Ikan beku
ICS 67.120.30
© BSN 2020
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 4110:2020
Daftar isi
©BSN 2020 i
SNI 4110:2020
Prakata
Standar Nasional Indonesia SNI 4110:2019 Ikan beku yang dalam bahasa Inggris berjudul
Frozen fish, merupakan revisi SNI 4110:2014 Ikan beku.
Revisi pada Standar ini meliputi perubahan pada persyaratan mutu dan keamanan pangan,
lembar penilaian sensori ikan beku dan penambahan persyaratan penanganan dan
pengolahan.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan. Standar ini telah dibahas
dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 25 Oktober 2019 di Jakarta yang dihadiri
oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) terkait, yaitu perwakilan dari pemerintah,
pelaku usaha, konsumen, dan pakar.
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 14 November sampai dengan 3
Desember 2019 dengan hasil akhir terdapat masukan teknis dan telah disetujui menjadi
Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia (RASNI).
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
©BSN 2020 ii
SNI 4110:2020
Pendahuluan
Ikan beku
1 Ruang lingkup
Standar ini berlaku untuk ikan beku jenis ikan bersirip (pisces) dan tidak berlaku untuk produk
ikan beku yang mengalami pengolahan lebih lanjut.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal,
hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal, berlaku edisi terakhir
dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amandemennya).
SNI 2332.1, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan Coliform dan Eschericia coli pada
produk perikanan
SNI 2332.3, Cara uji Mikrobiologi – Bagian 3: Penentuan Angka Lempeng Total (ALT) pada
produk perikanan
SNI 2354.5, Cara uji kimia – Bagian 5: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) dan kadmium
(Cd) pada produk perikanan
SNI 2354.6, Cara uji kimia- Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk
perikanan
SNI 2354.8, Cara uji kimia - Bagian 8: Penentuan kadar Total Volatil Base Nitrogen (TVB-N)
dan Trimetil Amin Nitrogen (TMA-N) pada produk perikanan
SNI 2354.10, Cara uji kimia - Bagian 10: Penentuan kadar histamin dengan spektroflorometri
dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan
SNI 2367, Penentuan kadar timah putih (Sn) pada produk perikanan
SNI 2372.1, Cara uji fisika – Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan
SNI 2372.7, Cara uji fisika – Bagian 7: Pengujian filth pada produk perikanan
SNI ISO 6579-1, Mikrobiologi rantai pangan – Metode horizontal untuk deteksi, enumerasi dan
serotyping Salmonella – Bagian 1: Deteksi Salmonella spp.
SNI CAC/RCP 1, Rekomendasi nasional kode praktis - Prinsip umum higiene pangan
CAC/GL 21, Principles and guidelines for the esthablishment and application of microbiological
criteria related to foods
3 Deskripsi
3.1
definisi produk
ikan beku adalah produk dari bahan baku ikan hidup dan atau segar yang mengalami proses
pembekuan di atas kapal atau di darat hingga suhu pusat mencapai -18 °C atau lebih rendah
3.2
definisi proses
ikan beku diproses dengan perlakuan sortasi, dengan atau tanpa pengeluaran darah untuk
bahan baku ikan hidup, pencucian, dengan atau tanpa penyiangan, pembekuan individual atau
blok, dengan atau tanpa penggelasan, pengemasan, dan penyimpanan beku
4.1.1 Jenis
Semua jenis ikan dari jenis ikan bersirip (pisces) hasil penangkapan atau budidaya.
4.1.2 Bentuk
Utuh, tanpa kepala, tanpa sirip, tanpa isi perut dan atau tanpa insang.
4.1.3 Asal
4.1.4 Mutu
Bahan baku harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan kemunduran mutu, bebas
dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, serta tidak membahayakan kesehatan.
Bahan baku harus mempunyai karakteristik kesegaran sesuai dengan penilaian sensori di SNI
2729, Ikan segar.
4.2.1 Air
Air yang dipakai sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan memenuhi
ketentuan yang berlaku.
4.2.2 Es
CATATAN
1) untuk setiap parameter sensori
2) jika diperlukan
3) untuk ikan scombroid, clupeidae, scombresocidae, pomatomidae, coryphaenedae
4) untuk ikan predator
5) untuk ikan yang dibudidayakan
6) parasit tidak dipersyaratkan untuk ikan beku yang digunakan sebagai bahan baku industri
pengalengan dan industri pemindangan
7)
berbentuk kapsuler (kista) dengan diameter > 3 mm atau parasit non kapsuler (cacing) yang
panjangnya > 10 mm
Untuk pengujian kualitatif yang persyaratannya positif atau negatif menggunakan 2 kelas sampling.
Persyaratan adalah tidak diperbolehan ada sampel yang positif, dengan keterangan sebagai berikut:
n jumlah sampel yang diuji (5)
c jumlah sampel yang tidak boleh positif (0)
m persyaratan yang harus dipenuhi (negatif)
Untuk pengujian kuantitatif yang persyaratannya jumlah koloni atau nilai APM menggunakan 3 kelas
sampling. Persyaratan adalah diperbolehkan sejumlah sampel tertentu berada pada nilai marginal
(antara m dan M) tetapi tidak diperbolehkan satu sampel pun melebihi nilai hasil uji maksimal (M)
dengan keterangan sebagai berikut:
n jumlah sampel yang diuji (5)
c jumlah sampel yang diperbolehkan berada pada nilai marginal (antara m dan M sesuai
parameter uji)
m nilai hasil uji minimal pada nilai marginal (sesuai parameter uji)
M nilai hasil ujii maksimal pada nilai marginal (sesuai parameter uji)
Td Tidak diberlakukan
Maks. Maksimum
Min. Minimum
6 Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh sesuai SNI 2326. Rencana sampling mikrobiologi mengacu pada
Principles and Guidelines for The Establishment and Application of Microbiological Criteria
Related ro Foods (CAC/GL 21).
7 Cara uji
7.1 Sensori
Pengujian sensori sesuai SNI 2346. Penilaian sensori sesuai Lampiran A. Persyaratan mutu
nilai sensori merupakan penilaian dari setiap parameter (minimum 7 untuk setiap
parameter sensori), bukan merupakan nilai rata-rata dari setiap parameter.
7.2 Kimia
7.3 Fisika
- Suhu pusat sesuai SNI 2372.1
7.7 Parasit
7.7 Histamin
Produk akhir ikan beku harus bebas dari benda asing yang dapat memengaruhi kesehatan
manusia.
Produk akhir harus bebas dari cemaran mikroba atau toksin yang membahayakan kesehatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penanganan dan pengolahan produk ini mengacu pada SNI CAC/RCP 1 dan CAC/RCP 52.
9 Syarat pengemasan
Produk ikan beku dikemas dengan cermat dan saniter. Pengemasan dilakukan dalam kondisi
yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi.
10 Pelabelan
Lampiran A
(normatif)
Lembar penilaian sensori ikan beku
Lampiran B
(informatif)
Alur proses pengolahan ikan beku
Sortasi
Penyimpanan
Pengeluaran darah
Pencucian
Penyiangan
Penggelasan
Pengemasan
Penyimpanan
Lampiran C
(informatif)
Keterangan tambahan ikan beku komersial
C.2 Contoh jenis ikan sesuai tabel persyaratan mutu dan keamanan ikan beku:
Lampiran D
(informatif)
Prosedur uji parasit
Seluruh unit contoh diperiksa untuk mengetahui keberadaan parasit secara non-destruktif
(tanpa merusak/menghancurkan) dengan melelehkan contoh pada lembaran akrilik dengan
ketebaln 5 mm dan menempatkan 1500 lux sumber cahaya dengan ketinggian 30 cm di atas
lembar akrilik sehingga memberikan 45 % cahaya tembus pandang pada contoh yang diuji.
Bibliografi
[2] Council Regulation (EC) No 104/2000 (o) L 17.21.1.2000.p.22- Office for Official
Publications of the European Communities.
[3] Commision Regulation (EC) No. 78/2005 of 19 January 2005 amending Regulation
(EC) No. 466/2001 as regards heavy metal.
[4] Peraturan Pemerintah R I Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
[6] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
[7] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
[8] Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RI No.5 Tahun 2018 tentang
Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan Olahan.