Baca juga Pencegahan dan Pengobatan 32 Jenis PENYAKIT AYAM (Unggas) yang
Disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur dan Parasit (Page 3)
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin. Seperti penyakit
virus yang lain, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan efektif.
Baca juga 32 PENYAKIT pada AYAM (Unggas), Gejala Klinis dan Cara Pengendaliannya
(Page 2)
Gejala Klinis : Hampir semua infeksi Adenovirus tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas. Jengger
kelihatan pucat, pial dan kulit muka juga pucat, depresi, lemah dan kemungkinan diikuti dengan penyakit
lainnya. Gangguan pernafasan sering terjadi pada anak ayam dan pada ayam dewasa kadang terjadi
penurunan produksi telur.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan infeksi paling baik dilakukan dengan praktek manajemen
pemeliharaan yang optimal. Seperti pada penyakit yang disebabkan virus lainnya, belum ada pengobatan
untuk penyakit ini.
Baca juga 20 Ciri-ciri FLU BURUNG (Avian Influenza) pada Unggas, Cara Penularan dan
Pengobatan Flu Burung
Gejala Klinis : Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis yang ditimbulkan juga bermacam-
macam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan disertai dengan gangguan syaraf,
atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan digesti.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat
kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan
vitamin dan mineral.
1. Penyakit Chlamydiosis
Penyebab : Chlamydiosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri obligat intraseluler
Chlamydophila. Mikroorganisme ini memiliki siklus hidup yang unik dan menyebabkan peradangan dari
ringan sampai berat pada hewan dan manusia. Agen penyebab chlamydiosis digolongkan ke dalam
ordo Chlamydiales. Chlamydiales ada 2 genus
yaitu chlamydia dan chlamydophila. Psittacosis atau Ornithosis adalah penyakit menular yang
disebabkan Chlamydophila psittaci.
Gejala Klinis : Gejala klinis yang ditemukan adalah demam dan anoreksia. Setelah dua minggu, bakteri
dapat ditemukan dalam air ludah. Organisme ini juga menyebabkan bintik peradangan pada paru. Infeksi
dapat menyebabkan diare, gangguan pernafasan, konjungtivitis dan nasal discharge (sekresi hidung),
enteritis, hepatitis dan splenitis.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan tindakan biosekuriti
dengan peningkatan sanitasi dan kebersihan kandang. Pengobatan psittacosis dapat
menggunakan khlortetrasiklin dengan dosis 2 mg/hari selama 21 hari. Pada kalkun dosis 40 mg/L air minum
selama3 minggu.
4. Penyakit Coryza
Penyebab : Penyakit Coryza disebabkan oleh bakteri, berbentuk batang yang pleomorfik tidak bergerak,
bersifat gram negatif dan disebut Hemophilus gallinarum. Coryza adalah penyakit menular pada unggas yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit biasanya bersifat akut sampai subakut dan dalam progresnya
biasanya menjadi kronis.
Gejala Klinis : Dari hidung keluar eksudat yang mula-mula berwarna jernih dan encer tetapi lambat laun
berubah menjadi kuning kental dan bernanah dengan bau khas. Sekitar lubang hidung terdapat kerak
eksudat yang berwarna kuning. Sinus inftraorbital membengkak sangat besar, unilateral maupun birateral.
Pencegahan dan Pengobatan : Cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan
melaksanakan sanitasi dan manajemen peternakan yang baik. Pengobatan pada suatu flok dengan
sulfonamide atau antibiotik direkomendasikan. Berbagai macam sulfonamide seperti sulfadimethoxine,
sulfaquinoxaline, sulfamethazine semuanya efektif, tapi sulfadimethoxine merupakan obat yang paling aman.
Baca juga Jenis-jenis Penyakit Khas SAPI BALI dan Cara Pengobatannya
7. Penyakit Paratifoid
Penyebab : Infeksi paratifoid (paratifoid) merupakan suatu penyakit pada unggas yang disebabkan oleh
kelompok bakteri Salmonella sp., yang tidak termasuk Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum.
Penyakit ini dikenal juga dengan nama salmonelosis. Salmonellosis atau paratifoid disebabkan oleh
Salmonella sp. Selain Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum yang merupakan suatu kelompok
bakteri yang tidak mempunyai host yang spesifik.
Gejala Klinis : Infeksi pada ayam dewasa umumnya tidak menunjukkan gejala klinis tertentu. Infeksi akut
pada ayam dara atau ayam dewasa jarang terjadi pada kondisi alami. gejala klinis yang terlihat pada ayam
yang terinfeksi dengan Salmonella typhimurium, meliputi diare yang disertai oleh depresi dan kelemahan
umum, sayap menggantung dan bulu berdiri.
Pencegahan dan Pengobatan : Cara terbaik untuk menanggulangi Salmonelosis adalah mencegah
masuknya kuman Salmonella sp. ke dalam suatu kelompok ayam dengan praktek manajemen pemeliharaan
yang optimal. Obat-obatan yang dapat dipergunakan untuk ayam yang terserang salmonelosis adalah
antibiotik ataupun antibakteri.
8. Penyakit Pullorum
Penyebab : Pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum, yaitu suatu bakteri bersifat gram negatif,
tidak bergerak, berbentuk batang, fakultatif aerob dan tidak berspora, dan mampu bertahan di tanah hingga
satu tahun. Penyakit Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang menimbulkan kerugian ekonomi
yang besar, menyebabkan kematian yang sangat tinggi terutama pada anak ayam umur 1-10 hari.
Gejala Klinis : Gejala penyakit yang tersifat pada ayam ialah kelihatan mengantuk (mata menutup), jengger
kebiruan, bergerombol pada suatu tempat dan nafsu makan berkurang. Pada umumnya memperlihatkan
diare putih atau coklat kehijau-hijauan dan terdapat gumpalan seperti pasta di sekitar kloaka disertai
kelemahan kaki, sayap menggantung kusam, lumpuh karena arthritis, dan nampak sesak nafas.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan diutamakan pada sanitasi dan tata laksana serta manajemen
pemeliharaan yang baik. Pengobatan pullorum dapat dilakukan dengan penyuntikan antibiotik seperti cocillin,
neo terramycin ke dada ayam.
1. Penyakit Aspergillosis
Penyebab : Aspergillosis atau Brooder Pneumonia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh jamur atau
cendawan dari genus Aspergillus, yang paling patogen adalah Aspergillus fumigatus, Aspergillus
flavus dan Aspergillus niger. Penyakit ini menyerang manusia dan hewan. Pada unggas terutama menyerang
alat pernapasan.
Gejala Klinis : Dalam bentuk akut, aspergillosis menyebabkan hewan tidak mau makan, kelihatan
mengantuk, kadang membuka mulut karena kesulitan bernapas, bahkan mengalami kejang. Apabila
cendawan menginfeksi otak, akan menimbulkan gejala kelumpuhan dan gangguan syaraf lainnya. Jika terjadi
infeksi pada mata umumnya hanya menyerang salah satu matanya, hingga matanya tertutup oleh cairan
kental berwarna kuning dan ayam tumbuh lambat.
Pencegahan dan Pengobatan : Belum ada vaksin yang efektif untuk pencegahan. Hewan penderita
sebaiknya diisolasi. Pakan ternak dijaga jangan sampai terkontaminasi cendawan. Belum ada obat yang
efektif dan ekonomis untuk aspergillosis pada unggas.
2. Penyakit Candidiasis
Penyebab : Candidiasis merupakan penyakit mikal yang disebabkan oleh Candida. Candida telah dikenal
dan dipelajari sejak abad ke-18. Penyakit ini terutama disebabkan oleh hygiene yang tidak
baik. Candida dapat hidup sebagai saprobe tanpa menyebabkan kelainan pada berbagai permukaan tubuh
manusia dan hewan. Spesies Candida yang dikenal banyak menimbulkan penyakit baik pada manusia
maupun hewan adalah Candida albicans.
Gejala Klinis : Gejala pada ayam terserang candidiasis tidak terlalu spesifik, namun akibat penyakit ini
pertumbuhan ayam menjadi terhambat, bulu berdiri, atau ayam mengalami diare.
Baca juga 32 Jenis PENYAKIT UNGGAS (Ayam), Cara Pencegahan dan Pengobatannya
(Page 1)
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan candidiasis hanya bisa dilakukan dengan meningkat kan
standar sanitasi, menghindari pemberian obat, antibiotik, dan coccidiostat, serta menghindari stimulan
pertumbuhan berlebihan yang dapat mempengaruhi flora normal pada saluran pencernaan. Pengobatan
dapat dilakukan menggunakan cooper sulfat dengan takaran 1 : 2000 (1 bagian cooper sulfat dan 2000
bagian air minum).
3. Penyakit Ringworm
Penyebab : Ringworm adalah penyakit menular pada permukaan kulit yang disebabkah oleh cendawan.
Cendawan penyebab penyakit ini termasuk dalam kelompok Dermatophyta. Terdapat 4 (empat) genus
yaitu Trichophyton, Microsporum, Epidermophyton, dan Keratinomyces, yang menyebabkan penyakit badan
hewan adalah Trichophyton dan Microsporum.
Gejala Klinis : Pada unggas gejala klinis berupa bercak kecil berwarna putih kotor pada jengger, dapat
meluas ke bagian lain dari kepala terutama yang tidak berbulu. Selanjutnya pada bagian yang terluar dari
bercak tersebut akan tertutup oleh lapisan cendawan berbentuk seperti kerak berbutir.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan ringworm dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit dan
kesehatan tubuh hewan. Ringworm jenis tertentu dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatan dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan olesan atau pengobatan per oral melalui mulut. Obat yang
digunakan mengandung lemak, jodium sulfa atau asam salisilat.
Baca juga 20 Ciri-ciri FLU BURUNG (Avian Influenza) pada Unggas, Cara Penularan dan
Pengobatan Flu Burung
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan
sekitarnya. Untuk cacing yang yang ada di kelopak mata, diteteskan 1-2 tetes larutan cresol 5%, dibiarkan 2-
3 menit, tidak lama kemudian cacing yang hidup di belakang kelopak mata akan mati. Selanjutnya mata
dibersihkan dengan dengan aquades steril agar sisa larutan cresol hilang.
3. Penyakit Coccidiosis
Penyebab : Coccidiosis merupakan penyakit parasiter pada sistem pencernaan unggas akibat
infeksi protozoa genus Emeria. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyebabkan kerugian ekonomi
yang besar. Coccidiosis menyebabkan pertumbuhan unggas yang tidak optimal akibat menurunnya efisiensi
penyerapan nutrisi pakan. Pada kejadian yang kronis, penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang cukup
tinggi pada unggas.
Gejala Klinis : Unggas yang terinfeksi penyakit Coccidiosis menunjukkan gejala klinis berupa anoreksia,
depresi, bulu berdiri, kepucatan pada pial dan jengger, kekurusan, dan kematian.
Pencegahan dan Pengobatan : Pencegahan Coccidiosis pada unggas dapat dilakukan dengan penerapan
tindakan biosecurity dan pemberian vaksin secara teratur. Pengobatan Coccidiosis dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan yang bersifat coccidiostat atau coccidiocidal. Pemberian coccidiostat tidak
mengeliminasi seluruh parasit dari dalam tubuh tetapi hanya menekan jumlah parasit yang ada di dalam
tubuh.
4. Penyakit Gurem
Penyebab : Gurem (Ornithonyssus bursa) termasuk sub ordo Mesostigmata, sub kelas Ascari dan
kelas Arachnida. Hama ini sangat kecil dan sulit diberantas. Gurem menghisap darah, hidup bergerombol,
dan keluar pada malam hari. Gurem betina menghisap darah ayam sebanyak 0.077 mg atau jumlah yang
dihisap adalah 1.8 kali berat tubuh gurem.
Gejala Klinis : Akibat dari serangan parasit ini antara lain ayam kurang tidur, gelisah, stres, lesu, kurang
darah, dan terganggu saat mengeram, sehingga banyak telur tidak menetas. Gangguan gurem jika tidak
mendapat penanganan dapat menyebabkan penurunan produksi telur, bahkan bisa berhenti sama sekali.
Baca juga Jenis-jenis Penyakit Khas SAPI BALI dan Cara Pengobatannya
Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh unggas agar tidak mudah terserang penyakit.
Untuk mencegah penyebaran penyakit pada unggas.
Pemberian vaksin pada hewan ternak juga memiliki beberapa keuntungan, seperti:
Peternak dapat menekan biaya, karena pemberian vaksin pada awal beternak lebih baik daripada
mengobati hewan ternak yang sakit.
Kesehatan unggas meningkat dan tidak menutup kemungkinan produksinya juga meningkat.
Berdasarkan jenis antigennya, vaksin untuk unggas ada tiga jenis yaitu:
Vaksin Protozoa
Digunakan untuk menyembuhkan penyakit pada protozoa. Salah satu contoh vaksin protozoa adalah
vaksin coryza. Untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza. Vaksin diberikan dengan injeksi
pada dada atau paha.
Vaksin Viral
Banyak dikembangkan karena vaksin viral ini menyembuhkan penyakit yang disebabkan virus.
Contoh vaksin viral adalah Vaksin ND, Vaksin Gumboro dan Vaksin Al. Vaksin ini mencegah
timbulnya penyakit Newcastle Disease dan mencegah flu burung. Pemberian vaksin bisa melalui
injeksi pada otot dada dan dicampur pada air minum.
Vaksin Bakterial
Merupakan vaksin yang mengandung antigen dari bakteri.
Contohnya adalah Vaksin Mareks untuk mencegah penyakit Mareks diberikan pada DOC dengan cara
injeksi di bawah leher dan Vaksin ILT untuk membentuk kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya
infeksi pada laringotracheal diberikan dengan tetes mata, tetes hidung dan pemberian pada air minum.
Jenis vaksin juga dibedakan berdasarkan jumlah antigen, yaitu:
Vaksin Tunggal
Terdiri dari satu jenis antigen. Contohnya adalah vaksin ND. Tujuan vaksin ND adalah untuk
mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas.
Vaksin ini diberikan dengan tiga cara yaitu pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan injeksi
intramuskuler pada dada.
Vaksin Kombinasi
Terdiri dua atau lebih antigen yang dikhususkan untuk mencegah kedua jenis penyakit pada unggas
tersebut.
Pemberian vaksin sebaiknya dilakukan dengan dokter hewan atau orang yang ahli dalam bidangnya.
Referensi:
Ilmuhewan.com
Plengdut.com
https://8villages.com/full/petani/article/id/5ac5fc04c12fb5f55fda5ce2