Dalam usaha peternakan pengobatan merupakan kegiatan yang tidak dikehendaki oleh peternak,
karena tidak satupun peternak yang ingin ternaknya sakit. Dengan demikian sehingga apabila ada
ternak yang sakitpun kadang tidak diobati apabila secara perhitungan biaya pengobatan lebih
tinggi dibanding dengan harga ternak yang dipelihara. Meskipun hal tersebut sangatlah menyiksa
ternak yang sakit akan tetapi karena dituntut untuk untung secara finansial sehingga kadang
terpaksa tidak dilakukan pengobatan dan langkah terahir biasanya ternak yang sakit langsung di
jual atau dipotong apabila sudah layak jual atau potong, karena takut menjadi agen penyakit.
Agen penyakit merupakan mikroorganisme yang terdapat di dalam lingkungan seperti virus,
bakteri, fungi dan parasit baik yang di dalam (endoparasit) maupun yang diluar tubuh ternak
(ektoparasit). Adanya penyakit terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agen penyakit, inang
(ternak) dan lingkungan. Di alam, mikroorganisme selalu berinteraksi dalam keadaan harmoni
(seimbang) apabila tubuh ternak mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap infeksi
mikroorganisme tersebut. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan
ketidakseimbangan interaksi tersebut, misalnya menguntungkan di sisi mikroorganisme, dan
merugikan kondisi hewan ternak yang dipelihara, maka terjadilah penyakit pada ternak dengan
derajat yang bervariasi.
a. Identifikasi jenis – jenis penyakit
Menentukan jenis – jenis penyakit tidaklah mudah karena banyak penyakit dengan gejala yang
sangat mirip atau bahkan secara kasad mata sama akan tetapi kenyataan penyakitnya beda . Perlu
kita sadari bahwa penyebab penyakit hampir semuanya kasat mata dengan demikian menjadikan
sulit dalam menentukan jenis penyakit yang menyerang pada ternak kita. Dengan demikian dulu
kadang peternak dalam melakukan pengobatan sering mengalami kebingungan sehingga tidak
tepat sasaran. Namun berkat kemajuan teknologi pada era sekarang sudah sangat jarang peternak
melakukan kesalahan karena sudah banyak doktar hewan yang didukung oleh perlatan yang
memadai. Jika ada suatu gejala ternak sakit dan sulit untuk ditentukan langkah terakhir biasanya
langkah terakir melakukan uji laboratorium untuk menentukan kejelasan suatu penyakit. Jenis–
jenis penyakit pada ternak diantaranya adalah penyakit menular dan penyakit tidak menular.
b. Penyakit Tidak Menular.
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang memang tidak bisa ditularkan baik secara kontak
langsung maupun lewat udara. Timbulnya penyakit ini kebanyakan karena kesalahan
pengelolaan dan rata-rata bisa diatasi atau tertolong. Meskipun demikian kita harus tetap hati -
hati dalam memelihara ternaknya karena dapat berdampak kematian. Beberapa penyebab
penyakit ini diantaranya adalah:
1) Lingkungan yang tidak nyaman.
Penyakit yang di sebabkan oleh perubahan cuaca atau cuaca ekstrim sehingga menimbulkan
stress atau cekaman dan juga bisa di karenakan kepadatan kandang atau kebersihan kandang.
2) Ganguan Nutrisi .
c. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang memang dapat di tularkan baik secara kontak langsung
maupun melalui udara. Penyakit menular jauh lebih berbahaya dan di takuti oleh peternak karena
selain menular kepada ternak juga ada yang dapat menular kepada manusia.dan yang berdampak
sangat buruk karena dalam waktu tidak lama bisa menimbulkan kematian yang cukup banyak,
dan ada beberapa penyakit menular yang sulit ditangani bahkan tidak bisa diobati.Beberapa
penyebab penyakit menular diantaranya adalah :
Penyakit penyebab virus pada unggas :
1) Radang hati benda inklusi (inclusion body hepatitis)
2) Ensefalomietis unggas (epidemik tremor)
3) Gumboro (infectius brusal disease)
4) Tetelo (newcastle disease)
5) Bronkhitis menular (infectius bronkhitis)
6) Laringo trakeitis menular (infectious laryngo trakheitis)
7) Cacar unggas (avian dhiptera)
8) Influensa unggas (avian influensa)
9) Leukosis unggas (limffosid leukosis )
10) Marek (leukosis akuta)
Sumber http://www.bbalitvet.org/index.php?option=com_conte
Bovine viral diarrhea (BVD) merupakan penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus
BVD, mudah ditularkan diantara sapi dan telah menyebar ke seluruh dunia. Umumnya infeksi
paska kelahiran bersifat non klinis, peningkatan temperatur biphasic (terjadi dua kali peningkatan
suhu badan) dan leukopenia yang diikuti peningkatan zat kebal/antibodi yang dapat dideteksi
dengan uji serum netralisasi.
Infeksi dapat dilihat melalui diagnosis serologik, virologik dan munculnya tanda klinis serta
adanya lesi patologik
Anthrax
Gambar 22. Mekanisme penyebaran penyakit anthrak pada sapi
Sumber http://www.bbalitvet.org/index.php?option=com_conte
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis
dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang
herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia
karena terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora
antraks dalam kadar tinggi. Penyakit antraks atau radang limpa merupakan penyakit yang disertai
bakteriemia pada kebanyakan spesies hewan. Antraks telah tersebar diseluruh dunia terutama di
negara tropis namun umumnya terbatas pada beberapa wilayah saja. Antraks disebabkan oleh
Bacillus anthracis, dan bakteri ini dapat membentuk spora bila terdedah udara dan tahan hidup
hidup di tanah, di lingkungan yang panas dan bahan kimia atau desinfektan. Apabila terjadi
perubahan ekologik seperti datangnya musim hujan,