SKRIPSI
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Pembimbing 1 Pembimbing II
Direktur
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
NIM : 1422060001
Disahkan oleh :
Tim Penguji
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Nim : 1422060001
saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Apa bila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan karya ilmiah praktek akhir ini hasil karya orang lain, saya
Yang Menyatakan
iv
ABSTRAK
v
RINGKASAN
Andi Muhammad Zulfikar, NIM 1422060001. Ekstraksi kolagen dari kulit ikan
lemadang dengan metode asam). Dibimbing oleh Syamsuar dan Arham Rusli.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT berkat segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Praktek Ilmiah yang berjudul“Karakteristik
Fisikokimia Kolagen Dari Kulit Ikan Lemadang (Coryphaena hippurus)”
Shalawat sertasalam senantiasa tercurah limpahkan kepada suri teladan kita
Rasulullah Muhammad SAW.
Karya Ilmiah Praktek Ilmiah inid isusun sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Safaruddin A,Md
dan Ibu Farida S,Sos yang selama ini menjadi orang tua yang hebat bagi
perjalanan hidup penulis, kakak dan adik tercinta serta segenap keluarga dan
semua pihak yang terlibat yang telah memberikan bantuan moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Praktek Ilmiah ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Darmawan, MP, selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2. Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si selaku ketua jurusan Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan.
3. Zulfitriany D.M.,SP. MP selaku ketua program studi Agroindustri.
4. Syamsuar, S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing pertama, yang telah
memberikan arahan maupun bimbingan yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Arham Rusli, S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing dua yang dengan
sabar dan telaten dalam memberikan arahan maupun bimbingan yang sangat
membantu penulis dalam penyelesaian Karya Ilmiah Praktek Ilmiah ini.
vii
6. Seluruh staf, dosen dan teknisi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan.
7. Seluruh staf, dosen dan teknisi program studi Agroindustri
8. Rekan-rekan mahasiswa program studi Agroindustri sebagai kawan seper
juangan, sahabat dan sebagai saudara selama perjalanan studi selama di
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
9. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
Karya Ilmiah Praktek Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Karya Ilmiah Praktek Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan olehnya itu kritik dan saran yang membangun tentunya
penulis sangat harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis
berharap Laporan Karya Ilmiah Praktek Ilmiah ini semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................... 3
ix
III. METODE PENELITIAN
C. Tata Pelaksanaan............................................................................ 15
A. Hasil ............................................................................................... 20
B. Pembahasan.................................................................................... 20
V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................. 23
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus Linnaeus, 1758) dalam perdagangan
internasional dikenal dengan nama mahi-mahi atau dolphin fish. Klasifikasi
taksonomi termasuk dalam marga Coryphaenidae. Ikan lemadang merupakan
salah satu hasil tangkapan sampingan (by catch) dari beberapa aktivitas
perikanan yang menggunakan alat tangkap yang ditujukan untuk menangkap
tuna, tongkol dan cakalang seperti pajeko (purse seine), huhate (pole and line)
dan pancing ulur (hand line). Perairan Laut Sulawesi merupakan perairan yang
berlokasi di berbatasan dengan Filipina dan memiliki potensi sumberdaya ikan
pelagis besar termasuk ikan lemadang yang cukup banyak dan telah
dimanfaatkan sejak berkembangnya penggunaan ketiga alat tangkap tersebut.
Menurut De Metrio et al. (1997) dan Macías et al., (2000; 2012), ikan lemadang
juga merupakan bycatch dari armada perikanan rawai tuna (longline).
Ikan lemadang menyebar di perairan tropis dan subtropis di seluruh
dunia (Gibbs dan Collete, 1959 dalam Oxenford, 1998). Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis ini diduga mencapai ukuran panjang maksimum sekitar
162 cm dan berat 22,4 kg (Hutchins & Swainston, 1986 da la m Smallwo od et al.,
2013 ). Karakteristik morfologis dicirikan oleh warna kuning emas pada bagian
sisi, serta warna biru cerah dan hijau di bagian samping dan belakang. Ikan
berjenis kelamin jantan dewasa memiliki dahi yang menonjol di bagian atas
kepala, sedangkan betina memiliki kepala yang bulat (Collette, 1999). Statistik
perikanan tangkap Indonesia tahun 2014 (DJPT, 2015) memperlihatkan bahwa
spesies ini didaratkan sejumlah 11917 ton dan banyak ditangkap dengan alat
tangkap pukat cincin (18%), pancing ulur (20%), tonda (33%), terdapat di wilayah
perairan yang dipengaruhi oleh karakteristik masa air oseanik yaitu perairan Laut
Maluku, Selatan Jawa dan perairan Sulawesi (UNEP, 2005).
Penelitian tentang ikan lemadang telah banyak dilakukan di beberapa
perairan samudera diantaranya di wilayah India, Mexico, Mediterania, Spanyol,
Atlantik, Amerika. Di perairan Indonesia, ketersediaan data dan informasi hasil
1
1
penelitian terhadap karakteristik biologi dan eksploitasi sumberdaya ikan
lemadang masih sangat terbatas yaitu Nugraha & Rahmat (2008); Triharyuni &
Prisantoso (2012); Ariawan (2015). Berdasarkan pertimbangan sifat ikan yang
beruaya jauh hingga lintas samudera, maka penelitian mengenai populasi ikan
lemadang sangat diharapkan untuk dilakukan oleh negara- negara yang dilaluinya
termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaketeristik dan
struktur ukuran dan parameter populasi ikan lemadang yang tertangkap di Laut
Sulawesi. Informasi yang dihasilkan sangat diperlukan sebagai bahan dasar
pengelolaan ikan lemadang sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Kolagen merupakan komponen struktural utama dari jaringan ikat putih
(white connetive tissue) yang meliputi hampir 30% dari total protein hewan.
Kolagen juga banyak dimanfaatkan dalam bidang industri makanan (minuman,
yoghurt), industri farmasi (obat luka bakar), dan industri lainnya (shampo, krim
kulit, lipstik). Pada umumnya, kolagen berasal dari bahan baku tulang dan kulit
mamalia seperti sapi dan babi. Bahan baku kulit babi tidak dibenarkan bagi
pemeluk Agama Islam dan Yahudi, sementara penggunaan kulit sapi menjadi
persoalan tersendiri bagi pemeluk Agama Hindu serta menimbulkan kekhawatiran
karena adanya isu penyakit sapi gila atau mad cow disease. Oleh sebab itu,
pengolahan kulit ikan menjadi kolagen sangatlah berguna untuk mengatasi
permasalahan tersebut (Kittiphattanabawon et al., 2005).
Penelitian kolagen bersumber dari kulit ikan lemadang masih kurang yang
meneliti, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
”Karakteristik Fisikokimia Kolagen dari Kulit Ikan Lemadang (Coryphaena
hippurus)”.
2
2
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu :
a. Untuk mempelajari cara pembuatan kolagen dari limbah kulit ikan lemadang
serta kandungan kolagen pada kulit ikan lemadang.
b. Untuk menentukan kandungan gizi dari kulit ikan lemadang yaitu rendemen,
kadar air, kadar protein, pH, dan kekuatan gel.
D. Manfaat
Manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Penelitian ini akan memberi kontribusi dalam bidang Agroindustri khususnya
3
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
4
Gambar 1. Ikan Lemadang (google.co.id)
Tabel 1. Kandungan Gizi Ikan Lemadang, Informasi Gizi Ukuran Porsi: 170
gram (g) per porsi
Konsetrasi Jumlah
Kilojoule 602 kj
- Lemak 1,19 g
- Lemak Jenuh 0,32 g
- Lemak tak Jenuh Ganda 0,28 g
- Lemak tak Jenuh Tunggal 0,206 g
- Kolesterol 124 mg
Protein 31,45 g
Karbohidrat 0g
Serat 0g
Sodium 150 mg
Kalium 707 mg
Sumber : https://mobile.fatsecret.co.id
Taksonomi ikan lemadang Coryphaena adalah genus dari ikan laut bersirip
dikenal sebagai dolphinfishes. Dolphinfishes tidak berhubungan dengan lumba-
5
5
lumba dan mereka lebih komersial di sapa dengan ikan mahi-mahi untuk
mengurangi kemungkinan kebingungan publik. Dolphinfishes adalah beberapa
spesies yang paling cepat berkembang di laut, sehingga berfungsi sebagai sumber
makanan utama bagi banyak predator pelagis. Dolphinfish (Coryphaena equiselis)
adalah spesies yang tinggal ditemukan di perairan tropis dan subtropis.
dolphinfish memiliki umur tiga sampai empat tahun. Mereka agak lebih kecil
daripada sepupu mahi-mahi mereka, hanya mencapai panjang maks. 127 cm. Dan
mencapai ukuran panjang maksimum sekitar 162 cm dan berat 22,4 kg (Hutchins
& Swainston, 1986)
1. Karakter
Mahi-mahi dapat ditemukan di Laut Karibia, di pantai barat Amerika
Utara dan Selatan, pantai Pasifik Kosta Rika, Teluk Meksiko, pantai Atlantik
Florida dan Afrika Barat, Laut Cina Selatan dan Asia Tenggara, Hawaii dan
banyak tempat lainnya di seluruh dunia. Mahi-mahi adalah salah satu ikan yang
tumbuh paling cepat. Mereka bertelur di arus laut yang hangat di sebagian anak-
anak mereka biasanya ditemukan dalam rumput laut. Mahi-mahi adalah karnivora,
makan ikan, kepiting, cumi-cumi, makarel, dan ikan lainnya. Mereka juga telah
dikenal untuk makan zooplankton dan krustasea. Ikan lemadang menyebar di
perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia (Gibbs & Collete, 1959 dalam
Oxenford, 1998).
2. Habitat dan Reproduksi
Di perairan rata-rata 28 ° C/83 ° F, mahi-mahi larva ditemukan sepanjang
tahun, dengan jumlah yang lebih besar terdeteksi di musim semi dan musim
gugur. Dalam satu studi, tujuh puluh persen dari larva termuda dikumpulkan di
Teluk Meksiko utara ditemukan pada kedalaman lebih dari 180 meter. Pemijahan
terjadi biasanya 100.000 telur per event. Masalah mempertahankan salinitas,
makanan nilai gizi yang memadai dan ukuran yang tepat, dan oksigen terlarut
bertanggung jawab untuk tingkat kehidupan dan kematian larva 20-40%. ikan
Mahi-mahi kebanyakan ditemukan di permukaan. ketika masih Remaja memakan
udang, ikan dan kepiting ditemukan di rakit dari Sargassum gulma. Dagingnya
lembut dan berminyak, mirip dengan sarden. Tubuh sedikit ramping dan panjang,
6
6
membuat mereka perenang cepat; mereka bisa berenang secepat (92,6 km / jam,
57,5 mph). Mahi-mahi sangat dicari untuk olahraga memancing dan tujuan
komersial. Nelayan Sport mencari mereka karena kecantikan mereka, ukuran,
kualitas makanan, dan populasi yang sehat.
3. Biologi
Dua spesies dolphin fish dengan mudah dibedakan. Keduanya memiliki
panjang yang sama, fusiform bentuk tubuh. Sirip punggung tunggal menikuti
panjang tubuh. Sirip anal dimulai kira-kira di tengah tubuh dan berakhir pada titik
yang sama dengan sirip punggung. sirip perut terletak di bawah sirip dada dan
dapat dikompresi menjadi alur dangkal pada tubuh. Sirip ekor sangat cagak.
Kepala tumpul dan mulut mengandung banyak gigi kecil serta patch gigi kecil dan
berbentuk oval di lidah. Sisik lingkaran menutupi tubuh. Menampilkan
pertumbuhan dimorfik seksual, laki-laki dewasa mengembangkan tulang
punggung yang menonjol di bagian depan kepala. Ikan berjenis kelamin jantan
dewasa memiliki dahi yang menonjol di bagian atas kepala, sedangkan betina
memiliki kepala yang bulat (Collette,1999).
4. Pewarnaan
Pewarnaan dolphinfish warna emas di sisi, bercak-bercak tidak teratur biru
metalik dan hijau di bagian belakang dan samping, dan putih dan kuning di bagian
bawah. Ikan ini sangat berwarna-warni di bawah air, menangkap cahaya dan
mencerminkan berbagai warna cemerlang. Individu baru tertangkap mengubah
warna sangat cepat, memudar menjadi warna keperakan seragam. Individu kecil
dan remaja telah didefinisikan dengan baik cahaya bolak dan vertikal bar gelap
pada sisi tubuh yang terus ke punggung dan sirip dubur. Dolphinfish memiliki
sirip ekor putih tipped dan sirip perut hitam, sedangkan remaja dolphin
fish memiliki sirip ekor putih bermata dan tidak ada pigmen pada sirip perut.
Karakteristik morfologis dicirikan oleh warna kuning emas pada bagian sisi, serta
warna biru cerah dan hijau di bagian samping dan belakang, Ikan berjenis kelamin
jantan dewasa memiliki dahi yang menonjol di bagian atas kepala, sedangkan
betina memiliki kepala yang bulat (Collette,1999).
7
7
5. Ukuran, Umur, dan Pertumbuhan
Dolphinfish adalah ikan besar, yang dikenal mencapai maksimum 2 m
panjang, tapi lebih sering untuk panjang 1 m. Ikan ini biasanya memiliki berat 14
kg dengan maksimum lebih dari 30 kg. Rekor untuk perairan Florida adalah
35,2 kg dan rekor dunia adalah 39,5 kg, sedangkan individu yang lebih besar
hidup sendiri atau berpasangan. Kematangan seksual dicapai dalam 4-5 bulan (3
bulan untuk ikan captive) dan pemijahan pertama terjadi pada panjang sekitar
20 cm. Dolphinfish tumbuh pesat sepanjang hidup mereka, dengan jangka waktu
maksimum hidup dari 4 tahun. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis ini diduga mencapai ukuran panjang maksimum sekitar 162 cm dan berat
22,4 kg (Hutchins & Swainston, 1986 dalam Smallwood et al., 2013).
B. Kulit Ikan
Kulit ikan, seperti halnya hewan vertebrata lainnya, terdiri atas dua
lapisan: lapisan epidermis di bagian luar dan lapisan dermis (disebut juga corium)
di bagian dalam (Lagler, 1977). Epidermis ikan mirip dengan lapisan penyusun
mulut manusia. Lapisan ini setidaknya tersusun oleh beberapa lapis sel epitel.
Pada bagian terbawah adalah lapisan sel aktif tumbuh dan bermultiplikasi (stratum
germinativum). Disini sel bermultiplikasi sepanjang waktu untuk menggantikan
sel-sel luar yang rusak dan menyediakan sel-sel untuk pertumbuhan. Jumlah
lapisan sel penyusun epidermis sangat bervariasi, tidak hanya tergantung dari
spesies, tapi juga bergantung pada bagian tubuh dan umur ikan. Lapisan sel epitel
ini terikat erat oleh suatu matriks intraseluler. Lapisan dermis merupakan jaringan
pengikat yang cukup tebal dimana mengandung sejumlah serat-serat kolagen
(Buckheim, 2013). Penampang melintang kulit ikan dapat dilihat pada Gambar 2.
8
8
Gambar 2. Penampang jaringan kulit hewan (Buckheim, 2013)
9
9
terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging. Protein ini larut dalam
sistem larutan (air), juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan dengan protein fibrilar.
Disamping itu protein globular leibh mudah terdenaturasi karena susunan
molekulnya mudah mengalami perubahan yang diikuti dengan perubhaan sifat
fisik dan fisiologisnya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon (Lehninger,
1990).
Dari golongan protein tersebut, ini kolagen merupakan protein yang
dominan baik jumlahnya maupun peranannya. Struktur kolagen menyerupai
benang-benang jala. Kolagen tidak larut dalam air maupun larutan garam tetapi
larut dalam larutan alkali. Jika kolagen ikan dipanaskan maka strukturnya akan
berubah, terbentuk peptida-peptida dengan berat molekul yang lebih rendah
yang disebut dengan gelatin (Hadiwiyoto, 1993).
10
10
Kolagen adalah protein hewan yang menjadi komponen utama dari
semua jaringan penghubung yang terdapat pada kulit, tulang, tendon, dan
kartilago. Kolagen berfungsi sebagai elemen penahan tekanan serta pengikat
pada tulang hewan vertebrata (Glicksman, 1969 dalam Setiawati, 2009).
Ikan mempunyai tiga tipe protein, yaitu myofibril (65-75%), sarkoplasma
(20- 30%), dan stromata (1-3%). Protein stromata merupakan jaringan ikat yang
terdiri dari komponen kolagen dan elastin. Kolagen murni sangat sensitif terhadap
reaksi enzim dan kimia. Kolagen yang terdapat pada kulit dan tulang ikan
mempunyai kemampuan untuk membentuk gel setelah dipanaskan. Kemampuan
pembentukan gel tergantung pada karakteristik spesies ikan dan kolagen dari
kulit ikan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan kolagen dari
tulang ikan. Kolagen ikan mempunyai kandungan asam amino yang lebih rendah
dibandingkan dengan kolagen mamalia sehingga suhu denaturasi proteinnya
menjadi rendah (Ward dan Courts, 1977).
2. Biosintesis Kolagen
Jaringan penghubung (connective tissue) merupakan matriks
ekstraselular dengan komponen utama pembentuknya adalah kolagen, elastin,
dan proteoglikan. Kolagen dan elastin terjadi secara bersamaan di sebagian besar
jaringan penghubung namun proporsinya berbeda, sedangkan proteoglikan
merupakan senyawa hibrid yang terdiri dari protein dan polisakarida yang
terikat melalui ikatan kovalen (Lehninger,1982).
Kolagen disintesis dalam bentuk molekul prekursor, yakni prokolagen,
yang mengikat gugus terminal karboksil dan amino. Rantai α prokolagen, adalah
komponen penting yang digunakan untuk sekresi, berikatan dengan satu gugus
terminal amino (pre-pro α) (sebagai sinyal) yang selanjutnya gugus tersebut
dihilangkan secara enzimatis pada saat rantai peptida (yang sedang dalam proses
pembentukan) mulai memasuki wadah (cisteranae) sel. Saat rantai peptida
tersebut masih terikat pada ribosom, residu prolin dan lisin mulai teroksidasi
(hidroxylation), dilanjutkan dengan glikosilasi residu hidroksilisin. Seleksi rantai
terjadi pada proses ini, namun mekanismenya belum sepenuhnya diketahui.
11
11
Residu prolin yang telah secara relatif teroksidasi, akan dibentuk menjadi triple
heliks. Pembentukan tersebut berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi lebih
lanjut pada prolin dan lisin serta glikosilasi hidriksilisin. Molekul prokolagen
triple heliks kemudian ditransportasikan melalui apparatus golgi menuju
permukaan sel (Glanville et al., 1979).
4. Pemanfaatan Kolagen
12
12
Tabel 3. Pemanfaatan Kolagen
Karakteristik Syarat
Warna Tidak berwarna sampai kekuningan
Kadar air Maksimum 16%
Kadar abu Maksimum 3,25 %
Protein diatas 75%
Kekuatan gel 50-300 bloom
pH 6,5 – 8
Sumber: SNI, 2014.
1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat
jenis baru. Perubahan fisika sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat
fisika, seperti: bentuk, ukuran, warna, bau. Contohnya adalah perubahan tempat,
13
13
wujud, bentuk dan ukuran benda (Syukri, 1999). Ciri- ciri pada perubahan fisika,
yaitu:
a. Tidak terbentuk materi jenis baru, sekalipun materi tersebut berubah
bentuk dan wujudnya, namun jika tidak ada perubahan yang dihasilkan tidak
menunjukkan perubahan jenis, tetap merupakan perubahan fisika.
b. Zat yang berubah dapat kembali ke sifat semula, Hanya diikuti perubahan
sifat fisika saja. Perubahan fisika karena perubahan wujud adalah
pelelehan, peleburan, pencairan, penguapan, pengembunan, pembekuan,
penyubliman, dan terdeposisi.
2. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis
baru yang disertai dengan perubahan sifat, struktur dan susunan yang tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Perubahan kimia ditandai dengan terbentuknya materi
yang jenisnya baru. Materi yang terjadi akibat perubahan kimia sama sekali baru,
karena sifat dari materi awal dengan materi akhir setelah perubahan berbeda jauh
(Hart, 1983). Ciri- ciri pada perubahan kimia, yaitu:
a. Terbentuk zat jenis baru,
b. Zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula (Irreversibel),
c. Terjadi reaksi kimia, ditandai dengan pembentukan gas, perubahan warna,
pembentukan endapan baru, perubahan bau, perubahan pH, perubahan energi
dan timbulnya cahaya.
14
14
BAB III. METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan untuk preparasi kulit ikan lemadang yaitu pisau,
talenan, wadah, dan timbangan kasar,. Alat yang digunakan untuk pembuatan
kolagen adalah water bath, freeza drying, pengaduk, pisau, wadah plastik, beaker
glass, alat pengukur pH, kertas label, dan timbangan.
C. Tata Pelaksanaan
1. Preparasi sampel
Tahapan ini terdiri dari pengambilan, persiapan, dan preparasi sampel.
Sampel diperoleh dari PT. Parlevliet Paraba Seafood. Limbah kulit ikan
lemadang dibersihkan dari daging yang menempel.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, pengujian kolagen antara lain rendemen, kadar air,
kadar protein, kekuatan gel, dan pH kolagen. Rancangan penelitian yaitu:
pemberian NaCl biasa (garam kuda) dalam pembentukan kolagen.
15
15
3. Diagram alir proses Ekstraksi Kolagen Dari Kulit Ikan Lemadang Dengan
Metode Asam
Rendam dalam Larutan NaOH 0,1 M (1:10 w/v) Selama 24 Jam Pada Suhu 28˚C
Supernatan/Filtrat
Saltin-Out dengan NaCl biasa 1 Hari Dalam Supernatan Hingga 0,8 M (28˚C)
Endapan Kolagen
Kolagen Basah
Kolagen Kering
16
16
4. Prosedur Analisis Protein (SNI 01-2354.1-2006)
Tahap destruksi
- Sampel dihaluskan, kemudian ditimbang 2 gr, masukkan ke dalam
labu kjedahl
- Tambahkan 2 buah tablet katalis atau 3,5 gr katalis mixture
- Tambahkan 15 ml H2SO4 dan 3 ml H2O2 (diamkan 10 menit)
- Destruksi pada suhu 415˚C
- Dinginkan
Tahap destilasi
- Hasil destruksi ditambahkan 50-75 ml Aquadest
- Tambahkan 50-75 ml NaOH yang mengandung Na2S2O3.
- Didestilasi, tampung hasil destilasi dengan erlenmeyer berisi 25 ml
H2BO2 4% yang telah ditambahkan indikator metil merah dan
bromcresol green.
- Lakukan destilasi, sampai volume destilasi mencapai 150 ml.
Tahap titrasi
- Titrasi dengan HCl 0,2 N sampai berubah warna dari hijau menjadi
abu-abu netral
- Lakukan pengerjaan blanko.
Perhitungan :
Kadar protein = (VA - VB) HCl x N HCl x 14,007 x 6,25 x 100%
W x 1000
Dimana :
VA = mililiter HCl titrasi contoh
VB = mililiter HCl titrasi blanko
N = konsentrasi HCl yang digunakan
14,007 = berat atom nitrogen
6,25 = faktor konversi protein pada ikan
W = berat contoh
17
17
5. prosedur Analisis kadar air (SNI 01-2354.1-2006)
Pendahuluan
- Metode ini dapat di gunakan untuk memeriksa kadar air pada ikan,
produk perikanan dan hasil sampingannya.
- Air dan zat-zat menguap dihilangkan melalui pemanasan pada suhu
95-100˚C.
- Metode ini mempunyai ketelitian ± 0,07 % air dalam contoh duplo.
Bahan kimia
Tidak dibutuhkan bahan kimia
Peralatan
- Oven
- Bender
- Cawan prselin
- Alat penjepit
- Desikator
- Sendok contoh stainless steel
- Timbangan analitik kepekaan 0,01 mg
Prosedur
- Persiapan contoh: haluskan contoh dengan blender
- Timbang berat cawan porselin (A), catat dan nolkan timbangan
- Masukkan contoh yang telah dihaluskan kedalam cawan porselin (A) ±
2 gram kemudian timbang (B)
- Keringkan cawan yang telah diisi dengan contoh kedalam oven
vakuum pada suhu 95-100˚C, selama 5 jam dengan menggunakan oven
vakum atau suhu 105˚C dengan menggunakan oven biasa selama 16-
24 jam
- Dinginkan cawan porselin kedalam desikator dengan menggunakan
alat penjepit, selama kira-kira 30 menit, kemudian timbang (C).
18
18
Perhitungan
B-C
Kadar air = × 100%
B-A
19
19