Anda di halaman 1dari 36

PENYAKIT VIRAL

PADA NON RUMINANSIA


AVIAN INFLUENZA
• Penyakit disebabkan virus, berjangkit di
dunia sejak 1982. Penyakit exotic yang relatif
baru di Indonesia (Thn 2003).
• Penyakit ini menyerang bangsa burung /
unggas khususnya ayam dan unggas2 lain.
• Di Indonesia masih perlu kajian mendalam
adanya flu burung menular ke manusia
diperlukan data yang akurat untuk
membuktikannya
• Tetapi pencegahan dini harus senantiasa
dilaksanakan dengan ketat untuk, mencegah
penyebaran lebih lanjut.
VIRUS AVIAN INFLUENZA

• Virus RNA (genome: 8 segmen)


• Family: Orthomyxoviridae
• Genus: Virus influenza tipe A
• Subtipe: berdasarkan antigen
permukaan (surface antigens)
– Dua surface protein utama:
• Antigen Haemagglutinin (H): 1-15
• Antigen Neuraminidase (N): 1-9
– 135 kemungkinan kombinasi
SUMBER PENULARAN
• Langsung dari ayam ke ayam, atau
unggas lain / unggas liar (burung, itik)
melalui:
• Sekresi / lendir hidung
• Air liur
• Kotoran unggas
• Penularan langs dari unggas
• Ke manusia?
GEJALA AI
• Manusia, Gejala flu burung biasa seperti flu yang lain
yatu: demam, batuk, kerongkongan luka dan nyeri pada
otot-otot serta sendi-sendi. Bisa terjadi infeksi pada
mata, pneumonia (radang paru-paru), susah bernafas
secara akut, sesak nafas dan seperti kecekik disertai
komplikasi lainnya dan akhirnya mati karena kekurangan
oksigen.
• Pada unggas, Gejalanya tiba-tiba mati mendadak,
kehilangan energi dan nafsu makan. Pada ayam petelur
terjadi penurunan produksi telur. Kulit telur agak tipis
cenderung agak lembek, tidak bertelur setiap hari.
Bengkak pada kepala, kelopak mata dan jengger. Warna
merah hilang menjadi ungu pada jengger atas dan
bawah, serta pada kaki terlihat belang-belang merah
ungu seperti dikerokin (TAHC and USDA, 2003).
Daging Ayam
Standar yang berlaku:
1. Bersih, dikemas, berlabel.ASUH
2. Dijual di tempat yang bersih dan memenuhi syarat, tidak
dicampur dg jeroan, daging, ikan dan sayur agar tdk
kontaminasi silang.
3. Warna putih, tektur kenyal

Cara Memasak Daging


• Daging di cuci bersih
• Di laburi dengan asam (pH 3-5) → mengurangi kontaminasi
MO patogen termasuk virus
• Perebusan / penggorengan 600C 5 menit, atau 850C→1
menit virus mati
• Virus mati dengan bahan-bahan kimia
TELUR
• Telur harus di pilih yang kulitnya keras
• Bersih, tidak ada kotoran menempel
• Telur kotor harus dicuci dengan
air panas 55-600C
• Perebusan telur 600C selama 5 menit
atau 850C selama 1 menit
Strategi Penanggulangan
(Direktorat Kesehatan Hewan 2004)
• Peningkatan biosekuriti
• Vaksinasi
• Depopulasi (pemusnahan terbatas) di daerah tertular
• Pengendalian lalu lintas unggas, produk unggas dan
limbah peternakan unggas
• Surveilans dan penelusuran (tracing back)
• Pengisian kandang kembali (restocking)
• Stamping-out (pemusnahan menyeluruh) di daerah
tertular baru
• Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
• Monitoring dan evaluasi
PROSEDUR YANG HARUS
DIIKUTI SETIAP PETERNAK
• Dilarang mengeluarkan unggas sehat yang sekandang
dengan yang sakit keluar dari peternakan, akan tetapi
harus dimusnahkan
• Dilarang mengeluarkan kotoran unggas atau limbah
peternakan
• Peningkatan BIOSEKURITI termasuk mengawasi setiap
lalu lintas barang, peralatan, pakan, orang dari dan
keluar peternakan
• Harus melakukan prosedur DEKONTAMINASI apabila
peternakan sudah tertular untuk menghilangkan kontak
antara unggas tertular dengan seluruh media yang bisa
tercemar oleh virus
Newcastle Desease (ND)
Penyebab : paramyxovirus
• Strain ND terbagi atas :
• mild strains (lentogenic), sering digunakan
sebagai vaksin
• medium strength strains (mesogenic)
• virulent strains (velogenic)
Penularan :
• mudah menular (highly contagius)
• menular melalui kotoran, peralatan, alat
transportasi, pekerja, burung, maupun udara.
Tanda-tanda klinik
a. Antemortem :
• Tingkat kematian tinggi
• produksi telur menurun (30-50% atau lebih)
• kerabang telur tipis bahkan tidak berkerabang
• Paralysis dan gangguan pada syaraf
• Gangguan pernafasan
b. Postmortem :
• inflamasi pada trakea
• kantung udara terdapat lesions (luka) dan
berbuih
• bercak darah/pendarahan pada proventrikulus
dan intestines
Diagnosa :
• Uji serulogik dan uji swabs yang berasal
dari trakea dan kloaka (uji serulogik dapat
membedakan antara Infectious bronchitis
atau infectious laryngotracheitis dengan
ND.
Kontrol dan pengobatan :
• belum ada pengobatan untuk ND
• vaksinasi dan sanitasi (cara terbaik dalam
control ND)
Infectious Bursal Desease
(IBD, Gumboro)

• Penyebab : birna virus (serotype 1). Strain virus


tersebut sangat stabil dan sulit untuk
dimusnahkan. Virus tersebut menyerang Bursa
of fabricious, yaitu salah satu organ penting
dalam system imun pertumbuhan anak ayam.
• Penularan : sangat mudah menyebar dari satu
ayam ke ayam yang lain melalui kotoran.
Pakaian, peralatan, dan transportasi yang
terinfeksi (antar peternakan).
• Ternak : ayam dan kalkun
Tanda-tanda klinik (akut) :
• Kematian mendadak
• Stress, bulu kusut, dan kadang mematuk kloakanya.
• Morbidity dan mortality dimulai pada hari ke-3 setelah
terinfeksi, dan mencapai puncak pada hari ke-5 sampai
hari ke-7.
• Mortalitas dapat mencapai lebih dari 90% tergantung
dari virulensinya. Umumnya mortalitas antara 10-20%.
• Umumnya mortalitas pada ayam petelur lebih tinggi
daripada ayam pedaging.
• Mortalitas umumnya disebabkan karena dehidrasi (ada
perlukaan pada ginjal).
• Pendarahan pada otot paha dada.
• Pendarahan juga terjadi pada pertemuan antara
proventriculus dan gizzard.
• Perlukaaan pada daerah bursal
• Diagnosa : Pada kondisi akut terjadi pembesaran
dan bergelatin pada Fabricious Bursa, bahkan
sampai berdarah. Sedangkan pada kondisi kronis,
terjadi pengecilan pada bursa (atrophy).
• Kontrol dan Pengobatan : Belum ada
pengobatan untuk IBD, vaksinasi pada induk
(parent breeders) dan anak ayam merupakan cara
terbaik pengontrolan IBD.
Mareks
• Penyebab : herpes virus, Herves Virus Turkey (HVT) pada
kalkun
• Penyebaran :
• Udara/angin (sehingga tanpa ada kontak langsung, dapat
menyebar)
• Virus menyerang saluran pernafasan
• Dapat menyebabkan lesions (tumor, cancer)
• Berdasarkan beberapa penelitian, mareks dapat menyebabkan
cancer, sehingga vaksin mareks untuk ayam merupakan
penemuan pertama yang efektif sebagai vaksin cancer untuk
semua species.
• Sangat menular, tapi tidak secara vertical (ke telur). Setelah
menetas sebaiknya anak ayam dipisahkan dari induk yang
terkena mareks.
• Umumnya menyerang pada umur 5-25 bulan
Tanda-tanda :
• Terdapat perubahan pada pupil mata (gray eye)
• Peka terhadap cahaya dan dapat menyebabkan
kebutaan
• Pada viscera terdapat tumor
• Terdapat nodul / tumor pada folikel bulu kulit
kaki ayam dan shank berwarna kebiruan.
Pencegahan :
• Sanitasi kandang
• Vaksinasi mareks
TERIMA KASIH
WASSALAM
Swine Flu
Prof. drh. Roostita L. Balia
Swine Influenza
• Swine influenza (SI) atau Flu Babi merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus yang dapat menyebabkan
epidemi akut pada pernafasan babi.
• Penyakit disebabkan oleh virus type A dari
Orthomyxoviridae family
• Keganasan dari SI bergantung pada variasi genetic dari
virus, terutama pada dua glycoprotein : hemagglutin (H)
and neuramidase (N).
• SI → morbiditas tinggi namun mortalitas rendah.
• Dapat menimbulkan infeksi endemik dan merupakan
potential zoonosis.
Virus
• Tidak tahan Desinfektan
• Tidak tahan Alkohol
• Tidak tahan Suhu di atas 70°C
• Virus dapat bertahan di luar sel hidup lebih
dari 2 mggu kecuali kondisi dingin (tidak
beku) dan inaktif oleh desinfektan.
• Virus dapat bertahan dalam Babi carrier
yang sehat lebih dari 3 bulan.
Penularan
• Babi sebagai sumber utama penularan.
• Strain Swine Influenza Virus dapat menular langsung
dari babi kepada manusia dan sebaliknya
• Outbreak 1918-1920 (Spanish Flu) yang membunuh
lebih 20 Juta orang, diakibatkan oleh SI yang mana
strain ini juga ditemukan pada outbreak 1976.
• Banyak bukti menyebutkan terjadi mutasi influenza virus
diantara babi, mamalia (termasuk mamalia laut) dan
burung.
• Mutasi genetik atau reassortment terjadi secara
langsung ataupun tidak langsung pada virus.
Mutasi Virus
• Komposisi genetik Virus Influenza sangat Labil
- Mudah mengalami mutasi
- Virulensi dan Patogenisitas sangat bervariasi
• Reseptor Virus Influenza pada berbagai sel
- Babi, mempunyai asam sialat (AS) α2,3
Galaktosa (GAL) yang ada pada burung dan
AS α 2,6 GAL yang ada pada manusia
• Sangat Mudah Menular
- Pola penularan sulit diketahui
Gejala Klinis
• Pada Babi : Demam, Anorexia, Batuk parah, Bersin-
bersin, Kurang nafsu makan, Gangguan pernafasan dan
penglihatan. Pada beberapa kasus tertentu dapat
menyebabkan keguguran.
• Babi yang di gembalakan dan Babi Muda lebih mudah
tertular.
• Sebagian besar babi pulih setelah 6 hari tertular, angka
kematian pada babi dewasa 1% namun bisa lebih tinggi
pada babi muda.
• Walaupun angka kematian rendah (1-4%), virus dapat
mengakibatkan hilangnya berat badan dan menghambat
pertumbuhan.
• Pada Manusia : Gejala sama dengan Influenza biasa
(Influenza Like Illness), pneumonia namun berakibat fatal.
Pencegahan Pada Babi
• Pencegahan penularan influenza pada babi dititik
beratkan pada pemeliharaan, penggembalaan dan
vaksinasi.
• Pemeliharaan harus memperhatikan hygiene,
penggunan desinfektan dan suhu ruangan untuk
mengendalikan virus di lingkungan.
• Dalam penggembalaan, jangan menyatukan babi yang
tertular ke dalam kelompok penggembalaan yang tidak
tertular dan juga tidak menyatukan babi dengan ternak
lain terutama unggas.
• Babi carrier berperan dalam penularan SIV ke tempat
baru yang belum terinfeksi, oleh karena itu sebaiknya
hewan baru di karantina.
• Kontrol dengan vaksinasi menjadi sulit mengingat mutasi
genetik yang terjadi pada virus.
Penularan dari Babi ke Manusia
• Sekresi pada hidung babi diidentifikasi
banyak mengandung virus yang dapat
menular lewat udara dalam jarak dekat.
• Babi dapat tertular oleh virus influenza
yang berasal dari burung dan manusia.
• Penularan dari babi ke manusia terjadi
apabila terjadi kontak langsung antara
orang dengan babi, oleh karena itu
sebaiknya menggunakan masker.
Penularan dari Manusia ke Manusia
• Penularan pada manusia terjadi melalui batuk, bersin
dan manusia menyentuh sesuatu dimana virus itu
berada lalu menyentuh hidung atau mulutnya.
• Flu babi pada manusia mudah menular pada lima hari
pertama sejak penularan dan mudah menulari Anak-
anak.
• Flu babi tidak menular melalui produk olahan babi.
• Rekomendasi : untuk mencegah penularan sebaiknya
melakukan prosedur standar dalam mencegah influenza
seperti mencuci tangan dengan sabun dan air atau
pembersih tangan yang mengandung alkohol.
Vaksinasi
• Vaksinasi efektif jika strain virus cocok dengan
vaksin yang digunakan.
• Vaksin tidak melindungi babi dari infeksi virus,
vaksin hanya menjaga babi agar tidak sakit tapi
tidak menghalangi infeksi atau shedding virus.
• Vaksinasi untuk Swine Influenze Virus (SIV)
komesial menggunakan isolat H3N2, hingga
saat ini tersedia 97 jenis isolat dan hanya 41
isolat yang memiliki reaksi yang kuat.
• Vaksin untuk strain H1N1 terbaru direncanakan
sudah tersedia pada Juni 2009.
Penutup
• Flu Babi disebabkan oleh Virus Influenza Tipe A
• Timbul strain baru karena adanya mutasi genetis
virus di dalam tubuh babi
• Penularan terjadi karena adanya kontak
langsung dengan penderita
• Penularan tidak melalui produk olahan
• Hidup bersih, mencuci tangan dengan sabun
atau alkohol dapat mencegah penularan.
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai