Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan
Dosen Pengampu: drg. G. A. Sri Puja Warnis Wijayanti, M. Kes.
Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Psikososial dan
Budaya dalam Keperawatan yang berjudul “Budaya Kerja Perawat di Ruang Inap”.
Makalah ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan
pengupulan data dari beberapa buku panduan yang ada, serta dengan bantuan dari dunia
maya yaitu melalui situs internet, dan yang lainnya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya
kepada semua pihak yang membaca makalah ini. Dalam menyelesaikan makalah ini,
penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada: drg. G. A. Sri Puja Warnis Wijayanti, M. Kes. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Budaya dalam organisasi termasuk hasil karya, pandangan, nilai, asumsi, simbol-
simbol, bahasa dan perilaku yang efektif. Budaya organisasi meliputi pula
status atau peran yang berhubungan dengan ciri-ciri pekerja dan penerima
sangat menarik perhatian baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Tujuan
didasari dengan penerimaan para pekerja dan lingkungan kerja mereka jadi lebih
(Vanderberghe, 2009)
Ketika hasil dan produktivitas kerja menurun baik dalam jumlah ataupun
macamnya, yang perlu diperhatikan adalah keadaan sosial, teknis dan sistem
yang bekerja dengan berani dan percaya diri, dengan disiplin dan keinginan
untuk tahan bekerja keras menunjukkan budaya kerja yang baik, seseorang yang
peraturan, tidak dapat dipercaya, atau acuh tak acuh sebagai hasil ketidakpuasan
oleh lingkungan eksternal dan internal untuk mencapai tujuan secara efektif dan
banyak di rumah sakit sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan
adalah dasar yang mempengaruhi kinerja dan produktivitas rumah sakit. Hasil
dengan pekerjaanya akan membuat mereka bekerja lebih produktif dan komit
telah berkorelasi dengan berbagai hasil individu dan organisasi. Jadi apa yang
budaya konstruktif positif berhubungan dengan kepuasan kerja, niat untuk tinggal
di perusahaan dan inovasi dan negatif terkait dengan menghindari kerja (Kreitner
daya manusia :
sukses, jika perawat terampil dalam berperilaku yang baik dan mampu mengatur
strategi yang sejalan dengan norma budaya dan nilai-nilai budaya. Keefektifan
individu merasa puas dengan pekerjaannya didalam organisasi. Hal ini sangat
kerja tidak hanya berhubungan dengan bekerja, tetapi merupakan interaksi antara
karyawan dengan lingkungan kerja. Salah satu hal yang terpenting untuk masa
yang akan datang adalah budaya organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh
organisasi yaitu Adhokrasi, Market, Hierarki dan Klan diperoleh hasil bahwa
kepuasan kerja menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif dengan budaya
organisasi Klan, dan menunjukkan tidak ada hubungan antara kepuasan kerja
memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan kerja, dan budaya organisasi
(Lovas, 2007
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Budaya Kerja
Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja (Supriyadi &
umum sebagai sekelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat
berkesimpulan bahwa: (1) budaya kerja adalah salah satu komponen kualitas
manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur
dasar dalam pembangunan, (2) budaya kerja dapat ikut menentukan integritas
akan merubah sikap dan perilaku sumber daya manusia untuk mencapai
produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.
Manfaat yang didapat dari budaya kerja yang baik adalah sebagai berikut:
menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan
yang salah dan palsu, kepuasan kerja meningkat, pergaulan yang lebih akrab,
2006).
kondisi kultural ditempat kerja adalah hubungan vertikal yang terdapat di tempat
kerja, sifat hubungan kerja sama, tingkat kepedulian dan pertimbangan yang
ditunjukkan orang pada waktu mengambil suatu keputusan, sikap orang dalam
(Hartanto, 2009).
4. Nilai-Nilai Budaya Kerja
perubahan cara komunikasi dan yang biasa dilakukan secara vertikal dari atas
ke bawah, menjadi hubungan lebih horizontal dan partisipatif. Hal ini sangat
hasil kerja yang terbaik dan optimal bagi manajemen. Dengan masuknya nilai-
sumber daya manusia, kualitas cara kerja dan kualitas produknya (Supriyadi &
Triguno, 2006).
aparatur negara no. 04/ 1991 tentang pedoman pemasyarakatan budaya kerja,
budaya kerja aparatur, (2) nilai-nilai dasar budaya kerja aparatur negara, (3)
dimaksud, antara lain (1) komitmen dan konsisten terhadap visi, misi dan
kebersamaan dan dinamika kelompok kerja, (8) kecepatan dan ketepatan, (9)
disiplin dan keteraturan kerja, (12) keberanian dan kearifan dalam mengambil
keputusan dan konflik, (13) semangat dan motivasi, (14) ketekunan dan
dari pengembangan budaya kerja di perguruan tinggi, karena itu nilai budaya
kerja perawat pendidik di bangun dari fondasinya yakni nilai budaya yang
bersifat universal maupun lokal. Linda dan Eyre (dalam Arwildayanto, 2012)
mengatakan bahwa nilai budaya kerja yang bisa diterima secara universal
berdampak positif baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain.
Sedangkan nilai-nilai yang bersifat lokal berisikan tradisi kerja yang bersifat
berbasiskan kultural.
determinasi dalam dua kelompok kontrasi yang benar dan salah. Nilai budaya
beraneka ragam, nilai budaya itu harus dihormati dijunjung tinggi seirama
tentang guru dan dosen pasal 7 bahwa profesi guru dan profesi dosen merupakan
yaitu (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism, (2) memiliki
akhlak mulia, (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas, (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas, (5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
a. Memiliki bakat.
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata (Sunaryo, 2004). Bakat dapat
dikatakan sebagai keahlian yang dimiliki guru secara alamiah muncul dalam
diri seorang guru atau perawat pendidik sehingga kemampuan dan keahlian
diri dan pada akhirnya membentuk potensi diri yang unggul. Seorang guru
(Ramdhani, 2012).
b. Memiliki komitmen
Komitmen adalah keteguhan dan tekad yang mantap dan janji untuk
adalah hasil dari investasi atau kontribusi terhadap organisasi, atau suatu
(Ramdhani, 2012).
diperintah, diawasi, dan kalau perlu dihukum jika tidak menjalankan tugas
dengan baik. Guru sebagai satu profesi harus harus bisa mengawasi diri
sendiri tanpa pengaruh dari luar dirinya. Guru sejati bekerja bukan karena
jawab yang lahir dari dalam diri sendiri. Komitmen dilahirkan atas adanya
keterampilan yang tinggi dan keyakinan yang bulat didalam batin seorang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 46 bahwa: (1) kualifikasi
diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program
pascasarjana, (3) setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar
d. Memiliki kompetensi
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
lain.
jawab itu bukan hanya sebatas tanggung jawab moral seorang pendidik
terhadap peserta didik, tetapi lebih jauh dari itu. Pertanggungjawaban atas
segala tugas yang dilaksanakannya kepada dirinya sendiri sebagai manusia
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 60 bahwa dalam melaksanakan
agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi
f. Memperoleh penghasilan
2005 tentang guru dan dosen pasal 16 penghasilan adalah hak yang
diterima oleh guru atau dosen dalam bentuk finansial sebagai imbalan
Tahun 2009 tentang dosen pasal 30 bahwa gaji adalah hak yang diterima
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 51 bahwa dalam melaksanakan
hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang ditetapkan dengan
guru. Oleh karena itu, belajar sepanjang hayat menekankan pada kegiatan
mencakup (1) adanya kebutuhan belajar pada setiap orang, (2) adanya
(Kartakusumah, 2006).
2005 tentang guru dan dosen pasal 75 ayat 3 bahwa perlindungan hukum
peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi dan pihak lain.
Tahun 2009 tentang dosen pasal 22 bahwa (1) dosen berhak mendapat
kesehatan kerja.
para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
profesi, yaitu: (1) ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi,
(2) meningkatkan mutu praktik pelayanan profesi, dan (3) menjaga kode
etik profesi. Organisasi profesi ini secara langsung peduli atas realisasi
6. Kinerja
a. Definisi Kinerja
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang
dihasilkan selama satu periode tertentu. Secara lebih tegas Amstron dan
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi
seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta
kumpulan total dari kerja yang ada diri pekerja Griffin (dalam Sinambela,
2012).
b. Membangun Kinerja
jelas dan terukur bagi setiap jabatan, sehingga anggota organisasi mengerti
apa fungsi dan tanggung jawabnya. Menurut Hanyes (dalam Sinambela 2012)
berpendapat bahwa deskripsi jabatan yang baik akan dapat menjadi landasan
untuk:
dijadikan sebagai acuan pemberian gaji yang adil bagi pegawai dan
dipenuhi
kepadanya.
7. Penilaian Kinerja
manajemen perusahaan baik para karyawan amaupun manajer yang selama ini
(dalam Fahmi, 2001) bahwa dua kategori dasar dari metode penilaian yang
sering digunakan dalam organisasi adalah metode objektif dan metode
pertimbangan.
Kinerja perawat pendidik dinilai dari hasil kerja di bidang pendidikan dan
pengabdian masyarakat.
dan sikap) yang dapat terjadi kapan saja atau dimana saja akibat paparan
kepada lingkungan.
beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling
banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi
bersangkutan.
dan kemahasiswaan.
tinggi
a. Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti
ada. Peran perawat utama yaitu care provider (pemberi asuhan keperawatan),
leader)
4. Manajer kasus
kesehatan lain. Selain itu perawat juga mengatur waktu kerja dan sumber
pengabdian masyarakat.
1. Fungsi pendidikan
akademis dan atau profesional dalam bidang keperawatan. Proses ini juga
2. Fungsi penelitian
dan lain-lain.
(Nusalam, 2002).
b. Landasan Teoritis
pada tim, dan dukungan orang. Sebenarnya persepsi keseluruhan ini menjadi
budaya atau kepribadian organisasi itu. Persepsi yang mendukung atau tidak
dengan dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat (Robbins,
1998)
Faktor obyektif Dipersepsikan
Inovasi dan sebagai
pengambilan Tinggi Kinerj
resiko Budaya a
Perhatian ke
rincian organisasi
Orientasi hasil Renda Kepuas
Orientasi orang
Orientasi tim
h an
Keagresifan
Kemantapan
Skema 2.1 Budaya Kerja Organisasi Berdampak pada Kinerja dan Kepuasan
(Sumber: Robbins, 1998)
c. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini kerangka yang menjadi dasar acuan adalah model
Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
7 bahwa profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus
Guru dan Dosen pasal I bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan
dibawah ini:
Budaya Kerja
1. Bakat
2. Komitmen
3. Kualifikasi akademik Kinerja Perawat Pendidik
4. Kompetensi
5. Tanggung jawab 1. Pendidikan
6. Penghasilan 2. Penelitian
7. Belajar sepanjang hayat 3. Pengabdian Masyarakat
8. Jaminan perlindungan
hukum
9. Organisasi profesi
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
d. Budaya Kerja
cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja
kerja secara umum sebagai sekelompok pikiran dasar atau program mental
berkesimpulan bahwa: (1) budaya kerja adalah salah satu komponen kualitas
manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur
dasar dalam pembangunan, (2) budaya kerja dapat ikut menentukan integritas
karena akan merubah sikap dan perilaku sumber daya manusia untuk
masa depan. Manfaat yang didapat dari budaya kerja yang baik adalah
sebagai berikut: menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik,
data-data dan informasi yang salah dan palsu, kepuasan kerja meningkat,
tingkat absensi turun, ingin belajar terus, ingin memberikan yang terbaik bagi
terdapat di tempat kerja, sifat hubungan kerja sama, tingkat kepedulian dan
perubahan cara komunikasi dan yang biasa dilakukan secara vertikal dari atas
ke bawah, menjadi hubungan lebih horizontal dan partisipatif. Hal ini sangat
hasil kerja yang terbaik dan optimal bagi manajemen. Dengan masuknya
kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja dan kualitas produknya
aparatur negara no. 04/ 1991 tentang pedoman pemasyarakatan budaya kerja,
aparatur negara, (3) penerapan nilai-nilai budaya kerja aparatur negara, dan
Triguno, 2006).
pedoman dimaksud, antara lain (1) komitmen dan konsisten terhadap visi,
keikhlasan dan kejujuran, (4) integritas dan profesional, (5) kreativitas dan
kepekaan terhadap lingkungan tugas, (6) kepemimpinan dan keteladanan (7)
kebersamaan dan dinamika kelompok kerja, (8) kecepatan dan ketepatan, (9)
disiplin dan keteraturan kerja, (12) keberanian dan kearifan dalam mengambil
keputusan dan konflik, (13) semangat dan motivasi, (14) ketekunan dan
dari pengembangan budaya kerja di perguruan tinggi, karena itu nilai budaya
kerja perawat pendidik di bangun dari fondasinya yakni nilai budaya yang
bersifat universal maupun lokal. Linda dan Eyre (dalam Arwildayanto, 2012)
mengatakan bahwa nilai budaya kerja yang bisa diterima secara universal
berdampak positif baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain.
Sedangkan nilai-nilai yang bersifat lokal berisikan tradisi kerja yang bersifat
berbasiskan kultural.
determinasi dalam dua kelompok kontrasi yang benar dan salah. Nilai budaya
beraneka ragam, nilai budaya itu harus dihormati dijunjung tinggi seirama
tentang guru dan dosen pasal 7 bahwa profesi guru dan profesi dosen
profesionalitas yaitu (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism,
ketakwaan, dan akhlak mulia, (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar
yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, (5) memiliki tanggung jawab
j. Memiliki bakat.
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata (Sunaryo, 2004). Bakat dapat
dalam diri seorang guru atau perawat pendidik sehingga kemampuan dan
keahlian dalam bidang tertentu tersebut tersimpan dalam diri seorang guru
Bakat seorang guru dapat dikembangkan melalui pengembangan potensi
diri dan pada akhirnya membentuk potensi diri yang unggul. Seorang guru
(Ramdhani, 2012).
k. Memiliki komitmen
adalah hasil dari investasi atau kontribusi terhadap organisasi, atau suatu
(Ramdhani, 2012).
diperintah, diawasi, dan kalau perlu dihukum jika tidak menjalankan tugas
dengan baik. Guru sebagai satu profesi harus harus bisa mengawasi diri
sendiri tanpa pengaruh dari luar dirinya. Guru sejati bekerja bukan karena
jawab yang lahir dari dalam diri sendiri. Komitmen dilahirkan atas adanya
keterampilan yang tinggi dan keyakinan yang bulat didalam batin seorang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 46 bahwa: (1) kualifikasi
diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program
pascasarjana, (3) setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar
m. Memiliki kompetensi
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
lain.
jawab itu bukan hanya sebatas tanggung jawab moral seorang pendidik
terhadap peserta didik, tetapi lebih jauh dari itu. Pertanggungjawaban atas
segala tugas yang dilaksanakannya kepada dirinya sendiri sebagai manusia
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 60 bahwa dalam melaksanakan
agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi
o. Memperoleh penghasilan
2005 tentang guru dan dosen pasal 16 penghasilan adalah hak yang
diterima oleh guru atau dosen dalam bentuk finansial sebagai imbalan
Tahun 2009 tentang dosen pasal 30 bahwa gaji adalah hak yang diterima
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 51 bahwa dalam melaksanakan
hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang ditetapkan dengan
guru. Oleh karena itu, belajar sepanjang hayat menekankan pada kegiatan
mencakup (1) adanya kebutuhan belajar pada setiap orang, (2) adanya
(Kartakusumah, 2006).
2005 tentang guru dan dosen pasal 75 ayat 3 bahwa perlindungan hukum
peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi dan pihak lain.
Tahun 2009 tentang dosen pasal 22 bahwa (1) dosen berhak mendapat
kesehatan kerja.
para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
profesi, yaitu: (1) ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi,
(2) meningkatkan mutu praktik pelayanan profesi, dan (3) menjaga kode
etik profesi. Organisasi profesi ini secara langsung peduli atas realisasi
B. Kinerja
1. Definisi Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama
satu periode tertentu. Secara lebih tegas Amstron dan Baron mengatakan
ekonomi. Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi
seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta
kumpulan total dari kerja yang ada diri pekerja Griffin (dalam Sinambela,
2012)
jelas dan terukur bagi setiap jabatan, sehingga anggota organisasi mengerti
apa fungsi dan tanggung jawabnya. Menurut Hanyes (dalam Sinambela 2012)
berpendapat bahwa deskripsi jabatan yang baik akan dapat menjadi landasan
untuk:
dijadikan sebagai acuan pemberian gaji yang adil bagi pegawai dan
dipenuhi
kepadanya.
2. Penilaian Kinerja
manajemen perusahaan baik para karyawan amaupun manajer yang selama ini
(dalam Fahmi, 2001) bahwa dua kategori dasar dari metode penilaian yang
sering digunakan dalam organisasi adalah metode objektif dan metode
pertimbangan.
Kinerja perawat pendidik dinilai dari hasil kerja di bidang pendidikan dan
sumber daya perawat pendidik kearah peningkatan kualitas lulusan dan kualitas
pengabdian masyarakat.
dan sikap) yang dapat terjadi kapan saja atau dimana saja akibat paparan
kepada lingkungan.
beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling
banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi
dengan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai
dan kemahasiswaan.
tinggi
A. Kesimpulan
Dalam budaya Rumah Sakit sendiri telah menerapkan bahwa pekerja
tidak boleh datang terlambat, harus menggunakan seragam lengkap,
penggunaan seragam harus sesuai dengan hari yang telah ditentukan, saat
perawat ijin sakit harus disertai dengan surat keterangan sakit, komunikasi
terapeutik kepada pasien harus diterapkan, dalam menjalankan tugas perawat
harus senyum, ikhlas dan tulus hati (Isnainy, dkk, 2018).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA