Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Anian Khusnul K.
(5D/13320087)
2. Niken Larasati
(5D/13320088)
3. Umar Haris H.
(5D/13320105)
4. Dwi Retnoningsih
(5D/13320106)
5. Dyah Wulandari
6. Eni Zuliana
(5D/13320118)
(5D/13320126)
PIGMEN FOTOSINTESIS
Tanggal : 8 Desember 2015
I.
Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi jenis pigmen yang ada di daun dengan cara kromatografi kertas.
II.
Dasar Teori
A. Fotosintesis
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan
dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong
pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa
organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang
dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis.
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan
suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu
tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada di dalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi dengan baik bila
ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
B. Klorofil
Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Pada umumnya klorofil
terdapat pada kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel parenkim palisade dan
atau parenkim bunga karang. Dalam kloroplas, klorofil terdapat pada membran thylakoid
grana. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil-a dan
klorofil-b. Pada keadaan normal, proporsi klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofilb. Selain klorofil, pada membran thylakoid juga terdapat pigmen-pigmen lain, baik yang
berupa turunan-turunan klorofil-a maupun pigmen lainnya. Kumpulan bermacam-macam
pigmen fotosintesis disebut fotosintem, berperan menjerap energi cahaya (foton,
kuantum) pada reaksi terang untuk menghasilkan energi kimia berupa ATP dan NADPH2.
Contoh turunan klorofil-a yang berperan penting pada fotosintesis adalah feofitin
(kloforil-a yang kehilangan inti Mg, menjadi salah satu komponen fotosintem II), pigmen
yang peka terhadap 680 nm (P680 = sebagai pusat reaksi fotosistem II) , dan P700
(menjadi pusat reaksi fotosintem I). Pigmen yang lain antara lain carotenoida dan
Xantofil.
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkannya dalam gelombang yang
berlainan (berpendar = berfluorescens). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang
gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil
menurut antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang
lebih polar, seperti etanol dan kloroform, (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila
dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang
berwarna coklat.
Perkembangan kloroplas secara fungsional berasal dari proplastida yang ada pada
kecambah. Seiring dengan berkembangnya daun pada kecambah, proplastida
berkembang menjadi etioplas yang khas dengan badan prolamelar-nya. Oleh adanya
cahaya yang cukup, badan prolamelar akan membentuk tilakoid dari kloroplasfungsional.
Sintesis klorofil pada Angiospermae tergantung pada cahaya. Prekursor untuk sintesis
klorofil adalah protoklorofilid yang disintesis dari protoporfirin IX oleh magnesium
menjadi cincin porfirin. Protoklorofilid diubah menjadi klorofilid a kemudian
berkembang menjadi klorofil a melalui proses fitilasi (dengan penambahan fitil). Bila
klorofil a teroksidasi maka akan menjadi klorofil b.
Klorofil adalah pigmen yang merupakan katalisator fotosintesis yang sangat penting
dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Klorofil terdapat dalam kloroplas dan
sering berkaitan dengan protein, tetapi mudah diekstraksi ke dalam pelarut lipid. Di
dalam tumbuhan, paling sedikit terdapat lima jenis klorofil. Selain klorofil, di dalam
tumbuhan juga terdapat pigmen warna lain yang disebut karotenoid. Selain sebagai
pigmen warna, karotenoid juga membantu dalam fotosintesis. Terdapat lebih dari 300
jenis karotenoid, tetapi yang terdapat dalam tumbuhan tinggi hanya sedikit, umumnya
berupa karoten. Salah satu turunan karotenoid, yaitu hidrokarbon tak jenuh turunan
likopen atau turunan likopen teroksigenesi dikenal sebagai xantofil. Xantofil yang umum
terdapat berupa monohidroksikaroten (ketrin dan rubixantin), dihdroksikaroten
(zeakantin) atau dihidroksi-epoksikaroten (violaxantin) (Harborne, 1987).
Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola. Tipetipe plastid ialah kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas berwarna hijau sebagai
akibat adanya pigmen klorofil yang lebih banyak. Kromoplas berwarna kuning, jingga,
atau merah karena pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastid tanpa pigmen, biasanya
terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya (Hatta, 2002). Fungsi utama sejumlah
pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan cara
menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang. (Hatta, 2002).
Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2)
berwarna kuning. Adanya kloroplas pada tumbuhan menyebabkan tumbuhan dapat
berasimilasi karena di dalam kloroplas terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar
matahari untuk memasak makanan. (Harborne, 1987)
Klorofil menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata
(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata
dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap
dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang
diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil
disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan
hanya dapat memanfaatkan sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm (Hatta,
2002).
C. Kromatografi
Untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang
banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang
ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani Kromatos
yang berarti warna dan Graphos yang berarti menulis. Kromatografi merupakan metode
pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan
pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu
diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zatzat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi,
partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan
kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan
metode analitik (Anonim, 1995).
Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di
antara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak).
Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya
yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media
pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat
penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase
diam dan fase gerak (Anonim, 1995). Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika
metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas
campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang dipisah, Kromatografi
ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,
penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis (Anonim, 1995).
Kromatografi Kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa
diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair
lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana. Prinsip dasar kromatografi kertas
adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur.
Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran
pelarut (Anonim, 1995).
III.
IV.
Cara Kerja
1. Timbang daun 5 gram.
Kertas saring
25 ml larutan pigmen + alkohol
Kertas saring posisi tegak, terendam kurang lebih 1 cm dalam larutan pigmen.
V.
Hasil Pengamatan
Buatlah tabel pengamatan untuk data berupa warna yang terlihat pada kertas saring.
Catat pula kedudukan dan lebar masing-masing serapan warna.
VI.
No.
Daun
Warna Pigmen
1.
2.
3.
4.
Klorofil
Karotenoid
Anthocyianin
Xanthofil
Jarak / Panjang
4 cm
3,9 cm
6 cm
3,5 cm
Pembahasan
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai
akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pada
praktikum ini akan melihat pigmen-pigmen yang terkandung dari beberapa jenis daun
yang memiliki perbedaan warna. Pada praktikum kali ini, menggunakan teknik
kromatografi. Cara
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode
ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
tersebut. Pada daun merah mengandung pigmen karotenoid dan xantofil, sedangkan daun
hijau mengandung pigmen klorofil a dan xantofil. Pada umumnya dalam tumbuhan
ditemukan pigmen klorofil a yang berwarna hijau muda dan klorofil b yang berwarna
hijau tua serta warna pigmen lainnya. Pada daun pucat dan kuning hanya terdapat
pigmen xantofil. Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat memunculkan warna.
Pigmen pada tanaman mampu menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan
memantulkan pada panjang gelombang tertentu.
Perbedaan pigmen daun pada tiap-tiap daun berbeda dikarenakan adanya perbedaan
kemampuan menyerap berbagai spektrum cahaya dan adanya perbedaan energi eksitasi.
Klorofil sendiri berfungsi untuk menyerap cahaya, dimana cahaya yang diterima oleh
kloroplas sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali ke eletron. Elektron pada
daun, diserap dan dipantulkan cahaya matahari, sehingga menyebabkan perbedaan energi
eksitasi, dengan demikian menyebabkan dan mengandung berbagai macam pigmen dan
timbulnya bercak pada daun. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna
tertentu pada panjang gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang
berbeda. (Subandi, 2008).
VII.
Kesimpulan
Daun menghasilkan pigmentasi warna yang berbeda-beda memantulkan warna
tertentu pada panjang gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang
berbeda.
Cara pemisahan kromatografi pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
VIII.
Daftar pustaka
Harborne, 1997. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia, Jakarta.
Hatta, 2002. Fisiologi Tanaman, PT Bina Aksara, Jakarta.
LAMPIRAN