Anda di halaman 1dari 295

Pengolahan Primer Kayu

1
Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL) yang dibebankan pada MK
 Mampu menjelaskan dan menggunakan kembali keilmuan dasar kehutanan dan
perkembangan terkini serta menghubungkannya dalam pembangunan, pengelolaan,
dan pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari. (CPL-2):
 mampu menjelaskan definisi, tujuan dan ruang lingkup pengolahan primer kayu
 mampu mendeskripsikan proses pengolahan kayu dari kayu bulat menjadi kayu
gergajian kering siap pakai sebagai bahan baku industri lanjutan

 Mampu memformulasikan dan menganalisis permasalahan kehutanan dan lingkungan


secara komprehensif di tingkat global, nasional, dan lokal hingga menghasilkan
alternatif penyelesaian yang sesuai ketentuan perundangan (CPL-3):
 mampu menentukan dan menyusun proses pengolahan primer kayu yang efisien dan
menghasilkan kualitas bahan dan produk kayu yang tinggi
 mampu menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pengolahan kayu
primer

Tek. & SOP Penggergajian


dan Pengeringan_Tomy
listyanto 2
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
 Mata kuliah pengolahan primer kayu menyajikan pengetahuan
tentang pengolahan primer kayu untuk mengkonversi kayu
bulat/log menjadi kayu gergajian, dengan disertai proses
pengeringan dan pengawetan kayu, sehingga siap menjadi kayu
gergajian kering dan siap pakai sebagai bahan baku industri. Mata
kuliah pengolahan primer kayu ini juga dilengkapi dengan uraian
pengolahan kayu dari log menjadi produk mebel sebagai satu
kesatuan line produksi pada kasus pengolahan kayu primer di
Indonesia.

Tek. & SOP Penggergajian


dan Pengeringan_Tomy
listyanto 3
Bahan Kajian/Materi
Pembelajaran
 Ruang lingkup material hasil hutan, skema
pemanfaatan hasil hutan, industri hasil hutan,
pengolahan primer kayu, industri kayu primer,
proses penggergajian kayu, proses pengeringan
kayu, proses pengawetan kayu, dan proses
pengolahan kayu menjadi produk mebel.

Tek. & SOP Penggergajian


dan Pengeringan_Tomy
listyanto 4
Pustaka
 Shmulsky, R. and P.D. Jones, 2011. Forest Products and Wood Science, an
Introduction, 6th edition, Wiley-Blackwell Publisher, Iowa.
 Forest Products Laboratory (2010) Wood handbook ‐ Wood as an
engineering material. Madison, WI, U.S. Department of Agriculture, Forest
Service, 508 p.
 Motsenbocker, W. D., Steele, P. H., Hunter, S. L., Bulard, S. H., & Schuler, A.
(2005). Wood furniture components: Implementation of flow-line technology
based on lean manufacturing concepts. Faculty Publications, SFA
ScholarWorks. Pp. 37 (Nacogdoches, TX: Stephen F. Austin Sate University,
2005)
 Suzic, N., Stevanov, B., Cosic, I., Anisic, Z., & Sremcev, N. (2012).
Customizing products through application of group technology: A case study
of furniture manufacturing. Journal of Mechanical Engineering, 58, 724-731.
doi:10.5545/sv-jme.2012.708
Tek. & SOP Penggergajian
dan Pengeringan_Tomy
listyanto 5
Indonesian Diversity
Indonesia is a land of incredibly rich in flora
and fauna species which is the second
largest biodiversity in the world.:
 28,000 species of flowering plants

 4000 woody tree species

 122 species of bamboo

 350 species of rattan

 2500 different kinds of orchids,

 10 percent of the world mammalia


species
 16 percent of the world reptile and
amphibia species
 17 percent of the world bird species
Pemanfaatan hasil
hutan yang lestari

Stakeholder:
1. HTI/petani HTR
2. Pengepul/Pedagang
kayu
Wood industry
3. Industri primer
Housing 4. Industri sekunder
5. Pedagang produk kayu
Furniture

Paper mill
Paper

Biomass Pyrolysis
(residue)

Power generation
Pengusahaan Hutan Rakyat
Investasi
Hasil

Hutan

Pengolahan

8
(%)

0
10
20
30
40
50
60
70

Pe Pe
Pe da ta
ga ni
da
ga n g
ng pe
ka ng
yu um
ke pu
ci l
l/
m
en
Pe en
ga
da h
ga
ng
ka
yu
be
In sa
du r
st
ri
In pe
du ng
st ra
ri j in
In fu
du rn
st itu
ri re
fu ke
rn ci
l
yang Dinikmati Stakeholder

itu
re
m
In en
du en
st ga
ri h
Fu
rn
i tu
re
be
Industri Kayu

Pe sa
ng r
ec
er
Sektor Pengolahan/

fu
rn
itu
re
Proporsi Nilai Tambah Kayu Pasca Panen
Nilai Tambah Produk Hasil Pengolahan
Kayu Bulat
Vol (m3) Harga (Rp)

1 3,500,000

Kayu Gergajian
Vol (m3) Satuan/m3 Harga (Rp)

0.6 7,500,000 4,500,000

Mebel
Jumlah Harga
Vol (m3) (pcs) (Rp)/pcs Harga (Rp)

0.0716 8.38 750,000 6,284,916


Penggergajian

11
Tujuan
 Memperoleh kayu dengan kualitas
dan nilai yang lebih tinggi.
 Memperoleh produksi dan
rendemen yang maximum.
 Mengeluarkan biaya yang minimum
 Mempertinggi produktifitas hutan.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 12


Pemeliharaan tegakan untuk
meningkatkan kualitas kayu

Pentingnya pruning dalam


menciptakan kayu berkualitas
Proses Pengolahan Kayu Sederhana

Penebangan Pemilahan Log Penggergajian

Packing sederhana Pengeringan Pemilahan, stacking

Penyimpanan kayu
Pengetaman Manufacture
gergajian

Penyimpanan hasil
kayu olahan

Pengiriman

Pelanggan

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 14


Prosedur Penebangan
1. Membuat takik rebah sisi batang
pada arah rebah yang dinginkan.
Arah
2. Pembuatan takik rebah di awali rebah
dengan menggergaji batang
sedalam 1/3 dari diameter Takik rebah
pohon. type
3. Membuat takik type hunbolt. tradisional
Takik
4. Membuat takik balas dengan Balas
menggergaji batang kurang lebih Takik
rebah type
2,5 cm diatas gergajian yang
Hunbolt
pertama dan berhenti 3-5 cm
dari ujung gergajian pertama.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 15


Prosedur pemotongan log

1. Memperhatikan panjang
sortimen yang umum
dipakai/sortimen permintaan
khusus.
2. Memperhatikan cacat-cacat
kayu yang mengurangi kualitas
kayu.
3. Mempertimbangkan
kemudahan dalam angkutan.
4. Potongan sebisa mungkin
tegak lurus arah panjang kayu

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 16


Tipe Pabrik Penggergajian
1.Permanen.
Bangunannya sudah permanen, penempatan mesin-mesin
sudah permanen dan diusahakan dalam jangka panjang, cukup
kuat dan tidak mudah pindah.
2.Semi Permanen
Bangunan dibuat semi permanen, cukup kuat, tahan lama, tapi
masih memungkinkan dipindah
3.Sementara
Bangunannya sementara mudah diangkut dan dibongkar.
Alasan utama karena sedikitnya bahan baku dan lokasi bahan
baku tersebar sangat berjauhan sehingga biaya transport bahan
baku lebih mahal daripada produksi
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 17
Faktor yangmenjadi pertimbangan
untuk pendirian pabrik

1. Kondisi bahan baku (biaya transport)


2. Pasar(biaya pemasaran produk)
3. Ketersediaan tenaga kerja
4. Energi (listrik, bahan bakar minyak)
5. Air
6. Suku cadang
7. Keamanan
8. Harga tanah
9. Pajak

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 18


Bagian-bagian dalam industri
Penggergajian

1. Logyard dan Logpond


2. Pabrik
3. Tempat Pengeringan
4. Bengkel
5. Tempat Penyimpanan Kayu Gergajian

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 19


Standar prosedur penumpukan log
pada logyard

Definisi logyard adalah areal dekat pabrik


yang digunakan untuk menyimpan kayu
sebelum digergaji
Cek logyard harus memenuhi persyaratan:
• datar,
• tidak bergelombang,
• keras,
• drainasenya baik,
• ada naungan,
• ada sekat api (bisa berupa jalan yang
lebar dan bersih dari serpihan kayu)

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 20


Logyard/Tempat penumpukan log

Kayu sebaiknya dipisahkan hendaknya berdasar


• jenis,
• ukuran diamater,
• panjang dan
• kelas kualita.
Jika memungkinkan kayu sebaiknya
• diganjal dengan kayu afkir agar tidak bersentuhan
langsung dengan tanah,
• diberi paku S atau plat tipis pad bagian yang retak,
• penyemprotan fungsida untuk kayu yang rentan jamur

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 21


Pabrik

1. Adalah tempat mesin-mesin penggergajian dan prosesnya.


2. Umumnya terdiri dari : mesin pengupas kulit, mesin pembagi
batang, gergaji utama, gergaji ulang, pelurus pinggir, pemotong
ujung.
3. Mesin gergaji utama gergaji pita dilengkapi dengan kereta
kayu bulat.
4. Pada industri kecil sering tidak ada mesin pengupas kulit dan
mesin pembagi batang.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 22


Prosedur Penggergajian kayu
Kayu Bulat

Pengupasan Kulit
Penggologan
Pemotongan Panjang Batang Pengetaman
kualita
Pembelahan Pertama Pembelahan ulang

Pembelahan Ulang Pemotongan ujung

Pelurusan Pinggir Penggolongan kualita

Pemotongan Ujung

Pemilahan Pengepakan
Penumpukan
Pengiriman
Pengeringan

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 23


Pengupasan Kulit

1. Adalah proses mengelupas kulit.


Misalnya pada jati.
2. Membantu memperlama tingkat
ketajaman bilah gergaji
3. Meningkatkan akurasi perancangan
pemilihan sortimen yang akan di buat.
4. Kulit dapat digunakan untuk keperluan
bahan bakar.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 24


Pemilihan Gergaji

 Pemilihan jenis gergaji akan ditentukan oleh ketersediaan


modal, bahan baku, dan kualita produk yang dihasilkan.
 Masing-masing gergaji memiliki karakterisik yaitu:
1. Kecepatan kerjanya
2. Hasil irisannya
3. Serbuk gergaji yang dihasilkan
4. Mudah tidaknya pemeliharaan dan perawatan

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 25


Jenis Gergaji

A. Gergaji Rantai
B. Gergaji Tunggal Bolak Balik
C. Gergaji Ram
D. Gergaji Pita
E. Gergaji Bundar

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 26


Gergaji Rantai/Chainsaw

• Gergaji ini digunakan untuk menebang pohon atau memotong


batang pada arah melintang.
• Gergaji dapat dibawa kemana-mana
• Sifat gergaji ini:
1. Dapat irisan tidak lurus
2. Hasil Irisannya Kasar
3. Serbuknya banyak

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 27


Gergaji Tunggal Bolak Balik

• Gergaji ini membelah secara horisontal, bergerak diatara dua


tiang atau pilas besi
• Sifat Gergaji ini:
1. Dapat membelah kayu bulat dari berbagai diameter
2. Hasil Irisannya Kasar
3. Lambat
4. Serbuknya banyak

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 28


Gergaji Pita/bandsaw
• Gergaji ini berbentuk pita tipis yang lebar dengan gigi-gigi gergaji
terdapat pada salah satu pinggirnya.
• Bilah yang sudah disambug di kedua ujungnya disanbungkan dengan
dua roda besi yang tersusun vertikal.
• Sering dipakai sebagai gergaji utama
• Sifat Gergaji ini:
1. Diameter kayu yang terbelah dai kecil sampai besar
2. Hasil irisan halus
3. Serbuk yang dihasilkan sedikit
4. Cepat
5. Harga dan perawatan lebih mahal
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 29
Gergaji Pita/bandsaw

