Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MIKOLOGI

PENANGANAN KLINIS JAMUR PATOGEN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mikologi


Semester IV Prodi DIII Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

CINDY SELFIANA NIM. P07134118003

TRIANA NURSARI NIM. P07134118004

SUSILA RAHMAWATI NIM. P07134118021

ARINI RAHAYU NIM. P07134118028

AISYAH NUR IRKHASANI NIM. P07134118039

FEBI CANDRA DEWI NIM. P07134118040

El RAHMA ALIFA NIM. P07134118050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2020
MAKALAH MIKOLOGI

PENANGANAN KLINIS JAMUR PATOGEN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mikologi


Semester IV Prodi DIII Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

CINDY SELFIANA NIM. P07134118003

TRIANA NURSARI NIM. P07134118004

SUSILA RAHMAWATI NIM. P07134118021

ARINI RAHAYU NIM. P07134118028

AISYAH NUR IRKHASANI NIM. P07134118039

FEBI CANDRA DEWI NIM. P07134118040

El RAHMA ALIFA NIM. P07134118050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Mikologi ini
dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini saya memperoleh bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta
2. Subrata Tri Widada, SKM, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
3. Drs. Subiyono, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Mikologi beserta tim.
4. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi saya
dan pembaca.

Yogyakarta, Maret 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. 15

B. 15

17

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan makhluk hidup
lainnya sepertitumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak
kasat mata, mikroorganisme juga dapat bersifat merugikan bagi manusia
disamping juga bermanfaat untuk mikroba tertentu.Mikroba yang merugikan
disebut juga mikroba pathogen. Patogen adalah organisme
ataumikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organisme lain.
Kemampuan patogen untukmenyebabkan penyakit disebut dengan
patogenitas
Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora
normal, ataumikrobiota. Selain itu, disebutkan bahwa flora normal adalah
kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia
normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yangterdapat pada tubuh
manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa
juga dapat ditemukan pada orang sehat.
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus
dapat masuk ketubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan
mikroorganisme dalam tubuh inang dapatmenyebabkan penyakit. Banyak
mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpamenyerang
jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam
tubuhumumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi
patogen oportunistik.Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan
pada fisiologi normal tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan
tetapi juga di tubuhmanusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari
mikroorganisme, begitu manusiadilahirkan ia langsung berhubungan dengan
mikroorganisme.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Mikologi 
b. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai jamur patogen
c. Untuk memberikan pemahaman mengenai penanganan klinis
penyakit yang disebabkan oleh jamur
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penanganan klinis jamur patogen  
b. Untuk mengetahui pengobatan jamur patogen
c. Untuk mengetahui pencegahan jamur pathogen

C. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang mikologi mengenai
penanganan klinis jamur patogen
2. Dapat membantu mahasiswa maupun masyarakat umum dalam
mendapat informasi mengenai penanganan klinis jamur patogen
3. Dapat meningkatkan dam mengembangkan wawasan penulis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
Jamur merupakan organisme yang terdapat dimana-mana, baik di
daerah tropic, subtropik, di kutub utara, maupu di antartika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairan tawar, di laut, di bawah permukaan tanah,
di kedalaman laut, di pegunungan maupun di udara. Banyak faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan
suhu, suhu, keasaman substrat, pengudaraan dan kehadiran nutrient-
nutrien yang diperlukan.
Pendapat lain mengatakan bahwa fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotroph yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-
selnya. Fungi ini memiliki berbagai macam bentuk. Orang awam
mengenal sebagian besar fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi,
meskipun sringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak,
bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan oleh adanya pergiliran keturunan yang memilki penampilan
yang sama sekali berbeda. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan
aseksual.
Sedangkan sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah
mikroorganisme eukaryotic yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
melakukan fotosintesis. Pada dasarnya sel-sel fungi hampir sama dengan
sel-sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi
oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang/hostnya. Di ala mini fungi
dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
(penyakit) dan tksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk-produk yang dapat digunakan oleh
manusia sebagai contoh antibiotka, vitamin, asam organic dan enzim.

B. Penyakit Jamur pada Manusia


Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis,
yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superficial
merupakan mikosis yang menyerang kulit kuku dan rambut terutama
disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum dan
Epidemophyton. Sedangkan sistemik merupakan mikosis yang
menyerang alat – alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru – paru ,
ginjal , jantung , mukosa mulut , usus dan vagina.
Dermatofita merupakan kelompok jamur yang memiliki
kemampuan untuk melekat pada keratin dan menggunakannya sebagai
sumber nutrisi yang memungkinkan jamur tersebut untuk berkoloni pada
jaringan yang mengandung keratin, seperti stratum korneum epidermis,
rambut dan kuku. Penyakit ini dapat menyerang semua umur tetapi lebih
sering menyerang anak-anak.
Dermatofitosis adalah salah satu infeksi yang paling sering terjadi
di dunia. Distribusi, spesies penyebab, dan bentuk infeksi yang terjadi
bervariasi pada daerah geografis, lingkungan dan budaya yang berbeda.
Dermatofita berkembang pada suhu 25-28⁰C dan timbulnya infeksi pada
kulit manusia didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. Karena
alasan ini, infeksi jamur superfisial relatif sering pada negara tropis pada
populasi dengan status sosioekonomi rendah yang tinggal di lingkungan
yang sesak dan hygiene yang rendah.
1. Jenis Mikosis superfisial
a. Tinea capitis
Tinea Capitis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
jamur dermatofit yang berkembang pada jaringan kulit. Tinea
capitis sangat menular dan mudah menyebar. Berikut ini adalah
cara-cara penyebarannya: Penyebaran antarmanusia melalui
kontak kulit langsung. Jenis jamur dermatofit yang kerap menular
melalui cara ini adalah T. violaceum, M. audouinii, M.
ferrugineum, T. rubrum, T. schoenleinii, T. yaoundei, T.
soudanense, dan megninii. Penyebaran dari benda ke manusia
melalui benda yang tercemari jamur. Contoh jamurnya
adalah gypseum dan M. fulvum. Penyebaran dari hewan ke
manusia. Contoh jamurnya adalah T. verrucosum (dari hewan
ternak), M. distortum (dari kucing), T.  mentagrophytes var
equinum (dari kuda), dan M. nanum (dari babi).
Jamur jenis ini dapat dilakukan penanganan dengan cara :
(1) Penggunaan antijamur dalam bentuk shampo. Contohnya
shampo yang mengandung selenium sulphide providone
iodine atau ketoconazole
(2) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan jamur masih tetap ada,
maka pemakaian shampo perlu dikombinasilkan dengan
antijamur minum seperti griseofluvin atau terbinafine
Dan dapat dilakukan pencegahan dengan cara :
(1) Selalu menjaga kebersihan tangan
(2) Mencuci rambut dan kulit kepala secara rutin dengan
shampo
(3) Tidak berbagi penggunaan barang-barang seperti sisir,
handuk dan baju dengan orang lain
Menghindari hewan yang terinfeksi
b. Tineafavosa
Tineafavosa merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit
badan yang tidak berambut dan kuku. Penyebabnya dalah
Trichophyton schoenlein. Gejalanya berupa bitnik-bintik putih
pada kepala kemudian membesar membentuk kerak yang
berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket dan bila diangkat
akan meinggalkan luka basah atau bernanah.
c. Tineabarbae
Tinea barbae merupkan infeksi jamur kulit pada area
berambut di wajah dan leher.. infeksi ini disebabkan oleh jamur
yang Trichophyton verrucosum yang berasal dari hewan ternak,
atau Trichophyton mentagrophytes var equinum yang berasal dari
kuda. Selain kedua spesies tersebut, Trichophyton
rubrum dan Trichophyton violaceum juga bisa menyebabkan
tinea barbae.
Pengobatan pada infeksi ini yaitu:
(1) Pada kasus yang ringan, dokter dapat memberikan obat-
obatan antijamur topikal seperti krim, losion atau shampo
antijamur
(2) Obat-obatan tablet diperlukan untuk kasus yang lebih
parah. Contoh obatnya adalah griseofulfin dan itraconazole
Dan infeksi ini dapat dicegahan dengan cara :
(1) Menjaga kebersihan setelah melakukan kontak dengan
hewan
(2) Memastikan bahwa hewan peliharaan diperiksa secara
teratur guna menghindari berkembangbiaknya jamur pada
hewan
d. Dermatophytosis
Dermatophytosis merupakan infeksi jamur superfisial yang
kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam
kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton
sp.
e. Tineacruris
Tineacruris merupakan infeksi mikosis superfisial yang
mengenai paha bagian atas dan sebelah dalam. Pada kasus
yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya
adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
f. Tineaversicolor (Panu)
Tineaversicolor merupakan mikosis superfisial dengan
gejala berupa bercak putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal,
biasanya terdapat pada kulit dada, bahu punggung, axilla, leher
dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah Malassezia furtur.
Pengobatannya adalah:
(1) Dalam kasus yang ringan, pengobatan yang digunakan ialah
obat krim seperti gel terbinafine, krim cilcopirox dan larutan
natrium tiosulfat
(2) Mengonsumsi obat antijamur seperti itrakonazole dan
flukonazol
Pencegahan :
(1) Hindari berjemur atau paparan sinar matahari berlebih
(2) Hindari terlalu banyak berkeringat
(3) Hentikan penggunaan produk perawatan kulit yang berminyak
(4) Menggunakan pakaian yang longgar
g. Tineacircinata (Tineacorporis)
Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang
ditandai lesi inflamasi maupun non inflamasi pada kulit yang tidak
berambut (glabrous skin) yaitu seperti pada bagian muka, leher,
badan, lengan, tungkai dan gluteal.
Pengobatan infeksi dematofita tersebut bias dilakukan
dengan cara : Penggunaan krim atau salep antijamur pada
bagian yang terkena jamur tersebut.
Pencegahan yang dapat dilakukan :
(1) Selalu menjaga kebersihan diri
(2) Hindari penggunaan pakaian ketat, tidak menyerap keringat
dan produk-produk yang dapat membuat kulit menjadi lembab
h. Otomycosis
Otomycosis merupakan mikosis superfisial yang menyerang
lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang menimbulakan rasa
gatal dan sakit. Apabila infeksi sekunder akan menjadi bernanah.
Peyebabnya adalah Epidermophyton floccusum dan Trichophyton
sp.
Pengobatan:
(1) Menggunakan obat antijamur dalam bentuk tetes seperti
clotrimazole
(2) Mengonsumsi obat oral seperti itraconazole dan fluconazole
(3) Pada kasus tertentu pengobatan yang dilakukan bisa
menggunakan obat krim dan salep
Pencegahan:
(1) Hindari menggaruk telinga baik luar maupun dalam agar
mencegah terjadinya luka
(2) Keringkan telinga setelah mandi
(3) Hindari air masuk ke dalam telinga ketika berenang atau
berselancar
(4) Hindari menyumpal atau menaruh kapas dalam telinga
2. Jenis Mikosis Sistematik
a. Nocardiosis
Nocardiosis merupakan mikosis yang menyerang jaringan
subkutan, yakni terjadi pembengkakan jaringan yang terkena dan
terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan
jmaurnya berupa granula. Penyebabnya adalah Nocardia
asteroids.
b. Candidiasis
Candidiasis merupakan mikosis yang menyerang kulit, kukuatau
organ tubuh seperti jantung dan paru-paru, selaput lender dan
juga vagina. Infeksi ini terjadi karena faktor predisposisi, misalnya
diabetes, AIDS, daerah kulit yang lemab dan obesitas.
Penyebabnya adalah Candida albicans.
Pengobatan:
Mengonsumsi obat antijamur dari resep dokter seperti
amphotericin B, butoconazole, caspofungin, clotrimazole,
flukonazol, miconazole, micafungin, nystatin, tioconazole dan
voriconazole
Pencegahan:
(1) Jaga kebersihan mulut dan gigi
(2) Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap pakaian
(3) Rutin menggati pakaian dan pakaian dalam
(4) Rutin mengganti pembalut saat menstruasi
(5) Konsumsi makanan bergizi seimbang dan probiotik
(6) Bersihkan area vagina dengan air mengalir dan hindari
penggunaan panty liner dan sabun pembersih kewanitaan
tanpa resep dokter
c. Actinomycosis
Actinomycosis merupakan mikosis yang ditandai dengan
adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan
terjadinya abses dan fistula. Penyebabnya adalah Actinomyces
bovis.
Pengobatan:
(1) Pemberian obat-obatan seperti penicillin, tetrasiklin,
clindamycin dan erythromisin
(2) Jika kasus semakin parah langkah yang dilakukan dengan
operasi( pemotongan jaringan rusak)
Pencegahan:
(1) Menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi
(2) Jika mengalami cedera, segera berobat ke dokter
(3) Jika menderita diabetes atau gangguan sistem imun,
konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui langkah
pencegahan infeksi
d. Maduromycosis (Madurafoot)
Maduromycosis (Madurafoot) merupakan mikosis pada
kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang
biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya
dimulai dengan adanya lesi pada telapak kaki bagian belakang,
timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi
sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
Penyebabnya adalah Allescheris boydi, Cepalosporium
falciforme, Madurella mycetomi dan Madurella grisea.
e. Coccidiodomycosis
Coccidiodomycosis merupakan mikosis yang megenai
paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis. Gejalanya
mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan tanpa
sputum yang biasanya disertai dengan pleuritic.
f. Sporotrichosis
Sporotrichosis merupakan mikosis yang bersifat
granulomatous menimbulkan terjadinya benjolan gumma, ulcus
dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar
lympha superfisial. Penyebabnya adalah Sporotrichum shennckii.
Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian
membesar, merah meradang, mengalami nekrosis kemudian
terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan
lympha.
g. Blastomycosis
Blastomycosis merupakan mikosis yang menyerang kulit,
paru-paru, viscera, tulang dan sistem saraf. Penyebabnya adalah
Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces brasieliensis.
Blastomycosis kulit gejalanya berupa papula atau pustula yang
berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi pada
alasnya. Kulit yang terkena adalah wajah, leher, lengan, dan kaki.
Apabila mnyerang organ dalam, gejalanya mirip dengan
tuberculosis.

C. Faktor yang menyebabkan terinfeksi jamur


1. Lembab dan panas dari lingkungan
2. Pakaian yang ketat dan pakaian yang tida menyerap keringat
3. Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan
4. Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha prang
kegemukan
5. Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena
pemakaian antibiotic atau hormonal dalam jangka panjang

D. Cara memastikan penyakit jamur


1. Pemeriksaan tampilan secara klinis
2. Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit,
mukosa, kuku untuk pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan
biakan untuk mengetahui jenis jamurnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit
pada manusia. Jamur dapat tumbuh dimana saja dekat dengan manusia
bahkan di dalam tubuh manusia. Ada banyak spesies yang berbeda
dengan karakteristik yang berbeda dalam fungi ini. fungiterdiri dari dinding
sel yang kaku dan juga memilki mbrane terikat. Organisme ini tidak dapat
melakukan fotosintesis karena tidak memilki klorofil. Ada banyak jamur
pathogen yang berbahaya bagi tubuh manusia dengan nama spesies
yang berbeda dan penanganan yang berbeda pula.
B. Saran
Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh jamur dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila udara terasa panas, maka kita harus
sering dan rajin untuk menyeka keringat yang menempel di badan.
Pakaian yang digunakan lebih baik yang dapat menyerap keringat.

DAFTAR PUSTAKA

Siregar. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta:EGC


www.allodokter.com
www.halodoc.com
Minerva .N.P , Fitrianisa. B dan Azelia N. 2017. Penatalaksanaan dan Pencegahan Tinea
Korporis pada Pasien Wanita dan Anggota Keluarga. Jurnal AgromedUnila
Volume 4 Nomor 1. Lampung : Universitas Lampung Fakultas Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai