Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Alfiyan Hermawan (K4316041)

Kelas A

Resum Jurnal Pteridhophyta


Tumbuhan Paku (Pteridophyta) sebagai bagian dari
keanekaragaman hayati merupakan komunitas tumbuhan
yang memiliki fungsi ekologis yang cukup penting di dalam
ekosistem hutan, seperti sebagai vegetasi penutup tanah,
pencampur serasah bagi pembentukan hara tanah, dan
produsen dalam rantai makanan, Disamping itu berperan
sebagai sumber plasma nutfah juga berpotensi sebagai sumber
pangan, dan obat-obatan. Hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian yang cukup besar di dalam pengelolaannya.
Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi
dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang
bervariasi. Keberadaan paku-pakuan ini masih kurang
mendapat perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya
dan seringkali terabaikan.
Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang
tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang
bervariasi. Tumbuhan paku memiliki fungsi ekologis yang
penting dalam ekosistem hutan serta pemanfaatan bagi
manusia sebagai sumber pangan, tanaman hias, dan obat-
obatan. Keberadaan paku-pakuan ini masih kurang mendapat
perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya dan seringkali
terabaikan, sehingga THKKJ belum mempunyai data tentang
tumbuhan paku yang hadir di kawasan tersebut.(Suraida,
Susanti, & Amriyanto, 2009)
Kelompok tumbuhan paku atau Pteridophyta
merupakan salah satu potensi flora yang belum banyak
diminati karena kurangnya data dan informasi mengenai
keragaman jenis dan manfaatnya. Jenis tumbuhan ini
memiliki penyebaran yang sangat luas di wilayah Indonesia.
Tumbuhan paku memiliki keragaman jenis yang unik dan
potensi pemanfaatan yang luar biasa misalnya untuk bahan
pakan, pengobatan dan tanaman hias.(Susanti & Amriyanto,
2013)
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang
warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya
dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian
pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian
tumbuhan paku belum dapat menghasilkan biji karena
berkembangbiak dengan spora.

Ciri-ciri tumbuhan paku yang membedakan dengan


tumbuhan lain:
1. daun menggulung pada saat masih muda, khususnya pada
golongan tumbuhan paku sejati. Misalnya kelas Pteropsida
dan kelas Psilopsida
2. umumnya mempunyai daun steril disebut tropofil, dan
daun fertil disebut sporofil. kumpulan sporofil pada ujung
batang atau cabang dinamakan strobilus dan kumpulan
sporangium dinamakan sorus.
3. batang tidak jelas, umumnya mempunyai rhizom.
4. memiliki akar serabut.

Tumbuhan paku berdasarkan persamaan pada siklus


hidupnya dapat dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu:
1) Kelas PTEROPSIDA
Termasuk dalam kelompok paku sejati dan mempunyai
kelompok yang beranekaragam, tetapi mereka mudah untuk
dibedakan dari kelas lain karena daunnya yang lebar
dengan sedikit banyak pola tulang daun yang rumit.
Sporangia tumbuh di daun, tetapi dapat juga dimodifikasi
menjadi bagaian-bagian khusus.
2) Kelas LYCOPSIDA
Merupakan tumbuhan paku dengan batang keras/padat
dan memiliki daun kecil seperti lumut. Sporangia terdapat
pada ketiak daun yang subur, yang dapat sangat berbeda
dari daun steril pada umumnya dan membentuk sebuah
strobilus. Pada bangsa Isoetaceae hidup pada daerah
mengandung air, pada bangsa Lycopodiaceae merupakan
tumbuhan herbaceus, baik yang bercabang dikotom atau
yang merambat. Sedangkan pada bangsa Selaginellaceae
mempunyai cabang-cabang dorsi-ventral dengan daun
lateral terbesar. Mempunyai spora heterospor, jadi beberapa
dari sporangia mempunyai megaspora yang cukup besar
untuk dilihat dengan mata telanjang. Tumbuhan-tumbuhan
paku ini memiliki batang yang herbaceus.
3) Kelas SPHENOPSIDA
Tumbuhan Paku ekor kuda Termasuk dalam kelas ini
mempunyai batang berbuku-buku yang sangat jelas.
Daunnya telah berubah menjadi sisik yang tersusun pada
lingkaran bunga di seluruh buku-buku membentuk pedang
yang menutup. Batang dapat bercabang, cabang-cabang
tersebut disusun seperti ranting tapi sangat lebih kecil dan
berdiri pada lingkaran bunga disekeliling pedang. Sporangia
tumbuh di bawah tempat sporangiospor, membentuk
strobilus akhir. Spora berwarna hijau dengan empat perekat
seperti pita yang hygroscopic yang disebut elaters. Elaters
tersebut dengan cepat melingkar ketika dibasahi, sehingga
mengurangi daya tahan terhadap angin yang mungkin
dekat pada tempat pertunasan. Walaupun sporanya
mempunyai satu ukuran, tapi gametofitnya uniseksual, yang
jantan tetap lebih kecil dari betina.

4) Kelas PSILOTOPSIDA
Tumbuhan paku ini adalah satu-satunya tanaman
darat yang hidup bebas tanpa akar sejati. Batangnya
bercabang dikotom, dan mempunyai sedikit daun hanya
sisiksisik hijau. Sporangia berfusi dalam kelompok terdiri 3
yang berada pada cabangcabang. Ada satu bangsa yang
diwakilkan dua genus, Psilotum dan Tmesipteris. Daerah
pucuk dari Psilotum merupakan sebuah struktur hijau yang
sangat sederhana tersusun oleh percabangan secara dikotom
tanpa daun tetapi dengan perekat seperti sisik disebut propylls,
diatas penutup jaringan. Rhizom bawah tanah bercabang
tidak teratur dan tertutup oleh rhizoid yang coklat, panjang.
(Maulana, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, M. A. (2009). DI CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG SULAWESI
UTARA ( The Pteridhopyta Diversity in Gunung Ambang Nature Reserve
North Sulawesi ) Diah Irawati Dwi Arini dan Julianus Kinho I .
PENDAHULUAN A . Latar Belakang Tumbuhan paku ( Pteridophyta )
merupakan salah satu golon, 1740.
Suraida, Susanti, T., & Amriyanto, R. (2009). ( PTERIDOPHYTA ) DI
KAWASAN CAGAR ALAM.
Susanti, T., & Amriyanto, R. (2013). Keanekaragaman Tumbuhan Paku
( Pteridophyta ) di Taman Hutan Kenali Kota Jambi, 124, 387392.

Anda mungkin juga menyukai