Oleh :
Kelompok 1
1. Desty Ananda
2. I Gede Darma Satria Utamsa
3. Ida Ayu Arundita Rani Putrid
4. Ilham Haqiqi
5. Nining Aryani
6. Nurfauziah
7. Nurhasanah
8. Putu Lina Suryanti
9. Rizki Amalia
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Latar Belakang
COVID-19 merupankan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
bernama SARS-COV-2, atau seringkali disebut virus Corona (satga COVID-19
UGM, 2020).
COVID-19 dinyatakan sebagai pandemic dunia oleh WHO dan ditetapkan
Pemerintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit yang perlu dilakukan
lamgkah-langkah penanggulangan terpadu termaksu keterlibatan seluruh komponen
masyarakat
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi
penyebabaran ke luar wilayah Wuhan dan Negara lain. Sampai dengan 16 februari
2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfirmasi di 25 negara dengan 1.669
kematian (CFR 3,2 %). Rincia Negara dan jumlah kasus sebagai berikut: China
51.174 kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian, jepang (53 kasus, 1 kematian dan
355 kasus di cruse ship pelabuhan jepang), Thailand (34 kasus), Korea Selatan (29
kasus), Vietnam (16 kasus), Singapura (72 kasus), Amerika Serikat (15 kasus),
Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus),Australia (15 kasus), Malaysia (22
kasus),Filipina (3 kasus, 1 kematian), Sri Lanka (1 kasus), Kanada (7 kasus),
Jerman (16 kasus), Perancis (12 kasus), Italia (3 kasus), Rusia (2 kasus), United
kingdom (9 kasus), Belgia (1 kasus), Finlandia (1 kasus), Spanytol (2 kasus),
Swedia (1 kasus), UEA (8 kasus), dan Mesir (1 kasus) (Word Health Organization,
2020).
Menurut Kementerian Kesehatan RI 2020. Kematian COVID-19 pada 10
Provinsi dengan Kasus Positif Tertinggi di Indonesia pada tanggal 3 Juni 2020
yaitu Kalimantan Selatan dengan kasusu 1.033 Kematian 90, Jawa Barat dengan
kasus 5.318 kematian 429, Banten dengan kasus 95 kematian 69, DKI Jakarta
dengan kasus 7.623 kwmatian 523, Jawa Barat dengan kausu 2. 319 kematian 154,
Jawa Tengah dengan kasus 1,455 kematioan 71, Sulawesi Selatan dengan kasus
1.668 kematian 75, Sumatra Selatan dengan kasusu 1.029 kematian 35, Nusa
Tenggara Barat dengan kasus 685 dan kematian 13, Papua dengan kasus 858
kematian 7.
COVID-19 dapat menular dengan kontak erat dengan penderita, tidak hanya
itu aktivitas yang tidak hindari seperti berbicara tanpa menggunakan masker,
berjaba t tanggan, menyentuh benda-benda sekeliling yang bisa saja sudah ada
virus COVID-19 di sana. Hal ini mungkin saja masyarakat awam tidak tahu cara
penularan COVID-19 ini. Jika dibiarkan saja akan berdampak penurunan fungsi
paru-paru bahwan berakibat kematian. Oleh karena itu perlunya adanya edukasi
terhadap masyarakat cara pemutusan penyebabaran COVID-19 ini dengan kegiatan
cuci tangan.
Mencuci tangan merupakan tindakan membersihkan tangan untuk tujuan
tersebut menghilangkan tanah, kotoran dan mikroorganisme. Kegiatan ini
merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah
penyebaran penyakit (Desiyanto &Djannah, 2013) (Risnawaty, 2017) (Mardiyanti
S.A., dkk, 2020).
2. Tujuan
a. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan mengerti dan paham tentang pentingnya menjaga kebersihan
dengan mencuci tangan serta dapat mengubahnya menjadi suatu kebiasaan
dan prilaku yang dapat dilakukan dengan mandiri
b. Tujuan InstruksionalKhusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
1) Mengetahui definisi kebersihan tangan
2) Mengetahui kapan waktu cuci tangan
3) Mengetahui manfaat kebersihan tangan
4) Mampu melakukan enam langkah cucitangan
3. Materi (Terlampir)
a. Definisi kebersihan tangan
b. Kapan waktu cuci tangan
c. Manfaat kebersihan tangan
d. Enam langkah cucitangan
4. Media
a. Poster/Pamflet
b. LCD
c. Laptop
d. Video cuci tangan yang benar
5. Metode
Presentasi, diskusi, tanya jawab, demonstrasi
6. Pengorganisasian
a. Moderator : Desty Ananda
b. Presentator : I Gede Darma Satria Utama
c. Fasilitator : Ilham Haqiqi
d. Observer : Nurfauziah
e. Dokumentasi : Nining Aryani
7. PelaksanaanEdukasi
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Media
1 Pembukaan Pendahuluan
(5 menit)
1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam -
2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 3. Memberi respon
3. Kontrak waktu
3 Penutup Penutup
4. Memberi salam
penutup
8. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
1) Membuat SAP
2) Kontrakwaktu
3) Menyiapkanperalatan
b. Evaluasi proses
1) Peserta
a). Peserta edukasi mengikuti kegiatan sampaiselesai
b). Peserta penyuluhan kooperatif, aktif berpartisipasi selama proses
edukasi
2). Pemberiedukasi
a). Bisa memfasilitasi jalan nya edukasi
b). Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab
c). Suasana selama kegiatan penyuluhankondusif
MATERI EDUKASI
1. Definisi kebersihantangan
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS dilaksanakan sebagai upaya
pemberdayaan anggota rumah tangga agar sadar, mau, dan mampu melakukan
kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan menjalankan perilaku-perilaku
melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI,
2009).
Kebersihan tangan (hand hygiene) dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor( Pedoman PPI, kemenkes 2017 )
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri,
virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang
ditularkan. Tangan tersebut selanjutnya menjadi perantara dalam penularan
penyakit.
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, tetapi hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan CTPS.
Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang
harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, tetapi
penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel
akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Di
dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup.
Semua jenis virus termasuk Covid19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia
selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui
droplets, seperti saat bersin, batuk, atau saat pengidapnya berbicara.
Desinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, gel, dan krim yang mengandung
alkohol semuanya berguna untuk membunuh virus ini, tetapi tidak seefektif
sabun. Saat beraktivitas sehari-hari, akan sulit bagi tangan untuk menghindari
virus, bakteri, atau kuman. Penyebabnya, mata tidak mampu melihat virusnya
langsung, sehingga mencuci tangan adalah langkah terbaik untuk menghindari
tertular penyakit.
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Jenis sabun pun bukan
merupakan hal yang penting, hal ini karena Covid19 adalah virus, jadi sabun
tangan antibakteri tidak memberi keunggulan tambahan dibandingkan jenis
sabun yang lain.
Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk
memindahkan virus dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun
(CTPS) karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang disebut
amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus.
Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan
menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri
dari kulit.
Ada 10 langkah yang menjadi pedoman dari WHO dalam melakukan cuci tangan
dengan sabun dan air. Praktek kebersihan tangan ini dapat dilakukan selama 40-
60 detik. berikut langkah mencuci tangan yang benar menurut WHO (2009)
adalah:
a. Basahi tangan dengan air dibawah kran atau airmengalir.
b. Tuangkan sabun ketelapak tangansecukupnya.
c. Ratakan sabun dengan kedua tangan sampai kedua telapak tangan
terkenasabun.
d. Gosok punggung tangan kanan dengan tangan kiri sampai sela-sela jari-jari
kemudian ganti tangan sebelahkiri.
e. Telapak tangan saling bersentuhan dengan jari yang disilangkan pada sela-
selajari.
f. Letakkan punggung jari pada telapak tangan satunya dengan jari
salingmengunci.
g. Menggosok ibu jari dengan menggenggam ibu jari bagian kiri dengan tangan
kanan lalu putar, begitu pulasebaliknya.
h. Menggosok jari-jari tangan kanan pada telapak tangan kiri untuk
membersihkan kotoran yang ada di kuku tangan kanan, begitu pula
sebaliknya.
i. Bilas dengan air yangmengalir.
j. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue sekalipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali. 2020. Ayo Kita Lakukan Cuci Tangan
Pakai Sabun Sebagai Upaya Pencegahan Covid 19.
Artikel.https://www.diskes.baliprov.go.id/ayo-kita-lakukan-cuci-tangan-
pakai-sabun-ctps-sebagai-salah-satu-upaya-pencegahan-covid19/ .
Diakses tanggal 31 Januari 2021, Pukul 08:00 WITA