1
Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL) yang dibebankan pada MK
Mampu menjelaskan dan menggunakan kembali keilmuan dasar kehutanan dan
perkembangan terkini serta menghubungkannya dalam pembangunan, pengelolaan,
dan pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari. (CPL-2):
mampu menjelaskan definisi, tujuan dan ruang lingkup pengolahan primer kayu
mampu mendeskripsikan proses pengolahan kayu dari kayu bulat menjadi kayu
gergajian kering siap pakai sebagai bahan baku industri lanjutan
Stakeholder:
1. HTI/petani HTR
2. Pengepul/Pedagang
kayu
Wood industry
3. Industri primer
Housing 4. Industri sekunder
5. Pedagang produk kayu
Furniture
Paper mill
Paper
Biomass Pyrolysis
(residue)
Power generation
Pengusahaan Hutan Rakyat
Investasi
Hasil
Hutan
Pengolahan
8
(%)
0
10
20
30
40
50
60
70
Pe Pe
Pe da ta
ga ni
da
ga n g
ng pe
ka ng
yu um
ke pu
ci l
l/
m
en
Pe en
ga
da h
ga
ng
ka
yu
be
In sa
du r
st
ri
In pe
du ng
st ra
ri j in
In fu
du rn
st itu
ri re
fu ke
rn ci
l
yang Dinikmati Stakeholder
itu
re
m
In en
du en
st ga
ri h
Fu
rn
i tu
re
be
Industri Kayu
Pe sa
ng r
ec
er
Sektor Pengolahan/
fu
rn
itu
re
Proporsi Nilai Tambah Kayu Pasca Panen
Nilai Tambah Produk Hasil Pengolahan
Kayu Bulat
Vol (m3) Harga (Rp)
1 3,500,000
Kayu Gergajian
Vol (m3) Satuan/m3 Harga (Rp)
Mebel
Jumlah Harga
Vol (m3) (pcs) (Rp)/pcs Harga (Rp)
11
Tujuan
Memperoleh kayu dengan kualitas
dan nilai yang lebih tinggi.
Memperoleh produksi dan
rendemen yang maximum.
Mengeluarkan biaya yang minimum
Mempertinggi produktifitas hutan.
Penyimpanan kayu
Pengetaman Manufacture
gergajian
Penyimpanan hasil
kayu olahan
Pengiriman
Pelanggan
1. Memperhatikan panjang
sortimen yang umum
dipakai/sortimen permintaan
khusus.
2. Memperhatikan cacat-cacat
kayu yang mengurangi kualitas
kayu.
3. Mempertimbangkan
kemudahan dalam angkutan.
4. Potongan sebisa mungkin
tegak lurus arah panjang kayu
Pengupasan Kulit
Penggologan
Pemotongan Panjang Batang Pengetaman
kualita
Pembelahan Pertama Pembelahan ulang
Pemotongan Ujung
Pemilahan Pengepakan
Penumpukan
Pengiriman
Pengeringan
A. Gergaji Rantai
B. Gergaji Tunggal Bolak Balik
C. Gergaji Ram
D. Gergaji Pita
E. Gergaji Bundar
Teknan/dorongan
• Gergaji pita memiliki giwaran lebih tipis, limbah lebih sedikit, dapat
memotong dengan daya lebih kecil, lebih aman dari kayu yang
terdorong balik.
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 31
Bagian-bagian gergaji pita/bandsaw
Lempengan
Keping tempat balok
pemandu atas
pemandu
Kayu
Balok pemandu
Meja
Lempengan
Balok pemandu pemandu
Keping tempat balok bawah
pemandu
• Bilah yang
lebar memiliki Tekanan
kekakuan yg umpan
lebih sehingga
tidak rentan
bengkok.
• Diperlukan
tekanan yang
cukup waktu
mengatur
tegangan bilah.
Bagian
• Pitch: banyaknya belakang
jumlah gigi dalam 1
inch
• Gullet: rongga
antar gigi
Gigi gergaji
Tebal
Lebar
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 38
Pemilihan pitch
Jika pitch lebih kecil dari 6 Jika pitch lebih besar dari 12akan
akan menyebabkan getaran menyebabkan banyak serbuk dalam gullet
dan potongan kasar dan membuat panas bilah
1. Pola pembelahan searah (live sawing), keuntungan diperoleh lebar kayu yang
maksimum.
2. Pola pembelahan Blambangan (cant sawing), diperoleh kayu gergajian dengan
lebar yang seragam.
3. Pola Pembelahan radial (quarter sawn), menghasilkan kayu gergajin dengan
penyusutan arah lebar terkecil.
4. Pola Pembelahan tangensial (flatsawn), menghasilkan kayu dengan permukaan
lebar memiliki penyusutan arah lebar terbesar.
5. Pola pembelahan bervariasi/kombinasi, gabungan pola searah dan blambangan
6. Pola sejajar kulit, dilakukan bila kulit atau sisi luar kayu lurus dan bebas cacat.
7. Pola sejajar hati, dilakukan apabila kulit atau sisi luar mengandung cacat dan
batang agak meruncing.
8. Pola selalu sejajar kulit, khusus untuk kayu yang berongga
Trimmer
Gergaji pinggir
Gergaji bundar
utama
Lorry
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 68
5” to9” 5” to9”
dm log dm log
1
Ket:
1. Log gang
6 2. Cant gang
3. 2 saw edger with
2 picker
4. Dimension short
3
5. Canter
6. 5” band
7 3 3
5
3 4
Gbr. Tata letak Pabrik Penggergajian Silja, Swedia
Use log
orientation and
laser length for Log infeed
fixed quad
Combination 2”
and 4 edger
Drop out to
reman
edger
Chipper
Headrig
Planers
Barker
Hi-line
Log haul
Ship
Keterangan
A. Volume kayu bulat seluruhnya yang belum digergaji
B. Volume kayu gergajian semua yang masih ada
C. Penerimaan kayu bulat dari luar
D. Pengiriman kayu gergajian yang dikirim ke luar
E. Volume kayu bulat yang tersiisa belum digergaji
F. Volume kayu gergajian ( yang ada)
Bengkel
1. Peregangan
2. Perataan
3. Pelurusan
4. Pengelasan Retak
5. Pemeliharaan gigi gergaji
30/03/2021 82
PENGERINGAN KAYU
Pengeringan :suatu proses untuk mengeluarkan air dari dalam
kayu sehingga kayu tersebut mencapai kadar air yang cocok
untuk berbagai tujuan penggunaan, dengan cacat yang
minimal.
Tujuan Pengeringan Kayu :
Mengurangi berat kayu
Flat sawn,
back sawn
30/03/2021 104
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGERINGAN ALAMI
30/03/2021 105
Cara Menumpuk Kayu Yang Baik
1. Cara Segitiga
Merupakan cara penumpukan
sementara, untuk menghindari
serangan jamur
3. Cara Berbaring
Cara yang seharsnya dilakukan
untuk memperoleh cacat yang
rendah
30/03/2021 106
2. Pengeringan Buatan
a. Pengeringan dengan kipas (Fan)
Sederhana, dalam ruang pengering hanya
dilengkapi dengan kipas (fan) untuk mengatur
sirkulasi udara.
30/03/2021 114
Mengapa kayu perlu diawetkan?
30/03/2021 115
Penyebab Kayu Rusak
Api
30/03/2021 116
Kelas Awet Kayu di Indonesia
Kriteria I II III IV V
Selalu berhubungan 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat Sangat
dengan tanah lembab pendek pendek
Hanya dipengaruhi cuaca, 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa Sangat
dijaga agar tidak terendam tahun pendek
air dan kekurangan udara
Dibawah atap, tidak Tak Tak Sangat Beberapa Pendek
berhubungan dengan tanah terbatas terbatas lama tahun
lembab dan tidak
kekurangan udara
Seperti di atas tapi Tak Tak Tak 20 tahun 20
dipelihara dengan baik dan terbatas terbatas Terbatas tahun
dicat teratur
Serangan rayap Tidak Jarang Cepat Sangat Sangat
Cepat cepat
Serangan bubuk kayu Tidak Tidak Hampir Tidak Sangat
30/03/2021 117
kering tidak berarti Cepat
Contoh Jenis Kayu pada setiap kelas awet
Kelas Awet Jenis Kayu
I Balau, eboni, giam, keranji, lara, sawokecik, sonokeling, tembesu,
ulin
I-II Jati, johar, kulim, merbau, sonokembang, tanjung
I-III Bangkirai, Belangeran
II Cempaka, cendana, kuku, lasi rengas, weru, walikukun
II-III Ampupu, bungur, cemara, cempaga, gadog, kapur, nyatoh, nyirih,
II-IV Pasang, teraling
III Bakau, bitangur, keruing, kesambi, mahoni, pilang, puspa, resak,,
sungkai
III-IV Kempas, matoa, meranti, pinang, surian bawang
IV Ketapang, pulai
IV Agathis, bayur, kenari, melur, trembesi
30/03/2021 118
IV-V Durian, sengon, perupuk, balsa, jabon, jelutung, kemiri,
Organisme Perusak kayu
30/03/2021 119
Jamur (Fungi)
Tanaman sederhana yang tidak memiliki klorofil.
Tidak mampu memproduksi makanan sendiri sehingga memperoleh
energi dari bahan organik lain.
Komponen dalam kayu seperti karbohidrat dan lignin merupakan
makanan bagi jamur.
Hipa (miselium) dari jamur mengeluarkan enzim yang mampu
merombak bahan karbohidrat menjadi gula sederhana yang dapat
dimetabolisma menjadi energi.
Kayu tidak bersentuhan dengan tanah akan terinfeksi jamur melalui
spora jamur yang terbawa angin atau cairan air.
Kayu yang bersentuhan dengan tanah atau terendam dalam air
dapat terinfeksi jamur melalui spora jamur, juga invasi jamur melalui
penyebaran hifa atau miseliumnya.
Jamur akan menyebar dalam kayu bila tersedia air dan lingkungan
yang mendukung pertumbuhannya.
Jamur (Fungi) (2)
Jamur terbentuk pada suatu tempat tumbuh melalui
spora, pertumbuhan hifa dan kolonisasi dari sumber
infeksi. Hifa tumbuh memanjang di permukaan kayu
dan melakukan penetrasi ke dalam kayu. Hifa masuk
dari sel satu ke sel lain melewati pit atau lubang.
Beberapa hifa yang tumbuh bersama disebut miselium.
Miselium yang tumbuh pada kayu akan membuat
lubang-lubang dan mengkonsumsi bahan kayu yang
berakibat penurunan kekuatan kayu. Badan buah
jamur terbentuk dan menghasilkan spora yang akan
tersebar melalui angin.
Jamur (Fungi) (3)
Faktor serangan jamur:
Air: menjadi medium difusi ke arah luar dari enzim ektraselular
dan sistim degradasi yang diproduksi oleh jamur, serta untuk
pergerakan nutrisi mineral dan produk degradasi pada arah yang
berlawanan. Kadar air yang optimal untuk decay (jamur
pembusuk) adalah diatas titik jenuh serat karena tersedianya air
bebas untuk kegunaan tsb di atas, juga masih tersedianya oksigen
dalam lumen untuk metabolisme jamur. KA dibawah 20-22%
kayu yang terinfeksi berhenti membusuk karena jamur tidak bisa
tumbuh. Namun bila KA kayu naik sampai di atas titik kritis
maka jamur aktif kembali dan menyerang kayu lagi,
Jamur (Fungi) (4)
Faktor penting untuk pertumbuhan jamur:
Oksigen: karena jamur merupakan organisme aerob sehingga
memerlukan oksigen untuk bernafas. Pada kayu dengan air yang
sangat basah maka decay akan terhambat karena terbatasnya
pasokan oksigen. Karenanya decay tumbuh subur dalam tiang
kayu pada posisi di atas permukaan tanah karena faktor oksigen
dan KA yang optimal.
Suhu: yang optimal bagi pertumbuhan jamur adalah 25-30 ºC.
Dibawah suhu 12 ºC, jamur akan melambat pertumbuhannya.
Secara umum, jamur tidak mati pada suhu rendah, tapi lebih
sensitif terhadap suhu tinggi. Pada proses pengeringan kayu,
pemberian suhu tinggi digunakan untuk mensterilkan kayu dari
serangan jamur.
Tipe Jamur
Jamur pendegradasi kayu:
Decay (jamur pembusuk): penyebab pelunakan dan
penurunan kekuatan pada kayu
Jamur pewarna (staining fungi): penyebab perubahan warna
pada kayu menjadi kebiru-biruan atau kehitam-hitaman.
Menurunkan nilai dan kenampakan pada kayu. Tidak berakibat
pada penurunan kekuatan kayu.
Mold: hanya menyerang permukaan kayu dan mungkin merubah
warna kayunya.
