Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.

S DENGAN
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA
DENGAN MASALAH UTAMA STROKE PADA TN.S
DI LINGKUNGAN DASAN CERMEN TIMUR
TANGGAL 2 – 6 Maret 2021

Oleh :

I GEDE DARMA SATRIA UTAMA


NIM. P07120420009N

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini telah disahkan dan disetujui
oleh pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :

Nama : I Gede Darma Satria Utama


NIM : P07120420009N
Kasus :
Hari/Tanggal :
Bangsal/Ruangan :

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yang di berikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk
membantu menyleseikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes RI,1998).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga (Mubarok,dkk, 2006).
Sedangkan pengertian yang lain perawatan keluarga adalah tingkat
keperawatan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, Dengan sehat sebagai tujuan
melalui perawatan sebagai saran atau penyalur (Effendi,1998).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu
pendekatan yang sistemik yaitu dengan keperawatan kesehatan
keluarga. Pendekatan ini digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi keluarga dimulai dari
pengkajian, penemuan diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan,
pelaksanaan dan teknik evaluasi.

B. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para
anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya (Effendi,1998).

C. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi
prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi
dalam bidang kesehatan, meliputi :
1. Keluarga dengan anngota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut :
a. Tingkat social ekonomi rendah.
b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan
penyakit keturunan.
2. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :
a. Umur ibu (16 tahun atau lebih dari 35 tahun)
b. Menderita kekuarangan gizi atau anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primeparaatau multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena :
a. Lahir premature/BBLR
b. Berat badan sukar naik.
c. Lahir dengan cacat bawaan.
d. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi,
e. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi
atau anaknya.
4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota
keluarga.
a. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk
digugurkan.
b. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota dengan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d. Salah satu orang tua (istri/suami) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga (Effendi,1998).

D. Struktur Keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi.
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c. Berpikiran positif
d. Tidak mengulangi isu dan pendapat sendiri
1) Karakteristik pengirim
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkhualitas
c) Selalu meminta dan menerima umpan yang baik
2) Karakteristik penerima
a) Siap mendengarkan
b) Memberikan umpan balik
c) Melakukan validasi
2. Struktur peran.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan, yang dimaksud posisi atau status
adalah posisi yang diberikan, yang dimaksud posisiatau status
adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya status sebagai
istri, suami, atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk merubah perilaku ke arah yang positif.
4. Nilai – nilai keluarga
Nilai meruoakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.

E. Fungsi Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga menurut Friedman adalah :
1. Fungsi Afektif
Apakah anggota keluarga merasa kebutuhan-kebutuhan
individu-individu lain dalam keluarga terpenuhi, apakah orang tua
(suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
persoalan-persoalan lain dari anak-anak mereka dan pasangannya,
apakah mereka saling menghormati satu sama lain, bagaimana
mereka saling mendukung satu sama lain.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak lahir. keluarga merupakan
tempat individu belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga di capai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang di wujudkan dalam sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma, budaya, dan
perilaku melalui hubungan interaksi dalam keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya
program keluarga bencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
4. Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang,pangan dan papan.Dan sejauh mana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
5. Fungsi perawatan keluarga
Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga
terhadap kesehatan, definisi keluarga tentang tingkat pengetahuan
mereka. Apakah keluarga dapat melaporkan mulai kapan terjadi
stroke dan menyebutkan tanda-tanda atau perubahan yang terjadi
pada anggota keluarga dengan stroke. Apakah yang sudah di
lakukan keluarga, apa persepsi keluarga tentang hal yang telah di
lakukan dalam mengatasi masalah tersebut.
Bagaimana kebiasaan tidur keluarga : apakah anggota
keluarga memenuhi syarat tidur sesuai dengan tuntutan usia.
Kebiasaan menggunakan obat-obatan : Apakah keluarga terbiasa
mengonsumsi alkohol, kopi, teh dan rokok. Apakah keluarga secara
reguler menggunakan obat yang di beli di toko untuk
menghilangkan pusing. Peran keluarga dalam perawatan diri :
Apakah yang di lakukan kelurga untuk memperbaiki satus
kesehatan. Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan.

F. Tahap dan Tugas Pengembangan Keluarga


Dalam pengkajian ini penulis menggunakan format pengkajian
keluarga dari Friedman (1998), pada keluarga dengan stroke pengkajian
adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan keluarga memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasi.
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller
(Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :
1. Tahap I : Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat individu membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
antara lain:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial.
c. Mendiskusukan rencana memiliki anak.
2. Tahap II : Keluarga “ Child Bearing “ (Keluarga anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual, dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini di mulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun
dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini antara lain :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah
Tahap keluarga yang dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini antara lain :
a. Membantu anak sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkugan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat meninggalkan rumah
orang tuanya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara
lain :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan
meningkatkan otonomnya.
b. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
c. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang.
6. Tahap VI : Keluarga dan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini di mulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini tergantung dalam jumlah anak dalam
keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan pada tahap ini
antara lain :
a. Memperluaskan keluarga inti menjadi keluarga yang besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan istri yang sedang sakit
dan memasuki masa tua.
c. Membantu anak untuk manfiri di masyarakat.
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII : Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal
dunia. Tugas perkembangan keluarga pada ini antara lain :
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan anak –
anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Tahap VIII : Keluarga usia lanjut
Pada tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah
satu pasangan pensiun berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal. Tugas perkembangan keluarga tahap
ini antara lain :
a. Mempertahankan rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life – preview, perenungan hidup/masa lalu.
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE

A. Definisi
1. Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologik yang mempunyai
awitan endadak dan berlangsung 24 jam. (Keperawatan Kritis)
2. Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan neurologik
mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui system suplai arteri otak. (Sylvia A Price, 2006)
3. Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi
perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).

B. Klasifikasi
1. Stroke non hemoragik
a. Trombosis cerebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah
otak perlahan karna proses arterosklerosis cerebral dan
perlambatan sirkulasi serebral.
b. Embolisme cerebral, penyempitan pembuluh darah terjadi
mendadak akibat abnormalitas patologik pada jantung. Embolus
biasanya menyumbat arteri cerebral tengah atau cabang-
cabangnya,yang merusak sirkulasi cerebral.
2. Stroke Haemorhagi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun.
C. Epidemiologi
Stroke adalah penyebab kematian ketiga pada orang dewasa di
Amerika Serikat. Angka kematian setiap tahun akibat stroke baru atau
rekuren adalah lebih dari 200.000. Insiden stroke secara nasional
diperkirakan adalah 750.000 per tahun. Berdasarkan data dari seluruh
dunia, statistiknya bahkan lebih mencolok yaitu bahwa penyakit jantung
koroner dan stroke adalah penyebab kematian tersering pertama dan kedua
dan menempati urutan kelima dan keenam sebagai penyebab kecacatan.

D. Etiologi
1. Trombosis cerebri ( bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau
leher).
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material yang di bawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain).
3. Iskemia cerebral( penurunan aliran darah ke otak).
4. Aterosklerosis.

E. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena
gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak.
Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi
pembuluh darah.
Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus
dan embolus maka mulai terjadi kekurangan O2 kejaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat menyebabkan nekrosis mikroskopis
neuron-neuron area kemudian di sebut infark.
Kekurangan O2 pada awalnya mungkin akibat iskemik umumnya
(karena henti jantung / hipotensi ) / hipoksia karena proses anemia /
kesulitan bernafas. Jika neuron hanya mengalami iskemik,maka masih ada
peluang untuk menyelamatkannya. Suatu sumbatan pada arteri koroner
dapat mengakibatkan suatu infark disekitar zona yang mengalami
kekurangan O2. Stroke karena embolus merupakan akibat dari bekuan
darah, lemak dan udara, emboli pada otak kebanyakan berasal dari
jantung.

F. Pathway
G. Manifestasi Klinis
1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh
dapat menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang
belawanan dari otak. Disfungsi neuron paling umum adalah hemiplegi
(paralisis pada salah satu sisi tubuh) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan dan hemiparises (kelemahan salah satu sisi tubuh)
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa
dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal
berikut :
a. Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
jawab menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif
atau reseptif.
c. Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya.
3. Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi
tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari
orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan
4. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan
kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
5. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, bila kerusakan pada
lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual
mungkin terganggu. Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang
perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang
motivasi.
6. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami
inkontenensia urinarius karena kerusakan kontrol motorik

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT Scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik
dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari
pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi
hiperglikemia.
d. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.

I. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami
komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi yaitu infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis yaitu nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak yaitu epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus

J. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
6. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan.

K. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap paling awal dalam proses
keperawatan yang penulis lakukan guna mendapatkan informasi untuk
pengumpulan data, serta mengukur keadaan keluarga dengan norma –
norma kesehatan keluarga maupun sosial yang merupakan
kesanggupan untuk mengatasinya. Pengumpulan data yang penulis
lakukan meliputi : struktur keluarga, status keluarga, latarbelakang
budaya/kebiasaan keluarga, status sosial ekonomi, aktifitas, tingkat
perkembangan dan riwayat keluarga, karakteristik lingkungan, fungsi
keluarga, pemeriksaan fisik dan koping keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tidakan kesehatan yang tepat.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di
masyarakat guna memelihara kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,
komplikasi,serta penanganannya.
b. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c. Dorong sikap emosi yang sehat dalam mengatasi masalah
keluarga.
d. Beri penjelasan tentang keuntungan mengenal masalah-masalah
kesehatan.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tidakan kesehatan yang tepat.
Intervensi :
a. Musyawarah bersama keluarga mengenai akibat – akibat bila
mereka tidak mengambil keputusan.
b. Perkenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat
mereka pilih dan sumber – sumber yang di perlukan untuk
melakukan tindakan keperawatan.
c. Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi:
a. Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang
sakit.
b. Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
c. Awasi keluarga melakukan perawatan.
d. Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga.
Intervensi:
a. Modifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
b. Beri penjelasan tentang keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah.
c. Gali sumber – sumber keluarga yang mendukung memperbaiki
keadaan fisik rumah yang tidak sehat.
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di
masyarakat guna memelihara kesehatan.
Intervensi:
a. Kenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.
b. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang fungsi fasilitas
kesehatan.
c. Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
d. Beri penjelasan tentang keuntungan menggunakan fasilitas
kesehatan bagi keluarga.
e. Berikan penjelasan kepada keluarga pentingnya sanitasi dan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang
telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yangberlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah
terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah
digambarkan tujuan  perilaku yang spesifik maka hal ini dapat
berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang
telah dicapai (Friedman,1998).

Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :


S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara
subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisisi
(suprajitno, 2004)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Jakarta: EGC.

Doengoes, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:


EGC.

Reeves, Charlene J., dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba
Medika.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.S DENGAN


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA
DENGAN MASALAH UTAMA STROKE PADA Tn.S
DI LINGKUNGAN DASAN CERMEN TIMUR
TANGGAL 3 – 6 Maret 2021

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama kk : Ny. F
2. Umur : 58 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Alamat : Lingkungan Dasan Cermen Timur
6. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Jenis Hub. dengan Status Pekerjaan
(inisial) Kelamin Kepala Keluarga Perkawinan
1. Tn. S 58 tahun Laki – laki Kepala keluarga Menikah Wiraswasta
2. Ny. S 52 tahun Perempuan Istri Pasien Menikah IRT
3. Ny. Y 24 tahun Perempuan Anak Menikah Swasta
4. An. N 18 tahun Perempuan Anak Belum Pelajar
menikah

7. Genogram

Keterangan:
: Laki - laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah

8. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga anak remaja
9. Budaya
a. Suku bangsa : Sasak
b. Bahasa yang digunakan : Indonesia
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga
Dalam keluarga Tn.S penghasilannya ± Rp. 1.000.000,-/per bulan
dan Tn.S mengatakan penghasilannya sangat kurang, terlebih harus
membiayai anak-anaknya bersekolah. Biasanya Tn. S membuat
modal dengan cara mengolah dan menjual kue
12. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Pasien mengatakan aktivitas waktu luangnya dihabiskan dengan
anak-anak bermain di lingkungan rumah dan tetangganya

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. S sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja. Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya
dilalui oleh keluarga adalah memberikan kebebasan yang seimbang
dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah
dewasa dan meningkatkan otonomnya, mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan, perubahan sistem peran dan peraturan untuk
tumbuh kembang
14. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn.S mengatakan tahap perkembangan Tn.S sudah
terpenuhi sesuai dengan tahap perkembangan keluarga saat ini
15. Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat penyakit keturunan
Keluarga Tn.S mengatakan memliki penyakit keturunan dari
ayahnya yaitu hipertensi.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan dirinya sedang mengidap penyakit
stroke . Saat ini Tn.s tidak mampu menggerakan tangan
kanannya secara mandiri.
16. Riwayat kesehatan sebelumnya
Keluarga Tn.S mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berat
sebelumnya, hanya sesekali sakit flu, batuk dan demam

C. LINGKUNGAN
17. Karakteristik rumah
a. Denah rumah

Kamar Wc
Kamar Tidur
Tidur
Dapur
Ruang Kamar

Keluarga Tidur

b. Status rumah : Rumah milik atas Tn. S


c. Tipe rumah : 3 x 4 m2
d. Luas rumah : 1,5 are
Keadaan
e. Kebersihan dan Pencahayaan
Keluarga Tn.S mengatakan tetap membersihkan rumah,
lingkungan sekitar rumah Tn.S tampak bersih. Pada pagi hari
selalu membuka korden sehingga cahaya matahari dapat masuk.
Terdapat jendela dan ventilasi udara di rumah namum
pencahayaan rumah Tn.S kurang baik.
18. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn.S mengatakan keluarga Tn.S tetap menjalin hubungan
dengan baik sesama tetangganya, tetap bersosialisasi dan saling
membantu.

19. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga pasien mengatakan tidak pernah kemana-mana dan jarang
ber-rekreasi, namun jika ingin ke rumah sakit / puskesmas dirinya di
antar oleh anaknya.
20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.S mengatakan selalu berhubungan baik dan berinteraksi
dengan keluarga, tetangga sekitarnya maupun dengan masyarakat
lainnya.
21. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan selain keluarga besar, masyarakat sekitar
rumahnya menjadi pendukung bagi keluarganya.
D. STRUKTUR KELUARGA
22. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan setiap anggota keluarga selalu saling
terbuka satu sama lain dan saling membantu bila ada masalah.
23. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan saling menghargai satu sama lain, saling
membantu atau mendukung. Keluarga Tn.S mengatakan selalu
mencoba untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
24. Struktur peran
Keluarga Tn. S mengatakan dalam keluarganya yang berperan
mencari nafkah adalah anaknya.
25. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. mengatakan nilai dan norma selalu di terapkan dan
junjung tinggu di keluarga, baik norma agama, kesopanan,
kesusilaan dan hukum

E. FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi afektif
Tn.S mengatakan sangat menyayangi anak-anaknya, selalu mencoba
membantu semua kebutuhan anak-anak dan keluarganya.

27. Fungsi sosialisasi


Keluarga Tn. S mengatakan tetap berinteraksi dan bersosialisasi
dengan keluarga dan tetangganya.
28. Fungsi perawatan kesehatan (Data Spesifik)
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Tn. S mengetahui penyakit yang dideritany adalah stroke.
b. Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Keluarga Tn. S mengatakan apabila ada keluarga yang sakit
dibawa ke puskesmas dan rumah sakit
c. Kemampuan melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit
Keluarga Tn. S mengatakan dirinya sudah diberikan obat tetapi
sudah berhenti selama 2 bulan terkahir karena tidak memliki
uang untuk membelinya dan mencoba dipijat dan dilatih
bergerak, namun keluarga Tn.S merasa takut dan berhenti
melakukan latihan gerak karena Tn. S sering merasakan
kesakitan
d. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
Keluarga Tn.S mengatakan lingkungan di sekitar selalu
dibersihkan, orang tua yang sakit dibantu dalam memenuhi
kebutuhan ADL seperti membantu BAB/BAK, mandi,
mengganti pakaian, dll.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada
Keluarga Tn.S mengatakan, apabila keluarga sakit selalu dibawa
ke puskesmas dan rumah sakit. Apabila sedang sakit demam,flu,
batuk biasanya pasien membeli obat di apotek.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
Keluarga Tn.S mengatakan apabila jenuh biasanya berkumpul dengan
keluarga besar untuk bebagi cerita dan bersilaturahmi, terkadang
berkumpul dengan tetangga dan teman-teman sebaya bermain anak.
apabila ada masalah biasanya keluarga Tn .S selalu menasehati anaknya
dan terkadang berdiskusi dengan keluarga besarnya.

Harapan Keluarga Terhadap Perawat Berhubungan Dengan


Masalah Yang Dihadapi :
Dengan adanya kunjungan keluarga dapat menambah pengetahuan
tentang kesehatan dan bagaimana perawatan yang diberikan untuk Tn.S
serta membantu dalam proses peningkatan status kesehatan khususnya
keluarganya.
G. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOES)
Anggota Tn.S Ny. S Ny. Y Ny. N
keluarga
Kepala Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Rambut hitam, Rambut tampak Rambut tampak Rambut tampak
bentuk oval, tidak bewarna putih, bersih, berwarna bersih, berwarna
terdapat lesi, bibir bentuk oval, tidak hitam, bentuk hitam, bentuk
tampak lembab, terdapat lesi, bibir oval, tidak oval, tidak
bibir tampak pelo tampak lembab, terdapat lesi terdapat lesi
Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan. tekan tekan. tekan.
Leher Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Rambut tampak
tidak ada tidak ada tidak ada bersih, berwarna
pembesaran pembesaran pembesaran hitam, bentuk
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, oval, tidak
limfe limfe. limfe, vena terdapat lesi
Palpasi : Palpasi : jugularis Palpasi :
Tidak ada Tidak ada Palpasi : Tidak ada nyeri
pembesaran pembesaran Tidak ada nyeri tekan.
kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan tekan, tidak ada
limfe limfe pembesaran
kelenjar tiroid.
Dada Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Tampak simetris, Tampak simetris, Tampak Tampak
pergerakan dinding pergerakan dinding simetris, simetris,
dada simetris, tidak sama, tidak ada lesi pergerakan pergerakan
ada lesi. Palpasi : dinding dada dinding dada
Palpasi : Tidak ada benjolan, simetris, tidak simetris, tidak
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri ada lesi. ada lesi.
tidak ada nyeri tekan. Palpasi : Palpasi :
tekan. Auskultasi : Tidak ada Tidak ada
Auskultasi : Tidak ada suara benjolan, tidak benjolan, tidak
Tidak ada suara napas tambahan. ada nyeri tekan. ada nyeri tekan.
napas tambahan. Perkusi : Auskultasi : Auskultasi :
Perkusi : Terdapat suara Tidak ada suara Tidak ada suara
Terdengar suara sonor. napas tambahan. napas tambahan.
sonor. Perkusi : Perkusi :
Terdapat suara Terdengar suara
sonor. sonor.
Abdomen Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Tampak simetris, Tampak simetris, Tampak Tampak
tidak ada lesi. tidak ada lesi. simetris, tidak simetris, tidak
Palpasi : Palpasi : ada lesi. ada lesi.
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Palpasi : Palpasi :
tekan. tekan. Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan, tidak tekan, tidak
Auskultasi : Auskultasi : asites asites
Peristaltik usus Peristaltik
terdengar 8 terdengar 10 Auskultasi : Auskultasi :
kali/menit. kali/menit. Peristaltik Peristaltik
Perkusi : Perkusi : terdengar 12 terdengar 10
Terdengar Timpani Terdengar Timpani kali/menit. kali/menit.
dan pekak saat dan pekak saat Perkusi : Perkusi :
mengenai batas mengenai batas Terdengar Terdengar
organ organ Timpani dan Timpani dan
pekak saat pekak saat
mengenai batas mengenai batas
organ organ
Ekstremitas Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas ekstremitas atas
dan bawah regio dan bawah tampak dan bawah dan bawah
kiri paralisis simetris. tampak simetris. tampak simetris.
Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Terdapat nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan pada bagian tekan , tidak tekan, tidak tekan, tidak
tangan kanan terdapat edema terdapat edema terdapat edema
pasien
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
4 2 5 5 5 5 5 5

4 4 5 5 5 5 5 5

Data Tambahan :
1. Tanda – tanda vital
a. Tn.S : TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 18 x/menit
b. Ny. S : TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36 0C
RR : 18 x/menit

c. Ny. Y : TD : 100/70 mmHg


N : 90 x/menit
S : 36 0C
RR : 20 x/menit

d. An. D : TD : 90/80 mmHg


N : 93 x/menit
S : 36 0C
RR : 20 x/menit
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data

No Data Etiologi Diagnosa Keperawatan


1. DS : Hipertensi dan Cidera Gangguan mobilitas
- Keluarga Tn. S Kepala fisik dengan masalah
mengatakan ada salah ketidakmampuan
Pecahnya pembuluh keluarga merawat
satu anggota keluarganya
darah otak anggota keluarga yang
yang mengidap penyakit sakit.
stroke yaitu Tn. S yang Pendarah di otak
menjadi kepala keluarga.
- Saat ini Tn.S tidak Suplai darah ke otak
menggerakan tangan menurun
kanannya secara mandiri,
Iskemik pada otak
serta semua kebutuhan
ADL dibantu. Stroke
- Keluarga Tn. S
mengatakan dirinya sudah Kerusaka fungsi otak
diberikan obat dua bulan pada neuron motorik
yang lalau tetapi sekarang
sudah berhenti kerena Kehilangan kontol
volunter terhadap
tidak mempunyai uang
tekanan motorik
dan mencoba dipijat dan
dilatih bergerak, namun Hemiparesis
keluarga Tn.S merasa
takut dan berhenti Gangguan Mobilitas
melakukan latihan gerak fisik
karena ibunya sering
merasakan kesakitan Ketidakmampuan
DO : keluarga merawat
- Tn. S tampak hanya duduk anggota keluarga yang
di kursi dan sesekali keluar menderita stroke.
untuk duduk di depan
rumahnya.
- Ekstremitas atas dan bawah
regio kiri paralisis
- Terdapat nyeri tekan pada
ekstremitas atas kiri
- Kekuatan otot
4 2

