Anda di halaman 1dari 15

Resume Pre Reading II

Oleh :
Annisa Nur Ulandini (1706977922)
Ages Setia Rahayu (1706977866)
Aisyah Syarofina (1706977885)
Dendi Dharmawan (1706977973)
Fiqih Aulia (1706039300)
Rafa Mulia Ashari (1706039276)

1. Fisiologi Persalinan Normal

A. Proses persalinan dan melahirkan (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013)


Beberapa kekuatan mempengaruhi progress melahirkan. Faktor kritis ini sering disebut
sebagai "P" dari melahirkan:
a. Powers (kekuatan fisiologis), adalah kekuatan fisiologis melahirkan yang
mencakup kontraksi rahim (kekuatan utama) dan upaya ibu mendorongnya
(menggunakan otot perut).
o Kontraksi
 karakteristik kontraksi rahim : kontraksi adalah pengencangan
ritmik rahim yang terjadi sewaktu-waktu. Kontraksi ada 3 macam,
yaitu increment (mulai kontraksi), acme (puncak kontraksi),
decrement (penurunan kontraksi).
 Kontrasi membuat perubahan pada otot rahim. Bagian atas rahim
menjadi lebih tebal dan lebih aktif. Bawah rahim menjadi
berdinding tipis dan pasif.
 Pengkajian kontraksi sering dijelaskan dalam hal frekuensi, durasi,
dan intensitas. Frekuensi kontraksi diukur dari awal satu kontraksi
ke awal kontraksi berikutnya. Durasi kontraksi diukur dari awal satu
kontraksi ke akhir kontraksi. Intensitas kontraksi paling sering
diukur dengan palpasi rahim. Palpasi adalah prosedur non-invasif,
pada hal ini perawat menempatkan ujung jari pada fundus rahim
dimana sebagian besar kontraksi dapat dirasakan. Kontraksi juga
dapat diukur menggunakan alat elektronik yaitu tocodynamometer.
 Selama masa persalinan awal, kontraksi rahim lemah dan tidak
teratur. Mereka biasanya berlangsung sekitar 30 detik dan terjadi
setiap 5-7 menit. Apabila sudah stabil, kontraksi berlangsung 60
detik yang terjad 2-3 menit. Kontraksi rahim juga membawa
perubahan pada otot dasar panggul. Kekuatan lahiran menyebabkan
levator ani untuk menarik rectum dan vagina ke atas dan ke depan.
 Upaya dari kontraksi ini menghasilkan effacement & dilation.
Effacement adalah proses pemendakan dan penipisan serviks.
Dilation adalah pembukaan dan pembesaran serviks bersifat
progresif terjadi sepanjang tahap pertama persalinan. pembukaan
penuh sekitar 10 cm. Dengan kontraksi rahim secara terus menerus,
leher rahim akhirnya terbuka besar untuk memungkinkan kepala
janin keluar dan melaluinya.
 Effacement dan dilatasi dievaluasi oleh pemeriksaan vagina yang
dilakukan oleh praktisi yang memiliki kualifikasi seperti perawat
bersalin. Pemeriksaan vagina memberikan informasi penting
mengenai diameter yang berkisar dari 1 cm (tidak melebar) sampai
10 cm (melebar penuh).
o Upaya ibu mendorongnya
Setelah serviks telah melebar sepenuhnya, wanita yang melahirkan
biasanya mengalami “bearing down” sensasi yang membantu saat
pengeluaran janin. Pada saat ini, wanita menggunakan otot perut untuk
membantu pengeluaran. Sebelum ibu mendorong, serviks harus benar-
benar melebar. Bagi kebanyakan wanita, dorongan untuk menanggung
secara umum terjadi ketika kepala janin mencapai dasar panggul.
b. Passageway (jalan lahir/panggul ibu), jalan lahir terdiri dari panggul ibu dan
jaringan lunak. Melalui ini janin harus melalui 3 bagian yaitu the inlet, midpelvis
(pelvic cavity), and outlet.
c. Passenger (janin dan plasenta)
o Fetal skull : Tempurung kepala terdiri dari tiga komponen utama: wajah,
pangkal tengkorak, dan tempurung kepala (atap).Mentum : dagu bayi,
sinciput : alis, bregma : tengah otak/ubun-ubun, vertex : tengah
belakang otak, dan occiput.

