PENDAHULUAN
Berkurangnyapendengaran = penurunan fungsi
gangguan pendengaran
Asia Tenggara = 75 - 140 juta Asia Tenggara.
Bayi = 0,1 0,2% atau setiap 1.000 kelahiran
hidup terdapat 1 2 bayi.
WHO Multi Center Study (1998), Indonesia
termasuk 4 negara di Asia Tenggara dengan
prevalensi ketulian yang cukup tinggi (4,6%).
TULI KONDUKTIF
Tuli konduktif = kelainan yang terdapat di
ETIOLOGI
Gangguan pendengaran konduktif
MICROTIA
DEFINISI
Malformasi daun telinga yang memperlihatkan
kelainan bentuk ringan sampai berat, dengan
ukuran kecil sampai tidak terbentuk sama
sekali (anotia).
Biasanya bilateral dan berhubungan dengan
stenosis atau atresia meatus akustikus
eksternus dan mungkin malformasi inkus dan
maleus.
ETIOLOGI
Sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti apa
penyebab terjadinya Mikrotia. Hal-hal berikut
harus diperhatikan oleh ibu hamil di trimester I
kehamilan :
Faktor Makanan
Stress
Kurang Gizi pada saat kehamilan
Menghindari pemberian / penggunaan obat obatan / zat kimia
Genetik (tapi belum pernah diketahui
bagaimana genetik bisa mempengaruhi /
menjadi faktor penyebab Mikrotia).
EPIDEMIOLOGI
Terjadi pada setiap 5000 - 7000 kelahiran
.Jumlahnya di Indonesia tidak diketahui
dengan pasti karena belum pernah ada koleksi
data sehubungan dengan mikrotia.
90% kasus = satu telinga saja (unilateral)
10% kasus = bilateral.
Telinga terbanyak yang terkena = telinga
kanan.
Anak laki-laki lebih > anak perempuan
(65:35).
Ras Asia lebih sering terkena dibanding ras
MANIFESTASI KLINIS
Departemen THT FKUI/RSCM menggunakan
kriteria menurut Aguilar dan Jahrsdoerfer,1
yaitu:
Derajat I: jika telinga luar terlihat normal
tetapi sedikit lebih kecil. Grade I ini dapat
disertai dengan atau tanpa lubang telinga luar
(eksternal auditori kanal).
MANIFESTASI KLINIS
Derajat II: jika terdapat defisiensi struktur
Grade I
Grade II
Grade III
Anotia
DIAGNOSIS
Mikrotia akan terlihat jelas pada saat
kelahiran.
Tes pendengaran akan digunakan untuk
mengetahui apakah ada gangguan
pendengaran di telinga yang bermasalah atau
tidak.
PENATALAKSANAAN
Usia pasien menjadi pertimbangan operasi,
PENATALAKSANAAN
Pada kelainan unilateral dengan pendengaran
PENATALAKSANAAN
Teknik Brent melibatkan empat tahapan:
Teknik brent tahap 1
A: Blok dasar diperoleh dari sinkondrosis dari dua
kartilago tulang rusuk. Pinggiran heliks dipertahankan
dari sebuah kartilago rusuk yang mengambang
B: Mengukir detail menjadi dasar menggunakan gouge.
C: Penipisan dari kartilago tulang rusuk untuk membuat
pinggiran heliks.
D:
Mengaitkan pinggiran ke blok dasar menggunakan
benang nilon.
E: Kerangka selesai.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Teknik Brent tahap 1.
A: Tanda preoperatif menandakan lokasi yang
diinginkan dari kerangka (garis lurus) dan
pelebaran dari pembedahan yang diperlukan
(garis putus-putus).
B: Pemasangan dari kerangka kartilago.
C: Tampilan setelah tahap pertama. Kateter
suction digunakan untuk menghisap kulit ke
dalam jaringan interstisial dari kerangka.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Teknik Brent tahap 2.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Teknik Brent tahap 3.
A: Insisi dibuat dibelakang telinga.
B: Kulit kepala retroaurikuler dimajukan ke
sulkus jadi graft akhir tidak akan terlihat.
C: Graft yang tebal pada permukaan medial
yang tidak tersembunyi dari aurikel.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Teknik Brent tahap 4.
A: Graft konka diambil dari dinding konka
posterior dari telinga yang berlawanan.
B: Insisi bentuk L dibuat dan graft
dimasukkan dengan permukaan kulit di
bawah.
C: Graft sembuh dengan baik.
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Sekitar 90% anak dengan mikrotia akan
bilateral.
Pada atresia liang telinga bilateral masalah
utama ialah gangguan pendengaran. Setelah
diagnosis ditegakkan sebaiknya pada pasien
dipasang alat bantu dengar, baru setelah
berusia 5 7 tahun dilakukan operasi pada
sebelah telinga.
Pada atresia liang telinga unilateral, operasi
sebaiknya dilakukan setelah dewasa, yaitu pada
umur 15 17 tahun.
OTITIS EKSTERNA
ETIOLOGI
Swimmers ear (otitis eksterna) sering
PATOFISIOLOGI
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri
OTITIS EKSTERNA
SIRKUMSKRIPTA (FURUNKEL)
Infeksi bermula dari folikel rambut di liang
PENATALAKSANAAN
Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon
OTITIS EKSTERNA
DIFUS
Infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
OTOMIKOSIS
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh
kelembaban yang tinggi di daerah tersebut.
Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadangkadang ditemukan juga kandida albikans atau
jamur lain.
GEJALA KLINIS
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi
OSTEOMA LIANG
TELINGA
DEFINISI
Osteoma merupakan tumor jinak mesenkim
EPIDEMIOLOGI
Insiden osteoma 0,1-1 % dari seluruh tumor
ETIOLOGI
Penyebab pasti osteoma belum diketahui,
GEJALA
Osteoma liang telinga biasanya asimtomatik,
KARAKTERISTIK
Osteoma tumbuh perlahan-lahan, jinak, dan
KARAKTERISTIK
Secara mikroskopis, osteoma ini terbagimenjadi :
1. Kompak: jenis terbanyak, padat, dan lempeng
tulang dengan sedikit vena dan kanal Havers. Jika
disertai dengan tulang yang sklerotik dinamakan
osteoma Ivory. Osteoma kompak mempunyai
dasar yang lebardan tumbuh sangat lambat.
2. Spons: jenis yang jarang, tediri dari tulang
spons, jaringan selfibrosa, dengan kecendrungan
meluas ke diploe dan meliputi lamina internal dan
eksternal tulang
3. Campuran : campuran tipe kompak dan spons
STADIUM
Stadium klinis untuk osteoma oleh Graham
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif bertujuan mencegah otitis
PROGNOSIS
Osteoma mempunyai prognosis yang baik.
GANGGUAN
FUNGSI TUBA
EUSTACHIUS
a. Perasat Valsalva
Hasil: Tuba Terbuka : terasa udara masuk ke
dalam rongga telinga tengah yang menekan
membrane timpani ke arah lateral.
KI : ada infeksi pada jalan napas atas.
b. Perasat Toynbee
Hasil: Tuba Terbuka : terasa membrane
timpani tertarik ke medial.Perasat ini lebih
fisiologis.
2. Myoklonus palatal
Ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum
3. Palatoskisis
Terjadi gangguan otot tensor veli palatine
4.Obstruksi tuba
Dapat terjadi oleh peradangan di nasofaring,
OTITIS MEDIA
membran timpani.
Seluruh mukosa membran timpani tampak
hiperemis serta edem.
Sekret yang telah terbentuk masih bersifat
eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
Stadium Supurasi
(Bombans)
Edem yang hebat pada mukosa telinga
Stadium Oklusi
(Bombans)
Terapi : Pemberian antibiotik dan miringotomi
Stadium Perforasi
Tekanan yang tinggi pada cavum timpani
Stadium Perforasi
Terapi : cuci telinga H2O23% selama 3 5 hari
Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka
Miringotomi
Tindakan insisi pada pars tensa membran
Miringotomi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
Klasifikasi
Gejala Klinis
Telinga berair (otore)
Gangguan pendengaran
Otalgia (nyeri telinga)
Vertigo
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tergantung dari jenis OMSK
Pembedahan Pada
OMSK
Mastoidektomi sederhana (simple
mastoidectomy)
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
(operasi Bondy)
Miringoplasti
Timpanoplasti
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
(Combined Approach Tympanoplasty)
Gejala Klinis
pendengaran berkurang.
Rasa tersumbat pada telinga atau suara
sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda
pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis).
ada cairan yang bergerak dalam telinga saat
posisi kepala berubah.
sedikit nyeri dalam telinga
Tinitus, vertigo, atau pusing kadang-kadang
ada dalam bentuk yang ringan.
Pengobatan
Medikamentosa: vasokonstriktor lokal (tetes
hidung), antihistamin, serta perasat valsava.
Setelah satu atau dua minggu, bila gejala
masih menetap, dilakukan miringotomi.
Bila masih belum sembuh dilakukan
miringotomi dengan pemasangan pipa
ventilasi(Grommet tube).
OTOSKLEROSIS
DEFINISI
Otosklerosis adalah penyakit primer dari
ETIOLOGI
Penyebab dari otosklerosis masih belum
EPIDEMIOLOGI
Ras = Kaukasian
Faktor Keturunan
Gender = 2 kali lebih banyak pada wanita dibanding pria.
pria:wanita 1:1.
Sejarah keluarga
Usia
0,6 % = < 5 tahun.
Pada pertengahan usia, 10 % pada orang kulit putih dan
sekitar 20% pada wanita berkulit putih. lebih sering < 50
tahun. Onset klinikal berkisar antara umur 15-35 tahun.
Predileksi
tempat yang paling sering terkena adalah fissula ante
fenestram yang terletak di anterior jendela oval (80%-90%).
PENATALAKSANAAN
Amplifikasi
Alat Bantu dengar baik secara unilateral atau
bilateral
Terapi Medikamentosa
Brooks menyarankan penggunaan florida
yang dikombinasi dengan 400 U vitamin D
dan 10 mg Calcium Carbonate berdasar teori
bahwa vit D dan CaCO3 akan memperlambat
lesi dari otosklerosis.
PENATALAKSANAAN
Terapi Bedah
PROGNOSIS
Pemeriksaan garpu tala preoperative
menentukan keberhasilan dari tindakan
bedah, diikuti dengan alat-alat bedah dan
teknik pembedahan yang digunakan ikut
menentukan prognosis.
HEMOTIMPANUM
PEMERIKSAA
N
GARPU TALA
1. Tes Rinne
Penilaian :
hantaran udara lebih lama dari hantaran
tulang = tuli sensorineural / normal.
masih terdengar = Rinne (+).
tidak terdengar = Rinne (-)
GARPU TALA
2. Tes Weber
Penilaian :
Bila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah
satu telinga = Weber lateralisasi ke telinga tersebut.
Bila tidak dapat dibedakan kearah telinga mana
bunyi terdengar lebih keras = Weber tidak ada
lateralisasi.
Bila lateralisasi ke telinga yang sakit = tuli konduktif.
Bila lateralisasi ke telinga yang sehat = tuli perseptif
GARPU TALA
3. Tes Schwabach
Penilaian :
Bila pemeriksa masih dapat mendengar = Schwabach
memendek (tuli sensoris),
bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan
diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakan
pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila
pasien masih dapat mendengar bunyi = Schwabach
memanjang (tuli konduktif)
bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama
mendengarnya =Schwabach sama dengan pemeriksa.
GARPU TALA
4. Tes Bing ( tes Oklusi)
Penilaian :
Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang
ditutup = telinga tersebut normal.
Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak
bertambah keras = tuli konduktif.
GARPU TALA
5. Tes Stenger
Penilaian :
Apabila kedua telinga normal karena efek
masking, hanya telinga yang pura-pura tuli
yang mendengar bunyi ; jadi telinga yang
normal tidak akan mendengar bunyi.
bila telinga yang sakit memang tuli, maka
telinga yang normal tetap mendengar bunyi.
GARPU TALA
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Diagnosis
Positif
Normal
Negatif
Memanjang
Tuli konduktif
Positif
Memendek
Tuli sensorineural
TES BERBISIK
Pemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif,
AUDIOMETRI NADA
MURNI
Perlu dipahami hal-hal seperti ini: nada murni,
AUDIOMETRI NADA
MURNI
Derajat ketulian menurut ISO :
0 -25 Db : normal
26-40 dB : tuli ringan
41-60 dB : tuli sedang
61-90 dB : tuli berat
>90 dB
: tuli sangat berat
TIMPANOMETRI
Timpanometri merupakan sejenis audiometri,
TIMPANOMETRI
Hasil pemeriksaan menunjukkan apakah
masalahnya berupa:
penyumbatan tuba eustachius
cairan di dalam telinga tengah
kelainan pada rantai ketiga tulang
pendengaran yang menghantarkan suara
melalui telinga tengah.
TERIMA
KASIH