pada umumnya.

Keindahan digunakan manusia agar mendapatkan rasa kepuasan


tersendiri. Keindahanpun tidak dapat dipandang sama oleh setiap orang,
karena apabila seseorang memandang atau menilai bahwa benda itu
memiliki keindahan yang timggi belum tentu orang lain memandang bahwa
benda tersebut memiliki keindahan yang tingggi pula, sehingga nilai
keindahandapat dikatakan relatif.Cara membuat benda indah pun tidak bisa
jika dengan teori dalam jiwa yang kosong, karenajika tidak mempunyai jiwa
dan teori yang mendalam maka sulit untuk seseorang membuat benda itu
menjadi indah. Cangkupan estetika pun cukup luas yang dapat didalami dan
di pelajari dalam kaidah-kaidah yang mengandung unsur keindahan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ruang lingkup Kebudayaan ?


2. Apa saja macam-macam Kesenian ?
3. Bagaimana ruang lingkup Estetika ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup Kebudayaan.


2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Kesenian.
3. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup Estetika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebudayaan

1. Pengertian Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
kaitannya satu sama lain. Budaya. satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah negara terlebih untuk Indonesia yang dikenal sebagai negara
multikultural. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk Jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagal hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena semua
aspek dalam kehndupan masyarakat dapat dikatakan sebagai wujud dari
kebudayaan, misalnya gagasan atau pikiran manusia. aktivitas manusia, atau
karya yang dihasilkan manusia. Budaya juga merupakan Identitas bangsa
yang harus dihormati dan dijaga dengan baik oleh para penerus bangsa.
Budaya Iokal Indonesia beranekaragam sesuai dengan potensi yang dimiliki
Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari banyak pulau, suku, dan
sumber daya lainnya.
Potensi Indonesia sebagai negara multikultural, telah digunakan
sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendefinisikan apa
yang disebut kebudayaan bangsa, seperti yang terdapat pada penjelasan
Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “Kebudayaan bangsa (Indonesia)
adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”. Hal ini rnenjadi satu
kebanggaan sekaligus suatu tantangan bagi seluruh rakyat Indonesia unluk
dapat mempertahankan budaya lokal yang ada di tengah banyaknya
pengaruh budaya asing yang dapat merusak budaya lokal. Tugas ini
tentunya dikhususkan bagi generasi penerus bangsa yang mulai
mengabaikan pentingnva peranan budaya lokal untuk memperkokoh
ketahanan budaya bangsa. Padahal ketahanan budaya bangsa merupakan
salah satu identitas negara di mata Internaslonal. Konsep kebudayaan yang
dikemukahan oleh Clifford Geertz memang sebuah konsep yang dianggap
baru pada masanya.
Dalam bukunva Interpretation of Culture, Geertz mencoba mendefinsikan
kebudayaan yang beranjak dari konsep yang diajukan oleh Kluckholn
sebelumnva. yang menurutnya agak terbatas dan tidak mempunyai standar
yang baku dalam penentuannva. Berbeda dengan Kluckholn, ia menawarkan
konsep kebudayaan yang sifatnya interpretatif, sebuah konsep semiotik,
dimana ia melihat kebudayaan sebagai suatu teks yang perlu
diinterpretasikan maknanva daripada sebagai suatu pola perilaku yang
sifatnya kongkrit. Dalam usahanya untuk memahami kebudayaan, Geertz
melihat kehudayaan sebagai teks sehingga perlu dilakukan penafsiran unluk
menangkap makna yang terkandung dalam kebudayaan tersebut.
Kebudayaan dilihatnya sebagai jaringan makna simbol yang dalam
penafsirannya perlu dlakukan suatu pendeskripsian yang sifamya mendalam
(thick description).

2. Konsep Kebudayaan
Geerts secara jelas mendefinisikannya. “Kebudayaan adalah suatu
sistem makna dan simbol yang disusun dalam pengertian dimana individu-
individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan
memberlkan penilaian-penilaiannva; suatu pola makna yang ditransmisikan
secara historik diwuiudkan di dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana
dimana orang-orang mengkomunikasikan, mengabadikannya, dan
mengembangkan pengetahuan dan sikap-sikapnya ke arah kehidupan; suatu
kumpulan peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi
yang ekstrasomatik". Karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik,
maka proses budaya haruslah dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan.

3. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang
terdapat pada wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia sangatlah
beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan
konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan
masyarakat. Keragaman budava daerah bergantung pada faktor geografis.
Semakin besar wilayahnva, maka makin komplek perbedaan kebudayaan
satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera sampal
ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat,
dan agama yang berbeda. lndonesia memlliki banyak suku bangsa dengan
perbedaan perbedaan kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gava hldup
masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku
bangsa dan menggunakan kurang Iebih 250 bahasa daerah. Akan tetapi
apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu
Austronesta. Perbedaan-perbedaan ini yang menimbulkan berbagai
kebudayaan daerah yang berlainan, terutama yang berkaitan dengan pola
kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan
untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), mlsalnya
nelayan, pertanian, perdagangan, dan laln-laln. Pulau yang terdiri dari
daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh laut
dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada pada
wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak
kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat.

4. Kebudayaan Nasional
Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan
nasinonal yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham
kesatuan makin dlmantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah
Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang
sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur makin
kuat rasa kebangsaan lndonesia (Indonesla Raya), sehingga waktu
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa
proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-
Hatta. Koentiarannigrat menyebutkannya "yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional". Pengertian yang
dimaksudkan itu sebenamya lebih berarti, bahwa puncak-puncak
kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk
mewakili negara (nation).
Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta
keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat lndonesia yang hidup
diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal
tersebut membawa akibat pada adanya perbedaan latar belakang,
kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran
masyarakatnya. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia terdiri dari
masyarakat yang beragam latar belakang budaya. etnik. agama yang
merupakan kekayaan budaya nasional dengan kata lain bisa dikatakan
sebagai masyarakat multikultural.

5. Hakekat Kebudayaan
Manusia merupakan subjek pelaku dari kebudayaan. Manusia
menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang berharga baginya,
dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi lebih nyata. Melalui
kegiatan kebudayaan, sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan
kemungkinan belaka, dapat diwujudkan dan diciptakan kemudian.
Sebenarnya, dalam usaha kebudayaan, manusia menemukan alam kodrat
sebagai rangka kemungkinan-kemungkinan untuk ekspresi dan
penyempumaan diri. Menurut Bakker, kebudayaan merupakan alam kodrat
sendiri sebagai milik manusia sebagai ruang lingkup realisasi diri.
Kedudukan manusia dalam kebudayaan adalah sentral, bukan manusia
sebagai orang, telapi sebagal pribadi. Kepadanya segala kegiatan diarahkan
sebagai tujuan. Untuk menghindarkan salah faham, kebudavaan harus
dibedakan dengan agama. Sebenarnya. agama sejauh dapat melingkupi
usaha manusia masih termasuk ke dalam syarat-syarat kebudayaan. namun
kebudayaan ialah sesuatu yang spesifik insani dan terealisasi dari bawah,
bukan rahmat dari atas. Yang diharapkan dari agama belum tentu termuat
dalam kebudayaan, begitu iuga sebaliknya. Singkatnva, kebudayaan
dianggap sebagai suatu hal yang baik dan menarik, yang pantas dimiliki
pelaksanaannya, dan merupakan keharusan serta penyempurnaan manusia
sekaligus masyarakat. Dalam hal ini, filsafat betugas mengadakan refleksi
tentang kebudayaan dan menafsirkannva pada deralat metafisik. Artinya,
filsafat mengabstraksikan dari corak individual macam-macam kebudayaan,
yang dilukiskan oleh etnografi dan Ilrnu folklor. Fllsafat juga
mengabsraksikan perbedaan spesiflk antara kebudavaan etnologi dan
sosiologi. Dengan kata lain, Filsafat menyelidiki hakekat kebudayaan yang
terwujud dalam setiap kebudayaan. Sampal saat ini, telah ada 160 definisi
mengenai kebudayaan itu sendiri. Namun secara garis besar, pembagian
definisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.

 Ahli sosiologi menganggap kebudayaan sebagai keseluruhan


kecakapan yang meliputi adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain yang
dimiliki manusia sebagai subjek masyarakat.
 Ahli sejarah menekankan penumbuhan kebudayaan dan
mendefinislkan kebudayaan sebagai warisan sosial yang menjadi tradisi.
 Ahli Filsafat menekankan aspek normatif, kaldah kebudayaan, dan
pembinaan nilai serta realisasi cita-cita.
 Antropolog melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan
kelakuan.
 Psikolog mendekati kebudavaan dari segi penyesuaian manusia
kepada alam sekelilingnya, kepada syarat-syarat hidup. Sejumlah ahli
psikologi menguraikan bawah sadar kebudayaan secara psiko-analisis.
Strukturalis di antara mereka menyoroti fenomena pola dan organisasi.
 Ilmu bangsa-bangsa gaya lama dan petugas museum menaksir
kebudayaan alas hasil artefak dan kesenian.
 Pendefinisian istimewa sebagal dialektic of challenge and
response; superstruktur ideologis yang mencerminkan penentangan kelas;
gaya hidup feodal aristokratis; kebudayaan sebagai kenyamanan, dan laln-
laln.

Meskipun telah banyak pendapat mengenai kebudayaan yang


dikemukakan para ahli, namun tak ada yang dapat menggantl pemikiran
lebih dalam tentang hakekat kebudayaan itu sendiri dan sifat-sifatnya.
Hakekat kebudayaan antara lain:

 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.


 Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu
tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada.
 Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah lakunya.
 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban
kewajlban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudavaan
faktor-faktor pendorong proses kebudavaan daerah:

 Kontak dengan negara lain.


 Sistem pendidikan formal yang maju.
 Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
 Penduduk yang heterogen.
 Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bldang kehidupan
tenentu
Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan:

 Faktor dari dalam masyarakat:


 Bertambah dan berkurangnva penduduk.
 Penemuan-penemuan baru.
 Pertentangan-pertentangan didalam masyarakat.
 Terjadinya pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri.
 Faktor dari luar masyarakat:
 Berasal dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia.
 Peperangan dengan negara lain.
 Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

6. Wujud Kebudayaan
J. J Honingmann memgtbedakan adanva tiga 'gejala kebudayaan' :
yaitu : (1) Ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh
Koengtaraningrat yang mengistiahkannva dengan tiga wujud kebudayaan:
 Wujud kebudayaan sebagal suatu yang kompleks dari ide-ide,
gagasan-gagasan, nliai-nllai. norma-norma, peraturan dan sebagainya.
 Wujud kebudavaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dan manusia dalam masyarakat
 Wujud kebudayaan sehagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi memberikan
penjelasannya sebagai berikut:
 Wujud lde
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya
abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu
hidup. Budaya ideal mempunvai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan. kelakuan dan perbuatan manusia dalam
masyarakat sebagai sopan santun, Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut
adat istiadat.
 Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut
tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa
diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini
terdapat aktvitas-akivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta
bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam
wujud perilaku dan bahasa.
 Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya
merupakan hasll fisik. Sifatnya paling konkret dan blsa diraba, dilihat dan
didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.

B. Kesenian

Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana


yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari
dalam jiwa manusia. Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan
rasa keindahan, juga memiliki fungsi lain. Misalnya, mitos berguna dalam
menentukan norma untuk mengatur perilaku yang teratur dan meneruskan
adat serta nilai-nilai kebudayaan.

Seni merupakan unsur ekstrinksik yang dijadikan objek material


dan estetika merupakan nilai instrinksik sebagai kajian formalnya.
Keduanya memberikan harga suatu penciptaan dan sekaligus nilai sebuah
karya. Jika "seni‟ (karya) mampu mewadahi ide dan keindahan, maka
estetika sebagai "nilai‟ memberi kekuatan berupa ruh sehingga karya seni
mampu menggugah imajinasi orang yang menikmatinya. Nilai sendiri
bergantung kepada "pengetahuan‟ orang yang menikmati (Driyarkara,
1969); seperti orang kaya diminta menghargai „satu dollar‟, jumlah itu
dianggap tidak berarti. Hal ini berbeda dengan orang miskin, "satu dollar‟
baginya dapat mencukupi hidupnya.

Pada umumnya, kesenian dapat berguna untuk mempererat ikatan


solidaritas suatu masyarakat. Berikut pengertian kesenian menurut para ahli:
1. Kottak

Seni sebagai hasil ekspresi, kualitas, atau alam keindahan atau


segala hal yang dapat melebihi keasliannya dan klasifikasi objek-subjek
terhadap kriteria estetis.

2. Kuntjaraningrat

Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma,


gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan
tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya
berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia.

3. William A. Haviland

Kesenian merupakan keseluruhan sistem yang dapat melibatkan


proses penggunaan dari imajinasi manusia secara kreatif pada kelompok
masyarakat dengan suatu kebudayaan tertentu.

4. J.J Hogman

Kesenian merupakan sesuatu yang memiliki beberapa unsur


diantaranya unsur ideas, activities, serta artifacts.

5. Irving Stone

Kesenian merupakan sebuah kebutuhan pokok. Seperti halnya roti


atau mantel hangat yang digunakan pada musim dingin. Mereka mengira
bahwa kesenian merupakan barang mewah, pikirannya tidak utuh.
Menurut Irving Stone, Roh manusia akan menjadi lapar akan kesenian
seperti pada saat perut yang keroncongan minta makan

Berdasarkan penelitian oleh para ahli, seni sudah ada di dunia sejak kurang
lebih sekitar 60.000 tahun lalu. Buktinya terdapat pada dinding-dinding gua
di negara Prancis bagian Selatan. Yaitu berupa lukisan torehan-torehan pada
dinding yang menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan pada
zaman manusia purba. Artefak ini mirip lukisan modern yang kaya akan
ekspresi. Hal ini dapat di lihat dari kebebasan dalam merubah bentuk.

Satu hal lagi yang merupakan perbedaan karya seni manusia purba dengan
modern yaitu terletak pada tujuan penciptaan seni tersebut. Manusia purba
membentuk karya seni atau penanda kebudayaan yang sangat dipengaruhi
kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya. Sedangkan karya seni manusia
modern membentuk karya seni yang digunakan hanya untuk kepuasan
pribadi serta menggambarkan kondisi di lingkungannya. Dengan kata lain,
manusia modern merupakan sosok yang mempunyai keinginan untuk
menemukan hal-hal baru serta memiliki cakrawala berpikir yang lebih luas
dibandingkan dengan manusia purba.

Seni atau art tentu dikenal oleh semua orang. Bahkan bagi anda yang
tidak berkecimpung dalam dunia seni Kesenian, bisa saja anda pernah
melakukan kesenian. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya seni
berbicara mengenai rasa. Seperti kajian ilmu di Eropa yang mengartikan
bahwa art atau artvisial adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.
Membuat sebuah barang tanpa rasa keindahan tidak cukup dikatakan
sebagai seni. Seni dapat kita rasakan atas unsur keindahan yang terkandung
di dalamnya seperti pengertian kesenian yang disebutkan oleh Suharto
Rijoatmojo, kesenian adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk
memenuhi atau menunjukan rasa keindahan.

Berbicara mengenai pengertian kesenian kita tidak hanya membahas


mengenai musik atau tari saja tetapi melihat unsur lain yang tersembunyi di
balik buah kemampuan pikir yang dibarengi dengan kemampuan fisik
manusia. Seperti halnya yang disebut oleh sebagian besar seniman. Menurut
seniman, keseniaan merupakan hasil dari unsur budaya manusia. Budaya
manusia tersebut tidak lain adalah rasa.
Macam-macam Seni :

1. Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu bagian dari cabang kesenian. Seni
rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan menggunakan elemen
rupa sebagai salah satu wujud yang dikelompokkan ke dalam bentuk
multimedia, gambar, lukis, patung, kerajinan tangan, kriya dan grafis.

Kompetensi dasar yang harus dimiliki dalam bidang seni rupa


meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan
memahami dan membuat atau memahat patung, kemampuan memahami dan
membuat karya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan
tangan/hand crafting, serta keahlian memahami dan berkarya atau membuat
sarana multimedia. Terminologi ini ditetapkan sebagai dasar kecakapan
seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.

Seni rupa sudah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme


sampai jaman melenium. Seni Rupa merupakan salah satu bagian dari
cabang seni yang secara performatif dapat mempresentasikan wujud yang
tampak mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam
berbagai klasifikasi bentuk seperti telah disebut sebelumnya.

Representasi berbagai bentuk seni rupa sudah dipertimbangkan secara


sinergis melalui berbagai perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
dari perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa adalah wujud mediasi
bentuk tampak mata yang dekat ke arah bentuk gambar, lukis, patung,
kerajinan tangan kriya dan multimedia yang berhubungan dengan unsur
cabang kesenian.
2. Seni Musik

Unsur suara merupakan elemen utama dari seni musik. Unsur lain
dapat berbentuk harmoni, melodi dan notasi musik yang merupakan wujud
sarana yang diajarkan di sekolah. Media yang digunakan dalam seni musik
adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen bisa berbentuk alat
musik yang berasal dari Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis
alat musik tradisional antara lain adalah seruling, gambang kromong,
gamelan, angklung, rebana, kecapi, kolintang dan arumba. Jenis alat musik
dari Barat antara adalah piano, gitar, flute, drum, musik elektronik,
sintetiserr, seksopon, dan terompet.

Kompetensi atau kemampuan dasar yang harus dicapai dalam


mempelajari seni musik meliputi kemampuan dalam memahami dan
berkarya musik, pemahaman ilmu pengetahuan musik mencakup harmoni,
melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang dapat membuat
seseorang beradaptasi dengan berbagai perangkat musik secara cepat.

Tidak hanya itu, kamu juga butuh kemampuan untuk memahami dan
membuat notasi, kemampuan untuk mengaransemen, serta untuk praktik
dasar maupun mahir dalam banyak atau beberapa alat musik atau instrumen
secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat karya berbasis
multimedia.

Seni musik biasanya lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai


medium dasar musik dan lebih memiliki proporsi pada bunyi secara teratur,
bunyi yang memiliki irama dan paduan bunyi yang menjurus pada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme atau insturmental, melodi
maupun harmoni. Seni musik biasanya banyak berkembang pada komunitas
masyarakat yang memiliki aliran seperti: klasik, ekspresionis,
eksperimentalis, dan fluonsis dengan memahami perkembangan musik
melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik
tumbuh-kembang dari zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara
progresif aliran musik yang sedang berkembang pada saat ini adalah musik
yang mempunyai tonasi, interval, dan harmoni secara varian.

Dibanding seni lainnya, Seni musik lebih transparan dalam bentuk


hasil karyanya. Suara/bunyi yang digunakan sebagai media ungkap menjadi
salah satu alat komunikasi dalam menerjemahkan makna bunyi ke dalam
penerjemahan kuantum buah pikiran dari aranjer(penata musik) ke
penonton. Oleh karena itu, dibutuhkan pemaknaan secara mendalam untuk
mengerti artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna
musik itu sendiri untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian
makna penataan musik menjadi semakin mudah dipahami, dimengerti dan
menjadi media komunikasi antara penata musik dengan para penghayat
musiknya.

3. Seni Teater

Kompetensi dasar dalam bidang seni teater mencakup kemampuan


dalam memahami dan membuat karya teater, kemampuan memahami dan
membuat karya naskah, kemampuan memahami bermain peran di bidang
casting, kemampuan memahami dalam membuat setting atau tata teknik
pentas panggung dan menciptakan suasana sebagai perangkat tambahan
yang diperlukan dalam membidangi seni teater.

Pada sisi lain, kemampuan untuk memahami seni peran di luar dirinya
membutuhkan keahlian khusus yang harus dikuasai secara teoiritis maupun
teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana
dan prasarana untuk perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan
aktual yang wajib dikuasai seorang pemain drama dalam kaitannya dengan
penyajian teater yang berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian
dari integral kesenian untuk memiliki media ungkap suara dalam wujud seni
peran. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting,
pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten
adalah bagian yang sangat penting dari profesionalitas profesi yang harus
dimiliki.

4. Seni Tari

Tari adalah gerakan halus yang memiliki unsur estetis. Gerak dalam
tari memiliki makna tertentu dari koregorafer. Keindahan seni tari terletak
pada kepuasaan dan kebahagiaan dari para penonton maupun para penari.
Keahlian yang dibutuhkan dalam menari meliputi keahlian dalam menari
tradisional ataupun tari garapan/modern. Kemampuan untuk memahami
serta menguasai tujuan dari tari itu sendiri yang diarahkan oleh koreografer.
Kemampuan untuk memahami an berkarya tari (koreografi) adalah
keterampilan khusus yang memiliki hubungan dengan kepekaan koreografi,
di sisi lain diharapkan para penari memiliki kepekaan memahami secara
menyeluruh aspek-aspek dalam tari dan aspek keindahan secara teknis.
Sebagai penyesuaian dari abad modern, kemampuan untuk memahami dan
membuat perangkat multimedia erat hubungannya dengan tari adalah bentuk
penyesuaian sumber daya manusia yang beradaptasinya dengan teknologi.

Berwujudan dari ekspresi budaya yang ditunjukan melalui gerak yang


dijiwai serta diikat dengan nilai-nilai budaya dapat menjadi patokan dasar
atau standar ukur tari yang dapat dikaji menjadi bentuk dari tari-tarian
daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting dalam kesenian di
Indonesia dalam bentuk gerak tari, diperlukan adanya kehidupan sosial dan
spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang sangat
penting sampai saat ini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dari
puncak tari sebagai budaya di sebuah daerah yang bersangkutan. Jenis tari
yang telah berhasi; menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk
dijadikan sebagai tarian yang dapat diunggulkan dari daerah dimana tarian
tersebut berasal.
Macam ragam tari-tarian yang diwarisi oleh masyarakat daerah di
Indonesia baik yang sakral maupun yang berpandangan sekuler, tradisional
maupun modern. Bentuk tarian dari zaman prasejarah sampai dengan zaman
modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah tarian untuk dapat
bertumbuh-kembang sampai akhir zaman.

Seni tari memerlukan suatu media gerak. Gerak murni atau gerak
biasa tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki
makna yang mendalam untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu yang
dapat dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus,
estetis, dan geraknya dapat memiliki bangunan ekspresi bentuk yang dapat
dinikmati oleh manusia. Seni tari di tanah air banyak dipengaruhi oleh
kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh karena itu, dari zaman dahulu
tarian sudah memiliki peran fungsi yang penting dalam kehidupan
beragama. Peran tari dalam berbagai upacara terkait dengan cara maupun
tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual.

Seni tari dapat mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi.


Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi oleh kepercayaan animisme
dinamisme sejak zaman dulu, dapat menjadi kekuatan penting dalam setiap
upacara keagamaan. Dalam berbagai perkembangannya,seni tari tradisional
akhirnya alam mewariskan seni pertunjukan yang baru dan inovatif melalui
berbagai dramatari prembun, sampai sendratari jenis kesenian yang muncul
pada zaman modern.

Pada masyarakat sekarang yang hidup serba modern dan dinamis ini,
kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, elegan dan guru-
guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan
masa depan tari sesuai dengan perkembangan zaman secara proporsional.
Oleh karena itu, beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut
penguasaan teknik tari yang dapat memenuhi syarat sebagai penari yang
profesional.
5. Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan adalah seni yang berbentuk benda hasil kerajinan.


Kerajinan tangan memiliki unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni
dekoratif, serta kegiatan seni yang menekankan pada keterampilan tangan.
Seni dan pengetahuan yang lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca
dalam usaha pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu
bentuk kehidupan akan terasa datar dan gersang apabila tidak memiliki
unsur seni. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas
cakrawala hidup serta keanekaragaman ilmu pengetahuan seseorang. Secara
aktual kesenian yang ada dalam berwujud seni musik, rupa, teater, dan tari
secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.

C. Estetika

1. Estetika Manusia dalam Berbudaya


a. Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai
estetika berari nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi
makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni. Secara luas
keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala sesuatunya
yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung
ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi
banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu
yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas
mencakup hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil seni,
alam, moral, dan intelektual.

b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi


penglihatan (bentuk dan warna).
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang
dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya
melalui penglihatan, pendengaran perabaan dan perasaan, yang
semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan


nilai tentang baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang
indah–jelak. Sesuatu yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara
estetik murni maupun secara sempit, baik dala bentuk, warna, garis, kata,
ataupun nada). Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur
keindahan.

Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima
banyak orang, namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu
yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua
orang memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui
keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang
kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang
lain. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah
lukisan sebagaimana pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih bersifat
perasaan, bukan pernyataan.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan


untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan
keindahan. Di sinilah manusia berusaha berestetika dalam berbudaya.
Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki nilai–nilai estetik bagi
masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal–hal yang indah dan
kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam
budaya.

Makna estetika sebagai selasar seni adalah keindahan sebagai hasil


objektivikasi dilihat dari pandangan epistemologi. Makna selasar estetika
adalah dasar objektivikasi suatupandangan seseorang terhadap estetika
sebagai objek penciptaan karya seni, sebagai pandangan ontologi.
Pandangan ini menjelaskan bahwa estetika berfungsi sebagai ruh karya seni
karena keindahan suatu karya mampu diterjemahkan dan dikeluarkan dari
sarang khayalan seseorang. Estetika dapat diselesaikan bersamaan dengan
munculnya ide, gagagsan dan pengetahuan yang telah disimpan dalam
memori otaknya. Sedangkan selasar merupakan titik besaran untuk
memunculkan ujud, bentuk terhadap imajinasi seorang perupa (peseni)
dalam usaha menggambarkan keutuhan karya seni.

Selanjutnya, jika bangunan estetika ini dijadikan pendekatan


pembelajaran seni di sekolah umum (non kejuruan) maka estetika
merupakan tujuan akhir pembelajaran seni. Seni menjadi metoda
pemerolehan estetika sebuah karya seni, estetika sebagai keindahan dapat
diuraikan menjadi 5 pilihan (Abdulhadi W.M. 1998. Majalah Horison
XXXIII: 19), yaitu:

1) Keindahan alam, yaitu keindahan yang absolute pemberian dari sang


pencipta dunia.
2) Keindahan indrawi dan sensual, yaitu yang ditangkap oleh
pancaindra manusia secara spontan yang berkaitan dengan kesukaan
dan dikembangkan melalui kesenangan (hedonity); seperti kesukaan
terhadap kecantikan susunan bunga-bunga yang berwarna.
3) Keindahan (aqliyah) merupakan pemahaman indah setelah
mempertimbangkan asas keberadaannya.
4) Keindahan ruhaniyah (irfani) berkaitan dengan akhlak dan adanya
pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu pada diri seseorang atau
karya seni, sastra dan keilmuan.
5) Keindahan Ilahiyah atau transedental

Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang


indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat
budaya lain. Contohnya, budaya suku–suku bangsa Indonesia. Tarian suatu
suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai
estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian
pula sebaliknya.

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam


berbudaya harus memenuhi nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika
berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainya. Keindahan
adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat
adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan
mampu memecah sekat–sekat kebekuan, ketidak percayaan, kecurigaan,
dan rasa inferioritas antar budaya.

2. Perkembangan Etika dan Estetika Budaya Secara Historis


Hal yang terpenting untuk membangun pemahaman suatu ilmu secara
utuh bisa dilakukan dengan mencari asal-usul, alasan,dan segala hal terkait
dengan perkembangan ilmu tersebut.Begitu juga dengan istilah-istilah yang
muncul berkaitan dengan definisi suatu cabang keilmuan tertentu yang harus
ada kesimpulan yang membawa alasan mengapa istilah itu
dimunculkan.Dengan mengetahui perkembangan istilah tersebut setiap
orang mampu memahami hal yang dimaksudkan istilah tersebut secara
menyeluruh,bukan hanya mengartikannya secara sembarang atau
berpendapat menggunakan istilah tersebut semaunya sendiri.Meskipun
istilah tersebut mengalami perubahan makna harus diterangkan bagaimana
proses perubahan istilah tersebut terjadi dikaitkan dengan berbagai
aspek,salah satunya aspek penggunaannya.Dalam memahami Urgensi
Pemahaman etika dan estetika budaya,kita harus memahami perkembangan
dari dua istilah etika dan estetika.

Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-


solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan
kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial,
memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi
rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).

Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk


mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika
dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih
tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan
akustik(instrumental) .

Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran


tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya
melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi
dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika
Sebuah Pengantar.hal-3).

Etika pada pada perkembangannya terbagi atas usaha untuk


melakukan perbuatan baik dan usaha untuk keindahan sehingga
menimbulkan rasa senang terhadap suatu kebaikan.Sedangkan Estetika
sendiri merupakan pemisahan dari pengertian Etika yang mengkhususkan
pada usaha untuk keindahan saja.

Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten


(1714 - 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu
tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten
menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan
intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika
baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri
harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Jika sebuah bentuk mencapai nilai yang betul, maka bentuk tersebut dapat
dinilai estetis, sedangkan pada bentuk yang melebihi nilai betul, hingga
mencapai nilai baik penuh arti, maka bentuk tersebut dinilai sebagai indah.
Dalam pengertian tersebut, maka sesuatu yang estetis belum tentu (indah)
dalam arti sesungguhnya, sedangkan sesuatu yang indah pasti estetis.

Puncak awal perkembangan estetika sebagai salah satu bidang


falsafah yang penting tampak pada pemikiran Immanuel Kant (1724-1784)
Semenjak Kant, pengetahuan tentang keindahan atau pengalaman estetika
tidak dapat ditempatkan di bawah payung logika atau etika, namun istilah
estetika tetap dipertahankan. Namun hal yang perlu ditinjau adalah sebelum
Estetika didefinisikan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 -
1762)dan dipopulerkan Immanuel Kant (1724-1784) pada kebudayaan
Yunani telah mengenal paham-paham keindahan melalui pemikiran Plato
(427-347 SM).

“Pengetahuan tentang ukuran dan properti merupakan syarat utama


keindahan”Plato.

Ini adalah paham yang dianut oleh masyarakat Yunani pada


umumnya tentang alam semesta,mereka terkesan oleh keindahan alam dan
pengalaman bahwa segala peristiwa alam semesta ternyata mengandung
suatu tata aturan tertentu.Bangsa yunani telah mengabadikan makhluk
ciptaan Tuhan dalam bentuk patung, seperti patung kuda,patung tubuh
manusia dalam keseniannya sejak sebelum masehi dan keindahan tubuh
manusia sendiri ditemukan kembali pada massa Renaissance oleh para
seniman dan diabadikan pula dalam karya-karyanya.Dasar ini bisa dijadikan
dasar bahwa tujuan utama dari sebuah keindahan adalah kesadaran akan
keteraturan alam semesta ini.Plato sendiri menghendaki manusia
sepantasnya mengikuti ukuran harmonis sesuai dengan yang ada pada alam
semesta.

Ciri-ciri Keindahan dalam masa abad pertengahan

a) Sesuai dengan norma

b) Dilaksanakan sesempurna mungkin


c) Bersifat simbolis

Ciri-ciri keindahan masa Renaisance.

a) Melepaskan perwujudan norma-norma perwujudan yang


ditentukan oleh raja , bangsawan yang berkuasa dan oleh rasa.

b) Kesenian masih bertema realitas,tetapi seniman mengikuti selera


sendiri dalam mengejar keindahan

c) Akhir masa renaisance timbul kesenian profan (tidak ada


hubungannya dengan keagamaan)dan sekuler (pemisahan berhubungan
dengan keagamaan)

d) Bersifat neoaristotelisme (menggambar sesuai sesuai dengan


kenyataan dunia)

“nikmat indah adalah peristiwa alam biasa dan memberi peranan lebih
banyak kepada intelek manusia untuk menikmati keindahan”Aristoteles

Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dilihat beberapa sudut


pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari
teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek,
proses yang terjadi ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan.
Pada jaman modern, tekanan justru diletakkan pada obyek, sehingga tampak
bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya
filsafat dan psikologi.

Perkembangan sudut pandang dan sikap manusia


terhadap keindahan pada jaman modern inilah yang sekarang melanda
budaya bangsa indonesia.Hal-hal apapun yang berkaitan dengan keindahan
atau estetika selalu dikaitkan dengan kebebasan berekspresi dan hak setiap
individu.Dari kasus rok mini sebagai indikasi bahwa reformasi sekalipun
tidak mampu menahan perubahan sosial , padahal anggota DPR seharusnya
menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai luhur bangsa yang
tertuang dalam nilai-nilai pancasila.

“Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan diwujudkan


sebagai aturan tuntutan sikap dan dan tingkah laku bangsa dan akan
memberikan landasan,semangat,jiwa secara khas yang merupakan ciri
pada elemen-elemen sosial budaya bangsa
indonesia.”(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.202).

Bangsa indonesia harus menyadari bahwa posisinya sekarang sebagai


negara berkembang yang rentan terhadap fenomena perubahan sosial.
Penguatan nilai-nilai budaya terhadap perubahan sosial di era globalisasi
mutlak keberadaannya dikarenakan perubahan sosial disebabkan oleh faktor
internal maupun eksternal. Faktor yang memegang peranan penting dalam
perubahan sosial adalah faktor dari luar terutama faktor teknologi dan
kebudayaan yang sangat dominan.

Pengaruh budaya seperti konsumtif, hedonis, pornografi, sex bebas,


kejahatan dunia maya, dan sindikat narkoba dapat membahayakan
kelangsungan hidup budaya nasional. .”(Sunarso,dkk.Pendidikan
Kewarganegaraan hal.203)

Pengaruh budaya luar harus diwaspadai terutama pengaruh yang


berdampak negatif sehingga membahayakan kepribadian bangsa. Langkah
pertama yang dapat dilakukan ialah dengan menanamkan pemahaman yang
benar terhadap keberadaan nilai-nilai etika dan estetika budaya dihubungkan
dengan kebebasan individu di negara Indonesia sebagai negara demokrasi
yang menganut ideologi Pancasila. Ideologi pancasila tentunya berbeda
dengan ideologi liberal , Undang-undang Dasar 1945 tidah hanya
menekankan hak-hak azasi manusia seperti kebebasan berekspresi tetapi
terdapat kewajiban dalam ikut andil mempertahankan ketahanan budaya
bangsa indonesia. Dengan demikian hak-hak idividu harus mendukung
tercapainya keberlangsungan kehidupan bangsa indonesia yang harmonis,
dalam konteks estetika dan etika budaya seseorang harus memahami waktu
dan tempat yang digunakan untuk menunjukan ekspresi estetikanya.
Meskipun seseorang memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat
keindahan jika dihubungkan dengan kewajibannya sebagai makhluk sosial
maka pada waktu dan tempat tertentu haknya sebagai individu harus ditahan
agar tidak ada hak orang lain yang dirugikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya juga merupakan Identitas bangsa yang harus dihormati dan


dijaga dengan baik oleh para penerus bangsa. Budaya Iokal Indonesia
beranekaragam sesuai dengan potensi yang dimiliki Indonesia sebagai
negara majemuk yang terdiri dari banyak pulau, suku, dan sumber daya
lainnya. Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana
yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari
dalam jiwa manusia. Sedangkan Estetika itu sendirimerupakan bagian dari
menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan
manusia terhadapnya.

B. Saran

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,


baik dari tatacara penulisannya maupun dari tata bahasa yang kami gunakan.
Maka dari itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
saran atau kritik, juga bisa menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah . Atas saran atau kritik anda, kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, E. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jogjakarta: Ombak.

Susilo, T. A. (2018). Kelompok Sosial, Kebudayaan, dan Multikulturalisme.


Yogyakarta: Istana Media.

UNS, D. (1984). Ilmu Budaya Dasar.

Winarno, & Hermanto. (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Akasara.

https://urusandunia.com/macam-macam-seni/

Anda mungkin juga menyukai