o Fetal Lie : hubungan poros panjang janin ke poros panjang ibu (membujur,
melintang, miring)
o Fetal Attitude : fleksi (dagu melekat ke dada), lurus, ekstensi (occiput
mendekat ke belakang)

o Fetal Presentation : menunjukkan janin memasuki panggul atas

cephalic presentation : vertex (kepala janin penuh), military (kepala janin


menyajikan posisi netral, yang tidak terkelap atau diperpanjang), brow
(kepala janin sebagian diperpanjang. Ini adalah presentasi tidak stabil), face
(kepala janin sepenuhnya diperluas).
Sedangkan breech dan shoulder presentation disebut malpresentation
karena biasa ditemukan pada kondisi Caesar.
d. Passageway + passenger (sikap dan posisi) : hubungan antara lorong (pelvis ibu)
dan penumpang (janin dan membran).
o Engagement/keterlibatan : terjadi ketika diameter kepala melewati pintu
atas panggul dan kepala telah menancap
e. Psychosocial influences (pengalaman sebelumnya dan status emosional)
B. Tanda dan Gejala Melahirkan (Ward & Hisley, 2009)
Sebelum terjadinya persalinan, sejumlah perubahan fisiologis terjadi yang menandakan
kesiapan untuk persalinan dan melahirkan.
a. Lightening/keringanan : pada kehamilan 38 minggu (kehamilan primigravid)
menyajikan bagian kepala sudah mengendap ke bawah dengan baik. Ini dapat
menyebabkan gejala pada ibu sebagai berikut : kram kaki/nyeri, peningkatan
tekanan panggul, peningkatan frekuensi urin, peningkatan statis vena
(menyebabkan edema dibawah ekstremitas), dan peningkatan seksresi vagina
(adanya kemacetan di mukosa vagina)
b. Kontraksi Braxton-hicks : kontraksi tidak teratur (setiap 10-20 menit). Braxton-
Hicks biasanya dirasakan di daerah perut atau pangkal paha. Kontraksi ini
berkontribusi pada penyusunan serviks dan rahim untuk munculnya kelahiran
sejati.
c. Perubahan serviks
Pada wanita yang tidak hamil, serviks biasanya kaku. Leher rahim mengalami
peregangan ke dalam. Hal ini disebut effacement.
d. Bloody Show
Selama kehamilan leher rahim dihubungkan dengan lendir. Lendir bertindak
sebagai pelindung untuk rahim. Tekanan tambahan yang diciptakan oleh
keterlibatan dari presentasi janin dapat menyebabkan lendir bercampur darah,
yang disebut bloody show. Kehadirannya sering menunjukkan bahwa kelahiran
akan dimulai dalam waktu 24 hingga 48 jam
e. Pecahnya membran
Pecahnya membran adalah peristiwa kritis dalam kehamilan.
f. Penurunan berat badan
Sebelum lahir, perubahan rasio antara estrogen dan progesteron dapat
menyebabkan pergeseran elektrolit yang mengakibatkan pengurangan retensi
cairan. Hilangnya cairan meningkat dapat menyebabkan penurunan berat badan
hingga 3 pon (0,5 sampai 1,5 kg).
g. Gangguan gastrointestinal
Beberapa wanita mengalami gangguan gastrointestinal (diare, mual, muntah atau
gangguan pencernaan) sebagai tanda persalinan yang akan datang.
C. Faktor yang mempengaruhi kelahiran (Pillitteri, 2010)
a. Faktor Maternal/Ibu
- Peregangan otot rahim yang menyebabkan pelepasan prostaglandin
- Tekanan pada serviks, yang merangsang pelepasan oksitosin oleh kelenjar
pituitary
- Peningkatan rasio estrogen daripada progesteron, menyebabkan penurunan
jumlah progesteron (otot polos relaksasi) ke sel myometrial rahim. Dengan
meningkatnya tingkat estrogen, rahim menjadi lebih bersemangat dan
kontraksi dimulai.
b. Faktor Janin
- Penuaan dan penurunan plasenta memicu kontraksi
- Meningkatnya konsentrasi kortisol fetal menyebabkan penurunan produksi
progesteron plasenta dan peningkatan pelepasan prostaglandin
- Janin menghasilkan prostaglandin yang membantu kontraksi rahim
D. Proses Melahirkan
a. Kala I : dimulai dari persalinan sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam dan terbagi menjadi 2 fase yaitu :
- Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
- Fase aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu :
- Akselerasi : dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm
- Dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung dari
4cm menjadi 9cm
- Deselerasi : pembukaan menjadi lambat, dalam 2 jam menjadi lengkap
Ketuban akan pecah ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Kala I
selesai apabila pembukaan serviks uteri sudah lengkap.
b. Kala II : HIS menjadi lebih kuat dan cepat (2-3 menit sekali). Janin sudah
masuk ruang panggul. HIS dirasakan adanya tekanan pada otot-otot dasar
panggul sehingga menimbulkan rasa mengedan. Perineum menonjol, lebar dan
labia membuka. Kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Bila dasar panggul berelaksasi, kepala janin tidak akan masuk lagi. Dengan his
dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
di bawah simfisis, muka, dahi, dagu melewati perineum. Setelah istirahat
bentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Kala II
berlangsung 1,5 jam.
c. Kala III : setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri di atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta
dari dindingnya. Plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
d. Kala IV : dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama postpartum.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata
perdarahan normal 250cc, jika lebih dari 500cc berarti abnormal.

2. Metode Persalinan Normal

A. Metode Dick-Read
 Metode dengan natural childbirth atau melahirkan secara alamiah dan
childbirth without fear atau melahirkan tanpa rasa takut.
 Metode ini merupakan metode persiapan persalinan secara psikofisiologikal.
 Penggunaan metode ini dapat mengurangi rasa sakit saat melahirkan dengan
cara memblocking rasa takut dan ketegangan yang dialami si Ibu.
 Metode ini meliputi pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan,
edukasi tentang nutrisi, hygiene, dan latihan fisik.
 Kelas-kelas yang diajarkan ada tiga teknik yaitu latihan fisik untuk membuat
tubuh siap melahirkan, latihan relaksasi secara sadar, serta latihan pola napas
dalam
B. Metode Lamaze
 Metode ini dikenal sebagai metode psikoprofilaksis dan memfokuskan kepada
kontrol pikiran.
 Strategi untuk mengurangi rasa nyeri ini antara lain dengan memusatkan
perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya pada gambar yang sangat
disukai sehingga jalur saraf tidak dapat memberi respon terhadap stimulus
nyeri.
 Metode ini biasanya diajarkan selama 8 minggu dan dimulai pada minggu ke
13 kehamilan.
 Hal-hal yang dapat diajarkan dan dilatih dalam kelas persalinan dengan
metode Lamaze antara lain, yaitu: Fisiologi persalinan, Pentingnya pola napas
yang sesuai , Latihan relaksasi otot-otot tertentu.
C. Metode Bradley
 Metode persalinan ini dilakukan tanpa anestesi atau analgesi apapun tetapi
dengan menggunakan teknik bernapas dan suami sebagai pembimbing
persalinan.
 Metode ini menekankan faktor lingkungan, seperti suasana gelap, menyendiri,
dan suasana tenang sehingga peristiwa melahirkan menjadi lebih alami.
 Si ibu yang menggunakan metode ini dapat mengantuk saat persalinan karena
ia dalam kondisi relaksasi mental yang dalam.
D. Hypnobirthing
 Metode hipnosis diri melatih alam bawah sadar ibu dengan menanamkan
sugesti untuk mengendalikan persepsi, ekspresi, dan tindakan ibu saat
melahirkan.
 Metode ini membiarkan alam bawah sadar bekerja untuk menenangkan dan
membantunya menjalani persalinan dengan tenang

3. Askep
a. Analisis Data
Pengkajian
Identitas Klien :
- Nama : Ibu X
- Umur : 28 Tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Agama : Islam (data tambahan)
- Pekerjaan : IRT (data tambahan)
Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan utama: Mulas-mulas sejak 8 jam yang lalu, kemaluannya keluar
lendir bercampur darah.
- Di diagnosa Risiko defisien volume cairan, Ansietas b.d proses melahirkan
dan rasa nyeri akibat kontraksi uterus,dan nyeri akut.
Riwayat Kesehatan Dulu
- Tidak ada hambatan jalan lahir.
Pemeriksaan Fisik
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi 90 kali/menit
- kontraksi 3x dalam 10 mnt, (durasi 40 detik)
- Palpasi Leopold didapatkan, janin tunggal, letak memanjang, punggung di sisi
kiri ibu, presentasi kepala.
- Pembukaan serviks 4 cm,
- Portio tipis dan lunak,
- Ketuban utuh, presentasi UUK kiri-depan, penurunan kepala di hodge 1
Data Tambahan:
- Klien terlihat berkeringat (kurangnya intake cairan), menahan sakit, dan
sangat cemas. Sesekali klien berteriak karena kesakitan.

Analisis Data
Data fokus Problem Etiology Masalah
keperawatan
DO : Risiko defisien Kemaluannya Risiko defisien
Kemaluannya keluar volume cairan keluar lendir volume cairan
lendir bercampur bercampur darah,
darah. keringat berlebih.
Klien terlihat
berkeringat

DO : Nyeri akut kontraksi 3x dalam Nyeri akut


Wajah klien tampak 10 mnt
menahan sakit
DS :
Sesekali berteriak
karena kesakitan

DO : Ansietas Berkeringat, Ansietas b.d proses


- Peningkatan menahan sakit, dan melahirkan dan rasa
keringat sangat cemas nyeri akibat
- Peningkatan kontraksi uterus
ketegangan

DS :
- Pasien
mengatakan nyeri
pada abdomen
- Pasien
mengatakan mual

Diagnosis Keperawatan :
1. Nyeri akut adalah Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Batasan karakteristik:
- Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
- Sikap tubuh melindungi
- Dilatasi pupil
- Melaporkan nyeri secara verbal
- Gangguan tidur
2. Ansietas b.d proses melahirkan dan rasa nyeri akibat kontraksi uterus; Perasaan tidak
nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Batasan karakteristik:
- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Nyeri abdomen
- Mual
- Dorongan saat berkemih
3. Risiko defisien volume cairan adalah rentan mengalami penurunan volume cairan
intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risikonya berupa hambatan mengakses cairan, asupan cairan kurang, dan
kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Batasan karakteristik :
- Keseimbangan cairan
- Hidrasi
- Status nutrisi: intake makanan dan cairan

b. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Nyeri akut Tujuan: Mandiri 1. Memberikan data yang
Kontrol nyeri : Skala 1. Kaji nyeri menggunakan tepat untuk evaluasi
nyeri berkurang prinsip PQRST (provoke, keefektifan intervensi
quality, region, scale, 2. Mengurangi stimulasi
Kriteria hasil : time) dan isyarat nyeri dan membantu
 Klien mengatakan nonverbal relaksasi
nyeri berkurang 2. Ajarkan cara non- 3. Aktivias vasokontriksi
 Tanda-tanda vital farmakologis untuk dapat meningkatkan nyeri
normal mengatasi nyeri seperti karena ada peningkatan
 Klien tampak rileks mengkompres dengan tekanan vaskular serebral
(Moorhead, Johnson, kain dingin, menggosok 4. Membantu klien saat
Maas, & Swanson, punggung dan leher, terjadi episode hipotensi
2016) teknik relaksasi dan postural (kondisi lemah
distraksi saat ambulasi)
3. Batasi aktivitas 5. Teknik untuk mengurangi
vasokontriksi seperti rasa nyeri
mengejan saat BAB, 6. Menghindari penekanan
membungkuk dan batuk pada vena kava sehingga
4. Gunakan ambulasi jika meningkatkan sirkulasi
dibutuhkan 7. Mengurangi rasa nyeri
5. Lakukan pemijatan pada dengan meminimalkan
area punggung stimulus saraf simpatis
6. Anjurkan klien untuk 8. Mengurangi ketegangan
berada pada posisi oleh stres
miring (Doenges, Moorhouse, &
Murr, 2010)
Kolaboratif
7. Berikan analgesik
8. Berikan obat anti cemas
(lorazepam, alprazolam,
dan diazepam)
(Bulechek, Butcher,
Dochterman,& Wagner,
2013)
2. Ansietas Klien dapat 1. Mendengarkan keluhan 1. Sebagai BHSP
b.d proses memperlihatkan klien dan suami klien 2. Memberikan
melahirkan pengendalian dengan penuh perhatian kenyamanan kepada
dan rasa kecemasan: 2. Memberikan dukungan klien
nyeri - Kesadaran secara secara verbal dan fokus 3. Sebagai distraksi untuk
akibat verbal bahwa dapat untuk mengurangi menghilangkan ansietas
kontraksi menangani perasaan ansietas klien 4. Saat melahirkan, ibu
uterus cemas dengan sehat 3. Memberikan instruksi telah memahami proses
- Kecemasan mengenai proses melahirkan yang tepat
berkurang dan dapat persalinan untuk 5. Mengurangi ansietas
dikelola menghilangkan ansietas 6. Memberikan dukungan
- Menunjukkan strategi 4. Memberikan informasi psikologis kepada ibu
penanggulangan yang mengenai standar 7. Meningkatkan
efektif dan prosedur melahirkan kenyamanan dan
kemampuan kepada klien dan suami keamanan klien
memecahkan masalah klien
- Mengungkapkan 5. Mengajarkan teknik
kemajuan persalinan relaksasi dan
Merasa percaya diri memberikan instruksi
dalam persalinan jika diperlukan untuk
membantu koping ibu
6. Memberikan dukungan
kepada suami klien
untuk terlibat dalam
proses melahirkan
dengan cara
memberikan dukungan
dan semangat kepada
klien
7. Perawat tetap bersama
klien untuk memberikan
kenyamanan dan
dukungan
3. Risiko NOC 1. Manajemen cairan:
defisiensi - Keseimbangan - Pertahankan catatan
volume cairan intake dan output
cairan - Hidrasi yang akurat
- Status nutrisi: intake - Monitor status hidrasi
makanan dan cairan (kelembaban
Kriteria Hasil: membran mukosa,
- Tekanan darah, nadi, nadi adekuat, tekanan
suhu tubuh normal darah ortostatik)
- Tidak ada tanda – - Monitor tanda – tanda
tanda dehidrasi, vital
elastisitas turgor - Monitor masukan
kulit baik, membran makanan atau cairan
mukosa lembab, dan hitung intake
tidak ada rasa haus kalori harian
yang berlebihan - Monitor status nutrisi
- Dorong masukan oral
- Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
2. Manajemen
hipovolemia:
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
- Monitor tingkat Hb dan
hematocrit
- Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan

Daftar Pustaka

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing
interventions classification (NIC) (6th ed.). Philadelphia: Elsevier.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines
for Individualizing Client Care Across the Life Span (8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis
Company.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan maternitas: persalinan. Vol. 2. Jakarta: Prenadamedia


Group.

Hamilton, P. M. (2012). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta: EGC

Herdman, T. H., & Shigemi, K. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses


:Definitions and Classification 2018-2020 (11 ed.). Canada: Marquis.

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2013). Keperawatan maternitas (8th ed.).
Indonesia: Salemba Medika.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing outcomes
classification (NOC). (5th ed). Philadelphia: Elsevier.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Penerbit Mediaction.
Pillitteri, A. (2010). Maternal and child health nursing : care of the childbearing and
childrearing family. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Ward, S. L., & Hisley, S. M. (2009). Maternal-Child Nursing Care (1st ed.; S. Khun, ed.).
USA: David Plus.

Anda mungkin juga menyukai