Anda di halaman 1dari 46

NYAMUK

OLEH :
KELOMPOK 6
HASNA MUTHIA OKTORINI P07134118006
FEBRIANTI NUR AZIZAH P07134118012
AVIFFAH NUR ANNISA W S P07134118018
WANDA ALLIFIA RESWARI P07134118024
AULIYA LAELA DZAKIYAH P07134118030
SEKAR AYU RUKMI P07134118036
DIANLEVI PUTRI LIRAZNA P07134118042
ARUM PUSPITA SARI P07134118048
DHIAN HANUM APRILIANI P07134118049
Pendahuluan

Nyamuk termasuk sub family Culcinae dengan yang merupakan vector atau penular penyakir arbovirus
serta penyakit nematode lainnya. Nyamuk secara umum selain dikenal sebagai vector beberapa penyakit juga
diketahui sebagai seangga pengganggu kenyamanan. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk antara
lain demam berdarah dengue malaria dan filariasis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan oleh jenis/sepsis
nyamuk yang berbeda atau sejenis (Raharjo, 2005).
Stadium Nyamuk

1. Telur
Telur berwarna hitam dan setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan
ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Telur nyamuk ini tidak berpelampung sehingga satu per satu akan menempel ke
dinding. Secara fisik, telur nyamuk berbentuk lonjong dan mempunyai anyaman seperti kain kasa. Telur tampak satu per
satu teratur di pinggiran kaleng, lubang pohon, alas pot bunga, dan lain sebagainya.
Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih.Telur akan diletakkan dan
menempel pada dinding penampungan air, sedikit diatas permukaan air. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat
bertahan sampai enam bulan. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah
telur terendam.
2. Larva
Stadium larva biasanya berlangsung 6-8 hari. Larva nyamuk mempunyai ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada
segmen terakhir, pada segmen abdoman tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmatus hairs), pada
corong udara terdapat pectan, sepasang rambut serta jumbai akan di jumpai pada corong (siphon), setiap sisi abdomen segmen
kedelapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale seperti duri, sisi thorax
terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di kepala. Ada 4 tingkatan (instar) larva nyamuk,
yaitu:
a. Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm atau 1-2 hari setelah telur menetas, duri-duri (spinae) pada dada belum
jelas dan corong pernafasan pada siphon belum jelas.
b. Larva instar II berukuran 2,5-3,5 mm atau 2-3 hari setelah telur menetas, duri-duri belum jelas, corong kepala mulai
menghitam.
c. Larva instar III berukuran 4-5 mm atau 3-4 hari setelah telur menetas, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan
berwarna coklat kehitaman.
d. Larva instar IV berukuran paling besar yaitu 5-6 mm atau 4-6 hari setelah telur menetas, dengan warna kepala gelap.
3. Pupa (kepompong)
Pupa (kepompong) berbentuk seperti koma, bentuknya lebih besar namun lebih ramping
dibandingkan rata-rata nyamuk lainnya. Kepala dan dadanya bersatu dilengkapi sepasang
terompet pernafasan. Stadium pupa ini adalah stadium tidak makan dan bila terganggu, pupa
akan bergerak naik turun di dalam wadah air. Pupa akan menjadi nyamuk dewasa dalam
waktu lebih kurang dua hari.
4. Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai
warna dasar yang hitam dengan bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki dan sayap. Pertumbuhan dari telur
menjadi nyamuk dewasa mencapai 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai dua sampai tiga bulan. Paha kaki
belakang bagian luar sebagian besar putih. Tarsale dengan hubungan putih lebar. Scutum dengan sepasang garis
lengkung dibagian luar dan dua garis pendek di bagian tengah, membentuk lira.
 
Filum protozoa dibagi dalam lima kelas,
yaitu : Flagellata, Sarcodina, Ciliata, Suctori dan
Sporozoa.
Protozoa yang Sporozoa mendapat perhatian paling
penting karena banyak anggota-anggota dari
Ditularkan Nyamuk kelas ini yang parasit dan menyebabkan
penyakit serius pada manusia seperti penyakit
malaria.
Sampai saat ini malaria dapat
disebabkan oleh :
• Plasmodium falciparum (paling
berbahaya)
Penyebab Penyakit • Plasmodium vivax

Malaria • Plasmodium ovale


• Plasmodium malariae
Serangan malaria biasanya berlangsung
selama 6-8 jam dan terdiri dari tiga tingkatan,
yaitu:
Gejala Penyakit 1. Tingkatan dingin (gemetar)

Malaria 2. Tingkatan panas (demam, sakit kepala,


muntah, serangan pada anak-anak)
3. Tingkatan berkeringat (berkeringat, kembali
ke suhu normal, kelelahan)
Vektor Penyakit Malaria

Vektor penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles meskipun tidak


semua jenis Anopheles menjadi vektor yang baik.

Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh unit kerja Serangga


Vektor Penyakitmenemukan 46 jenis Anopheles dan dari jumlah tersebut
hanya 20 spesies yang merupakan vektor malaria.
Siklus Malaria

1. Selama menghisap darah, nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi malaria menginokulasi sporozoit
ke dalam inang manusia.
2. Sporozoit masuk ke dalam arus darah dan menginfeksi hati dan menjadi dewasa dalam bentuk schizont.
3. Sporozoit membelah secara berulang kali dan spora baru yang disebut merozoit keluar dan menginfeksi sel-
sel merah.
4. Beberapa merozoit dalam darah berkembang menjadi sel khusus yang disebut gametosit (gamet)
5. Bila nyamuk Anopheles betina menggigit penderita maka nyamuk tersebut akan mencerna gametosit-
gametosit.
6. Dalam sistem pencernaan nyamuk, gamet-gamet (sperma dan telur) bersatu membentuk zygota.
7. Zygota membelah berulang-ulang membentuk sporozoit.Sporozoit bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk
Anopheles. Bila nyamuk ini menggigit orang lain, siklus dimulai kembali
Penyebaran Penyakit Malaria

Malaria tersebar di sekitar 100 negara di daerah tropis dan subtropis seperti
India, Amerika Selatan (kecuali Chile), Afghanistan, Sri Langka, Thailand,
Indonesia, Vietnam, Kamboja, Cina, Filipina, Amerika Tengah, Meksiko dan
Afrika.
Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan dan siklus
hidup parasit.
Pengendalian Malaria

1. Pengendalian secara tidak langsung, yaitu dengan pengendalian nyamuk


Anopheles yang menjadi vektor penyakit, misalnya dengan tidur memakai
kelambu, memakai obat penolak nyamuk dan menghindari lokasi rawan
malaria
2. Pengendalian secara kimia, dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida
3. Pengendalian dengan cara sanitasi yaitu membersihkan sarang-sarang
pembiakan nyamuk
Virus adalah agen yang infeksi untuk
banyak jenis penyakit tanaman dan hewan
termasuk penyakit-penyakit pada manusia
seperti cacar, rabies, influenza, demam
berdarah, chikungunya dan encephalitis.
Sejumlah virus tertentu hidup berasosiasi
Virus Patogen dengan serangga. Sekitar 90 virus telah
diisolasi dari berbagai jenis nyamuk yang
sebagian besar ditemukan pada nyamuk
culicinae. Beberapa virus tersebut bersifat
patogen, yaitu dapat menyebabkan penyakit.
Virus-virus ini dapat berbahaya bagi hewan
dan manusia.
Arbovirus

Famili Genus Tipe Spesies #Serotipe


Arbovirus atau arthropod-borne viruses Togavaridae Alfavirus Siblis 27
Rubivirus Rubella 1
adalah virus-virus yang hidup bertahan di
Flaviviridae Flavivirus Yellow Fever 69
alam melalui kontak biologis antara inang- Pestivirus Bovine viral 3
inang vertebrata yang peka dan arthropoda Hepatitis C
Virus
HCV 1
(Variabel)
yang hidup dengan menghisap darah seperti
Bunyaviridae Bunyavirus Bunyamwera 168
nyamuk, kutu, pinjal, tungau dan lain-lain. Hantavirus Hantaan 32
Jenis-jenis arbovirus ini dalam keadaan Nairovirus Sandfly fever 5135
Taspovirus Crimean-Congo haemorrhagic 2
terbungkus dan merupakan virus RNA.  
Tanpa nama
fever
 
 
42
Akhir-akhir ini arbovirus telah
dikelompokkan ke dalam empat kategori Arenaviridae Arenavirus Lymphpcytic choriomeningitis 17
atau famili seperti berikut:
Togaviridae
Togavirus berbentuk bulat, 65-70nm, kapsid: 240 monomer, iksohedral. Memiliki inang yang luas,
bertumbuh dalam sel-sel mamalia dan serangga. Virus ditularkan dari kelenjar ludah nyamuk ke saluran darah
inang vertebrata. Jenis virus ini dapat melibatkan sistem pusat persarafan terutama jenis ensefalitis. Jenis
penyakit yang lain antara lain adalah chikungunya, EEE virus Ross River Virus, VEEI, WEE dan EVENT yang
semuanya dapat ditularkan oleh serangga terutama nyamuk. Virus Rubella tidak ditularkan oleh serangga.
Flaviviridae
Flavivirus berbentuk bulat, 40-60nm kapsid: simetri, tetapi kurang jelas. Virus ini dapat bertahan hidup
lama dengan melakukan replikasi dalam inang tanpa membahayakan inang, tetapi dapat menyebabkan
banyak jenis penyakit (demam, demam berdarah, Japanese encephalitis, Murray valley encephalitis, St. Louis
encephalitis, West Nile, Yellow fever dan lain-lain. Perbanyakan pada noda kelenjar bening dan perbanyakan
sekunder dapat terjadi dalam hati (jaundice), kelenjar bening, ginjal, jantung dan sumsum tulang.
Bunyaviridae
Bunyavirus berbentuk bulat, 80-120nm, nukleokapsid: helikal, bersegmen tiga dan termasuk famili yang
terbesar. Inang termasuk arthropoda dan mamalia. Jenis virus ini dapat mereplikasi secara ekstensif dalam
tubuh serangga dan menyebabkan penyakitRift Valley fever, Sand fly fever dan lain-lain. Patogenisitasnya
bervariasi, tetapi biasanya gigitan serangga mengakibatkan viremia sementara (adanya virus dalam darah).
Arenaviridae
Arenavirus berbentuk pleiomorfik, 50-300nm, nukleokapsid helikal dan merupakan famili yang baru (17 tipe).
Pertama-tama ditemukan pada 1969 sebagai penyebab penyakit yang disebut Lassana fever. Inang utama
adalah tikus dan tidak melibatkan artropoda untuk penyebaran.
Penyakit-penyakit Arbovirus yang Ditularkan
Nyamuk
Penyebab: virus demam dengue atau dengeu fever
virus (den-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4)
Vektor : nyamuk aedes aegypti dan ae.
Albopictus yang aktif pada siang hari
Epidemiologi : endemik di banyak negara tropis (Asia,
India, Karibia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan,
Meksiko)
Demam Dengue Penularan : melalui gigitan nyamuk
demam dengue, demam berdarah dengue/DBD atau Masa inkubasi : 3-14 hari
dengue hemorrhagic fever (DHF), sindrom guncangan
dengue atau dengue shock syndrome (DSS) Gejala : demam, sakit kepala, nyeri sendi, tidak
nafsu makan, mual, muntah, mata merah, bintik-bintik
pada permukaan kulit, ruam
Nyamuk aedes aegypti berkembang biak pada air
bersih yang tertampung seperti pada botol plastik,
kaleng bekas, ban mobil bekas, bak air penampungan,
tempurung kelapa, vas-vas bunga yang berisi air.
Pencegahan Demam Dengue

 Membasmi tempat pembiakan nyamuk seperti kaleng bekas dan ban bekas yang dapat
menampung air bersih atau genangan air hujan.
 Membasmi jentik dengan cara 3M (menguras, menimbun dan mengubur)
 Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka
 Menggunakan kelambu
 Memberi abate pada bak penampungan air
 Menggunakan lotion anti nyamuk
a. Penyebab : virus chikungunya
b. Nama lain : demam chikungunya, CHIK,
buggy creek virus atau endemik poliartritis
c. Vektor : Aedes Spp, Culex Spp, Mansonia
Spp, Anopheles
d. Epidemiologi : Afrika, India, Asia Tenggara
e. Penularan : melalui gigitan nyamuk yang
aktif pada siang dan malam hari

Chikungunya f. Masa inkubasi : 3-12 hari


g. Gejala : flu, sakit tulang belakang, sakit
pada persendian, arthritis pada sendi-sendi di
tangan dan tungkai, sakit kepala, demam, ruam
Virus chikungunya (CHIK V) termasuk dalam
kelompok virus famili togaviridae (kelompok A
arbovirus), genus alfavirus yang dapat menyerang
manusia dalam berbagai umur, selain itu juga dapat
menyerang orang utan serta burung.
Pencegahan

 Membasmi tempat pembiakan nyamuk seperti kaleng bekas dan ban bekas yang dapat
menampung air bersih atau genangan air hujan.
 Membasmi jentik dengan cara 3M (menguras, menimbun dan mengubur)
 Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka
 Menggunakan kelambu
 Memberi abate pada bak penampungan air
 Menggunakan lotion anti nyamuk
Nama : Demam Kuning
Karakteristik : togafiridae (alfavirus), sperikal,
virion terbungkus berdiameter 60nm, RNA
genom
Vektor : Aedes aegypti
Demam Kuning Patogenesis : penyakit virus febril

(Yellow Fever) Epidemiologi : