Anda di halaman 1dari 24

Latar Belakang

Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan konsentrasi terutama


di negara-negara berkembang yang hygiene dan sanitasinya kurang baik.
Pada tahun 2002 dilaporkan terdapat 620.000 penderita kusta di dunia,
dimana 90% terdapat di Brasil, India, Nepal, dan beberapa negara di
Afrika, dengan angka prevalensi 5-15 per 10.000 penduduk.
Berdasarkan data WHO tahun 2002 menjelaskan bahwa diantara 122
negara yang endemik pada tahun 1985 dijumpai 107 negara telah
mencapai target eliminasi kusta di bawah 1 per 10.000 penduduk pada
tahun 2000, lalu berdasarkan data WHO tahun 2006 mencatat bahwa
masih ada 15 negara yang melaporkan 1.000 atau lebih
penderita baru selama tahun 2006.
Prevalensi penyakit kusta di Indonesia menempati urutan ketiga setelah
India, dan Brazil. Penderita kusta di Indonesia terdapat hampir pada
PENCEGAHAN
• Menjaga kebersihan lingkungan &
membiasakan pola hidup sehat
• Pencegahan pribadi : menghindari
kontak. Bila tidak bisa : hygiene badan
(kebersihan badan, mandi pakai
sabun kebersihan pakaian, hygiene
lingkungan, makanan yg cukup
kualitas & kuantitasnya). Jika luka :
diobati & jaga kebersihannya
AngkaKematian.

Angka kematian kasam


dalah jumlah keseluruhan
kematian tanpa
memandang penyebab dan
golongan umur per1.000
penduduk pada tahun yang
sama ini tidak dapat
ditampilkan karena data
tidak dapat diperoleh.
RESTI SEPTIA NINGSIH

LATAR BELAKANG
Leptospirosis adalah penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) yang
bersifat akut. Bakteri Leptospira sp merupakan penyebab penyakit
leptospirosis yang hidup pada ginjal dan urin tikus merupakan penyebab
penyakit Leptospirosis (Priyambodo, 2015). Manusia terinfeksi leptospirosis
setelah kontak secara langsung maupun tidak langsung dengan air kencing
hewan yang terinfeksi bakteri leptospira. Hewan reservoir yang dilaporkan
berperan terhadap penularan leptospirosis umumnya adalah hewan
peridomestik seperti tikus, sapi, dan anjing (Kemenkes RI, 2015).
Penyakit ini ditemukan oleh weills pada yg tahun (1886) mendapatkan
penghargaan kepada penemuan pertama bakteri ini yaitu Adolf Weill di
Heidelberg,Jerman(1870).
GEJALA LEPTOSPIROSIS DAPAT BERUPA DEMAM TINGGI, SAKIT
KEPALA, MUAL, MUNTAH, DIARE, MATA MERAH, NYERI OTOT, SAKIT
PERUT, DAN BINTIK-BINTIK MERAH PADA KULIT YANG TIDAK
HILANG SAAT DITEKAN.
PENCEGAHAN LEPTOSPIROSIS DILAKUKAN DENGAN MELAKUKAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, SEPERTI MENGGUNAKAN
SARUNG TANGAN DAN SEPATU BOOTS SAAT MEMBERSIHKAN
RUMAH, MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN SETELAH SELESAI
BERAKTIVITAS, DAN MENGHINDARI KONTAK LANGSUNG DENGAN
URINE ATAU DARAH HEWAN YANG TERINFEKSI BAKTERI.
SALAH SATU FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS ADALAH BERASAL
DARI PEKERJAAN (WHO, 2016). KELOMPOK PEKERJA YANG
BEKERJA SEBAGAI DOKTER HEWAN, PETERNAK, TUKANG POTONG
DAGING, PEKERJA PENGENDALI JUMLAH TIKUS, PETANI PADI DAN
TEBU, PEKERJA TAMBANG, NELAYAN, TENTARA DAN PEKERJA LAIN
YANG SERING KONTAK LANGSUNG DENGAN HEWAN MERUPAKAN
KELOMPOK YANG BERISIKO TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS
(CHIN, 2017).
GAMBAR PENYAKIT
LEPTOSPIROSIS
NAMA:Anggun sekar salsabila
NIM :2201560

Virus mosaik tembakau (tobacco


mosaik virus,TMV) adalah virus yg
menyebabkan penyakit pada
tanaman tembakau dan tumbuhan
anggota suku terong
terongan(solanaceae) lain.
• Gejala yang disebabkan oleh virus mosaik tembakau (TMV) agak
Gejala dan Tanda
ola TMV

• Tidak ada bahan kimia yang dapat


menyembuhkan tanaman yang terinfeksi
virus.

• Belilah tanaman bebas virus.


• Hapus semua gulma karena mungkin
mengandung TMV.
• Singkirkan semua sisa tanaman dari
bangku dan struktur rumah kaca.
• Singkirkan tanaman dengan gejala di atas
VIRUS RVF
Nur Laila Adha
2201577
PENGERTIAN VIRUS RVF.
rift valley fever, sering disingkat RVF) adalah penyakit yang
terjadi akibat serangan virus RVF dari genus Phlebovirus, famili
Phenuiviridae, dan ordo Bunyavirales. Penyakit ini bersifat
zoonotik. Gejala awal infeksi virus yaitu demam. Cara infeksi
diidentifikasi akibat dari gigitan vektor seperti nyamuk, biasanya
dari spesies Aedes atau Culex.
ASAL VIRUS
Virus demam Rift Valley (RVF) adalah salah satu infeksi arbovirus
paling serius di Afrika saat ini. Epidemi RVF yang berulang di
Afrika sub-Sahara menyebabkan penyakit serius pada hewan
ruminansia kecil dan manusia.
KORBAN VIRUS RVF

wabah RVF telah melampaui batas sub-Sahara


Afrika, dengan wabah yang terjadi tidaklah
secara berkelanjutan (tetapi kadang kala dilihat
sangat membahayakan seperti yang terjadi di
Mesir pada tahun 1977-78, jutaan orang telah
dicatat terinfeksi virus ini dan ribuan nyawa telah
mati akibat infeksi parah. Di Kenya pada tahun
1998, serangan virus telah merenggut hampir 400
nyawa
01

KORBAN VIRUS RVF

wabah RVF telah melampaui batas sub-Sahara


Afrika, dengan wabah yang terjadi tidaklah
secara berkelanjutan (tetapi kadang kala dilihat
sangat membahayakan seperti yang terjadi di
Mesir pada tahun 1977-78, jutaan orang telah
dicatat terinfeksi virus ini dan ribuan nyawa telah
mati akibat infeksi parah. Di Kenya pada tahun
1998, serangan virus telah merenggut hampir
400 nyawa
01

PENANGGULANGAN VIRUS RVF


Vaksinasi Hewan
Berbagai jenis vaksin tersedia untuk digunakan pada hewan. Vaksin yang diinaktivasi atau dimatikan tidak
praktis dalam vaksinasi rutin di lapangan karena diperlukannya beberapa dosis. Vaksin hidup yang dimodifikasi
(vaksin Smithburn) adalah salah satu vaksin tertua dan paling banyak digunakan untuk mengendalikan RVF di
Afrika. Vaksin ini hanya memerlukan satu dosis tetapi diketahui menyebabkan cacat lahir dan aborsi pada
ternak bunting dan hanya memberikan perlindungan terbatas pada ternak dari infeksi RVF.
VIRUS ZIKA
MEITHA AULIA PUTRI ( 2201575)

Dosen Pembimbing : Armita Sri Azhari,S,ST,M.Kes

Virus Zika merupakan salah satu jenis arbovirus dari genus Flavivirus.
Virus ini memiliki hubungan filogenetik yang sangat erat dengan
arbovirus lainnya seperti Dengue, Demam Kuning, Japanese
Enchepalitis, dan West Nile Virus. Virus ini pertama kali teridentifikasi
pada tahun 1947 yang ditemukan pada air liur monyet pada sebuah
studi penyakit Demam Kuning. Virus ini diketahui pertama kali
menginfeksi manusia pada tahun 1952 di Uganda dan Tanzania
Faktor Risiko penularan zika melalui gigitan nyamuk sudah banyak
diketahui, namun bukti yang ada saat ini menunjukkan kemungkinan
penularan dari manusia ke manusia melalui hubungan seksual, dan
transfusi darah yang terinfeksi.
lanjutan….
Masa inkubasi penyakit virus Zika tidak jelas secara pasti, tetapi masa
inkubasinya yang pasti hanya beberapa hari. Gejala-gejalanya mirip
dengan infeksi arbovirus lain seperti demam berdarah, diantaranya
demam, ruam, konjungtivitis, nyeri otot dan sendi, malaise, dan sakit
kepala. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan berlangsung selama 2-7
Add your title
hari. Sebagian besar kasus malah tidak menunjukkan gejala.
Add your words here,according to
Cara transmisi (penularan) your need to draw the text box
size.Please read the instructions
Virus Zika terutama ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi
and more work at the end of the
dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti, di daerah tropis dan
manual template.

subtropis. Nyamuk aedes biasanya menggigit di siang hari, memuncak


pada pagi dan sore hari / sore hari. Ini adalah nyamuk yang sama yang
mentransmisikan demam berdarah, chikungunya dan demam
kuning.Virus Zika juga ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan,
melalui kontak seksual, transfusi darah dan produk darah, dan
transplantasi organ.
Lanjutan…..

Treatment / Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik untuk penyakit virus Zika; pengobatan ditujukan sebagai
terapi suportif dan simptomatis. Beberapa langkah dalam tatalaksana kasus adalah
sebagai berikut:Melakukan pengobatan terhadap gejala klinis kasus dengan obat-
obatan yang sesuai.Rumah sakit yang merawat kasus penyakit virus Zika harus
memastikan kembali bahwa rumah sakit telah bebas vektor dengan cara melakukan
PSN 3M Plus secara intensif.Pada pasien hamil yang positif terinfeksi virus Zika harus
digali informasi usia kehamilan, taksiran persalinan, pasangan seksualnya, dan
dilakukan monitoring perkembangan janin melalui pemeriksaan USG untuk
mendeteksi adanya kelainan. Persalinan harus dilakukan di rumah sakit rujukan
regional/provinsi/nasional, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada
bayi yang dilahirkan, seperti kemungkinan bayi terinfeksi dan lahir pada masa
viremia atau memiliki kelainan bawaan dan atau gangguan neurologis.
PERILAKU NYAMUK ANOPHELES PUNCTULATUS DONITZ
DAN KAITANNYA DENGAN EPIDEMIOLOGI MALARIA DI
DESA DULANPOKPOK KABUPATEN FAKFAK PROVINSI
PAPUA BARAT
Anggun Ummi Khaira
2201561
Abstract
Malaria adalah merupakan masalah serius kesehatan
masyarakat di Indonesia. Daerah dengan kasus malaria
klinis tinggi dilaporkan dari Kawasan Timur Indonesia
antara lain Provinsi Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Tengah.
Kecamatan Fakfak merupakan salah satu wilayah di
Kabupaten Fakfak yang mempunyai masalah malaria
tertinggi. Angka malaria positif (annual parasite
incidence/API) di Kecamatan Fakfak selama tiga tahun
berturut-turut adalah 147,5‰ (2007), 221,6‰ (2008)
dan 174,6‰ (2009).
Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Asmat adalah dilaporkan sebagai daerah endemis
malaria di Propinsi Papua.(Global Fund Papua, 2011). Nyamuk Anopheles farauti adalah salah
satu vektor malaria di wilayah tersebut. Upaya pengendalian malaria telah dilakukan namun
kasus malaria masih banyak ditemukan. Pengendalian malaria akan memberikan hasil
maksimal jika ada kecocokan antara perilaku vektor dan program yang dilakukan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui beberapa faktor bionomik (perilaku) nyamuk vektor malaria
An. farauti di ekosistem pantai (Kabupaten Biak Numfor) dan ekosistem rawa (Kabupaten
Asmat); yaitu:(a). kepadatan (b) umur dan (c) perilaku mencari darah. Metode yang digunakan
adalah human landing collection, resting collection dan ELISA pakan darah.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa padat populasi nyamuk An. farauti dan tidak memiliki hubungan positif
dengan jumlah penderita malaria pada kedua wilayah penelitian. Aktifitas nyamuk An. farauti
mencari darah di ekosistem pantai dan rawa berlangsung sepanjang malam namun paling
banyak beraktivitas pada pukul 18.00-19.00. Spesies tersebut diketahui lebih banyak
melakukan aktifitas mencari darah di luar rumah. Perkiraan umur populasi nyamuk An. farauti
di ekosistem pantai berkisar antara 16-18 hari, sedangkan di ekosistem rawa adalah 12-14 hari.
Padat populasi, perkiraan umur dan perilaku mencari darah menunjukkan bahwa nyamuk An.
farauti di ekosistem pantai dan rawa memiliki potensi menjadi vektor malaria yang efektif.
TERIMA KASIH
Penyakit PES BUBO
Nama: Febi Yeni Sanesti
2201565

ὓ PES BUBO
Wabah pes adalah penyakit utama yang bisa menulari
manusia.
Namanya dalam bahasa Inggris 'bubonic' diambil dari
gejala-gejala yang ditimbulkannya, yakni pembengkakan
kelenjar getah bening atau 'bubo' yang terasa nyeri di
Infeksi bakteri atau
selangkangan yangketiak.
jarang namun serius akibat
kutu.
Bubonic plague (penyakit pes) disebabkan oleh
bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini dapat
menyebar melalui kontak dengan kutu yang
terinfeksi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,
WHO, dari tahun 2010 sampai 2015
terdapat 584 kematian dari 3.248 kasus
pes yang dilaporkan di seluruh dunia.

Gambar penyakit Pes Bubo:


Penyakit :
Pes bubo
Lokasi :
Eurasia, Afrika Utara
Tanggal :
1346–1353
Kematian :
75.000.000–200.000.000 (perkiraan)
"Penelitian kami menyebutkan bahwa
untuk mencegah penyebaran wabah
tersebut, aspek kebersihan di masa yang
akan datang sangat penting
diperhatikan," kata Prof Stenseth

Pengobatan Penyakit Pes


Pes merupakan penyakit yang dapat
membahayakan nyawa sehingga harus diatasi
sedini mungkin. Pengobatan penyakit pes
juga dapat dilanjutkan sampai beberapa
minggu setelah gejala mereda.

Anda mungkin juga menyukai