Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Ginjal Kronik (CKD)

Adanya kerusakan ginjal menyebabkan terjadinya penurunan fungsi filtrasi. Dimana kita tahu
ginjaladalah organ penting yang berperan dalam mengatur cairan tubuh, kesetimbangan elektrolit,
pengeluaran sisa metabolic, dan ekskresi obat dari tubuh. Apabila terdapat gangguan fungsi ginjal maka
dapat menyebabkan perubahan farmakokinetik obat.

Kondisi hipopolemi berarti volume yg bersirkulasi kurang misal kasus injury kecelakaan sehingga
kekurangan darah maka aliran darah ke ginjal sangata kecil, juga kondisi ekstrim tidak ada aliran darah
maka terjadi iskemi menyebabkan kerusakan sel dan apabila berlangsung lama membuat kematian
ginjal.

Pada kondisi gangguan ginjal tidak hanya terganggu eliminasi obat (eliminasi obat menurun) tapi juga
absorpsi menurun. Sehingga yang dilakukan adalah estimasi dosis berdasarkan fungsi ginjal yang tersisa
dengan adjustment prediksi klirens total, bukan eliminasi renal.

Pada gangguan ginjal sulit melakukan analisis farkin lengkap pada pasien uremia dimana kondisi
uremianya tidak stabil dan dapat berubah dengan cepat. Kalau ada pasien dengan gangguan ginjal pada
saat periksa diupayakan BB tidak meningkat karena peningkatan BB artinya beban cairan meningkat
maka dapat membahayakan ke jantung dan paru2. Nati dilihat serum kreatinin jika terjadi gangguan
ginjal maka nilai serum kreatinin meningkat (Sumber kreatinin dari otot).

Saat mendesain suatu obat, pasti ada target tergantung obatnya maka dilakukan perhitungan
farmakokinetik (interval dosis berapa)

Parameter fungsi ginjal ada sejumlah criteria:


1. Obat harus bebas filtrasi (karea utk mengukur fungsi ginjal yang dilihat laju filtrasi glomerulus0
2. Obat tidak terikat protein agar bisa dielimininasi
3. Tidak toksik
4. Bisa dilakukan kuantifikasi (pengukuran secara sederhana)

Inulin  akan memberikan hasil akurat untuk pengukuran GFR daripada kreatinin tetapi inulin tidak ada
dalam tubuh maka harus disuntikkan sampai mendapatkan kadar tunak sehingga inulin tidak diberikan
pada pasien.

Kreatinin  paling banyak digunakan, difiltrasi tapi tidak direabsorpsi, sedikit sekresi aktif. Hasil
perhitungan > perhitungan dengan inulin. Kreatinin dipengaruhi oleh factor usia, berat badan dan
gender.

Blood urea nitrogen (bun)  meningkat bila filtrasi renal turun, difiltrasi, reabsorpsi sebagian. Hasil
perhitungan < Cl cr atau Cl inulin. Faktor intake protein, penurunan aliran darah, shock haemorrhagic,
gastric bleeding. Bahayanya jika BUN tinggi akan terjadi asotemi yang mengakibatkan enselopathy.
Gangguan ginjal pasti BUN meningkat, tetapi BUN meningkat belum tentu gangguan ginjal.

Nilai klirens kreatinin menunjukkan fungsi ginjal. Jika nilai klirens kreatinin tinggi maka fungsi ginjal
menurun sehingga kecepatan eleminasi obat juga menurun.

Anda mungkin juga menyukai