Anda di halaman 1dari 2

KASUS 1

Kasus 1 merupakan seorang wanita beusia 84 tahun yang awalnya dirawat untuk
pengobatan tumor paru yang ditemukan setelah menjalani CT scan di rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi yang sudah diderita selama 30 tahun dan juga diabetes tipe
II. Setelah 6 hari dirawat dilakukan lagi CT scan dan dokter menemukan sebuah nodul padat tak
beraturan di pulmo lobus kanan. Pada saat ini kondisi pasien secara umum masih baik, tidak ada
demam, tidak ada gejala pernafasan dan pada saat auskultasi masih normal. Hari ke 12 dilakukan
reseksi thoracoscopy dan berlangsung lancar. Pada hari ke 13 (hari pasca operasi 1) dilakukan
CT scan ulang untuk melihat perubahan post reseksi dan dilakukan pengecekan darayh dengan
hasil sel darah putih 12,49 x 1012/ liter, sedangkan jumlah limfosit menurun menjadi 0,4 x 10 9/
liter, ada suara wheezing pada saat auskultasi pulmo lobus kanan. Pada hari ke 16 pasien
mengalami kesulitan bernafas, sesak, wheezing saat auskultasi dan juga batuk kering. Pasien di
diagnosa menderita viral pneumonia. Pada hari ke24 pasien dipindahkan ke ruang isolasi khusus
karena berdasarkan hasil tes swab tenggorokan menunjukan pasien positif covid-19.

Meskipun telah dilakukan perawatan intensif termasuk pemberian antibiotic dan bantuan
oksigen serta terapi suportif lainnya kondisi pasien semakin memburuk, dan pasien mengalami
koma pada hari ke 27 dan meninggal pada hari ke 29 tanpa menunjukan gejala demam selama
dirawat di rumah sakit.

Selanjutnya informasi klinis yang didapat menegaskan bahwa ia tejangkit akibat pasien
lain dalam satu ruangan yang kemudian ditemukan terinfeksi covid-19.

Reseksi spesimen berada di tengah lobus yang tepat diserahkan ke laboratorium patologi
bedah dan kemudian diproses sesuai dengan standar biosafety. Pada bagian Hematoxylin dan
eosin yang tercemar telah ditinjau. Sebuah area dengan diameter 1,5 cm diidentifikasi dengan
seksama, yang dalam diagnosis histologis konsisten dengan adenokarsinoma khas, dengan
setengah menunjukkan lepidic dan setengah pola asinar (tidak terungkap). Pada bagian jauh dari
tumor, seperti yang ditemukan pada gambar 2, mengungkapkan kerusakan yang jelas pada
alveolar, termasuk edema alveolar dan eksudat proteinaceous (Gbr. 2A). Sekresi yang menonjol
atau globular juga dicatat (Gbr. 2B). Terdapat kongesti pada pembuluh darah tetapi patchy dan
infiltrasi inflamasi tidak begitu parah. Gugus Fibrin focal yang dicampur dengan sel inflamasi
mononuklear dan sel raksasa multinasional telah dicatat (Gbr. 2C). Tidak ada infiltrasi neutrofil
signifikan yang terdapat pada jaringan. Terdapat patchy dan pneumocyte hyperplasia yang parah
serta penebalan interstitial, menunjukkan proses reparatif yang sedang berlangsung. Dugaan
inklusi virus juga dicatat dalam beberapa sel ini (Gbr. 2D).

Gambar 2. Perubahan Histologi dari kasus 1. (A) eksupat proteinaceous pada ruang
alveoli, dengan granul; (B) globular protein tersebar luas (tanda panah); (C) intra-alveolar Fibrin,
sel inflamasi mononuklear, dan multinasional giant cell; (D) pneumocytes hiperplastik, beberapa
dugaan dengan inklusi virus (tanda panah).

Anda mungkin juga menyukai