4 4
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 18 x/menit
2. DS : Stroke Resiko cedera dengan
- Ny. S mengatakan masalah
suaminya jatuh di kamar Kerusaka fungsi otak ketidakmampuan
mandi dan sudah pada neuron motorik keluarga memelihara
mendertia stroke ±8 tahun lingkungan rumah yang
yang lalu. Kehilangan kontol dapat mempengaruhi
volunter terhadap kesehatan dan
DO : tekanan motorik perkembangan pribadi
- Terdapat jendela dan anggota keluarga.
ventilasi udara di rumah Hemiparesis
namum pencahayaan
Gangguan Mobilitas
rumah Ny.S kurang baik Tn fisik
tampak hanya berbaring di
tempat tidur saja dan Resiko Cedera
sesekali duduk di depan
rumah. ketidakmampuan
- Ekstremitas atas dan bawah keluarga memelihara
lingkungan rumah
regio kiri paralisis
yang dapat
- Kekuatan otot mempengaruhi
5 5 kesehatan

5 5
B. RUMUSAN DIAGNOSA
1. Gangguan mobilitas fisik dengan masalah ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
stroke ditandai dengan Keluarga Tn. S mengatakan ada salah satu
anggota keluarganya yang sedang mengidap penyakit stroke yaitu TN. S
yang sebagai kepala keluarga di keluarganya. Saat ini Tn.S tidak mampu
untuk menggerkan tangan kirinya secara mandiri, hanya mampu di
bantu bergerak oleh tangan kanannya, serta semua kebutuhan ADL
dibantu. Keluarga mengatakan Tn.S sudah diberikan dua bulan terkhir
tetapi berhenti karena tidak mempunya uang untuk membeli obat dan
mencoba dipijat dan dilatih bergerak, namun keluarga Tn.S merasa takut
dan berhenti melakukan latihan gerak karena Tn.S sering merasakan
kesakitan. Tn.S tampak hanya berbaring di tempat tidur saja dan sesekali
keluar untuk duduk di depan rumahnya . Ekstremitas atas dan bawah
regio kiri paralisis. Terdapat nyeri tekan pada ekstremitas atas kiri
Kekuatan otot 4 2
4 4
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 18 x/menit
2. Resiko cedera dengan masalah ketidakmampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
perkembangan pribadi anggota keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan ditandai dengan
Ny. S mengatakanTn .S tampak hanya berbaring di tempat tidur saja, dan
sesekali duduk di depan rumahnya. Ekstremitas atas dan bawah regio
kiri paralisis. Terdapat jendela dan ventilasi udara di rumah namum
pencahayaan rumah Tn.S kurang baik
Kekuatan otot
4 2

4 4
-
III. RENCANA KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan


Keperawatan
TUM TUK
1. Rabu , 3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan keluarga tentang penyakit
Maret fisik dengan kunjungan selama penyuluhan selama yang diderita pasien yaitu tentang penyakit
2021 masalah 3x seminggu di 1x 45 menit, stroke
ketidakmampuan harapkan keluarga diharapkan 2. Monitoring TTV pasien sebelum/sesudah
keluarga merawat dapat mengetahui keluarga mampu : latihan
anggota keluarga tentang penyakit 1. Mengenal dan 3. Kaji kemampuan pasien dalam ambulasi
yang sakit stroke dan mampu mengetahui dan rentang gerak
berhubungan melakukan penyakit stroke 4. Ajarkan keluarga untuk melakukan
dengan perawatan kepada 2. Keluarga melakukan latihan ROM Pasif. Monitor
ketidakmampuan keluarga yang sakit mampu TTV setelah latihan. Anjurkan keluarga
keluarga merawat stroke melakukan untuk memiringkan pasien setiap 2 jam
anggota keluarga perawatan 5. Bantu dan ajarkan keluarga dalam
yang menderita secara baik dan pemenuhan ADL pasien
stroke benar dalam 6. Motivasi anggota keluarga dalam
merawat pasien mengembangkan kesanggupan merawat
stroke anggota keluarga yang sakit.
khususnya 7. Tanyakan respon pasien dan keluarga
dalam latihan setelah dilakukan perawatan
ROM pasien
dan pemenuhan
ADL pasien
2. Rabu , 3 Resiko cedera Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Modifikasi lingkungan yang mendukung
Maret dengan masalah kunjungan selama penyuluhan selama kesehatan seperti memeberikan penerangan
2021 ketidakmampuan 3x seminggu di 1x 15 menit, yang cukup, hindari dari kebisingan,
keluarga harapkan keluarga diharapkan memberikan pembatas atau side trill pada
memelihara dapat keluarga mampu : tempat tidur, jauhkan dari benda tajam dan
lingkungan rumah memaksimalkan 1. Memodifikasi licin, menyediakan tempat tidur yang
yang dapat lingkungan dan lingkungan dan nyaman dan bersih
mempengaruhi perilaku dalam perilaku dalam 2. Beri penjelasan tentang keuntungan dan
kesehatan dan mencegah resiko mencegah manfaat pemeliharaan lingkungan rumah.
perkembangan cedera dan terhindar resiko cedera 3. Gali sumber-sumber keluarga yang
pribadi anggota dari trauma mendukung memperbaiki keadaan fisik
keluarga rumah yang tidak sehat.
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

No Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi TTD


Keperawatan Formatif
1. Rabbu, Gangguan 09.00 1. Memberikan penjelasan 1. Keluarga dan pasien mengerti tentang
3 Maret mobilitas fisik WIT ke keluarga tentang penjelasan perawat tentang penyakit yang
2021 dengan masalah A penyakit dan dideritanya yaitu stroke. Dimana keluarga
ketidakmampuan pencegahan penyakit mengatakan sudah mengerti penyebabnya
keluarga merawat yan diderita pasien yaitu antara lain tekanan darah tinggi, pecahnya
anggota keluarga stroke pembuluh darah di otak, adanya
yang sakit pembekuan dalam darah menuju ke otak.
berhubungan Keluarga juga mengerti tentang
dengan perawatan yang bisa dilakukan yaitu
ketidakmampuan latihan gerak sendi dan otot (ROM Pasif),
keluarga merawat menjaga posisi kepala agar mudah dalam
anggota keluarga bernafas, menjaga pola hidup sehat dan
yang menderita bersih, menjaga pola makan dan membuat
stroke lingkungan yang nyaman

2. Mengkaji kemampuan 2. Keadaan Umum Baik. Ekstremitas atas


09.10 pasien dalam ambulasi dan bawah bagian kiri paralisis. Kekuatan
WIT dan rentang gerak Otot :
A 4 2
4 4
3. Memonitoring TTV 3. TTV pasien :
pasien sebelum latihan TD :180/100 mmHg, N:88x/mnt, RR:
09.12 ROM Pasif 18x/mnt, S:36,5ºC
WIT 4. Mengajarkan keluarga 4. Keluarga dan pasien diajarkan dan
A untuk melakukan dimotivasi dalam melakukan rentang
melakukan latihan ROM gerak sendi dan otot. Keluarga mampu
09. 15 Pasif. Monitor TTV melakukan latihan ROM pasif. Keluarga
WIT setelah latihan. dan pasien juga mengerti untuk selalu
A Anjurkan keluarga menggerkan tanagn tiap 2 jam.
untuk memiringkan TTV : 180/100 mmHg, N:88, RR:
pasien setiap 2 jam 18x/mnt

5. Membantu dan 5. Keluarga mengatakan mengerti dan


mengajarkan keluarga mampu mengulangi kembali tentang
dalam pemenuhan ADL penjelasan perawat untuk membantu
pasien dalam kebutuhan aktifitas sehari-hari Tn.S
09.35 seperti mandi, makan, ganti baju, BAB
WIT dan BAK.
A
6. Memotivasi anggota 6. Keluarga pasien mengatakan akan tetap
keluarga dalam selalu merawat pasien dengan sabar dan
mengembangkan ikhlas
kesanggupan merawat
anggota keluarga yang
09.40 sakit.
WIT
A 7. Mengevaluasi respon 7. Pasien dan keluarga merasa nyaman dan
pasien dan keluarga senang atas kedatangan perawat.
setelah dilakukan Diharapkan kondisi pasien akan ada
perawatan perubahan

09.45
WIT
A

2. Rabu, 3 Resiko cedera 09.50 1. Memodifikasi 1. Keluarga pasien mengerti tentang


Maret dengan masalah WIT lingkungan yang penjelasan mengenai menjaga
2021 ketidakmampuan A mendukung kesehatan lingkungan yang aman, nyaman dan
keluarga seperti memeberikan bersih untuk pasien dan langsung
memelihara penerangan yang cukup, melakukan apa yang telah dikatakan
lingkungan rumah hindari dari kebisingan, perawat seperti : memeberikan
yang dapat memberikan pembatas penerangan yang cukup, menghindari
mempengaruhi atau side trill pada dari kebisingan, memberikan pembatas
kesehatan dan tempat tidur, jauhkan yaitu bantal pada tempat tidur, jauhkan
perkembangan dari benda tajam dan dari benda tajam dan lantai licin,
pribadi anggota licin, menyediakan menyediakan tempat tidur yang nyaman
keluarga tempat tidur yang dan bersih
berhubungan nyaman dan bersih
dengan
ketidakmampuan 2. Memberikan penjelasan 2. Keluarga mengerti tentang penjelasan
keluarga 10.00 tentang keuntungan dan dan mampu mengulangi kembali yang
memodifikasi WIT manfaat pemeliharaan telah dikatakan perawat tentang
lingkungan A lingkungan rumah. menjaga kesehatan dan pemeliharaan
lingkungan rumah bagi keluarga dan
pasien salah satunya yaitu menjegah
terjadinya resiko cedera, menjegah
terjadinya penyebaran virus dan
penyakit, meningkatkan imunitas dan
membuat perasaan tenang dan nyaman

3. Menggali sumber- 3. Keluarga mengatakan selalu melakukan


sumber keluarga yang kebersihan lingkungan rumah dan
10.05 mendukung lingkungan dengan suppotrtif
WIT memperbaiki keadaan tetangganya, keluarga besar, kader, RT
A fisik dan lingkungan maupun kepala lingkungan
sekitar rumah yang tidak
sehat.

3. kamis, 4 Gangguan 09.00 1. Memberikan penjelasan 1. Keluarga dan pasien mengerti tentang
Maret mobilitas fisik WIT kembali ke keluarga penjelasan perawat tentang penyakit yang
2021 dengan masalah A tentang penyakit yang dideritanya yaitu stroke. Dimana keluarga
ketidakmampuan diderita pasien yaitu mengatakan sudah mengerti penyebabnya
keluarga merawat tentang penyakit stroke antara lain tekanan darah tinggi, pecahnya
anggota keluarga pembuluh darah di otak, adanya
yang sakit pembekuan dalam darah menuju ke otak.
berhubungan Keluarga juga mengerti tentang
dengan perawatan yang bisa dilakukan yaitu
ketidakmampuan latihan gerak sendi dan otot (ROM Pasif),
keluarga merawat menjaga posisi kepala agar mudah dalam
anggota keluarga bernafas, menjaga pola hidup sehat dan
yang menderita bersih, menjaga pola makan dan membuat
stroke lingkungan yang nyaman

2. Mengkaji kemampuan 2. Keadaan Umum Baik. Ekstremitas atas


09.10 pasien dalam ambulasi dan bawah bagian kanan paralisis.
WIT dan rentang gerak Kekuatan Otot :
A 4 2
4 4
3. Memonitoring TTV 3. TTV pasien :
pasien sebelum/sesudah TD :160/90 mmHg, N:82x/mnt, RR:
09.12 latihan 18x/mnt, S:36,4ºC
WIT
A 4. Mengajarkan kembali 4. Keluarga dan pasien diajarkan dan
keluarga untuk dimotivasi dalam melakukan rentang
melakukan melakukan gerak sendi dan otot. Keluarga mampu
09. 15 latihan ROM Pasif. melakukan latihan ROM pasif. Keluarga
WIT Monitor TTV setelah dan pasien juga mengerti untuk selalu
A latihan. Anjurkan menggerkan tangan dan kakinya tiap 2
keluarga untuk jam.
memiringkan pasien TTV : 160/90 mmHg, N:88, RR: 20x/mnt
setiap 2 jam

5. Membantu dan 5. Keluarga mengatakan mengerti dan


mengajarkan keluarga mampu mengulangi kembali tentang
kembali dalam penjelasan perawat untuk membantu
pemenuhan ADL pasien dalam kebutuhan aktifitas sehari-hari
09.35 ibunya seperti ganti pampers, seka badan,
WIT ganti baju, makan dll
A
6. Memotivasi anggota 6. Keluarga pasien mengatakan akan tetap
keluarga kembali dalam selalu merawat pasien dengan sabar,
mengembangkan ikhlas dan selalu berdoa akan kesembuhan
kesanggupan merawat pasien
anggota keluarga yang
09.40 sakit.
WIT
A 7. Mengevaluasi respon 7. Pasien dan keluarga merasa nyaman dan
pasien dan keluarga senang atas kedatangan perawat.
setelah dilakukan Diharapkan kondisi pasien akan ada
perawatan perubahan

09.45
WIT
A

4. Kamis , Resiko cedera 09.50 1. Memodifikasi kembali 1. Keluarga pasien mengerti tentang
4 Maret dengan masalah WIT lingkungan yang penjelasan mengenai menjaga lingkungan
2021 ketidakmampuan A mendukung kesehatan yang aman, nyaman dan bersih untuk
keluarga seperti memeberikan pasien dan langsung melakukan apa yang
memelihara penerangan yang cukup, telah dikatakan perawat seperti :
lingkungan rumah hindari dari kebisingan, memeberikan penerangan yang cukup,
yang dapat memberikan pembatas menghindari dari kebisingan, memberikan
mempengaruhi atau side trill pada pembatas yaitu bantal pada tempat tidur,
kesehatan dan tempat tidur, jauhkan jauhkan dari benda tajam dan lantai licin,
perkembangan dari benda tajam dan menyediakan tempat tidur yang nyaman
pribadi anggota licin, menyediakan dan bersih
keluarga tempat tidur yang
berhubungan nyaman dan bersih
dengan
ketidakmampuan 2. Memberikan penjelasan 2. Keluarga mengerti tentang penjelasan dan
keluarga 10.00 kembali tentang mampu mengulangi kembali yang telah
memodifikasi WIT keuntungan dan manfaat dikatakan perawat tentang menjaga
lingkungan A pemeliharaan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan
lingkungan rumah. rumah bagi keluarga dan pasien salah
satunya yaitu menjegah terjadinya resiko
cedera, menjegah terjadinya penyebaran
virus dan penyakit, meningkatkan
imunitas dan membuat perasaan tenang
dan nyaman. Rumah tampak bersih, tidak
ada bau tidak sedap, ruangan tampak
terang, tidak ada benda berbahaya di
sekitar pasien, tempat tidur bersih.
3. Menggali kembali 3. Keluarga mengatakan selalu melakukan
sumber-sumber keluarga kebersihan lingkungan rumah dan
10.05 yang mendukung lingkungan dengan suppotrtif
WIT memperbaiki keadaan tetangganya, keluarga besar, kader, RT
A fisik rumah yang tidak maupun kepala lingkungan
sehat.
5. jumat, 5 Gangguan 10.00 1. Memonitoring TTV 1. Keadaan Umum Baik. Ekstremitas atas
Maret mobilitas fisik WIT pasien sebelum/sesudah dan bawah bagian kanan paralisis.
2021 dengan masalah A latihan Kekuatan Otot :
ketidakmampuan 5 3
keluarga merawat 5 4
anggota keluarga
yang sakit 2. Mengkaji kembali 2. TTV pasien :
berhubungan 10.05 kemampuan pasien TD :160/100 mmHg, N:80x/mnt,
dengan WIT dalam ambulasi dan RR: 18x/mnt, S:36,8ºC
ketidakmampuan A rentang gerak
keluarga merawat 3. Mengajarkan keluarga 3. Keluarga dan pasien diajarkan dan
anggota keluarga kembali untuk dimotivasi dalam melakukan rentang
yang menderita 10.10 melakukan melakukan gerak sendi dan otot. Keluarga mampu
stroke WIT latihan ROM Pasif. melakukan latihan ROM pasif. Keluarga
A Monitor TTV setelah dan pasien juga mengerti untuk selalu
latihan. Anjurkan merubah posisi tiap 2 jam dan diajar untuk
keluarga untuk duduk.
memiringkan pasien TTV : 160/100 mmHg, N:84x/mnt,
setiap 2 jam RR: 20x/mnt
4. Membantu dan 4. Keluarga mengatakan mengerti dan
mengajarkan keluarga mampu mengulangi kembali tentang
kembali dalam penjelasan perawat untuk membantu
10.35 pemenuhan ADL pasien dalam kebutuhan aktifitas sehari-hari
WIT ibunya seperti ganti pampers, seka badan,
A ganti baju, makan dll

5. Memotivasi kembali 5. Keluarga pasien mengatakan akan tetap


anggota keluarga dalam selalu merawat ibunya dengan sabar,
mengembangkan ikhlas dan selalu berdoa akan kesembuhan
kesanggupan merawat pasien
10.40 anggota keluarga yang
WIT sakit
A
6. Mengevaluasi respon 6. Pasien dan keluarga merasa nyaman dan
pasien dan keluarga senang atas kedatangan perawat.
setelah dilakukan Diharapkan kondisi pasien akan ada
perawatan perubahan

10.45
WIT
A
6. jumat, 5 mobilitas fisik 10.00 1. Memonitoring TTV 1. Keadaan Umum Baik. Ekstremitas atas
Maret dengan masalah WIT pasien sebelum/sesudah dan bawah bagian kanan paralisis.
2021 ketidakmampuan A latihan Kekuatan Otot :
keluarga merawat 5 3
anggota keluarga 5 4
yang sakit
berhubungan 2. Mengkaji kembali 2. TTV pasien :
dengan 10.05 kemampuan pasien TD :160/100 mmHg, N:80x/mnt,
ketidakmampuan WIT dalam ambulasi dan RR: 18x/mnt, S:36,8ºC
keluarga merawat A rentang gerak
anggota keluarga 3. Mengajarkan keluarga 3. Keluarga dan pasien diajarkan dan
yang menderita kembali untuk dimotivasi dalam melakukan rentang
stroke 10.10 melakukan melakukan gerak sendi dan otot. Keluarga mampu
WIT latihan ROM Pasif. melakukan latihan ROM pasif. Keluarga
A Monitor TTV setelah dan pasien juga mengerti untuk selalu
latihan. Anjurkan merubah posisi tiap 2 jam dan diajar untuk
keluarga untuk duduk .
memiringkan pasien TTV : 160/100 mmHg, N:84x/mnt,
setiap 2 jam RR: 20x/mnt

4. Membantu dan 4. Keluarga mengatakan mengerti dan


mengajarkan keluarga mampu mengulangi kembali tentang
kembali dalam penjelasan perawat untuk membantu
10.35 pemenuhan ADL pasien dalam kebutuhan aktifitas sehari-hari
WIT ibunya seperti ganti pampers, seka badan,
A ganti baju, makan dll

5. Memotivasi kembali 5. Keluarga pasien mengatakan akan tetap


anggota keluarga dalam selalu merawat ibunya dengan sabar,
mengembangkan ikhlas dan selalu berdoa akan kesembuhan
kesanggupan merawat pasien
10.40 anggota keluarga yang
WIT sakit
A

6. Mengevaluasi respon 6. Pasien dan keluarga merasa nyaman dan


pasien dan keluarga senang atas kedatangan perawat.
setelah dilakukan Diharapkan kondisi pasien akan ada
perawatan perubahan

10.45
WIT
A
V. EVALUASI SUMATIF

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif TTD


1. Sabtu, 6 Maret Gangguan mobilitas S:
2021 fisik dengan masalah - Keluarga dan pasien diajarkan dan dimotivasi dalam
ketidakmampuan melakukan rentang gerak sendi dan otot. Keluarga
keluarga merawat mampu melakukan latihan ROM pasif. Keluarga dan
anggota keluarga yang pasien juga mengerti untuk selalu merubah posisi tiap 2
sakit berhubungan jam dan diajar untuk duduk .
dengan - Keluarga mengatakan mengerti dan mampu mengulangi
ketidakmampuan kembali tentang penjelasan perawat untuk membantu
keluarga merawat dalam kebutuhan aktifitas sehari-hari ibunya seperti ganti
anggota keluarga yang pampers, seka badan, ganti baju, makan dll
menderita stroke - Keluarga pasien mengatakan akan tetap selalu merawat
ibunya dengan sabar, ikhlas dan selalu berdoa akan
kesembuhan ibunya
O:
- Keadaan Umum Baik. Ekstremitas atas dan bawah
bagian kanan paralisis. Kekuatan Otot :
5 3
5 4
- TTV pasien :
160/100 mmHg, N:84x/mnt,
RR: 20x/mnt
A : Masalah Teratasi Seluruhnya
P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga

2. Sabtu, 6 Maret Resiko cedera dengan S :


2021 masalah - Keluarga pasien mengerti tentang penjelasan mengenai
ketidakmampuan menjaga lingkungan yang aman, nyaman dan bersih
keluarga memelihara untuk pasien dan langsung melakukan apa yang telah
lingkungan rumah yang dikatakan perawat seperti : memeberikan penerangan
dapat mempengaruhi yang cukup, menghindari dari kebisingan, memberikan
kesehatan dan pembatas yaitu bantal pada tempat tidur, jauhkan dari
perkembangan pribadi benda tajam dan lantai licin, menyediakan tempat tidur
anggota keluarga yang nyaman dan bersih
berhubungan dengan - Keluarga mengerti tentang penjelasan dan mampu
ketidakmampuan mengulangi kembali yang telah dikatakan perawat
keluarga memodifikasi tentang menjaga kesehatan dan pemeliharaan
lingkungan lingkungan rumah bagi keluarga dan pasien salah
satunya yaitu menjegah terjadinya resiko cedera,
menjegah terjadinya penyebaran virus dan penyakit,
meningkatkan imunitas dan membuat perasaan tenang
dan nyaman
- Keluarga mengatakan selalu melakukan kebersihan
lingkungan rumah dan lingkungan dengan suppotrtif
tetangganya, keluarga besar, kader, RT maupun kepala
lingkungan
O:
- Rumah tampak bersih, tidak ada bau tidak sedap,
ruangan tampak terang, tidak ada benda berbahaya di
sekitar pasien, tempat tidur bersih.
A : Masalah Teratasi Seluruhnya
P : Intervensi dilanjutkan keluarga di rumah

DOMUKEMTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai