Anda di halaman 1dari 35

Ages Setia Rahayu

Fakultas Ilmu Keperawatan


IBD A 22
Komponen genetik

• Kromatin (chromo = warna, dan tin = badan) adalah benang-benang halus


Kromatin seperti jala yang dapat menyerap warna,terdapat di dalam nukleus dan
terbentuk saat sel sedang tidak membelah.

• Kromosom adalah struktur DNA yang terbentuk dari benang-benang


Kromosom kromatin yang memendek dan menebal saat sel sedang membelah.

• Gen adalah substansi genetik terkecil terdapat dalam lokus yang terdiri
Gen atas sepenggal DNA melalui pembentukan polipeptida yang menjadi
faktor pembawa sifat keturunan.

• DNA (deoxyribonucleic acid) adalah satuan unit fungsional penyimpan


DNA kode gen (genom) yang terdapat dalam nukleus.
Mekanisme pembentukan kromosom

1. Untaian DNA di pintal pada suatu


set protein yaitu histon menjadi
suatu bentukan yang disebut
nukleosom.
2. Unit-unit nukleosom membentuk
benang-benang yang lebih padat dan
terpintal menjadi lipatan-lipatan
solenoid.
3. Lipatan solenoid membentuk
benang-benang kromatin.
4. Benang-benang kromatin tersusun
membentuk kromosom.
Sumber
https://images.google.com/
Struktur kromosom

1. Sentromer, pada bagian tengah kromosom, tempat


melekatnya lengan kromosom dan merupakan daerah
yang tidak mengandung kode gen (genom).
Sentromer merupakan konstriksi primer (lekukan
primer).
2. Kinetokor, bagian pada sentromer yang merupakan
tempat pelekatan benang spindel saat pembelahan sel.
3. Telomer, bagian terujung kromosom.
4. Matriks, materi pengisi kromosom.
5. Kromonema, lengan kromosom yang mengandung
kode gen (genom) yang mengandung kromomer.
6. Kromomer, struktur manik-manik tempat
terdapatnya lokus yang mengandung kode gen.
Kromomer saling berhubungan dan dihubungkan oleh
kromiol.
7. Satelit, bagian ujung kromosom berbentuk bulatan Sumber
akibat konstriksi sekunder (lekukan sekunder). https://images.google.com/
Struktur DNA

DNA tersusun atas nukleotida sehingga dapat disebut


polinukleotida.
Struktur DNA menurut Watson- Nukleotida adalah struktur pembentuk DNA yang
Crick adalah berupa heliks-ganda terdiri atas:
antiparalel (double-helix
1. Satu gugus fosfat
antiparallel) yang berarti pita yang
terdiri dari rantai ganda yang
2. Satu gula pentosa (2-deoksiribosa)
berlawanan sejajar.
3. Satu basa nitrogen, yang terdiri atas:
a. Golongan purin, yaitu memiliki cincin
ganda, berupa adenin (A) dan guanin (G).
b. Golongan pirimidin, yaitu memiliki
cincin tunggal, berupa timin (T) dan
cytosin (C).

-jumlah ikatan hidrogen 2 (A=T).


Sumber -jumlah ikatan hidrogen 3 (C≡G).
https://images.google.com/
Struktur DNA

Struktur nukleotida tanpa gugus fosfat disebut nukleosida.

Sumber
https://images.google.com/
Hubungan kromatin, kromosom, gen, dan DNA

Kromatin

kromatin yang memendek dan menebal membentuk kromosom.

Kromosom

Kromosom adalah struktur DNA.

DNA

DNA berfungsi sebagai penyimpan kode gen (genom).

Gen

Gen adalah substansi genetik terkecil yang terdiri atas sepenggal DNA
Mekanisme pewarisan sifat

Asal kejadian genetika modern dimulai di kebun sebuah biara, di mana


seorang biarawan yang bernama Gregor Mendel mencatat sebuah mekanisme
penurunan sifat partikulat, yaitu Theory of Particulate Inheritance. Mendel
menerangkan adanya fenomena faktor keturunan (gen) yang secara kekal diwariskan
dari induk kepada keturunannya melalui hukum pemisahan. Teori ini dibangun Mendel
melalui pengamatan terhadap persilangan tanaman kacang kapri. Mendel memilih
bekerja dengan kacang kapri karena kacang kapri memiliki banyak varietas. Misalnya,
ada varietas yang memiliki bunga ungu, sementara varietas yang lain memiliki bunga
putih. Ahli genetika menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat yang dapat
diturunkan, seperti warna bunga.
Genotip dan Fenotip

Genotip Fenotip
Genotip adalah sifat yang ditentukan Fenotip merupakan hasil ekspresi atau
oleh gen dan bersifat menurun atau perpaduan antara genotip dengan
diwariskan pada keturunannya lingkungannya
Genotip menunjukkan sifat dasar Fenotip menunjukan sifat yang tampak dari
yang tidak tampak luar sehingga dapat diamati
Biasanya diberi simbol dengan huruf Sebagai contoh adalah bentuk (rambut,
dobel (misalnya TT, Tt dan tt). wajah, mata, tubuh, dan lain-lain) atau warna
(pada rambut, kulit, iris atau selaput
pelangi).

Genotip yang sama dapat menghasilkan fenotip yang berbeda jika terdapat
pada lingkungan berbeda.
Penurunan sifat menurut hukum mendel

Mendel mengajukan 4 postulat :


1. Faktor keturunan (gen) berupa materi (unit) selalu berpasangan pada individu diploid.
2. Pada gametogenesis kedua faktor (gen) akan berpisah atau bersegregasi sehingga setiap
gamet hanya memiliki salah satu dari pasangan gen tsb. Postulat ini diangkat menjadi
Hukum Mendel I atau “Hukum Segregasi “.
3. Faktor keturunan (gen), ada yang bersifat dominan dan ada yang bersifat resesif.
4. Jika ada dua atau lebih faktor keturunan yang diperiksa, maka pada gametogenesis
terjadi pilihan bebas atau independent assortment, sehingga bermacam-macam
kombinasi mungkin terjadi dalam jumlah yang sama. Postulat ini dikukuhkan menjadi
Hukum Mendel II atau “Hukum Indepentdent Assortment”.
Penurunan sifat menurut hukum mendel

Hukum I Mendel
Pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan (segregasi) alel secara bebas dari
diploid menjadi haploid

Hukum II Mendel
Pada waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas akan
bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel yang
berbeda
Penurunan sifat menurut hukum mendel

Sebagai contoh, pada persilangan dua individu dengan satu sifat beda Aa x Aa (A dominan,
a resesif), maka didapat keturunan dengan perbandingan fenotip 3:1. Apabila jumlah sifat beda
diperbanyak, maka akan didapatkan variasi keturunan yang lebih banyak. Misalnya pada dua sifat beda
diperoleh perbandingan fenotip anakan 9:3:3:1, atau tiga sifat beda 27:9:9:9:3:3:3:1, dst.

Penurunan sifat menurut hukum non- mendelian

Pola penurunan non-Mendelian adalah pola penurunan sifat di mana sifat-sifat


yang diwariskan tidak mengikuti aturan Mendel (pola penurunan Mendelian).
Penurunan sifat menurut hukum non- mendelian

1. Penurunan sifat ekstranukleus (Extranuclear inheritance). Penurunan ini meliputi penurunan DNA
yang terdapat di klorofil dan mitokondria (keduanya berada di luar nukleus). Tahun 1908, Carl Correns
menemukan bahwa warna daun pada Mirabilis jalapa diturunkan secara maternal. Ruth Sager kemudian
mengidentifikasi bahwa DNA klorofil yang bertanggung jawab atas penurunan ini. Mary dan Hershel
Mitchell juga menemukan sifat tertentu pada kapang Neurospora crassa yang dibawa secara maternal
oleh DNA mitokondria.
2. Konversi gen. Konversi gen merupakan suatu proses perbaikan dalam rekombinasi DNA, di mana
sepotong sekuens DNA ditransferkan dari satu heliks ke heliks lain sehingga mengubah keseluruhan DNA
heliks tersebut.
3. Infectious heredity. Infectious heredity merupakan pola penurunan yang didasari atas infeksi partikel-
partikel infeksius seperti virus dan bersifat melekat di sitoplasma sehingga mengubah fenotip individu dan
dapat ditransmisikan hingga ke tahap progenik.
4. Kesalahan pengulangan trinukleotida, yaitu kesalahan yang terjadi akibat pengulangan tandem
mikrosatelit yang terdiri atas trinukleotida dan dapat mempengaruhi bacaan asam amino. Contoh penyakit
yang disebabkan oleh kesalahan pengulangan trinukleotida adalah penyakit Huntington dan sindrom
fragile-X.
Penurunan sifat menurut hukum non- mendelian

5. Genomic imprinting. Genomic imprinting merupakan suatu keadaan di mana sebelum gen
diwariskan kepada anakan, terlebih dahulu gen tersebut ditandai sehingga mengubah bacaan fenotip
gen tersebut.
6. Mosaikisme. Mosaikisme merupakan suatu keadaan di mana pada tubuh seseorang terdapat sel yang
memiliki perbedaan genetik dari sel-sel tubuh lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena mutasi yang
terjadi hanya di jaringan tertentu. Apabila mutasi terjadi pada sel-sel gamet, maka mutasi akan
diturunkan.

Perbedaan penurunan sifat

 Mendel  pewarisan karakteristik sederhana, dikendalikan oleh satu gen yang mungkin memiliki dua alel,
salah satu yang benar-benar dominan atas yang lain akibatnya hanya ada dua kemungkinan fenotip untuk
setiap karakteristik
 Non mendelian  pewarisan karakteristik kompleks, dikendalikan oleh satu gen yang memiliki dua alel,
dengan dua alel tersebut memiliki hubugan yang berbeda dan tidak sesederhana hubungan dominan resesif.
Pola penurunan hereditas
Pola penurunan hereditas

Hibridisasi
a. Monohibrid
Penyimpangan Semu Hukum Mendel Persilangan yang hanya menggunakan satu macam gen
1. Komplementer yang berbeda atau menggunakan satu sifat beda.
Bentuk interaksi gen yang saling melengkapi. b. Dihibrid
2. Polimeri Persilangan yang menggunakan dua sifat beda atau dua
Dua gen atau lebih yang menempati lokus pasang kromosom yang berbeda.
berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama. c. Polihibrid
3. Epistasis dan Hipostasis Persilangan tiga atau lebih sifat beda
Salah satu bentuk interaksi antar gen dominant
yang mengalahkan gen dominant lainnya. Intermediet
a. Epistasis Dominan Gen yang tidak dominan dan tidak resesif.
Adanya satu gen dominan yang bersifat epistasis. Gen Berpautan
b. Epistasis Resesif Gen-gen yang terletak pada kromosom
Terdapat gen resesif yang bersifat epistasis. yang sama.
4. Kriptomeri Pindah Silang
Suatu sifat yang tersembunyi pada induk dank an Proses pertukaran gen antara kromatid-
muncul pada anaknya atau keturunannya. kromatid yang bukan pasangan duplikasi
pada sepasang kromosom homolog.
Pola penurunan hereditas Penentuan Jenis Kelamin
1. Sistem Kromosom Kelamin XY
2. Sistem Kromosom Kelamin XO
Gen Terpaut Seks 3. Sistem Kromosom Kelamin ZW
Gen yang terletak pada gonosom atau kromosom seks
1. Cacat dan Penyakit Menurun yang Terpaut 2. Cacat dan Penyakit Menurun yang Tidak Terpaut
Kromosom Seks. Kromosom Seks.
a. Hemofilia. Penyakit keturunan yang a. Albino. Kelainan yang terjadi pada warna kulit dan organ
mengakibatkan darah seseorang sukar tubuh lainnya. Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a.
membeku.. Penyakit ini dikendalikan oleh b. Polidaktill. Memiliki jumlah jari tangan dan kaki lebih
gen resesif (h) yang terpaut kromosom X. banyak dari orang normal. Gen polidaktill dikendalikan
b. Buta warna. Penyakit keturunan yang oleh gen dominan P.
disebabkan oleh gen resesif cb. Gen buta c. Diabetes Melitus. Kelainan pada tubuh sehingga glukosa
warna terpaut pada kromosom seks X. terbuang bersama urine.
c. Hypertrichosis. Penyakit turunan berupa d. Thalasemia. Kelainan genetic yang disebabkan oleh
turunnya rambut di bagian tertentu daun rendahnya kemampuan pembentukan hemoglobin karena
telinga.Gen penyakit ini terpau kromosom Y. terjadi gangguan pada salah satu rantai globin.

Gen Letal
1. Gen letal resesif 2. Gen letal dominant
Gen yang dalam keadaan genotype Gen yang dalam keadaan genotype homozigot
homozigot resesif menyebabkan kematian dominan menyebabkan kematian
Pedigree chart buta warna

Sumber
https://images.google.com/
Pedigree chart buta warna

Buta warna disebabkab oleh gen resesif c (colour blind) pada kromosom X. Gen ini tidak dijumpai pada
kromosom Y. Oleh karena itu, wanita dapat mempunyai genotip CC (normal homozigot), Cc (normal
heterozigot), atau cc (buta warna). Sementara itu, pria hanya dapat mempunyai gen C (normal) atau c (buta
warna) saja.

Dari perkawinan tersebut, tampak bahwa sifat dari orang tua wanita (buta warna) akan diwariskan
pada keturunan pria. Sebaliknya, sifat dari orang tua pria (normal) akan diwariskan kepada
keturunan wanita. Pewarisan sifat yang bersilang ini merupakan ciri khas pada pewarisan gen-gen
tertaut kromosom X dan disebut criss-cross inheritance.
Pedigree chart buta warna

Pewarisan sifat buta warna:

1. Ayah yang buta warna akan mewariskan pada seluruh anak perempuan dan tidak kepada anak
laki-lakinya.

2. Seorang ibu yang buta warna, apabila melahirkan anak laki-laki maka seluruhnya akan buta
warna.

3. Apabila pasangan suami istri normal, kemungkinan memiliki anak laki-laki buta warna maka
dapat dipastikan bahwa sifat buta warna tersebut diwarisi dari ibunya.

4. Seorang perempuan buta warna dapat lahir dari pasangan ibu carrier dan bapak buta warna, atau
bapak ibu yang keduanya buta warna.

5. Laki-laki penderita buta warna lebih banyak dijumpai daripada wanita.


Pemeriksaan kromosom

1. Tes Amniocentesis
Amniocentesis merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan kromosom. Kelainan
kromosom pada janin dapat mengakibatkan anak menderita spina bifida atau down syndrom. Tes
amniocentesis umumnya dilakukan saat usia kehamilan memasuki usia trimester kedua, yakni
antara minggu ke 15 hingga minggu ke 20. Tes ini juga dapat dilakukan menjelang kelahiran
dimana paru-paru sang bayi sudah terbentuk secara sempurna. Amniocentesis dilakukan dengan
cara memasukkan jarum dengan ukuran yang sangat kecil ke dinding perut. Jarum akan disuntikkan
hingga masuk ke bagian rahim dengan tujuan untuk mengambil sampel cairan ketuban. Sampel
cairan ketuban yang telah diambil kemudian akan dianalisa di laboratorium.
2. Tes CVS (Chorionic Villus Sampling)
Ketidaknormalan kromosom yang mengakibatkan down syndrome pada janin dapat dideteksi
dengan tes yang satu ini secara lebih akurat. Metode yang dilakukan dalam tes ini ada dua
cara, yakni : Menyuntikkan jarum ke bagian perut sang ibu dan mengambil sampel sel dari
plasenta yang dinamakan chorionic villi. Memasukkan sebuah alat bernama Kateter. Alat ini
dimasukkan melalui vagina sampai ke area dekat plasenta di rahim. Tujuannya sama, yakni
untuk mengambil sampel sel. Hasil sampel yang telah diambil kemudian akan dianalisa di
laboratorium. Untuk metode CVS ini umumnya dilakukan di awal kehamilan, yaitu kitaran
minggu ke-10 atau minggu ke-12. Hasil tes CVS terbukti lebih akurat serta lebih cepat.

