Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSIP KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN PALIATIF


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
: Suharno S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Ade Hidayat Kiki Kaniawati
Aditya Kina Septiani
Ai Maesaroh Nani Sulistianingsih
Amelia Maharani Neng Kartika
Dea Silvia Nurul Badriyah
Dwiki Pipit Pitriah
Eef saefullah Putri Diah
Erlin Maulinda Sarah Dea
Erlika Garliana Silvi Andraresta
Febi Febriyanti Siti Fitriyani
Febria Enggar sari Vina Dwi
Hasanudin Arief Yessi maharani
Iyang Teguh Yuyum Yumita Dewi
Irma Rosdiana

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

               Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga TIM penyusun dapat menyelesaikan
makalah konsep komunikasi pada pasien dengan perawatan paliatif. Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawakan pedoman
hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

             Akhirnya, Tim  menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca terutama pembimbing mata kuliah kami Suharno S.Kep.,Ners.,M.Kep demi
kesempurnaan makalah ini.

Majalengka, 11 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
1.2   RUMUSAN MASALAH................................................................................... 1
1.3   TUJUAN............................................................................................................ 2
1.4   MANFAAT........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
          2.1 DEFINISI KOMUNIKASI................................................................................. 3
          2.2 CARA KOMUNIKASI...................................................................................... 3
          2.3 PRINSIP KOMUNIKASI................................................................................... 4
          2.4 TEKNIK KOMUNIKASI................................................................................... 4
          2.5 HAMBATAN DALAM PROSES KOMUNIKASI........................................... 5
          2.6 TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF.......................................................... 6
          2.7 PRINSIP KEPERAWATAN PALIATIF........................................................... 6
          2.8 FASE TERMINAL............................................................................................. 6
          2.9 TAHAP-TAHAP MENJELANG AJAL............................................................ 7
          2.10 TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG AJAL........................................ 7
BAB III KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN PALIATIF
          3.1 KOM. PADA PASIEN DENGAN PENY. KRONIS....................................... 8
          3.2 KOM. PADA PASIEN YANG TIDAK SADAR............................................. 8
          3.3 SASARAN KOMUNIKASI PALIATIF……………………........................... 9
BAB IV PENUTUP
          4.1 KESIMPULAN................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


       
‘Paliatif Care’ atau Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan, dan ‘Palliare’ (bahasa latin yang berarti ‘menyelubungi’)merupakan jenis
pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti
menyembuhkan. Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup  pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan
spiritual (WHO 2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita,
terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain
menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalam aspekpsikologis,
sosial dan spiritual. Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan
kualitas hidup  pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan
penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa
sakit, fisik, psikososial, spiritual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).
Menurut Dadang Hawari (1977,53), orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembina kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian
khusus.
Pasien biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah dan
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu
berada disamping perawat. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga
dapat bertindak sebagai fasilitator agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering sekali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnosa
harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana prinsip dan teknik komunikasi dalam perawatan paliatif
2. Apa saja jenis perawatan paliatif
3. Apa saja model/tempat perawatan paliatif

1
1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan teknik komunikasi dalam perawatan paliatif
2. Mengetahui jenis-jenis perawatan paliatif
3. Mengetahui model/tempat perawatan paliatif

1.4 MANFAAT

1. Mahasiswa mengetahui lebih dalam mengenai perawatan paliatif terutama dari pola
komunikasi, karena komunikasi dalam keperawatan secara umum akan beda dengan
komunikasi pada pasien paliatif

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR

2.1 DEFINISI KOMUNIKASI

Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau
lebih individu.Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).

2.2 CARA KOMUNIKASI

1. Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis. Hal yang harus diperhatikan :
 Kesederhanaan : Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah dimengerti, singkat
dan jelas.
 Kejelasan : Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang
diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan  tubuh.
 Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang sedang
dirasakan oleh pasien.

2. Komunikasi Non Verbal


Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh. Hal yang
perlu diperhatikan :
 Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan
suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya
mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman
secara fisik maupun emosionalnya.
 Ekspresi wajah : Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan, kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
 Gerakan Tangan : Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan
tangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.

3
2.3 PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip Komunikasi terapeutik (keliat:1996)
 Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami      dirinya
sendiri serta nilai yang dianut.
 Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan   saling
menghargai.
 Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
 Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
 Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki motivasi
untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
 Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
 Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
 Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
 Kejujuran dan komunikasi terbuka.
 Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan orang lain
tentang kesehatan.
 Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
 Bertanggung jawab

2.4   TEKNIK KOMUNIKASI


 Mendengarkan (Listening)
Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukan bahwa apa yang
dikatakannya adalah penting.
 Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Memberikan inisiatif kepada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topic yang akan
dibicarakan.
 Mengulang (Restarting)
Berguna untuk memvalidasi untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi
perawat untuk mengikuti pembicaraaan.
 Penerimaan (Acceptance)
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan
ketertarikan dan tidak men ilai.

4
 Klarifikasi
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau
klien malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi yang
digambarkan klien.
 Refleksi
Ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa yang didengar, refleksi
perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan
agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.
 Asertif adalah kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
 Memfokuskan
Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas,
dan  berfokus pada realitas.
 Membagi persepsi
Teknik dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan
difikirkan.
 Identifikasi “tema”
Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguan untuk
meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
 Diam
Teknik yang bertujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi,
menunjukan bahwa perawat bersedia menunggu respon.
 Informing
Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut.
 Humor
Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang
disebabkan oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien.
 Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan masalah.

2.5 HAMBATAN DALAM PROSES KOMUNIKASI


Macam-macam hambatan dalam komunikasi (Mundakir:2006)
 Kurangnya penggunaan sumber komunikasi yang tepat
 Kurangnya perencanaan dalam berkomunikasi
 Kurangnya pengetahuan

5
 Perbedaan persepsi
 Perbedaan harapan
 Tidak ada kepercayaan (BHSP)

2.6 TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF


Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi :
 Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya.
 Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
 Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien.
 Tidak mempercepat atau memperlambat kematian.
 Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu.
 Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit pasien
dan kehilangan mereka.

2.7 PRINSIP KEPERAWATAN PALIATIF


Prinsip Perawatan Paliatif Care Menghormati atau menghargai martabat dan harga
diri dari pasien dan keluarga pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan
accses yang competent dan compassionet, Mengembangkan professional dan social support
untuk pediatric palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care
melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52) Perawatan paliatif berpijak
pada pola dasar berikut ini :
 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
 Tidak mempercepat atau menunda kematian.
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
 Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
 Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
 Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
 Menghindari tindakan yang sia-sia.

2.8 FASE TERMINAL


Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1995). Kondisi Terminal adalah 6suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak  ada harapan  lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu  kecelakaan. Kondisi Terminal adalah fase akhir kehidupan menjelang
kematian yang dapat berlangsung singkat atau panjang.

2.9 TAHAP-TAHAP MENJELANG AJAL


Kubler-Rosa (1969), telah menggambarkan atau membagi tahap-tahap menjelang ajal
(dying) dalam 5 tahap, yaitu:
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi, dan
menunjukkan reaksi menolak.
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala hal
yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya.
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat menimbulkan
kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan mungkin banyak
menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang
sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang
kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian..

2.10 TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG AJAL


1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat
dari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi pada kondisi
penyakit yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya
4. terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
5. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik
dan telah berjalan lama.
BAB III
7
KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF

3.1 KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS


 Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama
sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (purwaningsih dan
karbina, 2009).
  Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala
tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. (purwaningsih dan
karbina, 2009).
   Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyakit kronis yang
dialami oleh seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang
pasien mengalami ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
 Teknik komunikasi fase denial (pengingkaran)
- Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang konstruktif dalam
menghadapi kehilangan dan kematian
- Selalu berada didekat klien
- Pertahankan kontak mata
 Teknik komunikasi fase anger (marah)
- Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya, hearing
dan menggunakan teknik respek.
 Teknik komunikasi fase Bargening (tawar menawar)
- Memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan kapada pasien
apa yang diinginkan
 Teknik komunikasi fase depression
- Jangan mencoba menenangkan klien dan biarkan klien dan keluarga
mengekspresikan kesedihannya.
 Teknik komunikasi fase occeptance (penerimaan)
- Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan
keluarga terhadap kematian pasien.

3.2 KOMUNIKASI PADA PASIEN YANG TIDAK SADAR


            Komunikasi dengan pasien yang tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi khusus/trapeutik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik
pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima dan
klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
8
            Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya
mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam
penyebab, yaitu baik primer intrakranial maupun ekstrakranial yang mengakibatkan
kerusakan struktural atau metabolik ditingkat korteks serebri, batang otak keduanya.
            Ada karakteristik komunikasi yang berbeda saat kita berkomunikasi dengan pasien
yang tidak sadar, yakni tidak mendapatka feedback (umpan balik) yang menjadi salah satu
elemen komunikasi. Hal ini dapat kita temukan diruangan-ruangan tertentu seperti Intensif
Care Unit (ICU), Intensif Cardio Care Unit (ICCU) dan lain sebagainya. Walaupun banyak
perdebatan bahwa komunikasi trapeutik tetap dilaksanakan walau pasien koma, maka dari
itu kita sebagai perawat diajarkan komunikasi terapeutik ini untuk menghargai perasaan
pasien serta berperilaku baik sekalipun dia dalam keadaan yang tidak sadar atau koma.

3.3 SASARAN KOMUNIKASI PALIATIF


 Pasien
 Keluarga
 Komunitas
BAB IV
9
PENUTUP

4.I KESIMPULAN
                  Hubungan dan komunikasi antara perawat dan klien bersifat trapeutik, artinya
hubungan yang dibangun hanya sebatas memberi asuhan dan menghilangkan keluhan klien.
Komunikasi trapeutik adalah isntrumen holistik yang digunakan disetiap lini keperawatan
begitu pula untuk pasien dengan keperawatan paliatif.
                  Pemahaman mendalam mengenai komunikasi trapeutik secara umum akan
membantu perawat memahami komunikasi dalam perawatan paliatif secara khusus, yang
membedakan komunikasi paliatif dengan yang lain salah satunya adalah perawat melibatkan
segenap support system dalam berkomunikasi untuk menunjang paliatif care tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
10
Depkes RI Pusdiknakes.995.Asuhan Keperawatan Pasien dengan gangguan dan penyakit kronik
dan terminal. Jakarta: Depkes RI.
Craven,Ruth F. Fundamentals of nursing: human healt and function.
Tamsuri, Anas.(2006).”komunikasi dalam keperawatan”.Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai