Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

“G”
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
DI LINGKUNGAN DESA TANAK BEAK, KEC. NARMADA, LOMBOK BARAT
TANGGAL 04-07 OKTOBER 2020

DISUSUN OLEH:
ILHAM HAQIQI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “G”
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
DI LINGKUNGAN DESA TANAK BEAK, KEC. NARMADA, LOMBOK BARAT
TANGGAL 04-07 OKTOBER 2020

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal Pengkajian : 04 Oktober 2020
Jam Pengkajian : 15.00 WITA
Tempat Pengkajian : Lingkungan Desa Tanak Beak, Kec. Narmada, Lombok Barat

A. Data Biografi
1. Pasien
Nama : Ny. G
Umur : 78 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Bahasa yang Digunkan : Sasak, Indonesia
Alamat : Tanak Beak, Kec. Narmada
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Bahasa yang Digunkan : Sasak, Indonesia
Alamat : Tanak Beak, Kec. Narmada
Hubungan dengan Klien : Anak

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kulit di bagian punggungnya memerah.
2. Keluhan Saat Dikaji
Pasien mengatakan kulit bagian punggungnya memerah sejak beberapa minggu
yang lalu dan disertai dengan rasa nyeri pada daerah kulit yang memerah
tersebut.
P: Nyeri dirasakan ketika posisi pasien dirubah dan daerah kulit yang memerah
tersebut tersentuh.
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri yang dirasakan di bagian kulit di punggung sebelah kiri.
S: Nyeri yang dirasakan berada pada skala 6 atau nyeri sedang dengan
menggunakan skala numerik (dari 0-10).
T: Nyeri yang dirasakan datang ketika daeah kulit yang kemerahan di
punggungnya tersentuh.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan selalu berbaring di tempat tidur sudah sejak ± 3 bulan yang
lalu. Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena menderita
gangguan saraf pada daerah leher sejak beberapa tahun yang lalu, namun
gangguan sarafnya sudah membaik dan sekarang mengalami kelemahan yang
membuatnya selalu berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan posisi tidurnya
jarang dirubah sehingga punggungnya terasa nyeri. Pasien mengetahui
punggunggnya berwarna merah dan nyeri ketika sedang dilap oleh anaknya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat gangguan saraf.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit seperti darah tinggi, kencing manis, dan lainnya. Serta tidak memiliki
riwayat penyakit menular. Klien mengatakan pada keluarganya hanya pernah
sakit, pusing, demam, pilek dan batuk.
Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal

: Pasien

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan


a. Rumah: Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal bersama dengan
anaknya, rumah selalu dibersihkan setiap pagi dan sore hari, terdapat
ventilasi udara di rumah tersebut, memiliki penerangan yang cukup.
b. Lingkungan Rumah: halaman rumah disapu setiap pagi dan sore hari,
lingkungan rumah jauh dari jalan raya, terletak di daerah yang lumayan
padat.
7. Alat Bantu yang Digunakan
Keluarga pasien mengatakan pasien menggunakan alat bantu kursi roda. Pasien
terlihat menggunakan kursi roda ketika pasien ingin ke kamar mandi.
8. Riwayat Kesehatan Lainnya
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi obat-obatan atupun
makanan.
C. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien pernah dirawat di Rumah Sakit sekiar setahun
yang lalu. Keluarga pasien mengatakan pasien berusaha untuk hidup sehat.
Keluarga pasien mengatakan apabila pasien sakit, pasien pergi ke pelayanan
kesehatan terdekat.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan pasien saat ini tengah mengalami perawatan di rumah
akibat gangguan saraf yang dialaminya. Keluarga pasien mengatakan akan
selalu memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan nafsu makan pasien baik, pasien makan 3x sehari dengan
menghabiskan 1 piring nasi dengan lauk seadanya. Pasien minum air putih
sebanyak ± 8 gelas sehari dengan gelas berukuran 200 ml.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan nafsu makan pasien masih baik, pasien makan 3 kali
sehari dengan 1 piring nasi dengan lauk seadanya. Pasien minum air putih
sebanyak ± 8 gelas sehari dengan gelas berukuran 200 ml.
3. Pola Eliminasi
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek
berwarna kuning kecokelatan dan bau khas feces. Pasien BAK 3-4x sehari
dengan warna urin kuning jernih dan berbau pesing.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan pasien menggunakan pempers dan BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek berwarna kuning kecokelatan dan bau khas feces. Pasien
BAK 3-4x sehari dengan warna urine kuning jernih dan berbau pesing.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien dapat beraktivitas secara normal tanpa mengalami
gangguan, hambatan dan tanpa bantuan dari orang lain.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah, aktivitas dan kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarganya karena kondisi pasien yang sekarang ini.
5. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien dapat tidur dengan nyenyak. Pasien mengatakan
pasien tidur ± 7-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan pasien dapat tidur dengan nyenyak. Pasien mengatakan
pasien tidur ± 7 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
6. Pola Sensori dan Kognitif
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada panca inderanya.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada panca inderanya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien jarang stres dan menghargai dirinya dan
masyarakat mau menerima keberadaanya.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan pasien jarang stres dan menghargai dirinya dan
masyarakat mau menerima keberadaanya.
8. Pola Hubungan dan Peran
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien
menikmati perannya sebagai seorang Ibu bagi anak-anaknya. Pasien
mengatakan pasien dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar dengan
baik.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien
menikmati perannya sebagai seorang Ibu bagi anak-anaknya. Pasien
mengatakan pasien masih bisa berinteraksi dengan keluarganya dengan baik.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan organ reproduksinya.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan organ reproduksinya.
10. Pola Mekanisme/Penanggulangan Stres dan Koping
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan apabila pasien mengalami stres ataupun jika memiliki
masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri, pasien meminta bantuna kepada
keluarganya.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan apabila pasien mengalami stres ataupun jika memiliki
masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri, pasien meminta bantuna kepada
keluarganya.
11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
- Sebelum Sakit
Pasien mengatakan pasien beragama Islam dan rutin menjalankan ibadah
Sholat 5 waktu.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan rutin menjalankan ibadah Sholat di atas tempat tidur dan
selalu berdoa untuk kesembuhan dirinya.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Status Generalis
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. GCS : E4 V5 M4
d. Tanda-tanda Vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 78 x/mnt
S : 36,4 º C
RR : 18 x/mnt
2. Pemeriksaan Head to Toes
a. Kepala dan Rambut
Inspeksi: rambut tampak berwarna putih, berminyak dan kusam, bentuk
kepala oval dan simetris.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
b. Wajah
Inspeksi: bentuk wajah simetris, tidak tampak adanya lesi, tidak tampak
adanya benjolan.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi: bentuk mata simetris, tidak tampak adanya lesi dan sekret.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
d. Hidung
Inspeksi: bentuk hidung simetris, tidak tampak adanya lesi, sekret dan
lendir, tidak tampak adanya polip dan tidak tampak adanya penapasan
cuping hidung.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
e. Mulut
Inspeksi: bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak tampak adanya
stomatitis, tidak tampak adanya pembengkakan gusi dan gigi tampak
kekuningan.
f. Telinga
Inspeksi: bentuk telinga simetris, tidak tampak adanya lesi dan tidak tampak
adanya serumen.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
g. Leher
Inspeksi: warna kulit sekitar leher normal, tidak tampak adanya pembesaran
vena jugularis dan tidak tampak adanya lesi.
Palpasi: tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat nyeri
tekan.
h. Dada
Jantung:
Inspeksi: bentuk dada simetris, tampak pergerakan dinding dada simetris
dan tidak tampak adanya lesi.
Auskultasi: terdengar Bunyi Jantung I “Lub” tunggal dan Bunyi Jantung II
“Dub” tunggal.
Perkusi: terdengar suara pekak.
Palpasi: tidak terdapat benjolan.
Paru-paru:
Inspeksi: bentuk dada simetris, tampak pergerakan dinding dada simetris,
RR: 18 x/menit dan tidak tampak adanya lesi.
Auskultasi: terdengar suara vesikuler.
Perkusi: terdengar suara resonan.
Palpasi: tidak terdapat benjolan.
i. Abdomen
Inspeksi: bentuk perut simetris, tidak tampak adanya asites dan tidak
tampak adanya lesi.
Auskultasi: bising usus 20 x/menit.
Perkusi: terdengar suara timpani.
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
j. Integumen
1) Kebersihan: kulit tampak keriput, kulit kurang bersih, dan kulit tampak
kemerahan di sekitar pungung.
2) Kehangatan: kulit pasien teraba hangat di bagian punggung.
3) Warna: warna kulit pasirn di sekitar punggung tampak kemerahan.
4) Turgor: elastis turgor kulit kembali ≤2 detik.
5) Kelembaban: kulit sedikit kering.
6) Kelainan pada kulit: akbat dari terlalu lama berbairng dan jarang
mengubah posisi, di bagian punggung pasien terdapat kulit berwarna
kemerahan dan pasien merasakan nyeri pada daerah kulit yang merah
tersebut ketika disentuh. Luas kulit yang berwarna kemerahan ± 12 cm,
tidak terdapat jaringan mati (nekrosis), tidak terdapat edeme di kulit
sekitar luka, kulit yang mengalami kemerahan teraba lunak dan hangat.
k. Genetalia
Inspeksi: tidak dilakukan pengakajian.
l. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
Inspeksi: bentuk tangan simetris, pergerakan tampak normal, tidak
terdapat lesi, tidak tampak adanya edema dan tidak tampak adanya
benjolan.
Palpasi: CRT ≤2 detik, turgor kulit baik, tidak terdapat edema.
2) Ekstremitas Bawah
Inspeksi: bentuk kaki simetris, pergerakan lemah, tidak terdapat lesi,
tidak tampak adanya edema dan tidak tampak adanya benjolan.
Palpasi: CRT ≤2 detik, turgor kulit baik, tidak terdapat edema.

E. Terapi Obat
Terapi obat pada tanggal 04-07 Oktober 2020:
-
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
Nama : Ny. G
Umur : 78 Tahun

No
Data/Symptom Etiologi Problem
.
1. Ds: Faktor tekanan, toleransi jaringan, (elastisitas Kerusakan Integritas Kulit
- Pasien mengeluh kulit di bagian kulit akibat usia) durasi dan besar tekanan.

punggungnya memerah.
Tekanan eksterna > tekanan.
- Pasien mengatakan kulit bagian
punggungnya memerah sejak Aliran darah ke jaringan menurun

beberapa minggu yang lalu.


Jaringan hipoksia
- Pasien mengatakan sekarang
mengalami kelemahan yang Cedera iskemia
membuatnya selalu berbaring di
Pembuluh darah kolaps
tempat tidur.
- Pasien mengatakan posisi tidurnya Iskemia otot
jarang dirubah sehingga
Perubahan temperatur kulit
punggungnya terasa nyeri.
- Pasien mengatakan mengetahui Dekubitus
punggunggnya berwarna merah dan
Hilangnya sebagian lapisan kulit dan terjadi luka
nyeri ketika sedang dilap oleh
anaknya. Kerusakan Integritas Kulit

Do :
- Pemeriksaan fisik Integumen:
 Kebersihan: kulit tampak
keriput, kulit kurang bersih, dan
kulit tampak kemerahan di
sekitar pungung.
 Kehangatan: kulit pasien teraba
hangat di bagian punggung.
 Warna: warna kulit pasirn di
sekitar punggung tampak
kemerahan.
 Turgor: elastis turgor kulit
kembali ≤2 detik.
 Kelembaban: kulit sedikit
kering.
 Kelainan pada kulit: akbat dari
terlalu lama berbairng dan
jarang mengubah posisi, di
bagian punggung pasien
terdapat kulit berwarna
kemerahan dan pasien
merasakan nyeri pada daerah
kulit yang merah tersebut ketika
disentuh. Luas kulit yang
berwarna kemerahan ± 12 cm,
tidak terdapat jaringan mati
(nekrosis), tidak terdapat edeme
di kulit sekitar luka, kulit yang
mengalami kemerahan teraba
lunak dan hangat.
2. Ds: Faktor tekanan, toleransi jaringan, (elastisitas Nyeri Akut
- Pasien mengatakan kulit bagian kulit akibat usia) durasi dan besar tekanan.

punggungnya memerah sejak


Tekanan eksterna > tekanan.
beberapa minggu yang lalu dan
disertai dengan rasa nyeri pada Aliran darah ke jaringan menurun

daerah kulit yang memerah tersebut.


Jaringan hipoksia
- P: Nyeri dirasakan ketika posisi
pasien dirubah dan daerah kulit yang Cedera iskemia
memerah tersebut tersentuh.
Pembuluh darah kolaps
- Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk Iskemia otot
- R: Nyeri yang dirasakan di bagian
kulit di punggung sebelah kiri. Perubahan temperatur kulit

- S: Nyeri yang dirasakan berada pada


Dekubitus
skala 6 atau nyeri sedang dengan
menggunakan skala numerik (dari 0- Hilangnya sebagian lapisan kulit dan terjadi luka

10).
Nyeri
- T: Nyeri yang dirasakan datang
ketika daeah kulit yang kemerahan Nyeri Akut
di punggungnya tersentuh.
- Pasien mengetahui punggunggnya
berwarna merah dan nyeri ketika
sedang dilap oleh anaknya.
Do:
- Pemeriksaan fisik Integumen:
 Kelainan pada kulit: akbat dari
terlalu lama berbairng dan
jarang mengubah posisi, di
bagian punggung pasien
terdapat kulit berwarna
kemerahan dan pasien
merasakan nyeri pada daerah
kulit yang merah tersebut ketika
disentuh. Luas kulit yang
berwarna kemerahan ± 12 cm,
tidak terdapat jaringan mati
(nekrosis), tidak terdapat edeme
di kulit sekitar luka, kulit yang
mengalami kemerahan teraba
lunak dan hangat.
- Skala nyeri 6 dari 0-10.
- Pasien tampak meringis ketika
daerah kulit yang kemerahan
disentuh.

B. Rumusan Diagnosa Keperawatan berdasarkan Perioritas Masalah


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hilangnya lapisan kulit ditandai dengan: pasien mengeluh kulit di bagian
punggungnya memerah, pasien mengatakan kulit bagian punggungnya memerah sejak beberapa minggu yang lalu, pasien
mengatakan sekarang mengalami kelemahan yang membuatnya selalu berbaring di tempat tidur, pasien mengatakan posisi tidurnya
jarang dirubah sehingga punggungnya terasa nyeri, pasien mengatakan mengetahui punggunggnya berwarna merah dan nyeri ketika
sedang dilap oleh anaknya, pemeriksaan fisik Integumen: kebersihan: kulit tampak keriput, kulit kurang bersih, dan kulit tampak
kemerahan di sekitar pungung. kehangatan: kulit pasien teraba hangat di bagian punggung, warna: warna kulit pasirn di sekitar
punggung tampak kemerahan, turgor: elastis turgor kulit kembali ≤2 detik, kelembaban: kulit sedikit kering, kelainan pada kulit:
akbat dari terlalu lama berbairng dan jarang mengubah posisi, di bagian punggung pasien terdapat kulit berwarna kemerahan dan
pasien merasakan nyeri pada daerah kulit yang merah tersebut ketika disentuh. Luas kulit yang berwarna kemerahan ± 12 cm, tidak
terdapat jaringan mati (nekrosis), tidak terdapat edeme di kulit sekitar luka, kulit yang mengalami kemerahan teraba lunak dan
hangat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya luka ditandai dengan pasien mengatakan kulit bagian punggungnya memerah sejak
beberapa minggu yang lalu dan disertai dengan rasa nyeri pada daerah kulit yang memerah tersebut, P: Nyeri dirasakan ketika posisi
pasien dirubah dan daerah kulit yang memerah tersebut tersentuh, Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, R: Nyeri yang dirasakan
di bagian kulit di punggung sebelah kiri, S: Nyeri yang dirasakan berada pada skala 6 atau nyeri sedang dengan menggunakan skala
numerik (dari 0-10), T: Nyeri yang dirasakan datang ketika daeah kulit yang kemerahan di punggungnya tersentuh, pasien
mengetahui punggunggnya berwarna merah dan nyeri ketika sedang dilap oleh anaknya, pasien mengetahui punggunggnya berwarna
merah dan nyeri ketika sedang dilap oleh anaknya, pemeriksaan fisik Integumen: kelainan pada kulit: akbat dari terlalu lama
berbairng dan jarang mengubah posisi, di bagian punggung pasien terdapat kulit berwarna kemerahan dan pasien merasakan nyeri
pada daerah kulit yang merah tersebut ketika disentuh. Luas kulit yang berwarna kemerahan ± 12 cm, tidak terdapat jaringan mati
(nekrosis), tidak terdapat edeme di kulit sekitar luka, kulit yang mengalami kemerahan teraba lunak dan hangat, skala nyeri 6 dari 0-
10, pasien tampak meringis ketika daerah kulit yang kemerahan disentuh.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny. G
Umur : 78 Tahun
Prioritas Masalah:
1. Kerusakan integritas kulit.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri.

Hari/Tanggal Dx Tujuan Intervensi Rasional


Minggu, 04 1 Setelah dilakukan tindakan 1) Anjurkan pasien untuk 1) Sirkulasi udara masuk ke seluruh
Oktober 2020 keperawatan selama 3x24 jam menggunakan pakaian yang bagian tubuh.
longgar.
diharapkan menunjukkan
2) Hindari kerutan pada tempat tidur 2) Terhindar dari luka baru.
integritas kulit yang baik dengan 3) Jaga kebersihan kulit agar tetap 3) Kulit yang bersih dan terjaga
kriteria hasil: bersih dan kering. dengan baik dapat meminimalisir
terjadinya luka.
1. Integritas kulit yang baik bisa 4) Mobilisasi pasien (ubah posisi
4) Menghindarkan terjadinya luka
dipertahankan (sensasi, pasien). lecet.
temperatur, hidrasi, 5) Monitor kulit akan adanya 5) Menunjukkan adanya tanda-tanda
kemerahan. infeksi.
pigmentasi)
6) Oleskan lotion atau minyak/baby 6) Menjaga kelembaban kulit.
2. Tidak ada luka/lesi pada oil pada daerah yang tertekan.
kulit. 7) Monitor status nutrisi pasien. 7) Nutrisi yang baik mempengaruhi
3. Perfusi jaringan baik. penyembuhan luka.
8) Memandikan pasien dengan sabun 8) Menjaga kelembaban kulit dan
dan air hangat. kebersihan kulit sehingga
terhindar dari resikoterjadinya
luka lecet.
Minggu, 04 2 Setelah dilakukan tindakan 1) Lakukan pengkajian nyeri secara 1) Membantu dalam menentukan
Oktober 2020 keperawatan selama 3x24 jam komperhensif, termasuk lokasi, kebutuhan manajemen nyeri dan
karakteristik, durasi, frekuensi, kefektifan program.
diharapkan nyeri dapat berkurang
kualitas dan factor presipitasi
atau hilang dengan kriteria hasil: 2) Observasi reaksi nonverbal dari 2) Melihat kondisi pasien pada saat
1. Mampu mengontrol nyeri ketidak nyamanan nyeri kambuh.
3) Gunakan teknik komunikasi 3) Tekhnik kounikasi terapeutik
(tahu penyebab nyeri, mampu
terapeutik untuk mengetahui membantu mengurangi rasa nyeri
menggunakan tekhnik pengalaman nyeri pasien pasien.
nonfarmakologi untuk 4) Control lingkungan yang dapat 4) Meminimalisir terjadinyannyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu dan sekaligis sebagai tekhnik
mengurangi nyeri).
ruangan, pencahayaan, kebisingan distraksi.
2. Melaporkan bahwa nyeri 5) Ajarkan tentang teknik non 5) Tekhnik relaksasi Benson
berkurang dengan farmakologi (tekhnik relaksasi mengakibatkan penurunan
menggunakan manajemen Benson) terhadap konsumsi oksigen oleh
tubuh dan otot-otot tubuh menjadi
nyeri. rileks dan menimbulkan perasaan
3. Menyatakan rasa nyaman tenang nyaman serta menurunkan
setelah nyeri berkurang. nyeri.
6) Tingkatkan istirahat. 6) Mengurangi nyeri dan sebagai
upaya distraksi terhadap nyeri.

IV. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. G
Umur : 78 Tahun

Hari/Tanggal Dx Waktu Implementasi Respon Hasil Paraf


Minggu, 04 I 15.00 Mengbservasi tanda-tanda vital (TTV) pasien. TTV:
Oktober 2020 WITA TD : 130/90 mmHg
N : 78 x/mnt
S : 36,4 º C
RR : 18 x/mnt
I 15.10 Menganjurkan pasien untuk menggunakan Pasien mau mengganti pakaiannya dengan
pakaian yang longgar.
WITA pakaian yang longgar dibantu oleh keluarganya.
I 15.20 Merapikan tempat tidur pasien. Tempat tidur pasien dirapikan, seprai diganti
WITA dengan dibantu oleh keluarga pasien. Tempat
tidur pasien tampak rapi.
I 15.30 Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih Kulit pasien tampak agak bersih.
dan kering.
WITA
I 15.40 Membantu mobilisasi pasien (ubah posisi Pasien miring kanan dibantu oleh keluarganya.
pasien).
WITA
I 15.50 Memonitor kulit akan adanya kemerahan. Kulit pasien di bagan punggung tampak
WITA berwarna kemerahan.
I 16.00 Mengoleskan lotion atau minyak/baby Pasien dioleskan minyak zaitun pada kulit yang
oil/minyak zaitun pada daerah yang tertekan..
WITA mengalami kemerahan oleh keluarganya.
I 16.10 Memassage punggung pasien di sekitar kulit Pasien tampak nyaman setelah dimassage
yang mengalami kemeraha dengan minyak
WITA punggungnya.
zaitun.
II 16.20 Melakukan pengkajian nyeri secara P: Pasien mengatakan nyeri dirasakan ketika
WITA komperhensif, termasuk lokasi, karakteristik, posisi pasien dirubah dan daerah kulit yang
durasi, frekuensi, kualitas dan factor
memerah tersebut tersentuh.
presipitasi
Q: Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan pada daerah kulit yang
memerah tersebut.
S: Skala nyeri yang dirasakan 6 (dari 0-10).
T: Nyeri dirasakan berlangsung sekitar ± 2
menit.
II 16.30 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak Wajah pasien tampak meringis ketika kulit
nyamanan
WITA bagian punggungnya disentuh.
II 16.40 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik Pasien dengan kooperatif menceritakan
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
WITA pengalaman nyeri yang dirasakannya kepada
perawat.
II 16.50 Mengontrol lingkungan yang dapat Ruang tempat tidur pasien sudah dibersihkan
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
WITA dan tampak rapi serta memiliki pencahayaan
pencahayaan, kebisingan
yang cukup.
II 17.00 Mengajarkan tentang teknik non farmakologi Pasien tampak mengikuti arahan perawat untuk
(tekhnik relaksasi Benson)
WITA melakukan tekhnik relaksasi Benson, pasien
tampak bisa melakukan relaksasi Benson
dibantu oleh keluarganya.
II 17.10 Menganjurkan pasien untuk meningkatkan Pasien tampak nyaman setelah melakukan
WITA istirahat. teknik relaksasi Benson dan pasien tampak
beristrahat.
Senin, 05 I 16.00 Mengbservasi tanda-tanda vital (TTV) pasien. TTV:
Oktober 2020 WITA TD : 120/90 mmHg
N : 74 x/mnt
S : 36,5 º C
RR : 20 x/mnt
I 16.10 Merapikan tempat tidur pasien. Tempat tidur pasien dirapikan, seprai diganti
WITA dengan dibantu oleh keluarga pasien. Tempat
tidur pasien tampak rapi.
I 16.20 Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih Kulit pasien tampak bersih.
dan kering.
WITA
I 16.30 Membantu mobilisasi pasien (ubah posisi Pasien miring kanan dibantu oleh keluarganya.
pasien).
WITA
I 16.40 Memonitor kulit akan adanya kemerahan. Kulit pasien di bagan punggung tampak masih
WITA berwarna kemerahan.
I 16.50 Mengoleskan lotion atau minyak/baby Pasien dioleskan minyak zaitun pada kulit yang
oil/minyak zaitun pada daerah yang tertekan..
WITA mengalami kemerahan oleh keluarganya.
I 17.00 Memassage punggung pasien di sekitar kulit Pasien tampak nyaman setelah dimassage
yang mengalami kemeraha dengan minyak
WITA punggungnya.
zaitun.
II 17.10 Melakukan pengkajian nyeri secara P: Pasien mengatakan masih merasakan nyeri
komperhensif, termasuk lokasi, karakteristik,
WITA ketika posisi pasien dirubah dan daerah kulit
durasi, frekuensi, kualitas dan factor
presipitasi yang memerah tersebut tersentuh.
Q: Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan pada daerah kulit yang
memerah tersebut.
S: Skala nyeri yang dirasakan 5 (dari 0-10).
T: Nyeri dirasakan berlangsung sekitar ± 2
menit.
II 17.20 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak Wajah pasien tampak sedikit meringis ketika
nyamanan
WITA kulit bagian punggungnya disentuh.
II 17.30 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik Pasien dengan kooperatif menceritakan
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
WITA pengalaman nyeri yang dirasakannya kepada
perawat.
II 17.40 Mengontrol lingkungan yang dapat Ruang tempat tidur pasien sudah dibersihkan
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
WITA dan tampak rapi serta memiliki pencahayaan
pencahayaan, kebisingan
yang cukup.
II 17.50 Mengajarkan tentang teknik non farmakologi Pasien tampak mengikuti arahan perawat untuk
(tekhnik relaksasi Benson)
WITA melakukan tekhnik relaksasi Benson, pasien
tampak bisa melakukan relaksasi Benson
dibantu oleh keluarganya.
II 18.00 Menganjurkan pasien untuk meningkatkan Pasien tampak nyaman setelah melakukan
WITA istirahat. teknik relaksasi Benson dan pasien tampak
beristrahat.
Selasa, 06 I 16.00 Mengbservasi tanda-tanda vital (TTV) pasien. TTV:
Oktober 2020 WITA TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 º C
RR : 20 x/mnt
I 16.10 Merapikan tempat tidur pasien. Tempat tidur pasien dirapikan, seprai diganti
WITA dengan dibantu oleh keluarga pasien. Tempat
tidur pasien tampak rapi.
I 16.20 Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih Kulit pasien tampak bersih.
dan kering.
WITA
I 16.30 Membantu mobilisasi pasien (ubah posisi Pasien miring kiri dibantu oleh keluarganya.
pasien).
WITA
I 16.40 Memonitor kulit akan adanya kemerahan. Kulit pasien di bagan punggung yang berwarna
WITA kemerahan tampak sedikit berkurang.
I 16.50 Mengoleskan lotion atau minyak/baby Pasien dioleskan minyak zaitun pada kulit yang
oil/minyak zaitun pada daerah yang tertekan..
WITA mengalami kemerahan oleh keluarganya.
I 17.00 Memassage punggung pasien di sekitar kulit Pasien tampak nyaman setelah dimassage
yang mengalami kemeraha dengan minyak
WITA punggungnya.
zaitun.
II 17.10 Melakukan pengkajian nyeri secara P: Pasien mengatakan kadang-kadang masih
komperhensif, termasuk lokasi, karakteristik,
WITA merasakan nyeri ketika posisi pasien dirubah
durasi, frekuensi, kualitas dan factor
presipitasi dan daerah kulit yang memerah tersebut
tersentuh.
Q: Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan pada daerah kulit yang
memerah tersebut.
S: Skala nyeri yang dirasakan 3 (dari 0-10).
T: Nyeri dirasakan ± 2 menit.
II 17.20 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak Wajah pasien tampak tidak meringis ketika kulit
WITA nyamanan bagian punggungnya disentuh.
II 17.30 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik Pasien dengan kooperatif menceritakan
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
WITA pengalaman nyeri yang dirasakannya kepada
perawat.
II 17.40 Mengontrol lingkungan yang dapat Ruang tempat tidur pasien sudah dibersihkan
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
WITA dan tampak rapi serta memiliki pencahayaan
pencahayaan, kebisingan
yang cukup.
II 17.50 Mengajarkan tentang teknik non farmakologi Pasien tampak mengikuti arahan perawat untuk
(tekhnik relaksasi Benson)
WITA melakukan tekhnik relaksasi Benson, pasien
tampak bisa melakukan relaksasi Benson.
II 18.00 Menganjurkan pasien untuk meningkatkan Pasien tampak nyaman setelah melakukan
WITA istirahat. teknik relaksasi Benson dan pasien tampak
beristrahat.
V. EVALUASI
Nama : Ny. G
Umur : 78 Tahun

Hari/Tanggal Dx Waktu Catatan Perkembangan Paraf


Selasa, 06 I 18.10 S:
Oktober 2020 WITA - Pasien mengatakan sudah bisa miring kiri-miring kanan dengan leluasa.
O:
- Kulit pasien di bagian punggung yang berwarna kemerahan tampak sedikit berkurang.
- Kelembaban baik.
- Wajah pasien tampak tidak meringis ketika kulit bagian punggungnya disentuh.
- Tidak terdapat luka.
- Temperatur kulit yang berwarna kemerahan kembali normal.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan oleh keluarga pasien:
- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien).
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.
- Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.

II 18.20 S:
WITA - Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan 3 (nyeri ringan) dengan menggunakan
skala numerik (dari 0-10).
- Pasien mengatakan nyerinya akan berkurang ketika menggunakan tekhnik relaksasi
Benson.
- Pasien mengatakan mampu menerapkan tekhnik relaksasi Benson ketika nyerinya
datang.
- Pasien mengatakan merasa nyaman ketika nyerinya berkurang akibat melakukan tekhnik
relaksasi Benson.
O:
- Wajah pasien tampak tidak meringis ketika kulit bagian punggungnya disentuh.
- TTV:
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 º C
RR : 20 x/mnt
A:
Masalah teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan oleh keluarga dan pasien:
- Gunakan tekhnik nonfarmakologis (tekhnik relaksasi Benson) untuk manajemen
nyeri.
- Tingkatkan istirahat.

Anda mungkin juga menyukai