3. Tes Darah
Tes Darah dilakukan dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah sang ibu. Seperti halnya
kedua tes di atas, tes darah ini juga dapat mendeteksi berbagai kelainan penyakit bawaan yang
ada pada janin. Tes ini pertama kali diperkenalkan oleh pada peneliti dari sebuah universitas di
Cina.
Struktur gen

Menurut Fried (2005) gen tersusun atas :


 Promoter: memulai transkripsi dengan mengikat RNA polimerase dan protein lain yang
dibutuhkan untuk mengubah DNA menjadi RNA.
 Silencer: memodifikasi aktivitas dari promoter dengan cara mengikat aktivator atau resepsor
protein.
 Terminator: menandai titik akhir dari proses transkripsi dan melepaskan RNA polimerase.
 Operator: tempat melekatnya protein respresor
 Exon: daerah pengkode yang akan dikode menjadi asam amino.
 Intron: daerah yang tidak mengkode asam amino.
Struktur gen pada sel eukariotik

Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/54/Gene_structure_eukaryote_
2_annotated.svg/1280px-Gene_structure_eukaryote_2_annotated.svg.png
Struktur gen pada sel prokariotik

Sumber: http://compgenomics2016.biology.gatech.edu/index.php/Gene_Prediction_Group
Kode genetik

• Kode/sandi genetik merupakan hubungan antara asam amino yang terdapat pada rantai
polipeptida dengan rangkaian nukleotida yang terdapat pada RNA-d.
• Pada kamus kode genetik terdapat 64 kombinasi triplet untuk 20 asam amino. Jadi, terdapat
asam amino tertentu melebihi triplet ( kodon). Setiap triplet disusun oleh 3 basa nitrogen.
Rangkaian tiga basa nitrogen yang menyusun kode disebut triple atau trikodon atau kodon.
Rangkaian tiga basa nitrogen yang ada pada DNA yang bertugas membuat kode-kode disebut
kodogen (agen pengkode).
• Dari 64 triplet nukleotida terdapat 3 buah kode yaitu UAG, UAA dan UGA tidak menyandi
asam amino apapun. Kodon- kodon tersebut adalah kodon- kodon yang tak bernuksa
(nonsense) yang secara umum menjadi tanda berakhirnya rantai polipeptida. Kodon AUG
menjadi kodon sandi asam amino metionin serta sebagai tanda dimulainya rantai polipeptida.
Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA baru menggunakan DNA yang telah ada.

Komponen-komponen yang bekerja dalam replikasi DNA antara lain DNA, enzim
helikase, enzim topoisomerase, enzim DNA polimerase, dan enzim ligase.

Model mengenai proses replikasi DNA

1. model konservatif. DNA induk menghasilkan DNA


yang baru secara utuh.
2. model semikonservatif (diakui sampai sekarang).
DNA induk menjadi dua buah rantai, masing-masing
rantai membentuk DNA baru.
3. model dispersif. DNA induk menjadi rantai yang
terputus-putus, masing-masing rantai membentuk DNA
baru.
Replikasi DNA menurut model semikonservatif

Sumber
https://materi78.co.nr/
Replikasi DNA menurut model semikonservatif

1) DNA yang akan direplikasi:


a. Diputus ikatan hidrogennya oleh helikase memenuhi aturan downstream, yaitu dari arah 3’ ke
5’ DNA awal.
b. Diluruskan oleh topoisomerase.

2) DNA polimerase kemudian mulai membentuk salinan DNA baru dari titik promoter
(awal) ke titik terminator (akhir), memenuhi aturan downstream.
a. Pada rantai bearah 3’ ke 5’, replikasi DNA berjalan kontinu/tidak terputus (leading strands).
b. Pada rantai berarah 5’ ke 3’, replikasi DNA berjalan diskontinu/terputus (lagging strands).

3) Rantai yang mengalami lagging strands menghasilkan fragmen terputus-putus yang


disebut fragmen Okazaki.

4) Fragmen Okazaki kemudian diperbaiki oleh ligase agar DNA baru dapat terbentuk
seperti normal.
Sintesis protein

Sintesis protein adalah proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang dibuat DNA.
Tahap sintesis protein terdiri dari tahap transkripsi dan translasi.
1) Transkripsi adalah pembentukan mRNA oleh DNA sense di inti sel.
2) Translasi adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA di ribosom
Komponen-komponen yang bekerja dalam sintesis protein antara lain mRNA (RNAd), rRNA,
tRNA, enzim RNA polimerase, enzim aminoasil-tRNA sintetase, dan enzim peptidil
transferase.
Sintesis protein

Proses transkripsi terjadi di inti sel:


1) mRNA dibuat dengan menyalin rantai DNA yang disebut
DNA sense atau kodogen.
Rantai DNA lawan yang tidak disalin disebut DNA
antisense.
2) mRNA dibuat menggunakan RNA polimerase sehingga Sumber
menghasilkan kodon. https://materi78.co.nr/

Proses translasi terjadi di ribosom:


1) mRNA lalu keluar dari inti sel dan berikatan dengan rRNA pada ribosom.
2) tRNA lalu mencari start kodon (AUG) pada mRNA untuk memulai translasi.
Pada start kodon:
a. Unit ribosom kecil dan besar bergabung.
b. AUG mengkode metionin (Met), sehingga setiap protein pasti mengandung
metionin.
Selama translasi:
a. tRNA mengenali kodon menggunakan antikodon (lawan kodon).
b. Asam amino yang dikode tRNA lalu dibentuk oleh rRNA, lalu diikatkan dengan Sumber
tRNA menggunakan aminoasil-tRNA sintetase. https://materi78.co.nr/
Sintesis protein

3) Peptidil transferase mengikat asam amino yang dihasilkan tiap triplet kodon menjadi rantai polipeptida.
4) tRNA berhenti menerjemahkan setelah mencapai stop kodon (UAA/UAG/UGA).
Pada stop kodon:
a. Tidak ada asam amino yang dikode.
b. mRNA, unit ribosom kecil dan besar, tRNA terpisah-terpisah.
c. Rantai polipeptida lepas dari tRNA dan dibawa keluar ribosom, dan dimodifikasi di badan Golgi untuk diubah
menjadi enzim, hormon, protein struktural, atau organel baru, sebagai ekspresi gen.

Perbedaan sintesis protein dan replikasi DNA

Faktor pembeda Sintesis Protein Replikasi DNA


Tempat Nukleus, ribosom nukleus
Komponen mRNA, tRNA,rRNA, enzim DNA polimerase , DNA, enzim helikase
enzim aminoasil-tRNA sintetase, dan enzim peptidil transferase dan topisomerase

Produk Asam amino DNA baru


Dampak Mutasi

• Dapat mengubah bahkan merusak susunan DNA.


• Dapat menimbulkan perubahan sifat pada individu dan
bersifat menurun
• Kematian Mutan (Letal)
• Menyebabkan Cacat, Sindrom dan Kelainan genetik
lainnya

Contoh :
Orang yang sehat memiliki sebuah gen yang menspesifikasi struktur
protein normal pigmen sel darah merah yang disebut hemogoblin. Sejumlah
penyandang anemia memiliki gen tersebut yang bentuknya sudah mengalami
perubahan, dengan kata lain alel, yang membuat protein hemogoblin yang salah.
Protein itu tak mampu mengangkut oksigen dalam jumlah normal ke sel-sel tubuh
ketika kadar oksigen rendah.
Daftar Pustaka

Elrod, Susan L. (2002). Schaum's Outline of Theory and Problems of


genetics

Generasi Biologi. (2016). Pola-Pola Hereditas. Diambil dari


http://www.generasibiologi.com/2012/09/pola-pola-hereditas.html

Shafee, T. & Lowe, R. (2017). Eukaryotic dan prokaryotic gene structure.


Wikijournal of Medicine, 4(1):2, 1–5. doi: 10.15347/wjm/2017.002.

Fried, G.H. & Hademenos, G.J. (2005). Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Derrickson, B.,Tortora, G.J.(2009).Principles of anatomy and


physiology.13 th ed.Hoboken, NJ : John Wiley & Sons, inc
Daftar Pustaka

Griffiths, A., Gelbart, W., Miller, J., & Lewontin, R. (2017). Human Pedigree
Analysis. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 17 September 2017, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21257/

Sanders,T. & scanlon, v.c. (2003). essentials of anatomy and physiology fifth
edition. New york : f.a davis company

Van Heyningen V, Yeyati PL (2004). Human molecular Genetics :


Mechanisms of non-Mendelian inheritance in genetic disease. Available
from: URL:https://doi.org/10.1093/hmg/ddh254

Wikipedia the free encyclopedia. (n.d.). Mendelian inheritance. Available


from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Mendelian_inheritance

Saunders. (1998) Kamus saku kedokteran Dorland. 25 th ed. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai