Mikroteknika Hewan
Mikroteknika Hewan
NIM : P07134218046
PRODI : ST TLM/SEM 4
MK : SITOHISTOLOGI P
TUGAS RESUME
Tema : Mikroteknika
Ilmu yang mempelajari metode/prosedur pembuatan preparat atau specimen
mikroskopis yang akan diamati menggunakan mikroskop
Pemateri : Luthfi Nur Hidayat, M.Sc. (pakar dari Fak.Biologi UGM)
Pengambilan sampel/Biopsi
Tentukan tujuan pengambilan sampel
Pahami metode yang sesuai sebelum melakukan pengambilan sample
Preparasi organ/jaringan/sel
Pemilihan metode preparasi jaringan tergantung pada kondisi berikut :
1. Struktur sel dan komponen kimiawi
2. Jumlah dan sifat dasar jaringan
3. Urgensi hasil
Ctt :
Dapat dipreparasi dalam keadaan segar maupun setelah difiksasi
Penentuan metode fiksasi (cara) dan jenis fiksatif (bahan) yang sesuai. Contoh :
Formalin 100% = mengandung formaldehid 37% (tidak dianjurkan)
Formalin 10 % = mengandung formaldehid 4% (bagus digunakan)
Alcohol 70% (bagus digunakan)
Tissue processing
Tissue processing berlaku untuk preparasi sampel yang membutuhkan proses
microsectioning atau membutuhkan proses lanjutan agar dapat diamati dengan
mikroskop (contoh : SEM)
Tujuan utama : mengkondisikan organ/jaringan agar dapat dipotong dengan
ketebalan tertentu tergantung pengamalan yang akan dilakukan
Pengamatan menggunakan :
1) Mikroskop cahaya
2) Scanning Electron Microscope (SEM)
3) Transmission Electron Microscope (TEM)
Metode dapat bervariasi tergantung jenis mikroskop yang akan digunakan untuk
pengamatan
Microsectioning
Jaringan atau organ biasanya terlalu tebal untuk bisa ditembus cahaya yaitu
harus dipotong untuk mendapatkan potongan yang tipis dan transparan
Namun, beberapa sel hidup, lapisan jaringan yang sangat tipis, atau membrane
transparan hewan dapat diamati pada mikroskop langsung tanpa sectioning
Pemotongan organ/jaringan yang menghasilkan potongan yang sangat tipis
dilakukan menggunakan microtome
Pemotongan organ/jaringan yang menghasilkan potongan yang sangat tipis
dilakukan menggunakan microtome
Dapat memastikan jaringan dapat bertahan lama dalam berbagai kondisi
fisiologis maupun experimental
Tissue staining
Dalam diagnostic hispatologis yaitu metode pewarnaan dapat dikelompokkan ke dalam
4 proses utama :
1. Elective solubility
2. Metallic impregnation
3. Histochemical reaction, sekarang ditambah Immunohistochemical reaction
4. Staining with dye, prosedur pewarnaan sebagian besar diagnostic patologis rutin
yaitu menggunakan prinsip ikatan kimia zat warna dengan komponen
sel/jaringan
Ctt :
Tahapan yang paling krusial adalah pewarnaan.
Pewarnaan akan berikatan dengan jaringan jika punya suatu kesamaan.
Ciri2 sel rusak dapat dilihat dari sitoplasma nya.
Kunci dari pembuatan praparat sitohisto adalah pahami karakter benda apa yang
akan digunakan dan karakter dengan menggunakan apa bahan apa yang sesuai.
“Membuat sediaan histologis itu seperti memasak. Prosedur hanya acuan. Kita perlu
memahami karakter bahan dan maksud dari setiap tahapan untuk mendpatkan kualitas
cita rasa yang diinginkan”