• Gergaji bandsaw besar • Gergaji bandsaw kecil

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 30


Gergaji Pita/bandsaw
Gergaji bundar Gergaji bandsaw
1/16 inch giwaran
Teknan/dorongan
1/8 inch giwaran

Teknan/dorongan

• Gergaji pita memiliki giwaran lebih tipis, limbah lebih sedikit, dapat
memotong dengan daya lebih kecil, lebih aman dari kayu yang
terdorong balik.
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 31
Bagian-bagian gergaji pita/bandsaw

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 32


Guide/pemandu pada Gergaji
Pita/bandsaw
• Guide/pemandu
bilah berfungsi
membantu menjaga
bilah untuk tidak
terlalu bergerak
jauh kesamping.
• Guide dapat
digerakkan naik
turun sesuai
dengan ketebalan
kayu yang digergaji

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 33


Pemandu bilah (guide) pada band saw

Bilah gergaji Besi


pemandu

Lempengan
Keping tempat balok
pemandu atas
pemandu
Kayu
Balok pemandu
Meja

Lempengan
Balok pemandu pemandu
Keping tempat balok bawah
pemandu

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 34


Pembersih roda pada Gergaji
Pita/bandsaw
• Mencegah serbuh
mengotori roda
yang akan
menganggu kinerja
bilah gergaji

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 35


Ukuran bandsaw
Diameter
roda

Diajarak maksimum antara meja kerja


dan maksimum posisi uide paling
tinggi

Pangajng dan lebar meja biasanya


sama dengan dimeter roda

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 36


Gergaji Pita/bandsaw

• Bilah yang
lebar memiliki Tekanan
kekakuan yg umpan
lebih sehingga
tidak rentan
bengkok.
• Diperlukan
tekanan yang
cukup waktu
mengatur
tegangan bilah.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 37


Bagian bilah gergaji

Bagian
• Pitch: banyaknya belakang
jumlah gigi dalam 1
inch
• Gullet: rongga
antar gigi

Ujung gigi gergaji

Gigi gergaji

Tebal
Lebar
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 38
Pemilihan pitch

• Banyaknya jumlah gigi dalam 1 inch sebaiknya antara 6-12.

Jika pitch lebih kecil dari 6 Jika pitch lebih besar dari 12akan
akan menyebabkan getaran menyebabkan banyak serbuk dalam gullet
dan potongan kasar dan membuat panas bilah

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 39


Standar prosedur sebelum membeli
bandsaw baru
• Apakah frame memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan bilah gergaji pada lebar maksimum yang diinginkan.
• Seberapa besar bandsaw mampu memotong maksimum diametr log
yang diinginkan.
• Kemampuan menggergaji ulang?
• Berapa kemampuan untuk minimum lebar bilah yang bisa dipakai.
• Berapa kemampuan untuk maximum lebar bilah yang bisa dipakai.
• Berapa kemampuan motor penggeraknya.
• Berapa lebar meja kerja yand dimiliki?

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 40


Standar prosedur sebelum membeli
bandsaw bekas
• Bahan yang digunakan apa? Besi/alumunium dll
• Apakah frame ada retak atau tidak?
• Apakah semua bagian lengkap? Kalau tidak lengka berapa biaya yang
dibutuhkan untuk melengkapi?
• Apakah motor penggerak bekerja dengan baik
• Apak sumber tenaga dalam 1 phase atau 3 phase
• Apakah roda masih berfungsi denga baik?
• Apakah guide masih berfungsi baik?
• Bagiamana kondisi mesin saat overload atau underload.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 41


Gergaji Bundar

• Gergaji ini piringan besi pipih dan bundar dengan gigi


mengeliling ujung luar lingkaran.
• Sifat Gergaji ini:
1. Dapat membelah kayu bulat maximum lebih kecil dari
diameter gergaji
2. Hasil Irisannya agak kasar
3. Cepat
4. Serbuknya banyak

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 42


Gergaji bundar

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 43


Bagian-bagian gergaji bundar

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 44


Pelindung pada gergaji bundar

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 45


Gergaji Pita/bandsaw

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 46


Cara pemotongan pada gergaji bundar

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 47


Gergaji Ram

• Gergaji ini adalah gergaji bolak-balik rangkap banyak.


• Biasanya digunakan untuk membelah kayu bentuk blambangan
• Sifat Gergaji ini:

1. Presisi lebih tinggi dibanding gergaji pita dan bundar


2. Biaya tenga kerja rendah
3. Kayu yang digergaji tidak dapat dibolak balik

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 48


Pola Pembelahan

1. Pola pembelahan searah (live sawing), keuntungan diperoleh lebar kayu yang
maksimum.
2. Pola pembelahan Blambangan (cant sawing), diperoleh kayu gergajian dengan
lebar yang seragam.
3. Pola Pembelahan radial (quarter sawn), menghasilkan kayu gergajin dengan
penyusutan arah lebar terkecil.
4. Pola Pembelahan tangensial (flatsawn), menghasilkan kayu dengan permukaan
lebar memiliki penyusutan arah lebar terbesar.
5. Pola pembelahan bervariasi/kombinasi, gabungan pola searah dan blambangan
6. Pola sejajar kulit, dilakukan bila kulit atau sisi luar kayu lurus dan bebas cacat.
7. Pola sejajar hati, dilakukan apabila kulit atau sisi luar mengandung cacat dan
batang agak meruncing.
8. Pola selalu sejajar kulit, khusus untuk kayu yang berongga

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 49


Pembelahan

•Pola ini baik diterapkan pada kayu yang berukuran/berdiameter


kecil, pada batang yang masih muda.
•Keuntungannya memperoleh lebar kayu yang maksimum.
•Kerugiannya :
Kayu gergajian yang mengandung pusat batang (empulur),
apabila kering akan pecah memanjang pada pusat batangnya.
Kayu gergajian yang diperoleh akan melengkung, ujung-
ujungnya menjauhi pusat batang.
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 50
Pembelahan Blambangan

Keuntungannya adalah akan diperoleh kayu yang


mempunyai lebar seragam tanpa pelurusan pinggir.
Kerugiannya adalah kayu gergajian yang diperoleh tidak
mempunyai variasi yang banyak karena
keseragamannya.
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 51
Pembelahan Radial

Keuntungannya adalah memperoleh kayu gergajian


dengan penyusutan lebar terkecil.
Kerugiannya adalah bentuk kayu gergajian berukuran
besar dan tak teratur akibat penyusutan lebar terkecil.
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 52
Pembelahan Tangensial

Keuntungannya adalah akan


memperoleh kayu gergajian dengan
gambaran indah pada permukaan
lebar.
Kerugiannya adalah rentan terhadap
cacat pada pinggir kayu dan pada
arah tangensial kayu.
.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 53


Pembelahan Sejajar kulit

Keuntungannya adalah akan diperoleh kayu yang


mempunyai lebar yang sama lebarnya sejajar kulit.
Kerugiannya adalah sulit dilakukan karena pola ini
dilakukan pada kayu yang mana kulit atau sisi kayu
tersebut bebas cacat.
.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 54


Pembelahan Sejajar Hati

Keuntungannya adalah akan diperoleh kayu yang


bebas dari cacat pada masing-masing sisi kayu
tersebut.
Kerugiannya adalah kayu gergajian pola sejajar hati
dapat mengurangi jumlah potongan kayu dalam
artian ukuran dan lebar kayu akan berkurang.
.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 55


Pembelahan Variasi

Keuntungannya adalah memperoleh


lebar kayu maksimum.
Kerugiannya adalah kayu gergajian
yang mengandung pusat batang
(empulur), apabila kering akan
pecah memanjang pada pusat
batangnya sehingga kayu gergajian
yang diperoleh akan melengkung,
ujung-ujungnya menjauhi pusat
batang.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 56


Jarak pergeseran kayu

Jika setelah sebetan, kemudian kayu digeser 2 cm


maka akan diperoleh kayu gergajian
= 2 cm – (lebar giwaran + getaran)
= 2 cm – lebar serbuk

Jika ingin mendapatkan kayu gergjian kering:


= 2 cm – lebar serbuk - penyusutan

Jika ingin mendapatkan kayu gergajian kering 2 cm


maka jarak pergeseran:
= 2 cm + lebar serbuk + penyusutan

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 57


Prosedur Operasional
Pembelahan Kayu
1. Periksa kayu bulat yang akan digergaji, kelurusan, cacat-cacat
yang ada dan juga bentuk penampang.
2. Buat Pola pembelahannya
3. Posisikan kayu bulat pada kereta penghantar, cermati garis
pembelahan.
4. Jepit kayu bulat dengan kuat agar tidak terjadi pergesseran.
5. Periksa bilah gergaji dan gigi gergaji
6. Buat sebetan setipis mungkin.
7. Umpankan kayu bulat dengan kecepatan yang tepat
8. Apabila terlihat cacat sesudah dibuat sebetan, berikutnya
buat papan tipis sampai tiak ada cacat.
9. Usahakan tidak memotong garis empulur

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 58


Prosedur Operasional
Pembelahan Kayu

10. Apabila pusat batang eksentri, posisikan kayu bulat


sedemikian sehinggga garis pusat batang akan terletak pada
bidang vertikal yaitu sejajar bidang pembelahan.
11. Ikuti kualita sekeliling batang.
12. Kumpulkan cacat pada satu potongan
13. Apabila cacat terdapat di bagian luar, buat pola sejajr hati
14. Kayu bula yang meruncing, korbankan bagian tengah yg
berkualita rendah.
15. Pada kayu yang melengkung, buat kayu gergajian tipis dengan
arah panajng sesuai melengkungnya batang.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 59


Prosedur Operasional
Pembelahan Kayu

16. Hati-hati dengan kayu dari hutan rakyat, karena banyak


mengandung paku.
17. Jika menggergaji jati rakyat dengan pola pembelahan searah,
buat pembelahan pada sisi berlawanan secara bergantian,
untuk mengatasi tegangan pertumbuhan.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 60


Pembelahan Utama

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 61


Pembelahan Ulang

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 62


Pemotongan pinggir

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 63


Pemotongan panjang

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 64


Pengetaman

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 65


Pertimbangan Tata Letak Mesin

1. Penting untuk kelancaran dan efisiensi


2. Harus berdasar fungsi dan urutan proses.
3. Perlu ruang cukup untuk penumpukan dan gerak
pekerja
4. Tergantung pada jumlah dan jenis mesin, diameter
kayu, volume produksi, jenis produksi, luas dan
bentuk areal pabrik yang tersedia.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 66


Penggergajian sederhana

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 67


Penggergajian dengan gergaji bundar

Trimmer
Gergaji pinggir

Gergaji bundar
utama

Lorry
Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 68
5” to9” 5” to9”
dm log dm log
1
Ket:
1. Log gang

6 2. Cant gang
3. 2 saw edger with
2 picker
4. Dimension short
3
5. Canter
6. 5” band
7 3 3
5

3 4
Gbr. Tata letak Pabrik Penggergajian Silja, Swedia
Use log
orientation and
laser length for Log infeed
fixed quad

Combination 2”
and 4 edger

Drop out to
reman

Gbr. Tata Letak Mesin Pabrik Usuk Gegraji Pita Rangkap 4


Chipper

edger

Chipper

Headrig

Planers

Barker
Hi-line
Log haul
Ship

Gbr. Tata letak Pabrik Usuk Diamaeter Besar di Delta, Kanada


Rendemen
 Adalah perbandingan output dan input yang diyatakan dalam
persen
 Rendemen kayu gergajian dipengaruhi:
1. Kualita kayu bulat
2. Diameter kayu bulat
3. Ukuran produk
4. Kualitas produk
5. Tipe gergaji
6. Kebijakan pemotongan
7. Ketrampilan petugas
Rendemen
Rendemen
D+F–B
R= ------------------ x 100%
A+C-E

Keterangan
A. Volume kayu bulat seluruhnya yang belum digergaji
B. Volume kayu gergajian semua yang masih ada
C. Penerimaan kayu bulat dari luar
D. Pengiriman kayu gergajian yang dikirim ke luar
E. Volume kayu bulat yang tersiisa belum digergaji
F. Volume kayu gergajian ( yang ada)
Bengkel

1. Bagian yang merawat bilah gergaji dan mesin


lainnya setiap hari
2. Bagian ini penting karena ketajaman gigi gergaji
hanya bertahan beberapa jam, sehingga perlu
diasah secara periodik

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 74


Perawatan Gergaji

1. Peregangan
2. Perataan
3. Pelurusan
4. Pengelasan Retak
5. Pemeliharaan gigi gergaji

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 75


Peregangan

1. Peregangan dimaksudkan bilah diperpanjang dengan


cara menjalankan bilah gergaji perlahan-lahan di atas
suatu landasan baja di bawah suatu himpitan bola baja
atau ujung tumpul suatu trapesium baja
2. Tujuan peregangan adalah agar bilah menjadi tetap rata
dari tepi ke tengah saat menggergaji.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 76


Perataan

1. Ketidakrataan bilah dapat terjadi pada arh lebar atau memanjang,


penyebabnya adalahseringnya bilah dibengkokkan.
2. Peratan dilakukan dengan pemukulan di tempat yang tidak rata.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 77


Pelurusan

Pelurusan dilakukan pada awal peniapan gergaji sebelum gigi dibuat,


untuk menghindari pinggir belakan yang cekung atau cembung terlalu
panjang

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 78


Pengelasan retak

1. Retak pada gergaji dapat terjadi di


berbaai tempat dekat gigi ataupun
tengah bilah.
2. Penyebab retak: keausan roda gergaji,
peregangan yang tidak tepat, letak roda
yang tidak satu garis, kecepatanbilah
terlalu tinggi, bentuk gigi yang tidak
teratur, lekukan terlalu sempit, tegangan
bilah tidak tepat, pengelasan tidak tepat,
penggerindaan terlalu panas, kecepatan
umpan terlalu cepat, dan pemandu bilah
yang tidak tepat.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 79


Pemeliharaan gigi gergaji

1. Pemeliharan gergaji tidak hanya di


asah kembali tetapi juga harus
dikembalikan ke bentuk semula
dengan sudut alpha, beta dan gama
kembali seperti semula.
2. Ujung gigi, kedalaman lekukan,
bentuk lekukan , dan jarak antar
gigi harus kembali seperti semula.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 80


Tempat pengeringan kayu

9. Hati-hati dengan kayu dari hutan rakyat, karena banyak


mengandung paku
10. Jika menggergaji jati rakyat dengan pola pembelahan searah,
buat pembelahan pada sisi berlawanan secara bergantian,
untuk mengatasi tegangan pertumbuhan.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 81


Mengapa kayu perlu dikeringkan
1. Kayu yang ditebang memiliki kadar air yang cukup tinggi
bahkan bisa lebih dari 200%
2. Produk dari kayu yang digunakan mensyaratkan kadar
air yang rendah, 10-18%.

30/03/2021 82
PENGERINGAN KAYU
 Pengeringan :suatu proses untuk mengeluarkan air dari dalam
kayu sehingga kayu tersebut mencapai kadar air yang cocok
untuk berbagai tujuan penggunaan, dengan cacat yang
minimal.
Tujuan Pengeringan Kayu :
 Mengurangi berat kayu

 Memperbaiki sifat-sifat kayu, semakin kecil kadar air maka


sifatnya semakin membaik
 Mengurangi kemungkinan perubahan dimensi kayu yang telah
dikerjakan
 Mengurangi kemungkinan terserang jamur

 Memperbaiki daya rekat kayu

 Mempermudah masuknya bahan pengawet pada kayu yang akan


30/03/2021 diawetkan 83
Proses pengeringan kayu

 Penguapan air di permukaan kayu ke udara


(Evaporasi),
Dipengaruhi oleh kapasitas udara di sekeliling didalam
menyerap uap air dari permukaan.
 Pergerakan air dari bagian dalam ke permukaan
Tenaga Penggerak pergerakan air
 Gaya Kapiler
 Perbedaan tekanan
 Perbedaan kadar air
 Diffusi
Gaya kapiler
 Untuk mengalirkan air bebas melalui noktah dan
rongga sel
 Karena gaya adhesi and cohesi
 Adhesion : water particles-cell wall
 Cohesion: water particles-water particles
Perbedaan tekan uap air
 Gaya kapiler berhenti maka ronggal sel berisi
udara dan uap air
 Perbedaan tekanan uap air uap air mengalir
melalui rongga sel, noktah, dan intercellular
spaces
 Efektif pada suhu tinggi dan kadar air rendah
Perbedaan kadar air
 Menyebabkan pergerakan melalui struktur sel
 Aktifitas difusi
Diffusi
 Berpengaruh terhadap kecepatan pengeringan
 Arah longitudinal (12-15 kali) dibandingkan arah
lateral
 Sapwood and heartwood (blocked by extractive)
Kadar Air Seimbang Kayu (EMC)
 Kadar air kayu akan menyeimbangkan diri
dengan temperature dan kelembaban relative
yang melingkupi
 Seimbang -----KAS/EMC
 KAS bisa ditentukan dengan Temperature dan
kelembaban relative
Penentuan KAS
Kecepatan Pengeringan
 Temperature
 Kelembaban relative
 Pergerakan udara (angin)
 Jenis kayu
 Dimensi Kayu
 Kayu gubal dan kayu teras
 Kadar air awal
 Arah serat
 Model penumpukan
Suhu/Temperature/Heat
 Mendorong pergerakan air di dalam kayu
 Suhu tinggi semakin mempercepat pergerakan
air
 Diukur dengan thermometer
Humidity
 Relative humidity of air is defined as the vapour
pressure of water vapour in a given volume of
air divided by the saturated vapour pressure.
 Low relative humidity---- rapid
Pergerakan Udara
 Mengalirkan panas
 Memindahkan uap udara jenuh
Jenis kayu
 Some softwood and lightweight hardwoods dry
rapidly
 Density is a physical properties can guide
estimation of drying rate
Dimensi Kayu
 Makin tebal makin lama
Merupakan fungsi kuadrat tebal
papan yang dikeringkan
contoh : papan tebal (2 cm) =20 hari
untuk 4 cm (22 cm) = 80 hari
Kayu gubal dan kayu teras
 Semakin banyak proporsi kayu gubal maka
semakin cepat proses pengeringan
Arah serat
 Papan quartersawn lebih lambat dari
plain sawn
 Jari-jari kayu membantu pergerakan air.

Flat sawn,
back sawn

Quarter sawn, vertical


grained
FLAT SAWN QUARTER SAWN
1. Gambaran lingkaran tahun jelas 1. Gambaran lingkaran tahun tidak
begitu jelas
2. Kembang susut arah tebal (radial) 2. Kembang susut arah tebal sangat
kecil kecil
3. Pecah dan retak-retak sedikit 3. Pecah dan retak-retak sangat
sedikit
4. Gambaran serat kurang jelas 4. Gambaran serat sangat jelas

5. Mudah dan cepat dalam 5. Lebih sulit dan lama dalam


menggergaji menggergaji
6. Biaya pengerjaan lebih murah 6. Biaya pengerjaan lebih mahal

7. Kayu/papan yang dihasilkan lebih 7. Cacat puntiran dan bengkokan


mudah “collapse” : setelah saja dan kecil
pengeringan
Secara umum : kayu yang dihasilkan Secara umum : kayu yang dihasilkan
mempunyai kualitas lebih rendah mempunyai kualitas lebih baik dengan
dengan harga jual lebih murah harga jual lebih mahal
Cara Pengeringan Alami

Suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara tidak


dapat dikendalikan dan tergantung pada lingkungan
Waktu lama
Biayanya murah
Mudah dilakukan semua orang
Faktor-Faktor penting pada
Pengeringan Alami
1. Suhu, sekitar 28-35ºC
2. Kelembaban
3. Sirkulasi Udara
4. Tidak boleh kehujanan
5. Tinggi tumpukan maksimum yang diperkenankan adalah 3 x
lebar tumpukan
6. Jarak Stiker: jarak stiker untuk kayu yang cepat mengering lebar,
sedangkan untuk kayu yang lambat mengering dan mudah
pecah jaraknya dipersempit

30/03/2021 104
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGERINGAN ALAMI

Tempat harus memenuhi syarat sebagai berikut:


a. Angin bebas
b. Tanah selalu kering
c. Bebas rumput dan tidak becek

Penumpukan Kayu yang Benar :


a. Ditumpuk secara horizontal terlentang
b. Kayu yang sama jenisnya atau berat
jenisnya dan sama tebalnya
c. Menggunakan stiker (ganjal/ tongkat-tongkat antar lapisan kayu) persegi yang lurus,
sama tebal, dan tidak mudah pecah
d. Susunan tongkat tidak boleh berselang seling tetapi lurus pada arah vertikal
e. Tumpukan diberi pemberat diatsnya agar kayu di bagian atas tidak melengkung
f. Atap (untuk melindungi dari panas dan hujan secara langsung)
g. Tidak berhubungan langsung dengan tanah/ berfondasi, 30 cm diatas tanah

30/03/2021 105
Cara Menumpuk Kayu Yang Baik
1. Cara Segitiga
Merupakan cara penumpukan
sementara, untuk menghindari
serangan jamur

2. Cara Silang/ bersandar


Tidak boleh dilakukan terus menerus
karena kayu akan bengkok

3. Cara Berbaring
Cara yang seharsnya dilakukan
untuk memperoleh cacat yang
rendah

30/03/2021 106
2. Pengeringan Buatan
a. Pengeringan dengan kipas (Fan)
Sederhana, dalam ruang pengering hanya
dilengkapi dengan kipas (fan) untuk mengatur
sirkulasi udara.

Waktu pengeringan masih cukup lama

Kemungkinan adanya cacat karena serangan


jamur dan bubuk masih relatif banyak.
Pengeringan suhu rendah
 Hanya mengendalikan sebagian faktor luar
didalam ruang pengeringnya :
mengendalikan panas (suhu) dalam ruang
pengering sehingga kayu yang dikeringkan
sering mengalami pecah dan retak-retak.
 Pengendalian kondisi ruang pengering kipas
angin dan dinding ruang pengering
dilengkapi dengan jendela yang dapat dibuka
dan ditutup sesuai keperluan.
 Pada malam hari ruang pengering dapat pula
diperbaiki suhu dan kelembabannya dengan
memasang lampu minyak atau lampu listrik
10 – 15 watt untuk ruang pengering
kapasitas 4 – 8 m3.

Tipe pengering ini cukup murah dan cocok untuk di Indonesia.


Kayu gubal dan kayu teras
 Semakin banyak proposrsi kayu gubal maka
semakin cepat proses pengeringan
Oven Pengering

Ventilasi Pipa pemanas (steam, air


otomatis panas, dll)
Steam spray
Dinding luar kipas
Langit-langit yang
memantulkan panas
Motor kipas
Kontrol TBK
Kontrol TBK
Bafles
Pintu
Alat rekam
kondisi oven
Unit pengendali
kondisi oven

Tumpukan kayu Kontrol TBB Boiler uap untuk


pengatur kelembaban

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 110


Tempat penyimpanan

• Untuk menyimpan kayu


gergajian hasi proses.
• Tempat harus melindungi kayu
gergajian dari hujan dan panas
matahari secara langsung ,
karena akan dapat
menurunkan kualitas kayu
seperti retak dan pecah.

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 111


Penyusunan kayu gergajian

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 112


Rak penyimpanan

Tek. & SOP Penggergajian dan Pengeringan_Tomy listyanto 113


Pengawetan Kayu

30/03/2021 114
Mengapa kayu perlu diawetkan?

1. Tidak memiliki keawetan alami


2. Karena adanya unsur-unsur perusak
kayu yang dapat mempengaruhi
umur pakai kayu dan kualitas kayu

30/03/2021 115
Penyebab Kayu Rusak

 Beban Mekanik melampui kekuatan


kayu
 Organisme Perusak Kayu

 Api

 Hujan, Panas dan Angin

30/03/2021 116
Kelas Awet Kayu di Indonesia
Kriteria I II III IV V
Selalu berhubungan 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat Sangat
dengan tanah lembab pendek pendek
Hanya dipengaruhi cuaca, 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa Sangat
dijaga agar tidak terendam tahun pendek
air dan kekurangan udara
Dibawah atap, tidak Tak Tak Sangat Beberapa Pendek
berhubungan dengan tanah terbatas terbatas lama tahun
lembab dan tidak
kekurangan udara
Seperti di atas tapi Tak Tak Tak 20 tahun 20
dipelihara dengan baik dan terbatas terbatas Terbatas tahun
dicat teratur
Serangan rayap Tidak Jarang Cepat Sangat Sangat
Cepat cepat
Serangan bubuk kayu Tidak Tidak Hampir Tidak Sangat
30/03/2021 117
kering tidak berarti Cepat
Contoh Jenis Kayu pada setiap kelas awet
Kelas Awet Jenis Kayu
I Balau, eboni, giam, keranji, lara, sawokecik, sonokeling, tembesu,
ulin
I-II Jati, johar, kulim, merbau, sonokembang, tanjung
I-III Bangkirai, Belangeran
II Cempaka, cendana, kuku, lasi rengas, weru, walikukun
II-III Ampupu, bungur, cemara, cempaga, gadog, kapur, nyatoh, nyirih,
II-IV Pasang, teraling
III Bakau, bitangur, keruing, kesambi, mahoni, pilang, puspa, resak,,
sungkai
III-IV Kempas, matoa, meranti, pinang, surian bawang
IV Ketapang, pulai
IV Agathis, bayur, kenari, melur, trembesi
30/03/2021 118
IV-V Durian, sengon, perupuk, balsa, jabon, jelutung, kemiri,
Organisme Perusak kayu

Unsur perusak kayu:


a. Mikroorganisme: cendawan (perusak dan pewarna kayu),
bakteri ->warna kayu berubah, kekuatan berkurang
b. Serangga penggerek kayu : rayap tanah, rayap kayu kering,
kumbang bubuk -> kayu berlubang, mengurangi kekuatan
mekanika kayu
c. Cacing Laut-> menimbulkan lubang sehingga mengurangi
kekuatan

30/03/2021 119
Jamur (Fungi)
 Tanaman sederhana yang tidak memiliki klorofil.
 Tidak mampu memproduksi makanan sendiri sehingga memperoleh
energi dari bahan organik lain.
 Komponen dalam kayu seperti karbohidrat dan lignin merupakan
makanan bagi jamur.
 Hipa (miselium) dari jamur mengeluarkan enzim yang mampu
merombak bahan karbohidrat menjadi gula sederhana yang dapat
dimetabolisma menjadi energi.
 Kayu tidak bersentuhan dengan tanah akan terinfeksi jamur melalui
spora jamur yang terbawa angin atau cairan air.
 Kayu yang bersentuhan dengan tanah atau terendam dalam air
dapat terinfeksi jamur melalui spora jamur, juga invasi jamur melalui
penyebaran hifa atau miseliumnya.
 Jamur akan menyebar dalam kayu bila tersedia air dan lingkungan
yang mendukung pertumbuhannya.
Jamur (Fungi) (2)
 Jamur terbentuk pada suatu tempat tumbuh melalui
spora, pertumbuhan hifa dan kolonisasi dari sumber
infeksi. Hifa tumbuh memanjang di permukaan kayu
dan melakukan penetrasi ke dalam kayu. Hifa masuk
dari sel satu ke sel lain melewati pit atau lubang.
Beberapa hifa yang tumbuh bersama disebut miselium.
Miselium yang tumbuh pada kayu akan membuat
lubang-lubang dan mengkonsumsi bahan kayu yang
berakibat penurunan kekuatan kayu. Badan buah
jamur terbentuk dan menghasilkan spora yang akan
tersebar melalui angin.
Jamur (Fungi) (3)
Faktor serangan jamur:
 Air: menjadi medium difusi ke arah luar dari enzim ektraselular
dan sistim degradasi yang diproduksi oleh jamur, serta untuk
pergerakan nutrisi mineral dan produk degradasi pada arah yang
berlawanan. Kadar air yang optimal untuk decay (jamur
pembusuk) adalah diatas titik jenuh serat karena tersedianya air
bebas untuk kegunaan tsb di atas, juga masih tersedianya oksigen
dalam lumen untuk metabolisme jamur. KA dibawah 20-22%
kayu yang terinfeksi berhenti membusuk karena jamur tidak bisa
tumbuh. Namun bila KA kayu naik sampai di atas titik kritis
maka jamur aktif kembali dan menyerang kayu lagi,
Jamur (Fungi) (4)
Faktor penting untuk pertumbuhan jamur:
 Oksigen: karena jamur merupakan organisme aerob sehingga
memerlukan oksigen untuk bernafas. Pada kayu dengan air yang
sangat basah maka decay akan terhambat karena terbatasnya
pasokan oksigen. Karenanya decay tumbuh subur dalam tiang
kayu pada posisi di atas permukaan tanah karena faktor oksigen
dan KA yang optimal.
 Suhu: yang optimal bagi pertumbuhan jamur adalah 25-30 ºC.
Dibawah suhu 12 ºC, jamur akan melambat pertumbuhannya.
Secara umum, jamur tidak mati pada suhu rendah, tapi lebih
sensitif terhadap suhu tinggi. Pada proses pengeringan kayu,
pemberian suhu tinggi digunakan untuk mensterilkan kayu dari
serangan jamur.
Tipe Jamur
Jamur pendegradasi kayu:
 Decay (jamur pembusuk): penyebab pelunakan dan
penurunan kekuatan pada kayu
 Jamur pewarna (staining fungi): penyebab perubahan warna
pada kayu menjadi kebiru-biruan atau kehitam-hitaman.
Menurunkan nilai dan kenampakan pada kayu. Tidak berakibat
pada penurunan kekuatan kayu.
 Mold: hanya menyerang permukaan kayu dan mungkin merubah
warna kayunya.
Decay
 Masuk dalam kelas Basidiomicetes dan Ascomicetes.
 Menyerang kayu yang digunakan pada bangunan, kayu tanpa proses
pengeringan dan tiang kayu.
 Decay dapat diklasifikasikan menjadi jamur coklat (brown rot) dan jamur putih
(white rot).
 Brown rots menyerang selulosa dan hemiselulosa. Kayu yang terserang akan
berwarna coklat. Kayu terserang brown rot akan retak yang tegak lurus serat
dan kalau mengering akan hancur menjadi serpihan persegi.
 White rots punya kemampuan mendegradasi lignin dan selulosa. Kayu yang
terserang akan berwarna keputihan. Jamur ini mengerosi kayu dari bagian
dalam kayu ke arah luar, yaitu dari rongga sel menuju lapisan-lapisan dinding
sel yang berdekatan. Karenanya dinding sel akan menjadi tipis dan kayunya
menjadi seperti spon.
 Soft rot, bentuk yang lain dari jamur pembusuk. Jamur ini menyerang kayu
yang berkondisi sangat basah. Penyerangan terjadi pada permukaan kayu dan
secara perlahan-lahan (sangat lambat) serangan menuju ke arah bagian dalam
kayu.
Decay
Akibat dari serangan decay:
 Warna kayu berubah

 Struktur dan komposisi kimia berubah

 Kerapatan kayu menurun

 Higroskopisitas kayu berubah

 Kekuatan mekanika kayu berubah

 Sifat-sifat kayu seperti konduktivitas panas, akustik dan


kelistrikan berubah
 Rendemen pulp rendah dengan kualitas yang rendah pula.
Mold

 Jamur yang memanfaatkan gula sederhana dan turunan


karbohidrat lainnya dalam rongga sel. Jamur ini tidak menyerang
dinding sel, karenanya tidak berpengaruh terhadap kekuatan
mekanik kayu.
 Jamur ini kenampakannya seperti tepung dengan warna
bervariasi dari putih ke hitam.
 Pada beberapa orang yang sensitif, mold dapat menyebabkan
alergi dan kambuhnya asma.
Stain fungi
 Jamur penyebab perubahan warna pada kayu yang bervariasi dari
kebiru-biruan – kehitam-hitaman.
 Tidak merusak dinding sel tetapi tumbuh pada permukaan sel
dan rongga sel kayu.
 Memanfaatkan makanan dari dalam rongga sel seperti gula dan
pati.
 Blue stain (jamur pewarna biru) sangat cepat menyerang kayu
pada kondisi iklim yang hangat.
 Dapat dihindari dengan pengeringan kayu segera setelah
penggergajian atau pencelupan dengan pengawet setelah
penggergajian bila tidak segera dikeringkan.
Stain fungi
Akibat dari serangan stain fungi:
 Serangannya menyebabkan penurunan nilai jual dari kayu karena
terutama perubahan warna yang tidak dikehendaki pada produk
kayu seperti lantai, mebel dan sebagainya. Perubahan warna itu
tidak hanya dipermukaan kayu sehingga tidak bisa dihilangkan
melalui pengetaman dan pengamplasan.
Rayap
 Semua rayap hanya memakan selulosa.
 Serangga perusak dominan di daerah tropis
 Jenis rayap: rayap tanah dan rayap kayu kering
 Rayap tanah: hidup berkoloni di dalam tanah. Rayap ini masuk
ke dalam kayu dari tanah melalui lorong pelindung yang mereka
buat. Selama serangan, rayap ini menggunakan kayu sebagai
tempat berlindung sekaligus tempat mencari selulosa. Rayap ini
tinggal di dalam kayu dan menghindari tereksposnya koloni
mereka dari lingkungan di luar. Kondisi eksterior kayu yang
terserang rayap ini biasanya tidak terdeteksi secara visual sampai
terjadinya kerusakan pada kayu.
 Rayap kayu kering: dapat menyerang kayu yang tidak
bersentuhan dengan tanah melalui udara. Dapat hidup dalam
kayu yang kering (KA 5-6%). Sangat sulit untuk mencegah
bangunan kayu dari serangan rayap ini
Kumbang Penggerek
 Jenis kumbang penggerek kayu: bark beetles atau penggerek lubang
jarum (pin holes), kumbang penggerek kayu basah dan kumbang
penggerek kayu kering (KA < 25%)
 Penggerek lubang jarum dapat menyerang pohon hidup, tapi
biasanya menyerang log basah paska tebangan.
 Kumbang penggerek seperti kumbang bubuk dapat menyerang
kayu selama penggunaan.
Definisi dan tujuan pengawetan
kayu

 Pengawetan adalah suatu tindakan atau


perlakuan terhadap kayu sebelum kayu tersebut
dipakai, dengan harapan agar umur pakai kayu
tersebut bertahan lama

Tujuan mengawetkan kayu:


• Memperpanjang umur pakai kayu
• Mengurangi biaya akhir produksi
• Menghindari penggantian yang terlalu sering

30/03/2021 132
Persiapan kayu sebelum
diawetkan
 Pengupasan kayu, untuk kayu bulat
 Pengeringan kayu , untuk kayu gergajian

 Pengerjaan kayu sampai bentuk akhir

 Perlubangan dangkal/insisi.

30/03/2021 133
Jenis-Jenis Bahan Pengawet Kayu
 Bahan pengawet yan berupa minyak termasuk juga hasil
sampingan minyak
seperti:kreosot dan minyak tanah
 Bahan pengawet yang dilarutkan dalam minyak
seperti pentaklorophenol, kuprinaftenat
 Bahan pengawet yang dilarutkan dalam air
antara lain: senyawa arsen (As2O3), boraks dan asam borat, garam
krom, seng klorida, terusi/prusi, garam dapur, tanalith C

30/03/2021 134
Boraks dan Asam Borat

• Merupakan insektisida untuk mengendalikan rayap, kecoa,


semut api, kutu, ngengat , dan serangga lainnya.
• Asam borat juga dibuat menjadi pasta atau bentuk gel sebagai
insektisida yang kuat dan efektif lebih aman untuk manusia
dibandingkan insektisida lainnya.
• Hasil penelitian : Pada proses rendaman dingin selama 24 jam
dalam larutan 5%, retensi yang diperoleh sudah memenuhi
persyaratan bagi kayu yang akan dipakai di daerah topis.

30/03/2021 135
Cara Pengawetan Kayu
 Cara Pengawetan Kayu tanpa bahan
pengawet: pengarangan dan
perendaman dalam air atau lumpur
 Cara Pengawetan Kayu dengan bahan
pengawet
a. Pengawetan tanpa tekanan: pelaburan,
penyemprotan, pencelupan,
perendaman
b. Pengawetan difusi

c. Pengawetan dengan tekanan dan


penghampaan
30/03/2021 136
Proses Pengarangan
 Pangkal kayu/tonggak dibakar sehingga terbentuk arang. Rayap
dan jamur tidak akan meyerang arang kayu.

Proses Perendaman dalam air/lumpur

 Sudah biasa dilakukan di pedesaan.


 Waktunya dari 3 minggu sampai beberapa bulan.
 Tahan terhadap serangan rayap terutama rayap kayu kering.

30/03/2021 137
Proses Pelaburan
 Dibutuhkan kuas untuk melaburkan bahan pengawet
 Untuk lebih banyak perlu pelaburan berulang.
 Perlu diperhatikan tempat retak atau lubang
 Biasnya dilakukan jika jumlah kayu sedikit

Proses Penyemprotan
 Menggunakan alat semprot yang homogen/merata
 Hasil lebih baik terkait retak dan lubang.
 Hemat tenaga.
 Perlu diperhatikan agar tidak banyak terbuang di udara.

30/03/2021 138
Proses Pengawetan Rendaman
Dingin (Cara Sederhana)
 Dilakukan dengan cara perendaman. Sebelumnya, kayu ditumpuk
dengan diberi tongkat antara dan diberi pemberat di atasnya agar
kayu tidak terapung atau tercerai berai selam proses pengawetan.
 Perendaman dilakukan selama 3 hari sampai satu minggu.
 Kayu diambil dan ditumpuk kembali seperti semula dengan
menggunakan tongkat antara dan dikeringkan dibawah atap selama
lebih kurang 40 hari.

Cara Penumpukan Kayu Cara Penumpukan Kayu


saat diawetkan setelah diawetkan
30/03/2021 139
Proses Pengawetan Rendaman
Panas-Dingin
 Dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan panas 70oC
selama 6 jam dan dilanjutkan perendaman dingin selama 24
jam /satu hari.
 Absorbsi dan penetrasi lebih baik dalam waktu lebih singkat.
 Cara:- memindahkan kayu yang telah dipanaskan ke bak
rendaman dingin
- larutan diganti dari larutan panas ke larutan dingin.
- Membiarkan kayu dalam larutan yang panas sampai
larutan menjadi dingin.

30/03/2021 140
Proses pengawetan secara Difusi

 Pelaburan pada kayu bulat: dilaburi pengawet pasta dan


ditutup pelapis kedap air. Kurang lebih 40 hari
 Stepping: log yang habis ditebang disandarkan pada dinding
atau pohon lain dan dibagian pangkal dimasukkan dalam bak
pengawet.
 Metoda ban mobil: setalah pohon ditebang/tanpa meotong
daun dan ranting. Pohon direbahkan, bagian pangkal dibalut
rapat dengan ban mobil yang berisi bahan pengawet.
 Metode Boucherie: Larutan bahan pengawet disimpan di
dalam bak yang diposisikan lebih tinggi. Pengawet selanjutnya
dialirkan ke pada ujung kayu dengan penutup klop.

30/03/2021 141
Proses pengawetan Tekanan

 Waktu lebih singkat dan peresapan lebih baik.


 Membutuhkan peralatan moderen.
 Proses Sel penuh/Betherl: vakumm 1/3 atm (30 menit)-
pengawet dimasukkan-diberi tekanan 12 atm (3-4 jam)-
tekanan dilepas-larutan dikeluarkan-vakuum (30 menit).

30/03/2021 142
 Perusahaan pemesan juga menginginkan kayu yang dikirim
diawetkan dengan metode Boucheri. Kayunya ukuran 6 x12 x
400 cm sebanyak 4 buah. Jika pemesan menginginkan kayu
diawetkan dengan impralit CKB konsentrasi 3%, dengan retensi
yang diharapkan adalah 5 kg/m3 (retensi teoritis adalah perkalian
absorbsi dan konsentrasi), berapa bahan pengawet yang
dibutuhkan` (bobot 35).

Tek. & SOP Penggergajian


dan Pengeringan_Tomy
listyanto 143
Pengawetan dengan tekanan
Faktor yang berpengaruh terhadap
peresapan bahan pengawet
Faktor Luar:
 Metode pengawetan. Pengawetan dengan tekanan menghasilakn
hasil yang lebih baik.
 Lama perendaman

 Konsentrasi bahan pengawet.

 Suhu larutan

Faktor dalam:
 Kadar air kayu
 Gubal teras
 Kerapatan kayu
 Arah peresapan
30/03/2021 145
146
Pengolahan Mebel dan Kerajinan

TOMY LISTYANTO

Tomy Listyanto 0815-795-0924 tlistyanto@ugm.ac.id tomylistyanto tlistyanto@ugm.ac.id


Mebel
 Mebel (furniture) adalah perlengkapan rumah atau kantor
(baik untuk di dalam atau luar ruangan) yang mencakup
semua barang seperti kursi, meja dan lemari.
Pemanfaatan kayu untuk
mebel/furniture
Kualitas Kayu

Wood characteristics Wood/paper properties Desired attributes and


product specifications
Density, i.e. cell diameter Stiffness Construction – machine
and wall thickness Longitudinal shrinkage stress grades: requiring
Stability/warp-free stiffness, straightness
and stability
Microfibril angle Machinability/finish Furniture – quality finish;
Reaction wood Figure/grain/texture calling for hard surface;
Spiral grain Hardness tight joints and little
movement in service;
ability to stain
Permeability Ease of drying Newsprint – high speed
Heartwood Color printing, resilience,
Extractives Odor adequate brightness,
opacity, low-cost
Tracheid length Tear strength Paperboard and packaging
Coarseness Brightness (less bleaching) – requiring good
More cellulose handling and
Less lignin serviceability (burst,
wet-strength), clear print
Walker, 2006
Pemanfaatan Kayu untuk Mebel

Kriteria seleksi:
1. Karakteristik corak/kenampakan kayu
2. Kestabilan dan kualitas pengeringan
3. Sifat-sifat teknis
4. Karakteristik pengolahan
5. Ketahanan dalam pemakaian

From Barbara Ozarska


Karakteristik corak/kenampakan kayu

▪ Texture, grain pattern, colour, lustre, features.

Requirements for these characteristics depend on intended


application and type of product.

From Barbara Ozarska


Wood Defects in Furniture

Examples: kino veins, sound knots, borer holes, resin


pockets, burls and others.

Defects or Features?

From Barbara Ozarska


Can we accept wood features?

From Barbara Ozarska


Wood Features in Furniture

The acceptance of wood features becomes important in


plantation timbers.

▪ “Natural Feature Grade Timber” - Australia


▪ “Character Marks Timber” – USA.

Photos: Lifestyle furniture


From Barbara Ozarska
Jenis-Jenis Kayu untuk Mebel

tekstur BJ kekerasan kelas kuat


(kg/cm2)
1. Agathis halus 0,48 150 III
2. Jati agak kasar 0,67 428 II-III
3. Mahoni agak halus 0,61 352 II-III
4. Nyatoh agak halus 0,56 302 II-III
5. Ramin agak halus 0,63 303 II-III
Jenis Kayu Alternatif
PROSES PRODUKSI
Penggergajian

Penghalusan

Sortimen Pembuatan Pengukuran dan


Pengeringan pemotongan
papan pola

Diseleksi Komponen
meubel

Produk Perakitan dan Pengukiran dan


Dihaluskan
mentah penyetelan pengeboran

Finishing Pengepakan Dijual


Log Breakdown

1 2
Head bandsaw

Resaw dg bandsaw kecil Rendemen kondisi segar berkisar 40 – 65%.


Kayu Gergajian

Flatsawn Quatersawn
Sawmill
Pengeringan Kayu

Agar kayu gergajian


menjadi kering.
Air dry: kadar air 12 –
16%
KD: kadar air 8-10%

Air dry Kiln dry


Kestabilan Dimensi dan Kualitas Pengeringan

Timber Stability

Unit shrinkage (tangential and radial) must be


determined:
▪ To predict the timber movement in service.
▪ To select a proper design of the product.
Example of Timber Movement
Unit shrinkage in tangential direction:
▪ Teak = 0.18% per 1% MC change.
▪ Spotted gum (Corymbia maculata) = 0.38%

Thus:
If MC of timber changes from 19% to 12%, a 100 mm
wide back sawn board will shrink:
▪ Teak = 0.18 x 7 = 1.26 mm.
▪ Spotted gum = 0.38 x 7 = 2.66 mm.
Typical drying defects

End checks
➢ Drying Stresses
➢ Checking
• Surface End splits

• Internal
➢ Case Hardening Surface checks

➢ Collapse
➢ Distortion Internal checks
Examples of poor Drying

Photos: Gerry Harris


Drying Quality of Timber for Furniture

Important:
▪ Selection of the final Moisture Content.
▪ Minimum moisture gradient through the board thickness
and within the length.
▪ Minimum drying stresses, internal and
surface checks.
Stress and drying induced
end split in sawn plantation E. globulus

Internal checks in drying 11-year-old


plantation E. nitens

Source: Gary Waugh


Kiln dry

Sawn timber Supplier sub kontrak

Pola
Cut - rip melengkung Assembly

Coating

Assembly Sanding
Packing
Rough mill
untuk mendapatkan
permukaan yg rata dg
diketam 2 mm di
permukaan atas & bawah
kayu

Kayu gergajian kering

Tujuan: mendapatkan kayu yang bersih dan rata sehingga dapat


dipilah (digrading) dengan dimensi tebal, lebar dan panjang yang
siap untuk diproses lebih lanjut. → kayu dgn jenis, T-W-L, grade.
Moulding

Kayu gergajian
dari roughmill

T
Volume sama T

T
w w
Pembentukan Pola

L
T

 Volume apakah
menggunakan TxWxL
atau L
mempertimbangkan
radius pelengkungan?
Assembly

3
Terdiri dari minimal 4 komponen
Yang memungkinkan terjadinya
pencampuran kayu sehingga
mempersulit keterlacakan
2
1
1

2
Assembly

Bisa terjadi
pencampur
an kayu
Desain Mebel
 Tujuan penggunaan mebel
Desain Mebel (2)
Desain Mebel (3)
 Faktor ergonomis → anthropometri
Proses Finishing
Proses Finishing (2)
Langkah
 Penyiapan permukaan
Menggunakan amplas agar didapat permukaan yang halus dan rata,
dengan grade kertas ampelas yang digunakan pada langkah ini berawal
dari 120 dan 240.
 Pewarnaan
Dilakukan dengan metode kuas atau wipping atau semprot. Pemiilihan
warna tergantung dari kualitas kayu atau keinginan pemakai.
 Penutupan pori-pori
Menggunakan bahan sealer yang kental agar dapat menutup pori-pori.
Setelah kering permukaan diamplas untuk siap dilakukan top coating.
 Top coating
Lapisan paling atas, sebaiknya tidak dicampur dengan warna,
viscositas lebih encer akan lebih baik karena top coat bisa
dilakukan lebih dari satu kali.
Biomassa untuk Energi
Latar Belakang

Prasyarat Pasokan Listrik

>> Tercukupinya pasokan (quantity)


>> Kualitas pasokan yang memenuhi standar (quality)
>> Jaminan pasokan memenuhi standar (reliability)
>> Harga memenuhi keekonomian (untuk perusahaan dan customer)
>> Ketersediaan sumber energi primer (Mengoptimalkan
Potensi Lokal Resources dan manajemen resources
luar)

Jaminan Ketersediaan Energi Listrik

>> Ketersediaan pembangkit → harus memiliki margin cukup


>> Ketersediaan penyaluran yang handal → mampu
menyalurkan dengan minimum losses dan handal serta
mampu menjamin pemerataan listrik yang memenuhi
standar
35
35
Energi dan Nilai Tambah Nasional

36
Benefit Ketersediaan Pasokan Listrik

Ketersediaan Energi Listrik

Hilirisasi Sektor Lapangan Kerja Keunggulan Mengembangkan Penyediaan Produk Mengurangi


Industri Baru Kompetitif Teknologi Domestik Impor

Meningkatkan Menggerakan Pertahanan Kewibawaan Kestabilan Sosial Harkat dan Martabat


Ekspor Investasi Nasional Pemerintah Politik Bangsa

37
Perbandingan Konsumsi Listrik Perkapita Indonesia dengan Beberapa Negara (2018)

Negara Produksi Penduduk Konsumsi perkapita


(TWh) (Milyar) (MWh)
China 7,092 1,392 5,095 ▪ Konsumsi listrik per kapita Indonesia per 2018
USA 4,429 0,327 13,544 masih di bawah Malaysia dan Thailand
India 1,643 1,352 1,215 ▪ Dibandingkan negara-negara maju Asia seperti Cina,
Jepang, dan Korea Selatan, konsumsi listrik
Rusia 1,128 0,144 7,833 perkapita Indonesia masih jauh tertinggal
Jepang 1,102 0,126 8,746
Canada 663 0,037 17,919
Jerman 647 0,083 7,795
Brasil 596 0,209 2,852
South Korea 593 0,051 11,627
Perancis 571 0,067 8,522
Saudi Arabia 351 0,033 10,636
UK 334 0,066 5,061
Sumber:
Malaysia 166 0,031 5,355 • https://yearbook.enerdata.net/electricity/world-
Thailand 189 0,069 electricity-production-statistics.html
2,739
• Data penduduk: WorldBank 2018
Indonesia 260 0,260 1,000
38
Kondisi Energi Nasional

Indonesia berkomitmen
1 melaksanakan Paris Agreement 01

Penggunaan energi
belum efisien
2
02

Potensi Energi Terbarukan yang


3 berlimpah belum termanfaatkan 03
optimum
Energi Indonesia masih
04 didominasi energi fosil 4

Harga energi harus ditekan agar


5 makin terjangkau (affordable) 05 RP
RP RP

Pemerataan dan peningkatan rasio


06 elektrifikasi 6

Kapasitas pembangkit listrik


7 EBT perlu ditambah 07 EBT MW

39
39
Prioritas Pengembangan Energi Nasional

Memaksimalkan Penggunaan
Energi Terbarukan
Menggunakan batubara Mengoptimalkan
sebagai andalan pasokan energi pemanfaatan gas bumi dan
nasional energi baru

Memanfaatkan
Meminimalkan nuklir sebagai pilihan
penggunaan minyak terakhir
bumi

40
40
Indonesia Target Bauran Energi Nasional berdasarkan PP 79/2014

REALISASI* TARGET RUEN


PASOKAN
ENERGI 2017 2018 2025 2050
TARGET
PRIMER
MTOE % MTOE % MTOE % MTOE % 2050
Minyak Bumi 79,18 42,09 79,66 39,18 100 25 202,4 20 24%

Gas Bumi 40,14 21,34 40,36 19,85 88 22 242,88 24


Batubara 57,05 30,33 67,67 33,28 120 30 253 25 2050 31%
EBT 11,74 6,24 15,61 7,68 92 23 313,72 31
25% 1.012 MTOE

188,11 100 203,3 100 400 100 1.012,3 100


20%
*) Realisasi 2017 berdasarkan data dari HEESI Pusdatin ESDM 2018
*) Capaian 2018 dihitung berdasarkan kesepakatan antara Setjen DEN,
Pusdatin KESDM, Ditjen EBTKE, Ditjen Gatrik, 22%
Ditjen Migas, Ditjen Minerba dan BPH Migas di
kantor Setjen DEN tanggal 10-11 April 2019 6,24 %
30% 2025
23%
400 MTOE
2017 30,33%
188,11M 25% EBT
TOE Minyak Bumi
Gas Bumi
TARGET Batubara
2025
CURRENT
SITUATION
41
Rencana Pembangkit Listrik di Maluku Papua

42
42
Tantangan Pengembangan Sistem Kelistrikan Maluku

❖ Pusat- Pusat Beban yang


tersebar
❖ Daerah Kepulauan
❖ Pertumbuhan Beban yang Kecil
❖ Transportasi Energi Primer
yang Sulit

Sumber: RUPTL 2019

43
43
Forest Area

Santuary reserve area &


nature conservation area
0.2 Protection area
17 17
Limited production area
27 23
Production
16
Convertible production

Hunting parks
Total area: 137,090,468 ha
Indonesian Diversity
Indonesia is a land of incredibly rich in flora
and fauna species which is the second
largest biodiversity in the world.:
• 28,000 species of flowering plants
• 4000 woody tree species
• 122 species of bamboo
• 350 species of rattan
• 2500 different kinds of orchids,
• 10 percent of the world mammalia
species
• 16 percent of the world reptile and
amphibia species
• 17 percent of the world bird species

45
Pemanfaatan hasil
hutan yang lestari

Stakeholder:
Kerajinan 1. HTI/petani HTR
2. Pengepul/Pedagang
kayu
Wood industry
3. Industri primer
Housing 4. Industri sekunder
5. Pedagang produk kayu
Furniture
6. Koperasi
7. Pemerintah
8. Perguruan tinggi
Paper mill
Paper

Biomass Pyrolysis
(residue)

Power generation
Alur Pemanfaatan Kayu untuk Energi

47
47
Cogeneration system

Tungku
KW
Pembakaran
Generator
kayu
Steam turbine Panas

Kawasan

Industri pengolahan kayu dapat memanfaatkan limbah


biomassanya untuk pembangkit tenaga listrik yang dapat
memasok sebagian kebutuhan energi di kawasan sekitarnya
Flowchart Masterplan
R.L. 4
Multiplier Effect

R.L. 1 R.L. 3 Keterangan


Kajian
Klasterisasi Prakiraan
Pengembangan Ruang Lingkup
Wilayah
Wilayah Beban K
R.L. 5 Di Luar Ruang Lingkup
R.L. 2
Model Transportasi
Potensi Industri Antar Klaster
Perikanan

R.L. 11 Optimasi Optimasi R.L. 12


FGD Perencanaan Perencanaan
Pembangkit Penyaluran
R.L. 6
R.L. 9 Estimasi R.L. 13
Kajian Energi Optimasi Perhitungan Biaya
Primer Hybrid Sistem Kelistrikan
Benchmarking
Sistem Kelistrikan
Negara Kepulauan
R.L. 7 & 8

Pemetaan Skenario Sustainability Supply R.L. 10


Potensi Implementasi Chain Energy Biomass
Termasuk Dukungan
Biomassa Biomassa Stakholder

49
49
Alternatif Pengebangan SDMM
Revolusi Industri
EDUCATION DELIVERY Curriculum Reorientation
In Industry 4.0 Revolution Era • Development of New Literacy (data, technology,
humanities) and new skills & subjects: coding, big
data, artificial intelligence, e-commerce, etc.
• Promote Extra-curricular activities to develop
leadership, collaborative teamwork.
• Facilitating entrepreneurship & internship with
industries.
Hybrid/Blended Learning, Online
Application of Hybrid/Blended Learning system
through SPADA-IdREN (Ind. Research Edu. Net)-TEIN
(Trans Eurasia Inf. Sys).
Lifelong Learning Development
Endorse universities to have a unit that facilitate
lifelong learning development.

Promote globalization and connectivity


80.000 lebih online courses tersedia
Definisi Blended Learning
Pembelajaran yang dilakukan dengan mengombinasikan pelaksanaan pembelajaran
secara tatap muka di kelas dengan pembelajaran interaktif dalam jaringan (daring)
tanpa mengurangi kualitas pembelajaran.
Blended Learning

• Mendorong mahasiswa menggunakan sumber


belajar internal dan eksternal dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
• Peningkatan kompetensi abad 21.
• Mendorong pembelajaran sepanjang hayat.
• Perkembangan pengetahuan, teknologi, dan
inovasi yang semakin pesat.

E-Learning memberikan akses dan fasilitas kepada


mahasiswa untuk membangun pengetahuannya secara
mandiri, sedangkan dosen berperan sebagai fasilitator
dan motivator.
Pembelajaran Daring via Webex
Pembelajaran e-learning (eLisa)
TERIMA KASIH
PENGOLAHAN HASIL
HUTAN KAYU
Kayu Lapis

Tomy Listyanto
Sri Nugroho Marsoem
Joko Sulistyo
Pendahuluan
• Faktor sosial dan perkembangan ekonomi serta
perubahan dalam sumber daya hutan
• Diameter pohon semakin kecil, sementara biaya
tenaga kerja meningkat.
• Teknologi proses yang mengkonversi kayu
menjadi komponen kecil berupa finir, partikel,
serat dsb.
• Didukung oleh industri perekat dan mesin
manufaktur
World Plywood in 2002-2009 (FAO)
Year
Item Unit
2002 2003 2004 2005
Production Quantity Million M3 59.27 68.79 68.64 73.24
Imports Quantity Million M3 20.85 21.96 24.56 24.56
Imports Value US$ Million 7.35 7.88 10.02 10.31
Exports Quantity Million M3 20.75 21.49 24.45 25.30
Exports Value US$ Million 6.69 7.42 9.30 10.25
Price US$/M3 338 352 394 412

Growth (%)
2005 2006 2007 2008 2009 Periodic Annual
73.24 73.75 84.46 81.10 78.20 32% 4%
24.56 26.47 25.45 22.21 21.07 1% 0%
10.31 11.91 12.02 11.89 9.57 30% 4%
25.30 28.64 28.44 24.99 23.98 16% 2%
10.25 12.06 13.56 13.27 11.85 77% 9%
412 435 475 533 475 41% 5%
Agus Setyarso, 2011
Indonesia Plywood in 2003-2008
(MoF)
Year
Item Unit
2003 2004 2005
Production Quantity Million ton 4.28 3.16 3.17
Imports Quantity Million ton 0.00 0.01 0.02
Imports Value US$ Million 0.98 3.72 8.87
Import s Price US$/ton 842.30 567.12 427.04 4
Exports Quantity Million ton 3.31 2.60 2.21
Exports Value US$ Million 1,662.91 1,576.87 1,374.67 1,5
Exports Price US$/ton 502.93 605.78 620.68 7
Consumption Million ton 0.97 0.56 0.98
Year Growth (%)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 Periodic Annual
4.28 3.16 3.17 2.67 2.42 2.35 -45% -11%
0.00 0.01 0.02 0.06 0.05 0.05 4471% 115%
0.98 3.72 8.87 23.53 23.77 28.03 2768% 96%
842.30 567.12 427.04 401.39 436.37 528.53 -37% -9%
3.31 2.60 2.21 1.98 1.60 1.67 -50% -13%
1,662.91 1,576.87 1,374.67 1,506.68 1,402.02 1,533.46 -8% -2%
502.93 605.78 620.68 761.29 876.37 919.15 83% 13%
0.97 0.56 0.98 0.75 0.87 0.73 -25% -6%
Kontribusi Sektor Kehutanan
pada Devisa Negara
• Merosotnya kontribusi terhadap devisa negara
– 1992/1997 → US $ 16,0 milyar
– 1997/2003 → US $ 13,2 milyar
– 2003/2005 → US $ 8,0 milyar

Nilai Ekspor Produk Kehutanan (US$ juta)


% Terhadap Total
Tahun Sawn Kayu Pulp &
Plywood Mebel Total Devisa Non Migas
Timber Olahan Paper
2000 2,419.1 97.2 597.9 3,001.9 1,470.5 7,586.6 12.13%
2001 2,004.2 162.7 478.8 2,598.4 1,389.2 6,633.4 11.67%
2002 2,145.0 NA 897.3 2,848.0 1,474.7 7,365.0 12.79%
2003 1,985.9 NA 1,280.0 3,164.0 1,529.3 7,959.1 12.96%
2004 1,852.8 NA 1,436.5 2,817.6 1,582.3 7,689.3 10.74%
2005 1,246.0 NA 1,465.4 3,495.5 1,789.4 7,996.3 12.07%

Sumber : BI, APKINDO, ISWA, APKI & ASMINDO


Kayu Lapis (Plywood)

• Penggunaan untuk perumahan dan bangunan


serta kebutuhan industri mendorong
berkembangnya teknologi komposit kayu (kayu
lapis, papan partikel, papan serat dsb).
• kayu lapis merupakan komposit kayu yang
dibuat dengan menggabungkan beberapa
lembar finir kayu yang umumnya berjumlah
ganjil yang disusun bersilangan dengan
menggunakan perekat.
Kayu Lapis (Plywood)
Finir
Finir: lembaran papan tipis dengan tebal seragam,
yang diperoleh melalui : pengupasan, pengirisan,
dan penggergajian
Perbandingan
Kayu Lapis - Kayu Gergajian Utuh

No Parameter Kayulapis Kayu utuh


5 Kekuatan(kg/cm2)
Keteguhan lentur
Arah // serat (tebal 4,5 mm) Arah // serat (tebal 5
BJ cm)
> 0,9 > 1303 > 1100
0,61 – 0,9 1010 – 1303 726 – 1100
0,41 – 0,6 815 – 1009 500 – 725
0,3 – 0,4 718 – 814 360 – 499
<0,3 < 718 < 360
Perbandingan
Kayu Lapis - Kayu Gergajian Utuh
No Parameter Kayulapis Kayu utuh
5 Kekuatan(kg/cm2)
Keteguhan tarik
Arah // serat Arah // serat
Rata-rata 41,1 Rata-rata 29,2
Kisaran 38,9 – 44,5 Kisaran 19,3 – 38,9

Arah ┴ serat Arah ┴ serat


Rata-rata 35,7 Rata-rata 32,0
Kisaran 34,7 – 37,1 Kisaran 23,6 – 43,4
Skema Proses Pembuatan Kayu Lapis

Log Kupas/Peel Clip Dry

Grading Trim Press Lay-Up


Penimbunan Log

• Selama menunggu untuk diproses log ditimbun


di logpond.
• Jumlah yang ditimbun dapat untuk keper- luan
sampai 2 bulan, khususnya bila letak pabrik jauh
dari asal log.
• Perendaman di dalam air menghindarkan log
dari serangan cendawan perusak, menjaga
kadar air kayu agar tetap basah sehingga
mudah dikupas menjadi finir.
Log Pond
Syarat Bahan Baku/Logs
Jenis yang sesuai
Mempunyai ukuran tertentu (diameter &
panjang). Log untuk face dipilih berdiameter besar,
untuk mendapatkan finir utuh. Log untuk core bisa
berdiameter kecil, krn diperkenankan disambung.
Diutamakan seratnya lurus dan bentuknya
sesilindris mungkin
Mempunyai cacat-cacat kayu minimal dan lain-
lain. Log bebas cacat untuk face yang perlu nilai
dekoratif. Log bermata kayu sehat diperkenankan
untuk kayu lapis konstruksi.
Pemilihan log (151110)
• Diplih berdasar : kemudahan dikupas,
kekerasan, BJ, kelas diameter, panjang,
pecah (melintang), retak melingkar, warna,
lubang penggerek, mata kayu, saluran
getah, serat kayu.
• Ditujukan untuk: face (muka) & back
(belakang) atau core (tengah).
Pemotongan Log
• Pemotongan dengan chainsaw.
• Core: panjang log umumnya 4 atau kadang 3
kaki (feet) (lebih sedikit).
• Face & Back: 8 kadang 6 kaki (feet) (lebih
sedikit).
• Dipersiapkan untuk dapat dikirim ke proses
pengupasan.
• Dihilangkan kulit (debarking) dan dibersihkan
dari benda-benda asing seperti paku.
Pembuatan Finir

• Pengupasan, dengan rotary lathe


• Penyayatan, dengan slicer
• Penggergajian
Pembuatan Finir: Pengupasan
Pembuatan Finir: Pengupasan
• Pengupasan menggunakan rotary cutting
• Dihasilkan venir kupas, yaitu jenis venir yang paling
banyak dibutuhkan/dipakai dalam pembuatan kayu
lapis (plywood), bentuk bahan berupa log
• Cara ini mempunyai:
– Kelebihan:
• Produktivitasnya tinggi
• Dapat menghasilkan finir yang lebar dan
beraneka ragam ukuran ketebalannya
– Kekurangan:
• Tidak mampu menghasilkan finir dengan
ketebalan tipis
• Corak finirnya tidak dekoratif
Proses Pengupasan
LOG
• Jenis, kualitas
DIPILIH/SELEKSI • Ukuran

DIPERIKSA/DIBERSIHKAN

• Centering log
TITIK TENGAH

DIPASANG PADA CHUCK

• 89 – 92,50
PISAU DISETEL
• Terbalik sudut kupas

POROS KAYU DIPUTAR

LOG TERKUPAS

VENIR KUPAS • Produksi venir kupas


Log, Rotary Lathe & Veneer

Log dipilih-diangkat Diperiksa dipotong

Penyiapan Centering, peeling (pengupasan)


Log di & Veneer Keluar dari
Rotary Lathe

Pengupasan Log menjadi Veneer


Rotary lathe
Sifat Permukaan Finir Kupas

Tight side : sisi halus, mudah dilengkungkan dan


biasanya merupakan sisi yang
diberi perekat

Veneer

Pisau
Loose side : sisi kasar, sukar dilengkungkan dan
biasanya bukan sisi yang diberi
perekat
Peningkatan Efisiensi Bahan di
Rotary lathe

Spindle chuck Roller


Pembuatan Finir: Sayatan
(Slicing)
• Umumnya hanya dipakai untuk
menghasilkan venir sayat/iris yang bercorak
dekoratif guna membuat “fancy plywood” =
kayu lapis indah.
• Bentuk bahan kayu : flitch atau block ware
• Fancy wood : yaitu kayu lapis (biasa) yang
permukaannya diperindah dengan venir atau
kertas/plastik yang mempunyai corak
dekoratif.
Pembuatan Finir: Sayatan
(Slicing)
Cara Penyayatan (Slicing)
Kayu bercorak dekoratif umumnya dari
jenis kayu yang keras, maka Berat jenis Suhu (ºC)
bahan/kayu perlu diberi :
0,46 60
– Perlakuan :
• Perendaman
• Perebusan 0,55 71
• Penguapan
– Hasil kayu :
• Lunak 0,60 93
• Elastis
– Hasil venir : rendemen tinggi
Pembuatan Finir: Sayatan
(Slicing)
Finir Reeling

• Finir yg baru diperoleh dari mesin pengup-


as (veneer lathe) yg panjangnya kadang
sampai 100 m (3’, 4’, 6’ maupun 8’)
digulung sementara.
Pembukaan gulungan &
Pengeringan
• Gulungan veneer dibuka kembali & dima-
sukkan ke alat pengering berlanjut
(continuous drying) -> Ka tertentu.
• Memudahkan proses perekatan
• Continuous dryer : face & back.
• Roller Veneer Dryer : Core veneer (lebih
kuat -> tebal)
Continuous Drying
Pemotongan Veneer
• Penghilangan cacat
• Face & Back dilakukan setelah
dikeringkan
• Core sebelum dikeringkan
Penyambungan-Patching

• Veneer yg telah dibersihkan dari cacat


(dipotong) kemudian disambung sesuai dg
ukuran.
• Dapat dengan mengelem sisi yg dipotong,
memberi pita kertas yg telah ada lemnya.
Pelaburan perekat
• Perekat: Urea formaldehida, melamin, dan
phenol formaldehyde
• Faktor lingkungan: emisi formaldehida
• Jumlah perekat terlabur di permukaan finir
diatur oleh jarak antara steel doctor roll
dan rubber applicator roll.
Perakitan/Lay up

• Di Indonesia dilakukan
secara manual
• Finir face dan back
telah disiapkan dalam
satu tumpukan
• Finir core yang
dilaburi perekat dirakit
diantara finir face dan
back.
Hot Pressing

• Dioperasikan
secara hidrolis.
• Hot press bisa
memiliki 10 – 50
opening. Setiap
opening untuk
mengempa 1
lembar kayu lapis
Hot Pressing

• Pressure: 1200 – 1400 kPa


• Suhu antara 140 – 165 ºC.
Trimming

• Pemotongan sisi
untuk
mendapatkan
ukuran akhir.
Grading

• Pemeriksaan
berdasarkan mata kayu
dan retakan/sobek
pada face dan back.
• Kayu lapis yang perlu
perbaikan dipisahkan.
• Blockboard diperiksa
kualitas corenya
Komposit Kayu
• Komposit kayu dikelompokkan kedalam tiga
katagori umum: kayulapis, partikel dan komposit
serat, dan komposit kayu-nonkayu
• Banyak bahan komposit, seperti papanserat
(fiberboard), MDF, dan papanpartikel, dapat
dibuat dari kayu saja atau dalam campuran
dengan serat-serat hasil pertanian
Serat Kayu dan Pengolahan
Pulp dan Kertas
Joko Sulistyo
Sri Nugroho Marsoem
Tomy Listyanto

Bagian Teknologi Hasil Hutan


Fakultas Kehutanan UGM
Komponen kayu pada berbagai dimensi
Proporsi Sel Penyusun Kayu

Kayu daun lebar Kayu jarum

saluran
pembuluh parenkim jari-jari serabut
Kayu damar
(%) (%) (%) (%)
(%)
Shorea johorensi 9.8 11.7 11.3 50.1 0.69
Shorea Platiclados 7.8 15.1 14.8 39.6 1.45
Shorea Leprosula 8.3 14.7 7.5 56.4 1.05
Shorea Parvifolia 11.8 13.8 10.4 48.9 1.34
Serat Kayu

Karakteristik A. mangium Ramin Jelutung

Panjang serat (mm) 0,86 1,28 1,46


Diemeter serat (µm) 15,82 30,51 54,56
Diameter Lumen (µm) 8,00 15,31 37,23
Tebal dd sel (µm) 3,91 7,7 8,67

Acacia mangium
Serat Kayu
Serat Akasia Serat Pinus
Serat Kayu
Bahan Baku Sumber Serat
▪ Tanaman bukan kayu (10%):
▪ Jerami
▪ Bagas
▪ Bambu
▪ Kelapa sawit
▪ Tanaman berkayu (48%)
▪ kayukeras (daun lebar) dan kayulunak
(daun jarum)
▪ Kertas daur ulang (42%) – di Jepang ±50%
Source of Woody Biomass
in Indonesia

▪ Forest:
▪ Natural Forest: IUPHHK, & log production
▪ Plantation Forest: planting program & log
production
▪ Community Forest
▪ Biomass Residues
▪ Logging activity
▪ Wood Processing (Industry) Residues
▪ Agriculture and Crops Estates
▪ Rubber
▪ Oil Palm
▪ Rice etc.
IUPHHK

Statistik Kehutanan 2007


Keterlacakan Sumber Serat Kayu

Tuntutan produk hijau


- Tidak mengandung
serat dari jenis yang
dilindungi
- Serat tidak berasal
dari sumber illegal

Acacia mangium Ramin Jelutung


Biomass Source in Indonesia

Agriculture & Crop Estates

7.E+07

6.E+07

5.E+07
Production (Ton)

4.E+07
Rice
3.E+07

2.E+07

1.E+07

0.E+00
20
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Year

Production (million Ton) 15


Jathropa
Rubber
10 Coconut
Oil Palm
5 Sugar Cane

0
1999 2001 2003 2005 2007 2009
Year
Jerami

▪ Panjang serat : 0,5 – 2,5 mm


▪ Diameter serat :0,01 – 0,2 mm
▪ Rendemen
▪ Pulp diputihkan 35%
▪ Pulp rendemen tinggi 65% (corrugating &
Lb)
Keunggulan & Kelemahan Jerami

Keunggulan Kelemahan
Hasil sampingan dari pertanian Masalah pengangkutan &
penyimpanan
Sering lebih murah dari kayu Jerami memakan tempat/ bulky
dan mengandung silika
Tanaman tahunan yg jumlah per Masa panenan yg singkat (1-2)
ha nya cukup besar (1-10 ton) bulan shg perlu aliran modal yg
besar
Hanya perlu sedikit penghalusan Cepat rusak-kerugian yg besar

Menghasilkan pengisian yg Laju derajat giling/ freeness yg


sempurna, pencetakan & rendah shg laju produksi rendah
kehalusan yg baik
Bambu

▪ Dunia : 75 genus – 1500 sp


▪ Indonesia : 10 genus -125 sp
▪ Pemanenan : 3 – 4 tahun

Serat:
▪ Panjang 1,5 – 4,4 mm (mayoritas 2,2 –
2,6 mm; Filipina 2,10 – 3,78 mm)
▪ Lebar : 14 (7 – 27) micron (Filipina 14–
19)
▪ Lumen: 6 – 7 micron
Perkebunan Kelapa Sawit

▪ Kelapa Sawit menyediakan residue


sebesar 78 m3 per ha yang dapat
menjadi bahan baku
▪ Peremajaan per tahun seluas 120.000 ha
(5,46%).
▪ Batang kelapa sawit: dikeringkan-
collapse
Tandan kosong kelapa sawit

▪ Tandan kosong kelapa sawit


▪ 23% dari tandan buah segar
▪ 55 – 60% berat keringnya adalah lignosellulosa
▪ Produksi puncak 20 - 24 ton tandan buah
segar/ha/th = 2,5 – 3,3 ton bahan
lignosellulosa
▪ Rendemen pulp
▪ Belum putih : 38,5%
▪ Putih : 32,5%
Jumlah
Tandan kosong kelapa sawit
Tahun Tandan (ton)
1987 1.731.963
1989 2.259.697
1990 2.774.503
1991 3.056.240
1992 3.406.187
1993 4.321.321
2000* 8.500.000
Sumber: Saraswati (1994)
Kayu konifer dan Kayu daunlebar
Type sel Panjang Lebar Jumlah (%)
(mm) (µm)
Kayu konifer
Trakeid Serabut 1,4 – 6,0 20 – 50 90
Trakeid jari-jari <5
Parenkim jari-jari 0,01 – 0,16 2 – 50 <10
Parenkim epitel <1

Kayu daun
Serabut 0,4 – 1, 6 10 – 40 55
Elemen pembuluh 0,2 – 0,6 10 – 300 30
Parenkim longitudinal <0,1 < 30 <5
Parenkim jari-jari 15
Perbandingan Sifat Kimia
Kayu konifer (Kayulunak) dan kayu daun
lebar (Kayukeras)
▪ ____________________________________________________

▪ Kayulunak Kayukeras
▪ ---------------------------------------------------------------------------------------
▪ Type Utama dari Serat Trakeid Serat kayu dan pembuluh
▪ Lignin, % 25 - 32 17 - 26
▪ Sellulose (Cross and
▪ Bevan), % 55 - 61 58 - 64
▪ Kadar pentosan, % 8 - 13 18 - 25
▪ Ekstraktif 3-8 1-5
▪ Abu 0,2 - 0,5 0,4 - 0,8
▪ ____________________________________________________
Kualitas Kayu – Kesesuaian Pemanfaatan
Wood characteristics Wood/paper properties Desired attributes and
product specifications
Density, i.e. cell diameter Stiffness Construction – machine
and wall thickness Longitudinal shrinkage stress grades: requiring
Stability/warp-free stiffness, straightness
and stability
Microfibril angle Machinability/finish Furniture – quality finish;
Reaction wood Figure/grain/texture calling for hard surface;
Spiral grain Hardness tight joints and little
movement in service;
ability to stain
Permeability Ease of drying Newsprint – high speed
Heartwood Color printing, resilience,
Extractives Odor adequate brightness,
opacity, low-cost
Tracheid length Tear strength Paperboard and packaging
Coarseness Brightness (less bleaching) – requiring good
More cellulose handling and
Less lignin serviceability (burst,
wet-strength), clear print
Kebutuhan Industri
▪ Setiap industri memiliki kebutuhan tipe dan kualitas kayu yang
berbeda-beda.
> Industri pulp kimia memerlukan kayu dengan kualitas yang
berbeda dgn industri pulp mekanik dan papan partikel
▪ Harga, sebagai konsekuensi perbedaan penilaian kualitas kayu,
menentukan pembeli dari bahan kayu
> Penggergajian akan membayar lebih untuk kayu dengan
diameter besar dibandingkan membayar kayu berdiameter
kecil dengan volume yang sama
> Industri pulp akan memilih membayar 1/10 harga bila
menggunakan limbah sebetan dibandingkan pembelian kayu
bulatnya
▪ Setiap industri memiliki kriteria kualitas yang berbeda-beda
> Kayu gergajian: diameter dan panjang log, distribusi dan
ukuran cabang, kerapatan/BJ
> Log pulp: tebal dinding sel, panjang serat dan kandungan serat.
Type Proses Pulping
▪ Mekanis
▪ Kimia
▪ Kombinasi dari keduanya

▪ Berdasar urutan dari menurunnya enersi mekanis yang


diperlukan untuk memisahkan serat (fiberasi) dan me
ningkatnya ketergantungan pada aksi bahan kimia, pro
ses pulping dapat dibedakan menjadi empat kelompok
yaitu pulping mekanis, kimia-mekanis (chemi-mechani-
cal), semikimia, dan kimia.
Produksi pulp dunia
Pulping mekanis vs kimia

▪ Pulping cara mekanis pemisahan serat sepenuhnya


bergantung pada aksi fisik, sementara pada cara
pulping kimia pemisahannya bergantung pada
pengaruh bahan kimia.
▪ Semakin banyak bahan kimia terlibat, semakin rendah
rendemen dan kandungan ligninnya karena aksi kimia
mendegradasi dan melarutkan komponen kayu,
khusus nya lignin dan hemisellulose. Di sisi lain,
pulping kimia menghasilkan serat-serat individual yang
tidak terpotong dan menghasilkan kertas-kertas yang
kuat karena lignin nya, yang mengganggu/bercampur
dengan ikatan hydrogen dari serat, banyak sekali yang
dihilangkan.
Pulp Mekanis

▪ memerlukan pasokan energi listrik yang


besar
▪ rendemennya tinggi sekitar 85-96%
▪ kekuatannya relatif rendah
▪ tidak bisa diputihkan sampai derajat yang
tinggi
▪ dapat memberikan hasil printing yang
berkualitas
▪ sesuai untuk kayu berwarna terang.
Pulp Mekanis (2)
Pulp Semikimia

▪ Pulp dibuat dengan memberi perlakuan


pada chip kayu dalam bahan kimia pada
suhu tinggi sehingga sebagian lignin dan
hemiselulosa bisa dilarutkan
▪ Chip yang sudah lunak dilewatkan pada
disc refiner
▪ Rendemen antara 70-85%
▪ Pulp untuk kertas kemasan (packaging)
Pulp Kimia

▪ Chip kayu diurai dengan larutan kimia


pada suhu tinggi antara 170 – 180 ºC
sampai lignin terlarutkan
▪ Hemiselulosa ikut terlarut
▪ Rendemen rendah, antara 45 – 50%
▪ Proses kimia dibedakan menjadi proses
sulfit pada pH bervariasi dan pulping
alkalin (proses kraft).
Perbandingan Pulping Kimia dan Mekanis
Arus Pemerolehan Bahan Baku
Pembuatan Pulp
▪ Bila dilakukan secara mekanis, maka perubahan
yang terjadi terhadap bahan bakunya hanyalah pa
da bahan yang larut air sedangkan unsur kimia
asli dari penyusun serat yang menjadi pulp
tersebut masih belum berubah.
▪ Secara kimia dilakukan dengan menghilangkan
lignin pengikat serat secara selektif dan bervariasi
tingkatannya, namun tanpa atau sesedikit mung-
kin mengakibatkan hilangnya hemisellulose dan
selullose.
▪ Jika yang kita buat adalah kertas putih, maka pe-
murnian ini dilanjutkan pada tahap pemutihan.
Untuk pembuatan pulp kimia dengan kandungan
sellulose alpha yang tinggi pemurnian selanjutnya
juga dilakukan pada tahap pemutihan.
Pulp dan Kertas

Sri Nugroho Marsoem


Joko Sulistyo
Tomy Listyanto
pengantar

• Pulp dan kertas merupakan industri yang


padat modal – industri berkapasitas
900.000 ton/tahun perlu invest US $ 1,2
millyar.
• Tumbuh pesat di lokasi dimana pohon
tumbuh sangat cepat dan tenaga kerja
murah
• Tersedianya kertas daur ulang dari
negara-negara maju – AS mengekspor 8,4
juta ton ke Asia
pengantar

• Pertumbuhan kebutuhan kertas


3,3%/tahun – 167 juta ton dari pulp dan
141 juta ton dari kertas daur ulang pada
2002.
pengantar

• Bahan baku kertas:


- kayu (48%)
- serat alam: kenaf, hemp, bagas, jerami (10%)
- kertas daur ulang (42%) – di Jepang ±50%
• Produksi pulp dunia dibagi menjadi tiga:
mekanis, semikimia dan kimia
• Definisi Pulping: proses penguraian kayu
menjadi serat atau menjadi campuran antara
serat dan potongan serat.
pengantar

• Pembuatan Kertas:
menyebarkan suspensi berisi lapisan pulp di
atas permukaan saringan kawat (wire mesh
screen) yang bergerak untuk membentuk
jaringan kertas basah yang dihilangan airnya
dengan pressing dan terjadi konsolidasi serat,
dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan
kertas.
• Ciri dari pulping dan pembuatan kertas:
- proses dengan energi yang intensif
- membutuhkan air dalam jumlah banyak
pengantar

Produksi pulp dunia


pengantar Paper & Paperboard

produksi

export

import
pengantar Printing & Writing Paper

produksi
-Faktor penting: kekuatan
dan kehalusan permukaan
-Kertas dari pulp mekanis
utk produk berumur
singkat spt kertas koran
-Kertas dari pulp kimia utk export
kertas berkualitas seperti
buku, majalah dsb.

import
gambaran
pilihan proses

Pulp Mekanis
• memerlukan pasokan energi listrik yang
besar
• rendemennya tinggi sekitar 85-96%
• kekuatannya relatif rendah
• tidak bisa diputihkan sampai derajat yang
tinggi
• dapat memberikan hasil printing yang
berkualitas
• sesuai untuk kayu berwarna terang.
gambaran
pilihan proses

Pulp Semikimia
• Pulp dibuat dengan memberi perlakuan
pada chip kayu dalam bahan kimia pada
suhu tinggi sehingga sebagian lignin dan
hemiselulosa bisa dilarutkan
• Chip yang sudah lunak dilewatkan pada
disc refiner
• Rendemen antara 70-85%
• Pulp untuk kertas kemasan (packaging)
gambaran
pilihan proses

Pulp Kimia
• Chip kayu diurai dengan larutan kimia
pada suhu tinggi antara 170 – 180 ºC
sampai lignin terlarutkan
• Hemiselulosa ikut terlarut
• Rendemen rendah, antara 45 – 50%
• Proses kimia dibedakan menjadi proses
sulfit pada pH bervariasi dan pulping
alkalin (proses kraft).
gambaran
pilihan proses

Perbandingan Pulping Kimia dan Mekanis


penyiapan
bahan kayu

• Log harus dikuliti, diproses menjadi chip dan


dapat disimpan selama 3 bulan atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai