Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI SEL

KHLOROPLAS
Dosen pengampu heny purwaningsih

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi sel

Oleh :

Indah Kartika Sari (08320227) 7A

Ahmad Haidar S. (08320004) 7A

Devi Nur’aini Oktavia (08320023) 7A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2011
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak sekali hal yang terjadi dan yang terdapat di dalam daun, baik dari zat-
zat ataupun sel-sel yang beraktifitas didalamnya. Akan tetapi disaat orang-orang
membicarakan masalah daun orang selalu cenderung berfikiran mengarah ke proses
fotosintesis. Hal ini terjadi karena fotosintesis hanya terjadi di daun. Dengan
menggunakan gas dari lingkungan disekitar mineral dan berbagai zat dari tanah
kemudian dengan bantuan cahaya matahari fotosintesis pun terjadi di daun. Dan dengan
aktifitas fotosintesis inilah keseimabangan dan ketergantungan lingkungan terjadi.
Karena pada saat melakukan fotosintesis tumbuhan bukan hanya saja bisa
menghasilkan makanan akan tetapi bisa mengahasilkan juga oksigen yang sangat
dibutuhkan oleh seluruh mahluk di muka bumi ini tanpa terkecuali.
Oleh karena itu proses fotosintesis sangatlah penting bagi kelangsungan
semua mahluk hidup di dunia. Sebagaimana yang telah dibuktikan oleh beberapa
ilmuwan, bahwasanya tumbuhan dapat mengurangi kerusakan atau pencemaran udara
(melalui proses fotosintesisnya). Dalam melakukan fotosintesis di dalam daun terdapat
zat yang disebut plastida, yang terdiri dari khloroplas, amilopas, leukoplas dan
kromoplas. Khloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, amiloplas adalah
plastida yang mengandung amilum, leukoplas adalah plastida yang tidak mengandung
pigmen warna, Kromoplas adalah plastida yang mengandung pigmen Merah. Dari
keempat macam plastida ini yang paling berperan dalam proses fotosintesis adalah
khloroplas, karena khloroplas mengandung klorofil atau zat hijau. Selain itu di dalam
khloroplas ini terjadinya fase terang dan fase gelap dalam fotosintesis. Khloroplas ini
hampir terdapat pada seluruh tumbuhan dan pada tumbuhan tingkat tinggi pada
umumnya berbentuk cakram.
B. Permasalahan
1. Bagaimanakah struktur dan fungsi khloroplas?
2. Bagaimanakah komposisi kimia membran khloroplas?
3. Bagaimanakah jalur fosforilasi dan reaksi gelap fotosintesis yang terjadi dalam
khloroplas?
C. Tujuan
1. Mengetahui struktur dan fungsi khloroplas,
2. Mengetahui komposisi kimia membran khloroplas,
3. Mengetahui jalur fosforilasi dan reaksi gelap fotosintesis pada kloroplas.
Bab II

PEMBAHASAN

A. Struktur Khloroplas

Khloroplas merupakan salah satu organela yang terdapat pada sel tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat tinggi umumnya berisi antara 50- 200 khloroplas. Panjangnya antara 5-
10 μm. Dilihat dari atas bentuknya lonjong atau ellipsoid, dilihat dari salah satu sisinya
dapat berupa permukaan atas cembung dan permukaan bawahnya cekung atau flat
(lembaran lonjong), atau bikonvek (kedua permukaannya cembung). Khloroplas ditemukan
terutama didalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat dibagian dalam daun, dan
oksigen keluar masuk melalui pori mikroskopik yang disebut stomata.

Klorofil menangkap energi matahari dan memungkinkannya digunakan untuk


fotosintesis zat makanan. Jadi khloroplas merupakan tempat fotosintesis. Tanpa organel
ini, maka kehidupan yang kita ketahui tidak akan ada.
a. Membran luar

Membran luar khloroplas tumbuhan tinggi dipisahkan dari membran dalam oleh
ruang antar membran yang tebalnya 10nm. Membran ini permeable terhadap senyawa-
senyawa dengan berat molekulnya rendah, seperti nukleotida, fosfat inorganik, derivat
yang mengadung fosfat, asam karboksilat, dan sukrosa. Jadi ruang antar membran dapat
dengan bebas menggunakan segala macam molekul nutrien dari sitosol.

b. Membran Dalam

Membran khloroplas merupakan barier/ penghalang antara sitosol dan stroma


khloroplas. Membran dalam permeabel terhadap sukrosa, sorbitol, dan bermacam-
macam anion misalnya trikarboksilat, fosfat, persenyawaan- persenyawasn seperti
nukleotida dan gula fosfat.

Meskipun membran dalam impermeabel terhadap persenyawaan, namun


membran dalam permaeabel terhadap CO2 dan asam monokarboksilat tertentu seperti
asam asetat, asam gliserat, dan asam glikolat, serta kurang permeabel terhadap asam
amino.

Seperti membran dalam mitokondria, membran dalam khloroplas berisi karier


khusus untuk mentranspor agen metabolic penting dalam fotosintesis seperti fosfat,
fosfogliserat, dihidrokoaseton fosfat, dikarboksilat, ATP.

c. sistem membran internal

Membran internal merupakan jaringan membran yang sangat komplek pada


stroma. Mengenai bentuk fisik yang sebenarnya, telah diketahui dengan pasti bahwa
membran tilakoid berisi enzim- enzim yang lengkap untuk reaksi terang fotosintesis.
Disnilah terdapatnya khlorofil, pembawa elektron, dan faktor yang menggandeng
transpor elektron pada fosforilasi.

d. Stroma (cairan khloroplas)

Didalam stroma terdapat berbagai enzim yang mengubah karbohidrat, khususnya


pati. Sehingga fungsi stroma adalah untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk
pati (amilum). Stroma juga tempat penimbunan lemak terutama plastoquinon dan
tokoforilquinon. Pada stroma terdapat pula ADN dan ribosom.

e. Tilakoid

Tilakoid merupakan tempat fotosintesis, karena mengandung pigmen- pigmen


fotosintesis. Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil,
yaitu : klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen kuning sampai jingga yang
digolongkan sebagai karotenoid. Tilakoid yang lebih panjang yang menghubungkan satu
grana dengan yang lainnya dan meruak ke stroma disebut tilakoid stroma.

f. Granum

Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya
reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila
sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil
a, klorofil b, karetonoid, dan lipid.

B. Komposisi Kimia Membran Khloroplas

Sebagian besar aktivitas kimia khloroplas terjadi pada sistem membran internal.
Seluruh berat membran tilakoid 50% nya berupa lemak, dan dari jumlah itu 10 %nya berupa
fosfolipid. Lipid yang khas dari membran tilakoid adalah galaktolipid dan sulfolipid, masing-
masing jumlahnya 40% dan 4% dari total lemak ialah adanya kholorofil, karotenoid, dan
plastoquinon. Khlorofil adalah komponen utama lemak terdiri atas 20 % dari total lemak
membran tilakoid.

C.  Jalur Fosforilasi

Cahaya memacu reaksi fotosintesis dengan menghasilkan dua bahan penting yakni
ATP dan koenzim tereduksi NADPH. Pembentukan ATP dalam fotosintesis ini disebut
fosforilasi, yang serupa dengan fosforilasi oksidatif yang terjadi dimitokondria. Koenzim
tereduksi (NADPH) yang dihasilkan dalam proses ini sangat penting untuk asimilasi CO2.
Reaksi kimia yang dipacu oleh cahaya ini disebut reaksi terang dan terjadi di tilakoid.
Reaksi ini terjadi atas serangkaian reaksi kimia yang komplek dimana terjadi aliran elektron
yang digandeng dengan sintesis ATP yang mekanismenya sama dengan fosforilasi oksidatif
yang terjadi dimitokondria. Terdapat dua sistem fotokimia yang terlibat dalam reaksi terang
yaitu fotosistem I (PS.I) dan fotosistem II (PS. II). Kedua sistem tadi merupakan pusat
fotoreaksi pada kloroplas.

