Anda di halaman 1dari 28

I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ternak kambing dan domba merupakan salah satu usaha yang cukup
menjanjikan, disamping perawatannya cukup mudah, serta kesediaan pakan bisa
didapatkan dari dedaunan maupun rerumputan yang banyak terdapat di sekitar,
kambing dan domba juga mudah untuk dibudidayakan baik untuk konsumsi
ataupun dari segi penjualannya. Salah satu faktor penting dalam ternak kambing
dan domba adalah adanya kandang yang berfungsi untuk melindungi kambingdan
domba. Banyak peternak kambing serta domba yang belum memiliki
pemahaman serta pengetahuan teknis, salah satunya tentang alat-alat yang
diperlukan dalam penanganan dan pemeliharaan domba atau kambing.

Praktikum tentang alat-alat untuk pemeliharaan dan penanganan domba


atau kambing ini bertujuan untuk mengenalkan alat yang berperan penting dalam
menunjang produktivitas dari ternak domba dan kambing tersebut. Dan juga
untuk mengenalkan fungsi dari masing-masing alat yang berguna dalam kegiatan
peternakan.

Dalam praktikum kali ini peralatan atau karkas yang dipergunakan dalam
sistem pemeliharaan domba dan kambing terdiri dari beberapa bagian yaitu: alat
penanda ternak (marking), aksesoris ternak, alat pengukuran ternak, obat-obatan,
alat karkas ternak, alat untuk tanduk dan bulu ternak, dan alat untuk kastrasi.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui berbagai macam alat yang digunakan dalam
manajemen produksi domba dan kambing
2. Untuk mengetahui fungsi alat yang digunakan dalam manajemen produksi
domba dan kambing.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2016 pukul 10.00 –
12.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong
Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.

2
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat,


menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kobinasi dari berbagai tindakan
yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
suatu kondisi yang bisa diterima. Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas adalah
tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui umur
masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin. Pengetahuan mengenai pemeliharan
pada ternak kambing dan domba sangat diperlukan untuk keberhasilan dalam bidang
perawatan dan penunjang produksi. (Setiawan F.D, 2008 ).
Pemeliharaan ternak domba dan kambing pada umumnya sama seperti pada
pemeliharaan ternak ruminansia lainnya seperti penanganan, pemotongan tanduk,
kastrasi, identifikasi, pemeliharaan kuku, pemotongan bulu pada domba, penanganan
penyakit dan kelahiran, penentuan bobot badan dan pengendallian ternak.
2.1.Penanganan (Handling)
Penanganan adalah suatu proses yang pada kegiatan manusia melakukan
pekerjaan terhadap ternak membutuhkan beberapa pengekangan atau penyesuaian diri
ternak tersebut. Dalam penanganan ada yang disebut handling dan restrain. Handling
adalah membuat gerakan hewan dibatasi sehingga tidak sulit penanganannya tetapi
hewan masih bisa bergerak. Restrain adalah memperlakukan hewan agar tidak bisa
bergerak dalam keadaan sadar.Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah
didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia.
Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih
mempunyai sifat-sifat dasar,sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita
dituntut untuk menguasai teknik-teknik pengusaan ternak. Penggunaan peralatan
handling hendaknya harus diperhatikan oleh peternak agar pada saat penanganan

3
handling tidak terjadi kesalahanyang berakibat pada terlukanya ternak tersebut.
(Heriyadi, 1990)
Penguasaan terhadap ternak (handling ) dalam usaha peternakan, terutama
ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :
a) Mempermudah penanganan ternak, baik dilapangan maupun dikandang.
b) Menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, disamping itu untuk
menjamin keamanan bagi ternak itu sendiri.
c) Mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor,
tanduk, pencukuran bulu, kastrasi, dan lain sebagainya. (Purnomoadi, 2003)

2.2.Identifikasi ternak
Identifikasi ternak merupakan suatu bentuk recording yang harus dilakukan
pada setiap ternak. Identifikasi ternak dapat dilakukan dalam bentuk ear tag, tato dan
papan nama. Metode identifikasi ternak dapat terbagi dalam 2 kategori, yaitu
permanen dan temporer. Identifikasi permanen meliputi menusuk telinga dan
pemakaian tattoo, Sketsa, foto, merek (pemberian nama) dan elektrik. Tipe
nonpermanen yaitu memakaikan kalung di leher, pemberian tanda di
telinga, pemberian gelang kaki, penandaan pada punggung, rantai leher dengan tanda,
pemberian tanda di panggul, pemberian tanda pada ekor, menandai dengan cat dan
crayon, dan sebagainya. Metode ini sangat ideal untuk semua kondisi. Proses
penaandaan pada ternak sangat penting karena agar mempermudah dalam
pengidentifikasian. Dimana indentifikasi ternak akan membantu proses rekording,
dimana manusia memiliki sifat yang sejak lahir sudah ada pada diri manusia yaitu
lupa. Selain itu juga pemberian tanda pada ternak akan mempermudah dalam
pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Selain itu, pemberian
tanda ini juga memudahkan untuk melakukan identifikasi tiap-tiap sapi yang
dipeliharabaik dalam mengetahui siklus birahi, dan jenis ternak yang dipelihara.

4
Banyak cara dan pilihan untuk identifikasi tersebut, seperti pamasangan anting
telinga, tattoo, foto dengan marka berwarna dan paling popoler adalah pemberian cap
atau branding. (Heriyadi, 1990)

2.3.Pemotongan kuku
Kuku tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan
kedudukan tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak
bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit penyakit
kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak. Kuku yang tumbuh panjang
dapat menghambat aktivitas ternak, seperti naikturun kandang, berjalan untuk
mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik sewaktu melakukan
perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan dan timpang, sehingga
mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu sedang mengalami
kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran. Upaya untuk menjaga agar
kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk
melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang.
Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah
terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki
belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik
kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku
dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi
penggunaan ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan kuku dapat dilakukan
dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan.
Pemotongan kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab
tidak semua bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan
akan sulit mengerjakannya jika kurang terampil. Peralatan yang yang dipergunakan

5
pada pemotongan kuku padadomba dan kambing ini biasanya menggunakan hoof
knife. (Heriyadi, 1990)

2.4.Pemotongan tanduk
Salah satu sifat ruminansia dewasa khususnya domba adalah suka berkelahi,
akibatnya sering terjadi perlukaan akibat tandukan. Untuk mencegah terjadinya luka-
luka, alangkah baiknya tanduk ternak yang masih muda dipotong atau dihilangkan
(dehorning). Pemotongan ini akan berlangsung mudah dan aman, kalau umur ternak
di bawah satu bulan. Dehorning dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut dehorner, baik electric dehorner (pemotong tanduk elektrik), manual dehorner
(pemotong tanduk manual), atau dehorner paste (pasta untuk merapuhkan tanduk).
Tujuan pemotongan tanduk adalah memudahkan penaganganan ternak dan mencegah
timbulnya perlukaan akibat tandukan. Cara menghilangkan tanduk adalah sebagai
berikut, bulu disekitar tanduk digunting bersih, dan cuci daerah tersebut dengan
sabun, lalu keringkan dengan kapas bersih. Pipa besi dibakar dalam tungku lalu
tempelkan bagian yang merah membara itu sehingga membakar kulit disekitar tunas
tanduk. Perlakuan ini sangat cepat , hanya berlangsung sekitar 2 detik saja, jangan
berlangsung lebih luka, karena bisa merusak sel otak. Tunas tanduk yang benar-benar
terbakar, mudah sekali terkelupas, luka akibat pengelupasan, diobati dengan bubuk
antibiotika lalu kambingnya disuntik dengan obat tetanus antitoksin. Tunas tanduk
yang tercabut, tak akan menumbuhkan tanduk lagi. (Johnston, 1983)
Pemotongan tanduk pada domba dan kambing biasanya dilakukan saat ternak
tersebut masih kecil dengan tujuan agar tenak tersebut tidak menyakiti domba atau
kambing yang lain terlebih bila dikandangkan di kandang yang tidak individu. Di
Indonesia jarang dilakukan dehorning dikarenakan tanduk pada domba menjadi
karateristik dan nilai jual tersendiri terlebih pada jenis domba tangkas. (Johnston,
1983)

6
2.5.Katrasi dan pemotongan ekor
Kastrasi adalah usaha untuk menghilangkan fungsi reproduksi ternak jantan
sebagai pejantan atau pemacak, dengan cara menghambat proses pembentukan dan
pengeluaran sperma. Kastrasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: kastrasi tertutup
dan terbuka.
a. Kastrasi Tertutup Kastrasi tertutup dilakukan dengan mengikat saluran yang
menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati karena tidak memperoleh zat-zat
makanan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan zat kimia atau dengan
menjepit atau mengikat saluran sperma. Kastrasi tertutup dapat dilakukan dengan
beberapa macam alat misalnya karet elastrator dan tang burdizzo. Cara ini efektif
dilakukan pada ternak umur 1 minggu. Saluran menuju testes secara perlahan-lahan
dimampatkan oleh penjepit cincin karet. Alat untuk memasang cincin karet
dinamakan tang penguak atau elastrator , yaitu untuk menguakkan karet yang
lubangnya kecil untuk dapat melewati buah zakar dengan menempatkan cincin pada
pangkalnya.
b. Kastrasi Terbuka Kastrasi terbuka adalah kastrasi yang dilakukan dengan
jalan pembedahan untuk mengeluarkan testes, cara ini efektif dilakukan pada ternak
yang berumur 7-14 hari. Kastrasi pada usia dewasa tidak terlalu berpengaruh terhadap
pertumbuhan, namun dapat memperbaiki kualitas karkas daging setelah ternak
dipotong, ternak yang dikastrasi pembawaannya akan lebih tenang dan
pertumbuhannya cepat. Sebaiknya ternak yang akan dikastrasi berumur tidak lebih
dari 8 bulan, sebab setelah umur lebih dari 8 bulan mudah mengalami cekaman dan
pendarahan yang hebat. Kastrasi atau pengebirian yang dilakukan pada ternak
bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan, selain itu agar memungkinkan untuk
memperoleh nilai karkas daging yang berkualitas baik. Ternak yang dikastrasi akan

7
memperlihatkan tubuh yang lebih gemuk, bulat, dan lebih mudah dikelola terutama
dalam suatu peternakan yang besar. (Akoso, 1996)
Ternak yang tidak terseleksi sebagai pejantan lebih baik dikastrasi agar tidak
mengawini betina dan mempunyai keturunan. Hilangnya fungsi ternak sebagai
pejantan akan menghilangkan nafsu untuk kawin, sehingga dapat mengurangi
peluang penularan penyakit, khususnya penyakit yang menular lewat perkawinan.
Kastrasi dilakukan pada ternak jantan sedangkan pemotongan ekor biasanya
dilakukan pada ternak betina. Docking adalah tindakan memotong ekor biasanya
dilakukan pada ternak betina yang akan dikawinkan, namun memiliki ekor besar yang
dapat menghambat dalam melakukan proses perkawinan secara alami. Pemotongan
ekor sering dilakukan pada domba ekor gemuk karena memiliki ekor yang besar.
(Akoso, 1996)
2.6 Pencukuran bulu
Pencukuran bulu dilakukan 3–6 bulan satu kali. Pencukuran dilakukan setelah
domba diberi makan untuk mengurangi cekaman (stress). Biasanya pencukuran bulu
dilakukan dengan menggunakan gunting cukur. Ada dua macam alat pencukur bulu,
yaitu electric shearing machine (gunting cukur elektrik) dan manual shearing (gunting
cukur manual). (Harsign, 1983)
Akan tetapi kebanyakan peternak kecil banyak mempergunakan alat cukur
yang manual, karena alat tersebut harganya lebih murah dibandingkan gunting cukur
elektrik. Sebenarnya dari segi efektivitas alat gunting cukur elektrik jauh lebih efektif
karena memiliki daya cukur yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan gunting
cukur manual, di samping itu hasil pencukuran jauh lebih rapi dan lebih teratur.
Tujuan pencukuran bulu adalah untuk menghilangkan sarang kutu penghisap darah,
memperbaiki kualitas daging, memperbaiki kualitas sperma, dan memperoleh hasil
pencukuran bulu/wool untuk dijual secara komersial. Pencukuran bulu dimulai dari

8
bagian perut menuju tulang belakang, dilanjutkan dengan pencukuran dari pangkal
ekor sampai ke kepala sejajar tulang punggung. (Johnston, 1983)

2.7 Peralatan Pemotongan Daging


Ketersediaan alat pemotong daging sangat diperlukan untuk memperoleh
karkas/daging yang berkualitas baik dan sehat, Pejagal atau pemotong daging harus
menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsi alat tersebut secara benar, di
samping itu seluruh peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih. Pemotong
daging yang profesional seharusnya selalu memiliki peralatan sendiri pada saat
bertugas. Peralatan dasar yang digunakan dalam pemotongan daging, antara lain:
pisau, pengasah, gergaji, pembelah daging (cleaver),carver, slicer, filleting knife,
boning knife, dan skinning knife. (Carles, 1987)

2.8 Pengobatan
Keberhasilan setiap usaha peternakan tidak hanya bergantung atas
faktorfaktor bibit, pakan, dan manajemen, akan tetapi bergantung pula terhadap faktor
penyakit. Usaha yang telah dirintis dengan susah payah akan jadi siasia, bila peternak
tidak memperhatikan kesehatan ternak. Oleh karena itu pengendalian penyakit
menjadi lebih utama dibandingkan pengobatan terhadap penyakit yang telah
berjangkit di suatu peternakan.
secara singkat mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
timbulnya penyakit dan beberapa penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak mudah terserang penyakit, antara lain
adalah
1. Perhatikan kebersihan ternak, peralatan yang digunakan, dan lingkungan setempat.
2. Pisahkan ternak sakit atau diduga sakit pada kandang isolasi dan bersihkan
kandang yang pernah ditempati ternak sakit oleh desinfektan.

9
3. Pantau dan rawat ternak-ternak yang sakit secara cermat dan teliti.
4. Berikan ransum yang memiliki kualitas yang baik dalam kuantitas yang memadai,
di samping itu sediakan air minum yang bersih dalam jumlah yang cukup.
5. Ternak dari luar peternakan yang didatangkan, sebaiknya dipisahkan pada kandang
isolasi dan dipantau paling tidak selama 10-14 hari, sampai diyakini benar ternak
tersebut tidak bermasalah dari sisi kesehatan.
6. Konsultasi dengan petugas dinas peternakan setempat atau dokter hewan, untuk
memeriksakan kondisi ternak, vaksinasi, atau hal-hal lain. (Akoso, 1996)

10
III
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

 Kamera
 Alat Tulis
 Alat peenanda ternak (marking), alat pengukuran, alat kesehatan, alat karkas,
alat kastrasi dan alat aksesoris ternak.

3.2 Prosedur Kerja

 Setiap kelompok mengamati peralatan perkandangan yang terdapat pada meja


setiap kelompok masing – masing
 Amati dan mendokumentasikan setiap peralatan yang terdapat di depan meja
kelompok lalu tulis di laporan sementara
 Setiap waktu 3 menit kelompok melakukan rolling atau bergantian ke meja
selanjutnya

11
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Alat Penanda ternak (marking)

12
13
4.1.2. Alat Aksesoris Ternak

14
4.1.3 Alat Pengukuran Ternak

15
16
4.1.4. Alat Kesehatan Ternak

4.1.5. Alat Karkas Ternak

17
18
4.1.6. Alat untuk dan Tanduk Ternak

19
4.1.7. Alat Kastrasi

20
4.2. Pembahasan

Alat-alat untuk manajemen produksi ternak domba dan kambing berdasarkan


fungsinya digolongkan menjadi beberapa macam yaitu alat peenanda ternak
(marking), alat pengukuran, alat kesehatan, alat karkas, alat kastrasi dan alat aksesoris
ternak. Berikut macam-macam alat beserta fungsinya.

1) Alat Penanda pada Ternak


a. Ear Tag, Leg Tag dan Neck Tag
Berfungsi sebagai penanda ternak yang ditempelkan pada telinga (Ear Tag),
kaki (Leg Tag) dan leher (Neck Tag) yang telah diberi nomor sebagai
pembeda dari ternak yang satu dengan yang lainnya.
b. Rotary Tattoo, Manual Tattoo, Electric Tattoo dan Outfit Tattoo
Berfungsi sebagai penanda ternak dengan pemberian tattoo pada bagian daun
telinga biasanya berupa susunan dari nomor ataupun gabungan dengan huruf .
c. Aplicator Tang (Tang Ear Tag)
Berfungsi sebagai alat dalam pemasangan ear tag pada ternak
d. Paint Stick
Berfungsi sebagai penanda ternak dalam pemilihan misalkan pada seleksi
induk, bibit ataupun sebagai ternak potong.
e. Tinta Cina
Berfungsi sebagai penanda pada ternak seperti paint stick

2) Alat Pengukuran pada Ternak


a. Scrotum Measurement
Berfungsi sebagai alat ukur besar kecilnya ukuran skrotum ternak
b. Termometer Mak-Min

21
Berfungsi sebagai alat pengukur suhu air maksimum dan minimunya suatu
tempat. Satuan suhu dalam Celcius
c. Higrometer
Berfungsi sebagai alat pengukur kelembapan suatu tempat untuk mencegah
timbulnya penyakit ataupun jamur yang dapat mengganggu dalam usaha
peternakan. Biasanya pada tempat penyimpanan alat, produk hasil ternak dan
pakan ternak
d. Barometer
Berfungsi sebagai alat ukur kecepatan angin
e. Pregnant Test
Berfungsi sebagai Alat untuk menditeksi (mendengar) janin pada kandungan
ternak untuk memastikan keadaan janin.
f. Ph meter
Berfungsi sebagai alat pengukur derajat keasaman suatu larutan
g. Kalender siklus ternak
Berfungsi sebagai alat berupa kalender kebuntingan pada ternak, pada
kalender ini juga dapat diduga sapi akan melahirkan setelah dikawinkan dan
h. Lean meter
Berfungsi sebgai alat pengukur lemak, sebagai alat penilaian (pengkategorian)
i. Penetro meter
Berfungsi sebagai alat ukur dari keempuka daging ternak, hal ini sebagai
penilaian (pengkategorian) pada daging ternak tersebut.
j. Timbangan Karkas
Berfungsi sebagai untuk memudahkan dalam penimbangan karkas yang realtif
ukurannya besar.
k. Meteran
Sebagai alat ukur ternak bila tidak ada tongkat ukur khusus dalam pengukuran

22
.ternak dalam penghitungan pendugaan bobot badan ternak. Intinya sebagai
alat ukur dengan ukuran cm dan inchi.
l. Electric Fence Tester
Alat yang digunakan untuk mengetest voltase dari kawat pagar yang biasa
digunakan di beberapa peternakan..
m. Solar Pak
Sebagai penampung listrik yang dihasilkan dari sinar matahari yang dapat
digunakan dalam penerangan pada malam hari atau penggunaan alat
perlengkapan listrik pada peternakan.

3) Alat Kesehatan Ternak


a. Obat-obatan
Sebagai pertolongan pertama pada saat terlihat penyakit pada ternak ataupun
untuk menjaga kesehatan pada ternak. Obat-obatan pada contoh terdapat obat
cacingan, kembung dll.
b. Alat Operasi
Seperngkat alat bantu dalam melakukan operasi pada ternak, alat ini khusus
untuk operasi dengan bahan yang aman (tidak berkarat)
c. Bloat Needle
Sebagai alat untuk menusuk (membuat lubang) di bagian abdomen pada sapi
yang mengalami bloat (kembung).
d. Drenching Gun
Sebagai alat untuk ternak bila terkena cacingan, caranya dengan dimasukan ke
mulut.

4) Alat Karkas Ternak


a. Trimmer

23
Sebagai alat pemisah antara lemak yan gmenempel pada dagina dengan
dikerik
b. Asahan
Sebagai alat mengasah peralatan pisau karkas supaya tidak tumpul
c. Fillet Knives
Seprangkat pisau yang berguna memisahkan antara daging dengan tulang.
Pisau ini memiliki beberapa bentuk untuk mencapai sudut-sudut tulang yang
sulit diraih.
d. Skinning Knife
Alat untuk menguliti (pemisahan kulit dari daging) ternak yang sudah
dipotong
e. Slicer Knife
Alat sebagai pemotong daging yang sangat tajam.
f. Bonning Knife
Alat khusus untuk memotong tulang yang tidak terlalu besar seperti misalnya
tulang paha, kaki, rusuk dll
g. Gergaji Karkas Electric dan manual
Alat bantu dalam memotong karkas khussunya pada bgian tulang yang sulit
dipotong dengan pisau biasa atau boning knife.

5) Alat untuk Tanduk dan Bulu Ternak


a. Pasta Dehorner
Sebagai alat untuk mematikan sel-sel tanduk agar tidak tumbuh.
b. Manual Dehorner
Sebagai alat pemotong tanduk secara manual dengan prinsip kerja mengikis
tanduk, membuat sudut agar mudah di patahkan.
c. Electric Dehorner

24
Alat yang digunakan dalam pemotongan tanduk, alat ini seperti solder panas
yang dapat mematikan sel-sel tanduk agar tidak tumbuh.

6) Alat Kastrasi Ternak


a. Elastrator
Sebagai alat dalam kastrasi ataupun tail-docking, alat ini membantu membuka
karet elastrator untuk dipasangkan di skrotum (kastrasi) atau di ekor (tail-
docking)
b. Karet Elastrator
Karet yang digunakan pada kastrasi dan tail-docking dengan bantuan alat
elastrator
c. Emasculator dan Liliput Emasculator
Alat sebagai proses kastrasi pada ternak jantan kecil dengan memotong
saluran vasdefeens agar tidak memproduksi semen untuk tujuan
memaksimalkan pertumbuhan bobot badan
d. Castrator-Docker
Alat yang berfungsi sebagai pemotong skrotum dalam kastrasi dan pemotong
ekor (tail-docking)
e. Tang Burdizzo
Alat yang digunakan pada saat kastrasi dengan prinsip memampatkan saluran
vas deferens, dengan begitu reproduksi semen tidak akan terjadi yang akan di
fokuskan pada pertumbuhan.
7) Aksesoris Ternak
a. Restrainer
Alat yang digunakan dalam handling domba agar memudahkan pengikatan
domba (diam ditempat)
b. Stock Shock Cattle/Jigger

25
Alat yang digunakan saat penertiban ternak yang liar (sulit ) diatur ketika
pemotongan atapun masuk kandang.
d. Hoof Clipper
Alat dalam pemotongan kuku, agar ternak tidak mengalami kesulitan dalam
bediri yang akan membuat energinya terbuang sia-sia.
e. Two Hooves Knives
Alat yang digunakan dalam pemotongan kuku bagian bawah agar bagaian
bawah datar atau sama rata.
f. Manual Shearing
Alat untuk pemotongan bulu secara manual.

26
V
KESIMPULAN

5.1. Alat-alat untuk manajemen produksi ternak domba dan kambing berdasarkan
fungsinya digolongkan menjadi beberapa macam yaitu alat peenanda ternak
(marking), alat pengukuran, alat kesehatan, alat karkas, alat kastrasi dan alat
aksesoris ternak.

5.2. Alat-alat untuk manajemen pemeliharaan ternak domba dan kambing yaitu
meliputi alat penanda ternak, alat pengukuran, alat kesehataan, alat karkas, alat
kastrasi, dan alat aksesoris ternak mempunyai fungsi dan perannya masing-
masing untuk menunjang produktivitas ternak domba dan kambing.

27
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius, Yogyakarta.

Carles, A.B. 1987. Sheep Production in the Tropics. ELBS Ed. New Delhi.

Heriyadi, D. 1990. Penanganan Ternak Domba. Fakultas Peternakan


Universitas Padjadjaran. Bandung.

Johnston, R.G. 1983. Introduction to Sheep Farming. Granada Publishing


Ltd. London.

Purnomoadi, A.2003. Diktat Kuliah Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas
Peternakan Universitas Dipoegoro. Semarang

Setiawan, F.D, 2008. Perawatan Mekanikal Mesin Produksi. Maximus. Yogyakarta

28

Anda mungkin juga menyukai