Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGHAYATAN PROFESI VETERINER DAN


KEWIRAUSAHAAN

APLIKASI DAN KEGUNAAN TANDA PENGENAL PADA TERNAK


(IDENTIFIKASI TERNAK)

DOSEN MATA KULIAH: Dr. drh. Teuku Zahrial Helmi, M. Sc

Disusun oleh:

Nama : A. Rivai

NIM : 1802101010052

Kelas : 04

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1. Latar belakang.........................................................................................1

1.2.Rumusan masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................5

3.1. Pengertian identifikasi ternak..................................................................5

3.2. Macam-macam identifikasi ternak..........................................................7

3.3. Fungsi identifikasi ternak........................................................................9

3.4. Kelebihan dan kekurangan identifikasi ternak........................................10

BAB IV PENUTUP............................................................................................11

4.1. Kesimpulan..............................................................................................11

4.2. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan


membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari
kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan
saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang
ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah
dikombinasikan secara optimal. Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang
peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar
seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan
hewan kecil seperti ayam, kelinci, dan lain-lain.

Sapi susu atau sapi perah adalah sapi yang dikembangbiakan secara


khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susudalam jumlah besar.
Sapi susu adalah varietas dari spesies Bos taurus. Dalam sejarahnya, sapi
penghasil susu dan sapi pedaging tidak memiliki perbedaan mencolok,
dengan induk yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan sapi yang
menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Saat
ini, pengembang biakan sapi lebih terspesialisasi dengan seleksi buatan untuk
mendapatkan sapi varietas khusus yang mampu menghasilkan susu dalam
jumlah besar.

 Penandaan ear-notching atau identifiksi adalah tindakan yang


dilakukan untuk tanda pengenal dengan cara melukai atau mengerat tepi
telinga atau daun telinga dengan menggunakan pisau tajam atau silet pada
setiap keratan mengandung makna, angka, atau kode.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanda pengenal pada ternak?
2. Apa saja macam-macam tanda pengenal pada ternak?
3. Apa fungsi tanda pengenal pada ternak?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan tanda pengenal pada ternak?

1.3. Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian dari tanda pengenal pada ternak.
2 Untuk mengetahui macam-macam tanda pengenal pada ternak.
3 Untuk mengetahui fungsi tanda pengenal pada ternak.
4 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tanda pengenal pada ternak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi ternak merupakan suatu bentuk recording  yang harus


dilakukan pada setiap ternak untuk memberikan keterangan identitas pada ternak.
Identitas ternak dapat meliputi informasi mengenai nama ternak, nomor registrasi,
tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa, nomor atau nama pejantan
dan induk beserta asalnya dan nama pemilik serta alamatnya (Soetarno, 2003).

Metode penandaan pada ternak kerbau yang dilepasliarkan hanya terdapat


dengan cara pemberian identitas pada ternak tersebut sama halnya seperti yang
umumnya dipakai di Indonesia, tidak ada metode penandaan dengan metode
dokumentasi, catatan khusus, dan sertifikat tenak. Metode penandaan dengan
pemberian identitas ini juga hanya dengan cara pemberian tanda pada ternak
dengan cara sangat tradisional yaitu tanda berupa kalung atau peneng (Sari et al.,
2015).

Adanya identifikasi dan recording membantu peternak dalam mengelola


ternak mereka dan memudahkan dalam proses manajemen pemeliharaan dan
membantu dalam meningkatkan produktivitas terak. Peternakan sapi perah milik
Biara Novisiat Claretian Benlutu merupakan satu – satunya peternakan sapi perah
di pulau Timor. Manajemen pemeliharaan di peternakan tersebut masih sangat
sederhana. Peternakan tersebut belum menerapkan sistem identifikasi dan
recording pada ternak. Pengelolaan hanya berdasarkan ingatan anak kandang yang
bertugas (Purwantiningsih dan Kia, 2018).

Pemberian tato telinga dibuat dengan membuat lubang-lubang kecil


menggunakan jarum khusus di sekitar bagian dalam telinga lalu lubang- lubang
tersebut diolesi dengan tinta khusus. Sebuah tang khusus digunakan untuk
melubangi kulit telinga dalam bentuk huruf atau nomor tertentu. Sebelum
dilubangi, bagian dalam telinga dibersihkan terlebih dulu untuk mencegah infeksi
dan menjamin agar pelumeran tinta tidak sampai terhalang oleh kotoran yang
melekat pada telinga (Soetarno, 2003).

Tujuan utama menyediakan recording pada usaha ternak perah adalah


untuk menyediakan informasi yang lengkap dan terperinci tentang ternak sapi
secara baik individu maupun secara kelompok (herd), yang diperlukan dalam
rangka pengambilan keputusan sehari-hari (misalnya jumlah pemberian
konsentrat bagi setiap sapi dan untuk menentukan secara tepat kapan
mengawinkan, mengeringkan atau mengafkir seekor sapi serta bagaimana
memberi pengobatan/penanganan bagi seekor ternak yang sakit atau menunjukkan
kelainan), evaluasi terhadap manejemen yang sedang dijalankan; dan perencanaan
jangka panjang (Purwantiningsih dan Kia, 2018).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian identifikasi ternak

Ternak merupakan hewan yang dibudidayakan untuk menghasilkan


sumber pangan hewani. Ternak yang baik adalah ternak yang memiliki asal-
usul keturunan yang jelas. Asal-usul keturunan dapat diperoleh dari
identifikasi ternak. Identifikasi ternak merupakan salah satu cara untuk
memberikan keterangan tentang individu ternak sehingga dapat membantu
peternak dalam mengambil keputusan yang sifatnya teknis dan ekonomis.

Identifikasi ternak merupakan suatu bentuk recording yang harus


dilakukan pada setiap ternak untuk memberikan keterangan identitas pada
ternak. Identitas ternak dapat meliputi informasi mengenai nama ternak,
nomor registrasi, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa,
nomor atau nama pejantan dan induk beserta asalnya dan nama pemilik serta
alamatnya.

Metode identifikasi ternak dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

a Identifikasi permanen.
Identifikasi permanen meliputi ear tag dan pemberian tato telinga.
b Identifikasi temporer.
Identifikasi temporer meliputi pemberian kalung pada leher, pemberian
gelang kaki, dan pemberian tanda pada punggung, panggul, dan ekor.
1) Identifikasi permanen yang meliputi ear tag dapat di bagi menjadi 2
yaitu:
 Metal Ear Tags
Anting-anting logam merupakan bentuk identifikasi yang
paling umum digunakan. Mereka dilekatkan di telinga dengan tang
khusus. Di negara-negara maju, peternak bisa memperoleh anting-
anting logam yang sudah dilengkapi dengan nomor atau kode,
namun peternak juga dapat merancangnya sendiri menggunakan tinta
khusus. Kelemahan cara ini adalah nomor atau kode agak susah
dibaca kecuali ternaknya sangat jinak sehingga mudah didekati atau
kalau tidak ternak perlu dikurung lebih dulu.

 Plastic Ear Tags


Selain dari logam, anting-anting ada juga yang terbuat dari
plastik, baik yang sudah dilengkapi dengan nomor/kode maupun
yang masih kosong. Di pasaran tersedia anting - anting plastik
dengan warna dan bentuk yang berbeda-beda. Cara aplikasinya sama
seperti anting-anting logam yaitu menggunakan tang khusus.

2) Identifikasi permanen yang meliputi tato telinga yaitu:


Pemberian tato telinga dibuat dengan membuat lubang-lubang
kecil menggunakan jarum khusus di sekitar bagian dalam telinga lalu
lubang- lubang tersebut diolesi dengan tinta khusus. Sebuah tang
khusus digunakan untuk melubangi kulit telinga dalam bentuk huruf
atau nomor tertentu. Sebelum dilubangi, bagian dalam telinga
dibersihkan terlebih dulu untuk mencegah infeksi dan menjamin agar
pelumeran tinta tidak sampai terhalang oleh kotoran yang melekat pada
telinga. Tinta ini tidak bisa dihapus kalau luka sudah sembuh, sehingga
nomor atau huruf yang terbentuk menjadi permanen. Guna memperoleh
nomor/ huruf tato yang berbeda-beda digunakan tang tato yang
kepalanya dapat berputar.

3) Identifikasi temporer yang meliputi pemakaian kalung pada leher yaitu:


Sistem ini banyak dipraktikan oleh para peternak tradisional di
desa-desa. dengan cara yakni memberi kalung pada ternak dari rantai
besi atau bahan lain di beri tanda huruf , nomor atau tulisan.
4) Identifikasi yang meliputi label pergelangan kaku dan ekor yaitu:
Pergelangan kaki dan ekor dapat diberi gelang lalu dilengkapi
dengan label. Kelemahannya adalah label sering tertutupi oleh kotoran
sehingga sulit dibaca.

3.2. Macam-macam identifikasi ternak

Adapun macam-macam identifikasi ternak yaitu:

Teknik identifikasi hewan dibagi 2, yaitu secara tradisional dan


modern. Teknik tradisional dengan cara membakar permukaan kulit di bagian
belakang tubuhnya dengan besi pijar yang telah dipanaskan. Teknik ini sudah
banyak ditinggalkan karena sulit dalam pengerjaan dan dapat melukai kulit
ternak. Teknik yang modern diantaranya : tattooing, kalung nomor, branding,
ear notching dan ear tagging.
1. Teknik Tatto, tatto ditempelkan pada daun telinga bagian dalam (medial)
atau di pangkal ekor sebelah dalam yang tidak berbulu.Teknik ini bersifat
permanen dan kelemahannya adalah tattoo harus dilihat dari dekat.

Gambar 1. Identifikasi jenis tattoo.

2. Kalung Nomor, Peternak biasanya lebih senang menggunakan teknik


identifikasi dengan kalung nomor. Kalung nomor tersebut berbentuk plat
nomor dan terbuat dari logam aluminium atau logam yang tidak berkarat.
Kelebihannya adalah mudah dilihat dan tidak menyakiti ternak.
Kelemahannya adalah kalung tersebut sering terlepas, mudah rusak dan
hilang.
Gambar 2. Identifikasi jenis kalung nomor.

3. Branding merupakan teknik identifikasi paling lama yang dikenal di


kalangan peternak. Teknik ini menggunakan besi stempel yang dipanaskan
atau didinginkan pada suhu beku. Teknik ini bersifat permanen mampu
melukai kulit hewan ternak.

Gambar 3. Identifikasi jenis branding.

4. Ear Notching, Pada teknik ini daun telinga digunting sebagian (proximal,
tengah dan distal) untuk memberikan kode. Teknik ini kurang disukai
peternak karena menyakiti hewan ternak. Sering dipakai pada ternak sapi,
domba dan babi.

Gambar 4. Identifikasi jenis ear notching/ gunting telinga.

5. Teknik Ear Tagging yaitu dengan cara pemasangan nomor yang terbuat


dari plastik keras elastis seperti memasang anting pada manusia. Teknik
ini permanen sehingga tidak bisa dihapus atau dicopot. Eartag dipasang
didaun telinga agar mudah untuk dilihat. Tehnik ini banyak digunakan
oleh para peternak karena memiliki kelebihan diantaranya ialah
memudahkan dalam proses recording/pencatatan, sebagai penanda ternak
yang awet dan tahan lama, mudah dalam proses pemasangan, dapat dibeli
dengan harga yang murah, mudah dibaca dan tidak mudah lepas/ rusak.

Gambar 5. Identifikasi jenis ear tagging.

3.3. Fungsi identifikasi ternak


Berikut ini beberapa beberapa fungsi identifikasi ternak:
1. Memudahkan pengenalan terhadap ternak, terutama recording yang
terpasang langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti ear tag,
pengkodean ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-ciri pada
ternak.
2. Memudahkan dalam melakukan penangan, perawatan maupun pengobatan
pada ternak, berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki.
3. Memudahkan manajemen pemeliharaan terutama jika ternak tersebut
membutuhkan perlakuan khusus.
4. Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan,
pengobatan, pemberian pakan ataupun produksi semen.
5. Memudahkan dalam melakukan seleksi ternak sehingga didapatkan ternak
yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat lahir, dll.
6. Menghindari terjadinya inbreeding.
7. Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah usaha
peternakan yang besar.
3.4. Kelebihan dan kekurangan identifikasi ternak

Adapun kelebihan dalam identifikasi ternak atau recording ternak


adalah agar peternak mudah mengenal ternak yang di tandainya, sedangkan
kekurangannya adalah ketika peternak memberikan tanda kepada ternaknya,
ternak tersebut menjadi kesakitan dan mengamuk, tapi itu disebut dalam hal
kewajaran, karena di lihat dari macam-macam recording ada yang dilakukan
dengan cara besinya di panaskan atau di tato dan ada juga yang di lakukan
dengan cara di sobek bahkan sampai di lubangi.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, dapat di simpulkan bahwa identifikasi


adalah suatu bentuk recording yang harus dilakukan pada setiap ternak
untuk memberikan keterangan identitas pada ternak. Identitas ternak dapat
meliputi informasi mengenai nama ternak, nomor registrasi, tanggal lahir,
jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa, nomor atau nama pejantan dan
induk beserta asalnya dan nama pemilik serta alamatnya. Dan fungsinya
agar peternak dapat mengenal ternaknya dengan cepat, mudah di ketahui
identitasnya dan lain-lain.

4.2. Saran

Sangat perlu di bimbing lebih dalam lagi dan perlu di perjelaskan


lebih dalam lagi tentang identifikasi ternak ini, agar suatu saat nanti
penjelasan dan lainnya agar berguna bagi yang menerima penjelasan
tentang identifikasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Purwantiningsih, T. I. dan Kia, K. W. (2018). Identifikasi dan recording sapi


perah di peternakan biara novisiat claretian bentulu, timor tengah
selatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan, 1(3): 42-56.

Sari, N., Hamdan dan Mirwandhono, R. E. (2015). Identifikasi metode penandaan


ternak kerbau yang dipelihara di kabupaten Aceh Tengah. Jurnal
Peternakan Integratif, 3(2):252-263.

Soetarno, T. (2003). Manajemen Budidaya Ternak Perah. Fakultas Peternakan.


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai