Anda di halaman 1dari 207

LKPI – 2 BIMBINGAN

MODUL 1
KP 2 PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH:
WAHYU SARWIYANTO 857837856

1
MODUL 1 MAKHLUK HIDUP
LAPORAN PRAKTIKUM IPA BIMBINGAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak pada Tumbuhan

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti.
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak geotropism negative pada tumbuhan

C. ALAT DAN BAHAN


1) Seismonasti dan Niktinasi
a) Tanaman putri malu dalam pot 1 buah
b) Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1
buah.
c) Stop watch atau jam tangan 1 buah
d) Alat – alat tulis dan penggaris.
2) Geotropisme
a) Pot berukuran kecil 2 buah
b) Tanah yang subur secukupnya
c) Biji kacang merah secukupnya
d) Air secukupnya

D. LANDASAN TEORI
Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap. Istilah
niktinasti berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya, daun-
daun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu
malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain
disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi
akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun.
Seismonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan
mekanis berupa sentuhan atau tekanan. Gerak seismonasti disebut juga dengan
gerak tigmonasi. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma yang
berarti sentuhan. Misalnya: Gerak mengatupnya daun putri malu karena terkena

2
sentuhan. Respon mengatup (seperti layu) akan terjadi dalam waktu singkat
sekitar 1-2 detik. Untuk kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu
membutuhkan waktu lebih kurang 10 menit. Mekanisme gerak ini juga
disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan turgor di dalam sel-sel
padapersendian daun.

Geotropisme
Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan
gaya gravitasi bumi. Geotropisme disebut juga gravitropisme. Geotropisme
positif jika gerak responnya menuju ke bumi atau menuju ke bawah, Misalnya:
gerak pertumbuhan akar. Geotropisme negatif jika gerak responnya menjauhi
bumi atau menuju ke atas, Misalnya: gerak pertumbuhan batang.
Jenis- Jenis Reaksi Geotripisme
Reaksi geotropisme diklasifikasikan menurut orientasi keseimbangan
dari organ relative terhadap arah tarikan gravitasional. Sumbu pusat dari sebagian
besar tanaman meluruskan diri sejajar mereka sejajar dengan arah ini dan disebut
sebagai ortogeotropis (Gambar 1). Jika pertumbuhan mereka ada pada arah
vektor gaya berat, misalnya akarakar primer mereka adalah geotropis positif. Jika
mereka tumbuh arah berlawanan, mereka adalah geotris negatif, misalnya batang
utama.
Gerakan yang dikendalikan gayaberat lainnya juga dikaitkan dengan
asimetris internal dari organ-organ. Daun dari banyak tanaman berada pada
keseimbangan geotropis jika bidang lamina tegak lurus dengan vektor gravitasi
dengan sisi adaksial paling atas. Perpindahan sudut akan diikuti oleh memuatnya
gagang daun atau bahkan cabang penahan sehingga membawa lamina kembali ke
bidang semulanya. Fenomena ini dikenal sebagai geotropisme.

3
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Seismonasti dan Niktinasi
a) Seismonasti
(1) Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi
tanaman putri malu, lembar kerja, alat – alat tulis, dan penggaris.
(2) Pot putri malu, sebaiknya disiapkan beberapa hari sebelumnya,
sehingga ketika akan dilakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan
segar. Caranya carilah tanaman putri malu ukuran sedang selanjutnya
ambil tanaman tersebut dengan menyodoknya dengan skop atau alat
lainnya sehingga tanaman tersebut dapat dipindahkan ke dalam pot
tanpa menganggu bagian akarnya.
(3) Meletakkan pot puri malu yang telah disiapkan di atas meja,
selanjutnya lakukan sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar
terhadap daun – daun – daun putri malu tersebut dengan
menggunakan penggaris.
(4) Mencatat hasil pengamatan pada Lembar Kerja.
b) Niktinasi
(1) Menyediakan dua buah pot putri malu.
(2) Memberi tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua
(3) Meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
(4) Menyimpan pot B di atas meja dan menutup dengan menggunakan
kotak karton atau kardus yang kedap cahaya dengan hati – hati agar
tidak menyentuhnya.
(5) Membiarkan pot B tertutup selama kurang lebih setengah jam.
(6) Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, kemudian tutup dibuka
dengan hati – hati.
(7) Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut dan
membandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
(8) Mencatat hasil pengamatan dan menuangkan hasilnya pada Lembar
Kerja.
2) Gerak Tropisme (Geotropisme negatif)
a) Membuat dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya dengan
menanam 3 biji kacang merah dalam setiap pot ukuran kecil 1-2
minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot tanaman kacang

4
merah ini sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga tanaman
yang dihasilkan berdiri dengan tegak.
b) Jika sudah mendapatkan dua pot tanaman kacang merah yang cukup
baik dan berdiri dengan tegak, selanjutnya memberi label A untuk pot
pertama dan label B untuk pot yang lainnya.
c) Meletakkan pot B secara horizontal, sedangkan pot A dibiarkan berdiri
dan menyimpan keduanya di tempat terbuka.
d) Melakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.
e) Mencatat hasil pengamatan pada Lembar Kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Seismonasti dan Niktinasi
Tabel 1.1.Hasil Pengamatan Seismonasti
Jenis sentuhan pada
No Reaksi daun putri malu Keterangan
daun putri malu
1 Halus Menutup perlahan Waktu lama
2 Sedang Seluruh daun menutup Waktu agak cepat
3 Kasar Seluruh daun dan tangkai menutup Waktu cepat

Tabel 1.2.Hasil Pengamatan Niktinasi


Reaksi daun putri malu
No Pot Putri malu Mula-mula 1/2 jam kemudian
1 Disimpan ditempat terang Daun membuka Daun tetap membuka
2 Ditutup dengan penutup yang Daun membuka Daun menutup
kedap cahaya

Tabel 1.3
Hasil pengamatan Geotropisme Negatif
Jenis Pengamatan hari ke keterangan
pot 1 2 3 4 5 6 7
A 4 cm 5 cm 6,5 cm 6,5 cm 16 cm 17 cm 17,5 cm Tumbuh ke atas
B 5 cm 5 cm 6 cm 7 cm 19 cm 21 cm 21 cm Tumbuh
mengikuti arah
cahaya
matahari

5
G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1) Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan
alasan anda memilihnya!
2) Apa perbedaan antara Niktinasti dan Seismonasti pada percobaan yang telah
anda lakukan? Jelaskan!
3) Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan sebenarnya anda juga
sekaligus membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!

Jawaban:
1. Leguminosae atau polong – polongan seperti bunga merak dan daun
kupu – kupu. Daun – daun tersebut akan menutup pada malam hari dan
akan membuka kembali jika matahari terbit.
2. Pada percobaan di atas,
Niktinasti: gerak daun putri malu dipengaruhi rangsang dari cahaya
Seismonasti: gerak putri malu dipengaruhi rangsang sentuhan
3. Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan
fototropisme karena arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya
matahari. Jenis fototropisme yang terjadi adalah fototropisme postif
karena arah tumbuh batang menuju sumber rangsang cahaya

H. PEMBAHASAN
Gerak tubuh tumbuhan dibagi atas gerak seismonasti, niktinasti dan
geotropisme. Gerak seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya
rangsangan berupa getaran. Daun putri malu saat disentuh akan menutup, reaksi
menutupnya daun putri malu dikarenakan adanya perubahan tekanan turgor
akibat pemberian rangsang. Dengan jenis sentuhan yang berbeda, maka reaksi
daun putri malu pun berbeda-beda. Jika disentuh secara halus, daun putri malu
menutup secara perlahan mulai dari pangkal daun sampai ujung daun. Saat
disentuh dengan sentuhan sedang, daun langsung menutup dari pangkal daun
hingga tengah disusul dengan bagian ujung. Sedangkan jika disentuh dengan
sentuhan kasar, daun dan tangkai langsung menutup sekaligus.
Niktinasti (rangsang berupa gelap), merupakan gerak tidur pada
tumbuhan yang disebabkan karena keadaan gelap. Proses niktinasti banyak

6
terjadi pada tumbuhan berdaun majemuk. Niktinasti terjadi karena sel-sel motor
di persendian tangkai daun (anak-anak daun majemuk) atau pulvinus memompa
ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga menyebabkan perubahan
tekanan turgor. Contoh niktinasti adalah pada daun lamtoro dan Cassia
corymbosa yang melipat kebawah pada saat malam hari.
Gerak Tropisme adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan, di mana
arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Tropisme positif, jika
arah geraknya menuju arah datangnya rangsang. Sebaliknya tropisme negatif,
jika arah gerakannya menjauhi arah datangnya rangsang.

I. KESIMPULAN
Daun putri malu mengatup ketika disentuh. Namun setelah dibiarkan
beberapa saat, daun yang mengatup membuka kembali. Jadi sentuhan
menyebabkan daun putri malu mengatup
Gerak geotropisme negatif dapat dilihat dengan pertumbuhan batang
yang menjulang ke atas dan arah gerak tumbuhan selalu mendekati arah
datangnya rangsang.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


- Harus berhati – hati saat memindahkan pot agar daun tidak menutup
- Kesulitan dalam menanam tanaman putri malu di dalam pot.

L. FOTO PRAKTIKUM

Alat dan bahan percobaan


seismonasti dan niktinasti.

7
Persiapan sebelum melakukan
percobaan seismonasti dan
niktinasti.

Tanaman putri malu yang


disimpan di tempat yang terang.

Putri malu B ditutup dengan


kardus hitam yang kedap cahaya.

8
Tanaman putri malu yang ditutup
dengan penutup kedap cahaya,
daunnya akan mengatup.

Putri malu yang disentuh dengan


pelan, perlahan-lahan
mengatupkan daunnya.

Daun putri malu yang disentuh


dengan kasar langsung mengatup.

9
Pertumbuhan tanaman kacang
merah A dan B.

Tanaman A posisi tegak,


sedangkan tanaman B
digulingkan potnya.

Tanaman A tumbuh ke atas.


Tanaman B meskipun pot
digulingkan, namun arah tumbuh
tanaman mulai berubah ke atas.

Tanaman B tampak berbelok arah


pertumbuhannya ke atas.

10
Tanaman B semakin tampak
berbelok arah pertumbuhannya.
Hal ini menunjukkan gerak
geotropism negatif.

Gerak geotropism negatif pada


tumbuhan kacang merah.

LKPI – 2 BIMBINGAN

11
MODUL 1
KP 3 PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH:
WAHYU SARWIYANTO 857837856

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2022

A. JUDUL PERCOBAAN

12
Pertumbuhan Perkembangan dan Perkembangbiakan Makhluk Hidup

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah

C. ALAT DAN BAHAN


1. Biji kacang merah 6 buah
2. Botol selai 2 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah

D. LANDASAN TEORI
Setiap makhluk hidup melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan merupakan proses yang ditandai oleh adanya pertambahan ukuran,
volume dan berat suatu organisme. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup selain ditentukan oleh faktor genetik, juga sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan seperti cahaya, air, makanan dan temperatur (Rumanta 2013: 1.16).
Tumbuhan dalam pertumbuhannya mengalami perubahan. Biji disemai
di tanah yang subur dan lembab. Dari biji kemudian muncul akar. Akar tanaman
tumbuh ke bawah. Kemudian kecambah muncul menumbus biji. Kecambah
tumbuh ke atas, kea rah cahaya matahari. Setelah kulitnya bijinya terbuang, daun
pertama muncul. Setelah memiliki akar dan daun, tumbuhan akan membuat
makanan sendiri. Tumbuhan muda tumbuh menjadi tumbuhan dewasa (Ristanti,
Widya 2019).
Ita Syuri menambahkan (Syuri, Ita 2011:39) tumbuhan dewasa
bertambah banyak daunnya. Hingga pada akhirnya muncul bunga, bunga
merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan. Setelah mengalami tahap
perkembangbiakan, bunga akan menjadi buah. Di dalam buah terdapat biji. Dari
biji tersebut dapat muncul tumbuhan baru.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

13
1. Merendam biji kacang merah dalam air semalaman.
2. Melipat keras saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol
selai. Bila  perlu potonglah kelebihannya.
3. Menggulung kertas saring tersebut dan masukkan ke dalam botol selai
sehingga menempel pada dinding botol bagian dalam.
4. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air
secukupnya sehingga kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10 nya).
5. Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari
langsung selama 2 minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring
mongering) menambahkan  air secukupnya sehingga kertas saring tetap
basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan
tersebut. Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah, mengamati
bagaimana akar, batang dan daun tumbuh. Memasukkan hasilnya ke dalam
lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1. Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah
Hari pertumbuhan kecambah Panjang (mm) Keterangan
ke kacang merah Akar Batang
0 Kondisi awal 0 mm 0 mm Belum terlihat pertumbuhan

1 Tumbuh akar 0 mm 0 mm Bakal akar terlihat

2 Terlihat akar 3 mm 2 mm Biji kacang terangkat

3 Terlihat batang 5 mm 5 mm Akar dan batang terlihat

4 Terlihat batang 10 mm 15 mm Terangkat ke atas

5 Terlihat batang 15 mm 20 mm Terangkat ke atas

6 Terlihat batang 40 mm 45 mm Terangkat ke atas

7 Terlihat batang 50 mm 45 mm Terangkat ke atas

8 Terlihat pucuk daun 50 mm 50 mm Terangkat ke atas

9 Terlihat pucuk daun 70 mm 80 mm Terangkat ke atas

14
10 Terlihat pucuk daun 100 mm 135 mm Terangkat ke atas

11 Batang semakin panjang 105 mm 135 mm Terangkat ke atas

12 Batang semakin panjang 105 mm 135 mm Terangkat ke atas

13 Batang semakin panjang 135 mm 145 mm Terangkat ke atas

14 Batang semakin panjang 145 mm 150 mm Terangkat ke atas

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
2. Adakah akar yang arah pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?

Jawaban:
1. Akar kecambah kacang merah mulai tumbuh pada hari ke-3 yaitu dengan
panjang 5 mm
2. Tidak, akar tumbuh ke bawah didasar kertas saring dalam botol selai

H. PEMBAHASAN
Setelah melakukan praktikum hasilnya dapat diketahui bahwa pada minggu
pertama sudah terdapat perubahan. Pada hari ke-0 sampai ke-2 akar dan batang
belum bertambah panjangnya. Kemudian pada hari ke-3 hingga ke-7 panjang akar
terus bertambah, begitu juga batang dan tumbuhnya daun. Pada minggu ke-2 atau
hari ke-8 sampai ke-14 daun yang semula hanya tumbuh satu menjadi dua,
kemudian membesar dan bertambah panjang batang kecambah.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan kacang merah dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh
yang dapat dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, akar dan batang pada
kacang merah.

15
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Ristanti, Widya (et. al). 2019.Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Teguh Karya
Syuri, Ita dan Nurhasanah. 2011. IPA Aktif. Jakarta: Penerbit Erlangga

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Dari enam biji kacang merah yang diamati ada beberapa kacang merah yang
tidak dapat tumbuh.
Pemilihan biji kacang merah yang berkualitas baik agar dapat berkembang
dengan baik.

L. FOTO PRAKTIKUM
Tahap awal alat dan bahan kondisi awal hari ke-0

pengamatan hari ke-1 Pengamatan hari ke-8


samdai dengan hari ke-7 sampai dengan hari ke-14

16
17
A. JUDUL LAPORAN
Perumbuhan dan Perkembangbiakan Hewan

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari
telur sampai imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah ± 20 ekor

D. LANDASAN TEORI
Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri makhluk hidup guna
kelangsungan hidup jenisnya. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup selain ditentukan oleh faktor genetik juga sangat ditentukan oleh
kondisi lingkungan seperti cahaya, air, makanan, dan temperatur (Rumanta
2013:1.16).
Ita Syuri menambahkan (Syuri, Ita 2011: 38) hewan pun mengalami
pertumbuhan seperti manusia. Artinya, hewan juga mengalami perubahan
ukuran dan berat tubuh selama hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan
hewan dipengaruhi oleh sifat yang diwariskan dari orang tua dan pengaruh
lingkungan.
Menurut Wikipedia, Drospilla sp. atau lalat buah adalah lalat yang
biasanya menghinggapi buah yang sudah busuk. Lalat buah mempunyai
kontruksi modular, yaitu suatu segmen abdomen. Seperti hewan simestris
bilateral lainnya, Drospilla mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-
ekor).

18
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi
untuk percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan
demikian anda dapat memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat.
Cara membuat medium lalat buah ikutilah prosedur berikut.

 Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut


dalam keadaan bersih.
 Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender
 Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol
selai, masing-masing 2 sendok makan dan ratakanlah
 Masukkan kertas  saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat
kedalam setiap botol selai

2) Menangkap lalat buah


 Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
 Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
 Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar
dengan mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya
kemudian arahkan mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan
dengan cara memukul atau mengguncang-guncangkan tong sampah.
 Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam
kantong plastik dengna cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang
terperangkap dalam kantong plastik.

3) Mengkultur lalat buah


 Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati
ke dalam botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan
teman. Jika anda kesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik
tersebut dengan ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur
lebih kurang ekor lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau
terkena medium. Jadi sebaiknya diletakkan di atas kertas saring. Biasanya
dalam waktu kurang 5 menit lalat buah akan siuman

19
 Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan
ikatlah dengan karet gelang.
 Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik.
 Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
 Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap
jam 08.00 dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva,
pupa, pupa berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago).
Tuangkanlah hasil pengamatan anda pada lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1. Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari Waktu Kejadian/


ke pengamatan perubahan
0 08.00 WIB Tubuh lalat berwarna kuning kecoklatan

1 08.00 WIB Semua lalat buah mati

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
2. Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?

H. PEMBAHASAN

20
Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari hari ke-0 belum ada yang dihasilkan
dari lalat buah, tetapi setelah masuk hari ke-2 50% dari 20 lalat buah mati.
Kemudian di hari ke tiga semua lalat buah mati, sehingga tidak dapat
melanjutkan pengamatan.

I. KESIMPULAN
Dalam melakukan pengamatan memanglah sulit karena seharusnya bisa
mengamati fase lalat buah dan bertelur hingga menjadi lalat dewasa.

J. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1) Sulitnya membedakan lalat buah dan lalat yang biasanya berada disekitar kita.
2) Sulitnya menangkap lalat buah.
3) Dalam melakukan praktikum (pengamatan) tidak dapat dilanjutkan karena
lalat buah mati.
4) Dari hasil yang telah diamati kami tidak dapat menjawab pertanyaan karena
sebelum bertelur lalat buah sudah mati.

L. FOTO PRAKTIKUM

Tahap persiapan pertumbuhan dan hari ke-0 pertumbuhan dan


perkembangan lalat buah perkembangan lalat buah

21 - 8 -20

21
hari pertama pertumbuhan dan hari kedua 50% lalat buah mati
perkembangan lalat buah

Hari ke-3 semua lalat buah mati

22
LKPI – 3 BIMBINGAN
MODUL 2
KP 1 EKOSISTEM DARAT

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

23
UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
MODUL 2 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
LAPORAN PRAKTIKUM IPA BIMBINGAN (EKOSISTEM DARAT)

A. JUDUL PERCOBAN
Ekosistem Darat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan komponen – komponen yang
terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Seperangkat alat tulis.
2) Loup/ Kaca Pembesar.
3) Barometer.
4) Lingkungan Sekitar.

D. LANDASAN TEORI
Menurut Rahardjanto (2001) Ekosistem adalah hubungan timbal balik
antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia) dan mikroba dengan
komponen abiotic (cahaya, udara, ar, tanah, dsb). Ekosistem sifatnya tidak
tergantung kepada ukuran tetapi lebih di tekankan kepada kelengkapan
komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotic dan komponen
biotik. (Tim Dosen Pembina 2012).
Menurut Kimbaee (1994) dalam komponen biotik di bedakan menjadi 3
golongan yaitu :
1. Produsen
 Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri di sebut
organisme autotroph (tumbuhan hijau)
2. Konsumen

24
 Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga di
sebut hetrotof < hewan >
3. Pengurai ( Dekomposer )
 Berperan sebagai pengurai yang menguraikan zat – zat organ
Sedangkan bagian dari komponen antibiotic antara lain :
1. Tanah merupakan tempat hidup bagai organisme
2. Air di butuhkan untuk kelangsungan hidup organisme
3. Udara berperan penting agai kehidupan makhluk hidup
4. Suhu untuk kegiatan metabolism dan perkembangbiakan
5. Cahaya matahari mempunyai ekosistem keseluruhan
(Rusmendra, 2009)
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dan organisme dengan lingkungan meliputi energi, rantai atau jaring-
jaring makanan,siklus Hiogio kimia.perkembangan dan pengendalian
(Rumanto.2017)
Ditinjau dari cara terbentuknya terdapat dua ekosistem yaitu : ekosistem
almi ( contoh : hutan, padang rumput, paangpasir ) dan ekosistem buatan
( contoh : sawah, lading, kebun, dan taman bunga ).
Produsen merupakan suatu jenis organisme atau makhluk hidup yang
mampu membentuk dan membuat makanannya sendiri dari berbagai zat organic
melalui fotosintesir. Konsumen merupakan sekumpulan atau sekelompok
makhluk hidup yang memakan produsen dan hewan lainnya. Jenis kelompok ini
tidak bisa membuat makanan sendiri dari bahan anorganik. Sehingga dia sangat
tergantung pada organisme produsen ( Punomo, 2009 )

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah
tempat Anda mengajar yang akan kita amati komponen – komponennya.
2) Setelah anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen –
komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin,
jenis/warna tanah.
3) Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara menggunakan
peralatan / perkiraan untuk mengetahui keadaan pencahayaan angina /
tanah
4) Mencatat semua hasil/data dalam lembar kerja

25
5) Mencatat semua makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut meliputi
komponen abiotik dan biotiknya.
6) Mencatat jenis tumbuh-tumbuhan sebagai produsen yang ada
7) Mencatat semua jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem
darat tersebut baik yang singgah maupun yang tetap
8) Mengamati lebih teliti terhadap hewan – hewan yang kecil
9) Mencatat data di dalam lembar kerja
10) Sebagai pembanding, menentukan suatu ekosistem darat dan buatan yang
ada di lingkungan sekitar
11) Melakukan semua kegiatan dari no 2 – 8 di atas kemudian mencatat
semua data kedalam table pengamatan
12) Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe
ekosistem tersebut

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1
Komponen abiotic ekosistem darat alami

No Komponen biotik Kondisi / Keadaan


1. Suhu 24ºC
2. Cahaya Cukup Terang
3. Air Cukup
4. Tanah Subur
5. Angin Sejuk

Tabel 2.2
Komponen biotic ekosistem darat alami

No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1 Rumput Semut Cacing
2 Pohon Waru Ulat Cacing

3 Pohon Ketepeng Kupu-kupu cacing

4 Pohon Pinus Belalang cacing

5 Pohon Jati Ular cacing

26
Tabel 2.3
Komponen abiotik ekosistem darat buatan

No Komponen abiotik Kondisi/keadaan


1 Pasir Kering
2 Batuan Berlumut
3 Kayu Lapuk
4 Besi Kuat
5 Plastik Kuat

Tabel 2.4
Komponen biotic ekosistem datar buatan

No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1 Lidah buaya Kucing Cacing

2 Bunga soka Burung Cacing

3 Rumput teki Semut Cacing

4 Ekor tupai Ulat Cacing

5 Sirih belanda Kucing Cacing

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Menurut pendapat anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara
singkat!
Jawab :
Ekosistem yang mempunyai komponen biotik lebih banyak adalah
ekosistem darat alami, hal ini dapat di contohkan pada ekosistem hutan
hutan mempunyai system / komponen biotik yang banyak dan hewannya

27
mempunyai berbagai jenis dan spesies. Jumlah populasi dan jumlah
makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia atau tidak ada campur
tangan manusia.

H. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan makhluk hidup memiliki ciri – ciri yang sudah
dijelas ciri – ciri mekhluk tidak dapat dimiliki oleh makhluk tak hidup (mati).
Ekosistem adalah suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh pada
suatu kawasan yang didalamnya terdapat unsur biotik (hidup) dan abiotic
(tidak hidup) serta terjadi hubungan timbal balik antara unsur – unsur
tersebut. Sehingga, ekosistem merupakan fungsional dan struktural dari
lingkungan yang terjadi baik secara alami maupun buatan.
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotic,
di mulai dari matahari sebagai sumber energi utama tumbuhan hijau
(produsen). Interaksi suatu individu dengan lingkungannya terjadi untuk
mempertahankan hidupnya, perpindahan energi yang terbentuk dari satu
makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya melalui serangkaian urutan makan
dan di makan yang di sebut rantai makanan.
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik.
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
hidup (organisme). Antara 2 komponen yang ada pada ekosistem darat alami
yaitu komponen biotik dan abiotik terjadi hubungan timbal balik. Hal ini tidak
ada campur tangan manusia yang terjadi pada alam misal hutan, sedangkan
komponen biotiknya tidak dikendalikan manusia untuk pertumbuhannya. Pada
ekosistem darat buatan terdapat campur tangan manusia dalam hubungan
timbal balik antara komponen biotik dan abiotik, untuk dapat menentukan
jenis dan jumlah populasi komponen biotiknya.

I. KESIMPULAN
Ekosistem darat terbagi menjadi dua yaitu kosistem darat alami dan
ekosistem darat buatan. Dari kedua ekosistem tersebut memiliki komponen
abiotik. Tetapi pada komponen biotiknya berbeda. Jumlah populasi yang
terdapat pada ekosistem darat alami lebih banyak dan lebih lengkap
dibandingkan dengan ekosistem darat buatan.

28
J. DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta : Erlangga
Campbell, Neila, dkk. 2002. Biologi III. Jakarta : Erlangga
Kimball, John. 2000. Biologi III. Jakarta : Erlangga
Nindchild. 2013. Ekosistem. Jakarta : Gramedia Pustaka
Purnomo. 2008. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Media Pustaka
Waluyo, Joko. 2013. Biologi Umum. Jember : Jember University Press

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


1. Menemukan ekosistem yang benar-benar alami, karena disekitar kita
sudah tidak ada lagi hutan sehingga kita memakai ekositem yang lebih
mendekati ke alam.
2. Kita tidak memiliki alat barometer untuk praktikum, senhingga kami
menggunakan aplikasi yang ada di handphone.

L. FOTO PRAKTIKUM
Foto kelompok 5 saat akan Foto ekosistem darat alami di daerah
melaksanakan percobaan praktikum boyolali

Foto ekosistem darat alami di daerah Foto ekosistem darat buatan di


boyolali taman depan rumah

29
Foto ekosistem darat buatan di depan Foto alat dan bahan
rumah

30
LKPI – 4 BIMBINGAN
MODUL 2
KP 2 PENCEMARAN LINGKUNGAN
(PENGARUH DETERJEN PADA
PERKECAMBAHAN)

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

31
MODUL 2 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
LAPORAN PRAKTIKUM IPA BIMBINGAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Pencemaran Lingkungan (Pengaruh Deterjen pada Perkecambahan)

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati pengaruh deterjen terhadap
perkecambahan kacang hijau.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 mL 10 buah (diganti gelas plastik)
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas timah secukupnya
5. Mistar dengan skala 1 mm 1 buah
6. Kertas untuk label secukupnya
7. Gelas kimia 1000 mL 1 buah
8. Air ledeng secukupnya
9. Deterjen serbuk 1 gram

D. LANDASAN TEORI
Menurut situs Wikipedia, perkecambahan menjadi tahap awal dari
pertumbuhan sebuah biji. Biji mengalami perkembangan sehingga tumbuh
menjadi tumbuhan muda. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan di sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Biji
kemudian akan membesar ukurannya karena sel-sel embrio membesar dan biji
melunak.
Pertumbuhan kecambah memerlukan nutrisi yang cukup. Namun
kondisi tanah saat ini banyak yang menjadi gersang dan tidak produktif yang
disebabkan oleh beralihnya fungsi tanah untuk kebutuhan manusia, misalnya
pemukiman. Kesuburan tanah dapat dipulihkan dengan pemberian pupuk, salah
satunya dengan pupuk kimia.
Rumanta (2013: 2.8) menjelaskan bahwa pemberian pupuk kimia selain
dapat meningkatkan prosuksi pertanian, ternyata juga dapat menyuburkan

32
tanaman pengganggu dan hama tanaman. Tanaman pengganggu dan hama
tanaman akan menyerang lahan pertanian, karenanya diperlukan pestisida untuk
membasmi hama dalam waktu cepat dan dengan harga yang relatif murah.
Kegiatan manusia ini secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi
lingkungan. Sampah akibat penggunaan pestisida dapat membunuh spesies lain
yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tanaman pertanian.
Penggunaan pestisida dan bahan kimia lain dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem. Bahan kimia banyak digunakan dalam industri.
Kegiatan industri menyisakan limbah kimia yang mengandung racun sehingga
berbahaya bagi makhluk hidup. Jika dibuang ke sungai, maka dapat merusak
ekosistem sungai, misalnya mematikan ikan dan tumbuhan air yang hidup di
dalam sungai. Manusia yang menggunakan air sungai yang sudah tercemar ini
juga dapat terjangkit penyakit (Syarifudin dkk.: 106 – 107).
Salah satu bahan kimia yang juga berbahaya dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah deterjen, yang digunakan sebagai pembasmi bibit
penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleaching (bayclean) sebagai pemutih, dll.
Maka melalui kegiatan praktikum ini, akan diamati pengaruh deterjen terhadap
pertumbuhan tanaman, yaitu proses perkecambahan pada biji kacang hijau.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen 100%; 50%; 25%; 12,50%; 6,25%; 3.10%, serta
control yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas
kimia (diganti gelas plastik) yang telah diberi label sebagai berikut:
a. Label I = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
d. Label IV = 12,5%
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,10%
g. Label control = air ledeng/PDAM
2. Cara menyediakan larutan
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
a. Larutkan 1 gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/PDAM hingga 1000
mL. kemudian beri label 100%.

33
b. Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. kemudian beri label 50%.
c. Ambil 500 mL larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. kemudian beri label 25%.
d. Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. kemudian beri label 12,5%.
e. Ambil 500 mL larutan deterjen 12,5%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. kemudian beri label 6,25%.
f. Ambil 500 mL larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. kemudian beri label 3,10%.
3. Sediakan 6 gelas kimia lain (diganti gelas plastik), beri label control, I, II, III,
IV, V, dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue.
4. Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang
yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan
dalam percobaan ini (kacang hijau terpilih).
5. Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10
butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV,
10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI, dan 10 butir dalam
larutan control (air ledeng/PDAM). Biarkan rendaman selama 5 menit.
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang
baik agar hilum mengarah ke bawah.
7. Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8. Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya yang
dapat masuk.
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan,
ukurlah panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala. Kacang hijau yang
tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada
pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap
kacang hijau mati. Catatlah hasil pengamatan Anda pada lembar kerja Tabel
2.10 di belakang modul.
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24
jam dan 48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda.
Misal 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan warna hitam.

34
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.10
Pengaruh Deterjen terhadap Tumbuhan

Konsentrasi Larutan deterjen


No. Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1 Kontrol
%
1 0 cm 1,3 cm 1,5 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 4 cm
2 0 cm 1 cm 2 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 2 cm
3 0 cm 0 cm 0 cm 1 cm 1 cm 1 cm 2 cm
4 1,3 cm 1 cm 0 cm 1,5 cm 1 cm 1,5 cm 2.5 cm
5 0 cm 1 cm 0 cm 1 cm 0 cm 1,5 cm 0 cm
6 1 cm 0 cm 1 cm 0 cm 0 cm 0 cm 3 cm
7 0 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm 1 cm 0 cm 0 cm
8 1 cm 0 cm 0 cm 0 cm 1 cm 1 cm 0 cm
9 0 cm 1 cm 1 cm 0 cm 1 cm 0 cm 0,5 cm
10 1,5 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0,6 cm 0 cm 0 cm
Jumlah 4,8 cm 6,3 cm 6,5 cm 7 cm 7,6 cm 8 cm 14 cm
Rata- 0,58 cm 0,63 cm 0,65 cm 0,7 cm 0,76 cm 0,8 cm 1,4 cm
rata
Konsentrasi Larutan
No. deterjen
Hari ke-2 (48 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,2 3,1 Kontrol
5% %
1 1 cm 1,5 cm 1,8 cm 1,5 cm 1,5 cm 2 cm 5 cm
2 1 cm 1,5 cm 2,3 cm 1,6 cm 2 cm 2 cm 3 cm
3 1 cm 0,5 cm 0,5 cm 1,3 cm 1,5 cm 1,2 cm 3,5 cm
4 1,5 cm 1,3 cm 1 cm 2 cm 1,5 cm 1,6 cm 3 cm
5 0 cm 1,5 cm 1 cm 1,5 cm 1 cm 1,8 cm 1 cm
6 0 cm 0,5 cm 1,5 cm 0.5 cm 0,5 cm 0,5 cm 4,5 cm
7 0 cm 1,3 cm 1,5 cm 2 cm 1,3 cm 1,5 cm 1 cm
8 1,3 cm 0 cm 0 cm 0 cm 1,5 cm 1,5 cm 0,5 cm
9 0 cm 1,5 cm 1,2 cm 0 cm 1,2 cm 1 cm 1 cm
10 1,7 cm 0 cm 0 cm 1 cm 1 cm 1 cm 0 cm
Jumlah 7.5 cm 9,8 cm 10,8 cm 11,4 cm 13 cm 14,1 cm 22 cm
Rata- 0,75 cm 9,8 cm 1,08 cm 1,14 cm 1,3 cm 1,41 cm 2,2 cm
rata

35
Grafik 2.2
Grafik Rata-rata Pertumbuhan Kecambah
per Konsentrasi pada 24 dan 48 Jam
2.5

1.5

0.5

0
100% 50% 25% 12.50% 6.25% 3.10% kontrol

24 jam 48 jam

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
2. Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang
mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup
dengan kertas timah?

Jawaban:
1. Larutan 0 (kontrol) berfungsi sebagai pembanding untuk perkecambahan biji
kacang hijau pada larutan-larutan yang lain. Larutan 0 (kontrol) tidak
mengandung deterjen (bahan kimia berbahaya), maka dianggap paling baik
digunakan sebagai media perkecambahan.
2. Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, kemungkinan biji
kacang hijau tersebut memang kualitasnya kurang baik atau mandul (tidak
dapat tumbuh).
3. Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas
timah agar cahaya tidak dapat masuk dan memengaruhi perkecambahan.
Sehingga benar-benar didapatkan hasil dan data yang akurat tentang
pengaruh deterjen pada proses perkecambahan.

36
H. PEMBAHASAN
Bahan kimia berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Percobaan ini
bertujuan untuk membuktikan pengaruh deterjen terhadap proses perkecambahan
pada kacang hijau. Percobaan ini menggunakan 6 gelas larutan deterjen dengan
konsentrasi yang berbeda dan 1 gelas kontrol yang tidak mengandung deterjen.
Setiap gelas diisi dengan 10 biji kacang hijau. Sebelumnya biji kacang hijau
diseleksi/dipilih terlebih dahulu dengan cara merendamnya di dalam air.
Larutan 0 (kontrol) berfungsi sebagai pembanding untuk
perkecambahan biji kacang hijau pada larutan-larutan yang lain. Larutan 0
(kontrol) tidak mengandung deterjen (bahan kimia berbahaya), maka dianggap
paling baik digunakan sebagai media perkecambahan. Jika pada larutan 0
(kontrol) ada kacang hijau yang mati, kemungkinan biji kacang hijau tersebut
memang kualitasnya kurang baik atau mandul (tidak dapat tumbuh).
Pada laruta deterjen 100%, banyak biji kacang hijau yang tidak tumbuh
(5 biji). Selain itu pertumbuhannya paling lambat. Sedangkan untuk biji kacang
hijau pada gelas kontrol, hanya 1 biji yang akhirnya tidak tumbuh. Namun
pertumbuhan biji kacang hijau pada gelas kontrol paling bagus dibandingkan
dengan pertumbuhan biji kacang hijau di gelas-gelas yang mengandung deterjen.
Semakin besar kadar deterjen, maka pertumbuhannya semakin lambat.
Selama percobaan berlangsung (2 hari), masing-masing gelas berisi
larutan dan biji kacang hijau dalam keadaan tertutup kertas timah. Tujuannya
agar cahaya tidak dapat masuk dan memengaruhi proses perkecambahan.
Sehingga benar-benar didapatkan hasil dan data yang akurat tentang pengaruh
deterjen pada proses perkecambahan.

I. KESIMPULAN

Bahan-bahan kimia yang ada di lingkungan ternyata mempengaruhi


pertumbuhan tanaman. Hal ini terbukti dalam percobaan di atas. Deterjen (bahan
kimia) mempengaruhi perkembangan perkecambahan biji kacang hijau. Semakin
besar kadar deterjen dalam gelas, maka pertumbuhan biji kacang hijau akan
semakin lambat, bahkan beberapa biji tidak tumbuh. Terbukti pada gelas berisi
larutan deterjen 100%, pertumbuhannya paling lambat da nada 5 biji kacang
hijau yang tidak tumbuh.
Biji kacang hijau yang direndam dengan air deterjen dengan larutan
100% terbukti pertumbuhannya paling lambat dibandingkan yang lain. Sebagai

37
pembanding dibuatkan larutan kontrol yang bersih dan tidak mengandung
deterjen. Perkecambahan pada larutan kontrol (bebas bahan kimia) terjadi dengan
baik dan ukuran kecambahnya paling bagus dibandingkan kecambah lain yang
direndam dengan air yang mengandung deterjen.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

wikipedia.org. Perkecambahan. 3 Februari 2020. 07:47 (Diakses tanggal 1


September 2020). Tersedia dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan

Syarifudin dkk. 2014. Cerdas Menghafal IPA SD. Tangerang Selatan: Scientific
Press

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Gelas kimia yang tersedia tidak sesuai jumlahnya dengan alat dan bahan yang
dibutuhkan (pada buku modul). Karena itu gelas kimia diganti gelas plastik
dengan bentuk dan ukuran yang sama.
2. Pengukuran kecambah membutuhkan ketelitian, karena ukurannya kecil.

L. FOTO PRAKTIKUM

Mempersiapkan alat dan bahan


untuk percobaan.

38
Menimbang deterjen yang akan
digunakan.

Membuat larutan deterjen serbuk


100%.

Membuat larutan deterjen


pengenceran 50%.

Membuat larutan deterjen


pengenceran 25%.

Membuat larutan deterjen


pengenceran 12,5%.

39
Membuat larutan deterjen
pengencer 6,25%.

Larutan deterjen 100%,


pengencer, kontrol, dan biji
kacang hijau yang direndam
untuk mendapatkan biji yang
berkualitas.

Memilih kacang hijau yang akan


digunakan dalam percobaan.

Memasukkan biji kacang hijau ke


dalam gelas-gelas larutan dan
gelas kontrol, masing-masing
sepuluh (10) biji.

Masing-masing gelas ditutup


rapat dengan kertas timah dan
dikaret supaya cahaya matahari
tidak dapat masuk.

40
Proses pencatatan panjang
kecambah kacang hijau setiap
hari ke dalam tabel pengamatan.

Proses pengukuran kecambah


pada hari ke-2.

Proses pengukuran kecambah


pada larutan kontrol.

Proses pengukuran kecambah


pada larutan deterjen 50%.

41
LKPI – 5 BIMBINGAN
MODUL 3
KP 1 JENIS ZAT DALAM MAKANAN

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

42
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengelompokan Bahan Makanan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat Mengelompokkan Bahan Makanan Berdasarkan Kandungan Zat Gizinya.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Tempat Plastik
2) 20 macam bahan makanan

D. LANDASAN TEORI
Bahan makanan dikelompokkan menjadi: bahan makanan pokok, bahan
makanan lauk pauk, bahan makanan sayur dan bahan makanan buah.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena
berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia.
Jika dihubungkan dengan kandungan gizi masing-masing jenis pangan
tersebut, pola menu juga dapat dikelompokkan sebagai berikut: 
1. Pangan pokok umumnya sebagai sumber karbohidrat
2. Lauk pauk sebagai sumber protein hewani dan nabati
3. Sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Kumpulkan bahan makanan sebanyak 20 macam
2) Kelompokkan masing – masing bahan makanan tersebut ke dalam kelompok
Karbohidrat, protein, lemak dan vitamin
3) Catat semua data masing – masing kelompok itu dalam kolom yang sudah
disediakan pada lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN

Pengelompokan Bahan Makanan Berdasarkan Zat Gizi

No Jenis Makanan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin


1 Beras 
2. Terigu 
3. Ubi Jalar 

43
4. Kentang 
5. Jagung 
6. Ikan 
7. Buncis 
8. Tempe 
9. Tahu 
10. Brokoli 
11. Putih Telur 
12. Telur 
13. Kacang Merah 
13. Keju 
14. Daging 
15. Terong 
16. Cabai 
17. Apel 
18. Wortel 
19. Tomat 
20. Jeruk 

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Zat makanan (zat gizi) apakah yang sangat diperlukan oleh valita
2. Zat makanan apakah yang terutama diperlukan untuk orang yang bekerja ?
3. Pada usia lanjut zat makanan apakah yang sangat diperlukan ?

Jawaban:
1. .Zat makanan (zat gizi) yang dibutuhkan balita adalah
     a. Zat pembangun     : protein, mineral, vitamin, air
     b Zat pengatur           : protein, air
2. Zat makanan (zat gizi) yang dibutuhkan untuk orang bekerja adalah:
     a. Zat tenaga               : hidrat arang/karbohidrat, lemak, protein
     b. Zat pembangun     : protein, mineral, vitamin, air
     c. Zat pengatur           : protein, air
 3. Zat makanan (zat gizi) yang dibutuhkan pada usia lanjut
     a. Zat pembangun     : protein, mineral, vitamin, air
     b. Zat pengatur           : protein, air

44
H. PEMBAHASAN
- Karbohidrat disebut juga hidrat arang atau zat tepung merupakan makanan pokok
yang berguna sebagai sumber zat tenaga. Karbohidrat terdapat pada padi-padian
atau umbi-umbian, misal kentang, jagung, ubi jalar, gandum, tepung beras, beras
merah.
1. Protein sebagai zat pembangun terdiri 2 jenis :
Protein nabati bersumber dari tumbuhan. Contoh : kacang hijau, kedelai, dan
kacang tanah, kacang merah
2. Protein hewani bersumber dari hewan.
Contoh : susu, telur Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan
energi terdapat pada kelapa, kemiri, gajih.
3. Vitamin berguna sebagai zat pembangun
 Contoh : a.Tomat, wortel sebagai sumber prekusor vitamin A (Betakarotin)
                b.Bayam, daun pepaya sebagai mereduksi pembentukan kolesterol.

I. KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan pengamatan pengelompokkan bahan makanan
berdasarkan zat gizi ada 4 jenis:
 1. Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga. Contoh : kentang, tepung beras, jagung
 2. Protein sebagai zat pembangun. Contoh : telur, ikan, daging, kedelai
 3. Lemak sebagai sumber energi dan cadangan energy. Contoh : gajih
 4. Vitamin sebagai zat pembangun. Contoh : wortel, tomat, bayam.

I. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Samhis Setiawan (2020). Penggolongan Bahan Pangan Dalam Biologi.
http//:www.gurupendidikan.co.id. diakses 25 Agustus 2020

J. KESULITAN YANG DIHADAPI


Dalam percobaan pengelompokan bahan makanan ini kami tidak begitu
mengalami kesulitan atau kendala yang berarti karena bahan-bahan yang kami
butuhkan untuk praktikum sangat mudah didapatkan.

45
K. FOTO PRAKTIKUM

Foto alat dan bahan untuk


Pengelompokan Bahan
Makanan

Foto alat dan bahan untuk


Pengelompokan Bahan
Makanan

Foto Kegiatan
Mengelompokkan Bahan
Makanan

Foto Kegiatan
Mengelompokkan Bahan
Makanan

Foto Kegiatan
Mengelompokkan Bahan
Makanan

46
Foto hasil Pengelompokan
Bahan Makanan

A. JUDUL PERCOBAAN

47
Pengelompokan Sayuran

B. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat Mengelompokkan Sayuran berdasarkan macamnya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tempat Plastik
2. 20 macam bahan makanan

D. LANDASAN TEORI
Sayuran merupakan kelompok komoditas pangan yang pada umumnya
sangat banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik sebagai sayuran mentah
(lalapan) ataupun dengan cara dimasak terlebih dahulu. Mengonsumsi sayuran
memberi sumbangan terutama vitamin A dan C, serta serat yang sangat penting
bagi tubuh. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura. 
Umur panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu
tahun) dan secara umum bukan merupakan tanaman musiman, artinya hampir
semua jenis tahun, tidak mengenal musim. Karakteristik ini sedikit berbeda
dengan beberapa jenis buahbuahan seperti mangga, durian dan sebagainya yang
hanya dijumpai pada musim-musim tertentu satu kali dalam satu tahun.
Jenis-jenis sayuran yang sering dengan mudah dijumpai, baik di pasar-
pasar tradisional maupun di pasar swalayan meliputi: wortel, tomat, sawi hijau
dan putih, kangkung, buncis, bayam, seledri, daun bawang, labu siam, selada,
terong, kentang dan sebagainya.
Pengelompokan Sayuran, Sayuran dapat dikelompokkan kedalam dua
hal yaitu berdasarkan bagian dari tanaman dan berdasarkan iklim tempat tumbuh.
Berbagai-bagian dari tanaman misalnya akar, umbi, batang, daun, buah, bunga,
biji dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran konsumsi, antara lain
wortel, kentang, yang diambil dari bagian umbinya, kangkung, bayam, selada,
sawi yang diambil dari bagian daun, asparagus, rebung dari bagian batang yang
masih muda, tomat, cabe, labu siam, terong dari bagian buahnya, kacang merah,
kacang hijau dari bagian buah bijinya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

48
1. Kumpulkan bahan sayuran sebanyak 20 macam

2. Kelompokkan masing-masing sayuran tersebut ke dalam kelompok sayuran


daun, sayuran buah, sayuran akar/umbi, sayuran kacang-kacangan dan
sayuran tunas.

3. Catat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang sudah
disediakan pada lembar kerja.

4. Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

F. HASIL PENGAMATAN
Pengelompokan Sayuran

No Jenis Bahan Sayuran Sayura Sayuran Sayuran Sayura


Makanan Daun n Buah Akar/Umbi Kacang- n Tunas
kacanga
n
1. Bayam Merah 
2. Daun Pepaya 
3. Cabai 
4. Daun Ketela 
5. Kangkung 
6. Tauge 
7. Buncis 
8. Tomat 
9. Kentang 
10. Kacang Kapri 
11. Sawi Putih 
12. Seledri 
13. Kacang Panjang 
14. Daun Singkong 
15. Terong 
16. Sawi Hijau 
17. Daun Kelor 
18. Labu Siam 
19. Wortel 
20. Mentimun 

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Bila dilihat dari TRIGUN MAKANAN sayuran termasuk kedalam kelompok
zat makanan apa saja?

49
2. Termasuk dalam sayuran manakah mlinjo, brokoli, cabe, bawang merah dan
terong? 
Jawaban :
1)   Dilihat dari TRIGUNA MAKANAN sayuran termasuk zat pembangun.
2)   Termasuk ke dalam kelompok makanan :
a.    Melinjo termasuk sayuran kacang-kacangan
b.    Brokoli termasuk sayuran
c.    Cabe termasuk sayuran buah
d.   Bawang merah termasuk sayuran umbi/akar
e.    Terong termasuk sayuran buah

H. PEMBAHASAN
Bahan makanan sayuran adalah bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang
setelah diolah menjadi makanan penyerta dan makanan utama.
1. Sayuran daun: tumbuhan dengan bagian utama yang diubah menjadi hidangan
makanan adalah bagian daunnya.
Contoh: bayam, kangkung, sawi, daun singkong dan daun pepaya.
2. Sayuran buah : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan
makanan adalah buahnya.
Contoh: tomat, terong, cabe, mentimun, dan labu siam.
3. Sayuran umbi/akar : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi
hidangan makanan adalah bagian umbi/akarnya.
Contoh: wortel dan kentang.
4. Sayuran kacang-kacangan : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah
menjadi hidangan makanan adalah biji yang berupa kacang-kacangan.
Contoh: kacang panjang, kacang tanah, buncis dan kapri.
5. Sayuran tunas : tumbuhan dengan bagian utama sebagai makanan adalah tunas
tanaman.
Contoh: tauge.
I. KESIMPULAN
Bahan makanan berupa sayuran dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok
yaitu :
1)   Sayuran daun
2)   Sayuran buah
3)   Sayuran umbi/akar

50
4)   Sayuran kacang-kacangan
5)   Sayuran tunas

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Zein Sakti. Pengertian Sayuran dan 3 Macam Pengelompokannya.
http://www.awalilmu.com. diakses 20 Agustus 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sayuran

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


Sama halnya dengan percobaan pengelompokan bahan makanan, dalam
pecobaaan pengelompokan sayuran kami juga tidak begitu mengalami kesulitan
atau kendala yang berarti karena bahan-bahan yang kami butuhkan untuk
praktikum sangat mudah didapatkan dilingkungan sekitar.

L. FOTO PRAKTIKUM

Foto alat dan bahan untuk


Pengelompokan Bahan
Makanan

Foto alat dan bahan untuk


Pengelompokan Bahan
Makanan

Foto Kegiatan
Mengelompokkan Sayuran

51
Foto Kegiatan
Pengelompokan Sayuran

A. JUDUL PERCOBAAN

52
Membuat menu makanan berdasarkan 4 Sehat 5 Sempurna

B. TUJUAN PERCOBAAN
Membuat menu makanan dari bahan makanan sederhana sesuai dengan 
slogan 4 sehat 5 sempurna.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Tempat plastik
2) Berbagai bahan makanan

D. LANDASAN TEORI
Makanan 4 sehat 5 sempurna merupakan pedoman makanan sehat dalam
waktu yang lalu, saat ini pedoman itu sudah berganti menjadi pedoman gizi
seimbang, hal ini dikarenakan pada pedoman 4 sehat 5 sempurna ditemukan
berbagai kekurangan yang justru akan memberikan beban baru pada masalah
gizidiIndonesia
Karena itulah, dibuat pedoman baru berupa pedoman gizi seimbang, yang
tergambar pada tumpeng gizi seimbang di bawah ini.
Kita sudah tidak menggunakan pedoman 4 sehat 5 sempurna  karena makanan
4 sehat yang terdiri dari 4 kelompok makanan itu belum tentu sehat sebab
tidak ditentukan porsi dan jenis yang disesuaikan dengna kebutuhan tubuh.
Sedangkan pada pedoman gizi seimbang memberikan gambaran besaran
porsi, juga termasuk keamanan makanan yang akan dikonsumsi, juga tentang
aktifitas fisik, dan beberapa poin lainnya yang berkaitan dengan pola hidup
sehat. 
Selain itu, makanan 5 sempurna berupa susu ditempatkan khusus padahal susu
adalah sumber protein. yang dalam pedoman gizi seimbangn disatukan dalam
kelompok sumber protein hewani bersama dengan ikan, telur, dan daging.       

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan bahan makanan yang diperlukan untuk membuat menu makanan
2. Dari bahan makanan tersebut buatlah menu sederhana yang memenuhi syarat
4 sehat 5 sempurna
3. Sebutkan masakan yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut serta
masukkan ke dalam kolom yang sudah disediakan pada lembar kerja

53
4. Kelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam kolom yang
sudah disediakan dalam lembar kerja
5. Catat semua data masing-masing kelompok itu ke dalam kolom yang sudah
disediakan dalam lembar kerja
6. Simpulan apa yang diambil dari percobaan ini?

F. HASIL PENGAMATAN
No. Jenis Kelompok Jenis bahan Zat makanan
masakan makanan makanan

Karbohidrat Protein Lemak Vitamin


1 Sup Sayur Wortel 
Kentang 
Bunga Kol 

Loncang 
Kacang 
Merah

Seledri 
Jamur putih 
2. Nasi putih Makanan Beras 
Pokok

3. Tumis Sayur Wortel 


Sayuran

Brokoli 
Jagung 
Janten

Bunga Kol 

Bakso Sapi 
4. Bakwan Lauk Jagung 
Jagung manis

Wortel 
Gandum 
Telur 
5. Balado Ikan Salem 
ikan

Cabai 

Daun 
Kemangi

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN

54
1) Apa yang dimaksud dengan empat sehat llima sempurna ? Jelaskan!
2) Apa yang dimaksud dengan Triguna Pangan ? Jelaskan!
Jawaban :
1) Empat sehat lima sempurna : cara sederhana dan mudah untuk menyusun
menu seimbang yang berstandar pada nilai gizi dan kebutuhan zat makana
yang dibutuhkan tubuh yaitu : nasi, lauk pauk, sayuran, buah, dan susu.
2) Triguna pangan : pengelompokkan makanan berdasarkan fungsi
fisiologisnya yaiut:
a. Untuk begerak : merupakan zat tenaga
    Misal : karbohidrat, lemak, protein
b. Untuk membangun : merupakan zat pembangun
    Misal : protein, mineral, vitamin, air
c. Untuk mengatur : merupakan zat pengatur
    Misal : protein dan air

H. PEMBAHASAN
Bahan makanan sayuran adalah segala sesuatu yang dapat dimasak dan diolah
untuk dihidangkan.
Bahan makanan dikelompokkan menjadi:
a. Bahan makanan pokok
Bahan makanan yang sudah dimasak merupakan makanan utama
Contoh: Nasi, jagung, sagu, ubi, talas
b. Bahan makanan lauk-pauk : bahan makanan yang setelah diolah merupakan
penerta dari makanan utama.
Contoh: daging, telur dadar, perkedel
c. Bahan makanan sayuran : bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang setelah
diolah merupakan penyerta makanan utama.
Contoh: sayur, sambal goreng, sayur lodeh, dll.
Buah-buahan : bahan makanan dari buah tumbuhan
Contoh: mentimun, pisang, jeruk, dll.
d. Minuman : merupakan pelepas dahaga
 Contoh: susu segar, es campur

I. KESIMPULAN

55
Zat makanan atau zat gizi adalah komponen-komponen yang terkandung pada
bahan makanan. Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh adalah karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


Dalam pecobaaan ini kami belum mengalami kesulitan atau kendala yang berarti
karena bahan-bahan yang kami butuhkan untuk praktikum sangat mudah
didapatkan dilingkungan sekitar.

L. FOTO PRAKTIKUM

Foto bahan membuat Sup


Kacang Merah

Foto Menu Sup Kacang


Merah

Foto bahan membuat menu


Tumis Sayuran

56
Foto Menu Tumis Sayuran

Foto Bahan Makanan Bakwan


Jagung

Foto Menu Tumis Sayuran

Foto Bahan Balado Ikan

LKPI – 6 BIMBINGAN

57
MODUL 3
KP 2 UJI MAKANAN
(UJI KARBOHIDRAT DAN UJI LEMAK)

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Karbohidrat

58
B. TUJUAN PERCOBAAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahan makanan yang
mengandung karbohidrat.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Piring plastik 1 buah
2. Pipet 1 buah
3. Pisang 1 iris kecil
4. Apel 1 iris kecil
5. Nasi 2 – 3 butir
6. Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil
7. Tahu putih 1 iris kecil
8. Margarin seujung sendok
9. Biskuit 1 potong kecil
10. Tepung terigu 1 sendok kecil
11. Gula pasir 1 sendok kecil
12. Kentang 1 iris kecil
13. Kalium iodida yang diganti dengan betadine

D. LANDASAN TEORI
Agar tubuh bisa sehat, setiap orang membutuhkan zat-zat makanan yang
seimbang. Zat-zat makanan tersebut adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Karbohidrat merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan
oleh tubuh.
Sebagian besar masyarakat Indonesia mendapatkan asupan makanan yang
mengandung karbohidrat dari beras yang diolah menjadi nasi. Meski beberapa
didapat melalui jagung atau umbi-umbian. Namun, sebenarnya makanan yang
mengandung karbohidrat tak hanya terbatas pada makanan tersebut.
Karbohidrat berperan penting dalam tubuh manusia. Karbohidrat
berfungsi menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Selain itu, karbohidrat
berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses.
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau
polihidroksil keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Penyusu utama

59
karbohidrat adalah C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah
1 : 2 seperti molekul air. Contoh glukosa (12:6), sukrosa (22:11). Karena itu,
dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu gabungan dari
“karbohidrat” dan “hidrat”. Hidrat sendiri artinya air. Karbohidrat dapat
digolongkan berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat
dengan cincin siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer
penyusunnya seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Handito
dkk, 2014).
Karbohidrat (CH2O)n adalah sumber energi utama. Kebanyakan
karbohidrat yang dikonsumsi adalah tepung/amilum/pati, yng ada dalam
gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Karbohidrat
merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam
tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjdi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk sert (fiber), seperti
selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
Ada banyak bahan makanan yang bisa menjadi sumber karbohidrat.
Misalnya, tanaman jenis padi-padian (serealia), umbi-umbian, dan kacang-
kacang kering. Besarnya kandungan karbohidrat pada jenis-jenis makanan
tersebut berbeda-beda.
Untuk mengetahui kandungan zat pada makanan perlu dilakukan pengujian
bahan makanan agar kita dapat mengetahui kandungan zat makanan yang akan
kita konsumsi benar-benar yang dibutuhkan oleh tubuh.
Karbohidrat atau amilum merupakan senyawa yang terdiri atas unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Untuk mengetahui amilum di dalam bahan
makanan dapat diuji dengan pemberian larutan iodium dalam KI. Amilum yang
ditetesi larutan iodium memperlihatkan perubahan warna menjadi warna biru tua.
Jadi bahan makanan yang mengandung amilum jika ditetesi larutan iodium
dalam KI akan berubah warna menjadi biru-ungu atau biru. (Maman Rumanta,
dkk (2019)
Ada berbagai jenis makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
karbohidratmu. Berikut makanan yang mengandung karbohidrat selain nasi yang
berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber Jumat(12/4/2019):
Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, enzim
amilase mengubahnya menjadi glukosa, bahan bakar utama yang digunakan
tubuh untuk menggerakkan semua aktivitas organ tubuh. Karbohidrat berlebih

60
dapat disimpan di hati dan otot untuk digunakan kemudian setelah diubah
menjadi glikogen. (Anugerah Ayu Sendari: 2019)
Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan percobaan dengan
larutan iodium. Pertama, usahakan memilih bahan makanan yang berwarna putih.
Kedua, demi keamanan dalam penggunaan larutan iodium, maka penggunaannya
jangan terlalu pekat dalam mencampur larutan, karena larutan iodium beracun
dan dapat membuat iritasi kulit.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar
kerja yang diperuntukkan bagi percobaan ini.
2. Susun semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang akan diuji
di atas piring plastik.
3. Tetesi satu persatu bahan makanan dengan dua sampai tiga larutan yodium
dalam KL/Lugol. Perhatikan dan catat warna pada bagian bahan makanan
yang ditetesi larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang
menunjukkan warna hitam atau biru setelah ditetesi larutan yodium.
4. Catat semua hasil pengamatan ke lembar kerja dan buatlah kesimpulan
tentang bahan makanan manakah yang mengandung karbohidrat.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
Uji Karbohidrat
Warna
No Sebelum Setelah
Bahan Makanan Keterangan
. diberi diberi
yodium yodium
Biru Mengandung
1. Pisang Kuning
keunguan karbohidrat
Tidak
Kuning
2. Apel Kuning mengandung
kecoklatan
karbohidrat
Biru Mengandung
3. Nasi Putih
keunguan karbohidrat
4. Telur rebus (bagian Putih Putih Tidak

61
mengandung
putih) kekuningan
karbohidrat
Tidak
Putih
5. Tahu putih Putih mengandung
kekuningan
karbohidrat
Tidak
Kuning
6. Margarin Kuning mengandung
kecoklatan
karbohidrat
Mengandung
7. Biskuit Coklat Biru
karbohidrat
Mengandung
8. Tepung terigu Putih Ungu
karbohidrat
Tidak
Putih
9. Gula pasir Putih mengandung
kecoklatan
karbohidrat
Biru Mengandung
10. Kentang Kuning
keunguan karbohidrat

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang, dan gula pasir.
Setelah diberi larutan yodium, apakah semuanya menunjukkan warna biru
ungu? Jika tidak, mengapa? Bukankah semua bahan makanan tersebut
termasuk golongan karbohidrat? Jika ya, jelaskan mengapa?
2. Mengapa ada bahan yang berwarna biru ungu dan ada pula yang tidak setelah
ditetesi larutan yodium?
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, bahan makanan manakah yang
termasuk sumber karbohidrat?
4. Simpulan apa yang dapat dibuat dari hasil percobaan ini?

Jawaban:
1. Tidak semuanya menunjukkan warna biru ungu setelah ditetesi larutan
yodium, karena tidak semua bahan makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Nasi, tepung terigu, dan kentang menunjukkan warna biru ungu
setelah ditetesi larutan yodium, sedangkan gula pasir berubah warna menjadi
kecoklatan.

62
2. Bahan makanan yang berwarna biru ungu setelah ditetesi larutan yodium
menandakan bahwa bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.
Sedangkan bahan makanan yang tidak berwarna biru ungu menandakan
bahwa bahan makanan tersebut tidak mengandung karbohidrat.
3. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, bahan makanan yang mengandung
karbohidrat adalah pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
4. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat akan berubah warna menjadi
biru ungu jika ditetesi larutan yodium. Sedangkan bahan makanan yang tidak
mengandung karbohidrat tidak akan berubah warna menjadi biru ungu jika
ditetesi larutan yodium. Warna kuning kecoklatan diperoleh dari warna
larutan yodium atau betadin yang diteteskan pada bahan makanan tersebut.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan dan pengamatan hasil percobaan, larutan
yodium dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahan makanan yang
mengandung karbohidrat. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat akan
berubah warna menjadi biru ungu setelah ditetesi dengan larutan yodium.
Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung karbohidrat tidak berubah
warna menjadi biru ungu.
Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap sepuluh (10) bahan
makanan, ternyata tidak semuanya mengandung karbohidrat. Beberapa bahan
makanan berubah menjadi warna menjadi kuning atau kecoklatan dikarenakan
pengaruh warna betadin yang digunakan. Apel semula berwarna kuning. Ketika
ditetesei betadin menjadi kuning kecoklatan. Telur rebus yang berwarna putih
menjadi putih kekuningan. Tahu putih warnanya putih, ketika ditetesi betadin
menjadi putih kekuningan. Margarin yang semula berwarna kuning, ketika
ditetesi betadin menjadi berwarna kuning kecoklatan. Gula pasir berwarna putih,
ketika ditetesi betadin menjadi putih kecoklatan.
Sedangkan bahan makanan yang mengandung karbohidrat akan
mengalami perubahan warna ketika ditetesi betadin. Pisang yang semula
berwarna kuning, setelah ditetesi betadin berubah menjadi biru keunguan. Nasi
juga demikian, warna putih berubah menjadi biru keunguan. Biskuit yang
berwarna coklat berubah menjadi biru. Tepung terigu yang berwarna putih
berubah menjadi ungu. Kentang yang semula kuning berubah menjadi biru
keunguan.

63
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi,
biskuit, tepung terigu, dan kentang. Sedangkan bahan makanan yang tidak
mengandung karbohidrat pada percobaan di atas adalah apel, telur rebus, tahu
putih, margarin, dan gula pasir.

5. KESIMPULAN
Kalium iodida atau betadin dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Caranya dengan meneteskan
sedikit cairan kalium iodida atau betadin ke atas bahan makanan tersebut. Jika
bahan makanan tersebut berubah warna menjadi biru atau biru keunguan, maka
bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat. Tetapi jika tidak berubah
warna menjadi biru atau biru keunguan, maka bahan makanan tersebut tidak
mengandung karbohidrat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bahan makanan yang
mengandung karbohidrat yaitu pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung karbohidrat yaitu apel, telur
rebus (bagian putih, tahu putih, margarin, dan gula pasir.

6. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang: Universitas
Terbuka Tangerang
Anugerah Ayu Sendari (2019). Jenis makanan yang mengandung karbohidrat
sehat, tidak melulu dari nasi.http://liputan6.com. diakses 30 Agustus 2020.
jurnalunimed.ac.id. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli – Desember 2014:
38 – 14. Karbohidrat. Juli 2014. Diakses tanggal 29 Agustus 2020 pukul
19.27.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6094/5399
Campbell, dkk. 2010. Biologi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Edahwati, L., 2010. “Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari
Buah Kersen Dengan Proses Hidrolisis”. Jurnal Peneliti Ilmu Teknik.10
(1): 1-5
Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Mataram.

64
7. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan Kalium iodide. Maka, kami
menggantinya dengan betadin karena lebih mudah didapat.

8. FOTO PRAKTIKUM

Foto alat dan bahan untuk Uji


Karbohidrat

Betadin diteteskan pada nasi


putih

Betadin diteteskan pada apel

65
Betadin diteteskan pada
pisang

Betadin diteteskan pada gula


pasir

Betadin diteteskan pada tahu


putih

Betadin diteteskan pada


biskuit

66
Betadin diteteskan pada terigu

Betadin diteteskan pada putih


telur

Betadin diteteskan pada


kentang

67
Betadin diteteskan pada
margarin

Nasi putih berubah warna


menjadi biru keunguan setelah
ditetesi betadin

Pisang berubah warna


menjadi biru keunguan setelah
ditetesi betadin

Tahu putih berwarna putih


kekuningan setelah ditetesi
betadin

68
Biskuit berubah menjadi biru
setelah ditetesi betadin

Tepung terigu berubah warna


menjadi ungu setelah ditetesi
betadin

Putih telur berwarna putih


kekuningan setelah ditetesi
betadin

Gula pasir berwarna putih


kecoklatan setelah ditetesi
betadin

69
Apel berwarna kuning
kecoklatan setelah ditetesi
betadin

Kentang berubah warna


menjadi biru keunguan setelah
ditetesi betadin

Margarin berwarna kuning


kecoklatan setelah ditetesi
betadin

70
A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Lemak

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa bahan-bahan makanan
yang mengandung lemak.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Piring plastik
2. Pipet 2 buah
3. Kertas coklat sampul buku ukuran 10 x 10 cm 12 lembar
4. Lampu senter 1 buah
5. Lilin 1 buah
6. Sendok 1 buah
7. Kemiri 2 butir
8. Margarin 1 sendok kecil
9. Wortel 1 buah
10. Seledri 1 tangkai
11. Biji jagung kering 1 genggam
12. Singkong kering 1 iris
13. Kacang tanah yang dikupas kering 3 – 5 butir
14. Pepaya 1 potong kecil
15. Santan 1 – 3 sendok teh
16. Minyak goreng 5 mL
17. Susu 1 – 3 sendok teh

71
18. Air 5 mL

D. LANDASAN TEORI
Lemak merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen dalam struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak terdapat pada
hampir semua bahan pangan. Lemak yang berasal dari hewan disebut lemak
hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Lemak
hewani dapat ditemukan pada daging, keju, susu, telur, dan berbagai jenis ikan.
Sedangkan lemak nabati dapat ditemukan pada berbagai jenis kacang-kacangan.
Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat lemak bagi tubuh antara
lain sebagai cadangan energi, melarutkan vitamin A, D, E, dan K, serta sebagai
penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu
luar yang kurang bersahabat. Namun lemak yang berlebihan juga menimbulkan
dampak tidak baik bagi tubuh. Misalnya menyebabkan penyakit hipertensi,
penyakit jantung, dan obesitas. Oleh karena itu, kita harus mengetahui sumber
makanan apa saja yang mengandung lemak.
Untuk mengetahui ciri-ciri sumber makanan yang mengandung lemak
dapat dilakukan sebagai berikut: misalnya minyak goreng jika bahan tersebut
dipegang atau diraba maka akan terasa licin, dan bila ditempelkan pada kertas
koran, maka kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas
tersebut. Sedangkan bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat
karena air menguap sehingga kertas akan kering kembali. Akan tetapi bekas
minyak tidak akan hilang dan tetap menempel di kertas tersebut karena minyak
tidak menguap.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah dua buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-potong
dengan ukuran 10 x 10 cm.
2. Ampil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas
coklat.
3. Ambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas kertas
coklat yang lainnya.
4. Biarkan kedua kertas tersebut selama sekitar 10 menit. Sesudah itu periksa
keduanya dengan menghadap cahaya. Amati dan catat keadaan permukaan
kertas tersebut. Manakah kertas yang masih meninggalkan bekas? Catatan:

72
gunakan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang mengandung
minyak atau tidak.
5. Ambillah sepuluh kertas coklat yang sama seperti 1). Berilah nomor dan
nama, jenis bahan makanan yang diuji. Bahan makanan yang diuji (1) kemiri,
(2) margarin, (3) seledri, (4) wortel, (5) biji jagung kering, (6) singkong
kering, (7) kacang tanah kering, (8) pepaya, (9) santan, (10) susu.
6. Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali dan
bersihkan sisa kemiri. Biarkan sekitar lima sampai sepuluh menit.
7. Sambil menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan bahan
makanan lain. Cairkan margarin di atas sendok dengan menggunakan panas
dari nyala lilin. Teteskan margarin di atas kertas coklat. Biarkan sekitar
sepuluh menit.
8. Usapkan seledri di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali. Potonglah wortel
dan usap-usapkan di atas kertas coklat berulang kali. Usap-usapkan biji
jagung kering di atas kertas coklat berulang-ulang atau sebanyak sepuluh
kali. Lakukan hal yang sama untuk singkong kering dan kacang tanah kering.
Potong-potong pepaya dan usap-usapkan di atas kertas coklat sebanyak
sepuluh kali. Teteskan air santan pada kertas coklat. Teteskan pula susu pada
kertas coklat yang terakhir. Biarkan kesepuluh kertas coklat ini selama
sepuluh menit.
9. Setelah sepuluh menit, amati kertas coklat satu-persatu. Pergunakanlah lampu
atau senter ke arah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji.
Kertas manakah yang meninggalkan bekas noda minyak? Catatlah hasil
pengamatan pada tabel di lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
Uji Lemak
No Bahan yang Diuji Meninggalkan Bekas √Keterangan
. Noda Minyak
Ya Tidak
1 Kemiri √ Mengandung lemak
2 Margarin √ Mengandung lemak
3 Seledri √ Tidak mengandung lemak
4 Wortel √ Tidak mengandung lemak
5 Biji jagung kering √ Mengandung lemak

73
6 Singkong kering √ Tidak mengandung lemak
7 Kacang tanah kering √ Tidak mengandung lemak
8 Pepaya √ Tidak mengandung lemak
9 Santan √ Mengandung lemak
10 Susu √ Mengandung lemak

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri,, dan pepaya!
Bagaimanakah terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan Anda?
2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan
lampu/senter, bagaimana terlihatnya?
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, manakah bahan makanan sumber
lemak?

Jawaban:
1. Saat diraba, usapan bahan makanan kemiri terasa licin di tangan, sedangkan
usapan bahan makanan seledri dan pepaya tidak terasa licin.
2. Ketika bekas usapan kemiri tersebut diterangi dengan cahaya matahari, akan
meninggalkan bekas minyak pada kertas coklat. Sedangkan bekas usapan
seledri dan pepaya tidak meninggalkan bekas minyak pada kertas coklat.
3. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, bahan makanan sumber lemak
adalah kemiri, margarin, biji jagung kering, santan, dan susu.

H. PEMBAHASAN
Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun
konsumsi makanan yang mengandung lemak dalam jumlah yang berlebihan juga
menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kita harus dapat
mengidentifikasi bahan-bahan makanan apa saja yang mengandung lemak.
Usapan atau tetesan dari bahan makanan yang mengandung lemak akan
terasa licin dan meninggalkan bekas minyak. Usapan kemiri ketika kering
tampak jelas meninggalkan bekas minyak dan terasa licin. Begitu juga pada
margarin, bekas minyak sangat jelas dan kertas terasa sangat licin. Biji jagung
kering sedikit meninggalkan bekas minyak. Tetesan santan dan susu, setelah

74
kering juga meninggalkan bekas minyak pada kertas sampul coklat, dan jika
diusap terasa licin.
Sedangkan usapan dari bahan makanan yang tidak mengandung lemak
tidak terasa licin dan tidak meninggalkan bekas noda minyak. Usapan seledri
setelah kering tidak meninggalkan bekas minyak. Ketika kertas sampul coklat
diraba, tidak terasa licin. Usapan wortel juga tidak membekas minyak dan tidak
terasa licin. Usapan singkong kering dan kacang tanah kering tidak
meninggalkan bekas minyak. Ketika kertas sampul coklat diusap, tidak terasa
licin. Usapan pepaya membuat kertas sampul coklat menjadi agak basah. Namun
ketika kering tidak meninggalkan bekas minyak dan tidak terasa licin.

I. KESIMPULAN
Bahan makanan yang mengandung lemak dapat diidentifikasi dengan
cara diusapkan/diteteskan pada kertas sampul buku warna coklat. Bahan
makanan yang mengandung lemak jika diusapkan pada kertas coklat akan terasa
licin jika disentuh. Selain itu, jika terkena cahaya, akan meninggalkan bekas
minyak pada kertas coklat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bahan makanan yang
mengandung lemak yaitu kemiri, margarin, biji jagung kering, santan, dan susu.
Bekas usapan atau tetesan bahan-bahan makanan tersebut terasa licin dan
meninggalkan bekas minyak. Sedangkan wortel, seledri, singkong kering, kacang
tanah, dan pepaya tidak mengandung lemak. Bekas usapan bahan-bahan
makanan tersebut tidak meninggalkan bekas minyak dan tidak licin.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Kompas.com. Mengenal Lemak dari Fungsi Hingga Bahayanya. 26 Oktober


2019. 18:05 WIB (diakses tanggal 31 Agustus 2020). Tersedia dari
https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/26/180500765/mengenal-
lemak-dari-fungsi-hingga-bahayanya-?page=all

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

75
1. Waktu percobaan uji lemak dengan bahan susu, hasilnya kurang terlihat.
Ternyata susu yang kami pakai adalah susu rendah lemak.
2. Kesulitan saat mencari singkong kering. Hampir semua warung sayur yang
kami datangi, hanya menjual singkong yang masih bagus. Akhirnya setelah
beberapa warung sayur kami datangi, kami menemukan ada warung yang
mempunyai singkong yang kering yang sebenarnya sudah tidak dijual.
3. Cahaya senter kurang terang meskipun sudah diganti baterai yang baru.
Sehingga kami menggunakan bantuan cahaya matahari dan hasilnya lebih
jelas.
L. FOTO PRAKTIKUM

Alat dan bahan yang dibutuhkan


dalam percobaan

Menyiapkan kertas sampul

Meneteskan air pada kertas


sampul dan mendiamkan selama
sekitar 10 menit

76
Meneteskan minyak goreng pada
kertas sampul dan mendiamkan
selama sekitar 10 menit

Membandingkan bekas tetesan


air dengan bekas tetesan minyak
goreng pada kertas sampul.
Bekas tetesan air tidak
meninggalkan bekas, sedangkan
bekas tetesan minyak goreng
meninggalkan bekas licin.

Mengusapkan kemiri pada kertas


sampul.

Memanaskan margarin dan


meneteskannya pada kertas
minyak.

77
Mengusapkan seledri pada kertas
sampul.

Mengusapkan wortel pada kertas


sampul.

Mengusapkan biji jagung kering


pada kertas sampul.

Mengusapkan kacang tanah


kering pada kertas sampul.

78
Mengusapkan pepaya pada kertas
sampul.

Meneteskan susu pada kertas


sampul.

Meneteskan santan pada kertas


sampul.

Mengamati bekas usapan kemiri.

Mengamati bekas tetesan


margarin.

79
Mengamati bekas usapan seledri.

Mengamati bekas usapan wortel.

Mengamati bekas usapan biji


jagung kering.

Mengamati bekas usapan


singkong kering.

Mengamati bekas usapan kacang


tanah kering.

80
Mengamati bekas usapan pepaya.

Mengamati bekas tetesan santan.

Mengamati bekas tetesan susu.

Hasil akhir bekas pada kertas


sampul.

81
LKPI – 7 BIMBINGAN
MODUL 4
KP 2 GERAK

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

82
UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Lurus Beraturan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui gerak lurus beraturan

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
1. Gerak
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan
berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan
waktu tetap baik besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama
dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain:
Kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada interval
(jangka) waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah ,
sebab tetap, berarti pada gerak lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo,
2002 : 37-39).

83
Kelajuan adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh suatu objek
dengan selang waktu yang diperlukan. Kelajuan merupakan besaran scalar.
Kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan objek dengan selang waktu
yang diperlukan. Kecepatan merupakan besaran vector.
2. Gerak Lurus
Gerak lurus yakni gerakan suatu objek yang bergerak pada lintasan
yang berupa garis lurus. Contohnya mobil yang bergerak maju, buah apel
yang jatuh daripohonnya. Grak lurus dibedakan menjadi dua yaitu Gerak
Lirus Beratutan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB).

3. Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Maman (2019) menyatakan bahwa gerak lurus beraturan (GLB)
merupakan gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatan tetap. Kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap bila
dalam selang waktu, jarak tempuh dan arahnya sama.
Cara mencari nilai kecepatan pada objek yang mengalami gerak
lurus beraturan memakai persamaan dalam bentuk rumus berikut:

s
v=
t
Keterangan:
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = perpindahan, atau disebut sebagai jarak tempuh (km atau m)
t = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)

A. LANGKAH KERJA
1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar pada
modul halaman 4.12.
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring
pembatas bila M1 turun dan M2 naik.
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula
sama tinggi dengan titik A.
4. Ukur panjang BC.
5. Biarkan system bergerak m+M1 turun dan M2 naik.
Catat waktu yang diperlukan M1 untuk bergerak

84
dari B ke C.
6. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah).
7. Catat data pada tabel yang telah disediakan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Isilah lembar kerja sesuai dengan pentunjuk !
1) Rakitlah alat dan bahan.
2) Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun
dan M2 naik
3) Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4) Ukur panjang BC
5) Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang
diperlukan M1 untuk bergerak dari B ke C
6) Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah)
7) Catat datanya pada tabel di bawah ini

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel Data Pengamatan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLB)


No Jarak BC s (m) Waktu t (s)
1 0,22 0,70
2 0,20 0,60
3 0,18 0,50
4 0,16 0,40
5 0,14 0,30

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan
data percobaan GLB ( S sumbu vertikal dan t sumbu horizontal )!
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
3. Buatlah kesimpulannya!
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (S AB) sebagai fungsi waktu (t AB)
pada percobaan GLBB!
5. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
6. Buatlah kesimpulannya!

85
7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB ( s fungsi t)!

H. PEMBAHASAN
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula
waktu yang diperlukan

I. KESIMPULAN
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin
dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.

Jawaban :
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal).

86
2. V = S/T
a. Data ke 1 c. Data ke 3 e. Data ke 5
s s s
V= V= V=
t t t
0,14 0,18 0,22
V= V= V=
0,30 0,50 0,70
V = 0,47 m/s V = 0,36 m/s V = 0,31 m/s
b. Data ke 2 d. Data ke 4
s s
V= V=
t t
0,16 0,20
V= V=
0,40 0,60
V = 0,4 m/s V = 0,33 m/s

3. Kesimpulan :  gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban
yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang
diperlukan.

J.  DAFTAR PUSTAKA
Prihatini, Sri, Wahyuni Handayani, Rena D Agustina.2017. Identifikasi faktor
perpindahan terhadap waktu yang berpengaruh pada kinemetika gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Vol 2
hal 13 – 20. Issn: 2580-3107.
Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktifuntuk SMA/MA. Jakarta: AzkaPress.

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


Kesulitan yang dihadapi adalah tidak lengkapnya bahan dan peralatan yang
digunakan maka kami menggantinya dengan kreatifitas kelompok kami sendiri.

L. FOTO PRAKTIKUM

87
Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam percobaan

Menyiapkan untuk merangkai


alat yang digunakan dalam
percobaan

Menghitung kecepatan gerak


benda

Menghitung kecepatan gerak


benda

88
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB )

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

C. ALAT DAN BAHAN


1) Katrol gantung tunggal
2) Stop watch
3) Penggaris
4) Beban gantung 100 gr (2 buah)
5) Statif dan klem
6) Benang kasur
7) Plastisin
8) Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
1. Gerak
Gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik
acuan tertentu (Pristiadi, 2007). Suatu benda dikatakan bergerak apabila benda
tersebut telah berpindah tempat atau berubah posisinya. Terdapat dua istilah
mengenai seberapa cepat benda bergerak yakni kelajuan dan kecepatan.
Kelajuan adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh suatu objek
dengan selang waktu yang diperlukan. Kelajuan merupakan besaran scalar.
Kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan objek dengan selang
waktu yang diperlukan. Kecepatan merupakan besaran vector.
2. Gerak Lurus
Gerak lurus yakni gerakan suatu objek yang bergerak pada lintasan
yang berupa garis lurus. Contohnya mobil yang bergerak maju, buah apel

89
yang jatuh daripohonnya. Grak lurus dibedakan menjadi dua yaitu Gerak
Lirus Beratutan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB).
3. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya
berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan)
serta mempunyai percepatan tetap (Maman, 2019). GLBB akan mengalami
percepatan jika kurva terbalik ke atas dan GLBB akan mengalami
perlambatan jika kurva terbalik ke bawah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun alat seperti pada gambar modul halaman 4.13.
2. Tentukan dan ukur jarak AB & BC (usahakan AB >
BC).
3. Biarkan system bergerak (M1 dan m) turun dan M2
naik, usahakan agar beban tambahan m tertinggal di
ring pembatas B.
4. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B
(tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C (tBC).
5. Lakukan percobaan sampai 5 kali dengan jarak AB
(titik A tetap, C tetap, B berubah) dan catat datanya
pada tabel yang telah disediakan.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel Data Pengamatan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


No Beba SAB tAB (sekon) SBC (m) tBC (sekon)
n (gr) (m)
1 100 25 1,60 60 1,59
2 100 30 1,67 55 1,12
3 100 35 1,97 50 1,98
4 100 40 1,84 45 1,79
5 100 45 1,95 40 1,12

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan
data percobaan GLB ( S sumbu vertikal dan t sumbu horizontal )!
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
3. Buatlah kesimpulannya!

90
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (S AB) sebagai fungsi waktu (t AB)
pada percobaan GLBB!
5. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
6. Buatlah kesimpulannya!
7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB ( s fungsi t)!

Jawaban:

1. Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu t (AB) pada
percobaan GLBB.

91
2. Perhitungan percepatan benda berdasarkan grafik GLBB.

a. Data ke 1 c. Data ke 3 e. Data ke 5


s s s
V= V= V=
t t t
0,15 035 0,45
V= V= V=
1,6 1,78 2,05
V = 0,16 m/s V = 0,19 m/s V = 0,22 m/s

Vt =Vo ± a∙ t Vt =Vo ± a∙ t Vt =Vo ± a∙ t


0,16=0 ± a ∙1,6 0,79=0 ± a∙ 1,78 0,22=0 ±a ∙ 2,05
0,16 0,179 0,22
a= a= a=
1,6 1,78 2,05
a=0,098 m/s2 a=0,110 m/s2 a=0,107 m/s2

b. Data ke 2 d. Data ke 4
s s
V= V=
t t
0,30 0,46
V= V=
1,67 1,98
V = 0,18 m/s V = 0,20 m/s

Vt =Vo ± a∙ t Vt =Vo ± a∙ t
0,18=0 ± a∙ 1,67 0,20=0 ± a∙ 1,98
0,18 0,20
a= a=
1,67 1,98
a=0 ,108 m/s2 a=0,10 2 m/s2

3. Kesimpulan  :  gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada
arah mendatar dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan
adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak
dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan (a=t) atau perlambatan (a= -).
Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin
lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu
mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.

92
Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB adalah Grafik GLB berupa garis
lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap bila dalam
selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa
garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami percepatan yang
tetap/konstan.

H. PEMBAHASAN
Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.

I. KESIMPULAN
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa
garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.

J. DAFTAR PUSTAKA
Prihatini, Sri, Wahyuni Handayani, Rena D Agustina.2017. Identifikasi faktor
perpindahan terhadap waktu yang berpengaruh pada kinemetika gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Vol 2
hal 13 – 20. Issn: 2580-3107.
Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktifuntuk SMA/MA. Jakarta: AzkaPress.

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


Kesulitan yang dihadapi adalah tidak lengkapnya bahan dan peralatan yang
digunakan maka kami menggantinya dengan kreatifitas kelompok kami sendiri.

4. FOTO PRAKTIKUM

93
Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam percobaan

Menyiapkan untuk merangkai


alat yang digunakan dalam
percobaan

Menghitung kecepatan gerak


benda

Menghitung kecepatan gerak


benda

Menghitung kecepatan gerak


benda

94
LKPI – 8 BIMBINGAN
MODUL 6
KP 1 JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

95
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
MODUL 6 GELOMBANG
LAPORAN PRAKTIKUM IPA BIMBINGAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Jenis-Jenis Gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m,
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang

D. LANDASAN TEORI
Gelombang adalah geratan yang berjalan. Setiap benda yang berjalan
dicirikan bergantung pada sifat medium dimana ia merambat. Gerak gelombang
dapat dipandang sebagai perpindahan energi. Bentuk ideal dari suatu gelombang
akan mengikuti gerak sinusoide linear jika gelombang yang berbeda di semua titik
tertentu di medium bisa dijumlahkan; terbatas jika terbatas; selain itu disebut tak
terbatas.
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak
lurus terhadap arah getaranya. Sebagai contoh, seorang anak menggetarkan seutas
tali yang ujungnya terikat pada sebuah pohon sehingga terbentuk gelombang pada
tali seperti pada gambar. Terlihat bahwa gelombang yang terbentuk pada tali
adalah gelombang transversal, dimana arah rambatnya tegak lurus terhadap arah
getarannya.

96
Gelombang transversal umumnya terjadi pada padatan elastis; osilasi dalam
kasus ini adalah perpindahan partikel padat menjauh dari posisi relaksnya, dalam
arah tegak lurus terhadap rambatan gelombang. Karena perpindahan tersebut
sesuai dengan deformasi geser lokal material, gelombang transversal dari sifat ini
disebut gelombang geser. Dalam seismologi, gelombang geser juga disebut
gelombang sekunder atau gelombang-S.

b. Gelombang Longitudinal
Kebalikan dengan gelombang transversal, gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya.
Sebagai contoh, sebuah pegas yang salah satu ujungnya terikat secara horizontal
berada dalam keadaan setimbang. Kemudian ditarik dan dilepaskan sehingga
terjadi getaran dan gelombang pada pegas tersebut. Terlihat bahwa gelombang
yang terbentuk pada pegas adalah gelombang longitudinal dimana arah rambatnya
sejajar dengan arah getarnya.

Gelombang longitudinal termasuk gelombang suara (getaran dalam tekanan,


partikel perpindahan, dan kecepatan partikel yang diperbanyak dalam media
elastis) dan gelombang-P seismik (diciptakan oleh gempa bumi dan ledakan).
Dalam gelombang longitudinal, perpindahan media sejajar dengan rambatan
gelombang. Gelombang di sepanjang mainan Slinky yang membentang, dimana
jarak antara kumparan meningkat dan menurun, adalah visualisasi yang baik, dan
kontras dengan gelombang tegak di sepanjang senar gitar berosilasi yang
melintang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan bentuk dan jenis gelombang

97
a) Ambil slinki, rentangkan diatas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung
slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang
oleh teman anda., ujung yang lainnya dipegang sendiri.
b) Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerkan
ujung slinki dengan cepat kekiri lain ke kanan. apa yang terjadi pada
ujung slinki? apa yang merambat pada pada slinki?
c) Usik lagi ujung slinki berulang -ulang seperti Langkah b, amati arah
getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang . gelombang terjadi ini
disebut gelombang transversal.
d) Ikatkan karet gelang ditengah -tengah slinki. Lalu usik lagi ujung
slinki yang anda pegang berulang-ulang . amati karet gelang tersebut.
e) Lakukan percobaan dari Langkah a sampai dengan d sekali lagi kali ini
slinki diganti dengan kabel listrik, samakah hasilnya dengan
menggunkan slinki . jika ada perbedaannya sebutkan !
f) Ambil slinki rentangkan diatas lantai yang licin ikat salah satu ujung
pada tiang yang cukup kokoh atau dipegang oelh teman anda, ujung
yang lain dipegang sendiri . usiklah ujung slinki yang anda pegang
berulang ulang dengan cara menggerakan ujung slinki dengan cepat
kebelakang lain ke depan. Amati arah getar ( arah usikan ) dan arah
rambat gelombang – gelombang yang terjadi disebut gelombang
longitudinal . bagaimanakah arah getar dan araj rambat gelombang
longitudinal tersebut ?

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pada saat slinki di usikan dengan cara menggerakan ujung slinki terlihat
adanya suatu rambatan atau gelombang.
2. Percobaan pertama Slinki direntangkan diatas lantai yang licin, slah satu
ujungmya dipegang sendiri dan ujung lainnya dipegang teman lalu slinki
diusik ujungnya dengan cara menggerakan ujung slinki dengan cepat
kekiri dan kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang membentuk
gelombang .
3. Percobaan dilakukan beberapa kali sehingga sampai dapat diamati dan
dilihat arah usikan dan rambat gelombangnya , ternyata arah usikan tegak
lurus dengan arah rambatnya.

98
4. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah – tengah slinki lalu ujung
slinki yang dipegang sendiri diusik secara berulang -ulang , ternyata karet
gelang tersebut ikut berpindah bersama .
5. Percobaan ketiga slinki diganti dengan kabel listrik . langkahnya sama
yaitu ujung kabel diusikan sedsngkan ujung kabel yang lainnya diikatkan
pada tiang atau dipeganng teman yang lainnya. Ternyata hasilnya berbeda
dengan slinki, bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang ,
pada saat diebri karet gelang dibagian tengah kabel ternyata karet gelang
tidak berubah atau berpindah berarti tidak ada energipada kabel listrik.
6. Percobaan selanjutnya slinki direntangkan di ats lantai yang licin salah
satu ujungnya diikat pada tiang lalu ujung slinki diusik atau digerakkan
berulang -ulang dengan cepat kedepan dan kebelakang setelah diamati
arah usikan ( gelombang ) ternyata arah usikan searah dengan arah
rambatannya .

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Gelombang adalah?
2. Bagaimana arah getar dan arah rambat gelombang transversal?
3. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal?
4. Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal?

Jawaban:
1. Gelombang adalah Gerakan merambat pada suatu benda yang disebut
energi.
2. Arah getar dan arah rambat yang ditimbulkan oleh gelombang transversal
yaitu gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan
gelombangnya.
3. Arah getar dan arah rambatan yang ditimbulkan oleh gelombang
longitudinal adalah arah usikan searah dengan arah rambatannya.
4. Gelombang transversal adalah gelombang yang memiliki arah rambat
tegak lurus dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah
gelombang pada tali , arah gelombang vertikal dan arah rambatnya
horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnya satins.

99
Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki
arah getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang
pada slinki yang digerakkan maju mundur.

H. PEMBAHASAN
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi
energi. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati bentuk dan jenis gelombang.
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah slinki, karet gelang, dan kabel
listrik.
Pada saat slinki direntangkan di atas lantai yang licin, salah satu
ujungnya dipegang sendiri dan ujung yang lain dipegang teman, terlihat adanya
suatu rambatan atau gelombang. Percobaan ini dilakukan beberapa kali sampai
dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat gelombangnya.
Saat mengusikkan slinki ke kanan dan ke kiri, ternyata arah usikan tegak
lurus dengan arah rambatannya. Hal ini disebut gelombang transversal, yaitu
gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
Kemudian ketika diberi karet gelang di tengah-tengah slinki lalu ujung slinki
yang dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang tersebut ikut
berpindah bersama gelombang. Karet gelang berpindah karena adanya energi
yang merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat
ujung slinki digerakkan).
Percobaan selanjutnya yaitu slinki diganti dengan kabel listrik.
Langkahnya sama yaitu diberi usikan di ujung kabel, sedang ujung yang lain
diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang teman. Ternyata hasilnya
berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul
gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel, ternyata karet gelang
tidak berubah atau berpindah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada energi pada
kabel listrik tersebut.
Percobaan yang terakhir adalah slinki direntangkan di atas lantai, salah
satu ujungnya diikat pada tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik
atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan. Pada
percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang). Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan
gelombang longitudinal.

100
I. KESIMPULAN
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus
terhadap arah getaranya.
gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah getarnya.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

J, Sri. 2015. Pengaruh Cepat Rambat Gelombang Terhadap Frekuensi Pada Tali.
Universitas Sains AL Qur’an Wonosobo. Jurnal PPKMII 151-158.

Prasetyo, Eko. 2015. Pembelajaran Reflektif Berbasis Jurnal Belajar Untuk


Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Strategi Metakognitif Siswa.
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.

M.S, Susilo. 2016. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Fisika. Kementrian dan kebudayaan Direktorat Jendral Gudu
dan Tenaga Pendidikan.

https://rumus.co.id/gelombang-stasioner/

https://rumuspintar.com/gelombang-stasioner/

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Pergerakan Slinki yang sulit tertangkap kamera

L. FOTO PRAKTIKUM
Persiapan alat dan bahan

101
Menggerakan ujung slinki
ke kiri dan ke kanan.

Percobaan slinki
dengan karet gelang
yang diletakkan
ditengah

Percobaan dengan
slinki yang gerakkan
ke ke depan dan ke
belakang

102
Percobaan dengan kabel
yang digerakkan ke
kanan dan kekiri

103
MODUL 6 GELOMBANG
LAPORAN PRAKTIKUM IPA BIMBINGAN

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Benang kasur
3. Kerikil

D. LANDASAN TEORI
Ketika gelombang menabrak penghalang atau berada pada ujung dari medium
rambatannya, sebagian gelombang akan dipantulkan. Sudut yang di bentuk
gelombang datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang di buat
oleh gelombang pantulnya, sesuai dengan hukum pemantulan.
Sudut datang dijelaskan sebagai sudut yang dibuat oleh gelombang datang
terhadap garis tegak lurus permukaan pantul. Sementara itu, sudut pantul adalah
sudut yang di bentuk gelombang yang telah di pantulkan. Hukum pemantulan ini
berlaku untuk semua jenis gelombang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan percobaan tersebut dikolam, dibak air atau di bejana yang berisi
air, jatuhkan kerikil ke atas permukaan air. kemudian amati gelombang
yang terjadi dipermukaan air, bagaimanakah bentuk gelombangnya?
perhatikan sisi kolam, bak atau bejana yang dikenai gelombang . adakah
gelombang yang dipantulkan?

104
2. Rentangkan slinki sejauh 1,5 m. ikatlah salah satu ujung slinki pada tiang
yang kokoh atau dipegang teman anda, ujung yang satu ini harus tetap
pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat)
3. Ujung slinki lainnya anda pegang, getarkan satu kali sehingga
membentuk setengah Panjang gelombang, amati perambatan setengah
gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang. jika pola
perambatan tersebut belum teramati dengan jelas, maka getarkan lagi
ujung slinki tersebut. Dapatkah gelombang dipantlkan? bagaimanakah
fase gelombang pantul diabndingkan dengan fase gelombang asalnya?
4. Ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman anda sekarang
ikat dengan benang yang panjangnya ± 1,5 m . ikatkan ujung benang
yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ketiang yang kokoh atau dipegang
saja oleh teman anda. ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh
karena itu kita sebut ujung slinki ujung bebas.
5. Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk
setengah Panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah amati
perambatan setengah Panjang gelombang ini. Dengan ujung bebas ini

F. HASIL PENGAMATAN
1. Ketika batu kerikil dijatuhkan ke atas ember yang brisi air yang berada
didalam bak gelombang yang dihasilkan mirip gelombang transversal
dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya.
2. Pada slinki yang salah satu ujungnya dipegang oleh teman yang lain dan
digetarkan ujung lainnya dengan tangan sampai membentuk ½
gelombang, ternyata gelombang dapat dipantulkan dan fase gelombang
berlawanan arah dengan gelombang asalnya.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Pada saat ujung slinki digetarkan dapatkah gelombang dipantulkan?
2) Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase
gelombang aslinya ?
3) Pada saat kerikil dijatuhkan ke permukaan air bagaimanakah bentuk
gelombangnya?
Jawaban:
1) Gelombang dipantulkan pada saat slinki digetarkan .

105
2) Fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang aslinya
adalah sama.
3) Pada saat kerikil dijatuhkan ke dalam air terbentuk gelombang yang
menyerupai gelombang transversal.

H. PEMBAHASAN
Pada saat melakukan percobaan pergerakan slinki dapat dipantulkan dan
gelombang pantulannya memiliki fase gelombang berlawanan arah.
Gelombang yang terjadi di air Ketika kerikil dijatuhkan gelombang dapat
dipantulkan Kembali.

I. KESIMPULAN
1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali.
2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya
fase gelombang berlawanan arah.
3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang sama dengan gelombang
pantulnya.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

www. Kelaspintar.id

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Pergerakan Slinki yang sulit tertangkap kamera

L. FOTO PRAKTIKUM

Percobaan kerikil yang


dijatuhkan pada bak air.

106
Percobaan slinki yang dipegang
oleh teman lain dengan
menggunakan tali Kasur.

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Gelombang Stasioner

B. TUJUAN
1. Mengamati gelombang stasioner .
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner
3. Menjelaskan hal – hal yang menimbulkan gelombang stasioner .
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap terhadap Panjang gelombang .

C. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik.
3. Benang Kasur, Panjang 1,5 m.
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram

D. LANDASAN TEORI
Simpangan adalah semua titik yang berada di luar titik keseimbangan
(titik nol) besar simpangangan biasanya dinyatakan dengan y nilainya dapat
positif atau negatih bergantung pada kedudukan titik y tersebut. Amplitude
adalah simpangan terbesar yang terdapat dalam suatu gelombang besarnya
amplitude biasanya dinyatakan dengan huruf A. dalam teori gelombang
disebutkan bahwa 2 gelombang dapat terpadu menjadi satu gelombang yang
besar simpangan-simpangannya sama dengan penjumahan simpangan-simpangan
kedua gelombag itu.
Jika dua gelombang memiliki simpangan-simpangan yang fasenya kedua
gelombang itu akan menghasilkan gelombang yang simpangan-simpangannya
lebih besar daripada simpangan-simpangan kedua gelombang asalnya itu. Tetapi
jika simpangan-simpangan kedua gelombang itu berlawanan fasenya simpangan-
simpangan itu akan saling mengurangi.

107
Jika pewaktu ketik bergetar sehingga menimbulkan gelombang pada tali,
gelombang yang terjadi hanya akan sampai pada bagian tali diatas katrol meja.
Bagian tali ini merupana ujung terikat untuk gelombang itu.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkai alat dan bahan, catu daya dipasang pada tegangngan 6 volt AC.
Masa beban gantung yang digunakan 75 gram, hitung tegangan tali (lama
dengan beban berat gantung )
2. Hidupkan catu daya, geser pewaktu ketik kearah katrol meja perlahan- lahan
sampai timbul gelombang stasioner pada tali amati gelombang stasioner
tersebut , terlihat berjalankah ? mengapa ? terjadikah paduan gelombang
pada gelombang stasioner .
3. Ukur Panjang gelombang ⋋ 1 pada tali tersebut
4. Matikan catu daya , ganti atau tambahkan beban sehingga menjadi 100
gram. Hitung tegangan tali ( T ) dengan beban 100 gram tersebut .
5. Hidupkan catu daya , geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul Kembali
gelombang stasioner pada tali itu, uku Panjang gelombang (⋋ 2) pada tali
tersebut.
6. Matikan catu daya. ganti atau tambahkan beban (T 3) sehingga menjadi 125
gram . hitung teganggan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya . geser- geser pewaktu detik sehingga timbul Kembali
gelombang stasioner pada tali itu . ukur Panjang gelombang pada tali
tersebut.
8. Bandingkan Panjang gelombang stasioner ⋋ 1 , ⋋ 2 , dan ⋋ 3, bandingkan
hubungan Panjang gelombang dengan tegangan tali.

F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat rangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang
pada tali yaitu tali bergetar naik turun.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

108
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang
berjalan di permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan air seperti
yang anda lihat? Jelaskan!
Jawab : Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya
gelombang dipermukaan air.Gelombang ini merupakan gelombang
transversal,karena arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
2. Cahaya juga merupakan gelombang, dari jenis gelombang electromagnet.
Berdasarkan sifa gelombang itu, apa yang dirambatka oleh cahaya?
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan
partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi
gelombang pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
3. Sutas tali salah satu ujungnya diikatkan pada sebuah garpu tala. Ujung
yang lain dari tali diikatkan pada bang, kemudian garputala digetarkan
terus-menerus. Gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada tali
tersebut.
Jawab :
4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk
menimbulkan gelombang?
Jawab : Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa
menimbulkan gelombang dengan daya tertentu.
5. Pada setiap beban penambahan beban, anda memperoleh panjang
gelombang yang berbeda panjangnya. Berubah juga kah frekuensi
gelombang ini? Jelaskan jawaban anda itu!
Jawab : Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap
atau sama.

6. Dalam percobaan melde berlaku f =



1 T
λ μ
Carilah frekuensi gelombang (sama dngan frekuensi pada pewaktu ketik)
dari hasil percobaan Melde yang telaah anda lakukan!
Jawab:

H. PEMBAHASAN
Gelombang stasioner yaitu perpaduan ataupun super posisi dari dua
gelombang yang identik tetapi berlawanan arah. Sebagai contoh gelombang tali
yang diikat di salah satu ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik

109
turun. Pada serangkain percobaan yang telah dilakukan, ternyata terjadi
gelombang pada tali yaitu tali bergetar naik turun.
Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung
yang digunakan 75 gram. Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi
panjang tali yaitu:
T  :   M     :    75 gram    : 50
           l               1.5 m

Pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja
secara perlahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali, ternyata muncul
gelombang stasioner terlihat berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi
perpaduan gelombang pada gelombang stasioner.
 Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka tegangan
talinya  adalah:   
T  :  m  :  100 gr  :  66,67
        l       1.5 m

Beban ditambah menjadi 125 gr. Tegangan tali pada massa tersebut adalah:
T = m = 125 gr = 83
       l      1.5 m

Sedangkan untuk panjang gelombang bisa diukur dengan rumus :

λ   : 2l       dengan n : 1,2,3
        n

λ1  =  2l   =  2.1,5 m   =  3   = 3


        n1           1             1

λ2 =  m = 2.1,5 =3  = 1,5


        l         2       2

λ3 =  m = 2.1,5 = 3 =1


    l          3       3

110
Dari percobaan ini didapatkan kesimpulan bahwa semakin kecil tegangan,
semakin besar panjang gelombangnya. Sebaliknya, semakin besar tegangan,
semakin kecil panjang gelombangnya.
1. Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang
digunakan 75 gram. Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi
panjang tali yaitu: T = 50
2. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka tegangan
talinya adalah: T = 68.
3. Beban ditambah menjadi 125 gr. .Tegangan tali pada massa tersebut
adalah 83.
4. Perbandingan panjang gelombang λ 1 , λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1.

I. KESIMPULAN
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan. Fase gelombang pantul
dengan gelombang asal adalah sama.

J. DAFTAR PUSTAKA
Maman Rumanta, dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Rumanta, Maman,dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Saripun, Aip, dkk. 2010. Praktis Belajar Fisika. Jakarta : Visindo. Anonim
(2013).
https://mitrapustaka.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-ipa-
gelombang.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI


1. Kesulitan
a. Ketersediaan alat dan bahan praktikum sulit didapatkan.
b. Mahasiswa masih kurang memahami materi praktikum.
2. Saran
a. Adanya fasilitas alat dan bahan untuk praktikum sehingga mahasiswa
lebih mudah melaksanakan kegiatan praktikum.
b. Tutor memberikan penjelasan sebelum mahasiswa melaksanakan
praktikum.

111
L. FOTO PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan


percobaan gelombang
stasioner

Proses percobaan gelombang


stasioner

112
LKPI – 9 BIMBINGAN
MODUL 7
KP 1 SIFAT CAHAYA

DISUSUN OLEH:
WAHYU SARWIYANTO 857837856

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2022

113
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Pemantulan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat :
1) Menjelaskan sifat –sifat cahaya ;
2) Menjelaskan sifat –sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin;
3) Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa;
4) Menentukan fokus cermin cekung;
5) Menentukan fokus cermin cembung.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Cermin datar ( 3 x 6 cm )
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lampu senter
e. Busur derajat
f. Kertas putih
g. Lilin
h. Layar ( tabir kertas )
i. Celah cahaya

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
1) Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar
2) Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas
cahaya pada saat sesudah dan sebelum mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah ( 2 ) ,sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya.
4) Ukurlah besar sudut datang ( I ) dan besar sudut pantul tersebut ( r ).
5) Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin ) didepan cermin datar
dan amati bayangannya selama benda itu anda geger – geser didepan
cermin datar .
6) Catatlah bagaimanan sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar tersebut.

114
b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung
1) Susunlah alat seperti pada gambar.
2) Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah ( 2 ) sehingga
tampak sudut datangnya dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung tersebut
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1) Susun alat seperti pada gambar
2) Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar
dan pada saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut
datang dan sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan
sudut bias tersebut.
4) Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada
buku dengan jarak yang relative dekat antara lensa dan
huruf.kemudian geserkan lensa secara perlahan –lahan menjauhi
huruf tersebut sapai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur
atau tidak tampak .Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan
catat bagaimana sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cembung tersebut.
5) Susunlah lensa cembung layar, lilin, dan penggaris panjang.
6) Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala
lilin paling tajam pada tabir. Ukur jarak benda ( s ) dan jarak pada
bayangan (s”) dan catat sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cembung tersebut.
7) Pergunakan sebuah lensa cekung utuk mengamati huruf pada buku
anda, dengan jarak yang relative dekat. Kemudian geserkan lensa
secara perlahan –lahan menjauhi huruf tersebut .Catat bagaimana
sifat –sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.

115
E. HASIL PENGAMATAN
a. Sudut yang dibentuk

No Sudut datang (i) Sudut bias (r)


1. 10 O 20 O

b. Jarak benda ke jarak bayangan

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1. 14 cm 8 cm
2. 11 cm 11 cm
3. 10 cm 6 cm
4. 36 cm 7 cm

F. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Pada saat bayangan menghilang ( tidak tampak ) dalam cermin cekung
berarti bayangan yang dibentuk cermin cekung ada dijauh tak terhingga (s”
= ~).Dengan menggunakan persamaan ( 7.5 )pada landasan teori ,tentukan
jarak fokus cermin cekung tersebut?
2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak fokus 10 cm dapst membentuk
bayangan pada jarak 2 kali jarak bendanya ,dimanakah benda harus
diletakkan dari cermin cekung tersebut?
3. Dengan menggunakan persamaan (7.2 ) dan ( 7.3) pada landasan ,tentukan
indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca dari hasil
kegiatan 2.
4. Agar lensa cembung memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk
bayangan nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya ,dimanakah benda
harus diletakkan terhadap lensa cembung tersebut?
5. Sebutkan warna –warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL pada
percobaan kegiatan 3?
Jawab : merah ,biru ,kuning ,violet /ungu
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi ,interferensi ,dan
dispersi !
Jawab :
Difraksi adalah penyebaran gelombang .
Interferensi adalah interaksi antar gelombang dalam suatu daerah

116
G. PEMBAHASAN
Cahaya tidak mempunyai wujud dan tidak dapat dipegang tetapi dapat
dirasakan disekitar kita. Cara yang paling mudah merasakan cahaya adalah
dengan menyalakan dan memadamkan lampu pada malam hari.
Cahaya memiliki beberapa sifat :
1. Cahaya merambat lurus
Sifat ini terjadi jika cahaya melewati satu medium perantara contohnya
berkas cahaya pada sebuah lubang yang terlihat lurus.
2. Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu
permukaan bidang .Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur
dan pemantulan teratur.Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan
oleh bidang yang tidak rata seperti aspal ,tembok ,batang kayu
dsb.Pemantulan teratur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang
rata seperti cermin datar.Pada pemantulan baur dan pemantulan
teratur ,sudut pemantulan cahaya besarnya selalu sama dengan sudut
datangnya cahaya.
Hal tersebut adalah sesuai dengan hukum pemantulan cahaya yang
dikemukan oleh Snellius.Snellius menambahkan konsep garis normal yang
merupakan garis khayal yang tegak lurus dengan bidang pantul .Garis
normal mempermudah untuk menggambarkan pembentukan bayangan oleh
cahaya.Snellius mengemukakan bahwa :
1) Sinar datang, garis normal,dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar.

2) Besar sudut datang sama besar dengan besar sudut pantul.


Kemampuan membedakan warna,tidak terlepas dari sifat cahaya. Cahaya
yang mengenai benda sebagian akan dipantulkan ke mata dan sebagian lagi
akan diserap benda sebagai energi
3. Cahaya dapat dibiaskan

117
Cahaya akan dibiaskan ketika melalui dua medium yang memiliki
kerapatan optic yang berbeda . Kecepatan cahaya akan menurun saat dari
udara memasuki air atau medium yang lebih rapat.Semakin besar
perubahan kecepatan cahaya saat melalui dua medium yang berbeda akan
semakin besar pula efek pembiasan yang terjadi.Namun pembiasan tidak
akan terjadi saat cahaya masuk dengan posisi tegak lurus bidang batas
kedua medium
4. Cahaya merupsksn gelombang elektro magnetic
Cahaya dapat menstransfer energy dari satu tempat ke tempat lainnya
tanpa menggunakan medium.Gelombang cahaya terbentuk karena adanya
medan magnet dan medan listrik secara periodik ,sehingga merupakan
gelombang elektromagnetik.
Salah satu fenomena yang yang dapat membuktikan bahwa cahaya itu
mampu menstransfer energy adalah saat lilin dinyalakan disebuah ruang
yang gelap dan kemudian lilin tersebut dapat menerangi ruangan .Contoh
lain adalah cahaya matahari yang memancarkan gelombang cahayanya
melalui ruang angkasa ( tanpa medium ). Gelombang cahaya matahari
memancarkan ke segala arah sampai ke bumi meskipun melalui ruang
hampa udara .Hal ini berarti gelombang cahaya dapat merambat pada
ruang kosong tanpa adanya materi.

H. KESIMPULAN
Apabila seberkas cahaya mengenai suatu medium atau berpindah dari medium
satu ke medium yang lain maka akan mengalami dua gejala yaitu pemantulan
dan pembiasaan . Namun karena sifat medium dua gejala tersebut salah satu
lebih dominan maka daripada yang lain maka jika berkas cahaya mengenai
cahaya maka gejala yang lebih dominan adalah pemantulan daripada
pembiasan .

I. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38097074/
LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_Disusun_Oleh diambil pukul 20.50
tanggal 8 -9-2020
Maman Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. Penerbit Universitas Terbuka.

118
J. KESULITAN YANG DIHADAPI
Kesulitan mencari peralatan karena bila satu alat praktikum tidak ada maka
praktikum tidak dapat berjalan.

K. FOTO PRAKTIKUM
Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Alat dan Bahan

Kegiatan praktek Pemantulan


Cahaya pada Cermin Datar dengan
menggunakan lilin

119
Kegiatan praktek Pemantulan
Cahaya pada Cermin Cembung
dengan menggunakan lilin

A. JUDUL PERCOBAAN
Pembiasan Cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat
cahaya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Kertas putih
5. Busur derajat
6. Lensa cembung
7. Lensa cekung
8. Layar (tabir kertas)
9. Lilin
10. Penggaris panjang (100 cm)

D. LANDASAN TEORI
Pembiasan cahaya merupakan teori fisika dasar yang kemudian digunakan
untuk pengembangan bidang optika. Pembiasan cahaya adalah peristiwa
penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang
berbeda kerapatan optiknya. Pada dasarnya setiap medium memiliki indeks yang
berbeda-beda, yang dimaksud medium di sini adalah sesuatu yang merambatkan
cahaya.Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a.  Mendekati garis normal

120
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari
medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya
merambat dari udara ke dalam air.
b.  Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat
dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
1) Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;
2) Cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih
kecil dari 90o)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya :
1. Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
2. Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya
pembiasan.
3. Terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Hukum Snell
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –
1626) melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang
dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang
berbunyi:
1. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
2. hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan
tetap dan disebut indeks bias.
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian
cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru.
Jika seberkas cahaya datang membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya
tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang
baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.
Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang.
Hubungan analitis antara q1 dan q2 ditemukan secara eksperimental pada
sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell .
Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:

121
n1 sin q1 = n2 sin q2
q1 adalah sudut datang, dan q2 adalah sudut bias (keduanya diukur
terhadap garis yang tegak lurus permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah
indeks-indeks bias materi tersebut. Berkas-berkas datang dan bias berada pada
bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak lurus terhadap permukaan.
Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.
Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka q2 > q1, artinya jika
cahaya memasuki medium dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka
berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka q2 > q1, sehingga
berkas dibelokkan menjauhi normal
Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang
keluar dari bidang pembias II dan mengalami pergeseran. Pergeseran sinar
tersebut dirumuskan :
t = d sin (i-r)/cos r

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar 7.4
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada
saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3. Gambarkanlah jalurnya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang
dan sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias
tersebut.
4. Pergunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku
dengan jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan
lensa perlahan-lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf
menjadi sangat besar dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa
pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh lensa cembung tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar dan penggaris panjang seperti gambar 7.5 .
6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayngan nyala lilin paling
tajam pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’), dan catat
sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
7. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda,
dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-

122
lahan menjauhi huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang
dibentuk oleh lensa cekung tersebut.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan sudut datang dan sudut bias pada pembiasan cahaya
No
Sudut Datang (i) Sudut Bias (r)
.
1. 10 15o
2. 25 25o
3. 30 30o
4. 40 35o
Pengamatan Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung
- Bayangan nyata
- Bayangan terbalik
- Bayangan lebih besar/kecil

2. Pengamatan pembiasan pada lensa cembung


No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1. 10 25
2. 25 40
3. 30 55

Sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung


- Bayangan nyata
- Bayangan terbalik
- Bayangan lebih besar

3. Pengamatan pembiasan pada lensa cembung


Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
- Bayangana Maya
- Bayangan tegak (tidak terbalik)
- Bayangan lebih kecil

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dengan menggunakan persamaan (7.2) dan (7.3) pada landasan teori,
tentukan indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca
hasil kegiatan II
Jawab:

123
Indek bias kaca 1,5
Cepat rambat cahaya diantara 3,108 m/dtk
Cepat rambat cahaya dalam kaca
N kaca = c.udara
c.kaca
1,5= 3,108 m/dtk
c.kaca
c.kaca = 3,108 m/dtk = 2.108 m/dtk
1,5
2. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk
bayangan nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah
benda harus diletakkan terhadap lensa cembung tersebut?
Jawab:
Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk
bayangan nyata pada jarak ½ bendanya, maka benda harus diletakan di
ruang III (~m) atau meja lensa

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, menggunakan kaca plan paralel atau balok
kaca. Balok kaca itu sendiri adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak
sama dengan sudut biasnya. Sudut datang dan sudut bias disini ditentukan oleh
sudut datang sang pengamat. Jika pengamat melihat dari arah kiri, maka sudut
datangnya akan mengarah ke arah kiri bawah, begitu ula sebaliknya, jika
pengamat mengamat dari sebelah kanan, maka sudut yang dibentuk akan
mengarah ke kanan bawah. Pergeseran yang terjadi dalam kaca plan paralel ini
merukapan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini disebabkan
sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat (plan
paralel). Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok
kaca.
Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air
atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika

124
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka
sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.
Sudut datang selalu lebih besar daripada sudut bias. Dalam grafik, dapat
dilihat pula bahwa semakin besar sin i maka sin r juga akan semakin besar. Nilai
sin i / sin r pun apabila di rata-rata akan menghasilkan angka mendekati 1,5 yaitu
1,53. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum kali ini, nilai indeks biasnya
apabila di rata-rata, hampir sama dengan indeks bias kaca plan paralel itu sendiri
yaitu 1,5.

I. KESIMPULAN
Dari percobaaan yang telah dilakukan dapat di peroleh beberapa
kesimpulan,yaitu:
1. Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari
sudut biasnya.
2. Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari
medium yang renggang ke medium yang lebih rapat.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang kemi alami pada percobaan pembiasan cahaya adalah pada saat
melakukan percobaan terdapat celah cahaya yang masuk sehingga sulit dalam
menentukan bayangan pembiasan cahayanya.

L. FOTO PRAKTIKUM
persiapan alat dan bahan
percobaan pembiasan lensa
cembung dan cekung

Percobaan pembiasan dengan

125
lensa cembung

Percobaan pembiasan dengan


lensa cekung

Percobaan pembiasan dengan


balok kaca

126
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat
cahaya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu TL
2. Kisi disfraksi.

D. LANDASAN TEORI
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang
terbatas (spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu
tersebut gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut
sebagai cahaya. Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik tersebut,
akan tetapi mata normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang
kita sebut sebagai cahaya tampak).
Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari
partikel yang disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah
rambatnya, jadi gelombang cahaya dikategorikan sebagai gelombang transversal.
Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:
1. Dispersi Cahaya
Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik)

127
menjadi komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi
saat cahaya putih melewati medan pembias.
Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma
sebagai medan pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami
pembiasa dua kali, yakni saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma.
Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati
secara alami. Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya
terdispersi menjadi berbagai cahaya tampak yang kita sebut sebagai
pelangi.

2. Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua
gelombang cahaya atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya
gelombang lain.
Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase
cahaya dari cahaya yang melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah
sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan panjang gelombangnya
melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang menyebabkan
munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar.
3. Difraksi Cahaya
Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah
sehingga cahaya akan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru.
4. Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang
diakibatkan oleh berkurangnya komponen pada gelombang cahaya.
Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal. Polarisasi
cahaya dapat terjadi akibat pemantulan, pembiasan, absorpsi dan
hamburan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi
3000 celah atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak

128
warna ungu yang dilihat di lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa
dari lampu TL yang anda amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu TL.

F. HASIL PENGAMATAN
Warna-warna yang dihasilkan pada percobaan difraksi yaitu merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?


Jawab :
Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru,
kuning dan violet atau ungu.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan


dispersi?
Jawab :
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena
adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin
besar, Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun
jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

H. PEMBAHASAN
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetikyang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat
matamaupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang
disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan

129
sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan
area riset yang penting pada fisika modern.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:
• Intensitas
• Frekuensi atau panjang gelombang
• Polarisasi
• Fasa
dan sifat optik fisis:
• Interferensi
• Difraksi
• Dispersi
• Polarisasi
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena
adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin
besar. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma
lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi
adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat
bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan
dari kedua gelombang tersebut.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi
cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat
pembiasan atau pembelokan.
b. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai
cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah
interaksi antar gelombang didalam suatu daerah.

130
c. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun
jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Cahaya
adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
d. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton.

J. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan yang kami alami yaitu pada saat praktikum ruangan yang digunakan
kurang mendukung untuk melakukan percobaan karena masih ada celah cahaya
yang masuk sehingga mempengaruhi pengamatan.
K. DAFTAR PUSTAKA
https://www.studiobelajar.com/gelombang-cahaya/
Rumanta, Maman. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

L. FOTO PRAKTIKUM
Persiapan Alat dan Bahan

Kegiatan Praktek Kisi Difraksi

131
LKPI – 10 BIMBINGAN
MODUL 7
KP 2 LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

132
DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa Cembung dan Cermin Cekung

B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapakan dapat :
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung.
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optic lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya ( lilin atau lampu)

D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias
paling sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan
sebelum keluardari lensa.Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua

133
permukaan disebut sumbu utama .Terdapat dua jenis lensa yaitu lensa cembung
dan lensa cekung.Pada lensa cembung ( lensa positif ) sinar dapat mengumpul
( konvergen ) dan pada lensa cekung sinar dapat menyebar.
Cermin adalah suatu benda yang dapat memantulkan cahaya.Cermin terbagi dalam
dua bagian yaitu cermin datar dan cermin lengkung.Cermin lengkung terbagi
dalam dua bagian yaitu cermin yaitu cermin cekung dan cermin cembung.Ciri
cermin cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis dari bagian tepinya,sedangkan
cermin cembung bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya. Lensa adalah
medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu
diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluardari
lensa.Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu
utama .Terdapat dua jenis lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung.Pada lensa
cembung ( lensa positif ) sinar dapat mengumpul ( konvergen ) dan pada lensa
cekung sinar dapat menyebar.
Cermin adalah suatu benda yang dapat memantulkan cahaya.Cermin terbagi
dalam dua bagian yaitu cermin datar dan cermin lengkung.Cermin lengkung
terbagi dalam dua bagian yaitu cermin yaitu cermin cekung dan cermin
cembung.Ciri cermin cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis dari bagian
tepinya,sedangkan cermin cembung bagian tengahnya lebih tebal dari bagian
tepinya.
cermin datar bayangannya terbalik kiri –kanan .Jarak bayangan sama dengan jarak
benda .
Dalam kehidupan sehari – hari dua alat optic yaitu cermin dan lensa banyak
kita jumpai, baik itu lensa cembung, lensa cekung, cermin datar, cermin
cembung, yang tidak tembus cahaya yang memantulkan hampir sama cahaya
yang datang. Sedangkan lensa adalah piranti optis yang dibatasi oleh dua
permukaan bidang bola atau salah satu bidang batasnya bidang datar. Pada
percobaan ini digunakan lensa cembung dan cermin cekung.
Lensa cembung berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang datang. Lensa
cembung (konveks) biasa disebut lensa positif. Disebut positif karena dapat
memfokuskan cahaya (konvergen). Cermin cekung memiliki muka cermin
berbentuk cekungan kedalam seperti wajan penggorengan. Cermin cekung
berfungsi untuk memantulkan dan kemudian memfokuskan cahaya yang datang.
Cermin cekung (konkaf) biasa disebut cermin positif karena bersifat

134
memfokuskan sinar cahaya (konvergen). Titik fokus cermin cekung berada
didepan cermin sehingga bersifat real dan bernilai positif.
Titik api lensa positif (cembung) merupakan titik potong berkas sinar bias jika
sumber cahaya berada jauh tak hingga. Sedangkan titik api cermin cekung
merupakan titik potong berkas sinar pantul, jika sumber cahaya berada jauh
takterhingga.
Persyaratan “jauh tak terhingga” dapat juga dipenuhi asalkan berkas sinar
yang menuju ke lensa atau cermin merupakan berkas yang sejajar. Jarak titik api
(f) dapat ditentukan dari hubungan:

1 1 1
= +
f s s'
dengan :
f adalah jarak titik api (m)
s adalah jarak benda ( m)
s’ adalah jarak bayangan (m)
Sedangkan keakuratan lensa (P) dinyatakan dengan :
1
P=
f
Dalam hal ini f harus dinyatakan dalam satuan meter dan satuan
kekuatan lensa adalah dioptri.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Lensa Cembung
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan diantara layar sumber
cahaya

b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar
pada layar berbentuk bayangan yang paling tajam.
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.
2. Percobaan Cermin Cekung.
a. Susunlah alat seperti gambar di bawah ini.

135
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar
pada layar terbentuk bayangan paling tajam.
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Lensa Cembung
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 35 cm 55 cm
2 45 cm 40 cm
3 55 cm 44 cm

2. Cermin Cekung
No Jarak Benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 60 cm 145 cm
2 70 cm 170 cm
3 80 cm 155 cm

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang ada gunakan dalam percobaan!
Jawab :
No Jarak benda Jarak Jarak fokus (f)
s (cm) bayangan s’
(cm)
1 35 cm 55 cm 1 1 1 1 1
= + = +
f s s' 35 55
55+ 35 90
¿ =¿ =¿ 0,046 m
1925 1925
2 45 cm 40 cm 1 1 1 1 1
= + ¿ +
f s s' 45 40
40+ 45 85
¿ =¿ =¿0,047 m
1800 1800
3 55 cm 44 cm 1 1 1
= + = 1+ 1
f s s' 55 44
44+ 55 99
= = = 0,040 m
2420 2420

2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan

136
No Jarak benda Jarak Keakuratan Lensa (P)
s (cm) bayangan s’
(cm)
1 35 cm 55 cm 1 1
P= = = 21,73 dioptri
f 0,046
2 45 cm 40 cm 1 1
P= = = 21,27 dioptri
f 0,047
3 55 cm 44 cm 1 1
P= = = 25 dioptri
f 0,040

3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan
No Jarak Benda s Jarak bayangan Jarak fokus (f)
(cm) s’ (cm)

1 60 cm 145 cm 1 1 1
= +
f s s'
1 1 145+60
= + = =
60 145 8700
205
= 0,023 m
8700
2 70 cm 170 cm 1 1 1
= +
f s s'
1 1 170+70
= + = =
70 170 11.900
240
= 0,020 m
11.900
3 80 cm 155 cm 1 1 1
= +
f s s'
1 1 155+80
= + = =
80 155 12.400
235
= 0,018 m
12.400

H. PEMBAHASAN
Percobaan menentukan fokus lensa cembung dan cermin cekung. Pada
pengamatan ini dilakukan beda perlakuan mengenai jarak benda terhadap lensa.
Dengan adanya beda perlakuan maka akan didapatkan hasil bayangan berbeda
pada tiap perlakuan. Pada percobaan menggunakan lensa cembung, saat benda
diletakkan antara F dengan hasil bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik,

137
diperkecil. Saat benda pada jarak antara T hasil bayangan yang terbentuk menjadi
nyata, terbalik, diperbesar. Begitupun hasil yang diperoleh pada saat jarak benda
dibuat 2 kali F. Namun saat posisi benda diletakkan lebih jauh dari 2 kali F, hasil
bayangan yang terbentuk menjadi maya, terbalik, diperbesar karena hasil
bayangannya tidak terlihat pada layar.
Pada pecobaan menggunakan lensa cekung, perlakuan yang dilakukan
ialahdengan merubah posisi layar pada landasan statis. Semakin jauh jarak
antaralensa cembung dan layar, jarak fokus lensa semakin kecil. Hasil ini
sebandingdengan semakin jauhnya jarak antara lensa cekung dan layar. Hasil
bayanganyang diperoleh pada percobaan tersebut yaitu nyata, terbalik dan
diperbesar.Sehingga diperoleh bahwa nilai jarak antara lensa cembung dan layar
sejajardengan nilai jarak lensa cekung terhadap layar. Namun, nilai tersebut
berkebalikan dengan nilai fokus lensa cekung yang semakin kecil. Bahkan
jikanilai jarak lensa dan layar semakin kecil dan diperkecil lagi, jarak fokus
lensadapat tak terhingga. Sehingga hasil bayangan yang diperoleh pun tidak
dapatdiketahui dan menjadi maya

I. KESIMPULAN
Pada lensa cembung semakin jauh jarak benda semakin dekat jarak bayangan,
maka fokus semakin besar. Pada lensa cekung semakin jauh jarak benda semakin
dekat jarak bayangan, dan titik fokus semakin rendah
J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38097074/
LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_Disusun_Oleh diambil pukul 20.50 tanggal
8 -9-2020
Maman Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. Penerbit Universitas Terbuka.

K. FOTO – FOTO PRATIKUM

138
Persiapan Alat dan Bahan

Praktek kegiatan Pembiasan dengan


lensa Cembung

Praktek kegiatan Pembiasan dengan


lensa Cekung

Praktek kegiatan Pembiasan dengan


Balok Kaca

139
Percobaan lensa cekung dengan
jarak 50cm
.

Percobaan lensa cekung dengan


jarak 100m.

Percobaan lensa cembung dengan


jarak 100m.

LKPI – 1 MANDIRI
MODUL 1
KP 2 SIMBIOSIS

140
DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

MODUL 1 MAKHLUK HIDUP


LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI (SIMBIOSIS PARASITISME)

A. JUDUL PERCOBAAN
Simbiosis Parasitisme

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi simbiosis parasitisme di
lingkungan sekitar.

141
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat tulis
2. Lembar pengamatan
3. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu
bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan
spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu
disebut simbiosis.
Hubungan antarmakhluk hidup sangat penting (Sumantoro 2011:80).
Setiap makhluk hidup pasti bergantung pada makhluk hidup yang lain. Tidak
satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Kupu-kupu dna lebah tidak
akan mendapatkan makanan jika tidak ada bunga. Tumbuh-tumbuhan berbunga
tidak akan berkembang biak jika tidak ada kupu-kupu dan lebah. Semua makhluk
hidup saling membutuhkan.
Menurut Rumanta (2013:1.12) parasitisme adalah suatu hubungan di
antara dua spesies (organisme) di mana satu spesies mendapatkan keuntungan,
sedangkan spesies lainnya (sering disebut inang) dirugikan. Contoh simbiosis
parasitisme adalah antara cacing perut (cacing gelang) dengan manusia. Dalam
hubungan ini, cacing gelang mendapatkan makanan yang banyak di dalam usus
halus manusia, sedangkan manusia akan mendapat kerugian karena banyaknya
zat-zat makanan yang hilang oleh parasit tersebut. Selain itu dalam jumlah yang
sangat banyak, parasit tersebut dapat merusak usus halus manusia.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke
kebun atau hutan terdekat.
3. Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara
hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan
dengan tumbuhan.
4. Tentukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi.

142
5. Tentukan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (tabel 1.7) yang ada di
bagian akhir modul ini.
6. Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang
diuntungkan.
7. Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan simbiosis
tersebut?
8. Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.7!

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.7
Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
No. Jenis Hubungan Pihak yang Dirugikan Pihak yang Diuntungkan
Parasitisme Jenis Jenis Jenis Jenis
Makhluk Kerugian Makhluk Keuntungan
Hidup Hidup
1 Walang sangit Pohon timun Dihisap Walang sangit Mendapat
dengan pohon timun cairan cairan
tanaman dari tanaman
tangkai
bunganya
2 Ulat pohon jeruk Pohon jeruk Daunnya Ulat pohon Mendapat
(Papilio glaucus) yang muda jeruk (Papilio makanan
dengan pohon jeruk. dimakan ulat glaucus) berupa daun
muda pohon
jeruk
3 Benalu dengan Pohon Diserap sari- Benalu Mendapat
pohon mangga manga sari tempat hidup
makanannya dan
mendapat
makanan dari
pohon inang
4 Kutu dengan anjing Anjing Dihisap Kutu Mendapat
darahnya, makanan
menjadi gatal- dengan cara
gata, dan menghisap
rambutnya darah anjing
rontok
5 Tali putri dengan Tanaman Dihisap sari- Tali putri Menghisap

143
tanaman inang inang sari sari-sari
makanannya makanan
dan tidak pohon inang
mendapat dan
sinar matahari mendapat
karena tempat hidup
tertutup oleh
tali putri
6 Siput (bekicot) Tanaman Bagian Siput Mendapatkan
dengan tanaman hias hias tubuhnya (bekicot) makanan
menjadi dengan
makanan memakan
siput bagian tubuh
(bekicot) tumbuhan
7 Kutu daun dengan Pohon Pertumbuhan Kutu daun Mendapat
pohon manga manga dan produksi tempat hidup
pohon manga dan sari-sari
terhambat makanan dari
daun pohon
mangga
8 Belalang dengan Tanaman Daunnya Belalang Mendapat
tanaman hias hias dimakan makanan
belalang dan berupa daun
jadi berlubang tanaman hias

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan
parasitisme? Jelaskan!
2. Di antara hubungan parasitisme yang Anda temukan, adakah yang
menyebabkan kematian pada inangnya? Jelaskan!

Jawaban:
1. Ya, hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan
parasitisme. Anjing dirugikan karena kutu anjing menghisap darah di
tubuhnya. Anjing akan merasakan gatal-gatal di tubuhnya. Selain itu jika
jumlah kutu banyak, anjing dapat mengalami kekurangan darah (anemia).

144
Sedangkan kutu anjing diuntungkan, karena mendapat tempat hidup dan
mendapat makanan dengan cara menghisap darah anjing.
2. Di antara hubungan parasitisme yang saya temukan, ada yang menyebabkan
kematian.
a. Benalu dengan pohon manga
Benalu menyerap makanan dari pohon manga sehingga merugikan pohon
manga. Jika dibiarkan, benalu tumbuh subur sedangkan pohon mangga
terus-menerus diambil sari makanannya dan pada akhirnya kering lalu
pohon mangga mati.
b. Tali putri dengan pohon inangnya
Tali putri dalam jumlah banyak selain menghisap sari-sari makanan dari
pohon inangnya juga akan menutupi tumbuhan inangnya. Akibatnya
pohon inang tidak memperoleh sinar matahari dan tidak dapat
berfotosintesis. Akhirnya pohon inangnya menjadi layu, kering, dan mati.

H. PEMBAHASAN
Tabel 1.7 menunjukkan adanya hubungan parasitisme antara dua
makhluk hidup. Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup dimana yang
satu pihak dirugikan dan pihak yang lain diuntungkan. Adanya simbiosis
parasitisme sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme
didalam suatu ekosistem.
Hubungan antara walang sangit dengan pohon timun, pohon timun
mengalami kerugian sedangkan walang sangit mengalami keuntungan. Pohon
timun dirugikan karena walang sangit menghisap cairan pohon timun dari
tangkai bunganya. Walang sangit untung karena mendapat cairan makanan
sebagai sumber makanan.
Hubungan antara ulat pohon jeruk dengan pohon jeruk, pohon jeruk
dirugikan dan ulat mengalami keuntungan. Pohon jeruk rugi karena daun-daun
mudanya dimakan oleh ulat. Ulat untung karena selain mendapat tempat tinggal,
ulat juga mendapat makanan. Ulat akan memakan daun-daun muda pada pucuk
pohon jeruk.
Hubungan anatara benalu dengan pohon manga, benalu untung
sedangkan pohon manga rugi. Benalu untung karena mendapat tempat tinggal
dan mendapat makanan. Benalu akan menyerap sari-sari makanan pada pohon
manga. Pohon manga rugi karena sari-sari makanan hasil fotosintesis diserap

145
oleh benalu. Jika dibiarkan, benalu dapat bertambah banyak dan dapat
menyebabkan pohon manga kurus lalu pada akhirnya kering dan mati.
Kutu anjing dengan anjing, anjing akan dirugikan oleh kutu anjing. Kutu
anjing yang menempel pada kulit anjing akan menghisap darah anjing. Darah
anjing sebagai sumber makanan bagi kutu anjing, dalam hal ini kutu mendapat
keuntungan. Sedangkan anjing akan merasa gatal-gatal dan bulunya menjadi
rontok. Jika kutu dibiarkan, anjing dapat kekurangan darah dan mengalami
anemia.
Tali putri dengan tanaman inang, tali putri mendapat keuntungan
sedangkan tanaman inang akan dirugikan bahkan bisa mati. Tali putri mendapat
tempat hidup dan mendapat makanan dengan cara menghisap sari-sari makanan
pohon inangnya. Jika tali putri dibiarkan dan semakin banyak, maka akan
menutupi permukaan pohon inang. Akibatnya, pohon inang tidak mendapat
cahaya matahari, lalu tidak dapat berfotosintesis. Akhirnya pohon inangnya
kering, layu, dan mati.
Hubungan antara siput (bekicot) dengan tanaman hias, siput
diuntungkan sedangkan tanaman hias akan rugi. Siput akan memakan bagian
tubuh tanaman hias. Sedangkan tanaman hias akan menjadi rusak karena bagian-
bagian tubuhnya menjadi makanan siput.
Kutu daun dengan pohon manga, merupakan simbiosis parasitisme.
Pohon mangga dirugikan karena kutu daun menempel pada permukaan daun.
Sehingga sari-sari makanan berkurang lalu pertumbuhan dan produksi pohon
mangga akan berkurang
Belalang dengan tanaman, belalang untung karena memakan daun pada
tanaman. Sedangkan tanaman tersebut rugi. Daun tanaman akan rusak/
berlubang-lubang karena dimakan oleh belalang.

I. KESIMPULAN
Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup yang
berbeda dimana pihak yang satu mendapat untung dan merugikan pihak yang
lain. Simbiosis parasitisme berpengaruh buruk pada tumbuhan yang
ditumpanginya. Bahkan jika dibiarkan, dapat menimbulkan pihak yang dirugikan
menjadi mati, misalnya pada hubungan benalu dengan pohon mangga dan tali
putri dengan pohon inang.

J. DAFTAR PUSTAKA

146
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Sumantoro dan Dodo Hermana, 2011. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan saat mencari contoh simbiosis parasitisme yang terjadi antara hewan
dengan hewan. Paling mudah mencari hubungan antara hewan dengan tumbuhan
dan tumbuhan dengan tumbuhan.

L. FOTO PRAKTIKUM

Hubungan antara walang sangit


dengan pohon timun.

Hubungan antara ulat pohon jeruk


(Papilio glaucus) dengan pohon
jeruk.

147
Hubungan antara benalu dengan
pohon manga.

Hubungan antara kutu dengan


anjing.

Hubungan antara tali putri dan


tanaman inang.

Hubungan siput (bekicot) dengan


tanaman hias.

148
Hubungan antara kutu daun
dengan pohon manga.

Belalang dengan tanaman hias

MODUL 1 MAKHLUK HIDUP


LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI (SIMBIOSIS KOMENSALISME)

A. JUDUL PERCOBAAN
Simbiosis Komensalisme

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi simbiosis komensalisme di
lingkungan sekitar.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat tulis
2. Lembar pengamatan
3. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI

149
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu
bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan
spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu
disebut simbiosis.
Hubungan antarmakhluk hidup sangat penting (Sumantoro 2011:80).
Setiap makhluk hidup pasti bergantung pada makhluk hidup yang lain. Tidak
satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Kupu-kupu dna lebah tidak
akan mendapatkan makanan jika tidak ada bunga. Tumbuh-tumbuhan berbunga
tidak akan berkembang biak jika tidak ada kupu-kupu dan lebah. Semua makhluk
hidup saling membutuhkan.
Menurut rumanta (2013:1.12) simbiosis komensalisme adalah suatu
hubungan simbiosis, di mana suatu spesies makhluk hidup diuntungkan,
sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan ataupun dirugikan. Contoh umum
adalah tanaman epifit yang banyak hidup di hutan tropis. Tanaman epifit tersebut
menumpang hidup di pohon atau cabang dan ranting tanpa merugikan pohon
yang ditumpanginya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilan ke
kebun atau hutan terdekat.
3. Cobalah identifikasi beberapa simbiosis komensalisme yang terjadi antara
hewan dan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan
dengan tumbuhan.
4. Temukan setidaknya 3 – 5 hubungan yang terjadi.
5. Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.8) yang ada di
bagian akhir modul ini.
6. Cobalah analisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana yang
tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
7. Jenis keuntungan apa saja yang diperolehnya? Jelaskan!
8. Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.8.

F. HASIL PENGAMATAN

150
Tabel 1.8
Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
No. Jenis Hubungan Pihak yang Diuntungkan Jenis Makhluk
Simbiosis Jenis Jenis Keuntungan Hidup yang
Makhluk Tidak Untung
Hidup dan tidak rugi
1 Anggrek dengan Anggrek Mendapat tempat Pohon
pohon kamboja untuk hidup kamboja
2 Tanduk rusa dengan Tanduk rusa Mendapat tempat Pohon mangga
pohon mangga untuk hidup
3 Sirih merah dengan Sirih merah Mendapat tempat Pohon jambu
pohon jambu untuk hidup
4 Tanaman paku dengan Tanaman Mendapat tempat Pohon mangga
pohon mangga paku untuk hidup

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan
kerugian pada inangnya? Jelaskan dan berikan contohnya!

Jawaban:
Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat merugikan pihak
lain. Contoh:
- Tanaman sirih yang subur dan menempel pada pohon inang, lama-kelamaan
dapat membelit dan menutupi permukaan pohon inang sehingga pohon inang
kekurangan sinar matahari untuk berfotosintesis.

H. PEMBAHASAN
Simbiosis komensalisme terjadi antara dua makhluk hidup, di mana
yang satu akan mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain tidak merasa
untung atau rugi. Hal ini Nampak pada hubungan antara anggrek dengan pohon
kamboja, tanduk rusa dengan pohon mangga, sirih merah dengan pohon jambu,
dan suplir dengan pohon mangga.
Contoh simbiosis komensalisme yang pertama, yaitu antara tanaman
anggrek dengan tanaman kamboja. Tanaman anggrek akan melekat atau
merambat pada pohon mangga dengan tujuan untuk mendapatkan air, sinar

151
matahari dan senyawa lainnya. Semuanya dibutuhkan untuk melaksanakan
fotosintesis.Cara tanaman anggrek mendapatkan air adalah dengan menyerap air
dan juga mineral yang terdapat pada kulit pohon mangga tersebut. Selain itu,
juga sanggup menyerap dari batang yang telah lapuk. Kejadian ini
menguntungkan bagi tanaman anggrek, namun tidak memberi pengaruh apapun
bagi pohon mangga.
Contoh kedua, tanduk rusa dengan pohon mangga. Tanduk rusa
mempunyai karakter yang serupa dengan tanaman anggrek, yaitu mereka akan
melekat atau ditempelkan pada suatu pohon dengan obyek untuk mendapatkan
sinar matahari yang lebih baik dan beberapa bahan lain untuk fotosintesis.
Meskipun tanaman ini melekat di suatu pohon, akan tetapi tanaman ini tidak
merugikan tanaman yang ditempelinya sebab tidak mengambil cadangan
makanan dari tanaman yang ditempelinya. Jadi, pohon mangga tidak mendapat
keuntungan ataupun kerugian karena adanya tanduk rusa yang menempel di
batangnya.
Contoh ketiga, pohon sirih dengan pohon jambu. Pohon sirih mendapat
tempat untuk menempelkan sulur-sulurnya pada pohon jambu, sedangkan pohon
jambu tidak mendapat keuntungan maupun kerugian.
Contoh keempat, tumbuhan paku dengan pohon mangga. Tumbuhan
paku mendapat tempat tinggal dengan cara menempel pada pohon mangga.
tanaman paku akan melekat pada tanaman jati. Hal ini juga bertujuan agar tumbuhan
paku bisa mendapatkan sinar matahari untuk melaksanakan fotosintesis demi
kelangsungan hidupnya. Sedangkan pohon mangga tidak diuntungkan ataupun
dirugikan dengan keberadaan tumbuhan paku di batangnya.
Simbiosis komensalisme tidak menimbulkan kerugian bagi kedua
makhluk hidup yang saling berhubungan. Namun apabila makhluk hidup yang
menumpang (sirih merah, anggrek, tanduk rusa, dan suplir) terlalu banyak, lama-
kelamaan akan mengganggu pohon inangnya. Contohnya Tanaman sirih yang
subur dan menempel pada pohon inang, lama-kelamaan dapat membelit dan
menutupi permukaan pohon inang sehingga pohon inang kekurangan sinar
matahari untuk berfotosintesis.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua spesies makhluk
hidup dimana yang satu diuntungkan, sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan

152
atau dirugikan. Contohnya hubungan antara anggrek dengan pohon kamboja,
tanduk rusa dengan pohon mangga, sirih merah dengan pohon jambu, dan
tumbuhan paku dengan pohon mangga.
Meskipun pada awalnya tidak merugikan pihak manapun, namun
simbiosis komensalisme ini dapat berpengaruh buruk bagi tumbuhan yang
ditumpanginya. Jika pertumbuhan tanaman yang menempel/menumpang terjadi
secara pesat, maka akan dapat menghambat pertumbuhan atau berkurangnya
produktivitas tumbuhan inangnya, karena tumbuhan yang menempel akan
menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan pleh tumbuhan inang untuk
berfotosintesis.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Sumantoro dan Dodo Hermana, 2011. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius

K. KESULITAN YANG DIALAMI:SARAN DAN MASUKAN


Saya mengalami kesulitan saat mencari contoh simbiosis komensalisme antara
hewan dengan tumbuhan dan hewan dengan hewan.
L. FOTO PRAKTIKUM

Tanaman anggrek dengan pohon


kamboja.

153
Tanaman tanduk rusa dengan pohon
manga.

Tanaman sirih merah dengan pohon


jambu.

Tanaman paku dengan pohon manga.

154
MODUL 1 MAKHLUK HIDUP
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI (SIMBIOSIS MUTUALISME)

A. JUDUL PERCOBAAN
Simbiosis Mutualisme

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi simbiosis mutualisme di
lingkungan sekitar.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat tulis
2. Lembar pengamatan
3. Lingkungan sekitar

155
D. LANDASAN TEORI
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu
bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan
spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu
disebut simbiosis.
Hubungan antarmakhluk hidup sangat penting (Sumantoro 2011:80).
Setiap makhluk hidup pasti bergantung pada makhluk hidup yang lain. Tidak
satu pun makhluk hidup yang dapat hidup sendiri. Kupu-kupu dna lebah tidak
akan mendapatkan makanan jika tidak ada bunga. Tumbuh-tumbuhan berbunga
tidak akan berkembang biak jika tidak ada kupu-kupu dan lebah. Semua makhluk
hidup saling membutuhkan.
Menurut Rumanta (2013:1.12) simbiosis mutualisme adalah hidup
bersama di antara dua spesies makhluk hidup, di mana kedua spesies tersebut
mendapat keuntungan. Contohnya adalah bakteri Rhizobium pada akar tanaman
polongan. Bakteri Rhizobium mendapatkan habitatnya pada akar tanaman,
sedangkan tanaman polongan mendapatkan keuntungan berupa nitrogen yang
ditambat oleh bakteri tersebut. Tanpa bakteri rhizobium, maka tumbuhan tersebut
tidak dapat mengambil nitrogen dari udara bebas.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke
kebun atau hutan terdekat.
3. Cobalah identifikasi beberapa simbiosis mutualisme yang terjadi antara
hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan
dengan tumbuhan.
4. Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi!
5. Tuliskan hasil identifikasi Anda pada Lembar Kerja (Tabel 1.9) yang ada di
bagian akhir modul.
6. Jenis keuntungan apa saja yang diperoleh oleh setiap spesies anggota
simbiosis tersebut? Jelaskan!
7. Tuangkan hasilnya dengan melengkapi Tabel 1.9.

156
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.9
Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme

No. Jenis Pihak I yang Diuntungkan Pihak II yang Diuntungkan


Hubungan Jenis Makhluk Jenis Jenis Jenis
Simbiosis Hidup Keuntungan Makhluk Keuntungan
Hidup
1 Kutu daun Kutu daun Kutu daun Semut Semut akan
dengan semut dibantu mencari menekan
makanan oleh punggung kutu
semut, semut daun sehingga
membantu cairan getah yang
mengatur proses sudah diproses di
pembibitan kutu dalam tubuh kutu
daun muda, dan akan keluar dan
smeut akan dimakan oleh
melindungi semut.
kawanan kutu
daun dari
predator
2 Pohon jambu Pohon jambu Hama tanaman Semut Mendapat tempat
dengan semut yang menempel rangrang untuk membuat
rangrang pada tubuhnya sarang dan
akan dibasmi/ mendapat
dimakan oleh makanan berupa
semut rangrang hama yang
tumbuh pada
pohon jambu.
3 Kupu-kupu Kupu-kupu Kupu-kupu Bunga Dibantu proses
dengan bunga mendapat nectar penyerbukannya
dari bunga
4 Lebah dengan Lebah Lebah Bunga Dibantu proses
bunga mendapatkan penyerbukannya
nectar dari
bunga
5 Ikan koi Ikan koi Ikan koi Ikan kaviat Mendapatkan
dengan ikan terbebas dari makanan dengan

157
kaviat kutu yang cara memakan
menempel di kutu yang
tubuhnya menempel di
tubuh ikan koi
6 Bunglon Bunglon Mendapatkan Pohon Serangga
dengan tempat hidup sawo termasuk hama
tanaman sawo dan makanan yang
dari serangga- mengganggu
serangga yang tubuhnya akan
ada di pohon dimakan oleh
sawo bunglon
7 Bakteri Bakteri Memperoleh Kacang Mendapat
Rhizobium Rhizobium makanan yang tanah nitrogen yang
leguminosaru leguminosarum hidup dalam diikat oleh
m dengan akar tumbuhan bakteri
tanaman kacang tanah Rhizobium
kacang tanah sehingga
tanaman kacang
tanah menjadi
subur

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Di dalam tubuh kita, sebenarnya banyak terjadi simbiosis, coba Anda sebutkan
beberapa contoh simbiosis mutualisme yang ada di tubuh kita!
Jelaskan keuntungan bagi organisme tersebut dan apa pula keuntungannya bagi
tubuh kita.

Jawaban:
- Bakteri Escherichia coli dengan usus besar.
Bakteri Escherichia coli banyak bermanfaat bagi tubuh kita, antara lain
mengurangi pertumbuhan bakteri jahat, mempercepat proses pembusukan di
usus besar, dan membantu proses produksi vitamin K untuk pembekuan
darah.
Sedangkan bakteri Escherichia coli mendapat keuntungan berupa makanan
sisa yang ada di usus besar.
- Bakteri Bifidobacteria lactis yang dapat membantu menurunkan kadar
kolestrol pada wanita.

158
- Bakteri Lactobacillus acidopilus dapat membantu mencegah dan menangani
diare.

H. PEMBAHASAN
Simbiosis mutualisme adalah suatu interaksi antara dua makhluk hidup
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Jadi ketika terjadi interaksi
antara dua makhluk hidup yang berbeda, maka keduanya akan mendapatkan
manfaat dari hubungan tersebut. Bahkan simbiosis mutualisme ini sangat penting
bagi diri makhluk hidup itu sendiri. Contohnya hubungan antara kutu daun
dengan semut, semut rangrang dengan pohon jambu, kupu-kupu dengan bunga,
lebah dengan bunga, dan ikan koi dengan ikan kaviat.
Hubungan antara kutu daun dengan semut menguntungkan kedua pihak.
Kutu daun dibantu mencari makanan oleh semut, semut membantu mengatur
proses pembibitan kutu daun muda, dan smeut akan melindungi kawanan kutu
daun dari predator. Sedangkan semut akan menekan punggung kutu daun
sehingga cairan getah yang sudah diproses di dalam tubuh kutu akan keluar dan
dimakan oleh semut.
Contoh kedua, hubungan antara semut rangrang dengan pohon jambu.
Pohon jambu mendapat keuntungan karena hama tanaman yang menempel pada
tubuhnya akan dibasmi/ dimakan oleh semut rangrang. Sedangkan semut
rangrang mendapat tempat untuk membuat sarang dan mendapat makanan berupa
hama yang tumbuh pada pohon jambu.
Contoh ketiga, hubungan antara kupu-kupu dengan bunga. Kupu-kupu
mendapat nektar dari bunga yang akan menjadi sumber makanannya. Sedangkan
bunga akan dibantu proses penyerbukannya. Ketika kupu-kupu hinggap di bunga,
kakinya akan menyentuh bagian putik dan benang sari pada bunga. Sehingga
mengakibatkan serbuk sari menempel pada putik dan terjadi proses penyerbukan
pada bunga.
Contoh keempat, hubungan antara lebah dengan bunga. Sama halnya
seperti kupu-kupu dengan bunga, lebah mendapatkan nektar dari bunga yang
akan menjadi sumber makanannya. Sedangkan bunga akan dibantu proses
penyerbukannya. Ketika lebah hinggap di bunga, kakinya akan menyentuh
bagian putik dan benang sari pada bunga. Sehingga mengakibatkan serbuk sari
menempel pada putik dan terjadi proses penyerbukan pada bunga.
Hubungan antara ikan koi dengan ikan kaviat. Ikan koi akan terbebas
dari kutu yang menempel di tubuhnya. Kutu yang menempel pada tubuh ikan koi
selain menyebabkan rasa gatal juga akan menyebabkan kematian. Kutu tersebut

159
akan dimakan oleh ikan kaviat. Sedangkan ikan kaviat mendapatkan keuntungan
karena mendapatkan makanan dengan cara memakan kutu yang menempel di
tubuh ikan koi.
Terakhir, hubungan antara bakteri Rhizobium Leguminosarum dengan
tanaman kacang tanah. Bakteri Rhizobiummemperoleh makanan yang hidup
dalam akar tumbuhan kacang tanah. Sedangkan tanaman kacang tanah mendapat
nitrogen yang diikat oleh bakteri Rhizobium.

I. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan,
Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup yang hidup
bersama dan saling menguntungkan satu sama lain. Contoh dari simbiosis ini
adalah kutu daun dengan semut, semut rangrang dengan pohon jambu, kupu-
kupu dengan bunga, lebah dengan bunga, dan ikan koi dengan ikan kaviat.
Simbiosis mutualisme juga terjadi di dalam tubuh manusia. Yaitu antara
bakter-bakteri yang baik dengan tubuh manusia. Contohnya, Bakteri Escherichia
coli dengan usus besar. Bakteri Escherichia coli banyak bermanfaat bagi tubuh
kita, antara lain mengurangi pertumbuhan bakteri jahat, mempercepat proses
pembusukan di usus besar, dan membantu proses produksi vitamin K untuk
pembekuan darah. Sedangkan bakteri Escherichia coli mendapat keuntungan
berupa makanan sisa yang ada di usus besar. Contoh kedua, bakteri
Bifidobacteria lactis yang dapat membantu menurunkan kadar kolestrol pada
wanita. Contoh ketiga, bakteri Lactobacillus acidopilus dapat membantu
mencegah dan menangani diare.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Sumantoro dan Dodo Hermana, 2011. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius

K. KESULITAN YANG DIALAMI:SARAN DAN MASUKAN

160
Saya mengalami kesulitan saat mengambil foto hubungan antara hewan dengan
tumbuhan. Harus berkali-kali mencoba, karena setiap akan diambil fotonya,
hewan tersebut kadang sudah langsung lari atau terbang.

L. FOTO PRAKTIKUM

Semut dengan kutu daun.

Semut rangrang dengan pohon


jambu.

Kupu-kupu dengan bunga.

161
Lebah dengan bunga.

Ikan koi dengan ikan kaviat.

Bunglon dengan pohon sawo.

162
Bakteri Rhizobium dengan tanaman
kacang tanah.

LKPI – 2 MANDIRI
MODUL 3
KP 3 PENCERNAAN MAKANAN

163
DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

MODUL 3 MAKANAN
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI
(STRUKTUR SISTEM PENCERNAAN)

A. JUDUL PERCOBAN
Struktur Sistem Pencernaan

B. TUJUAN PERCOBAAN

164
Dapat mengurutkan bagian-bagian dari sistem pencernaan makanan.

C. ALAT DAN BAHAN


5) Seperangkat alat tulis.
6) Gambar sistem pencernaan.

D. LANDASAN TEORI
Sistem pencernaan yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses  penyerapan sari-sari
makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian, proses pengeluaran sisa-sisa
makanan melalui anus. Makanan atau zat yang ada di luar tubuh tersusun atas
molekul-molekul yang sangat kompleks. Agar makanan dapat dipergunakan
tubuh, maka di perlukan proses penyederhanaan molekul-molekul tersebut untuk
diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan
dibantu oleh enzim dan hormone yang prosesnya berbeda tiap organ dan
mempunyai fungsi masing-masing. Enzim memegang peranan yang paling
penting dalam proses ini. Proses penyederhanaan makanan terjadi baik secara
mekanik maupun kimiawi serta pembuangan sisa-sisanya di langsungkan oleh
berbagai struktur yang tergabung dalam suatu sistem pencernaan. Alat
pencernaan terdiri dari mulut, eosofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rectum, anus dan organ-organ lain yang berperan dalam proses pencernaan
seperti hati, empedu dan penkreas.
Pada umumnya makanan yang masuk kedalam mulut kita berbentuk
potongan yang masih mempunyai ukuran relatif besar seperti nasi, Keretan
kentan kentang, telur, daging, potongan sayuran dan buah - buahan, agar
makanan ini dapat ditelan perlu mengalami perubahan bentuk atau ukurannya
secara garis besar makanan kita terdiri atas karbohidrat, protein, mineral, vitamin
dan air untuk dapat digunakan sebagai sumber energi, memelihara dan
pertumbuhan bagi tubuh berbagai makanan tersebut diubah dahulu menjadi
molekul-molekul yang dapat masuk kedalam sel dan mengalami berbagai reaksi
kimia penting pengubahan makanan menjadi berbentuk molekul yang siap untuk
diserap melalui dinding usus,disebut pencernaan makanan, proses ini
berlangsung dalam sistem pencernaan makanan yang terdiri atas beberapa organ

165
tubuh yaitu mulut,lambung,dan usus dengan bantuan pangkreas dan empedu
(Poejiadi,2006).
Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan
cara dikunyah,makanan yang dimakan dalam ukuran besar di ubah menjadi lebih
kecil selama penghancuran secara mekanis ini berlangsung. Kelenjar yang ada
disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah. Ada 3
kelenjar yang mengeluarkan saliva yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibular
dan kelenjar subligual. Kelenjar subligual adalah kelenjar saliva yang paling
kecil terletak dibawah lidah bagian depan,kelenjar submandibular terletak
dibelakang subligual namun lebih dalam kalenjar parotid terletak dibagian atas
mulut didepan telinga dan kalenjar paling besar (Elbson,2003).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
13) Perhatikan gambar sistem pencernaan yang terdapat pada lembar kerja.
14) Urutkanlah sistem pencernaan mulai dari mulut.
15) Tulisakan bagian-bagian pada lembar kerja.
16) Simpulan apa yang dapat di ambil dari percobaan ini?

F. HASIL PENGAMATAN
Bagian- bagian utama saluran pencernaan pada manusia adalah:
1. Rongga mulut
2. Kerongkongan
3. Lambung
4. Usus besar
5. Usus halus
6. Anus

Gambar Sistem Pencernaan Manusia

166
G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1) Sebutkan bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim!
2) Enzim apa saja yang dihasilkan organ tersebut?
3) Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat makanan apa saja dan menjadi
apa? Uraikan dengan jelas!

Jawaban:
1) Bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim adalah : Mulut,
lambung, usus halus, pankreas.
2) Rongga mulut menghasilkan : enzim amilase atau ptialin.
Lambung menghasilkan : enzim renin, pepsin dan asam lambung/ hcl.
Usus halus menghasilkan : enzim maltase, enzim lactase, enzim
enterokinase, enzim lipase, enzim peptidase dan enzim sukrase.
3) Rongga mulut
Enzim Amilase atau ptialin (amylase ludah) memiliki fungsi yaitu
menguraikan amilun menjadi maltase atau mengubah pati atau amilum
menjadi maltosa.

167
Lambung
a) Asam Lambung (HCl), adalah zat kimia yang berfungsi untuk
membunuh bakteri yang masuk bersamaan dengan makanan yang kita
makan. Selain itu, HCl juga membantu kerja enzim pepsin dalam
mengubah protein.
b) Enzim Renin, adalah enzim yang memiliki fungsi mengubah kaseinogen
menjadi kasein.
c) Enzim Pepsin, adalah enzim yang berfungsi untuk memecah molekul
protein jadi peptisokarase mencerna sokarosa menjadi glukosa dan
fruktosa atau mengubah protein menjadi pepton, proteosa, dan
polipeptida.

Usus halus
a) Enzim maltase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah maltosa
menjadi glukosa.
b) Enzim laktase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah laktosa
menjadi galaktosa dan glukosa.
c) Enzim enterokinase, adalah enzim yang memiliki fungsi untuk
mengubah tripsinogen menjadi tripsin.
d) Enzim lipase, adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah lemak
menjadi gliserol dan asam lemak.
e) Enzim peptidase, adalah enzim yang berfungsi mengubah polipeptida
menjadi asam amino.
f) Enzim sukrase, adalah enzim yang berperan dalam mengubah sukrosa
menjadi fruktosa dan glukosa.

H. PEMBAHASAN
Sistem pencernaan diawali dari mulut, dari mulut terjadi ke dalam
kerongkongan, terjadilah gerak peristaltik, lalu terdorong ke lambung terjadi
pencernaan secara kimiawi dibantu oleh enzim. Kemudian makanan masuk ke
usus halus, sisa-sisa makanan masuk ke usus besar (kolon) di sisni terjadi
penyerapan air dan garam mineral serta terjadi pembusukan makanan kemudian
bermuara di rektum dan keluar melalui anus.

Bagian- bagian utama saluran pencernaan pada manusia adalah:


1. Rongga mulut

168
Mulut termasuk bagian awal pencernaan manusia, karena dianggap sebagai
pintu untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kemudian didalam
rongga mulut juga terdapat lidah yang berfungsi sebagai indra perasa makanan
dan minuman, ada juga gigi untuk mengunyah dan ludah untuk membantu
menelan makanan agar lebih mudah dicerna.
2. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan lorong yang dimasuki makanan setelah dikunyah
atau diproses oleh rongga mulut. Setelah tertelan, kemudian makanan menuju
lambung secara perlahan.
3. Lambung
Lambung berada dibagian perut sebelah kiri dan memiliki fungsi penting
dalam proses pencernaan manusia, karena menghasilkan asam klorida yang
akan membunuh semua mikroorganisme yang kita makan.
4. Usus halus
Usus halus memiliki tugas dalam system pencernaan manusia, karena didalam
usus halus memproduksi berbagai macam enzim yang dapat mengubah
makanan menjadi kandungan yang dibutuhkan agar lebih mudah diserap
tubuh.
5. Usus besar
Usus besar memiliki tugas menampung sisa makanan yang nantinya akan
dibusukkan oleh bakteri ecoli yang akan menjadi fases.
6. Anus
Anus adalah bagian akhir dari system pencernaan. Anus juga merupaka
lubang yang akan mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh manusia untuk
dibuang.

I. KESIMPULAN
Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu manusia mencerna makanan
dan minuman yang dikonsumsi, melalui bagian-bagian tubuh pebcernaan yang
membantu proses perubahan zat makanan dan penyerapan zat makanan agar
lebih mudah diserap oleh tubuh.
Urutan sistem pencernaan makanan adalah:
Mulut → kerongkongan → lambung → usus halus → usus besar→ anus

169
J. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Gibson, Jhon, 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Paramedis. Jakarta :
EGC.
Trianto, Kos, 2005. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yarma
Widya.
Perry, Potter, 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Watson, Roger, 2002. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Selama pengamatan belum mengalami kesulitan.

L. FOTO PRAKTIKUM
1. Tahap persiapan awal yaitu 2. Menunjukan bagian rongga
menyiapkan alat dan bahan mulut

3. Menunjukkan bagian kerongkongan 4. Menujukan bagian lambung

170
5. Menunjukkan bagian Usus Halus 6. Menunjukkan bagian Usus Besar

7. Menunjukkan bagian Anus

LKPI – 3 MANDIRI

171
MODUL 6
KP 3 TELINGA

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

MODUL 6 GELOMBANG

172
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Kepekaan Indera Pendengar Manusia

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kepekaan indera pendengar seseorang

C. ALAT DAN BAHAN


5. Dua sendok makan
6. Dua mangkok
7. Sapu tangan dan kapas

D. LANDASAN TEORI
Indera Pendengar Telinga (indra pendengar) adalah salah satu organ
tubuh manusia yang berada di dekat dan masih tergolong komponen dari kepala,
karena menempel dan menyatu dengan kepala. Telinga ini berbentuk seperti
jamur dan juga memiliki lekukan yang khas. Telinga memiliki reseptor khusus
yang mempunyai fungsi untuk menyaring dan mengenali setiap bunyi yang
berasal dari gendang telinga.
Pada umunya, indra pendengaran terdiri dari atas tiga bagian (Rumanta
2013: 6.27 – 6.28), yaitu telinga bagian luar, telingan bagian tengah, dan juga
telinga bagian dalam.
1. Telinga bagian luar
Telinga luar merupakan bagian telinga yang berguna sebagai
penangkap getaran telinga. Telinga luar terdiri daun telinga, lubang
telinga, kelenjar minyak dan selaput yang disebut gendang telinga.
Daun telinga terbuat dari tulung rawan yang berfungsi untuk
menangkap getaran. Getaran yang dihantarkan melalui lubang
pendengaran akan menggetarkan gendang telinga.
Lubang pendengaran dilapisi kulit berambut halus dan kelenjar
keringat yang memproduksi minyak serumen, yang berfungsi untuk
menangkap partikel seperti debu dan menghalangi masuknya air.
2. Telinga Bagian Tengah

173
Adalah bagian tengah telinga yang merupakan rongga yang berisi
udara dan juga menjaga tekanan udara tetap seimbang dan terdiri atas
tiga tulang pendangaran utama yaitu :
a. Bagian maleus
b. Bagian incus
c. Bagian stapes
3. Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam diawali dari tingkap oval dan terowongan yang
disebut labirin. Bagian utama labirin adalah saluran gelung yang
berhubungan dengan organ keseimbangan dan rumah siput (koklea).
Rumah siput merupakan saluran yang berlekuk-lekuk. Di dalam rumah
siput terdapat cairan limfa. Koklea dilapisi membran yang terdiri dari
ribuan sel reseptor berambut yang digerakkan oleh gerakan cairan. Sel
ini mengubah getaran di dalam cairan menjadi impuls dan
mengirimkannya melalui saraf pendengaran ke otak untuk
diinterpretasikan menjadi bunyi yang kita dengar.
Menurut Sumantoro dan Dodo Hermana (Sumantoro dan Dodo
Hermana 2011: 23) kepekaan telinga setiap orang berbeda. Ada orang yang
memiliki pendengaran sangat tajam, tetapi ada pula orang yang sulit mendengar.
Ada orang yang tahan terhadap bunyi yang keras, tetapi ada pula yang tidak
tahan mendengar bunyi yang keras. Jika pendengaran seseorang baik, maka ia
akan dapat membedakan tinggi rendah suatu bunyi atau nada.
Telinga yang jumlahnya dua ternyata juga berpengaruh terhadap
kepekaan saat menangkap bunyi. Kita dapat mengetahui arah datangnya bunyi
karena kita memiliki telinga dua buah (Son Seung – Hwi 2017: 62). Jika kita
mendengar bunyi lebih keras pada telinga kiri, maka kita tahu bahwa bunyinya
dari sebelah kiri. Sebaliknya juga demikian untuk telinga sebelah kanan. Jika
bunyi terdengar lebih keras pada telinga kanan, maka kita tahu bahwa bunyi
datang dari sebelah kanan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan
telinga agar kepekaan telinga tetap terjaga (Haryanto 2012: 23):
a. Menjaga kebersihan telinga agar lubang telinga tidak tersumbat.
Saat membersihkan telinga harus berhati-hati supaya tidak merobek
gendang telinga.

174
b. Menghindari bunyi yang terlalu keras atau bising. Suara yang terlalu
keras atau bising dapat merobek gendang telinga.
c. Segera memeriksakan ke dokter THT jika telinga bermasalah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
2. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antar temanmu yang ditutup matanya dengan anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1m, kemudian 2m dan
seterusnya.
3. Setelah siap, anda akan ditutup matanya memberi aba-aba agar teman
yang memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara
bergantian. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian
dengan kapas. Dapatkah anda mendengar dengan jelas? Telinga mana
yang dapat mendengar dengan baik?
4. Selanjutnya bergantian dengan teman anda. Ulangi kegiatan sepserti yang
anda lakukan sebanyak empat kali lagi, ujilah kemampuan telinga teman
anda.
5. Hasil observasi anda kemudian masukkan ke dalam tabel pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel. 1.1.
Hasil Pengamatan Pendengaran Manusia

No Jarak Telinga sebelum di Telinga setelah ditutup Keterangan


tutup Telinga kiri Telinga kanan
Telinga kiri
Terdengar keras Terdengar Terdengar
1 1m memiliki
sekali jelas jelas
kemampuan
Terdengar Terdengar mendengar
2 3 m Terdengar keras
jelas jelas lebih baik
daripada
Terdengar Terdengar
3 6m Tersengar keras telinga kanan.
jelas jelas

4 9m Terdengar jelas Terdengar Terdengar


kurang jelas masih jelas

175
Terdengar Terdengar
5 12 m Terdengar lirih
kurang jelas kurang jelas

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan?
Dapatkah anda mendengar dengan lebih baik?
Jawab:
Saya dapat mendengar bunyi yang dihasilkan. Untuk telinga kanan jika
telinga kanan yang ditutup dengan kapas, suara/bunyi masih dapat terdengar
dengan jelas/lebih baik dari kejauhan dibandingkan jika telinga kiri yang
dibuka dan telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari
kejauhan terdengar samar-samar.

H. PEMBAHASAN
Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk
mendengar antara telinga kanan dengan telinga kiri terdapat perbedaan atau
ketidaksamaan. Dengan mata tertutup, pada jarak 1m telinga yang sebelum
ditutup dan setelah ditutup masih terdengar jelas.
Pada jarak 1 meter, sdalam keadaan terbuka maupun tertutup oleh
kapas, suara masih terdengar jelas oleh telinga kiri maupun telinga kanan. Pada
jarak 3 meter dan 6 meter telinga kanan dan telinga kiri sama-sama masih
mendnegar suara dengan jelas.. Di jarak 9 meter, telinga yang ditutup adalah
telinga kiri, dan suara mulai terdengar kurang jelas. Sedangkan jika yang ditutup
adalah telinga kanan, maka suara masih terdengar jelas. Untuk percobaan
kepekaan pada jarak 12 meter, suara piring yang dipukul dengan sendok mulai
terdengar lirih.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat
mendengar bunyi pada jarak 1 meter, 3 meter, bahkan sampai 9 meter karena
bunyi merambat melalui udara. Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak
sama/berbeda. Begitu juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri
terhadap rangsang berupa bunyi/suara terdapat perbedaanatau ketidaksamaan.
Kuat lemahnya bunyi juga tergantung pada banyaknya sel penerima yang
mengirim impuls ke otak

176
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Sumantoro dan Dodo Hermana. 2011. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Jakarta: Penerbit Kanisius

Son Seung – hwi. 2017. Ensiklopedia Anak Hebat Tubuh Kita. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer

Haryanto. 2012. Sains. Jakarta: Penerbit Erlangga

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Pada percobaan ini pada kelompok kami tidak mengalami kesulitan, sehingga
praktikum bias di jalankan dengan lancar.

L. FOTO PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan

Telinga sebelum ditutup


pada jarak 1 meter.

177
Telinga kiri ditutup dengan
kapas dengan jarak 1 meter
suara terdengar jelas.

Telinga kanan ditutup


dengan kapas dan teman
berdiri dengan jarak 1
meter sambil memukul
piring dengan sendok.
Suara terdengar jelas.

Teman memukul piring


dengan sendok pada jarak 3
meter. Suara masih jelas.

178
Teman memukul piring
dengan sendok pada jarak 3
meter. Suara masih jelas.

Mendengarkan suara piring


dipukul dengan jarak 6
meter.

Mendengarkan suara piring


dipukul dengan jarak 6
meter.

179
Mendengarkan suara piring
dipukul dengan jarak 9
meter.

Suara piting dipukul dengan


sendok sudah mulai tidak
jelas pada jarak 12 meter.

Suara piting dipukul dengan


sendok sudah mulai tidak
jelas pada jarak 12 meter.

180
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Struktur dan Fungsi Telinga

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar struktur alat pendengar manusia
2. Lembar pengamatan
3. Alat tulis

D. LANDASAN TEORI
Telinga manusia ternyata lebih dari yang selama ini bisa terlihat. Struktur
anatomi telinga sebenarnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah,
dan dalam. Telinga luar adalah bagian yang dapat kita lihat dengan jelas.
Sementara itu, telinga bagian tengah dan dalam, terletak di dalam lubang
telinga.Setiap bagian telinga ini saling bekerja sama untuk menjalankan beragam
fungsinya, mulai dari proses pendengaran sampai fungsi pendukung lain.Berikut
ini penjelasan mengenai anatomi setiap bagian-bagian telinga dan fungsinya:
1. Telinga luar
Telinga luar, tersusun atas dua bagian, yaitu daun telinga dan saluran telinga.
• Daun telinga
Daun telinga merupakan bagian yang selama ini dapat kita lihat dengan jelas,
dan tersusun dari tulang rawan dan kulit. Daun telinga berfungsi untuk
meneruskan dan mengarahkan gelombang suara dari luar telinga, agar masuk ke
saluran telinga luar.Dari saluran tersebut, gelombang suara kemudian akan
diteruskan ke gendang telinga, yang juga disebut dengan membran timpani.
• Saluran telinga
Saluran telinga atau kanal telinga, merupakan bagian yang menghubungkan
antara telinga luar dengan telinga tengah. Saluran ini memiliki panjang sekitar
2,5 cm, dan posisinya terletak mulai dari lubang telinga luar dan berakhir di
gendang telinga.

181
2. Telinga tengah

Telinga bagian tengah secara garis besar terdiri atas dua bagian, yaitu:

• Osikel
Osikel adalah sekumpulan tulang yang menyusun telinga tengah, yang terdiri
dari:- Maleus atau martil- Incus atau landasan- Stapes atau sanggurdiGelombang
suara yang masuk, akan menyebabkan gendang telinga bergetar. Fungsi osikel
adalah memperkuat suara atau getaran yang berasal dari gendang telinga, dan
meneruskannya ke membran di antara telinga tengah dan dalam.
• Tuba eustasia
Pada telinga bagian tengah juga terdapat tuba eustasia. Tuba eustasia adalah
bagian berbentuk tabung berdiameter sempit, yang menghubungkan telinga
tengah dengan bagian belakang hidung, dan tenggorokan atau nasofaring. Fungsi
tuba eustasia adalah untuk mengalirkan udara ke telinga tengah dan membawa
lendir dari telinga tengah, untuk berpindah ke nasofaring. Saat Anda melakukan
gerakan menelan, tuba eustasia akan terbuka, sehingga udara akan masuk ke
telinga tengah.Hal tersebut memungkinkan tekanan udara pada kedua sisi
gendang telinga, tetap seimbang.
3. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
• Koklea
Koklea adalah bagian telinga dalam yang berbentuk seperti cangkang siput.
Koklea berfungsi mengubah getara suara yang dikirim dari telinga tengah
menjadi sinyal saraf yang akan disampaikan ke otak.
• Kanal semisirkular
Kanal semisirkular adalah bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh. Kanal ini berisi rambut-rambut halus dan cairan.Saat
kepala Anda bergerak, cairan yang ada di dalam kanal akan ikut bergerak,
memindahkan rambut-rambut halus di dalamnya. Pergerakan rambut ini
kemudian kemudian akan dikirimkan sebagai sinyal informasi kepada saraf
vestibular di otak. Setelah menerima informasi tersebut, otak kemudian
menginterpretasikan sinyal ini dan mengirimkan informasi ke otot untuk
menyesuaikan sehingga tubuh tetap bisa berada di posisi yang seimbang. Saat
Anda melakukan gerakan berputar-putar lalu berhenti tiba-tiba, umumnya Anda
akan masih merasa pusing. Hal ini dikarenakan, cairan yang ada di dalam kanal
semisirkular masih bergerak, sehingga masih mengirimkan sinyal ke otak bahwa

182
tubuh sedang bergerak, meski sebenarnya sudah berhenti. Saat cairan sudah tidak
lagi bergerak, maka pusing yang Anda rasakan akan hilang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Perhatikan gambar struktur alat pendengar manusia.

2. Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari telinga
bagian luar sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk dengan anak
panah.
3. Kemudian masukkan dalam Tabel

F. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya.


Telinga
No. Bagian luar Bagian Bagian dalam Fungsi
tengah
untuk meneruskan dan
mengarahkan
1 Daun telinga gelombang suara dari
luar telinga, agar masuk
ke saluran telinga luar
Saluran telinga atau
kanal telinga,
merupakan bagian yang
menghubungkan antara
telinga luar dengan
Saluran telinga tengah. Saluran
2
telinga ini memiliki panjang
sekitar 2,5 cm, dan
posisinya terletak mulai
dari lubang telinga luar
dan berakhir di
gendang telinga.
3 Osikel memperkuat suara atau

183
getaran yang berasal
dari gendang telinga,
dan meneruskannya ke
membran di antara
telinga tengah dan
dalam.
untuk mengalirkan
udara ke telinga tengah
dan membawa lendir
4 Tuba eustasia
dari telinga tengah,
untuk berpindah ke
nasofaring.
mengubah getara suara
yang dikirim dari
telinga tengah menjadi
5 Koklea
sinyal saraf yang akan
disampaikan ke otak.

Kanal untuk menjaga


6
semisirkular keseimbangan tubuh.

G. PEMBAHASAN

1. Telinga luar
Telinga luar, tersusun atas dua bagian, yaitu daun telinga dan saluran
telinga.
• Daun telinga
Daun telinga merupakan bagian yang selama ini dapat kita lihat dengan
jelas, dan tersusun dari tulang rawan dan kulit. Daun telinga berfungsi
untuk meneruskan dan mengarahkan gelombang suara dari luar telinga,
agar masuk ke saluran telinga luar.
• Saluran telinga
Saluran telinga atau kanal telinga, merupakan bagian yang
menghubungkan antara telinga luar dengan telinga tengah.
2. Telinga tengah

Telinga bagian tengah secara garis besar terdiri atas dua bagian, yaitu:

• Osikel
Osikel adalah sekumpulan tulang yang menyusun telinga tengah, yang
terdiri dari:- Maleus atau martil- Incus atau landasan- Stapes atau
sanggurdiGelombang suara yang masuk, akan menyebabkan gendang

184
telinga bergetar. Fungsi osikel adalah memperkuat suara atau getaran
yang berasal dari gendang telinga, dan meneruskannya ke membran di
antara telinga tengah dan dalam.
• Tuba eustasia
Pada telinga bagian tengah juga terdapat tuba eustasia. Tuba eustasia
adalah bagian berbentuk tabung berdiameter sempit, yang
menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung, dan
tenggorokan atau nasofaring. Fungsi tuba eustasia adalah untuk
mengalirkan udara ke telinga tengah dan membawa lendir dari telinga
tengah, untuk berpindah ke nasofaring.
3. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
• Koklea
Koklea adalah bagian telinga dalam yang berbentuk seperti cangkang
siput. Koklea berfungsi mengubah getara suara yang dikirim dari telinga
tengah menjadi sinyal saraf yang akan disampaikan ke otak.
• Kanal semisirkular
Kanal semisirkular adalah bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tubuh.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa telinga manusia dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian
dalam.

I. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

J. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Pada percobaan ini pada kelompok kami tidak mengalami kesulitan, sehingga
praktikum bias dijalankan dengan lancar.

185
K. FOTO PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan.

Menunjukan bagian telinga bagian


dalam.

Menunjukan bagian telinga bagian


tengah.

186
Menunjukan bagian telinga bagian
dalam.

187
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MANDIRI

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Mekanisme Transmisi Pendengaran

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yang
dilalui getaran suara dari suatu sumber bunyi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar transmisi pendengaran
2. Lembar pengamatan
3. Alat tulis

A. LANDASAN TEORI
Telinga merupakan salah satu organ tubuh yang dimiliki oleh manusia
yang berfungsi sebagai indera pendengaran yang menerima dan menginterpreta-
sikan gelombang suara yang diterima, juga untuk menjaga keseimbangan.
Telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali geetaran suara
dengan batas frekuensi yang dapat didengar, yaitu pada frekuensi 20–20k Hz.
Proses mendengar diawali dengan gelombang suara masuk melalui telinga
luar (daun telinga). Kemudian gelombang suara memasuki rongga telinga dan
mengalami amplifikasi melalui proses resonansi. Selanjutnya gelombang suara
akan menuju membran timpani. Di membran timpani, gelombang suara diubah
menjadi getaran. Getaran tersebut akan menyebabkan tiga tulang pendengaran
ikut bergetar untuk mengubah tekanan suara menjadi energi mekanik. Dalam
proses ini terjadi penyamaan impedansi antara telinga luar dan telinga bagian
tengah. Kemudian getaran diteruskan ke koklea, dimana pada koklea terdapat
cairan yang akan ikut bergetar. Akibat getaran tersebut, cairan akan bergerak dan
merangsang sel-sel rambut pada organ korti yang terdapat di koklea. Getaran
tersebut kemudian akan dikirimkan melalui saraf sensoris menuju otak dalam
bentuk impuls. Otak menerima impuls dan me-nerjemahkannya sebagai suara.

B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pelajari gambar transmisi pendengaran.

188
2. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada bagian-bagian telinga yangn dilalui
getaran suara, secara berurutan sesuai dengan nomor yang ada pada gambar
dibawah ini.
Gambar Transmisi pendengaran

C. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Gendang pendengaran
Gelombang yang diterima oleh gendang telinga kemudian diubah menjadi
getaran.
Getaran ini kemudian diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran.
b. Tulang-tulang pendengaran
1) Tulang martil menempel pada gendang telinga
2) Tulang landasan
3) Tulang sanggurdi
Tugas ketiga tulang tersebut menangkap getaran dari gendang telinga dan
meneruskan ke membran dan diteruskan ketelinga dalam.
c. Tingkap oval, Menyalurkan getaran yang diterima dengan perantara cairan
limfe
d. Koklea, Sebagai penerima rangsangan berupa getaran.
e. Cairan limfa, Cairan limfa merupakan zat perantara menyalurkan getaran.

D. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!
3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita
mendengar!
4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak
sama?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli?

189
Jawab !
1. Peranan daun telinga untuk menangkap getaran
2. Fungsi saluran eustachius adalah untuk memasukan udara ketelinga
bagian tengah dan menjadikan tekanan udara digendang telinga sama
dengan tekanan udara luar
3. Proses:
Bunyi - Daun telinga - liang telinga - selaput gendang - tulang
pendengaran - organ korti - masuk kecairan limfe - syaraf pendengaran –
otak
4. Karena kemampuan setiap orang untuk mendengar suara tidak sama,
tergantung indera pendengaran dan kuat tidak gelombang bunyi yang
diterima
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang menjadi tuli:
 tekanan udara yang tiba-tiba meningkat
 penyakit radang telinga bagian tengah
 usia lanjut
 ada suara kelas
 Gendang telinga rusak / kaku
 Hubungan antar tulang pendengaran tidak baik

E. PEMBAHASAN :
Skema proses terjadinya rambatan adalah sebagai berikut :
Bunyi - Daun telinga - liang telinga - selaput gendang - tulang pendengaran -
organ korti - masuk kecairan limfa - syaraf pendengaran - otak

F. KESIMPULAN:
Proses pendengaran didahului oleh getaran bunyi yang diterima indera
pendengaran

G. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

190
https://medium.com/@lauditant/mekanisme-pendengaran-pada-telinga-manusia-
dan-perancangan-akustik-ruang-38ef8be8591d diakses pada tanggal 28 Agustus
2020 pukul 20.00

H. KESULITAN YANG DIALAMI


Dalam melakukan praktikum yang berjudul kepekaan indera
pendengaran,kelompokmkami tidak mengalami kesulitan. Secara umum dapat
dilaksanakan dengan baik.

D. FOTO PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan.

Gambar pengamatan transmisi


pendengaran manusia.

191
Mencatat hasil pengamatan.

192
LKPI – 4 MANDIRI
MODUL 7
KP 3 MATA

DISUSUN OLEH:
FRANSISCA WIDYASTUTI 857803523

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

193
MODUL 7 OPTIK
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI
(PERCOBAAN BINTIK BUTA)

A. JUDUL PERCOBAAN
Mata (Percobaan Bintik Buta)

B. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta
b. Menentukan jarak benda yang anda lihat yang bayangannya tepat mengenai
bintik buta

C. ALAT DAN BAHAN


a. Gambar A dan B
b. Tabel Pengamatan
c. Alat tulis dan penggaris

D. LANDASAN TEORI
a. Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea
dan diteruskan ke aquashumor, pupil lensa mata, vitrous humor, kemudian
retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai
sel-sel batang dan kerucut pada mata sebagai foto reseptor yang peka
cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi implus yang
dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus
oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi ini terjadi berupa
kesan mata melihat benda (Guyton, 1988).
b. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika
cahaya tersebut jatuh di bagian titik kuning pada retina, karena cahaya yang
jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi
kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak,jika
pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta
pada retina (Nangsari, 1988).
c. Titik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf
penglihatan menuju otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat

194
sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tidak pada sel-sel yang
peka cahaya (Pearce, 1999).
d. Posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda pada jarak tertentu, beda
benda terlihat pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak
terlihat pada jarak tertentu, benda terlihat pada jarak tertentu benda tidak
terlihat. Ketika benda tidak terlihat pada jarak tertentu, hal ini disebabkan
oleh pembiasan cahaya dari benda tersebut. Jatuh ke bagian bintik buta
pada retina yang cahayanya jatuh pada bagian yang tidak mengenai sel-sel
batang dan kerucut sehingga tidak ada implus yang diteruskan ke saraf
optik. Sebaliknya jika, pembiasan cahaya dari suatu benda jatuh di bagian
bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat (Soewolo, 2008).
e. Bintik buta adalah tempat syaraf optik meninggalkan cahayanya melalui
korena dan diteruskan ke aques humor, pupil, lensa mata, vitrous humor,
kemudian ke retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina
akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai foto reseptor
yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi
implus yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar arah belakang (lobus
oksipitalis). Pada lobus oksipitalis, terjadi asosiasi berupa kesan melihat
benda (Syafuddin, 2011).
f. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika
cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya
yang jatuh di bagian tersebut akan mengenai sel-sel batang dan kerucut
yang di teruskan ke saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi
kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika
pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta
pada retina (Villee, 1999).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan bintik buta A
a) Menyiapkan alat dan bahan, tabel pengamatan, dan alat tulis.
b) Menutup mata kiri dengan jari-jari tangan.
c) Memegang gambar yang tersedia dengan jarak lebih kurang 60 cm dari
mata.

195
d) Memisahkan pandangan mata pada tanda positif ( + ) selanjutnya secara
perlahan lahan mendekatkan gambar tersebut ke bagian mata dengan
pandangan mata kanan tetap fokus pada tanda ( + ) tersebut.
e) Pada jarak berapa dari mata tanda bundaran hitam ( . ) pada gambar
tampak dalam pandangan mata?
f) Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

2. Percobaan bintik buta B


a) Memperhatikan gambar yang telah disiapkan.
b) Tutup mata kiri dengan jari tangan dan dengan mata kanan panda tanda
positif ( + ) secara tajam, jarak gambar mulai dengan 60 cm dari mata.
c) Secara perlahan-lahan mendekatkan gambar tersebut ke arah muka
sementara pandangan tetap tertuju pada tanda ( + ).
d) Mencatat semua pengamatan pada lembar pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan bintik mata A

Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif (+)


No Ket
dari mata maka tanda bundaran hitam
1 60 cm Tampak jelas
2 59 cm Tampak jelas
3 58 cm Buram
4 57 cm Buram
5 56 cm Buram
6 55 cm Tidak terlihat

Keterangan : Pada jarak 55 cm tanda titik hitam ( . ) tidak nampak pada mata

Tabel hasil pengamatan bintik mata B

No. Jarak gambar A dari Dengan fokus pada tanda (+) Ket.
mata Anda
1 60 cm Tampak jelas
2 59 cm Tampak jelas
3 58 cm Tampak jelas
4 57 cm Agak hilang

196
5 56 cm Agak hilang
6 55 cm Hilang
7 54 cm Hilang
8 53 cm Hilang
9 52 cm Hilang
10 51 cm Hilang
11 50 cm Hilang
12 49 cm Hilang
13 48 cm Mulai terlihat
14 47 cm Mulai terlihat tapi masih
renggang
15 46 cm Mulai terlihat tapi masih
renggang
16 45 cm Mulai menyambung
17 44 cm Mulai menyambung
18 43 cm Menyambung √

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Pada percobaan titik buta A, mengapa benda ( . ) menghilang dari
pandangan mata, pada jarak tertentu?
2. Pada percobaan B pada garis panjang dan garis pendek tampak menyatu?
Pada jarak berapa dari mata? Jelaskan!

Jawaban:
1. Pada percobaan A tanda ( . ) menghilang karena fokus mata kita ke tanda ( + ),

semakin dekat jarak fokus benda ( . ) akan hilang.


2. Pada percobaan B pada garis panjang dan garis pendek tampak menyatu karena
fokus benda sangat dekat dengan mata kita. Garis panjang dan garis pendek
tampak menyatu kira – kira pada jarak 43 cm, kedua garis tersebut sudah
menyambung.

197
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan A pada jarak 60 cm fokus mata masih baik dan tanda
( + ) terlihat jelas. Ketika jarak pandang semakin dekat maka benda ( . ) akan
semakin hilang karena pandangan fokus ke tanda ( + ). Pada jarak 56 cm, tanda (
. ) sudah tidak nampak (hilang).
Sedangkan pada percobaan B pada jarak 60 cm pandangan masih baik
dan benda masih tampak jelas. Pada jarak 55 cm, garis mulai nampak hilang.
Pada jarak 48 cm, kedua garis mulai nampak. Setelah jarak semakin diperdekat
yaitu pada 43 cm garis tampak menyambung.

I. KESIMPULAN
Jarak pandang semakin dekat maka maka fokus mata (penglihatan) akan semakin
buram tidak tampak.

J. DAFTAR PUSTAKA
Guton. 1988. Tentang cahaya. Jakarta : Erlangga
Nangsari. 1988. Tentang Cahaya. Jakarta : Erlangga
Rumanta. Maman. 2019. Pratikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
http;//Saepulmalik27blogspot.com/2012/05/Laporan.pratikum.bintik-buta-html
Martin, J. ( 2002 ). Brology 2nd sd New York : Combridge University Press

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


Belum ditemukan kesulitan selama melakukan percobaan ini.

L. FOTO PRAKTIKUM

198
Alat dan bahan untuk
percobaan bintik buta 1 dan
2.

Percobaan bintik buta A


pada jarak 60 cm.

Percobaan bintik buta A


pada jarak 59 cm.

Percobaan bintik buta A


pada jarak 58 cm.

199
Percobaan bintik buta A
pada jarak 57 cm.

Percobaan bintik buta A


pada jarak 56 cm.

Percobaan bintik buta B


pada jarak 60 cm.

Percobaan bintik buta B


pada jarak 57 cm.

200
Percobaan bintik buta B
pada jarak 51 cm.

Percobaan bintik buta B


pada jarak 46 cm.

Percobaan bintik buta B


pada jarak 42 cm.

201
MODUL 7 OPTIK
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI
(PERCOBAAN IRIS/PUPIL MATA)

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan iris (pupil) mata

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui reaksi pupil mata manusia pada cahaya redup dan terang.
2. Mengetahui reaksi pupil mata kucing pada cahaya redup dan terang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lilin
2. Korek api
3. Senter
4. Kucing
5. Tabel pengamatan
6. Alat tulis

D. LANDASAN TEORI
Pupil mata tergantung dari iris atau semacam otot kecil. Sifat-sifat iris:
a. Mendekat jika cahaya masuk terlalu terang, dan menjauh jika cahaya masuk
terlalu redup
b. Jika mata tidak saat terkena cahaya maka pupil mengecil atau meredup secara
langsung, kalau mata dalam keadaan siap pupil mengecil secara perlahan.
c. Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, dibelakang iris terdapat
lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah

202
kemampuan lensa mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot
siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang
menggantungkan lensa. Akomodasi dapat menyebabkan daya pembiasan lensa
bertambah kuat. Selain akomodasi, terjadi konversi sumbu penglihatan dan
kontriksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat.
d. Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Ditempat yang gelap
dimana intensitas cahayanya kecil maka pupil akan menbesar, agar cahaya
dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang dimana
intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar
cahaya lebih sedikit masuk kemata untuk menghindari mata agar tidak selalu,
bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian
tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya pupil.
e. Refleks pupil dapat dilihat dari mengecil dan membesarnya pupil. Akomodasi
adalah perubahan dalam lekukan lensa mata dalam menanggapi satu
perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan berakomodasi disebut tempo
akomodasi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Iris ( pupil ) Mata pada Manusia
1) Mintalah teman anda untruk bekerja berpasangan
2) Masuklah ke dalam ruangan yang teduh ( cahaya redup)
3) Mintalah teman anda untuk duduk berhadapan, kemudian suruhlah
menutup mata dengan kedua tangannya, ambil dan nyalakan lilin lebih
kurang 10 cm dari kawan anda tersebut. Selanjutnya mintalah kawan
anda untuk membuka mata kiri. Selanjutnya amati pupil matanya
dengan cermat dan gambarkan hasilnya.
4) Matikan lilin dan suruhlah kawan anda membuka mata kanan, kemudian
perhatiakan pula bagimana bentuk dan keadaan pupil mata teman anda
tersebut dengan cermat dan gambarkan hasilnya.
Tuangkan hasil pengamatan anda pada Lembar Kerja

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel. 1.1. Hasil Pengamatan Percobaan Bentuk Pupil Mata Manusia


No Percobaan Bentuk pupil mata

203
1 Lilin dinyalakan Mengecil
2 Lilin dipadamkan membesar
Gambar bentuk pupil mata manusia ketika melihat dalam keadaan cahaya terang
dan cahaya redup
Cahaya terang Cahaya redup

Tabel. 1.2. Hasil Pengamatan Percobaan Bentuk Pupil Mata Kucing


No Percobaan Bentuk pupil mata
1 Pada cahaya terang Mengecil
2 Pada cahaya redup membesar

Gambar bentuk pupil kucing dalam keadaan cahaya redup dan terang:
Cahaya terang Cahaya redup

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dari hasil pengamatan Anda tersebut, mana yang lebih besar, apakah pupil
mata ketika lilin dinyalakan ataukah ketika lilin dipadamkan? Jelaskan!
2. Apa fungsi pupil mata tersebut bagi penglihatan? Jelaskan!
3. Dari hasil pengamatan Anda tersebut, bagaimana bentuk pupil mata kucing
ketika di dalam ruangan yang agak gelap? Mengapa demikian? Jelaskan!
4. Bagaimana bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter? Jelaskan
mengapa hal itu terjadi!

Jawaban:
1. Pupil mata terlihat besar ketika lilin dipadamkan.
2. Fungsi pupil adalah mengontrol banyaknya cahaya yang masuk ke mata

204
3. Pupil mata kucing pada keadaan gelap akan membesar, dikarenakan agar
cahaya yang masuk lebih banyak. Sehingga fungsi penglihatan dapat
maksimal.
4. Pupil mata kucing jika disorot lampu akan mengecil, karena mengatur
cahaya yang masuk agar tidak berlebihan. Sehingga pandangan bisa
maksimal.

H. PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengamatan, pupil pada manusia maupun kucing
bisa mengalami perubahan bentuk pada keadaan cahaya redup maupun terang.
Fungsi pupil adalah mengontrol banyaknya cahaya yang masuk ke mata
Pupil akan membesar atau melebar jika pada keadaan cahaya redup
berfungsi untuk menangkap cahaya lebih banyak, atau mengatur cahaya yang
masuk. Sebaliknya pupil akan mengecil apabila cahaya yang masuk banyak, ini
berfungsi agar cahaya yang masuk pada mata tidak terlalu banyak agar fungsi
penglihatan maksimal

I. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan, pupil mata manusia maupun kucing
bisa mengalami perubahan bentuk sesuai banyak atau sedikitnya cahaya yang
masuk. Hal ini berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata agar
penglihatan dapat maksimal.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Dodo Hermana dan Lela Fony Sulistyowati. Ayo Belajar IPA. Penerbit Kanisius
Tim Pengembang Kompetensi. Alamku Sains. Penerbit Bumi Aksara

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


Dalam melakukan praktikum, kelompok kami tidak mengalami kesulitan. Secara
umum dapat dilaksanakan dengan baik.

L. FOTO PRATIKUM

205
Alat dan bahan untuk percobaan
iris (pupil) mata.

Kucing untuk percobaan iris


(pupil) mata.

Percobaan iris (pupil) mata


dengan menyalakan lilin dan
menutup mata kanan.

Percobaan ketika lilin


dipadamkan.

206
Bentuk pupil kucing akan
mengecil ketika tersorot cahaya
senter.

Bentuk pupil kucing akan


membesar ketika tidak ada cahaya
yang menyorot.

207

Anda mungkin juga menyukai