OLEH :
KELOMPOK 6
HASNA MUTHIA OKTORINI P07134118006
FEBRIANTI NUR AZIZAH P07134118012
AVIFFAH NUR ANNISA W S P07134118018
WANDA ALLIFIA RESWARI P07134118024
AULIYA LAELA DZAKIYAH P07134118030
SEKAR AYU RUKMI P07134118036
DIANLEVI PUTRI LIRAZNA P07134118042
ARUM PUSPITA SARI P07134118048
DHIAN HANUM APRILIANI P07134118049
Pendahuluan
Nyamuk termasuk sub family Culcinae dengan yang merupakan vector atau penular penyakir arbovirus
serta penyakit nematode lainnya. Nyamuk secara umum selain dikenal sebagai vector beberapa penyakit juga
diketahui sebagai seangga pengganggu kenyamanan. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk antara
lain demam berdarah dengue malaria dan filariasis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan oleh jenis/sepsis
nyamuk yang berbeda atau sejenis (Raharjo, 2005).
Stadium Nyamuk
1. Telur
Telur berwarna hitam dan setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan
ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Telur nyamuk ini tidak berpelampung sehingga satu per satu akan menempel ke
dinding. Secara fisik, telur nyamuk berbentuk lonjong dan mempunyai anyaman seperti kain kasa. Telur tampak satu per
satu teratur di pinggiran kaleng, lubang pohon, alas pot bunga, dan lain sebagainya.
Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih.Telur akan diletakkan dan
menempel pada dinding penampungan air, sedikit diatas permukaan air. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat
bertahan sampai enam bulan. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah
telur terendam.
2. Larva
Stadium larva biasanya berlangsung 6-8 hari. Larva nyamuk mempunyai ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada
segmen terakhir, pada segmen abdoman tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmatus hairs), pada
corong udara terdapat pectan, sepasang rambut serta jumbai akan di jumpai pada corong (siphon), setiap sisi abdomen segmen
kedelapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale seperti duri, sisi thorax
terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di kepala. Ada 4 tingkatan (instar) larva nyamuk,
yaitu:
a. Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm atau 1-2 hari setelah telur menetas, duri-duri (spinae) pada dada belum
jelas dan corong pernafasan pada siphon belum jelas.
b. Larva instar II berukuran 2,5-3,5 mm atau 2-3 hari setelah telur menetas, duri-duri belum jelas, corong kepala mulai
menghitam.
c. Larva instar III berukuran 4-5 mm atau 3-4 hari setelah telur menetas, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan
berwarna coklat kehitaman.
d. Larva instar IV berukuran paling besar yaitu 5-6 mm atau 4-6 hari setelah telur menetas, dengan warna kepala gelap.
3. Pupa (kepompong)
Pupa (kepompong) berbentuk seperti koma, bentuknya lebih besar namun lebih ramping
dibandingkan rata-rata nyamuk lainnya. Kepala dan dadanya bersatu dilengkapi sepasang
terompet pernafasan. Stadium pupa ini adalah stadium tidak makan dan bila terganggu, pupa
akan bergerak naik turun di dalam wadah air. Pupa akan menjadi nyamuk dewasa dalam
waktu lebih kurang dua hari.
4. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai
warna dasar yang hitam dengan bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki dan sayap. Pertumbuhan dari telur
menjadi nyamuk dewasa mencapai 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai dua sampai tiga bulan. Paha kaki
belakang bagian luar sebagian besar putih. Tarsale dengan hubungan putih lebar. Scutum dengan sepasang garis
lengkung dibagian luar dan dua garis pendek di bagian tengah, membentuk lira.
Filum protozoa dibagi dalam lima kelas,
yaitu : Flagellata, Sarcodina, Ciliata, Suctori dan
Sporozoa.
Protozoa yang Sporozoa mendapat perhatian paling
penting karena banyak anggota-anggota dari
Ditularkan Nyamuk kelas ini yang parasit dan menyebabkan
penyakit serius pada manusia seperti penyakit
malaria.
Sampai saat ini malaria dapat
disebabkan oleh :
• Plasmodium falciparum (paling
berbahaya)
Penyebab Penyakit • Plasmodium vivax
1. Selama menghisap darah, nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi malaria menginokulasi sporozoit
ke dalam inang manusia.
2. Sporozoit masuk ke dalam arus darah dan menginfeksi hati dan menjadi dewasa dalam bentuk schizont.
3. Sporozoit membelah secara berulang kali dan spora baru yang disebut merozoit keluar dan menginfeksi sel-
sel merah.
4. Beberapa merozoit dalam darah berkembang menjadi sel khusus yang disebut gametosit (gamet)
5. Bila nyamuk Anopheles betina menggigit penderita maka nyamuk tersebut akan mencerna gametosit-
gametosit.
6. Dalam sistem pencernaan nyamuk, gamet-gamet (sperma dan telur) bersatu membentuk zygota.
7. Zygota membelah berulang-ulang membentuk sporozoit.Sporozoit bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk
Anopheles. Bila nyamuk ini menggigit orang lain, siklus dimulai kembali
Penyebaran Penyakit Malaria
Malaria tersebar di sekitar 100 negara di daerah tropis dan subtropis seperti
India, Amerika Selatan (kecuali Chile), Afghanistan, Sri Langka, Thailand,
Indonesia, Vietnam, Kamboja, Cina, Filipina, Amerika Tengah, Meksiko dan
Afrika.
Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan dan siklus
hidup parasit.
Pengendalian Malaria
Membasmi tempat pembiakan nyamuk seperti kaleng bekas dan ban bekas yang dapat
menampung air bersih atau genangan air hujan.
Membasmi jentik dengan cara 3M (menguras, menimbun dan mengubur)
Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka
Menggunakan kelambu
Memberi abate pada bak penampungan air
Menggunakan lotion anti nyamuk
a. Penyebab : virus chikungunya
b. Nama lain : demam chikungunya, CHIK,
buggy creek virus atau endemik poliartritis
c. Vektor : Aedes Spp, Culex Spp, Mansonia
Spp, Anopheles
d. Epidemiologi : Afrika, India, Asia Tenggara
e. Penularan : melalui gigitan nyamuk yang
aktif pada siang dan malam hari
Membasmi tempat pembiakan nyamuk seperti kaleng bekas dan ban bekas yang dapat
menampung air bersih atau genangan air hujan.
Membasmi jentik dengan cara 3M (menguras, menimbun dan mengubur)
Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka
Menggunakan kelambu
Memberi abate pada bak penampungan air
Menggunakan lotion anti nyamuk
Nama : Demam Kuning
Karakteristik : togafiridae (alfavirus), sperikal,
virion terbungkus berdiameter 60nm, RNA
genom
Vektor : Aedes aegypti
Demam Kuning Patogenesis : penyakit virus febril
Ensefalitis La Crosse (LAC) termasuk dalam kelompok Bunyavirus dan pertama ditemukan di La Crosse, Wisconsin
pada 19663. Sejak itu, virus ini telah ditemukan di Amerika Serikat. Virus ini terutama menyerang anak-anak di bawah
umur 16 tahun dan ditularkan oleh nyamuk yang berbaik dalam lubang pohon (treeholes), yaitu Aedes triseriatus.
Gejala serangan virus LAC tidak spesifik, tetapi biasanya dimulai dengan demam, sakit kepala, mual, muntah, dan
mengantuk. Penyakit ini lebih serius terjadi pada anak-anak dibawah umur 16 tahun dengan gejala penyakit : serangan
terjadi tiba-tiba, koma, paralisis, dan berbagai rangkaian neurologi sesudah penyembuhan. Kematian akibat virus LAC
tercatat hanya kurang dari 1 %.
Ensefalitida Kuda Timur atau Eastern Equine
Encephalitis (EEE)
Virus EEE termasuk dalam kelompok togavirus yang sering menyebabkan kematian terutama pada kuda dan juga pada
manusia. Virus ini ditemukan pada 1930-an dilaporkan sebagai agen utama penyebab terjadinya epidemik pada manusia
di massachusetts pada 1938.
Vektor Penyakit
Vektor utamanya adalah nyamuk-nyamuk Culiseta melanura dan Cs. morsitans meskipun virus ini telah
berasosiasi juga dengan nyamuk yang lain seperti Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia, dan anggota-anggota Culiseta
yang lain.
Gejala Penyakit
Gejala penyakit mulai terlihat sesudah 4-10 hari terjadi gigitan yamuk yang sudah terinfeksi virus EEE. Gejala pertama
adalah demam, rasa sakit pada otot-otot, saklit kepala yang lama-kelamaan semakin parah, kemudian diikuti dengan
sernagan mendadak dan koma. Sepertiga dari penderita yang terserang virus EEE meninggal dunia dan yang sembuh
banyak mengalami kerusakan otak secara permanen.
Pengendalian yang efektif pada kuda yaitu melakukan imunisasi, karantina, dan pengendalian nyamuk vektor.
Ensefalitis Kuda Barat atau Western Equine
Encephalitis (WEE)
Virus WEE pertama diisolasi dari otak kuda yang terserang virus ini di Kalifornia pada 1930. Sampai saat ini virus WEE
merupakan virus penting yang menyababkan ensefalitis pada kuda dan manusia di Amerika Serikat terutama di bagian
Barat Amerika dan Kanada.
Vektor penyakit ini adalah Culex, Culiseta, dan Aedes.vektor yang utama di Amerika Serikat adalah Culex tarsalis,
yaitu nyamuk yang berhubungan erat dengan irigasi pertanian dan drainase sungai-sungai kecil. Jenis nyamuk yang
juga menjadi vektor virus WEE adalah Aedes melanimon di Kalifornia, Aedes dorsalis di utah dan New Mexico, serta
Aedes campestri di New Mexico.
Virus WEE biasanya muncul pada juni atau juli. Kebanyakan infeksi yanbg terjadi tidak menunjukan gejala, tetapi
hanya bentuk penyakit yang tidak spesifik. Gejala klinis penderita WEE diawali dengan demam, sakit kepala, mual
(nausea), muntah, kehilangan kemauan untuk makan (anoreksia) dan tidak enak badan (malaise) diikuti dengan
perubahan status mental, tubuh menjadi lemah.
Pengendalian : Imunisasi telah tersedia untuk hewan (terutama kuda) fi daerah yang mempunyai sejarah ledakan virus
WEE. Meskipun begitu, belum ada vaksinasi untuk manusia.
Ensefalitis St. Louis atau St. Louis Encephalitis (SLE)
Virus SLE termasuk kelompok Togavirus dan merupakan virus penting penyebab epidemik flavivirus ensefalitis di
Amerika Serikat karena merupakan patogen yang paling umum ditularkan oleh nyamuk kepada manusia.
Vektor penyakit di Florida adalah Culex nigripalpus dan Cx. pipiens pipiens, sedangkan di Amerika Serikat bagian
Tengah Barat adalah Cx. p. quinquefasciatus.
Virus SLE tidak menunjukan gejala klinis yang nyata pada orang-orang yang sudah terinfeksi.fejala yang biasa
terlihat adalah demam selama beberapa hari, sakit kepala yang ebat.
Pencegahan dan pengendalian :
Belum ada vaksin untuk virus ini. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan aplikasi ULV dengan insektisida
malathion secara menyeluruh.
Ensefalitis Kuda Venezuela atau Venezuelan Equine
Encephalitis (VEE)
Serangan virus VEE pertama terjadi pada kuda-kuda di Kolumbia pada 1935, kemudian menyebar ke negara-negara
lain di sekitar Amerika Latin.
Vektor virus VEE adalah jenis-jenis nyamuk seperti Aedes, Anopheles, Culex, Haemagogus, dan Psorophora.
Gejala penyakitnya yaitu sakit kepala yang hebat, demam dan tubuh menjadi lemah.
Pengendalian virus VEE dilakukan dengan imunisasi dan melalui karantina terutama selama epizootik yang juga
diseragamkan dengan pengendalian nyamuk.
Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE)
Pengobatan :
1. Pengobatan analgesik untuk menurunkan rasa sakit
2. Obat anti-pembengkakan untuk gejala arthritis
Pengendalian :
3. Menghindari gigitan nyamuk dengan melakukan proteksi tubuh
4. Mengendalikan nyamuk dengan penggunaan zat penolak serangga, DEET
Merupakan dua virus yang mempunyai siklus
endemik alami yang melibatkan burung air dan
nyamuk Culex annulirostris yang berbiak dalam air
tawar.
Vektor :
Gejala kronik
Adanya hydrocele yang biasanya terlihat pada infeksi oleh W. bancrofti merupakan manifestasi klinis dari filariasis
getah beningtetik. Sering berkembang tanpa adanya reaksi pembengkakan dan banyak penderita yang mempunyai
hydrocele juga terdapat mikrofilaria yang bersirkulasi dalam darah.
Adanya cacing filarial dalam kelenjar getah bening dapat mengakibatkan demam, sakit pada bagian kelamin laki-laki,
sakit pada bagian bawah perut (inguinal pain), pengelupasan kulit (skin exfoliation), pembengkakan tungkai/tangan
atau genital, dan air kencing seperti susu yang menunjukkan adanya chyluria.
Gejala akut
Gejala akut ini biasanya disebut adenolymphangitis (ADL). ADL dicirikan oleh adanya serangan demam episode
yang berasosiasi dengan pembengkkan noda kelenjar bening, testis, tali sperma, lymphedema atau kombinasi dari
semuanya. Terjadinya episode pembengkakan yang berulang-ulang dan lymphedema akan mengakibatkan kerusakan
getah bening, pembengkakan kronis dan elephantiasis tungkai, tangan, skrotum, vulva dan buah dada.
Referensi