Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RUTIN 5

Nama : Nikmah Abidah Telaumbanua


NIM : 7202444009
Kelas : ADP-B
MK : Kesekretarisan
Dosen : Ibu Dr. Alfi Nura, S.E., M.Si
Tanggal : Kamis, 26 Mei 2022

TABLE MANNER

A. PENGERTIAN TABLE MANNER


Etik Makan atau Table Manner adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap
bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan
aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan
bersama di keluarga besar. Meskipun sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum
peradaban Eropa menyebar ke seluruh dunia.
Jika mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak langsung
menunjukkan kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan
tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia anak dan
remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik maka
merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk secara instan
maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Bila
seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau jamuan makan malam resmi dengan
meja makan yang sudah di setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan etika makan yang
baik.Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda.
Untuk masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan profesional, table manner paling
banyak diadopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan adat
kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.

B. TATA CARA TABLE MANNER


Bicara tentang cara makan atau tata cara makan, cara makan seperti apa yang biasa anda
gunakan? Cara makan bisa berhubungan dengan cara kita menggunakan alat untuk
menyantap makanan atau bisa juga berhubungan dengan bagaimana kita makan seperti
makan cepat, lambat, pakai banyak sambal, dan lain sebagainya.
Untuk alat makan, Di Indonesia sebagian besar orang biasa makan dengan menggunakan
sendok dan garpu. Ya inilah cara makan yang umum di gunakan di Indonesia, selain cara
makan langsung dengan tangan tentunya. Tapi di samping itu ada banyak cara makan dengan
menggunakan peralatan lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:

1) Sendok dan garpu


Ini adalah cara makan yang sangat umum di Indonesia dan pasti anda telah paham
bagaimana makan dengan cara seperti ini. Anda tinggal memegang sendok di tangan kanan
dan garpu di tangan kiri (kecuali anda kidal). Makan dengan sendok dan garpu sangatlah
mudah, sendok digunakan untuk mengambil makanan dan garpu dapat digunakan untuk
menusuk makanan atau membantu mengumpulkan makanan di sendok, begitu mudah. Jika
anda makan mie, anda bisa menggunakan garpu untuk memilin mie dan memakannya atau
bisa juga menggunakan garpu untuk mengangkat sebagian mie lalu menaruhnya dahulu pada
sendok anda. Kesulitan utama dalam makan dengan sendok dan garpu adalah pada saat
anda memakan daging berukuran besar seperti saat makan steak. Jika anda makan steak
dengan sendok dan garpu, maka cara terbaik yang bisa anda lakukan adalah menusukkan
garpu untuk menahan daging lalu menggunakan ujung sendok untuk membuat potongan
kecil dari daging steak, walaupun hal ini mungkin sulit dilakukan kalau daging steak anda
liat / tidak lunak.
2) Pisau dan garpu
Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan menjamurnya rumah
makan yang menyediakan steak sebagai hidangan utamanya, bagaimana cara
menggunakannya? Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah sulit, anda tetap memegang
garpu di tangan kiri anda serta pisau di tangan kanan anda. Garpu digunakan untuk
menusuk dan menahan makanan pada tempatnya selagi anda memotong makanan tersebut
menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan pisau anda. Setelah terpotong, maka anda
memakan potongan kecil tadi menggunakan garpu, jangan menggunakan pisau anda untuk
memakan makanan, karena selain tidak benar hal ini juga beresiko menyebabkan lidah anda
teriris pisau secara tidak sengaja. Kekurangan dari penggunaan pisau dan garpu adalah anda
akan kesulitan menyantap makanan yang berkuah, anda mungkin akan tetap membutuhkan
sendok untuk menikmati kuah dari makanan anda.
3) Sumpit
Makan dengan memakai sumpit juga bukan merupakan hal yang asing di Indonesia.
Tempattempat makan bertema Jepang, Cina, atau Korea biasanya selalu menyediakan
sumpit bagi anda. Makan dengan menggunakan sumpit memiliki seni tersendiri, anda harus
bisa memegang sumpit dengan benar agar dapat menyantap hidangan anda dengan nyaman
dan terhindar dari rasa sakit atau nyeri di tangan akibat cara memegang sumpit yang salah.
Saat makan dengan sumpit, usahakan untuk selalu menjepit makanan anda dengan sumpit
dan jangan menusuk makanan serta menggunakan sumpit seperti anda menggunakan garpu.
4) Pulukan/Menggunakan tangan
Makan dengan menggunakan tangan adalah salah satu cara makan yang wajar di Indonesia,
khususnya untuk menyantap makanan-makanan yang tidak berkuah. Makan dengan
menggunakan tangan sangatlah mudah, hal yang perlu anda perhatikan adalah usahakan
anda hanya menggunakan bagian ujung dari jari-jari anda saat makan. Biasanya orang yang
makan dengan lahap dengan menggunakan tangan akan terlihat sangat menikmati
makanannya dan membuat orang yang melihat jadi lapar ingin ikut makan.
5) Suru
Untuk yang satu ini, mungkin suru adalah kata yang asing bagi telinga anda. Suru adalah
sebuah alat makan yang biasanya terbuat dari daun pisang, dan biasa digunakan untuk
menyantap pecel di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suru berfungsi seperti sendok, dua
atau tiga lembar daun pisang berukuran sekitar 3 x 7 cm ditumpuk menjadi satu, lalu anda
memegang salah satu ujung daunnya dengan cara ibu jadi di bagian atas dan menekan
bagian tengah daun agar bagian tengah daun melengkung ke dalam, lalu jari telunjuk dan
jari tengah di bagian bawah daun kiri dan kanan untuk menopang daun. Setelah itu daun
akan menjadi seperti sendok dan siap digunakan untuk makan.
Kapan memulai makan:
Tidak sesuai dengan nasehat orang tua, para pakar etiket malah menganjurkan untuk memulai
makan tanpa harus selalu menunggu orang lain-mulailah makan saat makanan hangat disajikan.
Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan rumah mempersilakan makan, dan
tunggu pula hingga tamu utamanya mulai mengambil makanan.

ETIKA MAKAN MENURUT BUDAYA JAWA


• Bagi sebagian masyrakat Jawa yang masih menjunjung adat, makan adalah kegiatan sehari-
hari yang tidak boleh terlepas dari sopan santun dan aturan budaya jawa.
• Setiap gerak, ucapan dan perilaku harus lebih diutamakan
• Saat suatu keluarga mengadakan jamuan makan, tempat duduk ini diberikan pada tamu yang
paling mereka hormati atau yang paling di tuakan. Jika sang tamu terhormat atau yang paling
tua belum duduk, tamu lain belum diperkenankan duduk. Acara makan juga belum dimulai
jika tamu terhormat belum mulai makan.
• Saat santapan dimulai, orang muda harus menunggu orang yang lebih tua, baik untuk
mengambil nasi atau untuk memulai makan.
• Saat makan sebaiknya tidak menggunakan suara yang keras atau tertawa yang keras.
• Bila mengambil nasi atau lauk sebaiknya mengambil dalam porsi yang cukup, kalau kurang
bartu tambah lagi. Jangan sampai menyisakan sisa makanan didalam piring.
• Saat mengunyah sebaiknya tidak berbunyi dan dengan mulut tertutup.
• Jangan bersendawa dan gelekan setelah makan.
• Bila buang ingus harus keluar dari meja makan.
• Bila diundang menjadi tamu di dalam jamuan makan di rumah, sebaiknya mencobai semua
jenis makanan yang ada meskipun sedikit.
• Menambah porsi makan tidak masalah asal jangan berlebihan.

ETIKA MAKAN INTERNASIONAL


Jamuan makan yang dilakukan di hotel maupun restauran biasanya menggunakan buffet
service (prasmanan). Aturan mainnya, tamu melakukan self service. Mulai dari hidangan
pembuka (appetizer), menu utama (main course) sampai penutup (dessert), anda diwajibkan
mengambil hidangan sendiri dan menyantap di atas meja makan yang sudah di set up piranti
makannya. Ada juga yang menggunakan american service. Aturan main pelayanannya, tamu
duduk di sekeliling meja makan, sedangkan hidangan dikeluarkan secara berurutan oleh
waiter.
Dalam jamuan makan, meja makan sudah di set up alat-alat makannya sesuai menu yang
akan di sajikan. Standarnya, didepan anda persis ada show plate, sebuah piring besar yang
tidak digunakan untuk makan. Fungsi dari show plate hanya sebagai pemanis meja makan,
menempatkan napkin dan sebagai alas piring saji. Tahap pertama, setelah anda duduk, buka
napkin dan letakan di pangkuan Anda. Jika ukuran napkin terlalu lebar, bukalah separunya
saja. Gunakan alat makan, baik itu garpu, pisau, dan sendok selalu mulai dari arah paling luar
atau paling jauh dari piring. Ambil berpasangan kiri dan kanan, kecuali pisau, garpu atau
sendok dessert yang letaknya di atas piring (main course).
1. Hidangan Pembuka (Appetizer)
Sebelum hidangan pembuka disajikan, pada B&B Plate ( bread & butter plate/piring
roti dan mentega) sudah disajikan roti dan mentega, biasanya dinner roll, soft roll atau
brioche. Roti ini disantap dengan mentega sambil menunggu hidangan pembuka tiba
(salad/soup). Jangan menyantapnya dengan pisau dan garpu.
Makan dengan menggunakan tangan, sobek roti dengan ukuran sekali suap dan olesi
dengan butter (jika tersedia). Pada jamuan makan lengkap, biasanya appetizer terdiri dari dua
jenis hidangan. Giliran pertama cold appetizer atau hidangan pembuka dingin. Ragam
makanannya berupa aneka salad, shrim coktail atau cold canape (sandwich kecil yang
disajikan dingin). Cara makannya dengan menggunakan pisau ditangan kanan dan garpu
ditangan kiri. Perhatikan bentuknya, pisau dan garpu untuk salad ukurannya lebih kecil
dibandingkan cutelery untuk untuk hidangan utama.
Giliran kedua hot appetizer (pembuka panas), makanan yang disajikan biasanya
aneka jenis soup. Alat hidang yang digunakan adalah mangkuk kecil dengan dua telinga dan
sendok soup. Bentuk sendok sup, bertangkai pendek dan berujung bulat. Cara makannya,
hirup soup dari tepi sendok bukan disuap dari ujung sendok, jika hampir habis, miringkan
cup soup sehingga anda mudah mengambilnya. Jangan sekali-kali meniup soup yang
disajikan panas. Aduk perlahan dan tunggu beberapa saat sampai panas agak berkurang.
Anda diperkenankan menghirup soup dari mangkok soup, dengan catatan soup disajikan
dengan mangkuk bertelinga (sebaiknya jangan dilakukan). Setelah selesai, letakan sendok
soup di atas saucer (alas cup soup) agar waiter lebih mudah melakukan clear up.

