Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PEDOMAN GIZI SEIMBANG 9PADA BALITA)
Dosen Pengampu : Thoha B.Sc, SKM, MSI

Nama : Agum Gumelar


Nim : P27901119003
Tingkat : 2A D3 Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEDOMAN GIZI SEIMBANG (Pada Balita)

Topik : Pedoman Gizi Seimbang


Sub Topik : 1. Pengertian Gizi Seimbang
2. Karakteristik Balita
3. Peranan Makanan Balita
4. Kebutuhan Gizi Balita
5. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
6. Kekurangan Energi Dan Protein (Kep)
7. Menu Makanan Balita
8. Makanan Selingan Balita

Sasaran : Ibu yang Memiliki Bayi dan Balita

Tempat : Balai Desa

Hari, tanggal : 5 September 2020

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Banten

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, peserta dapat mengetahui


tentang pedoman gizi seimbang

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat:

1. Menyebutkan pengertian gizi seimbang

2. Menyebutkan karakteristik balita

3. Menyebutkan peranan makanan balita

4. Menyebutkan kebutuhan gizi balita

5. Menyebutkan hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi


6. Menyebutkan kekurangan energi dan protein (KEP)

7. Menyebutkan makanan bagi balita

8. Menyebutkan makanan selingan bagi balita

III. MATERI

1. Pengertian Gizi Seimbang

2. Karakteristik Balita

3. Peranan Makanan Balita

4. Kebutuhan Gizi Balita

5. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

6. Kekurangan Energi Dan Protein (Kep)

7. Menu Makanan Balita

8. Makanan Selingan Balita

IV. METODE

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

V. MEDIA

a. Gambar

b. Poster

c. Food model

d. Leaflet
VI. KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1. Peserta hadir di tempat penyuluhan

2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa Tumpang

3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan acara


dimulai.

b. Evaluasi Proses

1. Peserta diberikan pre test sebelum dimulai materi penyuluhan

2. Peserta antusias dan aktif terhadap materi penyuluhan

3. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum


penyuluhan selesai

4. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara tepat


dan benar

5. Peserta diberikan post test setelah materi penyuluhan sudah


disampaikan

c. Evaluasi Hasil

1. Peserta mengetahui tentang jajanan pedoman gizi seimbang untuk


balita
VII.KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No Waktu
Pembicara Peserta
Pembukaan :
1. 5 menit
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi Memperhatikan
yang akan diberikan
5. Melakukan kontrak Memperhatikan
waktu
Pelaksanaan :
Mendengarkan dan
2. 10 menit
1. Menjelaskan pengertian gizi seimbang memperhatikan
2. Menjelaskan karakteristik balita Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menjelaskan peranan makanan balita Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Menjelaskan kebutuhan gizi balita Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menjelaskan hal yang mendorong Mendengarkan dan
terjadinya gangguan gizi
memperhatikan
6. Menjelaskan kekurangan energi dan Mendengarkan dan
protein (KEP)
memperhatikan

7. Menjelaskan makanan bagi balita Mendengarkan dan


memperhatikan
8. Menjelaskan makanan selingan bagi Mendengarkan dan
balita
memperhatikan
Evaluasi : Mendengarkan

3. 10 menit 1. Memberikan kesempatan pada


peserta untuk bertanya
2. Menanyakan kembali pada Menjawab
peserta tentang materi yang
disampaikan
Terminasi : Mendengarkan salam
1. Menyimpulkan materi

4. 5 menit 2. Mengucapkan terima kasih


atas peran serta peserta
3. Mengucapkan salam penutup
LAMPIRAN

1. Pengertian Gizi Seimbang


Menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang
disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk setiap
kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan
serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2011).

2. Karakteristik Balita
Pada anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif yaitu anak-anak
menerima semua makanan yang disajikan olah orangtuanya. Dengan demikian,
anak-anak harus diperkenalkan dengan berbagai jenis bahan makanan. Pada usia
ini juga perkembangan dan pertumbuhan lebih besar dibanding pada masa anak
sekolah, oleh karena itu diperlukan makanan yang lebih banyak. Dengan kondisi
yang perut yang kecil maka tidak banyak makanan yang bisa dikonsumsi,
untuknya dalam pemberian makanan perlu diterapkan metode sedikit tapi sering.
Sehingga makanan yang dikonsumsi cukup dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Peran Makanan Bagi Balita


a. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur
b.  Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,
dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
c. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang
aus atau rusak.
d. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai
zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun
yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b.  Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

4. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a.  Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b.  Kebutuhan zat pembangu
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya
relatif lebih kecil.
c.  Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
5. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima
tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a.  Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan
pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang
berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa
ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab
buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang
pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak,
keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan
misalnya kebosanan.
b.  Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap
dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan
daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah
masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
c.   Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap
anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang
tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal
anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.
d.  Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat
anak sulit mendapat cukup protein.
Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena
diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan
memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
e.  Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan.
f.   Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang
baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
g.  Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya
Dalam usia 2 tahun anak memerlukan perawatan ibu baik perawatan
makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun
itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan
menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan
anak akan berhenti keluar.
h. Anak yang belum dipersiapkan secara baik
Persiapan disini diartikan ialah ibu belum mempersiapkan anak untuk
menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan
tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi
ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang
menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha
untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
i.  Sosial Ekonomi Keterbatasan
Penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan
hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah
makanan.
j.   Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak
mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang
seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi
penyerapan makanan.
k. Penyakit-penyakit umum
Penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi
saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,
cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

6. Kekurangan Energi Dan Protein (Kep)


Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut
menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu
berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini
bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka
waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi
pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas
anak tidak kurus. Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
a.    Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
b.   Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
c.  Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam
usus terganggu
d. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:
a.   Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
b.  Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran
tertentu sehingga anak menjadi tertekan
c.   Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
d. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang
diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
e.  Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua
orang tuanya.
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis,
faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )
1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan
menyembuhka penyakitnya melalui dokter.
2)  Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan.
Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya
waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya
semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga
(orangtua). Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis
makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis
makanan yang baik.
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan
beberapa hal berikut ini.
a.  Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-
benar lapar dan haus
b. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat
anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
c. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya
didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan
yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
d. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi
lebih.
e.  Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.

7. Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah usia diatas 1 tahun :
Pagi 07.00 Sarapan (nasi tim, sayur sup, telur dadar , perkedel tahu )
Pagi 10.00 Selingan dengan Susu (Biskuit bayi dan Susu)
Siang 12.00 Makan Siang (Nasi tim, bening bayam, bola-bola daging,
semur tahu )
Sore 16.00 Selingan ( finger food : sayur / buah potong)
Malam 18.00 Makan malam (Nasi tim, sayur tumis cincang, rolade ayam,
tempe orek)
Malam 20.00 Selingan dengan Susu (Biskiut bayi dan Susu)

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun


Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi
jangan terlalu jauh)
 Pukul 06.00 Susu
 Pukul 08.00 Bubur saring/Nasi tim
 Pukul 10.00 Susu/Makanan selingan
 Pukul 12.00 Bubur saring/Nasi tim

 Pukul 14.00 Susu

 Pukul 16.00 Makanan selingan


Bubur saring /nasi tim
 Pukul 18.00
Susu.
 Pukul 20.00

8. Makanan Selingan Balita


Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan
sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.
Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima
oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,
piza, dan lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan seperti : biskuit, buah, sayur rebus/ kukus, jajanan, serta olahan
daging.
2.  Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,
siang dan malam).
3.  Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat
higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya
dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber
karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan
terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis
saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat
kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia
yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu
Daftar Pustaka
Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT.Gramedia Putaka Utama, 159-195
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang
anak, Fakultas Kedokteran UI.
LAMPIRAN
Pre dan Post Test
Lampiran Soal Pre-test dan Post-test

 Pre- Test dan Post Test

1. Apa yang dimaksud dengan menu gizi seimbang ?


a. Menu yang enak
b. Menu yang menarik
c. Menu yang sesuai dengan kebutuhan keinginan individu
d. Menu yang beragam dan dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan
e. Menu yang menarik, bersih, dan enak
2. Dibawah ini yang merupakan contoh menu gizi seimbang pada balita?
a. Bakso, mie, dan nasi
b. Mie ayam, sayur, dan buah
c. Nasi tim, telur ceplok, perkedel tahu, bening bayam
d. Nasi tim, bakso, dan krupuk
e. Nasi tim, sayur sop, balado pedas.
3. Bagaimana karakteristik balita ?
a. Rewel, sulit makan
b. Memiliki nafsu makan yang banyak
c. Membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak dibanding anak
sekolah karena laju pertumbuhan lebih besar dari pada anak sekolah
d. Membutuhkan sedikit asupan zat yang sedikit
e. Bukan masa tumbuh dan berkembang

4. Apa zat makanan yang berfungsi sebagai pengatur dalam tubuh balita ?

a. Karbohidrat

b. Lemak

c. Protein

d. Vitamin dan Mineral

e. Enzim
5. Bagaimana kebutuhan energi untuk balita ?

a. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan


orang dewasa bila dibandingkan dengan berat badannya, sebab pada usia
tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.

b. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif kecil dibandingkan dengan


orang dewasa bila dibandingkan dengan berat badannya, sebab pada
usia tersebut pertumbuhannya sedikit.

c. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan


orang dewasa bila dibandingkan dengan berat badannya, sebab pada
usia tersebut pertumbuhannya sedikit

d. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif sama dibandingkan dengan


orang dewasa bila dibandingkan dengan berat badannya, sebab pada
usia tersebut pertumbuhannya sama dengan orang dewasa

e. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif kecil dibandingkan dengan orang
dewasa bila dibandingkan dengan umur, sebab pada usia tersebut
pertumbuhannya kecil.

6. Apa hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi pada balita ?

a. Adanya gangguan kesehatan, status ekonomi yang baik.

b. Ibu yang malas, keuangan keluarga yang banyak, dan makanan yang
susah dibeli

c. Harga makanan yang murah, balita yang lahap makan

d. Keluarga yang memahami gizi seimbang, harga makanan yang murah

e. Adanya pantangan terhadap makanan tertentu, ketidaktahuan akan


kesehatan, dan faktor ekonomi

7. Bagaimana kekurangan energi dan protein pada balita itu ?

a. Yaitu kondisi gangguan menelan pada balita

b. Yaitu gangguan pada proses pencernaan dan pertumbuhan


c. Yaitu gangguan yang bersifat akut akibat penyakit atau kekurangan
dalam konsumsi makanan terutama yang merupakan bahan makanan
yang mengandung energi dan protein

d. Yaitu gangguan dalam makan yang menyebabkan pertumbuhan optimal

e. Yaitu keadaan nafsu makan yang baik.

8. Apa saja bahan makanan yang baik untuk balita ?

a. Bahan makanan kalengan dan pedas

b. Bahan makanan yang bersih, tanpa pengawet,dan seimbang zat gizi


didalamnya dengan berbagai macam jenis makanan

c. Bahan makanan yang murah dan tidak beragam

d. Bahan makanan yang beragam dalam kondisi mentah

e. Bahan makanan yang bersih,enak,dan pedas


9. Apa bahan makanan yang dapat menjadi makanan selingan bagi balita ?
a. Buah potong, sayur rebus/ kukus, biskuit, olahan daging
b. Makanan kripik pedas, buah potong, mie instan
c. Kripik singkong, krupuk, permen
d. Permen, biskuit, dan makanan yang pedas
e. Buah potong,kripik.
10. Bagaimana pembagian pola makan yang baik bagi balita ?
a. Makan pagi, makan siang, selingan siang, makan malam, selingan
malam dan susu
b. Makan pagi, selingan dan susu, makan siang, selingan siang, makan
malam, selingan malam dan susu
c. Makan pagi, selingan pagi, makan siang, makan malam,dan susu
d. Makan siang,selingan siang, makan malam, selingan malam dan susu.
e. Makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang, makan
malam, selingan malam
Kunci jawaban :
1. D
2. C
3. C
4. D
5. A
6. E
7. C
8. B
9. A
10.B

Anda mungkin juga menyukai