Anda di halaman 1dari 7

Staphylococcus aureus sebagai Salah Satu Bakteri Penyebab

Penyakit Pneumonia

Oleh
HANA AULIA ANDIATI
200120190001

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keracunan makanan merupakan kasus yang masih banyak terjadi di


masyarakat, namun banyak orang yang tidak melakukan perawatan medis
sehingga keracunan makanan yang mereka alami tidak terdiagnosis. Penyakit
keracunan makanan dapat berakibat fatal terhadap kesehatan bahkan
mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani dan tidak didiagnosis.
Penyakit akibat keracunan atau infeksi karena mengonsumsi makanan
terkontaminasi mikroorganisme disebut Food-borne illness (infection
/intoxication). Food-borne illness masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia karena rendahnya higienis perorangan dan sanitasi lingkungan
sehubungan dengan pengolahan bahan makanan dan proses memasak (Supraptini,
2002). Food-borne illness disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme atau
mikroba patogen yang mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun,
atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan food-borne illness jika zat-zat tersebut
terdapat dalam makanan. Makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia (Deptan RI, 2007). Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri
dari keracunan makanan atau food-borne illness yaitu pneumonia. Pneumonia
merupakan penyakit yang disebabkan salah satu bakteri yang termasuk food-
borne intoxications yaitu bakteri Staphylococcus aureus.
1.2. Tujuan

1. Mengetahui salah satu bakteri penyebab penyakit pneumonia dan sumber


kontaminasinya
2. Mengetahui gejala dari penyakit pneumonia dan bakteri penyebabnya
3. Mengetahui pencegahan dari penyakit pneumonia dan bakteri penyebabnya

1.3. Identifikasi Masalah

1. Bakteri apa yang menyebabkan penyakit pneumonia dan dari mana sumber
kontaminasinya?
2. Apa saja gejala dari penyakit pneumonia dan bakteri penyebabnya?
3. Bagaimana upaya mencegah penyakit pneumonia dan bakteri penyebabnya?
II
PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru-paru yang disebabkan oleh


mikroorganisme (bakteri, jamur, virus dan parasit) (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2003). Pneumonia dapat disebabkan adanya kontaminasi bakteri
Staphylococcus aureus yang menyerang saluran pencernaan akibat dari keracunan
makanan. Kasus orang yang terkena penyakit pneumonia terdapat 18,1 % kasus
(Kollef et al., 2005). Pada kondisi pasca influenza, bakteri Staphylococcus
berpotensi menyebabkan pneumonia (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003).
Staphylococcus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk bulat
bergerombol seperti anggur. Jenis Staphylococcus yang patogen terhadap
manusia salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus
menyebabkan pneumonia dengan cara merusak jaringan paru dengan enzim dan
toksin yang dihasilkannya. Penyakit keracunan makanan yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus disebut Staphylococcal food poisoning dan
termasuk ke dalam salah satu bakteri dari food-borne intoxications.
Sumber terjadinya kontaminasi bakteri Staphylococcus aureus yaitu dari
salad daging ham, ikan tuna, telur, ayam, kentang, makaroni, roti lapis, susu atau
keju yang terkontaminasi, olahan roti seperti pai krim (WHO, 2015).
Pneumonia dapat terjadi ketika Staphylococcus aureus mengkontaminasi
makanan, air, air liur, bahkan asam lambung masuk ke dalam saluran paru-paru
(dapat disebut pneumonia aspirasi). Aspirasi adalah kondisi di mana ada suatu
benda yang masuk ke saluran pernapasan. Benda asing ini umumnya dapat berupa
makanan, air liur, atau cairan perut saat memuntahkan makanan. Aspirasi berbeda
dengan kondisi tersedak, karena pada aspirasi saluran napas tidak sepenuhnya
tersumbat. Udara masih mengalir, meski tidak terlalu lancar, meski begitu,
makanan atau cairan dapat menyebabkan sesak napas, radang paru-paru (khusus
disebut pneumonia aspirasi), dan infeksi paru-paru.
2.2. Gejala Penyakit

Tanda serta gejala yang sering dijumpai pada pneumonia adalah demam,
batuk berdahak (lendir kehijauan atau nanah), nyeri dada, sesak nafas, sakit
kepala, nafsu makan berkurang, kekakuan sendi, kekakuan otot, kulit lembab,
batuk berdarah (Misnadiarly, 2008).
Gejala klinis yang terjadi ketika keracunan makanan yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus yaitu mual, muntah, kram perut, dan diare,
terkadang disertai sakit kepala dan demam (WHO, 2015).

2.3. Pencegahan

Pencegahan agar tidak terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus yang


dapat menyebabkan penyakit pneumonia yaitu dapat dicegah dengan mencuci
tangan (menggunakan air dan sabun), tidak menyiapkan atau menyajikan
makanan jika ada luka atau infeksi kulit pada tangan atau pergelangan,
memastikan makanan berada di luar zona bahaya dengan mendinginkan sesegera
mungkin (WHO, 2015).
III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

1. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan


sumber terjadinya kontaminasi bakteri tersebut dapat dari salad daging ham,
ikan tuna, telur, ayam, kentang, makaroni, roti lapis, susu atau keju yang
terkontaminasi, olahan roti seperti pai krim.
2. Gejala dari penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak, nyeri dada,
sesak nafas, sakit kepala, nafsu makan berkurang, kekakuan sendi, kekakuan
otot, kulit lembab, batuk berdarah. Gejala dari terkontaminasinya bakteri
Staphylococcus aureus yaitu mual, muntah, kram perut, dan diare;
terkadang disertai sakit kepala dan demam.
3. Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan, tidak menyiapkan
makanan jika ada luka atau infeksi kulit pada tangan atau pergelangan,
memastikan makanan berada di luar zona bahaya dengan mendinginkan
sesegera mungkin.

3.2. Saran

Lebih baik cegah sedini mungkin dari terjadinya kontaminasi bakteri


Staphylococcus aureus dan bakteri patogen lainnya agar terhindar dari penyakit
dan kesehatan fisik terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian RI. 2007. Foodborne Disease. (Diakses pada tanggal 16


Oktober 2019 pukul 22.00 WIB)

Kollef M.H., Micek S.T., 2005. Staphylococcus aureus Pneumonia a “Superbug”


Infection in Community and Hospital Settings. CHEST 128: 1093-7

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumoni pada Anak Orang
Dewasa, Usia Lanjut Edisi 1. Pustaka Obor Populer. Jakarta

Supraptini. 2002. Kejadian Keracunan Makanan dan Penyebabnya di Indonesia


1995 - 2000. Jurnal Ekologi Kesehatan. 3: 127-135

WHO (World Health Organization). 2015. WHO Estimates of The Global Burden
of Foodborne Diseases: Foodborne Disease Burden Epidemiology
Reference Group 2007 – 2015. Switzerland

Anda mungkin juga menyukai