Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Landasan Psikologi dalam Pendidikan


Mata Kuliah : Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd
Prof. Dr. Joko Sutarto, M.Pd

Disusun oleh:
M Ilham Rahmani Riyadi (PGSD) (0103518008)
Muhammad Zainal Abidin Al Gafur (PGSD) (0103518097)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (S2)


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tidak akan lepas kaitanya dengan kejiwaan manusia,

sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting

dalam bidang pendidikan. Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan

berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh tentang

pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. Oleh karena

itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab

hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa

sendiri dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi. Psikologi

adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia.

Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai

aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan

kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat

perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan

kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami

perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya

maupun arah perkembangannya. Sehingga, psikologi dibutuhkan di berbagai

ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang. 

Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobjek formal perilaku

manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku

manusia dalam berbagai latar.

Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan

peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu


para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-

kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan

secara efektif. Oleh karena itu kami membuat makalah ini untuk memberikan

pandangan tentang landasan psikologi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dibuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian landasan psikologis pendidikan?

2. Apa saja ruang lingkup psikologi pendidikan?


 

3. Apa saja bentuk-betuk psikologi pendidikan?

4. Apa kontribusi psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memahami

tentang landasan psilokogi pendidikan. Tujuan khususnya antara lain:

1. Mengetahui pengertian landasan psikologi pendidikan

2. Mengetahui apa saja ruang lingkup psikologi pendidikan

3. Mengetahui bentuk-bentuk psikologi pendidikan

4. Mengetahui kontribusi psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan

a. Definisi Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani  yaitu psycho yang artinya roh,

jiwa atau daya hidup, dan logos dapat diartikan ilmu . jadi secara harfiah

psikologi adalah ilmu jiwa. Psycho atau jiwa masih sulit untuk

didefinisikan karena jiwa merupakan suatu objek yang bersifat abstrak,

tidak bisa dilihat secara langsung wujudnya namun untuk keberadaanya

tidak diragukan lagi.

Ensiklopedi Nasioanl Indonesia Jilid 13 (1990) menyatakan bahwa

psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang

baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat

secara langsung. Tri Joko Raharjo (2018) psikologi dapat diartikan

sebagai suatu ilmu yang mempelajari prilaku individu dalam berinteraksi

dengan lingkunganya. Muhibbin Syah (2001) Psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada

manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubunganya

dengan lingkungan.

Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku manusia yang bersifat

psikomotor seperti berjalan, berbicara, dan kegiatan lainya yang

menggunakan fisik manusia, sedangkan tingkah laku terbuka meliputi

berfikir, berkeyakinan, dan kegiatan lainya yang tidak menggunakan fisik

manusia.
Dari beberapa pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia

baik secara fisik maupun non fsik, baik secara individu maupun

kelompok terhadap lingkungan disekitarnya.

b. Deifinisi Pendidikan

Dalam kamus besar bahasa indonesia (1991) pendidikan diartikan

sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

Poerbakawatja dan harahap dalam muhibbin Syah (2001)

menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari

orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan

sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala

perbuatanya. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar

dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu

maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.1

Dari beberapa pendapat para ahli diatas kesimpulanya adalah

pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mengubah tingkah laku

manusia baik secara individu maupun kelompok unruk meningkatkan

kedewasaanya yang dilakukan dengan pengajaran dan pelatihan.

c. Definisi psikologi pendidikan


1
Sugiharto dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta, Uny Press, 2013) hal. 3-4
Psikologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari penerapan teori-

teori psikologi dalam bidang pendidikan, membahas berbagai tingkah

laku yang muncul dalam proses pembelajaran, tingkah laku yang perlu

dimunculkan ketika guru mengajar dan bagaimana siswa belajar

(Sugiharto dkk, 2013).

Psikologi pendidikan adalah studi tentang bagaimana manusia

belajar dalam setting pendidikan, efektivitas intervensi pendidikan,

psikologi pengajaran, dan psikologi sosial, berkaitan dengan bagaimana

siswa belajar dan berkembang (Sudrajat, 2002). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan sebuah ilmu yang

mempelajari mengenai faktor-faktor dan proses-proses dalam bidang

pendidikan yang dapat membantu seseorang dalam melaksanakan

tugasnya sebagai guru dalam proses pembelajaran secara efektif.

B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari seluruh tingkah

laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Manusia yang terlibat

dalam proses pendidikan ini ialah guru dan siswa, maka objek yang dibahas

dalam psikologi pendidikan adalah tingkah laku siswa yang berkaitan dengan

proses belajar dan tingkah laku guru yang berkaitan dengan proses

pembelajaran. Sehingga objek yang dibahas dalam psikologi pendidikan

adalah masalah belajar dan pembelajaran (Sugihartono dkk (2013).

Ada tiga elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan

yang juga menjadi ruang lingkup kajian para ahli psikologi pendidikan dan

para guru, yaitu anak didik, proses belajar, dan situasi belajar. Ketiga elemen
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Peserta didik merupakan elemen

yang terpenting karena tanpa hadirnya peserta didik maka tidak mungkin

terjadinya proses belajar baik formal maupun non formal. Proses

pembelajaran merupakan elemen kedua yang menentukan keberhasilan proses

pendidikan. Dalam proses ini termasuk metode maupun perangkat yang

diperkaya juga dengan dimensi psikologis sehingga terjadi proses timbal balik

antara guru dan siswa yang berguna bagi proses pembelajaran yang efektif.

Sedangkan situasi belajar merupakan elemen yang ketiga yang juga penting

karena secara eksternal berkontribusi positif terhadap terciptanya proses

pembelajaran. Situasi tersebut menunjuk pada lingkungan dimana proses

belajar terjadi, seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dll (Raharjo,

2018).

C. Bentuk-bentuk Psikologi Pendidikan

1) Psikologis Perkembangan

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang

mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak

lahir sampai meninggal. Ada tiga teori atau pendekatan tentang

perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah (Nana

Syaodih, 1989).

a) Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui

tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus

yang berbeda dengan ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.

b) Pendekatan diferensial. Pendekatan ini dipandang individu-individu

itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas


dasar ini lalu orang-orang membuat kelompok–kelompok. Anak-

anak yang memiliki kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka

terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek,

bakat, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.

c) Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik

setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual.

Melihat perkembangan seseorang secara individual.

Dari ketiga pendekatan ini, yang paling dilaksanakan adalah pendekatan

pentahapan. Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu bersifat

menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup

segala aspek perkembangan sebagai faktor yang diperhitungkan dalam

menyusun tahap-tahap perkembangan, sedangkan yang bersifat khusus

hanya mempertimbang faktor tertentu saja sebagai dasar menyusun

tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg,

dan Erikson.

Psikologi perkembangan menurut Rouseau membagi masa

perkembangan anak atas empat tahap yaitu :

1. Masa bayi dari 0 – 2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan

fisik.

2. Masa anak dari 2 – 12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru

seperti hidup manusia primitif.

3. Masa pubertas dari 12 – 15 tahun, ditandai dengan perkembangan

pikiran dan kemauan untuk berpetualang.


4. Masa adolesen dari 15 – 25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol,

sosial, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar

berbudaya.

2) Psikologi Belajar

Menurut Pidarta (2007 : 206) belajar adalah perubahan perilaku

yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil

perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa

melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu

mengomunikasikannya kepada orang lain.

Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu

usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan”

(Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa

belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu

untuk mendapatkan perubahan tingkah laku Kedua, perubahan tingkah

laku yang terjadi harus secara sadar.

Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk

mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai Proses

belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang 

sebagai Hasil belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya

menyangkut dua hal yaitu  proses belajar dan hasil belajar. Para ahli

psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola  tingkah laku

manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar.


Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori

Belajar.

a) Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain

untuk menghapal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental).

Teori Naturalis bisa dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama

pendidikan seumur hidup.

b) Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan

perilaku-perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak

berkelahi dan sebagainya.

c) Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi

yang rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan

masalah dan untuk mengembangkan ide (Pidarta, 2007:218).

3) Psikologi Sosial

Menurut Hollander (1981) psikologi sosial adalah psikologi

yang mempelajari psikologi seseorang di masyarakat, yang

mengkombinasikan  ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk

mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu

(dikutip Pidarta, 2007 : 219). Pembentukan kesan pertama terhadap orang

lain memilki tiga kunci utama yaitu :

a) Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang

orang itu sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu,

terutama tentang kepribadiannya.


b) Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu setelah

berhadapan, maka hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah

didengar.

c) Latar belakang situasi. Kedua data di atas  kemudian dikaitkan

dengan situasi pada waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu

akan keluarlah kesan pertama tentang orang itu.

d) Dalam dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang

dibangkitkan pendidik akan memberikan kemauan dan semangat

belajar anak-anak. Motivasi juga merupakan aspek psikologis sosial,

sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit untuk bersosialisasi

dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, pendidik punya

kewajiban untuk menggali motivasi anak-anak agar muncul,

sehingga mereka dengan senang hati belajar di sekolah. Menurut

Klinger (dikutip Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang menentukan

motivasi belajar adalah

- Minat dan kebutuhan individu.

- Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.

- Harapan sukses.

D. Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

Psikologi pendidikan telah banyak digunakan sebagai landasan dalam

pengembangan teori dan praktik pendidikan dan telah memberikan kontribusi

yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan

kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian.

1) Kontribusi psikologi pendidikan terhadap pengembangan kurikulum


Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan

pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan

pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar,

memberikan perhatian terhadap bagaimana input, proses dan output

pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek-aspek

perilaku dan kepribadian peserta didik.

Kajian psikologi dalam pengembangan kurikulum semestinya

memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau

dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta

karakteristik-karakteristik individu lainnya.

Kurikulum pendidikan harus mampu menyediakan kesempaatan

kepada setiap individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dia

miliki, pendidikan di indonesia saat ini sedang mengembangkan

kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikirdan bertindak, dengan berfikir dan

bertindak secara terus menerus sangat memungkinkan menjadikan

seseorang menjadi berkompeten dalam pengetahuan, keterampilan dan

nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi, kajian psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek:

1. Kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks;

2. Pengalaman belajar siswa;

3. Hasil belajar (learning outcomes),


4. Standarisasi kemampuan siswa

2) Kontribusi psikologi pendidikan terhadap sistem pembelajaran

Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang

mendasari sistem pembelajaran. Seperti : teori classical conditioning,

connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif

dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang

menyertai kelebihan dan kelemahan dari masing-masing teori

pembelajaran pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan

sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.

Psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-

prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran diantaranya :

a) Agar seseorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu

tujuan.

b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya dan bukan karena dipaksakan orang lain.

c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan

berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga

baginya.

d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

e) Selain tujuan pokok yang dicapai hendaknya juga diperoleh hasil

sambilan dll.

3) Kontribusi psikologi pendidikan terhadap sistem penilaian

Penilaian pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam

pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan


pendidikan. Melalui kajian psikologi kita dapat memahami

perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah

mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan

nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta

didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik

untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu

lainnya. Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian

lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya

pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga

pada saatnya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.

Maka dari itu, sangat penting bagi kalangan guru menguasai

psikolologi pendidikan dalam melaksanakan tugas profesionalnya, untuk

mengetahui kondisi-kondisi yang dialami oleh peserta didiknya.

               Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan

pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan

satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan

adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis

dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang

tidak terpisahkan.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, psikologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia baik secara fisik

maupun non fsik, baik secara individu maupun kelompok terhadap lingkungan

disekitarnya. Sedangkan psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari

penerapan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan, membahas berbagai

tingkah laku yang muncul dalam proses pembelajaran, tingkah laku yang perlu

dimunculkan ketika guru mengajar dan bagaimana siswa belajar. Terdapat

berbaga bentuk-bentuk psikologi pendidikan diantaranya psikologi

perkembangan, psikologi belajar dan psikologi sosial. Dalam perkembangannya

psikologis pendidikan memiliki kontribusi dalam dunia pendidikan yaitu

kontribusi terhadap pengembangan kuikulum, terhadap sistem pembelajaran dan

kontribusi terhadap sistem penilaian.


DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, T, J. 2018. Landasan Pendidikan. Semarang : UNNES PRESS.


Sugihartono dkk. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Siswoyo D, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Sudrajat, A. 2002. Kontribusi Psikologi Pendidikan, (online)
(file:///H:/Kontribusi%C2%A0Psikologi%C2%A0terhadap%C2%A0Pendidikan
%20_%20KHMAD%20SUDRAJAT%20%20TENTANG
%20PENDIDIKAN.html) diakses 09 Oktober 2018.
Pidarta,Made.2014. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Romlah. 2010. Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.
Suhartono, Suparlan. 2009. Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai