Anda di halaman 1dari 28

Epidemiologi Avian Influenza

Kelompok 3
Dhea Kurnia Maimanah 02.12.18.009
Jimi Munawar 02.12.18.015
Misbahul Mu’arif 02.12.18.017
Septi Nur Hikmah Sari 02.12.18.029
Zoel Hambali 02.12.18.030
Agen Penyebab Penyakit

Penyebab avian influenza (AI) merupakan


virus ss-RNA yang tergolong family
Orthomyxoviridae, dengan diameter 80-120
nm dan panjang 200-300 nm. Virus ini
memiliki amplop dengan lipid bilayer dan
dikelilingi sekitar 500 tonjolan glikoprotein
yang mempunyai aktivitas hemaglutinasi
(HA) dan enzim neuraminidase (NA).
Virus influenza dibedakan atas 3 tipe
antigenik berbeda, yakni tipe A, B dan C.
Tipe A ditemukan pada unggas, manusia,
babi, kuda dan mamalia lain, seperti
cerpelai, anjing laut dan paus. Tipe B da C
hanya ditemukan pada manusia.
Karakteristik Agen Penyakit
Karakteristik Agen Penyakit
• Virus influenza diklasifikasikan dalam tipe A, B atau C berdasarkan
perbedaan sifat antigenik dari nu-kleoprotein dan matriks proteinnya. Pada
virus influ-enza A dan B, faktor penentu antigenik terutama beru-pa
glikoprotein transmembran hemaglutinin (HA) dan neuroaminidase (NA)
yang mampu menimbulkan respons imun dan respons yang spesifik terhadap
subtipe virus. Hemagglutinin (HA) mempunyai aktifitas dalam pelekatan
reseptor, sedangkan neurominidase (NA) mempunyai aktifitas sialidase yang
dibutuhkan untuk melepas progeni virus dari permukaan sel.
Patogenitas
• Patogenesis merupakan sifat umum virus dan da-lam virus avian influenza
merupakan bakat pilogenik yang sangat tergantung pada sebuah konstelasi gen yang
optimal yang mempengaruhi tropisme (reaksi ke arah atau menjauhi stimulus) dari
jaringan dan reservoir, efek tifitas replikasi dan mekanisme penghindaran imu-nitas.
• Bentuk virus avian influenza yang sangat patogen sampai saat ini secara eksklusif
ditimbulkan oleh subtipe H5 dan H7. Biasanya virus-virus H5 dan H7 bertahan
stabil dalam hospes alamiahnya dalam bentuk berpatogenisitas rendah. Dari hospes
alamiahnya, virus avian influenza dapat ditularkan ke kawanan unggas ternak
Stabilitas
• Sifat Virus avian influenza adalah dapat meng-hemaglutinasi sel darah merah
unggas. Virus Influenza ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Di dalam tinja unggas dan
dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama. Namun, virus ini
sensitif terhadap panas pada suhu 560C selama 3 jam atau 600C selama 30
menit, serta suasana asam pada pH 3. Virus influenza H5N1 pada awalnya
diperkirakan menyebar melalui burung-burung liar yang secara periodik
melakukan migrasi pada setiap perubahan musim.
Inang yang Peka Terhadap Penyakit

Virus influenza tergolong virus dengan genom


bersegmen, sehinga mudah mengalami mutasi.
Mutasi dapat terjadi melalui proses antigenic drift
dan antigenic shift, sehingga sulit dikenal oleh
sistem kekebalan inang.
Lanjutan
Antigenic drift merupakan keadaan di mana virus AI mengalami mutasi
dengan adanya perubahan urutan nukleotida pada gen HA atau NA atau
keduanya. Sifat virus ini selalu dikaitkan dengan timbulnya suatu
epidemi dari penyakit tersebut, Walaupun subtipenya sama, tetapi
mempunyai nilai homologi yang berbeda di antara subtipe tersebut.
Berkaitan dengan reaksi netralisasi yang dilakukan oleh antibodi maka
terlihat sangat erat hubungannya dengan epitop (antigenic determinants)
yang dimiliki oleh protein HA dan NA. Protein permukaan HA
memiliki 5 epitop dan protein NA memiliki 4 epitop. Bila terjadi mutasi
pada gen HA dan NA, karena sifat antigenic drift, maka dapat merubah
susunan atau bahkan menghilangkan epitop yang terdapat pada HA dan
NA, sehingga tidak dapat dikenali oleh antibodi yang sudah ada di dalam
tubuh unggas dan tidak bisa diatasi oleh vaksin yang ada.
Lanjutan

b. Antigenic shift merupakan aktivitas rekombinan dari


dua macam virus influenza A yang menghasilkan segmen
gen baru. Aktivitas ini mengakibatkan antibodi yang
sudah terbentuk di dalam tubuh tidak dapat menetralkan
sama sekali virus baru tersebut. Hasil dari rekombinasi ini
akan menghasilkan subtipe baru yang dapat menimbulkan
pandemi
Etiologi
• Penyebab: Virus AI, famili Orthomyxoviridae
• Virus strain A ini dibedakan menurut tipe hemagutinin (H) &
neuramidase (N)
• Subtipe H5N7 diperkirakan penyebab wabah dengan tingkat
kematian yang tinggi.
• Subtipe H5N1 dpt bermutasi secara genetik dgn subtipe lain
sehinggga dapat menular ke manusia
• H5N1 menyebabkan wabah flu di Hongkong th 1997
11
Etiologi

• Virus AI dapat hidup selama 15 hr di luar jaringan hidup


• Akan mati pada suhu 80 drjt C selama 1 menit
• Virus pada telur akan mati pada suhu 64 drjt C selama 5 menit.
• Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari & pemberian
disinfektan

12
Determinan
Agen

Disebabkan oleh H5N1, namun Gen yang


berhubungan dengan sebaran hospes serta
kemampuan infeksi terhadap sel inang
adalah HA, NA, dan PB sebagai protein
penting yang erat kaitannya dengan reaksi
antigen dan antibodi sel inang.
Inang

• Terdapat 3 jenis Avian Influenza, yaitu


A, B, dan C
• Perubahan sebaran inang virus AI
ditemukan terjadi dalam 2 mekanisme
yaitu shift (cepat) dan drift (lambat)
Lanjutan

• Shift antigenik terjadi karena gene reassortment


(pertukaran atau pencampuran gen) yang terjadi pada 2
atau lebih virus influenza tipe A sehingga terjadi
pembentukan galur virus baru
• Drift antigenik merupakan perubahan stuktur antigenik
minor pada antigen permukaan H dan/atau N. Drift
antigenik ini berlangsung lambat, progresif dan
cenderung terbatas persebarannya
Lingkungan

• Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada


disekitar informan yang mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
kesehatan informan
Lingkungan meliputi

• Kondisi Tempat Tinggal • Kotoran Unggas


• Jarak Tempat Tinggal dengan Unggas • Perlindungan Diri (Proteksi)
• Jumlah Unggas • Sumber Makanan Unggas
• Kondisi Kandang Unggas • Burung Liar di Sekitar Tempat Tinggal
• Keadaan Udara • Keadaan Tanah
INFEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA
Virus Avian Influenza (H5N1) dapat menyebar dengan cepat di
antara populasi unggas dengan kematian yang tinggi serta
teridentifikasi bersifat zoonosis, yaitu menular dari hewan ternak ke
manusia.
Kondisi optimal yang membuat virus itu dapat bertahan hidup antara
lain di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada
0°C. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat
bertahan lebih lama, tapi mati pada pemanasan 60°C selama 30
menit. Virus AI sendiri mempunyai masa inkubasi selama 1- 3 hari.
Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas lain ke
unggas lainnya dengan cara sebagai berikut :

1. Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka.


2. Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata hewan yang
terinfeksi.
3. Melalul kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung.
4. Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang terkontaminasi
dengan virus
5. Melalui pakan, air dan peralatan kandang yang terkontaminasi.
6. Melalui udara yang terkontaminasi dari unggas yang terkena flu
burung.
Awalnya flu burung hanya akan ditemukan pada burung-burung liar,
kemudian virus ini juga ditemukan pada ayam, puyuh, itik, kalkun, dan
babi. Virus Avian Influenza hidup dalam saluran pencernaan unggas.
Udara yang kotor bercampur dengan feses kering ayam yang terjangkit
flu burung akan terhirup oleh ayam lain.
Ayam dan unggas lainya yang terkena flu burung ditandai dengan warna
biru pada kulit, terutama di kaki, pial dan jengger. Gejala lain yang
muncul, diantaranya pembengkakan di daerah kepala dan muka serta
adanya cairan yang keluar dari hidung dan mata.
PENULARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA
KE MANUSIA
Orang yang terserang flu burung menunjukan gejala seperti terkena flu
biasa. Orang yang terkena flu burung mengalami kenaikan suhu tubuh
sampai 39°C, sakit tenggorokan, batuk, sesak nafas dan mengeluarkan
lendir bening dari hidung. Kondisi ini dapat diikuti dengan penurunan
daya tahan tubuh yang menurun dengan sangat cepat karena biasanya
penderita tidak memiliki nafsu makan, diare dan muntah.
Pada dasarnya virus Avian Influenza akan menyerang seseorang yang
kondisinya tidak sehat. Untuk itu, menjaga kesehatan dengan cara
mengonsumsi makanan yang bergizi, melakukan kegiatan olahraga
secara teratur, serta menerapkan pola hidup sehat akan bisa
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Periode Inkubasi
Penyakit & Periode
Penyakit dapat
Menularkan
• Masa inkubasi flu burung adalah 2-8 hari, yaitu lebih lama
dari flu biasa. Pada beberapa kasus bahkan bisa mencapai
17 hari.

• Flu burung dapat menular 7 hari sejak ada gejala flu


burung pertama kali. Biasanya manusia tidak akan tertular
selama 5 hari
Maintenance Infeksi
(Pemeliharaan
Infeksi/Penyakit)
Penanganan untuk yang terkena penyakit AI biasanya ditangani
dengan melakukan isolasi. Tujuannya jelas untuk meminimalisir
terjadinya penularan. selain itu, juga dianjurkan untuk minum
banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan
minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan
meresapkan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak
berkembang makin parah. Pemberian obat antivirus juga
bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan membuat peluang
hidup pasien tetap besar.
Andaikan flu burung sudah menimbulkan komplikasi, maka
penanganannya akan disesuaikan dengan komplikasi yang timbul,
contohnya pneumonia. Pasien yang mengalami kondisi ini
biasanya haru dibantu dengan ventilator di rumah sakit untuk
membantu mengurangi kesulitan bernafas. Selain itu, pemberian
obat-obatan antibiotik harus terus dilakukan sampai pneumonia
sembuh.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai