Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Diri Awal

Oleh Ages Setia Rahayu, 1706977866, IPE-30

Pengalaman saya yang terlibat dalam proses kolaborasi kesehatan yaitu ketika
saya menjadi pasien. Saya menjadi pasien saat melakukan cek kesehatan di Klinik
Makara Universitas Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan oleh semua mahasiswa baru sebagai syarat kelengkapan registrasi. Pada hari
Selasa, 16 Mei 2017 merupakan jadwal saya melakukan cek kesehatan.

Saat itu saya datang ke Klinik Makara bersama satu rombongan menggunakan
bus kuning, sesampainya disana saya mengantri untuk bisa masuk ke dalam klinik
makara. Setelah itu, saya ke meja administrasi, lalu menunggu untuk mendapat giliran
pemeriksaan. Pertama saya mengikuti pemeriksaan darah lalu di ukur tinggi serta berat
badan, hasilnya yaitu saya memiliki tinggi 161 cm dan berat 46 kg, semua itu dilakukan
dan dicatat oleh perawat. Selanjutnya gigi saya diperiksa oleh dokter gigi, saat itu beliau
menanyakan apakah saya pernah mengalami keluhan, lalu jawaban saya yaitu terkadang
gusi saya sedikit mengeluarkan darah saat sikat gigi, lalu beliau menyarankan untuk
berkunjung kembali guna melakukan pengobatan lebih lanjut jika saya memiliki waktu
luang. Setelah itu saya menemui dokter umum. Mula-mula detak jantung saya diperiksa
menggunakan stetoskop. Lalu beliau memeriksa perut saya dengan menekannya sambil
bertanya apakah merasa sakit dan saya jawab tidak. Terakhir, dokter menanyakan
apakah saya dan keluarga mempunyai riwayat penyakit dan jawaban saya yaitu Ayah
saya menderita hipertensi. Lalu dokter mencatat hasil pemeriksaan dan dokter
menyarankan saya untuk menambah berat badan.

Perasaan yang saya rasakan saat itu awalnya gugup. Hal itu mungkin
dikarenakan saya sedikit takut jika ada kesalahan dalam pemeriksaan, dan sedikit
khawatir jika nanti hasilnya saya terdiagnosa suatu penyakit. Namun, kegugupan saya
hilang karena melihat semua tenaga kesehatan menyapa saya dengan ramah serta
melakukan tugasnya secara baik dan benar. Saya juga merasa senang, selain karena
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa saya sehat tetapi juga saya merasakan
kenyamanan dalam menunggu antrian karena lingkungan yang bersih dan asri.

1
Dari yang telah saya alami diatas, saya melihat adanya model kolaborasi yang
terjadi antar tenaga kesehatan di dalam lingkungan klinik makara tersebut, seperti yang
telah didikusikan dalam kelas diskusi IPE-30 tanggal 14 Februari 2018 yang membahas
model-model kolaborasi kesehatan. Saat itu model kolaborasi kesehatan yang ada di
klinik makara ialah adanya pasien, tim inti (core team), tim koordinasi (coordinating
team), ancilliary and support services, dan administrasi. Saya berperan sebagai pasien.
Dokter dan perawat sebagai tim inti yang berhubungan langsung dalam memeriksa
pasien. Lalu ada tim koordinasi yang mengkoordinasi operasional klinik tersebut yang
diperankan oleh manager. Selanjutnya ada petugas kebersihan, satpam, dan teknisi
sebagai tim Ancilliary and support services yang menciptakan lingkungan yang bersih,
aman dan nyaman. Serta tim administrasi yang mendata setiap pengunjung yang datang
melakukan pemeriksaan.

Model kolaborasi yang tercipta saat itu sangat bagus. Dari kolaborasi tersebut
berhasil mewujudkan pelayanan yang baik dan berkualitas. Hal tersebut dibuktikan dari
pelayanannya yang menimbulkan kesan positif dari saya maupun teman-teman saya.
Sebagai calon perawat yang nantinya akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya, saya akan mengambil contoh acuan tindakan dari pengalaman ini yang
melakukan tugasnya secara baik dan profesional dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Referensi

Agency for Healthcare Research and Quality. Team STEPPS pocket guide: strategies
and tools to enhance performance and patient safety. 2008.

Anda mungkin juga menyukai