Anda di halaman 1dari 10

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri susu di Indonesia semakin menjanjikan seiring bertambahnya produk

olahan yang berbahan dasar susu sehingga mendorong produsen susu untuk terus

menambah produksi dan membangun pabrik baru di wilayah – wilayah Indonesia.

Penanganan serta pengolahan susu yang tepat akan memberikan nilai tambah

yang optimal bagi para pemilik kepentingan yang terkait dengan konsumen susu.

Komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral,

laktosa serta enzim – enzim dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi

kesehatan sebagai probiotik.

Produk – produk olahan susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan

susu antara lain susu fermentasi, mentega, susu pasteurisasi atau sterilisasi, es krim,

karamel atau kembang gula, dan tahu susu. Namun, di sisi lain juga menimbulkan

kekhawatiran baru dalam peningkatan volume limbah yang dihasilkan. Volume air

limbah pabrik susu di Indonesia, rata – rata menghasilkan limbah dengan volume

sebesar 2 liter/kg produk susu. Limbah dalam industri pengolahan susu menghasilkan

limbah padatan dan limbah cair. Limbah padatan merupakan sisa saringan, sisa

kemasan, serta padatan saat pencucian, sedangkan limbah cair umumnya merupakan

sisa – sisa susu yang tumpah selama proses produksi berlangsung, limbah cair

industri susu mempunyai karakeristik khas yaitu lebih rentan terhadap bakteri

pengurai sehingga harus segera diolah terlebih dahulu agar tidak terjadi pembusukan

yang dapat membahayakan lingkungan.


1.2 Tujuan

1. Mengetahui mikroorganisme patogen dalam limbah susu

2. Mengetahui pengolahan limbah susu

1.3 Identifikasi Masalah

1. Mikroorganisme apa saja yang terdapat dalam limbah susu?

2. Bagaimana pengolahan dalam limbah susu?


II
PEMBAHASAN

2.1 Limbah Susu

Industri susu tidak luput dari masalah limbah yang dihasilkan. Limbah cair

yang berasal dari industri susu mempunyai karakteristik khusus, yaitu kerentanannya

terhadap bakteri. Limbah tersebut sangat mudah mengalami proses pembusukan dan

apabila tidak segera didaur ulang akan sangat membahayakan terhadap lingkungan

sekitar industri.

Limbah pengolahan susu dihasilkan dari pengolahan dan operasi

pemindahan setelah susu dari petani mencapai stasiun penerima pusat.

Limbah terdiri dari susu penuh dan olah, whey dari produksi keju, dan air

pencuci. Limbah pengolahan susu segar mempunyai bahan organik terlarut

yang tinggi dan bahan tersuspensi yang rendah. BOD dari susu penuh sekitar

100.000 mg/l.

Industri pengolahan susu diharuskan melakukan pengolahan limbah sebelum

limbah hasil produksinya dibuang ke lingkungan. Bahan organik yang terlarut dalam

limbah disaring melalui beberapa tahap penyaringan, selanjutnya disalurkan kedalam

kolam penampungan. Pengolahan limbah ini akan menghasilkan lumpur susu yang

diendapkan pada kolam penampungan.


2.2 Mikroorganisme yang Terlibat dalam Limbah Susu

Mikroorganisme yang biasa mencemari limbah susu yaitu

Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Escherichia coli, Shigella,

Pseudomonas, kelompok Bacillus sp.

Staphylococcus merupakan Gram positif, tumbuh dalam kelompok seperti

anggur, berbentuk bulat, tidak motil, tidak membentuk spora dan tersusun dalam
kelompok-kelompok tidak teratur, mudah tumbuh pada berbagai media pembenihan.

Pada pembenihan Staphylococcus aureus berwarna kuning emas, selain itu bakteri ini

bersifat anaerob, meragikan glukosa, tidak meragikan manitol, koagulasi negatif dan

pada media agar darah tidak mengalami hemolisis (Jawetz dkk., 1986). S. aureus

menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan mual, muntah, dan diare dan kasus

tersebut disebut intoksikasi.

Salmonellatyphi adalah bakteri Gram negatif, memiliki

flagel, bersifat anaerob fakultatif, berkapsul dan tidak membentuk

spora (Nelwan,RHH.,2006). Patogenesis Salmonella sp. saat ini

belum diketahui dengan pasti, namun dalam menimbulkan infeksi

bersifat invasive dengan cara menembus sel-sel epitel usus dan

merangsang terbentuknya sel-sel radang. Salmonella sp. juga

berpotensi menghasilkan toksin yang bersifat tidak tahan panas.

E. coli adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk pendek (kokobasil),

berukuran 0,4-0,7 µm, bersifat anaerobik fakultatif dan mempunyai flagella peritrikal.

Bakteri ini banyak ditemukan di dalam usus manusia sebagai flora normal
(Jawetz dkk., 2001). E. coli yang patogen tersebut dapat mengakibatkan gangguan

intestinal dan infeksi saluran kemih (Prescott, 2008).

Shigella adalah bakteri Gram negative berbentuk batang, berukuran 0,5-0,7

µm x 2-3 µm dan tidak berflagel, tidak membentuk spora, bila ditanam pada media

agar tampak koloni yang konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh.

Shigella merupakan bakteri dengan habitat alamiah usus besar manusia. Disentri

basiler atau Shigellosis adalah infeksi usus akut yang disebabkan oleh Shigella

(Karsinah dkk., 1994).

Pseudomonas adalah bakteri aerob tetapi dapat mempergunakan nitrat dan

arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh sebagai anaerob yang berbentuk batang,

Gram negatif, bergerak dengan flagel polar, tidak berkapsul, berukuran 0,8-1,2 µm,

tidak memfermentasi laktosa, tumbuh baik pada 37°C-42°C (Jawetz dkk., 2001).

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen oportunistik penting

yang menyebabkan infeksi nosokomial terutama pada pasien yang mengalami

penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012).

Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong

bakteri Gram positif, motil, menghasilkan spora yang biasanya

resisten pada panas, bersifat aerob

(beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan

oksidasi

bervariasi. Kontaminasi B. cereus dengan jumlah 104 cfu/ml

berpotensi menghasilkan toksin sehingga menimbulkan gejala

seperti mual dan muntah.


2.3 Pengolahan Limbah Industri Susu

Proses pengolahan limbah cair dalam industri susu yaitu

dengan mengkombinasikan proses secara fisika, kimia dan biologi.

Proses secara fisika yang dipilih meliputi proses equalisasi,

sedimentasi, filtrasi, flotasi, dan penyaringan. Proses secara kimia

yang dipilih adalah proses koagulasi dan flokulasi, sedangkan

proses biologi adalah proses anaerob dan proses aerasi lumpur

aktif.

Proses equalisasi atau proses penyeragaman yaitu proses

pendahuluan yang akan sangat membantu terhadap proses aerasi

anaerob. Proses aerasi anaerob yaitu proses yang bertujuan untuk

menurunkan bahan-bahan organic terlarut dan senyawa organic

lainnya dengan bantuan bakteri anaerob. Proses aerasi bertujuan

untuk menurunkan bahan-bahan organic dan senyawa organic

lainnya dengan cara memasukkan oksigen secara terus-menerus.

Proses sedimentasi pertama, proses untuk mengendapkan lumpur

yang dihasilkan pada proses aerasi. Proses koagulasi-flokulasi yaitu

proses penambahan dosis koagulan dan dilanjutkan dengan proses

pengadukan untuk membentuk flok. Proses sedimentasi kedua

yaitu proses pengendapan terhadap flok yang terbentuk pada

proses sedimentasi pertama. Proses flotasi yaitu proses

pengapungan untuk meningkatkan laju pemindahan partikel-


partikel tersuspensi yang masih ada. Proses sedimentasi ketiga

yaitu proses pengendapan partikel ringan. Proses penyaringan

dengan pasir untuk menyaring partikel halus. Proses penyaringan

dengan arang aktif, untuk menyerap bahan-bahan kimia yang

masih tersisa.

Terdapat eksperimen pada proses pendahuluan aerasi

anaerob diperoleh pertumbuhan bakteri yang paling maksimum

terjadi dengan lama waktu aerasi 8 jam. Eksperimen tersebut

menyimpulkan bahwa penambahan dosis koagulan yang paling

ideal pada proses pengolahan limbah cair industri susu yaitu 5 ml

ke dalam 500 ml sampel, sehingga diperoleh air hasil pengolahan

memenuhi kualitas baku mutu air buangan golongan III sehingga air

hasil pengolahan akan aman jika dibuang ke lingkungan (Wagini,

dkk., 2002).

Limbah cair di PT Greenfields Indonesia langsung dibuang

melalui saluran pembuangan dan langsung dialirkan ke lagoon

untuk proses lebih lanjut agar tidak berbahaya terhadap

lingkungan. Terdapat 3 lagoon di mana lagoon-lagoon itu disusun

dalam bentuk trap, dan limbah olahan yang terdapat pada lagoon

terakhir langsung dialirkan ke sawah di sekitar perusahaan.

Penanganan limbah dilakukan dengan membuat kolam

penampungan limbah (lagoon). Limbah cair yang terpisah dari hasil


endapan akan digunakan kembali untuk proses cleaning kandang

secara flushing.

III
KESIMPULAN

1. Mikroorganisme yang biasa mencemari limbah susu yaitu

Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Escherichia coli,

Shigella, Pseudomonas, kelompok Bacillus sp.

2. Proses pengolahan limbah cair dalam industri susu yaitu

dengan mengkombinasikan proses secara fisika, kimia dan


biologi. Proses secara fisika yang dipilih meliputi proses

equalisasi, sedimentasi, filtrasi, flotasi, dan penyaringan.

Proses secara kimia yang dipilih adalah proses koagulasi dan

flokulasi, sedangkan proses biologi adalah proses anaerob

dan proses aerasi lumpur aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A. 1986. Mikrobiologi Kedokteran.


diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga 205-209. Penerbit Salemba Medik. Jakarta.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi


XXII, diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga 205-209. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Karsinah, Lucky, H. M., Suharto, Mardiastuti, H. M. 1994. Batang Negatif Gram.
dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran 163. Bina Aksara. Jakarta.

Nelwan, R. H. H. 2006. Pemakaian Antimikrobia Secara rasional di Klinik,


Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Pusat Penerbitan departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.

Prescott, et al. 2008. Microbiology 7th edition. McGraw-Hill Book Company. USA.

Vahdani, M., Azimi, L., Asghari, B., Bazmi, F., and Rastegar, L. A. 2012.
Phenotypic Screening of Extended-Spectrum β-Lactamase and Metallo-β-
Lactamase in Multidrug-Resistant Pseudomonas aeruginosa From Infected
Burns. Annals of Burns and Fire Disasters. 25(2): 78-81.
Wagini, R., Karyono, Agus, S. B. 2002. Pengolahan Limbah Cair Industri Susu.
Jurnal Manusia dan Lingkungan. 9(1): 23-31.

Anda mungkin juga menyukai