Anda di halaman 1dari 2

Judul : Karakteristik Lahan Gambut

Nama : Ages Setia Rahayu

NPM : 1706977866

Data Publikasi : Maswar et al. (2014). Karakteristik lahan gambut. 14 hlm.


balittanah.litbang.pertanian.go.id diunduh pada 07 April 2018, pk.
22.30.

Peta Konsep:

Uraian peta konsep:

 Karakteristik lahan gambut terbagi berdasar sifat fisik dan sifat kimianya.
 Sifat fisiknya meliputi kematangan gambut, kadar air, berat isi (bulk density), daya
menahan beban (bearing capacity), penurunan permukaan tanah (subsidence), sifat
kering tak balik (irreversible drying)
 Kematangan gambut diartikan sebagai tingkat pelapukan bahan organik yang menjadi
komponen utama dari tanah gambut. Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut
dibedakan menjadi saprik (matang), hemik (setengah matang), dan fibrik (mentah).
Ketersediaan hara pada lahan gambut yang lebih matang relatif lebih tinggi
dibandingkan lahan gambut mentah. Struktur gambut yang relatif lebih matang juga
lebih baik, sehingga lebih menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Pada gambut
saprik strukturnya relatif lebih halus, sebaliknya gambut mentah masih didominasi
oleh serat kasar.
 Lahan gambut mempunyai kemampuan menyerap dan menyimpan air jauh lebih
tinggi dibanding tanah mineral. Air yang terkandung dalam tanah gambut bisa
mencapai 300-3.000% bobot keringnya, jauh lebih tinggi dibanding dengan tanah

1
mineral yang kemampuan menyerap airnya hanya berkisar 20-35% bobot keringnya.
Kadar air gambut pada kisaran yang lebih rendah yaitu 100-1.300%, yang artinya
gambut mampu menyerap air 1 sampai 13 kali bobotnya.
 Berat isi (bulk density) merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan berat massa
padatan dalam suatu volume tertentu. Gambut pantai dan gambut yang terletak di
jalur aliran sungai mempunyai BD yang relatif lebih tinggi, yakni >0,2 g cm-3 karena
adanya pengaruh bahan mineral. Semakin matang gambut, rata-rata BD gambut
menjadi lebih tinggi.
 Subsiden (subsidence) atau penurunan permukaan lahan merupakan kondisi fisik yang
sering dialami lahan gambut yang telah didrainase. Indikasi terjadinya subsiden
ditunjukkan oleh perakaran tanaman yang muncul di atas permukaan lahan.
 Daya menahan beban (bearing capacity) gambut yang tergolong rendah merupakan
karakteristik tanah gambut yang sering menjadi faktor penghambat produktivitas
tanaman, terutama tanaman tahunan. Kondisi tanaman yang tidak tegak (doyong)
yang sering ditemukan di lahan gambut merupakan indikasi rendahnya daya menahan
beban tanah gambut. Gambut yang relatif lebih matang umumnya lebih padat
sehingga daya menahan bebannya menjadi lebih tinggi.
 Gambut dengan kadar air <100% berdasarkan berat umumnya telah mengalami proses
kering tidak balik (irreversible drying). Pada kondisi ini gambut nampak seperti pasir
dan mudah hanyut terbawa aliran air.
 Sifat kimia lahan gambut meliputi Kemasaman tanah gambut yang tinggi (pH 3-5),
disebabkan oleh hidrolisis asam-asam organik. Kemasaman tanah gambut cenderung
makin tinggi jika gambut makin tebal.
 Kapasitas tukar kation (KTK) pada tanah gambut sangat tinggi, berkisar 100-300 me
100g-1 disebabkan oleh derivat fraksi lignin.
 Tanah gambut mempunyai kandungan lignin tinggi. Dekomposisi lignin
menghasilkan asam- asam organik di antaranya asam fenolat, sedangkan selulosa dan
hemiselulosa terdekomposisi menjadi senyawa karboksilat.
 Rendahnya ketersediaan hara seperti N, P, K, Ca, Mg, Kejenuhan basa serta Cu, Zn,
Fe, Mn, B, Mo dalam tanah gambut.
 Dan terakhir semakin tebal gambut, maka kandungan abu dan basa-basanya makin
rendah.

Anda mungkin juga menyukai