Anda di halaman 1dari 22

Bagaimana menurut pendapat Saudara mengenai

kegiatan layanan referensi yang dapat disediakan di


perpustakaan khusus?
Selamat berdiskusi. Keaktifan Saudara dalam setiap sesi
diskusi (minimal 1 tanggapan) akan berpengaruh pada
nilai akhir TUTON lho....

Menurut saya kegiatan layanan referensi yang dapat disediakan di


perpustakaan khusus sangat diperlukan karena berhubungan dengan
pelayanan pemberian informasi dan bimbingan belajar, apabila tidak
adanya pelayanan tersebut maka pemustaka akan mengalami kesulitan.
Jadi pelayanan ini berkaitan dengan bantuan pustakawan kepada
pemustaka secara langsung dan berkaitan dengan pemakaian sumber
informasi referensi ini agar bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemakai, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, membantu
penelusuran informasi yang berada di dalam maupun di luar perpustakaan
serta memberikan bimbingan pada pembacanya.

Dengan adanya layanan referensi diperpustakaan maka pemustaka bisa


lebih mudah berkomunikasi dengan seluruh sarana dan bahan pustaka
yang ada diperpu

Ada beberapa fungsi dalam pelayanan referensi agar berjalan baik maka
petugas harus memahami terlebih dahulu apa fungsi – fungsi referensi
yang ada di perpustakaan tersebut yaitu:

1. Fungsi pengawasan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi


pengunjung yang diperlukan misalnya pada tingkat pendidikan dimana
para mahasiswa maupun peserta didik dapat dengan mudahnya menjawab
pertanyaan tugasnya dengan cepat dan tepat.

2. Fungsi informasi adalah fungsi yang paling penting dalam memberikan


informasi kepada pengunjung dengan cara memberikan jawaban
pertanyaan singkat maupun penelusuran informasi yang luas dan
mendetail sesuai dengan kebutuhan pemakai.
3. Fungsi Bimbingan ini adalah petugas referensi harus menyediakan
waktu guna memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk
menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, misalnya melalui katalog
perpustakaan.

4. Fungsi Intruksi ini adalah memperkenalkan kepada pengunjung


mengenai cara menggunakan perpustakaan yang baik dan meningkatkan
penggunaan perpustakaan.

5. Fungsi bibliografis

Petugas referensi perlu secara teratur menyusun daftar bacaan atau


bibliografi untuk keperluan penelitian atau mengenal bacaan yang baik dan
menarik.

1. Pemilihan/Penilaian

Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara memilih/menilai bahan


pustaka yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber
informasi yang berdaya guna maksimal.

3. Tujuan Layanan Referensi

 Mengarahkan pemakai perpustakaan menemukan informasi yang


dibutuhkan dengan tepat dan cepat.
 Memampukan pemakai perpustakaan menelusur informasi dengan
menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.
 Memampukan pemakai perpustakaan menggunakan setiap koleksi
bahan pustaka referensi dengan tepat guna.

4. Koleksi Referensi

Definisi Koleksi Referensi

 Buku/artikel yang diapakai sebagai sumber materi dari objek studinya.


 Cakupannya bersifat komprehensif.
 Disajikan secara padat.
 Disusun menurut suatu rancangan tertentu untuk mempermudah dan
mempercepat penelusuran informasi.
 Disebut juga beku sumber dengan ditandai huruf “R”

Kriteria Umum Seleksi Koleksi Referensi

Untuk menentukan buku-buku sumber informasi mana yang layak


dimasukan dalam koleksi buku-buku referensi sudah tentu perlu ditetapkan
berdasarkan :

 Keterbacaanya dan akseptabilitasnya.


 Kekomprehensifan isi dari buku /artikel-artikelnya, yang menuntut
validitas dan reabilitas.
 Susunan buku referensi, yang meliputi indeks, daftar-daftar (lampiran-
lampiran) khususnya.

Jenis Koleksi Referensi

Koleksi buku-buku refernsi dalam setiap perpustakaan dapat di badi dalam


beberapa jenis buku sumber informasi; mereka dapat dikelompokkan
menurut :

(a) Jenis buku sumber informasinya, misalnya kamus, ensiklopedi,


bibliografi.

(b) Jenis layanan informasinya:

1. Source type, yakni koleksi yang langsung memberikan informasi yang


dicari, misalnya : kamus, esiklopedia, biografi.
2. Direction type, yakni yang hanya menunjukkan di mana informasi yang
dicari itu terdapat, misalnya: indeks, bibliografi dan abstrak.

(c) Bidang atau wilayah cakupannya

1. Umum atau universal, tidak terbatas pada ssatu bidang ilmu


pengetahuan ataupun daerah/wilayah tertentu, misalnya Ensiklopedi
Amerika.
2. nasional, yang membatasi cakupannya pada atau tentang satu negara
tertentu, misalnya Bibliografi Nasional Indonesia.
3. Khusus, yang membatasi penyajian informasinya pada suatu atau
beberapa bidang pengetahuan yang saling berhubungan, misalnya
Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial.

(d) Periodenya, yang membatasi informasinya pada waktu/periode dari


obyek, fakta atau peristiwanya.

Jenis-jenis koleksi referensi biasanya meliputi :

1. Ensiklopedi adalah : Hasil kerja manusia yang memuat informasi-


informasi tentang suatu subyek pada setiap bidang pengetahuan, yang
biasanya disusun menurut abjad.
2. Kamus : Kamus berasal dari bahasa latin : Dictionarium yang berarti
pengulangan kata-kata dan disusun secara abjad.
3. Buku Tahunan/almanac : Buku tahunan biasanya memuat keterangan
mengenai kejadian-kejadian dan perkembangan dalam bidang tertentu
selama satu tahun, dan biasanya pula memuat data statistik, buku
tahunan umumnya diterbitkan setiap tahun.
4. Buku petunjuk (direktori) : Buku untuk memperoleh informasi tentang
nama lengkap, alamat dan sebagainya.
5. Buku Pegangan dan buku pedoman : Buku yang memuat keterangan-
keterangan tentang suatu bidang tertentu, dan diberikan dalam bentuk
yang padat.
6. Bibliografi : Suatu daftar penerbitan, baik dalam bentuk buku maupun
berkala, bahkan dapat pula dalam bentuk bahan-bahan khusus.
7. Indeks dan Abstrak : Suatu daftar yang disusun secara sistematis yang
bisa memberikan informasi tentang sesuatu hal dan memungkinkan
untuk diikuti.
8. Sumber-sumber ilmu bumi : Sumber ilmu bumi merupakan sumber
referensi yang memuat atau memberikan keterangan mengenai lokasi
tempat, gunung, batas negara dan sebagainya.
9. Sumber Biografi : Buku yang memuat mengenai daftar riwayat hidup
seseorang dan biasanya keterangan ini disusun berdasarkan abjad.
10. Terbitan Pemerintah: Terbitan yang berhubungan dengan soal-soal
pemerintahan.
5. Tugas Layanan Referensi
11. Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan umum yang masuk di
perpustakaan layanan referensi. Disini pustakawan referensi berfungi
sebagai “information” dan bantuan pengguna.
12. Menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna dengan menggunakan
koleksi referensi yang ada.
13. Membantu pengguna menelusur koleksi referensi dan mencari
informasi pada koleksi referensi tersebut.
14. Membimbing pengguna dalam menggunakan koleksi referensi
apabila pengguna tersebut tidak mengetahuinya.
15. Melayani pengguna internet yang terdapat di layanan referensi dan
membantu mereka menelusur literatur-literatur online yang
dibutuhkan/dicari apabila pengguna meminta bantuan.
16. Melakukan kegiatan “bimbingan pemakai perpustakaan” melalui
kegiatan orientasi perpustakaan yang dilakukan secara rutin setiap
tahun pada saat penerimaan mahasiswa baru USU ataupun oleh Prodi-
prodi di USU secara insidental.
17. Melakukan kegiatan library tour kepada setiap tamu yang ingin
mengetahui tentang koleksi, fasilitas, dan saran Perpustakaan USU.
18. Membuat formulir-formulir kegiatan pelayana referensi.
19. Mengumpulkan data yang berasal dari formulir-formulir kegiatan
sehari-hari sebagai dasar untuk pembuatan statistik kegiatan dan
pelaporan kepada pemimpin.
20. Melakukan kegiatan shelving buku koleksi referensi yang dipakai oleh
pengguna setiap hari.

6. Kegiatan Layanan Referensi

1. Kegiatan Pokok Pelayanan Referensi


2. Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakan
yang bersangkutan pada umumnya maupun khususnya mengenai unit
pelayanan referensinya.
3. Memberikan informasi yang bersifat spesifik yang untuk itu diperlukan
bahan pustaka koleksi referensi yang ada di perpustakaan.

 Memberikan bantuan penelusur informasi sampai ditemukan informasi


yang dibutuhkan para pemakai baik melalui bahan pustaka koleksi
referensi perpustakaan yang lain.

1. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka koleksi referensi


yang diperlukan oleh pemakai perpustakaan dengan menggunakan
katalog, bibliografi, komputer dan alat-alat penelusuran lainnya.
2. Memberikan bantuan pengarahan kepada para pemakai perpustakaan
untuk menemukan pokok-pokok bahasa pengetahuan tertentu yang
terdapat di dalam bahan pustaka koleksi referensi.
3. Memberikan bimbingan kepada para pemakai untuk mengenal berbagai
jenis bahan pustaka koleksi referensi, mengetahui bagaiman cara
menggunakan masing-masing dan mengetahui cara memilih yang tepat
untuk menemukan informasi yang mereka masing-masing butuhkan.
4. Kegiatan Penunjang Pelayanan Referensi
5. Menjalin hubungan hubungan kerja sama yang baik dengan
perpustakaan lain atau lembaga pemberi layanan jasa informasi lain,
dalam bidang kegiatan pemberian layanan jasa penggunaan informasi.
6. Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikal untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pemakai
perpustakaan tentang bagaimana cara memilih bahan pustaka koleksi
referensi yang tepat dan berbobot ilmiah sesuai dengan kebutuhan dan
tentang bagaimana cara menggunakan untuk mencari informasi yang
dikehendaki.

 Memperkenalkan koleksi perpustakaan kepada masyarakat umum


dengan cara:

1) Menyelenggarakan pameran perpustakaan

2) Menerbitkan bibliografi perpustakaan yang berisi bahan koleksi apa saja


yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan
1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan statistik pelaksanaan
kegiatan pelayanan referensi dalam bentuk tabel-tabel dan grafik-grafik,
untuk digunakan sebagai bahan informasi ataupun sebagai bahan untuk
pembuatan laporan.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Layanan Referensi

Berbagai pendapat tentang pembagian kegiatan pelayanan referensi pada


dasarnya memberikan pengertian yang sama, dimana hal itu sangat
tergantung pada kondisi perpustakaan dan usernya. Ada yang membagi
menjadi 3 kelompok besar : 1. Jasa Dasar, 2. Jasa yang Lazim diberikan,
3. Jasa yang jarang di berikan. Ada pula yang membagi 2 kelompok besar
sebagai berikut :

1. Kegiatan Pokok

1. Memberikan informasi bersifat umum, baik mengenai hal-hal yang


umum, mengenai perpustakaan maupun khusus mengenai pelayanan
referensi-nya.
2. Memberikan informasi yang bersifat spisifik/khusus, yang untuk itu
diperlukan bantuan koleksi referensi.
3. Memberikan bantuan menelusur informasi sampai ditemukan informasi
yang dibutuhkan pemakai baik melalui koleksi referensi perpustakaan
yang bersangkutan maupun perpustakaan yang lain.
4. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka dengan
menggunakan katalog, bibliografi, komputer dan alat-alat yang ada.
5. Memberikan pengarahan kepada pemakai untuk menemukan pokok
bahasan
6. Memberikan bimbingan secara klasikal dan formal kepada pemakai
tentang bahan pustaka, penggunaan dan pemilihan bahan pustaka yang
tepat untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.
2. Kegiatan Penunjang
7. Menjalin kerja sama yang baik dengan perpustakaan lain dalam rangka
memberikan layanan jasa informasi, termasuk di dalamnya kegiatan
pinjam antar perpustakaan (inter library loan).
8. Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikal untuk
memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada pemakai
perpustakaan tentang penggunaan koleksi referensi, dan pemilihan
bahan pustaka yang berbobot
9. Mempromosikan koleksi perpustakaan kepada umum dengan cara:

 Menyelenggarakan Pameran perpustakaan kerja sama dengan penerbit.


 Menerbitkan Bibliografi Perpustakaan.
 Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan statistik pelaksanan
kegiatan pelayanan referensi.
 Membuat Indeks.
 Membuat Kliping.
 Membuat Abstrak.
 Membuat Koleksi Tandon (Reservation).
 Membuat jajaran Vertikal (vertical File).
 Memberikan bimbingan belajar khususnya pada perpustakaan-
perpustakaan sekolah untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan
belajar.

Menilai buku-buku referensi

Berhasil tidaknya pelayanan referensi tergantung dua faktor yaitu


keterampilan petugas dan koleksi referensinya apakah memadahi atau
tidak. Oleh karena itu, koleksi referensi harus dijaga atau dilakukan
penilaian secara terus menerus suapaya kualitas isinya tetap terjamin
adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilaikoleksi referensi
adalah sebagai berikut :

1. Otoritas

Perlu ditinjau apakah pengarang buku itu seorang yang ahli dalam
bidangnya (yang dicakup dalam buku itu) dan apakah ia seorang yang
sudah berpengalaman. Selain pengarangnya, penerbit buku itu apakah
mempunyai reputasi yang baik yang berkaitan dengan mutu terbitannya.

2. Ruang lingkup (Cakupan)

Cakupan buku perlu mendapat perhatian, sampai sejauh mana ruang


lingkup subjek yang di cakup dalam buku itu dan apakah masih up to date.
3. Ditujukan untuk siapa

Buku itu disusun (dibuat) untuk siapa, tingkat pendidikan yang bagaimana,
untuk golongan usia berapa dan sebagainya.

4. Bentuk fisik dan susunan buku

Perlu diperhatikan bagaimana kualitas kertasnya dan penjilidannya yang


akan mempengaruhi daya tahan fisik buku, diperhatikan juga mengenai
perwajahan atau letak buku (lay out) apakah disusun berabjad atau
menurut topic subjek tertentu, apakah dilengkapi dengan indeks atau tidak
serta bagaimana susunan indeksnya.

Pertanyaan Referensi

Pertanyaan referensi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan


berikut disajikan secara garis besar klasifikasi pertanyaan, jenis pertanyaan
referensi dan sumber referensi yang dapat digunakan :

1. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digolongkan sebagai pertanyaan


referensi adalah semua pertanyaan yang dapat dijawab dengan melalui
sumber-sumber referensi yang ada atau bahan-bahan tercetak lainnya
sehingga tidak cukup apabila pertanyaan tersebut dijawab dengan
secara komprehensip saja.
2. Untuk dapat menjawab pertanyaan –pertanyaan tersebut petugas
referensi petugas referensi dianjurkan untuk bisa mencari jawabannya
dimana saja jawaban itu bisa ditemukan, tidak hanya dengan sumber-
sumber yang ada diperpustakaan sendiri tetapi kalau perlu dengan
menggunakan sumber-sumber lain yang ada diluar perpustakaan kita.

Untuk bisa menjawab pertanyaan semacam itu langkah pertama yang


harus ditempuh petugas referensi adalah :

1. Mencari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti


lain sebelumnya, tentang persoalan serupa itu.
2. Mencari laporan-laporan dari tangan pertama baik yang terdapat dalam
naskah, Journal ringkasan atau sari karangan ataupun majalah-majalah.
Adapun langkah-langkah yang harus di tempuh untuk dapat menjawab
pertanyaan semacam itu terutama adalah :

1. Kita perlu memiliki daftar buku yang lengkap


2. Untuk dapat sampai kepada buku-buku yang membahas tentang
masalah yang dicari tadi kita harus melakukan seleksi atau pemilihan
bahan-bahan pustaka yang sekiranya sesuai dengan permaslahan tadi
Atau dapat pula kita memberikan saran kepada pembaca tentang buku-
buku apa saja yang dapat mereka baca.

Menjawab pertanyaan referensi

Dalam menjawab pertanyaan referensi ada beberapa urutan yang dapat


dilakukan yaitu:

1. Menerima pertanyaan pada saat menerima pertanyaan petugas


hendaknya memperhatikan :
2. Untuk keperluan apa informasi itu ditanyakan,
3. Apa indentitas, kualifikasi, dan spesialisasi penanya sehingga petugas
referensi dapat menetapkan secara mudah jawaban yang akan
diberikan.
4. Mencatat dan mengklasifikasi pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
oleh pengunjung perpustakaan akan dianalisis dan di klasifikasi supaya
dapat ditentukan sumber referensi yang sesuai.
5. Mengerjakan penelusuran

Pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan sumber referensi harus dicari


dengan penelusuran. Hasil penelusuran ini dapat beruapa sumber-sumber
yang menunjukkan dimana informasi dapat ditemukan atau dapat pula
berupa informasi itu sendiri.

4. Mencatat jawaban

Jabatan yang membutuhkan penelusuran hendaknya dicatat dalam formulir


pertanyaan dan jawaban referensi agar dapat digunakan untuk
menghadapi pertanyaan-pertanyaan sejenis yang sering ditanyakan
pembaca.
5. Menyampaikan jawaban

Jawaban dapat disampaikan melalui lisan atau tulisan, dengan langsung


atau melalui perantara. Bila pertanyaan tidak ditemukan jawabannya,
petugas, referensi dapat memberikan saran-saran yang memungkinkan
dapat ditemukan jawabannya.

Layanan Serial / Terbitan Berseri

Dalam Webster’s Third New International Directory of the


English Language disebutkan bahwa terbitan berseri adalah; suatu terbitan
(seperti surat kabar, jurnal, buku tahunan atau bulletin) yang diterbitkan
dengan nomor yang berurutan dan terbit secara berseri dan terus menerus.
waktu yang tidak terbatas. Termasuk di dalamnya adalah terbitan
berkala (periodicals), Koran, buku tahunan, seri monografi yang bernomor.

Menurut ALA Glossary of Library Term, serial atau terbitan berseri adalah
suatu publikasi yang diterbitkan secara berturut turut, bagian demi bagian,
biasanya dengan jarak penerbitan yang tetap dan dimaksudkan untuk terbit
terus menerus tanpa batas waktu tertentu.

Ciri-ciri terbitan berseri

Berbeda dengan terbitan lainnya, maka terbitan berseri memiliki beberapa


ciri, seperti halnya;

1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa artikel atau tulisan yang ditulis

oleh beberapa orang;

2. dikelola oleh sekelompok orang yang biasanya dikenal dengan sebutan

redaksi.

3. Terbit terus menerus dengan memiliki kala terbit, seperti hatian,


bulanan, tahunan, dsb.
4. Diupayakan memiliki system control internasional, seperti ISSN
(Internationan Standard Serial Number).

Jenis-jenis terbitan berseri

Jenis-jenis terbitan berseri menurut Harrod meliputi; terbitan berkala, surat


kabar, buku tahunan, seri monografi yang bernomor,
prosiding, transaction dan memoar.

1. Terbitan berkala (periodicals) atau majalah

Bagian yang paling popular dari terbitan berkala majalah. Majalah biasanya
berisi sekumpulan artikel yang merupakan kontribusi atau sumbangan dari
beberapa pengarang. Artikel majalah tersebut dirancang untuk dibaca
sebagai bacaan yang bersifat naratif. Majalah dapat dikelompokkan
menjadi;

 Majalah komersial
 Majalah ilmiah
 Majalah lokal

1. Surat kabar

Surat kabar merupakan jenis terbitan berseri yang sangat kaya akan berta
mutakhir. Sebagaimana namanya, terbitan ini lebih banyak menyajikan
informasi dalam bentuk berita. Meskipun tidak tertutup kemungkinan dalam
surat kabar juga ada berita atau informasi ilmiah. Bahkan beberapa surat
kabar senantiasa menyediakan rubrik ilmiah.

1. Buku tahunan

Menurut Harrod buku tahunan adalah suatu terbitan yang berisi informasi
mutakhir dalam bentuk deskriptif dan/atau statistic yang diterbitkan sekali
dalam setahun. Seringkali buku tahunan membhas atau menyampaikan
informasi mengenai kejadian-kejadian dalam kurun waktu satu tahun.
Beberapa nama yang sejenis dengan buku tahunan adalah; annuak,
yearbook, almanak.

1. Seri monografi
Monografi adalah nama suatu risalah pada satu subjek atau bagian dari
subjek atau risalah seseorang, biasanya sangat terinci tetapi dalam ruang
lingkup yang tidak terlalu luas. Suatu monografi dapat juga berisi bibliografi
lengkap. organisasi profesi atau masyarakat ilmiah atau juga suatu institusi
dan biasanya dilengkapi dengan makalah-makalah atau abstraksinya atau
laporan yang dibacakan sebagai hasil dari pertemuan ilmiah tersebut.
Nama lain dari prosiding adalah; laporan konferensi, laporan seminar,
laporan symposium.

1. Transaction

Hampir sama dengan prosiding. Transaction merupakan kumpulan


makalah yang disampikan dalam sebuah seminar atau pertemuan ilmiah.
Hanya saja dalam transaction tidak disertai dengan rumusan hasil seminar
atau pertemuan ilmiah tersebut.

1. Memoar

Menurut Harrod memoir merupakan kumpulan laporan hasil penelitian atau


percobaan atau disertasi yang diterbitkan oleh suatu perkumpulan
masyarakat ilmiah atau himpunan atau percobaan atau disertasi yang
diterbitkan oleh suatu perkumpulan masyarakat ilmiah atau himpunan
profesi.

PELAYANAN REFERENSI SECARA DIGITAL (DIGITAL REFERENCE


SERVICES)

Digital Reference Services (Pelayanan Referensi secara digital) adalah


sebuah pelayanan pada perpustakaan yang dilakukan secara online
(terpasang) dan transaksi referensinya dikomunikasikan dengan media
computer. Hal ini dilakukan agar pelayanan referensi tidak saja terbatas
pada waktu dan tempat tertentu. User dapat melakukan konsultasi melalui
email dari rumah atau tempat kerja dan tempat lainnya. Disamping itu,
pelayanan Referensi secara digital akan lebih cepat jika dibarengi dengan
adanya kemampuan SDM dibidang Teknologi informasi. Bentuk-bentuk
Pelayanan antara lain, sebagai berikut :

1. Email
2. Webforms
3. Chat Using commercial applications
4. Chat using instant messaging

JASA INTERNET DALAM LAYANAN REFERENSI

Adalah karena ketangguuhan cara kerja internet, perpustakaan dan pusat


informasi yang lain memanfaatkannya untuk menngkatkan dan
memperluas layanan referensi pada masyarakat pemakianya. Setiap
layanan yang tersedia adalah merupakan jawaban yang dilontarkan para
pemakai jasa perpustakaan. Mementara itu, paralel dengan tuntutan
pemakai, jawaban–jawabannya akan mencakup, misalnya : penunjukan,
pemberian informasi singkat atas sebuah pertanyaan dan penyediaan data
yang siap pakai. Layanan yang lain yang disediakan adalah pemberian
bantuan pelacakan di mana data dapat ditemukan, atau bisa juga
mengkontak langsung kepada ahlinya, pemberian sitision, ataupun
beberapa teks artikel.

Hasil survey yang dilaksanakan Sharyn Ladner dan Hope N.


Tillman2 menyebutkan bahwa, dengan keunggulan internet akan
membantu mempermudah dan mempercepat dalam pelayanan referensi.
Hampir semua renpondennya melaporkan bahwa, dengan menggunakan
internet akan memperpendek jarak dan mengurangi kesenjangan atau
perasaan terisolasi antar sesama pustakawan, sehingga akan
menimbulkan rasa kesatuan, rasa kebersamaan dan rasa persahabatan
dalam satu profesi. Responden yang lain mengatakan bahwa, akan
mempercepat komunikasi – mengurangi beaya telepon, waktu – yang
semuanya itu sangat membantu sekali dalam menjawab pertanyaan
referensi dengan tepat dan cepat.

Kecepatan waktu dalam komunikasi dengan sesama anggota jaringan


merupakan hal yang sangat fital bagi petugas referensi. Jika dibandingkan
dengan sistem pengiriman dokumen beberapa tahun yang lalu, tentunya
akan jauh berbeda. Beberapa tahun yang lalu perpustakaan mengirimkan
dokumennya dengan menggunakan jasa pos, tapi untuk saat ini dokumen
permintaan bisa dikirim lewat jaringan komputer, dengan e-mail.
Sedangkan hasil pelacakan petugas perpustakaan akan dapat diterima
lewat fax.
Keuntungan yang lain penggunaan internet adalah internet memungkinkan
pemakainya sebagai ajang diskusi, seperti BUSLIB-L, MEDLIB-L, and
LIBREF-L. BUSLIB-L, didirikan tahun 1990, adalah sebuah forum diskusi
lewat elektronik yang berhubungan dengan tren-tren perpustakaan saat ini.
Topik yang dibahas dalam diskusi tersebut antara lain : penanganan bahan
pustaka dan weeding-nya, CD-ROM dan online, public relation, user
services, dsb. Hampir mirip dengan BUSLIB-L, MEDLIB-L yang dimulai
tahun 1991 adalah sebuah forum diskusi bagi petugas atau pustakawan
dari perpustakan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan. Dalam diskusi
mereka, topik yang dipilih antara lain : ide pengembangan ilmu kesehatan
dan kedokteran. Contoh grup diskusi yang lain adalah LIBFER-L, sebuah
diskusi mengenai isu-isu referensi yang dimulai dan dikoodinasi pada
tahun 1990 oleh Kent State University. Topik yang mereka pilih dalam
diskusi, antara lain : manajemen referensi : tantangan teknologi terbaru
bagi petugas referensi yang mereka perlukan, berapa lama seorang
pemakai jasa perpustakaan harus menunggu atas jawaban pertanyaan dari
petugas referensi, dll.; menejemen koleksi : criteria weeding, ukuran ideal
untuk koleksi referensi, kode ethik petugas referensi, misalnya apakah
dia boleh menjawab pertanyan dengan jawaban yang subyektive
dan kontrol informasi.

1. Hal-hal yang Mempengaruhi Layanan Referensi


1. Kelengkapan Koleksi

Keberhasilan dalam pelayanan referensi sangat dipengaruhi oleh


kelengapan sumber-sumber sarana bibliografi yang ada di perpustakaan
yang bersangkutan. Terutama dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan bantuan koleksi bahan
rujukan. Jenis koleksi referensi yang layaknya ada di perpustakaan adalah
sebagai berikut :

1. Kamus
2. Ensiklopedi
3. Buku Pegangan (handbook)
4. Almanak
5. Laporan Penelitian Ilmiah
6. Directory
7. Katalog Induk
8. Sumber Biografi
9. Sumer Geografi
10. Index dan Abstrak
11. Buku Tahunan
12. Kliping Artikel dan lain-lain.

Untuk itu sebaiknya koleksi-koleksi rujukan tersebut atau sejenisnya


sebaiknya tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang tetapi hanya dibaca
ditempat atau di foto kopi karena untuk keperluan rujukan dan tidak perlu
dibaca secara keseluruhan.

2. Kemampuan Petugas Referensi

Seorang petugas Referensi dituntut untukm dapat memberikan bantuan


yang tepat, cepat, dan akurat kepada pengguna. Dalam melaksanakan
tugas tersebut seorang pustakawan Referensi harus memiliki keahliah dan
kemampuan sebagai berikut :

1. Wawasan dan Pengetahuan Umum


2. Pengetahuan tentang macam, cara dan penggunaan koleksi Referensi
3. Pengetahuan bidang perpustakaan
4. Kemampuan untuk memahami kebutuhan user
5. Kemampuan di bidang Teknologi nformasi (TI)
6. Kemampuan berkomunikasi dengan baik

Dengan adanya koleksi yang lengkap tentang bahan rujukan dan didukung
adanya SDM petugas referensi yang baik maka akan diperoleh suatu
layanan yang memuaskan pengguna.

1. Pustakawan Referensi

Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu


orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain. Pada tahun 2000-an,
pustakawan juga mulai membantu orang menemukan informasi
menggunakan komputer, basis data elektronik, dan peralatan pencarian
di internet. Terdapat berbagai jenis pustakawan, antara lain pustakawan
anak, remaja, dewasa, sejarah, hukum, dan lain sebagainya. Pustakawan
wanita disebut sebagai pustakawati.

Pustakawan adalah orang yang bergerak di bidang perpustakaan atau ahli


perpustakaan. Menurut kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia dikatakan
bahwa yang disebut pustakawan adalah “Seseorang yang melaksanakan
kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimiliki melalui
pendidikan”. Sedangkan menurut kamus istilah perpustakaan karangan
Lasa, HS. Librarian-pustakawan, penyaji informasi adalah “Tenaga
profesional dan fungsional dibidang perpustakaan, informasi maupun
dokumentasi”.

Poerwadarminta dalam Aziz (2006:44) menambahkan bahwa,


“Pustakawan adalah ahli perpustakaan. Dengan pengertian tersebut berarti
pustakawan sebagai tenaga yang berkompeten dibidang perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi”. Selanjutnya Aziz (2006:44) menambahkan
bahwa, “Pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi,
khususnya informasi publik, informasi yang disediakan merupakan
informasi publik melalui lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai
jenis perpustakaan”.

Sehingga, dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pustakawan adalah


orang yang memiliki pendidikan perpustakaan atau ahli perpustakaan atau
tenaga profesional dibidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan.
Jadi pustakawan adalah seseorang yang profesional atau ahli dalam
bidang perpustakaan.

Pustakawan referensi adalah pustakawan yang bertugas pada bagian


layanan referensi. Pustakawan referensi setidaknya mempunyai
kompetensi secara professional dan personal sehingga dapat
mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di dalam maupun di
luar perpustakaannya untuk memenuhi kebutuhan informasi para
penggunanya. Pustakawan referensi harus dapat melokalisir keberadaan
informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, fungsi layanan
adalah menjembatani pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dari
luar perpustakaan dan mempertemukannya. Indikator yang harus dipenuhi
pustakawan referensi antara lain sebagai berikut :

 Sikap Ramah Pustakawan Referensi

Sikap ramah yang ditunjukan oleh pustakawan referensi di Perpustakaan


Muhammadiyah Semarang sudah ramah dalam hal berinteraksi dengan
pengguna, mulai dengan menyapa oleh pengguna yang berkunjung ke
perpustakaan dengan gaya bicara yang sopan, murah senyum, tutur
katanya menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mahasiswa kemudian
pustakawan mempersilahkan pengguna terlebih dahulu untuk mencari
buku, membantu pengguna mencarikan koleksi yang dibutuhkan,
pustakawan sering juga berkata maaf jika koleksi yang dinginkan tidak ada
sehingga mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan menjadi senang
jika pelayanan di perpustakaan begitu ramah dan mempengaruhi minat
baca para pengguna dan pengguna tidak segan bertanya kepada
pustakawan referensi dan mencari buku yang akan dipinjam.

 Sikap Terampil Pustakawan Referensi

Sikap terampil pustakawan referensi Perpustakaan Universitas


Muhammadiyah dari tanggapan mahasiswa mengenai sikap pustakawan
referensi dalam arti terampil adalah pintar dalam mengolah koleksi-koleksi
referensi dan pintar menata koleksi-koleksi referensi di rak, pustakawan
juga cakap dengan mahasiswa, pustakawan juga terampil menguasai
dalam penggunaan komputer.

 Sikap Tanggung Jawab Pustakawan Referensi

Sikap pustakawan referensi Perpustakaan Universitas Muhammadiyah


Semarang dalam arti tanggung jawab adalah bertanggung jawab tepat
waktu seperti buka dan tutupnya perpustakaan, bertanggung jawab
mengenai masalah buku seperti kehilanggan dan kerapian buku,
bertanggung jawab memberikan kejelasan tata tertib di ruang referensi.

 Sikap Daya Tanggap Pustakawan Referensi

Sikap daya tanggap pustakawan referensi di Perpustakaan Universitas


Muhammadiyah Semarang sebagai berikut memberikan layanan cepat dan
tepat terhadap pengguna yang kesulitan menemukan koleksi di ruang
referensi dengan cara membantu pengguna mencarikan koleksi di rak-rak,
mendengarkan keluhan dan langsung merespon pengguna yang kesulitan
mencari koleksi referensi di perpustakaan sehingga pengguna tidak terlalu
lama untuk menunggu jika dibutuhkan.

 Sikap Peduli Pustakawan Referensi

Sikap peduli pustakawan referensi menurut mahasiswa adalah cekatan jika


ada permasalahan yang terjadi di perpustakaan seperti masalah pengguna
yang tidak menemukan koleksi di rak-rak dan pustakawan membantu untuk
mencarikan koleksinya sedetail mungkin, pustakawan juga bertidak tegas
jika tidak ada koleksi referensi yang dicari pengguna maka pustakawan
bilang tidak ada koleksinya, memiliki sikap empati terhadap pengguna yang
kesulitan, melayani pengguna dalam mencari informasi yang diinginkan
sehingga pengguna merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik oleh
pustakawan.

 Harapan Informan Terhadap Perpustakaan Ke Depannya

Untuk kedepannya perpustakaan harus memperbanyak jumlah koleksi


yang ada di perpustakaan karena jumlah koleksi yang baru hanya sedikit,
perpustakaan juga harus memiliki gedung sendiri supaya mahasiswa tidak
malas berkunjung ke perpustakaan, perpustakaan juga harus uptodate
terhadap koleksi-koleksi referensi seperti karya ilmiah, jurnal-jurnal, dan
lain-lain, ruangan perpustakaan harus di perhatikan dengan memberi
fasilitas seperti pendingin ruangan atau AC, pusakawan juga harus
memiliki sikap empati, peduli jika ada pengguna yang kesulitan mencari
koleksi segera membantu dan melakukan tindakan seperti langsung ikut
mencarikan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Menurut Zeitthemi dalam Kosasih (2009) kualitas layanan yang baik


apabila pustakawan bersedia melayani pemustaka dengan senang hati,
bersedia membantu, dan selalu menjemput bola, seperti bertanya kepada
pemustaka sebelum mereka bertanya. Kriteria untuk peningkatan kualitas
layanan, maka pustakawan harus dapat memenuhi dimensi-dimensi
sebagai berikut:

1. Tangibles (berwujud), ruang dan peralatan harus nyaman dan tertata


dengan baik dan pustakawan selalu berpenampilan menarik.
2. Realibility (kehandalan), kinerja pustakawan harus handal dan akurat
sehingga meminimalisasi kesalahan.
3. Responsiveness (daya tanggap), pustakawan harus dapat menjawab
pertanyaan pemustaka dalam waktu singkat dan jika tidak ditemukan
dapat menunjukkan ke tempat.
4. Competence (pengetahuan dan keterampilan), pustakawan harus
terlatih dalam memberi layanan kepada pemustaka.
5. Access (kemudahan hubungan), suasana perpustakaan harus
menyenangkan dan tersedia sarana komunikasi sehingga pelacakan
informasi dapat dilakukan dengan cepat.
6. Courtesy (perilaku), setiap pustakawan harus bersikap sopan,
bersahabat, tanggap, dan ramah kepada pemustaka.
7. Communication (komunikasi), pustakawan harus mampu mendengarkan
keinginan dan aspirasi pemustaka dan kesediaan menyampaiakan
informasi terbaru kepada pemustaka.
8. Creadibility (kejujuran), pustakawan harus menjunjung tinggi sifat
kejujuranya baik terhadap diri sendiri, sesama pustakawan dan terhadap
pemustaka.
9. Security (kemanan), Pelayanan perpustakaan harus menjamin
keselamatan fisik, kenyamanan, dan keamanan barang-barang yang
dianggap rasasia dan berharga.
10. Understanding the Costamer (memahami kebutuhan), pustakawan
mampu menggali, menidentifikasi, dan memahami kebutuhan
pemustaka.

Ketika pustakawan mampu menjabarkan kesepuluh kriteria tersebut maka


layanan yang diberikan akan memuaskan pemustaka dan terwujud suatu
layanan prima. Akan tetapi kenyatannya masih banyak dijumpai
pustakawan yang bersikap masa bodoh, acuh tak acuh, kurang inisiatif,
merasa pekerjaannya tidak cocok dan sebagainya.

Daftar Pustaka :

Anonim. 2010. Sistem Layanan Pada Perpustakaan Universitas Methodist


Indonesia (UMI) I Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara
Anonim. 2012. Pengertian Pustakawan. Medan : Universitas Negeri
Sumatera Utara

Daryono. 2010. Kompetensi Pustakawan Dalam Memberikan Layanan


Prima Di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Bengkulu : Universitas Bengkulu

Junaida. 2008. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Medan : Universitas


Negeri Sumatera Utara

Kosasih, Aa. 2006. Layanan Referensi Dan Serial Perpustakaan Sekolah.


Malang : Universitas Negeri Malang

Purwanti, Ardella dan Elva Rahma. 2012. Sistem Layanan Sirkulasi di


Perpustakaan SMK TamanSiswa Padang. Padang : Universitas Negeri
Padang

Saleh, Abdur Rahman. 2001. Pelayanan Perpustakaan. Jakarta :


Universitas Negeri Jakarta

Setiawan. 2009. Pelayanan Rujukan /Referensi. Malang : Universitas


Negeri Malang

Utomo, Lukito Adhi. 2011. Analisis Sikap Pustakawan Referensi Dalam


Melayani Mahasiswa Di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang : Universitas Muhammadiyah

Wikipedia. 2012. Pengertian Pustakawan. www.wikipedia.com diakses


pada tanggal 17 Maret 2013

Wulandari, Dian.-. Layanan Referensi Di Era Informasi: Menjalankan


Fungsi Pendidik Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Surabaya :
Universitas Kristen Petra

Zahara, Zurni. 2003. Organisasi Dan Administrasi Perpustakaan Sekolah.


Medan : Universitas Negeri Sumatera Utara

Zendy, Arief Aryka. 2008. Efektifitas Layanan Referensi Di Perpustakaan


Sma Negeri 6 Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai