CORECTIVE OTOPLASTY
Oleh :
FAKIH MAULANA
NIM 061511535030
telinga didapatkan sekitar 50%. Kelainan dari telinga luar dan tengah banyak
mengenai hanya telinga kanan (58%-61%). Insidensi yang sama baik pada
wanita dan laki-laki. Kelainan dari telinga dapat hanya pada telinga luar
(pinna dan kanalis auditorius eksterna), telinga tengah dan telinga dalam dapat
tidak terlibat. Perbedaan embriogenesis dari telinga luar atau telinga tengah
dan telinga dalam dapat menyebabkan kelainan telinga luar atau tengah tanpa
kelainan telinga dalam. Teknik otoplasti untuk koreksi kelainan telinga telah
atau posisi dari telinga. Indikasi tersering dari pasien ialah dengan telinga
menonjol, tetapi dengan bentuk yang normal. Tindakan pembedahan ini sering
dilakukan pada anak kecil usia sebelum atau awal sekolah, dan jarang
dilakukan untuk pasien dewasa. Insisi dapat dibuat pada anterior maupun
posterior. Tehnik pembedahan biasanya memakan waktu 2-3 jam tak ada
teknik yang paling tepat dalam pembedahan koreksi telinga, hal ini
berdasarkan dari kelainan telinga masing-masing pasien. Pembedahan
otoplasti dapat juga untuk koreksi prominent ear, constricted ear, cryptotia,
dilakukan.
simetri, proporsi wajah, mastifikasi, oklusi, kondisi rambut dan kulit, fungsi
sensorik, bicara, suara, dan fungsi menelan. Fungsi dari telinga tengah dinilai
dengan paralisis saraf fasialis dapat bersifat parsial mau komplit. Pemeriksaan
fisik umum berupa inspeksi, palpasi, dan dokumentasi foto. Penilaian telinga
tuba eustasius yang terkait dengan hiperplasti adenoid, septum devasi, ataupun
hiperplasi dari konka nasalis, dan adanya celah palatum. Malformasi telinga
(seperti ginjal), kelainan system saraf dan kelainan rangka, sehingga perlu
dengan malformasi telinga. Malformasi derajat berat pada telinga luar seperti
pada 45-60 dB, ataupun komplit yaitu lebih dari 60 dB. Pada kasus atresia
pembedahan.
Audiometri dapat dilakukan pada bayi baru lahir, yaitu timpanometri
stem response (ABR). Untuk menilai ambang batas pendengaran pada anak
audiometric, timpanometri, OAE dan ABR. Pada anak yang lebih tua dapat
konvensional ialah tidak dapat menilai telinga tengah dan telinga luar. High-
imaging (MRI) dapat melihat struktur labirin membrane, saraf pada kanalis
akustukis internus. Kontras antara tulang dan udara menambah gambaran dari
konduksi. Stapes tidak selalu dapat dilihat pada CT scan karena ukurannya
yang kecil, hanya pada potongan yang lebih kecil dari 0.5 mm. ketebalan
Tabel 1. Skoring CT scan berdasarkan Jahrsdoefer, dikutip oleh Bartell dan Wulke
kulit dan tulang rawan, dan bahkan hasil kosmetik yang kurang baik.
jarak heliks-kepala, posisi lobules dan kavum konka. Aspek lain yang
foto sebelum dan sesudah operasi, posisi frontal, lateral, oblik, dan frontal.
1.4 Tatalaksana
tahun 1845 pada prominent daun telinga pasca trauma, dengan teknik eksisi
dengan 2 tahap. Gersuny mengobservasi hasil terapi pada tahun 1903, karena
adanya kekuatan elastic dari tulang rawan dan elastisitas dari kulit, maka
eksisi kulit tidak cukup memberikan hasil otoplasti yang tahan lama. Pada
lipatan antiheliks dengan jahitan horizontal agar terbentuk skapa yang lebih
baik.
mengenai teknik otoplasi yang pertama kali diperkenalkan oleh Becker pada
memuaskan. Gibson dan Davis, menyatakan bahwa insisi tulang rawan pada
satu sisi mampu untuk mempertahankan bentuk pada sisi yang berlawanan.
Chongchet dan Crikelair pada bagian anterior tulang rawan dari lateral skapa
menyatakan eksisi pada area lobules dan menempatkan lobul pada posisi yang
semula. Lobulopeksi yang digunakan oleh Siegert telah terbukti efektif untuk
tiga metode, metode koreksi anti heliks, konka, dan lobules. Penggunaan
teknik ini berdasarkan kelainan telinga, dapat dengan satu teknik atau
teknik Furnas, dan koreksi lobules dengan eksisi kulit. Berbagai metode dari
mengeluarkan target dari koreksi otoplasti untuk telinga menonjol ialah: (1).
Simetris dari bentuk dan penonjolan telinga tidak lebih dari 3mm; (2).
Lengkung alami heliks sebaiknya melipat di bagian superior dan melipat lebih
daerah krus superior; (3). Jarak dari rima heliks ke kulit mastoid sebaiknya
10-12mm pada superior, 16-18mm pada tengah, dan 20-22mm pada cauda
membutuhkan koreksi besar dari mangkuk konka; (4). Rima heliks sebaiknya
dari 1/3 atas daun telinga arus dikoreksi, penonjolan dari bawah daun telinga
dapat dari hasil koreksi daun telinga bagian superior; (7). Seluruh permukaan
harus lembut, tanpa skar, atau tepi yang tajam hasil dari koreksi.
membentuk lipatan antiheliks pada tulang rawan telinga anak yang masih
lembut dan tipis. Sebelum memulai dan akhir operasi, jarak telinga-kepala
pararel dari rima heliks. Kulit diatas tulang rawan di mobilisasi kearah kaudal
sampai mastoid dan kranial sampai rima heliks. Untuk mencegah distorsi kulit
post operasi, mobilisasi sebaiknya tidak lebih lebar dari rima heliks.
Lipatan antiheliks yang baru ditusuk dengan jarum dari ventral dan ditandai
transparan atau putih seperti Goretex 4.0 diletakan pada tanda tersebut,
dapat diletakan pada bagian dalam untuk mencegah dekstruksi dari jahitan
pada kemudian hari. Teknik ini dapat dikombinasikan dengan lobulopeksi dan
atau rotasis kavum. Dapat dilakukan eksisi kresentrik dari kulit yang berlebih,
kombinasi dari teknik insisi dan teknik suturing. Teknik ini diperkenalkan
tulang rawan yang kaku. Tulang rawan diinsisi paralel terhadap rima heliks,
retroaurikular.
dapat digunakan sebagai kombinasi. Pada tulang rawan telinga yang tebal dan
kaku, teknik Mustarde tidak dapat dipergunakan, sehingga dengan teknik
Converse ini hasil yang tahan lama dapat dicapai. Pembentukan tepi antiheliks
dapat dilihat dengan teknik klasik Converse, yang mencakup transeks tulang
rawan telinga dan ventral perikondrium, akan tetapi jika penempatan tidak
unilateral atau insisi tulang rawan secara konkaf akan melekatkan ke arah sisi
untuk scoring anterior untuk rekonstruksi antiheliks pada tahun 1963, tahun
skapa.
kaudal heliks untuk membentuk lekukan heliks dan lipatan antiheliks. Lalu
antiheliks.
untuk pasien dengan tulang rawan telinga yang tebal dan kurang elastik.
melemahkan daerah atas dan bawah dari tulang rawan telinga, dalam
antiheliks pada posisi yang diinginkan.insisi bentuk bulan sabit pada daerah
sekitar tulang rawan. Tepi dari insisi tulang rawan dijahit dengan
sebagai tindakan otoplasti yang yang tidak invasif. Teknik awal dengan
horisontal teknik oleh Mustarde. Titik Jahitan masuk ke posterior pinna sama
dengan titik untuk jahitan keluar. Hook kulit single digunakan untuk elevasi
kulit hingga simpul berada di bawah kulit. Cotton ball dengan salep
Sudut antara mastoid dan rima heliks sebaiknya berkisar 20-30o. pada
prominent ear sudut ini bias mencapai 90o karena adanya konka yang
sejajar rima heliks, jaringan ikat retroaurikular, lemak, dan jaringan otot dapat
dirotasi kearah dorsal dan fiksasi antara tulang rawan konka dan periosteum
1.4.7 Lobuloplasti
menyebabkan prominent dari 1/3 bawah daun telinga. Lobul yang berlebih ini
antara lain, fish tail, Z-plasty atau elips. Direkomendasikan untuk mengeksisi
Gambar 7 Lobuloplasti.
1.4.8 Teknik pembedahan lain
anterior telinga, membuat lipatan anti heliks dengan tepi yang lembut dengan
dari dinding vertikal. Menggunajan metilen blue untuk membentuk tanda pada
konka dieksisi.
jahita, skar hipertrofi, keloid, rejeksi dari bahan benang dengan pembentukan
teknik insisi dan atau skoring. Hematom dapat terjadi karena tidak kuatnya
Infeksi pasca operasi dapat terjadi karena kurang sterilnya alat yang
kondritis. Perikondritis dapat berakibat nekrosis pada kulit dan tulang rawan
sehingga deformitas daun telinga post operasi dapat tidak memuaskan secara
kosmetik. Nyeri pada hari pertama post operasi membutuhkan perhatian lebih,
operasi dapaat dipikirkan sebagai reaksi alergi dari bahan benang atau kassa
dilanjuti hingga 1 tahun. Pasien yang memiliki riwayat skar hipertrofi dan
Ekstruksi jahitan dapat terjadi pada penjahitan yang tidak tepat, seperti
dengan tonjolan yang baru dapat terjadi, oleh karena itu perlunya persetujuan
dan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai kemungkinan dan resiko
yang terjadi.
Daftar Pustaka
Richard YH, Trovato MJ. 2011. Plastic Surgery of The Ear. Selected Readings in
Plastic Surgery. Texas: p 1-52.