Anda di halaman 1dari 24

TUGAS BIOLOGI SEL

“ PLASTIDA”

Disusun oleh:

Nama: 1. Hirlena / A1D008025

2. Melisa Artha Kartika/ A1D008033

3. Petria Oktanengsih/ A1D008008

4. Sunarti/ A1D008044

Dosen: Dra. Diah Aryulina, P.hD.,M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

1
PLASTIDA

Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan
berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida biasanya
tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida berwarna hijau dan
disebut kloroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut
kromoplas. Pada sel yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis atau sel rambut tangkai
sari (misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna, disebut leukoplas (dalam
arti sempit). Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak terdedah pada cahaya. Pada
jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas membentuk butir pati yang disebut
amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam tudung akar dan pada buku beberapa
batang muda, serta terlibat dalam gaya berat. Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan
disebut elaloplas, misalnya pada epidermis daun Vanilla.

 Kebakaan Plastida

Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm


umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi
plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.
Plastida pada alga.

Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum
terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas, amiloplas dan
kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida pada alga mungkin juga
berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada alga berisi pirenoid.

 Fungsi Plastida

Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen
yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan
morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termasuk
amiloplas dan elaioplas), atau kromoplas. Plastid merupakan derivat dari proplastid, yang
dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan.

2
 Peranan plastida pada proses fotosintesis

Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau
mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap
karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi
seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan
energi kimia.

Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil.


Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel
yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ
tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin
yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.

1. Reaksi Terang
Fotosintesis pada organisme fotosintetik terjadi dalam 2 tahap yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap. Pada reaksi terang, klorofil dan pigmen menyerap energi matahari yang
kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia yaitu ATP dan senyawa pereduksi
NADPH. Reaksi terang dalam proses fotosintesis menggunakan dua fotosistem sebagai
akseptor proton, yaitu Fotosistem I dan Fotosistem II.
Absorpsi cahaya matahari akan mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari yang
nampak adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400-700 nm.
Cahaya matahari ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen membentuk atom helium dan

3
elektron. Kemampuan suatu senyawa kimia untuk menyerap cahaya bergantung pada susunan
elektron yang ada di sekeliling inti atom pada struktur senyawa tersebut. Bilamana foton
diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan ke tingkat energi yang lebih tinggi, melompat
menuju molekul pembawa elektron yang pertama. Jika molekul klorofil pada membran
tilakoid dieksitasi oleh cahaya, tingkat energi elektron di dalam strukturnya ditingkatkan oleh
sejumlah ekuivalen energi cahaya yang diserap dan klorofilpun tereksitasi. Energi eksitasi ini
akan berpindah dengan cepat melalui kelompok molekul pigmen penangkap cahaya ke pusat
reaksi fotosistem. Di sini elektron memperoleh energi dalam jumlah besar. Elektron yang
panas ini akan dikeluarkan daqri pusat reaksi dan diterima oleh molekul pembawa elektron
yang pertama. Akibatnya molekul pembawa elektron yang pertama ini akan menjadi
tereduksi atau dengan kata lain menerima elektron. Sedangkan pusat reaksinya kehilangan
elektron sehingga meninggalkan lubang elektron. Elektron yang kaya energi akan terus
dibawa oleh molekul pembawa elektron menuju NADP+ yang direduksi menjadi NADPH.
Sementara itu, lubang elektron yang terbentuk karena eksitasi elektron akan diisi kembali
oleh eletron yang berasal dari fotosistem II. Dalam hal ini, pada fotosistem II juga akan
meninggalkan lubang elektron sehingga kekosongan tempat ini akan diisi oleh elektron yang
berasal dari fotolisis air.
Fotosistem I merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-
a, 50 klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen karoteroid, dan satu molekul penerima cahaya
matahari yang disebut P700. Pada fotosistem I terjadi penyerapan energi matahari pada
panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian kedua yang menyangkut penyerapan energi
matahari pada panjang gelombang di sekitar 680 nm, disebut fotosistem II, melibatkan proses
pembentukan O2 dan H2O . Fotosistem II banyak menggunakan klorofil-b.
Fotsistem I dan II merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan
elektron fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP +
sebagai akseptor elektron.
Lepasnya satu elektron dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul menjadi bentuk
teroksidasinya P700+ yang kekurangan satu elektron. Untuk mengisi kekurangan itu satu
elektron dialiri melalui sederetan molekul pembawa elektron dari molekul pembawa elektron,
dari molekul P680 dalam fosistem II, pengaliran elektron hanya terjadi setelah terjadinya
penyinaran terhadap fotosistem II yaitu tereksistasinya P680 yang segera melepaskan
eelektron ke molekul penerima elektron pertama. Ini mengakibatakan teroksidasinya bentuk
P680 menjadi menjadi P680+. Kekurangan elektron pada P680+ dipenuhi dari reaksi oksidasi
molekul H2O menjadi O2.

4
Energi yang diperoleh dari transport elektron fotosintetik dari H2O ke NADP+ akan
mengahsilkan energi dalam bentuk NADPH. Aliran elektron yang terjadi disebut aliran
nonsiklik yang melibatkan fotosistem I dan fotosistem II.
Bentuk energi lain yaitu yang berupa ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik
dimana elektron ditingkatkan ke penerima elektron pertama menuju lubang elektron
fotosistem I melalui jalan pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus menerus dalam keluar
pusat reaksi fotosistem I dan masuk kembali ke dalamnya. Sehingga, dalam proses ini tidak
ada pembentukan NADPH maupun pembebasan oksigen melainkan akan menghasilkan ATP.
Aliran siklik terjadi apabila tanaman khususnya lebih banyak memerlukan ATP daripada
NADPH.

2. Reaksi Gelap
Fotosintesis Tumbuhan C4 Dan CAM
Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang pada fase reaksi gelap menambat CO 2
menjadi asam malat dan asam aspartat 4-carbon. Setelah fotosintesis dalam 14C2 berlangsung
sekitar 1 detik, 80% 14C yang tertambat berada dalam kedua asam tersebut dan hanya 10 %
dalam PGA, hal ini menunjukkan bahwa 3-PGA bukan produk pertama fotosintesis. Sebagin
besar spesies C4 adalah monokotil, jagung dan tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu panas dan
penyinaran tinggi mampu berfotosintesis lebih cepat dan menghasilkan biomassa lebih cepat.

Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya HCO3- ) menjadi asam malat dan asam aspartat 4-
carbon terjadi mula-mula melalui penggabungan awal dengan pospoenolpiruvat(PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di mesofil daun dan sikatalisis oleh
pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat dibentuk pada sel mesofil yang kemudian
direduksi menjadi malat dengan pemanfaatan NADPH. Malat kemudian ditransfer dalam sel
pengangkut lalu didekaobosilasi menghasilkan piruvat dan CO 2 . Piruvat yang ditransfer ke
sel mesofil dan dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-fosfat
kinase. CO2 yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat klarboksilaase melaui jalur calvin di
kolroplas seludang berkas. Setelah dekarbosilasi asam C4, molekul piruivat dan alanin
diangkut balik ke sel mesofil, tempat dimana diubah menjajdi PEP sehingga penambatan CO 2
dapat berlangsung terus.

5
Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus dan nanas yang hidup di lingkungan yang
panas dan kering, melakukan fiksasi CO2 yang berbeda dengan tumbuhan C4, tumbuhan ini
hanya menguapkan sedikit uap air melalui stomata bersama dengan pelepasan O 2 dan
pengikatan CO2. Pada malam hari ketika suhu udara dingin dan berangin, stomata membuka
untuk mengangkap CO2 , kemudian diubah menjadi oxaloacetate oleh PEP carboxylase.
Oksaloasetat diubah menjadi malat dan disimpan dio valuola, untukmelindungi sitosol dan
enzim plastid dari pH rendah dari disosiasi asam malat. Pada asiang hari stomata menutup,
untuk mencegah penguapan yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi. Dan CO 2
bereaksi pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat NADP-linked. CO2 ini
berasimilasi di siklyus calvin dengan bantuan RuBP. Karena metode fiksasi CO 2 pertama kali
ditemukan pada tumbuhan familia Crassulaceae , maka CAM adalah singkatan dari
crassulacean acid metabolism .

Faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis Beberapa faktor yang menentukan


kecepatan fotosintesis:

1. Cahaya= Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis


adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya
matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang
efektif untuk terjadinya fotosintesis.

2. Konsentrasi karbondioksida= Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak


jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu= Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim

4. Kadar air= Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5.Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.

6
6. Tahap pertumbuhan= Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi
pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk
tumbuh.

Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya


dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang menjadi:

1. Amiloplas : untuk menyimpan cairan


2. Kloroplas : untuk fotosintesis
3. Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya
4. Elaioplas : untuk menyimpan lemak
5. Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen
6. Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen

Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb. Gen plastid
berisi kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.

 Tipe-tipe Utama Plastida

7
1. Kloroplas

a. Asal-Usul Kloroplas

Seperti halnya mitokondria, kloroplas juga terbentuk melalui endosimbiosis. Pada


awal pertengahan kehidupan telah terbentuk sel autotrof yang diduga mirip dengan
Cyanobakteri (bakteri biru) pada masa sekarang ini. Sel purba heterotrof yang bernapas
secara aerobik dan memiliki membran inti, menelan sel autotrof yang mampu berfotosintesis.

Sel autotrof yang hidup di dalamnya mendapatkan karbon dioksida dan air dari sel inangnya,
sementara itu sel inang mendapatkan oksigen dan hasil-hasil fotosintesis. Sel autotrof ini
akhirnya menjadi kloroplas. Terbentuklah sel berkloroplas, berinti, memiliki mitokondria,
yang merupakan cikal bakal sel tumbuhan.

Hipotesis endosimbiosis kloroplas ini dikemukakan berdasarkan kenyatan pada saat ini,
bahwa:

1. Kloroplas memiliki membran rangkap dan membran luarnya mirip dengan struktur
membran sel.
2. Ada beberapa fotosintetik (cyanobakteria) yang memiliki membrane fotosintetik,
yang mirip dengan tilakoid pada kloroplas.
3. Didalam kloroplas terdapat DNA yang juga dijumpai pada bakteri fotosintetik.
4. Kloroplas dapat bertambah banyak melalui pembelahan, seperti halnya bakteri.

Kloroplas matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri
dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan
proplastid di daerah meristem. Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar
yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam
stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa
gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan
pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis
yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas
pigmen.

8
Gambar : Chloro-Chlamydomonas gambar: Chloro-Spirogyra gambar: Chloro-euglena

Prokariota yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak
bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam
pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein, termasuk ribosom dari
tipe prokariotik.

 Struktur dan perkembangan Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa, terdapat dalam sel
tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron, sedangkan tebalnya 0,5-1,0
milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam
semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida
adalah organel bermembran rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam.
Proplastida merupakan prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman,
tergantung pada macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida
berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda. Struktur Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua
bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari
membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta
merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara
membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs,
ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran
tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran
tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman C3 adalah
padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai (Glycine max), dan kentang
(Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle
sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).

9
Semua jenis plastida berasal dari butiran proplastida yang terdapat dalam sel meristem
dan sel telur. Plastida atau proplastida memperbanyak diri dengan membelah. Dalam
berbagai plastida, termasuk kloroplas, bisa ditemukan lipid berbentuk globul (plastoglobuli)
dan fitoferitin (senyawa besi-protein). Selain itu, dilaporkan adanya tubuh protein amorf yang
dibatasi oleh membran. Sistem membran pada plastida disusun oleh sejumlah kantung yang
dinamakan tilakoid. Pada proplastid, sistem tilakoid merupakan yang paling rendah taraf
perkembangannya dan terdiri hanya dari beberapa tilakoid atau tak ditemukan tilakoid sama
sekali. Di saat plastida berdeferensiasi, membran dalam menguncup membentuk vesikula
pipih, kemudian berproliferasi (tumbuh,meluas) dan membentuk tilakoid. Dalam kloroplas,
tilakoid menempatkan dirinya menurut susunan yang khas. Pada saat kloroplas
berdeferensiasi, jumlah ribosom meningkat, sedangkan pada leukoplas, produksi ribosom
lengkap terhenti dan jumlahnya berkurang sejak awal stadium perkembangannya.
Dalam kloroplas, sistem tilakoid terdiri dari grana dan fret (tilakoid dalam stroma). Setiap
grana terdiri dari satu tumpukan tilakoid yang masing-masing berbentuk cakram. Grana
saling berhubungan dengan adanya jalinan fret dalam stroma. Kini dianggap bahwa kedua
jenis tilakoid saling berhubungan sehingga ruang di dalamnya bersinambungan. Membran
kloroplas terdiri dari lipid dan protein dalam jumlah yang sama. Klorofil terdapat dalam
membran tilakoid. Pada membran itu banyak terdapat partikel persatuan luas. Jenis partikel
tertentu dianggap sebagai bagian dari membran yang dinamakan kuantosom, yakni satuan
morfologi untuk berlangsungnya reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun,
tampaknya kuantosom tidak perlu selalu berbentuk satu unit fungsi. Selain sistem untuk
menangkap cahaya matahari, dalam kloroplas jugan terdapat enzim yang membantu fiksasi
CO2 manjadi gula.

Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan pembesaran yang paling kuat,


kloroplast terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya plastida
berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan
tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai
jaring, seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, bryophyta
dan lycopodium dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas
terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Bentuk
kloroplast yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplast bernbentuk pita spiral

10
ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora,
sedangkan kloroplast berbentuk pita ditemukan pada Zygnema.
Pada pertumbuhan tinggi yang tumbuh di tempat gelap, daun serta batang yang
berkembang tampak pucat, disebut teretiolasi. Dalam keadaan seperti itu, vesikula yang
berasal dari membran dalam berkembang menjadi kerangka parakristal yang disebut tubuh
prolamela. Plastid seperti itu dinamakan etioplas. Jika kemudian tumbuhan disimpan
ditempat bercahaya, maka tubuh prolamela berkembang menjadi sistem tilakoid yang khas
bagi kloroplas.

Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang sering
disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga pada
batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena dalam kloroplas terdapat
pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya.
Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir
fotosintesis berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal
pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna
kuning sampai jingga yang disebut karoten.

Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan


membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas juga
mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan
ukuran 10.000 dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Membran
dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim
untuk reaksi terang pada proses fotosintesis. Stroma juga mengandung DNA dan ribosom.
Pelipatan membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling
berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang
mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan pigmen
fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terang dari fotosintesis terjadi di
tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan
membran luar kloroplas. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung
molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam
polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas.

11
Sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma
dan selanjutnya dikirim ke kloroplas.

Genom Kloroplas Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari
bakteri fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024
pasang nukleotida serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen
rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan ribosom. Genom kloroplas mempunyai
subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa biphosphate carboxylase. Protein yang terlibat di
dalam kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel
sementara 1/3nya diekspresikan dari genom kloroplas.

Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :


- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
- klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat
- klorofil d: menghasilkan warna hijau merah

Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem
membran lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun
bertumpuk membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah
terdapat pigmen fotosintesis yaitu klorofil dan karoten. Ruangan di antara grana disebut
stroma.
Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil
berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia melalui
suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap yaitu proses
pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan menggunakan
energi kimia hasil reaksi terang.

Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4-6 µm. Di
dalam kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya dua zat warna kuning
atau merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu macam karoten atau lebih (C40H56)
dan xantofil (C40H56O2). Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan pada kebanyakan
tumbuhan berfungsi pula dalam pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil fotosintesis,
serta melarutkannya kembali.

12
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam
batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga
matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan
makanan bagi tetumbuhan.

Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari


pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen
hijau dan kuning, DNA dan RNA.

Gambar kloroplas

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat
struktur yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian
dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret. Di
dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang fotsintesis,
dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat berlangsungnya
reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim yang sangat penting
untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah tempat berlangsungya
reaksi gelap fotosintesis.

13
2. Kromoplas

Kromoplas warna merah chromoplast from Marigolds (U of Wis.).

Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan
karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari
proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan penempatan
pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen (pada tomat.
Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan
sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid bertambah banyak. Dalam
beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe kuning, jeruk). Pada kromoplas
lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk
ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid. Pada tomat merah, perkembangan likopen
berbentuk kristal berkaitan dengan membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat panjang
dan tilakoid memanjang, sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel
dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan selubung
lipoprotein. Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering berasal dari kloroplas,
seperti pada kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan
sebaliknya dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu
berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk
klorofil dapat berkembang dalam plastida.

Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak
seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam cairan
vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna.

14
Macam-macam pigmen pada kromoplas, misalnya :

a. Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.


b. Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
c. Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
d. Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
e. Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.

3. Leukoplas

Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)

Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai cadangan
makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah cadangan makanan terbesar
dibentuk dalam leukoplas umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji.
Amilum atau pati dapat ditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau hitam dengan
iodium. Bila dipanaskan sampai 70˚C warna hilang dan menjadi biru lagi setelah dingin
kembali. Reaksi ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar menunjukkan lapisan
yang mengelilingi sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa berada di tengah butir pati
atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi
akibat dehidrasi butir pati. Terjadinya lapisan dianggap sebagai akibat letak molekul yang
lebih padat di awal pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di
sebelah luar. Hal itu menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Jadi,
adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar air dalam lapisan yang berturut-turut,
sedangkan taraf kepadatan menyebabkan perbedaan indeks bias. Dalam alkohol kuat, semua
lapisan itu hilang, mungkin karena dehidrasi yang meniadakan perbedaan taraf kepadatan.
Pada pati serealia, terjadinya lapisan bergantung pada irama harian. Pada kentang, perubahan
berkala yang mengakibatkan adanya lapisan berasal dari dalam (endogen). Dalam butir pati,
molekul tersusun radial sehingga menunjukkan sifat kristal. Sebab itu, jika pati diamati
dengan sepasang polariod dalam posisi silang akan tampak terang, kecuali tanda silang yang
pusatnya bertepatan dengan hilum butir tersebut. Pada biji yang mulai berkecambah atau
umbi yang mulai menumbuhkan pucuk, butir pati mengalami pengikisan yang bermula dari
luar dan lama-kelamaan habis terurai. Pada butir pati kecil, hilum bertempat di pusat lapisan

15
yang mengelilinginya. Pada butir yang lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di
pusat). Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan
segera saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Dengan demikian, dikenal butir
majemuk seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryza sativa), pati setengah majemuk
pada kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut ( Maranta). Jika butir pati mengisi
sel hingga penuh, maka tepi-tepinya bersudut. Posisi hilum, bentu dan ukuran butir, serta sifat
butir tunggal atau majemuk memungkinkan identifikasi spesies tumbuhan penghasil butir pati
yang bersangkutan.

Gambar amilum pada kentang Amiloplas pada solanum tuberosum

Gambar 1-4 menunjukkan amilum pada kentang. Gambar 1-2 merupakan amilum majemuk.
Gambar 3 merupakan amilum sederhana. Gambar 4 merupakan amilum setengah majemuk.
Gambar 5 merupakan irisan melintang umbi kentang bagian luar. Pada gambar 5 nampak
adanya sel gabus, protein seperti kristal dan butir pati.

Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang
ada di dalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus/hilum,
kemudian diikuti oleh pembentukan lamela yang semakin banyak. Kandungan amilum umbi
kentang semakin meningkat dari minggu ke –13. Kandungan klorofil mengalami peningkatan
maksimal pada usia 7 minggu setelah itu mengalami penurunan. Amilum pada kentang
merupakan amilum setengah majemuk diadelf. Amilum setengah majemuk diadelf adalah

16
butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing dikelilingi lamela
dan di luarnya dikelilingi lamela bersama

Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah “pati”


kerap dicampuradukkan dengan “tepung” serta “kanji“. “Pati” (bahasa Inggris starch) adalah
penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati, karena
ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung beras mengandung pati
beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang terkandung pada butir beras. Orang bisa juga
mendapatkan tepung yang merupakan campuran dua atau lebih pati. Kata ‘tepung lebih
berkaitan dengan komoditas ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya
terjadi karena penerjemahan. Kata ‘to starch’ dari bahasa Inggris memang berarti ‘menganji’
(‘memberi kanji’) dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang digunakan memang tepung
kanji.

Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair
seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat,
campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.

• Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).

Elaioplasts contain unpigmented lipids

• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

Protein Plastids can be found in N-fixing nodules.

17
 CONTOH KASUS :

 Bagaimana terbentuknya amilum /pati pada kentang?

 Mengapa kulit buah jeruk dapat berubah dari hijau menjadi merah
kuning?

 Bagaimana proses terbentuknya glukosa pada saat fotosintesis?

 STUDI KASUS:

o Bagaimana terbentuknya amilum /pati pada kentang?

Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik
yang ada di dalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus/hilum,
kemudian diikuti oleh pembentukan lamela yang semakin banyak. Kandungan amilum umbi
kentang semakin meningkat dari minggu ke –13. Kandungan klorofil mengalami peningkatan
maksimal pada usia 7 minggu setelah itu mengalami penurunan. Amilum pada kentang
merupakan amilum setengah majemuk diadelf. Amilum setengah majemuk diadelf adalah
butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing dikelilingi lamela
dan di luarnya dikelilingi lamela bersama, amilum ini berfungsi sebagai cadangan makanan.

18
o Mengapa kulit buah jeruk dapat berubah dari hijau menjadi merah
kuning?

Kulit buah jeruk dari yang awalnya berwarna hijau dapat berubah menjadi
merah kuning, hal ini dikarenakan adanya plastida kromoplas, Kromoplas sering berasal dari
kloroplas, sehingga warna kulit jeruk dapat berubah menjadi merah kuning. Karena
kandungan karotenoid yang terkandung didalam kromoplas.

19
 Bagaimana proses terbentuknya glukosa pada saat fotosintesis?

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam


fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat).

Reaksi fotosintesis pada kloroplas

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

1. Reaksi Terang
Fotosintesis pada organisme fotosintetik terjadi dalam 2 tahap yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap. Pada reaksi terang, klorofil dan pigmen menyerap energi matahari yang
kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia yaitu ATP dan senyawa pereduksi
NADPH. Reaksi terang dalam proses fotosintesis menggunakan dua fotosistem sebagai
akseptor proton, yaitu Fotosistem I dan Fotosistem II.
Absorpsi cahaya matahari akan mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari yang
nampak adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400-700 nm.
Cahaya matahari ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen membentuk atom helium dan
elektron. Kemampuan suatu senyawa kimia untuk menyerap cahaya bergantung pada susunan

20
elektron yang ada di sekeliling inti atom pada struktur senyawa tersebut. Bilamana foton
diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan ke tingkat energi yang lebih tinggi, melompat
menuju molekul pembawa elektron yang pertama. Jika molekul klorofil pada membran
tilakoid dieksitasi oleh cahaya, tingkat energi elektron di dalam strukturnya ditingkatkan oleh
sejumlah ekuivalen energi cahaya yang diserap dan klorofilpun tereksitasi. Energi eksitasi ini
akan berpindah dengan cepat melalui kelompok molekul pigmen penangkap cahaya ke pusat
reaksi fotosistem. Di sini elektron memperoleh energi dalam jumlah besar. Elektron yang
panas ini akan dikeluarkan daqri pusat reaksi dan diterima oleh molekul pembawa elektron
yang pertama. Akibatnya molekul pembawa elektron yang pertama ini akan menjadi
tereduksi atau dengan kata lain menerima elektron. Sedangkan pusat reaksinya kehilangan
elektron sehingga meninggalkan lubang elektron. Elektron yang kaya energi akan terus
dibawa oleh molekul pembawa elektron menuju NADP+ yang direduksi menjadi NADPH.
Sementara itu, lubang elektron yang terbentuk karena eksitasi elektron akan diisi kembali
oleh eletron yang berasal dari fotosistem II. Dalam hal ini, pada fotosistem II juga akan
meninggalkan lubang elektron sehingga kekosongan tempat ini akan diisi oleh elektron yang
berasal dari fotolisis air.
Fotosistem I merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-
a, 50 klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen karoteroid, dan satu molekul penerima cahaya
matahari yang disebut P700. Pada fotosistem I terjadi penyerapan energi matahari pada
panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian kedua yang menyangkut penyerapan energi
matahari pada panjang gelombang di sekitar 680 nm, disebut fotosistem II, melibatkan proses
pembentukan O2 dan H2O . Fotosistem II banyak menggunakan klorofil-b.
Fotsistem I dan II merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan
elektron fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP +
sebagai akseptor elektron.
Lepasnya satu elektron dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul menjadi bentuk
teroksidasinya P700+ yang kekurangan satu elektron. Untuk mengisi kekurangan itu satu
elektron dialiri melalui sederetan molekul pembawa elektron dari molekul pembawa elektron,
dari molekul P680 dalam fosistem II, pengaliran elektron hanya terjadi setelah terjadinya
penyinaran terhadap fotosistem II yaitu tereksistasinya P680 yang segera melepaskan
eelektron ke molekul penerima elektron pertama. Ini mengakibatakan teroksidasinya bentuk
P680 menjadi menjadi P680+. Kekurangan elektron pada P680+ dipenuhi dari reaksi oksidasi
molekul H2O menjadi O2.

21
Energi yang diperoleh dari transport elektron fotosintetik dari H2O ke NADP+ akan
mengahsilkan energi dalam bentuk NADPH. Aliran elektron yang terjadi disebut aliran
nonsiklik yang melibatkan fotosistem I dan fotosistem II.
Bentuk energi lain yaitu yang berupa ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik
dimana elektron ditingkatkan ke penerima elektron pertama menuju lubang elektron
fotosistem I melalui jalan pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus menerus dalam keluar
pusat reaksi fotosistem I dan masuk kembali ke dalamnya. Sehingga, dalam proses ini tidak
ada pembentukan NADPH maupun pembebasan oksigen melainkan akan menghasilkan ATP.
Aliran siklik terjadi apabila tanaman khususnya lebih banyak memerlukan ATP daripada
NADPH.

2. Reaksi Gelap
Fotosintesis Tumbuhan C4 Dan CAM
Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang pada fase reaksi gelap menambat CO 2
menjadi asam malat dan asam aspartat 4-carbon. Setelah fotosintesis dalam 14C2 berlangsung
sekitar 1 detik, 80% 14C yang tertambat berada dalam kedua asam tersebut dan hanya 10 %
dalam PGA, hal ini menunjukkan bahwa 3-PGA bukan produk pertama fotosintesis. Sebagin
besar spesies C4 adalah monokotil, jagung dan tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu panas dan
penyinaran tinggi mampu berfotosintesis lebih cepat dan menghasilkan biomassa lebih cepat.

Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya HCO3- ) menjadi asam malat dan asam aspartat 4-
carbon terjadi mula-mula melalui penggabungan awal dengan pospoenolpiruvat(PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di mesofil daun dan sikatalisis oleh
pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat dibentuk pada sel mesofil yang kemudian
direduksi menjadi malat dengan pemanfaatan NADPH. Malat kemudian ditransfer dalam sel
pengangkut lalu didekaobosilasi menghasilkan piruvat dan CO 2 . Piruvat yang ditransfer ke
sel mesofil dan dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-fosfat
kinase. CO2 yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat klarboksilaase melaui jalur calvin di
kolroplas seludang berkas. Setelah dekarbosilasi asam C4, molekul piruivat dan alanin
diangkut balik ke sel mesofil, tempat dimana diubah menjajdi PEP sehingga penambatan CO 2
dapat berlangsung terus.

22
Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus dan nanas yang hidup di lingkungan yang
panas dan kering, melakukan fiksasi CO2 yang berbeda dengan tumbuhan C4, tumbuhan ini
hanya menguapkan sedikit uap air melalui stomata bersama dengan pelepasan O 2 dan
pengikatan CO2. Pada malam hari ketika suhu udara dingin dan berangin, stomata membuka
untuk mengangkap CO2 , kemudian diubah menjadi oxaloacetate oleh PEP carboxylase.
Oksaloasetat diubah menjadi malat dan disimpan dio valuola, untukmelindungi sitosol dan
enzim plastid dari pH rendah dari disosiasi asam malat. Pada asiang hari stomata menutup,
untuk mencegah penguapan yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi. Dan CO 2
bereaksi pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat NADP-linked. CO2 ini
berasimilasi di siklyus calvin dengan bantuan RuBP. Karena metode fiksasi CO 2 pertama kali
ditemukan pada tumbuhan familia Crassulaceae , maka CAM adalah singkatan dari
crassulacean acid metabolism .

Jadi, pada siang hari fotosintesis terjadi penimbunan tepung pati di dalam kloroplas.
Pada malam hari, terjadi pengangkutan karbon.

 Reaksi terang melibatkan kompleks klorofil yaitu fotosistem I dan fotosistem II

 Pemecahan molekul H2O oleh energi cahaya

 Hasil: ATP dan NADPH

23
 Reaksi gelap yang terjadi di stroma tidak membutuhkan cahaya

 Terjadi pengikatan molekul CO2 oleh ribulosa bifosfat

 Hasil: PGAL yang kemudian menjadi glukosa

24

Anda mungkin juga menyukai