Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jalan Rajawali No. 28, Demangan Baru, Yogyakarta 55281
ABSTRAK
Akhir-akhir ini di Indonesia banyak terjadi kasus keracunan atau penyakit yang diakibatkan mengkonsumsi
makanan yang tercemar oleh mikroba patogen seperti kasus salmonelosis atau makanan kedaluwarsa. Kasus ke-
racunan makanan selama tahun 2003−2005 yang diberitakan oleh berbagai media massa, dapat memberikan
gambaran tentang kondisi keamanan pangan di Indonesia. Dari 18 kasus keracunan makanan yang terjadi pada
tahun 2003, 83,30% disebabkan oleh bakteri patogen, dan pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing 60% dari 41
kasus dan 72,20% dari 53 kasus. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas cemaran mikroba pada produk pertanian
sebagai bahan pangan serta untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya menghasilkan
produk pertanian yang bermutu, aman, bergizi, dan halal. Cemaran mikroba dapat terjadi pada semua produk per-
tanian, baik produk peternakan, tanaman pangan, hortikultura maupun perikanan. Oleh karena itu, proses produksi
pertanian harus menerapkan sistem keamanan pangan mulai dari tahap budi daya hingga makanan siap santap
(from farm to table). Penerapan sistem keamanan pangan nasional perlu didukung berbagai pihak, baik produsen,
pemerintah maupun konsumen.
Kata kunci: Produk pertanian, cemaran mikroba, keamanan pangan
ABSTRACT
Microbial contamination on agricultural products, its pile disease and prevention
There are a lot of poisoned cases or diseases in Indonesia caused by microbial contaminated food as the salmonellosis,
even by expired food. The cases of food poisoning between 2003−2005 reported by mass media gave the
information about condition of food safety in Indonesia. In 2003, from 18 cases, 83.30% was caused by bacterial
pathogen, and in 2004 and 2005, the figures were 60% from 41 cases and 72.20% from 53 cases, respectively. This
article reviewed the existence of microbial in the agricultural products as food and gave understanding and
awareness to all of us about the importance to produce certifiable agricultural products, lowful nutritious and safety
to be consumed. Microbial contamination occurred in all agricultural products, i.e. livestock and diary products,
food crops, horticulture and also fisheries. Therefore, agricultural production processes have to apply food safety
system starting from the farm to the table. Application of national food safety system requires support from
producers, government, and consumers.
Keywords: Agricultural products, microbial contamination, food safety
Suhu t
Pembusuk
t
Patogen
lain, dan kadang-kadang menyimpan
bahan pangan untuk digunakan lebih
t
Pembusukan t t lanjut. Bahan pangan sampai ke konsumen
Toksin Biomassa melalui pengecer (pedagang) atau food
patogen
service (rumah makan, pengusaha jasa
Bahan pangan
(nutrisi, pH, Aw)
boga, restoran, warung makan dan se-
Tanda-tanda bagainya).
kerusakan tidak Dalam jaringan bahan pangan ter-
Toksin Bakteri muncul atau sebut, setiap individu mempunyai peran
t patogen diabaikan
Makanan rusak yang penting dalam menjaga keamanan
tidak dikonsumsi pangan. Dengan kata lain, keamanan
pangan merupakan tanggung jawab
t t Makanan tetap
Intoksikasi Infeksi dikonsumsi
Gambar 3. Mikrobia patogen pada makanan dan dampaknya pada kesehatan Gambar 4. Jaringan bahan pangan
manusia (Rahayu 2006b). manusia.
s
t
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M. and Y. Motarjemi. 1999. Basic Food Harmayani, E., E. Santoso, T. Utami, dan S. Mukartini, S., C. Jehne, B. Shay, and C.M.L.
Safety for Health Workers. World Health Raharjo. 1996. Identifikasi bahaya konta- Harper. 1995. Microbiological status of beef
Organization of the United Nations, Rome. minasi S. aureus dan titik kendali kritis pada carcass meat in Indonesia. J. Food Safety
pengolahan produk daging ayam dalam usaha 15: 291−303.
Agus, A., Nuryono, S. Wedhastri, Maryudani, jasa boga. Agrotech, Majalah Ilmu dan
Sardjono, dan C.K. Noviandi. 2006. Aflatoksin Nugroho, W.S. 2005. Tingkat cemaran Salmonella
Teknologi Pertanian 16(3): 7−15.
dalam pakan. Makalah disampaikan dalam sp. pada telur ayam ras di tingkat peternakan
Pertemuan Forum Aflatoksin Indonesia, Kasryno, F., W. Rosegrant, C. Ringler, S. Kabupaten Sleman Yogyakarta. Prosiding
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Adiwibowo, R. Beresford, M. Bosworth, G.M. Lokakarya Nasional Keamanan Pangan
Gadjah Mada, Yogyakarta, 24 Februari 2006. Collado, I. Gonarsya, A. Gulati, B. Isdijo, Produk Peternakan, Bogor, 14 September
Natasukarya, D. Prabowo, E.G. Sai’id, S.M.P. 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Atmadjaja, J.S., S. Sudarmadji, E. Sugiharto, and Tjonronegoro, dan P. Tjitropranoto. 2004. Peternakan, Bogor. hlm. 160−165.
E.S. Rahayu. 1995. Isolation and identifica- Strategi pembangunan pertanian dan pedesa-
tion of histamine-farming bacteria from Poloengan, M., S.M. Noor, I. Komala, dan
an Indonesia yang memihak masyarakat
Indonesian little-tuna. Indonesian Food and Andriani. 2005. Patogenosis Campylobacter
miskin. Laporan ADBTA No. 3843-INO.
Nutrition Progress 2(1): 36−40. terhadap hewan dan manusia. Prosiding
Agricuture and Rural Development Strategy
Lokakarya Nasional Keamanan Pangan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2004. (ARDS) Study. AARD-CASER, ADB,
Produk Peternakan, Bogor, 14 September
Status regulasi cemaran dalam produk SEAMEO-SEARCA in association with
2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan
pangan. Buletin Keamanan Pangan, Nomor CRESCENT, Bogor.
Peternakan, Bogor. hlm. 82−90.
6. hlm.4−5. Keswandani, R. 1996. Identifikasi titik pe-
Raharjo, S. 1999. Teknik dekontaminasi cemaran
Baumler, A.J., B.M. Hargis, and R.M. Tsolis. 2000. ngendalian kritis pengolahan produk daging
bakteri pada karkas dan daging. Agrotech,
Tracing origin of Salmonella outbreaks. dan ikan dari industri jasa boga golongan A-
Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian
Science 287(5450): 50−52. 2 terhadap cemaran bakteri Salmonella sp.
19(2): 8.
Skripsi Jurusan Pengolahan Hasil Pertani-
Bergdoll, M.S. 1990. Staphylococcus food an, Fakultas Teknologi Pertanian, Univer- Rahayu, W.P. 2005. Jejaring Intelijen Pangan
poisoning. p. 145−168. In Foodborne sitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 96 hlm. (JIP) dalam Sistem Keamanan Pangan
Disease. Academic Press, San Diego. Terpadu (SKPT). Prosiding Lokakarya
Lampert, C.M. 1980. Modern Dairy Product.
Dharmaputra, O.S. 2006. Aflatoksin pada bahan Nasional Keamanan Pangan Produk Pe-
New York Publishing, Co. Inc, p. 234−255.
pangan dan produk olahannya di Indonesia. ternakan, Bogor, 14 September. Pusat
Makalah disampaikan dalam Pertemuan Misgiyarta and S.J. Munarso. 2005. Microbe Penelitian dan Pengembangan Peternakan,
Forum Aflatoksin Indonesia, Fakultas contaminant at fresh vegetables. Paper Bogor. hlm. 3−5.
Teknologi Pertanian Universitas Gadjah presented in the 9th ASEAN Food Conference,
Rahayu, E.S. 2006a. Hasil-hasil penelitian
Mada, Yogyakarta, 24 Februari 2006. Jakarta 8−10 August 2005.
aflatoksin. Makalah disampaikan dalam