Decay
Masuk dalam kelas Basidiomicetes dan Ascomicetes.
Menyerang kayu yang digunakan pada bangunan, kayu tanpa proses
pengeringan dan tiang kayu.
Decay dapat diklasifikasikan menjadi jamur coklat (brown rot) dan jamur putih
(white rot).
Brown rots menyerang selulosa dan hemiselulosa. Kayu yang terserang akan
berwarna coklat. Kayu terserang brown rot akan retak yang tegak lurus serat
dan kalau mengering akan hancur menjadi serpihan persegi.
White rots punya kemampuan mendegradasi lignin dan selulosa. Kayu yang
terserang akan berwarna keputihan. Jamur ini mengerosi kayu dari bagian
dalam kayu ke arah luar, yaitu dari rongga sel menuju lapisan-lapisan dinding
sel yang berdekatan. Karenanya dinding sel akan menjadi tipis dan kayunya
menjadi seperti spon.
Soft rot, bentuk yang lain dari jamur pembusuk. Jamur ini menyerang kayu
yang berkondisi sangat basah. Penyerangan terjadi pada permukaan kayu dan
secara perlahan-lahan (sangat lambat) serangan menuju ke arah bagian dalam
kayu.
Decay
Akibat dari serangan decay:
Warna kayu berubah
30/03/2021 132
Persiapan kayu sebelum
diawetkan
Pengupasan kayu, untuk kayu bulat
Pengeringan kayu , untuk kayu gergajian
Perlubangan dangkal/insisi.
30/03/2021 133
Jenis-Jenis Bahan Pengawet Kayu
Bahan pengawet yan berupa minyak termasuk juga hasil
sampingan minyak
seperti:kreosot dan minyak tanah
Bahan pengawet yang dilarutkan dalam minyak
seperti pentaklorophenol, kuprinaftenat
Bahan pengawet yang dilarutkan dalam air
antara lain: senyawa arsen (As2O3), boraks dan asam borat, garam
krom, seng klorida, terusi/prusi, garam dapur, tanalith C
30/03/2021 134
Boraks dan Asam Borat
30/03/2021 135
Cara Pengawetan Kayu
Cara Pengawetan Kayu tanpa bahan
pengawet: pengarangan dan
perendaman dalam air atau lumpur
Cara Pengawetan Kayu dengan bahan
pengawet
a. Pengawetan tanpa tekanan: pelaburan,
penyemprotan, pencelupan,
perendaman
b. Pengawetan difusi
30/03/2021 137
Proses Pelaburan
Dibutuhkan kuas untuk melaburkan bahan pengawet
Untuk lebih banyak perlu pelaburan berulang.
Perlu diperhatikan tempat retak atau lubang
Biasnya dilakukan jika jumlah kayu sedikit
Proses Penyemprotan
Menggunakan alat semprot yang homogen/merata
Hasil lebih baik terkait retak dan lubang.
Hemat tenaga.
Perlu diperhatikan agar tidak banyak terbuang di udara.
30/03/2021 138
Proses Pengawetan Rendaman
Dingin (Cara Sederhana)
Dilakukan dengan cara perendaman. Sebelumnya, kayu ditumpuk
dengan diberi tongkat antara dan diberi pemberat di atasnya agar
kayu tidak terapung atau tercerai berai selam proses pengawetan.
Perendaman dilakukan selama 3 hari sampai satu minggu.
Kayu diambil dan ditumpuk kembali seperti semula dengan
menggunakan tongkat antara dan dikeringkan dibawah atap selama
lebih kurang 40 hari.
30/03/2021 140
Proses pengawetan secara Difusi
30/03/2021 141
Proses pengawetan Tekanan
30/03/2021 142
Perusahaan pemesan juga menginginkan kayu yang dikirim
diawetkan dengan metode Boucheri. Kayunya ukuran 6 x12 x
400 cm sebanyak 4 buah. Jika pemesan menginginkan kayu
diawetkan dengan impralit CKB konsentrasi 3%, dengan retensi
yang diharapkan adalah 5 kg/m3 (retensi teoritis adalah perkalian
absorbsi dan konsentrasi), berapa bahan pengawet yang
dibutuhkan` (bobot 35).
Suhu larutan
Faktor dalam:
Kadar air kayu
Gubal teras
Kerapatan kayu
Arah peresapan
30/03/2021 145
146
Pengolahan Mebel dan Kerajinan
TOMY LISTYANTO
Kriteria seleksi:
1. Karakteristik corak/kenampakan kayu
2. Kestabilan dan kualitas pengeringan
3. Sifat-sifat teknis
4. Karakteristik pengolahan
5. Ketahanan dalam pemakaian
Defects or Features?
Penghalusan
Diseleksi Komponen
meubel
1 2
Head bandsaw
Flatsawn Quatersawn
Sawmill
Pengeringan Kayu
Timber Stability
Thus:
If MC of timber changes from 19% to 12%, a 100 mm
wide back sawn board will shrink:
▪ Teak = 0.18 x 7 = 1.26 mm.
▪ Spotted gum = 0.38 x 7 = 2.66 mm.
Typical drying defects
End checks
➢ Drying Stresses
➢ Checking
• Surface End splits
• Internal
➢ Case Hardening Surface checks
➢ Collapse
➢ Distortion Internal checks
Examples of poor Drying
Important:
▪ Selection of the final Moisture Content.
▪ Minimum moisture gradient through the board thickness
and within the length.
▪ Minimum drying stresses, internal and
surface checks.
Stress and drying induced
end split in sawn plantation E. globulus
Pola
Cut - rip melengkung Assembly
Coating
Assembly Sanding
Packing
Rough mill
untuk mendapatkan
permukaan yg rata dg
diketam 2 mm di
permukaan atas & bawah
kayu
Kayu gergajian
dari roughmill
T
Volume sama T
T
w w
Pembentukan Pola
L
T
Volume apakah
menggunakan TxWxL
atau L
mempertimbangkan
radius pelengkungan?
Assembly
3
Terdiri dari minimal 4 komponen
Yang memungkinkan terjadinya
pencampuran kayu sehingga
mempersulit keterlacakan
2
1
1
2
Assembly
Bisa terjadi
pencampur
an kayu
Desain Mebel
Tujuan penggunaan mebel
Desain Mebel (2)
Desain Mebel (3)
Faktor ergonomis → anthropometri
Proses Finishing
Proses Finishing (2)
Langkah
Penyiapan permukaan
Menggunakan amplas agar didapat permukaan yang halus dan rata,
dengan grade kertas ampelas yang digunakan pada langkah ini berawal
dari 120 dan 240.
Pewarnaan
Dilakukan dengan metode kuas atau wipping atau semprot. Pemiilihan
warna tergantung dari kualitas kayu atau keinginan pemakai.
Penutupan pori-pori
Menggunakan bahan sealer yang kental agar dapat menutup pori-pori.
Setelah kering permukaan diamplas untuk siap dilakukan top coating.
Top coating
Lapisan paling atas, sebaiknya tidak dicampur dengan warna,
viscositas lebih encer akan lebih baik karena top coat bisa
dilakukan lebih dari satu kali.
Biomassa untuk Energi
Latar Belakang
36
Benefit Ketersediaan Pasokan Listrik
37
Perbandingan Konsumsi Listrik Perkapita Indonesia dengan Beberapa Negara (2018)
Indonesia berkomitmen
1 melaksanakan Paris Agreement 01
Penggunaan energi
belum efisien
2
02
39
39
Prioritas Pengembangan Energi Nasional
Memaksimalkan Penggunaan
Energi Terbarukan
Menggunakan batubara Mengoptimalkan
sebagai andalan pasokan energi pemanfaatan gas bumi dan
nasional energi baru
Memanfaatkan
Meminimalkan nuklir sebagai pilihan
penggunaan minyak terakhir
bumi
40
40
Indonesia Target Bauran Energi Nasional berdasarkan PP 79/2014
42
42
Tantangan Pengembangan Sistem Kelistrikan Maluku
43
43
Forest Area
Hunting parks
Total area: 137,090,468 ha
Indonesian Diversity
Indonesia is a land of incredibly rich in flora
and fauna species which is the second
largest biodiversity in the world.:
• 28,000 species of flowering plants
• 4000 woody tree species
• 122 species of bamboo
• 350 species of rattan
• 2500 different kinds of orchids,
• 10 percent of the world mammalia
species
• 16 percent of the world reptile and
amphibia species
• 17 percent of the world bird species
45
Pemanfaatan hasil
hutan yang lestari
Stakeholder:
Kerajinan 1. HTI/petani HTR
2. Pengepul/Pedagang
kayu
Wood industry
3. Industri primer
Housing 4. Industri sekunder
5. Pedagang produk kayu
Furniture
6. Koperasi
7. Pemerintah
8. Perguruan tinggi
Paper mill
Paper
Biomass Pyrolysis
(residue)
Power generation
Alur Pemanfaatan Kayu untuk Energi
47
47
Cogeneration system
Tungku
KW
Pembakaran
Generator
kayu
Steam turbine Panas
Kawasan
49
49
Alternatif Pengebangan SDMM
Revolusi Industri
EDUCATION DELIVERY Curriculum Reorientation
In Industry 4.0 Revolution Era • Development of New Literacy (data, technology,
humanities) and new skills & subjects: coding, big
data, artificial intelligence, e-commerce, etc.
• Promote Extra-curricular activities to develop
leadership, collaborative teamwork.
• Facilitating entrepreneurship & internship with
industries.
Hybrid/Blended Learning, Online
Application of Hybrid/Blended Learning system
through SPADA-IdREN (Ind. Research Edu. Net)-TEIN
(Trans Eurasia Inf. Sys).
Lifelong Learning Development
Endorse universities to have a unit that facilitate
lifelong learning development.
Tomy Listyanto
Sri Nugroho Marsoem
Joko Sulistyo
Pendahuluan
• Faktor sosial dan perkembangan ekonomi serta
perubahan dalam sumber daya hutan
• Diameter pohon semakin kecil, sementara biaya
tenaga kerja meningkat.
• Teknologi proses yang mengkonversi kayu
menjadi komponen kecil berupa finir, partikel,
serat dsb.
• Didukung oleh industri perekat dan mesin
manufaktur
World Plywood in 2002-2009 (FAO)
Year
Item Unit
2002 2003 2004 2005
Production Quantity Million M3 59.27 68.79 68.64 73.24
Imports Quantity Million M3 20.85 21.96 24.56 24.56
Imports Value US$ Million 7.35 7.88 10.02 10.31
Exports Quantity Million M3 20.75 21.49 24.45 25.30
Exports Value US$ Million 6.69 7.42 9.30 10.25
Price US$/M3 338 352 394 412
Growth (%)
2005 2006 2007 2008 2009 Periodic Annual
73.24 73.75 84.46 81.10 78.20 32% 4%
24.56 26.47 25.45 22.21 21.07 1% 0%
10.31 11.91 12.02 11.89 9.57 30% 4%
25.30 28.64 28.44 24.99 23.98 16% 2%
10.25 12.06 13.56 13.27 11.85 77% 9%
412 435 475 533 475 41% 5%
Agus Setyarso, 2011
Indonesia Plywood in 2003-2008
(MoF)
Year
Item Unit
2003 2004 2005
Production Quantity Million ton 4.28 3.16 3.17
Imports Quantity Million ton 0.00 0.01 0.02
Imports Value US$ Million 0.98 3.72 8.87
Import s Price US$/ton 842.30 567.12 427.04 4
Exports Quantity Million ton 3.31 2.60 2.21
Exports Value US$ Million 1,662.91 1,576.87 1,374.67 1,5
Exports Price US$/ton 502.93 605.78 620.68 7
Consumption Million ton 0.97 0.56 0.98
Year Growth (%)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 Periodic Annual
4.28 3.16 3.17 2.67 2.42 2.35 -45% -11%
0.00 0.01 0.02 0.06 0.05 0.05 4471% 115%
0.98 3.72 8.87 23.53 23.77 28.03 2768% 96%
842.30 567.12 427.04 401.39 436.37 528.53 -37% -9%
3.31 2.60 2.21 1.98 1.60 1.67 -50% -13%
1,662.91 1,576.87 1,374.67 1,506.68 1,402.02 1,533.46 -8% -2%
502.93 605.78 620.68 761.29 876.37 919.15 83% 13%
0.97 0.56 0.98 0.75 0.87 0.73 -25% -6%
Kontribusi Sektor Kehutanan
pada Devisa Negara
• Merosotnya kontribusi terhadap devisa negara
– 1992/1997 → US $ 16,0 milyar
– 1997/2003 → US $ 13,2 milyar
– 2003/2005 → US $ 8,0 milyar
DIPERIKSA/DIBERSIHKAN
• Centering log
TITIK TENGAH
• 89 – 92,50
PISAU DISETEL
• Terbalik sudut kupas
LOG TERKUPAS
Veneer
Pisau
Loose side : sisi kasar, sukar dilengkungkan dan
biasanya bukan sisi yang diberi
perekat
Peningkatan Efisiensi Bahan di
Rotary lathe
• Di Indonesia dilakukan
secara manual
• Finir face dan back
telah disiapkan dalam
satu tumpukan
• Finir core yang
dilaburi perekat dirakit
diantara finir face dan
back.
Hot Pressing
• Dioperasikan
secara hidrolis.
• Hot press bisa
memiliki 10 – 50
opening. Setiap
opening untuk
mengempa 1
lembar kayu lapis
Hot Pressing
• Pemotongan sisi
untuk
mendapatkan
ukuran akhir.
Grading
• Pemeriksaan
berdasarkan mata kayu
dan retakan/sobek
pada face dan back.
• Kayu lapis yang perlu
perbaikan dipisahkan.
• Blockboard diperiksa
kualitas corenya
Komposit Kayu
• Komposit kayu dikelompokkan kedalam tiga
katagori umum: kayulapis, partikel dan komposit
serat, dan komposit kayu-nonkayu
• Banyak bahan komposit, seperti papanserat
(fiberboard), MDF, dan papanpartikel, dapat
dibuat dari kayu saja atau dalam campuran
dengan serat-serat hasil pertanian
Serat Kayu dan Pengolahan
Pulp dan Kertas
Joko Sulistyo
Sri Nugroho Marsoem
Tomy Listyanto
saluran
pembuluh parenkim jari-jari serabut
Kayu damar
(%) (%) (%) (%)
(%)
Shorea johorensi 9.8 11.7 11.3 50.1 0.69
Shorea Platiclados 7.8 15.1 14.8 39.6 1.45
Shorea Leprosula 8.3 14.7 7.5 56.4 1.05
Shorea Parvifolia 11.8 13.8 10.4 48.9 1.34
Serat Kayu
Acacia mangium
Serat Kayu
Serat Akasia Serat Pinus
Serat Kayu
Bahan Baku Sumber Serat
▪ Tanaman bukan kayu (10%):
▪ Jerami
▪ Bagas
▪ Bambu
▪ Kelapa sawit
▪ Tanaman berkayu (48%)
▪ kayukeras (daun lebar) dan kayulunak
(daun jarum)
▪ Kertas daur ulang (42%) – di Jepang ±50%
Source of Woody Biomass
in Indonesia
▪ Forest:
▪ Natural Forest: IUPHHK, & log production
▪ Plantation Forest: planting program & log
production
▪ Community Forest
▪ Biomass Residues
▪ Logging activity
▪ Wood Processing (Industry) Residues
▪ Agriculture and Crops Estates
▪ Rubber
▪ Oil Palm
▪ Rice etc.
IUPHHK
7.E+07
6.E+07
5.E+07
Production (Ton)
4.E+07
Rice
3.E+07
2.E+07
1.E+07
0.E+00
20
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Year
0
1999 2001 2003 2005 2007 2009
Year
Jerami
Keunggulan Kelemahan
Hasil sampingan dari pertanian Masalah pengangkutan &
penyimpanan
Sering lebih murah dari kayu Jerami memakan tempat/ bulky
dan mengandung silika
Tanaman tahunan yg jumlah per Masa panenan yg singkat (1-2)
ha nya cukup besar (1-10 ton) bulan shg perlu aliran modal yg
besar
Hanya perlu sedikit penghalusan Cepat rusak-kerugian yg besar
Serat:
▪ Panjang 1,5 – 4,4 mm (mayoritas 2,2 –
2,6 mm; Filipina 2,10 – 3,78 mm)
▪ Lebar : 14 (7 – 27) micron (Filipina 14–
19)
▪ Lumen: 6 – 7 micron
Perkebunan Kelapa Sawit
Kayu daun
Serabut 0,4 – 1, 6 10 – 40 55
Elemen pembuluh 0,2 – 0,6 10 – 300 30
Parenkim longitudinal <0,1 < 30 <5
Parenkim jari-jari 15
Perbandingan Sifat Kimia
Kayu konifer (Kayulunak) dan kayu daun
lebar (Kayukeras)
▪ ____________________________________________________
▪ Kayulunak Kayukeras
▪ ---------------------------------------------------------------------------------------
▪ Type Utama dari Serat Trakeid Serat kayu dan pembuluh
▪ Lignin, % 25 - 32 17 - 26
▪ Sellulose (Cross and
▪ Bevan), % 55 - 61 58 - 64
▪ Kadar pentosan, % 8 - 13 18 - 25
▪ Ekstraktif 3-8 1-5
▪ Abu 0,2 - 0,5 0,4 - 0,8
▪ ____________________________________________________
Kualitas Kayu – Kesesuaian Pemanfaatan
Wood characteristics Wood/paper properties Desired attributes and
product specifications
Density, i.e. cell diameter Stiffness Construction – machine
and wall thickness Longitudinal shrinkage stress grades: requiring
Stability/warp-free stiffness, straightness
and stability
Microfibril angle Machinability/finish Furniture – quality finish;
Reaction wood Figure/grain/texture calling for hard surface;
Spiral grain Hardness tight joints and little
movement in service;
ability to stain
Permeability Ease of drying Newsprint – high speed
Heartwood Color printing, resilience,
Extractives Odor adequate brightness,
opacity, low-cost
Tracheid length Tear strength Paperboard and packaging
Coarseness Brightness (less bleaching) – requiring good
More cellulose handling and
Less lignin serviceability (burst,
wet-strength), clear print
Kebutuhan Industri
▪ Setiap industri memiliki kebutuhan tipe dan kualitas kayu yang
berbeda-beda.
> Industri pulp kimia memerlukan kayu dengan kualitas yang
berbeda dgn industri pulp mekanik dan papan partikel
▪ Harga, sebagai konsekuensi perbedaan penilaian kualitas kayu,
menentukan pembeli dari bahan kayu
> Penggergajian akan membayar lebih untuk kayu dengan
diameter besar dibandingkan membayar kayu berdiameter
kecil dengan volume yang sama
> Industri pulp akan memilih membayar 1/10 harga bila
menggunakan limbah sebetan dibandingkan pembelian kayu
bulatnya
▪ Setiap industri memiliki kriteria kualitas yang berbeda-beda
> Kayu gergajian: diameter dan panjang log, distribusi dan
ukuran cabang, kerapatan/BJ
> Log pulp: tebal dinding sel, panjang serat dan kandungan serat.
Type Proses Pulping
▪ Mekanis
▪ Kimia
▪ Kombinasi dari keduanya
• Pembuatan Kertas:
menyebarkan suspensi berisi lapisan pulp di
atas permukaan saringan kawat (wire mesh
screen) yang bergerak untuk membentuk
jaringan kertas basah yang dihilangan airnya
dengan pressing dan terjadi konsolidasi serat,
dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan
kertas.
• Ciri dari pulping dan pembuatan kertas:
- proses dengan energi yang intensif
- membutuhkan air dalam jumlah banyak
pengantar
produksi
export
import
pengantar Printing & Writing Paper
produksi
-Faktor penting: kekuatan
dan kehalusan permukaan
-Kertas dari pulp mekanis
utk produk berumur
singkat spt kertas koran
-Kertas dari pulp kimia utk export
kertas berkualitas seperti
buku, majalah dsb.
import
gambaran
pilihan proses
Pulp Mekanis
• memerlukan pasokan energi listrik yang
besar
• rendemennya tinggi sekitar 85-96%
• kekuatannya relatif rendah
• tidak bisa diputihkan sampai derajat yang
tinggi
• dapat memberikan hasil printing yang
berkualitas
• sesuai untuk kayu berwarna terang.
gambaran
pilihan proses
Pulp Semikimia
• Pulp dibuat dengan memberi perlakuan
pada chip kayu dalam bahan kimia pada
suhu tinggi sehingga sebagian lignin dan
hemiselulosa bisa dilarutkan
• Chip yang sudah lunak dilewatkan pada
disc refiner
• Rendemen antara 70-85%
• Pulp untuk kertas kemasan (packaging)
gambaran
pilihan proses
Pulp Kimia
• Chip kayu diurai dengan larutan kimia
pada suhu tinggi antara 170 – 180 ºC
sampai lignin terlarutkan
• Hemiselulosa ikut terlarut
• Rendemen rendah, antara 45 – 50%
• Proses kimia dibedakan menjadi proses
sulfit pada pH bervariasi dan pulping
alkalin (proses kraft).
gambaran
pilihan proses