1. Fotosistem I (PS.I)

Fotosistem I berisi khlorofil b, khlorofil a 670, khlorofil a695, dan sejumlah kecil
khlorofil khusus yang mengabsorbsi cahaya dengan panjang gelombang 700nm, disebut
P.700. P.700 merupakan pusat reaksi. Jika cahaya mengenai PS.I khlorofil akan mengalami
eksitasi, dan eksitasi ini menjalar diantara khlorofil ke P. 700. Pengaktifan P.700(X), yang
diduga ferridoksin atau quinon. Dari akseptor X melalui ferridoksin540 dipakai untuk
mereduksi NADP+ dan H+ menjadi NADPH(non siklik). Jika terjadi ekses NADPH
elektron akan kembali seperti FD.590 dan sitokrom b6 ke P700 (siklik). Pada waktu P700
melepaskan elektronnya (fotooksidasi) akan segera kembali seperti semula dengan
menerima elektron dari plastosianin (PC). PC dengan sitokrom f berdekatan dengan P 700,
berfungsi untuk transpor elektron yang berasal dari PS II.

2. Fotosistem II (PS.II)

Fotosistem II berisi klorofil b, klorofil a 670, klorofil680 . sebagai pusat reaksinya


adalah klorofil a yang mengabsorbsi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm, disebut
P680 . Ada literatur yang menyebutkan P680 dengan P690 merupakan akseptor elektron yang
diberi nama Q. Akseptor ini dapat menghilangkan flouresensi kllorofil a pada PS II.
Akseptor ini dapat berupa plastoquinon.

Setelah elektron diterima Q, elektron tersebut bergerak menurunkan


potensialnya melalui sitokrom b559 dan plastoquinon ke P700. Pusat reaksi fotokimia P680
direduksi kembali dengan elektron yang berasal dari air yang bagan reaksinya ;

2H2O 4 e + 4H+ +O2

3. Aliran elektron
Aliran elektron dimulai dari air berakhir pada koenzim yang tereduksi atau
NADPH. Diantara kedua ujung (air NADPH) terdapat dua titik yang karena
pengaruh cahaya, elektron- elektron pigmen ditingkatkan energinya. Dari titik ini
elektron bergerak mengikuti proses reduksi- oksidasimelalui sitrokrom atau protein non
heme besi.

Dari proses ini terlihat bahwa air akan mengalami fotolisis menghasilkan O 2 dan subtrat
reduksi.
cahaya
H2O AH2 + ½ O2
khloroplas
4. Transpor elektron siklik dan non siklik

Aliran elektron dari air sampai ke NADPH dinamakan aliran elektron non
siklik. Aliran non siklik adalah aliran elektron yang utama dalam fotosintesis., disamping
itu ada aliran elektron siklik yaitu aliran elektron dari P 700 kembali lagi ke P700 melalui
sitokrom b6. Pada keadaan tertentu aliran elektron dari P 680 dapat kembali lagi ke P680
melalui sitokrom b559, inipun juga aliran elektron siklik. Umunya yang dikatakan aliran
elektron non siklik menghsilkan ATP dan NADPH, sedangkan aliran elektron siklik
menghasilkan ATP saja. Aliran elektron inilah yang sebenarnya terjadi pada reaksi
terang fotosintesis.

D. Reaksi Gelap Fotosintesis

Dengan terbentuknya ATP dan NADPH maka tumbuhan hijau siap mensintesis
karbohidrat. Reaksi ini berlangsung di stroma kloroplas. Reaksi ini dinamakan reaksi gelap
karena reaksi ini walaupun terjadi pada siang hari (suasana terang) tetapi tidak peka terhadap
cahaya matahari. Di dalam reaksi ini terjadi pengikatan CO 2. Dalam perkembangan
selanjutnya dikenal tiga cara pengikatan CO2, yakni jalur C-3 (jalur Calvin), jalur C-4 dan
jalur CAM.
1. Jalur C-3

Jalur C-3 biasanya


dinamakan juga jalur calvin.
Hampir 80% jenis
tumbuhan melakukan
fotosintesis menggunakan
jalur C-3 untuk mengikat
CO2nya, sehingga jalur ini
merupakan jalur yang
dominan. Didalam jalur ini
CO2 diikat oleh RuBP
menjadi 2 molekul 3-PGA,
suatu senyawa dengan 3
atom.

Reaksi ini dikatalisir oleh enzim RuBP- karboksilase yang akan bekerja dengan
baik apabila kadar CO2 yang diikat relatif tinggi, bahkan tingkat tenaga 2 molekul PGA
itu lebih rendah dari 1 molekul RuBP. Karena itu reaksi pengikatan ini berjalan spontan,
tanpa menggunakan ATP hasil reaksi terang.

2. Jalur C-4

Pada tumbuhan yang menggunakan jalur C-4, CO2 udara mula- mula diikat oleh
asam fosfoenolpiruvat (PEP), dengan bantuan enzim PEP-karboksilase menjadi asam
oksaloasetat (OAA) yang mempunyai 4 atom C.
Asam ini kemudian diubah menjadi asam malat atau asam aspartat bila bereaksi
dengan NH3. Reaksi ini berlangsung di dalam kloroplas sel- sel mesofil daun. Asam
malat atau asam aspartat yang dibentuk kemudian akan diangkut kedalam sel- sel
seludang berkas pengangkut yaitu, sel- sel perenkim yang mengandung kloroplas dan
mengengelilingi berkas pengangkutan daun. Di dalam sitoplasmanya asam malat akan
mengalami dekarboksilasi menjadi CO2 dan asam piruvat. CO2 kemudian dibawa masuk
kedalam kloroplas dan diikat oleh RuBP menjadi 3-PGA, kemudian direduksi melalui
daur calvin. Asam piruvat yang terbentuk akan diangkut kembali kesel-sel mesofil untuk
diubah menjadi PEP dengan menggunakan tenaga dari ATP.

3. Jalur CAM

CAM (Crassulacean Acid Metabolism) yaitu sistem metabolisme asam pada


tumbuhan Crassulaceae. Tumbuhan ini umunya tumbuh di daerah kering atau epifit
sehingga umumnya berdaging untuk menyimpan air dan stomatanya menutup pada siang
hari untuk mengurangi transpirasi. Karena stomatanya membuka pada malam hari, maka
pengikatan CO2 dilakukan pada malam hari. Sistim pengikatan CO2nya hampir sama
dengan tanaman C-4, namun didalam jalur CAM ini tidak ada pemisahan antara tempat
pengikatan CO2 dengan tempat reduksinya. Semuanya berlangsung dalam sel- sel
mesofil dan pemisahan hanya dalam hal waktu pengikatan CO 2 diudara. Pada malam hari
CO2 diikat oleh PEP menjadi OAA (asam oksalo asetat), kemudian akan diubah menjadi
asam malat. Asam malat ini akan disimpan dalam vakuola sel, karena penimbunan asam
di dalam plasma sel menghambat metabolisme sel. Baru pada keesokan harinya asam
malat dibawa masuk kedalam kloroplas, dan diikat serta direduksi melalui daur Calvin.

Bab III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Secara khas kloroplas mencakup dua membran luar yang meliputi stroma , di sinilah
berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing
terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti
cakram). Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor
elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya.

DAFTAR PUSTAKA

http://mustamiranwar86.wordpress.com/diakses pada tanggal 1 Oktober 2011

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/diakses pada tanggal 1 Oktober 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis diakses pada tanggal 1 Oktober 2011

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung : ITB

Sumardi dan Aditya mariani.2007. Biologi sel. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai