DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 (MATERI 2)
KELAS 4F PGSD
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas berupa Makalah
yang berjudul“Kebudayaan, Kesenian, Dan Estetika.”Shalawat serta salam tak
lupa kita panjatkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, karena
hanya dengan petunjuknya dan segala usaha upaya beliau, kita dapat rasakan
kehidupan yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang lebih
mulia dihadapan Tuhan.Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
semua yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada
IbuDrs. Hj. Ike Hananik. M.Pdkami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
yang telah memberikan bimbingansehingga Makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu . Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun pada pendapat dan hasil dari Makalah
ini.Untuk itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan Makalah ini.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil
Pendidikan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.Kesenian merupakan salah satu unsur budaya universal yang
menjadi cerminan dari peradaban manusia pendukungnya. Macaryus
(2008:105-106) mengatakan bahwa dalam komunitas masyarakat sederhana,
seni cenderung dipandang sebagai ekspresi dan produk budaya yang
berkaitan dengan sistem sosial masyarakat. Pendapat ini sesungguhnya
terkait dengan seni yang menggandung nilai-nilai dan pengalaman estetika
yang diwujudkan dalam perilaku atau aktivitas berkesenian yang
dikembangkan oleh masyarakat, Di dalam kehidupan sehari-hari keindahan
sangat berguna dan dibutuhkan oleh manusia pada umumnya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
kaitannya satu sama lain. Budaya. satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah negara terlebih untuk Indonesia yang dikenal sebagai negara
multikultural. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk Jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagal hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena semua
aspek dalam kehndupan masyarakat dapat dikatakan sebagai wujud dari
kebudayaan, misalnya gagasan atau pikiran manusia. aktivitas manusia, atau
karya yang dihasilkan manusia. Budaya juga merupakan Identitas bangsa
yang harus dihormati dan dijaga dengan baik oleh para penerus bangsa.
Budaya Iokal Indonesia beranekaragam sesuai dengan potensi yang dimiliki
Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari banyak pulau, suku, dan
sumber daya lainnya.
Potensi Indonesia sebagai negara multikultural, telah digunakan
sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendefinisikan apa
yang disebut kebudayaan bangsa, seperti yang terdapat pada penjelasan
Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “Kebudayaan bangsa (Indonesia)
adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”. Hal ini rnenjadi satu
kebanggaan sekaligus suatu tantangan bagi seluruh rakyat Indonesia unluk
dapat mempertahankan budaya lokal yang ada di tengah banyaknya
pengaruh budaya asing yang dapat merusak budaya lokal. Tugas ini
tentunya dikhususkan bagi generasi penerus bangsa yang mulai
mengabaikan pentingnva peranan budaya lokal untuk memperkokoh
ketahanan budaya bangsa. Padahal ketahanan budaya bangsa merupakan
salah satu identitas negara di mata Internaslonal. Konsep kebudayaan yang
dikemukahan oleh Clifford Geertz memang sebuah konsep yang dianggap
baru pada masanya.
Dalam bukunva Interpretation of Culture, Geertz mencoba mendefinsikan
kebudayaan yang beranjak dari konsep yang diajukan oleh Kluckholn
sebelumnva. yang menurutnya agak terbatas dan tidak mempunyai standar
yang baku dalam penentuannva. Berbeda dengan Kluckholn, ia menawarkan
konsep kebudayaan yang sifatnya interpretatif, sebuah konsep semiotik,
dimana ia melihat kebudayaan sebagai suatu teks yang perlu
diinterpretasikan maknanva daripada sebagai suatu pola perilaku yang
sifatnya kongkrit. Dalam usahanya untuk memahami kebudayaan, Geertz
melihat kehudayaan sebagai teks sehingga perlu dilakukan penafsiran unluk
menangkap makna yang terkandung dalam kebudayaan tersebut.
Kebudayaan dilihatnya sebagai jaringan makna simbol yang dalam
penafsirannya perlu dlakukan suatu pendeskripsian yang sifamya mendalam
(thick description).
2. Konsep Kebudayaan
Geerts secara jelas mendefinisikannya. “Kebudayaan adalah suatu
sistem makna dan simbol yang disusun dalam pengertian dimana individu-
individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan
memberlkan penilaian-penilaiannva; suatu pola makna yang ditransmisikan
secara historik diwuiudkan di dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana
dimana orang-orang mengkomunikasikan, mengabadikannya, dan
mengembangkan pengetahuan dan sikap-sikapnya ke arah kehidupan; suatu
kumpulan peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi
yang ekstrasomatik". Karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik,
maka proses budaya haruslah dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan.
3. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang
terdapat pada wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia sangatlah
beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan
konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan
masyarakat. Keragaman budava daerah bergantung pada faktor geografis.
Semakin besar wilayahnva, maka makin komplek perbedaan kebudayaan
satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera sampal
ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat,
dan agama yang berbeda. lndonesia memlliki banyak suku bangsa dengan
perbedaan perbedaan kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gava hldup
masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku
bangsa dan menggunakan kurang Iebih 250 bahasa daerah. Akan tetapi
apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu
Austronesta. Perbedaan-perbedaan ini yang menimbulkan berbagai
kebudayaan daerah yang berlainan, terutama yang berkaitan dengan pola
kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan
untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), mlsalnya
nelayan, pertanian, perdagangan, dan laln-laln. Pulau yang terdiri dari
daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh laut
dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada pada
wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak
kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat.
4. Kebudayaan Nasional
Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan
nasinonal yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham
kesatuan makin dlmantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih
dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah
Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang
sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur makin
kuat rasa kebangsaan lndonesia (Indonesla Raya), sehingga waktu
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa
proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-
Hatta. Koentiarannigrat menyebutkannya "yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional". Pengertian yang
dimaksudkan itu sebenamya lebih berarti, bahwa puncak-puncak
kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk
mewakili negara (nation).
Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta
keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat lndonesia yang hidup
diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal
tersebut membawa akibat pada adanya perbedaan latar belakang,
kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran
masyarakatnya. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia terdiri dari
masyarakat yang beragam latar belakang budaya. etnik. agama yang
merupakan kekayaan budaya nasional dengan kata lain bisa dikatakan
sebagai masyarakat multikultural.
5. Hakekat Kebudayaan
Manusia merupakan subjek pelaku dari kebudayaan. Manusia
menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang berharga baginya,
dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi lebih nyata. Melalui
kegiatan kebudayaan, sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan
kemungkinan belaka, dapat diwujudkan dan diciptakan kemudian.
Sebenarnya, dalam usaha kebudayaan, manusia menemukan alam kodrat
sebagai rangka kemungkinan-kemungkinan untuk ekspresi dan
penyempumaan diri. Menurut Bakker, kebudayaan merupakan alam kodrat
sendiri sebagai milik manusia sebagai ruang lingkup realisasi diri.
Kedudukan manusia dalam kebudayaan adalah sentral, bukan manusia
sebagai orang, telapi sebagal pribadi. Kepadanya segala kegiatan diarahkan
sebagai tujuan. Untuk menghindarkan salah faham, kebudavaan harus
dibedakan dengan agama. Sebenarnya. agama sejauh dapat melingkupi
usaha manusia masih termasuk ke dalam syarat-syarat kebudayaan. namun
kebudayaan ialah sesuatu yang spesifik insani dan terealisasi dari bawah,
bukan rahmat dari atas. Yang diharapkan dari agama belum tentu termuat
dalam kebudayaan, begitu iuga sebaliknya. Singkatnva, kebudayaan
dianggap sebagai suatu hal yang baik dan menarik, yang pantas dimiliki
pelaksanaannya, dan merupakan keharusan serta penyempurnaan manusia
sekaligus masyarakat. Dalam hal ini, filsafat betugas mengadakan refleksi
tentang kebudayaan dan menafsirkannva pada deralat metafisik. Artinya,
filsafat mengabstraksikan dari corak individual macam-macam kebudayaan,
yang dilukiskan oleh etnografi dan Ilrnu folklor. Fllsafat juga
mengabsraksikan perbedaan spesiflk antara kebudavaan etnologi dan
sosiologi. Dengan kata lain, Filsafat menyelidiki hakekat kebudayaan yang
terwujud dalam setiap kebudayaan. Sampal saat ini, telah ada 160 definisi
mengenai kebudayaan itu sendiri. Namun secara garis besar, pembagian
definisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
6. Wujud Kebudayaan
J. J Honingmann memgtbedakan adanva tiga 'gejala kebudayaan' :
yaitu : (1) Ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh
Koengtaraningrat yang mengistiahkannva dengan tiga wujud kebudayaan:
Wujud kebudayaan sebagal suatu yang kompleks dari ide-ide,
gagasan-gagasan, nliai-nllai. norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud kebudavaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dan manusia dalam masyarakat
Wujud kebudayaan sehagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi memberikan
penjelasannya sebagai berikut:
Wujud lde
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya
abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu
hidup. Budaya ideal mempunvai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan. kelakuan dan perbuatan manusia dalam
masyarakat sebagai sopan santun, Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut
adat istiadat.
Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut
tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa
diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini
terdapat aktvitas-akivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta
bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam
wujud perilaku dan bahasa.
Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya
merupakan hasll fisik. Sifatnya paling konkret dan blsa diraba, dilihat dan
didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
B. Kesenian
2. Kuntjaraningrat
3. William A. Haviland
4. J.J Hogman
5. Irving Stone
Berdasarkan penelitian oleh para ahli, seni sudah ada di dunia sejak kurang
lebih sekitar 60.000 tahun lalu. Buktinya terdapat pada dinding-dinding gua
di negara Prancis bagian Selatan. Yaitu berupa lukisan torehan-torehan pada
dinding yang menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan pada
zaman manusia purba. Artefak ini mirip lukisan modern yang kaya akan
ekspresi. Hal ini dapat di lihat dari kebebasan dalam merubah bentuk.
Satu hal lagi yang merupakan perbedaan karya seni manusia purba dengan
modern yaitu terletak pada tujuan penciptaan seni tersebut. Manusia purba
membentuk karya seni atau penanda kebudayaan yang sangat dipengaruhi
kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya. Sedangkan karya seni manusia
modern membentuk karya seni yang digunakan hanya untuk kepuasan
pribadi serta menggambarkan kondisi di lingkungannya. Dengan kata lain,
manusia modern merupakan sosok yang mempunyai keinginan untuk
menemukan hal-hal baru serta memiliki cakrawala berpikir yang lebih luas
dibandingkan dengan manusia purba.
Seni atau art tentu dikenal oleh semua orang. Bahkan bagi anda yang
tidak berkecimpung dalam dunia seni Kesenian, bisa saja anda pernah
melakukan kesenian. Mengapa demikian? Karena pada hakikatnya seni
berbicara mengenai rasa. Seperti kajian ilmu di Eropa yang mengartikan
bahwa art atau artvisial adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.
Membuat sebuah barang tanpa rasa keindahan tidak cukup dikatakan
sebagai seni. Seni dapat kita rasakan atas unsur keindahan yang terkandung
di dalamnya seperti pengertian kesenian yang disebutkan oleh Suharto
Rijoatmojo, kesenian adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk
memenuhi atau menunjukan rasa keindahan.
1. Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu bagian dari cabang kesenian. Seni
rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan menggunakan elemen
rupa sebagai salah satu wujud yang dikelompokkan ke dalam bentuk
multimedia, gambar, lukis, patung, kerajinan tangan, kriya dan grafis.
Unsur suara merupakan elemen utama dari seni musik. Unsur lain
dapat berbentuk harmoni, melodi dan notasi musik yang merupakan wujud
sarana yang diajarkan di sekolah. Media yang digunakan dalam seni musik
adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen bisa berbentuk alat
musik yang berasal dari Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis
alat musik tradisional antara lain adalah seruling, gambang kromong,
gamelan, angklung, rebana, kecapi, kolintang dan arumba. Jenis alat musik
dari Barat antara adalah piano, gitar, flute, drum, musik elektronik,
sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Tidak hanya itu, kamu juga butuh kemampuan untuk memahami dan
membuat notasi, kemampuan untuk mengaransemen, serta untuk praktik
dasar maupun mahir dalam banyak atau beberapa alat musik atau instrumen
secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat karya berbasis
multimedia.
3. Seni Teater
Pada sisi lain, kemampuan untuk memahami seni peran di luar dirinya
membutuhkan keahlian khusus yang harus dikuasai secara teoiritis maupun
teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana
dan prasarana untuk perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan
aktual yang wajib dikuasai seorang pemain drama dalam kaitannya dengan
penyajian teater yang berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian
dari integral kesenian untuk memiliki media ungkap suara dalam wujud seni
peran. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting,
pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten
adalah bagian yang sangat penting dari profesionalitas profesi yang harus
dimiliki.
4. Seni Tari
Tari adalah gerakan halus yang memiliki unsur estetis. Gerak dalam
tari memiliki makna tertentu dari koregorafer. Keindahan seni tari terletak
pada kepuasaan dan kebahagiaan dari para penonton maupun para penari.
Keahlian yang dibutuhkan dalam menari meliputi keahlian dalam menari
tradisional ataupun tari garapan/modern. Kemampuan untuk memahami
serta menguasai tujuan dari tari itu sendiri yang diarahkan oleh koreografer.
Kemampuan untuk memahami an berkarya tari (koreografi) adalah
keterampilan khusus yang memiliki hubungan dengan kepekaan koreografi,
di sisi lain diharapkan para penari memiliki kepekaan memahami secara
menyeluruh aspek-aspek dalam tari dan aspek keindahan secara teknis.
Sebagai penyesuaian dari abad modern, kemampuan untuk memahami dan
membuat perangkat multimedia erat hubungannya dengan tari adalah bentuk
penyesuaian sumber daya manusia yang beradaptasinya dengan teknologi.
Seni tari memerlukan suatu media gerak. Gerak murni atau gerak
biasa tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki
makna yang mendalam untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu yang
dapat dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus,
estetis, dan geraknya dapat memiliki bangunan ekspresi bentuk yang dapat
dinikmati oleh manusia. Seni tari di tanah air banyak dipengaruhi oleh
kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh karena itu, dari zaman dahulu
tarian sudah memiliki peran fungsi yang penting dalam kehidupan
beragama. Peran tari dalam berbagai upacara terkait dengan cara maupun
tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual.
Pada masyarakat sekarang yang hidup serba modern dan dinamis ini,
kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, elegan dan guru-
guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan
masa depan tari sesuai dengan perkembangan zaman secara proporsional.
Oleh karena itu, beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut
penguasaan teknik tari yang dapat memenuhi syarat sebagai penari yang
profesional.
5. Kerajinan Tangan
C. Estetika
Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima
banyak orang, namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu
yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua
orang memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui
keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang
kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.
Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang
lain. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah
lukisan sebagaimana pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih bersifat
perasaan, bukan pernyataan.
“nikmat indah adalah peristiwa alam biasa dan memberi peranan lebih
banyak kepada intelek manusia untuk menikmati keindahan”Aristoteles
A. Kesimpulan
B. Saran
Winarno, & Hermanto. (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Akasara.
https://urusandunia.com/macam-macam-seni/