2. Hidangan Utama (main course)


Hidangan utama biasanya berupa hidangan dari daging, unggas, sea food maupun telur,
baik dilengkapi saus maupun tidak. Ada kalanya main course disajikan bersama olahan
sayuran dan kentang sebagai pendamping menu utama. Cara makan main course bisa
dilakukan dengan dua cara :
1) Gaya Amerika, makanan dipotong-potong dulu kemudian letakan pisau di sisi kanan piring,
kemudian garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap makanan.
2) Gaya Eropa lain lagi, pisau selalu di tangan kanan untuk memotong dan menikmati hidangan
dengan garpu menggunakan tangan kiri. Peganglah pisau dan garpu seluwes mungkin,
usahakan posisi jari telunjuk tepat di atas punggung garpu atau pisau, ini memudahkan anda
saat memotong makanan dan kelihatan tidak kaku.

Anda boleh menggunakan satu diantaranya yang lebih mudah bagi anda. Hidangan utama
biasanya disajikan dengan minuman penyerta. Makanan dari daging disertai dengan red wine
sedangkan sea food disertai white wine. Jika anda tidak mengkonsumsi wine, tolak dengan
halus dan katakan minuman pengganti yang anda inginkan.

3. Hidangan Penutup (dessert)


Hidangan penutup banyak sekali ragamnya, ada kalanya disajikan aneka cake, ice cream,
pudding, potongan buah-buahan, shorbet atau punch. Alat hidang yang digunakan berupa
sendok, garpu dan pisau kecil yang diletakan pada bagian atas piring main course. Jika dessert
berupa minuman yang disajikan dengan gelas disertai hiasan di atasnya, santap hiasan terlebih
dahulu atau sisihkan sehingga memudahkan anda di saat menikmatinya.

4. Digestif Drink
Sering juga disebut dengan after dinner drink, minuman ini dinikmati setelah acara
jamuan makan selesai. Fungsi dari sajian digestif drink adalah untuk membantu mencerna
makanan. Sering disajikan aneka minuman yang mengandung alkohol seperti, Cohnac,
Brandy, Calvados atau Whiskey. Untuk para wanita umumnya lebih menyukai Apricot
Brandy, Orange Liqueur atau Benedictine.
Jika anda bukan penikmat wine, mintalah dengan sopan kepada pelayan untuk diganti
dengan juice, soft drink, kopi maupun teh. Untuk minuman yang disajikan dengan sendok
pengaduk, jangan sampai saat mengaduk sendok membentur dasar maupun dinding cangkir
sehingga mengeluarkan bunyi. Sedangkan minuman yang disajikan dengan gelas berkaki,
pegang dengan posisi jari kelingking, jari manis dan tengah berada dikaki gelas, sedangkan
ibu jari dan jari telunjuk menahan keseimbangan pada badan gelas. Adakalanya waiter
menawarkan tambahan minuman, cara menolaknya cukup anda menyentuh bibir gelas
dengan jari telunjuk dan katakan terima kasih. Jaga jangan sampai ada noda lipstick di bibir
gelas atau ujung sedotan.

Menghadiri perjamuan makan ala Barat atau Internasional hendaknya memperhatikan etika
berikut:
1. Hendaknya menunggu makanan sudah tersedia di depan semua tamu, setelah nyonya rumah
memberi isyarat baru mulai bersantap. Sebelum nyonya rumah mengambil sendok atau
garpu, para tamu hendaknya tidak mengambil makanan apapun. Ini adalah kebiasaan orang
Amerika, yang agak berbeda dengan beberapa negara di Eropa.
2. Serbet makan hendaknya dibentang di atas lutut. Bila agak besar, hendaknya dilipat dan
diletakkan di atas paha. Apabila agak kecil, boleh dibuka keseluruhannya. Serbet makan
meskipun boleh dikenakan di sekeliling leher atau di depan dada, namun terlihat kurang
sedap dipandang, maka sebaiknya jangan dilakukan.
3. Boleh menggunakan serbet makan untuk menyeka mulut ataupun jari tangan, namun jangan
dipakai untuk menyeka peralatan makan.
4. Pada saat makan duduklah tegak, jangan terlalu miring ke depan, juga jangan meletakkan ke
dua siku di atas meja, agar tidak membentur tamu di samping.
5. Dalam menggunakan pisau dan garpu, hendaknya tangan kanan memegang pisau, tangan kiri
memegang garpu. Bila hanya menggunakan garpu boleh menggunakan tangan kanan. Dalam
menggunakan pisau, bagian yang tajam jangan menghadap ke luar. Terlebih lagi jangan
menggunakan pisau memasukkan makanan ke dalam mulut.
6. Sewaktu memotong daging jangan menimbulkan suara berisik beradunya pisau dan piring.
Ketika makan mie, boleh dimakan dengan dililitkan pada garpu, jangan ditusuk. Di
pertengahan jalan bila meletakkan pisau dan garpu, hendaknya diletakkan di atas piring
dengan membentuk huruf V terbalik yaitu 八.
7. Apabila pisau dan garpu diletakkan bersama memiliki arti telah selesai makan.
8. Roti hendaknya diambil dengan tangan, kemudian diletakkan pada piring kecil di samping
atau di bagian pinggir piring besar, janganlah mengambil roti dengan menusukkan garpu.
Mentega hendaknya diambil dengan pisau mentega, jangan menggunakan pisaunya sendiri.
Mentega yang diambil diletakkan di piring kecil di samping, jangan langsung dioleskan di
atas roti. Jangan memotong roti dengan pisau, juga jangan mengoleskan mentega keseluruh
permukaan roti, melainkan setiap kali dicabik sedikit, diolesi dan dimakan.
9. Salad dimakan dengan garpu. Garpu dipegang dengan tangan kanan, ujungnya menghadap
ke atas. Bila salad dimakan bersama roti atau kue kering, tangan kiri boleh memegang
sepotong roti kecil atau kue kering, membantu garpu mengambil salad.
10. Ketika menyantap ikan, tangan kiri boleh memegang roti, tangan kanan memegang pisau
untuk menyingkirkan duri. Tulang dan duri ikan yang sudah berada dalam mulut jangan
langsung diludahkan ke dalam piring, melainkan ditangkap dengan garpu dan diletakkan di
atas piring dengan perlahan. Atau diupayakan tanpa menarik perhatian diambil dengan
tangan dan diletakkan dipinggir piring, jangan dibuang di atas meja atau lantai. Biji buah
hendaknya
11. Makanan di dalam mulut hendaknya ditelan dulu sebelum minum, jangan mendorong
makanan di dalam mulut dengan air. Perlu diperhatikan untuk menyeka mulut sebelum
minum air dari gelas agar tidak mengotorinya.
12. Pada saat menyantap jangan mengangkat mangkuk atau lepek. Minum kuah boleh kopi
jangan meletakkan sendok di dalam gelas.
13. Bersantap, terutama minum kuah jangan mengeluarkan suara. Pada waktu mengunyah
hendaknya menutup mulut.
14. Jangan membuang ingus atau bersendawa di meja makan. Bila bersin atau batuk hendaknya
meminta maaf kepada orang di sekeliling.
15. Di meja makan jangan mengorek gigi. Bila ada yang mengganjal di sela gigi, terpaksa harus
dikeluarkan, hendaknya menutupi mulut dengan serbet makan, sebaiknya menunggu tidak
ada orang lain baru dikeluarkan.
16. Waktu makan selalu berdiam diri adalah kurang sopan, hendaknya berbincang dengan orang
di sebelah. Namun pada saat mengunyah jangan berbicara. Sekalipun ada yang mengajak
Anda berbicara, juga mesti menelan dulu makanan di mulut baru menjawab. Sewaktu
berbicara boleh tidak meletakkan pisau garpu, namun jangan sambil menggerak-
gerakkannya di udara.
17. Di meja makan, segala makanan hendaknya di-ambil dengan pisau dan garpu. Hanya seledri,
buah-buahan, snack kering, buah kering, permen, irisan kentang goreng, jagung, paha katak,
roti dan lain-lain, boleh dimakan dengan dipegang tangan.
18. Ketika pelayan membagikan makanan secara berurutan, saat sampai di sebelah kiri, baru
merupakan giliran Anda. Bila pelayan masih berdiri di sebelah kanan janganlah mengambil,
saat itu merupakan giliran tamu yang ada di sebelah kanan Anda untuk mengambil makanan.
19. Waktu mengambil, sebaiknya setiap macam diambil sedikit, dengan demikian akan
menyenangkan nyonya rumah. Kalau memang sangat tidak menyukai makanan tertentu, juga
boleh mengatakan, Terima kasih, tidak.
20. Ketika nyonya rumah akan mengambilkan makanan untuk anda. Anda boleh menyodorkan
piring bersama pisau dan garpu kepadanya atau menyerahkan kepada petugas. Bila beliau
tidak menawarkan kepada anda, andapun tidak dapat meminta tambah, karena berbuat
demikian sangatlah tidak sopan.
21. Beberapa jenis makanan seperti roti, mentega, selai, acar, buah-buahan yang dikeringkan,
permen dan lain lain, perlu menunggu nyonya rumah mempersilahkan baru boleh disantap.
22. Para tamu ketika bergilir mengambil makan, tamu pria selayaknya mempersilahkan tamu
wanita disampingnya mengambil dahulu, atau menawarkan jasa untuk mengambilkannya.
23. Sewaktu makan, jangan mengambil makanan melintasi muka orang. Bila memerlukan
sesuatu hendaknya disampaikan melalui bagian belakangnya.
24. Setelah makan, para tamu hendaknya menunggu nyonya rumah berdiri baru satu per satu
mengikutinya meninggalkan meja makan. Meninggalkan perjamuan ketika masih makan
atau ketika perjamuan belum selesai adalah kurang sopan. Setelah berdiri, tamu pria
hendaknya membantu kaum wanita untuk mengembalikan kursi ke tempatnya semula.
25. Serbet makan diletakkan di atas meja, jangan dilipat seperti keadaan semula.
26. Agar seluruh perjamuan dipenuhi atmosfir menggembirakan dan harmonis, bukan saja para
tamu mesti berperilaku tepat dan sopan, sikap tuan dan nyonya rumah juga sangat
menentukan.
27. Setelah perjamuan dimulai, kewajiban tuan dan nyonya rumah adalah memfasilitasi
komunikasi yang hidup dan menarik, setiap tamu tidak terabaikan. Bila ada seseorang yang
membicarakan topik yang kurang tepat, tuan rumah hendaknya secara cerdik segera
mengalihkan topik pembicaraan.
28. Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya menunggu para tamu selesai menyantap sejenis
makanan baru melanjutkan dengan jenis berikutnya.
29. Tuan rumah hendaknya tidak makan terlalu cepat, bila kebanyakan orang sudah selesai,
sedangkan ada beberapa orang masih belum menyelesaikannya, maka sebaiknya mengurangi
kecepatan agar tidak ada tamu yang merasa kurang nyaman.
30. Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya berusaha keras agar setiap tamu merasa nyaman
dan leluasa. Andaikan seorang tamu menjatuhkan pisau garpu di lantai, hendaknya dengan
sopan segera mengupayakan penggantinya.
31. Bila seorang tamu tanpa sengaja memecahkan piring atau mangkuk, nyonya rumah
hendaknya dengan tenang membereskannya dan mengucapkan kata-kata yang menghibur,
jangan menunjukkan wajah yang tidak senang.
32. Tuan rumah tidak boleh memerinci perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam perjamuan di
depan para tamu.
Adapun makanan yang dapat dipegang dengan tangan dalam etika makan internasional yaitu :

1. Roti: break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by hand before
buttering.
2. Daging : jika potongan dagingnya tebal, makanlah dengan menggunakan pisau dan garpu.
Jika garing, pecahkan dengan garpu dan makanlah dengan tangan.
3. Makan dengan tangan: Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut disajikan dalam
piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum memakannya.
4. Makanan yang biasanya langsung dimakan dengan tangan: jagung pada ikan tongkol, tulang
iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka, sayap ayam dan tulang (untuk
situasi tidak resmi), sandwiches, beberapa jenis buah tertentu, buah zaitun, seledri, roti dan
kue kering.
Jenis- jenis jamuan makan internasional :
Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah makan. Yakni :
1. Cofee morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.
2. Brunch alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang. Biasanya di
atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.
3. Lunch diadakan mulai pukul 11.30-17.00.

4. Teatime biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.


5. Sedangkan cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan malam.
Yakni, antara pukul 18.00-19.00.

6. Dinner. Yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.

Apabila ada makanan yang terselip dari mulut, dapat disingkirkan dengan cara:
1. Serpihan buah zaitun: keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum membuangnya
ke piring.
2. Tulang ayam: gunakan garpu untuk membuang ke piring.
3. Duri ikan: buanglah dengan jari.
4. Bagian yang lebih besar: tulang atau makanan yang tidak ingin anda makan keluarkan
dengan hati-hati dan tersembunyi ke dalam serbet makan hingga tidak diketahui orang lain.

Dalam etika makan internasional terdapat pula tata cara untuk minum, sebagai berikut :
1. MUG (gelas agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh atau minuman
panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan biasanya disertakan untuk
meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak disediakan sama sekali. Bila disertai
tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi
piring mentega atau piring makan. Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu
akan minum.
2. Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas pada piring
alas/tatakan cangkir.
3. Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan sendok
pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai mengaduk minuman.
Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.
4. Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak
memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk menghidari
tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.
5. Jika disuguhi minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur merah, pegang kaki
gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk menjaga kedinginan minuman tersebut.
Bila di gelas minuman terdapat hiasan buah seperti stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak
ingin memakannya, boleh disingkirkan.
6. Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar cepat dingin,
Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai panasnya berkurang.

ETIKA MAKAN DALAM JAMUAN BISNIS


Jangan sepelekan etika makan saat berbisnis. Sebab, berdasarkan hasil survei lembaga
riset diketahui, 49% Bagian Keuangan menyatakan sebagian besar keberhasilan transaksi
bisnis justru terjadi di luar kantor, seperti di restoran atau tempat entertain yang lain. Hasil
survai juga menyebutkan yang menjadi wakil perusahaan wajib mengerti tentang bagaimana
cara meng-entertain (menghibur) klien dan tata cara makannnya. Sebab, hal itu
mempengaruhi citra perusahaan. Cara makan seseorang itu menunjukkan karatkernya dan
berpengaruh terhadap citra perusahaan. Hubungan Sosial, entertaining etiquette bertujuan
mempererat hubungan sosial antara yang mengundang maupun tamunya, baik untuk
kepentingan bisnis atau keperluan lainnya. Tips bagi pengundang, tentukan restorannya,
datang lebih awal, siapkan pembayaran, dan selalu menawarkan.

Sementara bagi penerima undangan jangan terlambat, perhatikan kode-kode undangan,


beri tahu jika vegetarian/ alergi terhadap makanan tertentu.

ETIKET UMUM JAMUAN MAKAN BISNIS


1. Memperkenalkan Sesama Kolega.
Untuk memperkenalkan dua orang teman yang tidak saling mengenal pada tempat yang
tidak formal pasti lebih mudah dibandingkan di tempat yang lebih formal semisal di seminar
atau rapat. Dengan memperkenalkan secara resmi orang-orang yang Anda kenal tetapi di
antara mereka belum saling mengenal, suasana kaku dan tak nyaman pun bisa
sirna.Utamakan orang yang lebih penting (lebih tua atau posisinya lebih tinggi). Jika Anda
sedang berada di acara makan siang bisnis dan ingin memperkenalkan atasan Anda pada
kolega dari perusahaan lain, misalnya, sudah pasti dalam hal ini atasan Anda merupakan
orang yang lebih penting.
Katakan langsung kepadanya, “Pak, perkenalkan Sdr. Putra dari Perusahaan X.” Lalu
kepada Putra, katakan, “Putra, perkenalkan atasan saya dari Perusahaan Y, Bapak
Pangaribuan”. Dengan demikian, perkenalan singkat tadi dapat berkembang pada
pembicaraan lebih lanjut di antara mereka. Anda dapat mengganti contoh atasan dan kolega
dengan ibu Anda dan teman, atau kakek Anda dengan sahabat Anda. Bila tidak yakin siapa
yang harus Anda dahulukan, Anda dapat memilih seseorang yang sepantasnya didahulukan.
2. Berdiri
Jika Ada Yang Bangun Menurut etika, seorang pria sebaiknya berdiri jika rekan semejanya
yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja atau kembali ke meja setelah ia dari kamar
kecil, misalnya. Hal ini tampak kuno tetapi tetap berlaku untuk masa kini. Kecuali pada
acara makan siang bisnis, seorang pria harus berdiri bila seorang wanita yang duduk di meja
yang sama, apakah itu istrinya atau orang lain, akan meninggalkan meja ataupun kembali ke
meja. Terutama bila wanita tersebut duduk di sebelah Anda. Para wanita menghargai sikap
ini. Pada meja yang agak padat, beri ruang pada seorang wanita yang akan duduk ataupun
berdiri.

3. Perbaiki Dasi
Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera makan, jangan lupa atur letak
dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga tidak mengganggu saat Anda tengah
makan. Jangan letakkan dasi ke belakang bahu karena hal ini tampak tidak sopan dan tidak
rapi. Bila tidak mempunyai klip khusus untuk dasi, masukkan sedikit bagian ujung dasi ke
dalam kemeja. Serbet juga dapat dipakai untuk menutupi dasi Anda.

4. Cicipi
Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup asin atau belum. Jangan
rusak acara makan tersebut dengan menambahkan garam pada makanan sebelum Anda tahu
pasti apakah makanan tersebut sudah cukup asin atau belum bagi Anda. Karena dengan
langsung menambahkan garam tanpa mencicipinya terlebih dahulu dan ternyata makanan
tersebut sudah cukup asin, Anda tidak mungkin dapat menghabisi makanan tersebut dan hal
ini akan memberi kesan tidak baik. Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan
malam), menambahkan garam pada makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan
Anda tidak percaya terhadap masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta
garam dan lada, karena garam dan lada selalu berada bersama.

5. Siku Di Meja
Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak dibenarkan bila Anda
melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan malam. Hal ini memberi kesan
tidak sopan. Apalagi bila kemeja yang Anda kenakan berlengan panjang. Bila terkena noda,
akan terlihat jelas. Kapan Anda boleh meletakkan siku di meja makan? Waktu yang tepat
adalah di antara dua makanan. Maksudnya, pada waktu selesai menyantap makanan
pembuka dan akan masuk ke makanan utama atau pada saat selesai menyantap makanan
utama dan akan melahap makanan penutup. Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan
makanan berikutnya. Atau dapat juga pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu
meja yang posisinya tak langsung di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan
dekatkan posisi Anda dengan lawan bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang
dikatakannya, demikian pula sebaliknya.

ETIKET MAKAN DI KANTOR


Jam istirahat yang terlalu singkat, ingin berhemat, kantin yang jauh dari kantor, masih
banyak pekerjaan yang belum selesai, atau sekedar malas keluar kantor adalah beberapa
alasan yang membuat karyawan seringkali melewatkan makan siang mereka. Namun, dengan
alasan kesehatan yang berdampak pada produktifitas kerja, mau tidak mau tubuh harus tetap
mendapatkan asupan makanan agar bisa terus bekerja. Hasilnya, membeli makanan lalu
menyantapnya di meja makan siang atau sekedar ngemil di meja kerja pun menjadi pilihan.
Perut tetap terisi, dan schedule pekerjaan tetap jalan sebagaimana yang direncanakan.

Makan di meja kerja memang lazim dilakukan oleh para karyawan, bahkan jika
peraturan perusahaan sebenarnya tidak memperbolehkan hal tersebut. Sekalipun ada
‘toleransi’ dari perusahaan demi menjaga kesehatan dan performa kerja karyawan, bukan
berarti Anda dapat mengabaikan etika. Di bawah ini adalah beberapa rules yang harus
diperhatikan tentang etika makan di kantor:
 Make it simple. Anda tetap harus ingat bahwa meja kerja bukanlah meja makan, jadi
sebaiknya bawa makanan yang tidak terlalu menghabiskan banyak tempat dan dikemas
dengan praktis
 Jangan makan di depan klien atau sambil bicara di telepon. Berhati-hatilah jika sewaktu-
waktu klien Anda masuk ke ruang kerja atau menghampiri meja Anda. Hentikan aktivitas
makan jika Anda harus melayani mereka. Jika pekerjaan Anda berhubungan dengan
pemakaian telepon, jangan pernah mengangkat telepon atau berbicara dengan mulut penuh
makanan.
 Hindari makanan berbau tajam. Makanan yang mengandung bawang atau bahan beraroma
kuat dan masih panas mungkin terasa menggugah selera bagi Anda, tapi belum tentu teman
kerja Anda menyukainya. Karena itu pilihkan makan siang yang tetap nikmat dimakan
walaupun sudah dingin. Selain dapat menganggu orang lain, aroma yang terlalu kuat dapat
menarik perhatian.
 Perhatikan waktu makan. Gunakan waktu break Anda dengan sebaik-baiknya. Meskipun
seolah-olah Anda makan sambil bekerja, tapi performa kerja Anda tidaklah maksimal.
Selesaikan dengan cepat makanan Anda, kemudian bersiaplah bekerja kembali.
 Jaga kebersihan. Bersihkan meja kerja Anda setelah makan, jangan sampai ada sisa makanan
yang tertinggal. Selain demi kenyamanan Anda bekerja, remah-remah yang terselip di
keyboard atau di meja Anda adalah media yang baik untuk perkembangan bakteri merugikan.
 Hargai rekan kerja Anda. Saat Anda sedang asyik makan, mungkin rekan kerja Anda masih
sibuk bekerja. Maka hargailah mereka dengan tidak membuat terlalu banyak keributan atau
mengajak mereka mengobrol. Apalagi jika mulut Anda penuh dengan makanan, selain tidak
sopan juga untuk mencegah Anda secara tidak sengaja menyemburkan makanan ke wajah
mereka.
 Bersihkan diri setelah makan. Karena Anda masih harus bekerja setelah makan, jangan lupa
untuk mencuci tangan dengan sabun untuk kebersihan dan menyikat gigi. Selalu bawa sabun
atau hand sanitizer jika tempat kerja Anda adalah shared workspace.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan Anda dapat tetap menjaga etika
sekalipun sebenarnya makan dalam kantor dianggap kurang pantas. Selain itu, jika memang
memungkinkan ada baiknya mulai memisahkan antara waktu bekerja dan makan atau
istirahat siang. Hal ini supaya dua-duanya dapat berjalan baik tanpa saling mengintervensi
satu sama lain.

C. ATURAN PENEMPATAN ALAT MAKAN (TABLE SETTING)


Penataan meja makan di hotel dan restoran memiliki setandar internasional. Baik jenis
alat makan maupun napkin. Ukuran napkin setandar jamuan resmi yang disarankan untuk
hotel dan restoran adalah 45 x 45 cm sampai dengan 50 x 50 cm. Adapun peletakan napkin
biasanya diletakan di atas dinner plate atau piring makan. Adakalanya, napkin diletakkan
disebelah kiri piring makan. Berikut table setting atau peletakan alat makan standar
internasional.

Keterangan Gambar:
1. Place mate
2. Garpu salad
3. Dinner fork
4. Show plate
5. Dinner plate
6. Napkin (Serbet makan)
7. Cup soup
8. Dinner spoon
9. Pisau salad
10. Soup spoon
11. Dessert spoon
12. Tea spoon
13. Water goblet
14. wine glass
15. Sugar and tea bowl
16. Sallt & pepper shaker
17. Jam & Marmalade bowl
18. Butter spreader
19. B&B plate (bread & butter plate) dan
20. Tea & coffee cup

Etiket Penggunaan Napkin


Di dalam table setting, yang dimaksud napkin adalah serbet makan. Dalam jamuan makan,
napkin memiliki fungsi dan kegunaan sebagai berikut;
1. Menghias dan memperindah dekorasi meja makan.
2. Menutupi pangkuan waktu makan, agar makanan dan minuman yang terjatuh tidak
mengotori pakaian.
3. Untuk membersihkan atau menyeka mulut. Ketika ada makanan atau noda yang menempel
di bibir. Cara menggunakannya, tarik serbet dari pangkuan, kemudian lipat segi empat atau
segi tiga. Tekan-tekan ke bibir yang terkena noda makanan. Kembalikan napkin ke
pangkuan. Tidak disarankan menggosok atau menyeka bibir terlalu kuat, cukup ditekan-
tekan saja.
4. Memberikan kode atau isyarat kepada pelayan. Jika anda akan meninggalkan meja makan
sebentar, misalnya ke toilet atau ada keperluan lain dan akan kembali ke meja makan. Lipat
napkin segi empat dan letakan napkin di atas sandaran atau pegangan kursi. Jika kursi tidak
memiliki sandaran atau pegangan, letakkan napkin di atas tempat duduk. Ini sebagai tanda
kepada pelayan agar alat makan dan hidangan di atas meja makan anda tidak dibersihkan
karena anda akan kembali lagi.
5. Ketika selesai makan, lipat napkin segi empat dan letakan di sebelah kanan atau kiri piring
makan anda. Jangan membiarkan serbet ditinggalkan begitu saja tanpa dilipat, ini
menandakana anda kurang memahami etiket jamuan makan.
6. Jangan menggunakan napkin untuk mengelap ingus/kotoran hidung. Mengalungkan napkin
di leher dan menutupi dada dianggap kurang etis di dalam jamuan makan.
7. Napkin juga berfungsi sebagai menutupi mulut saat anda mengeluarkan tulang, biji atau
mengambil kotoran yang terselip digigi.

D. ATURAN UMUM TABLE MANNER SERTA HAL TABU DALAM


JAMUAN MAKAN
Ada beberapa aturan table menner yang umum dilakukan yaitu
1. Cuci tangan sebelum makan atau pergi ke meja
2. Makan dengan tangan kanan Anda saat akan menyentuh makanan anda menggunakan
tangan.
3. Jangan mulai makan sebelum tuan rumah menginstruksikan tamu untuk melakukannya. (jika
makan di rumah orang).
4. Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama. Segera
menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilakan anda
mencicipi menu pembuka atau Appetizer. (Apabila makan di restoran).
5. Selalu menutup mulut ketika mengunyah makanan.
6. Berbicara dengan volume suara yang rendah
7. Tutupi mulut saat batuk atau bersin

Ada pun beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama jamuan makan yaitu sebagai berikut :
1. Selama jamuan makan berlangsung, jangan duduk membungkuk atau bersandar malas.
Duduklah dengan tegak dengan jarak badan dengan tepi meja selebar lima jari. Hindari
mengembangkan kedua belah siku dan meletakannya di atas meja makan.
2. Jika jamuan dilakukan di rumah dan anda duduk satu meja dengan host (tuan rumah), jangan
buka napkin sebelum tuan rumah melakukannya. Serbet makan hanya digunakan untuk
menyeka jari tangan dan bibir. Jangan sekali-kali menyeka keringat, hidung atau
membersihkan peralatan makan dengan napkin.
3. Jangan menyuap makanan dengan porsi yang besar, apalagi mengunyah dengan berkecap.
Kunyah makanan dengan posisi mulut tertutup dan tanpa kecap. Berbicara ketika mulut
masih penuh makanan juga harus dihindari.
4. Minum dilakukan pada saat mulut tidak terisi makanan. Teguklah perlahan tanpa
mengeluarkan bunyi.
5. Jangan berbicara atau mengambil hidangan tanpa meletakan peralatan makan terlebih dahulu.
6. Jika anda melakukan kesalahan, seperti menumpahkan minuman atau menjatuhkan alat
makan. Jangan panik, segera minta maaf dengan tamu yang diduk disekeliling kita dan
panggil waiter untuk membersihkannya.
7. Apabila ada hidangan yang disajikan dengan sumpit, makan dengan posisi kepala agak
menunduk agar tidak berjatuhan. Jangan menusuk makanan dengan sumpit atau
mengembalikan makanan yang telah di ambil.
8. Jangan mengambil makanan yang berlebihan sehingga piring anda terlihat seperti gunung.
Ambil seperlunya dan tambah lagi jika anda menginginkannya. Usahakan jangan
meninggalkan meja selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus meninggalkan
ruangan dan akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di sandaran atau di dudukan
kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.
9. Usahakan jangan meninggalkan meja selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus
meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di sandaran
atau di dudukan kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.
10. Merokok sebaiknya dilakukan bila semua tamu telah selesai menyantap hidangan penutup.
Biasanya dilakukan saat digestif drink pada akhir jamuan.
11. Sebisa mungkin jangan menggunakan tusuk gigi di meja makan, lakukan di toilet. Jika
terpaksa dilakukan, tutup mulut anda dengan napkin atau telapak makan sebelah kiri.
12. Di akhir jamuan, sampaikan sedikit pujian kepada tuan rumah atau pihak penyelenggara,
seperti makananya lezat atau suasana pestanya meriah. Ucapkan terima kasih dengan
memberi senyuman dan berpamitlah.

Anda mungkin juga menyukai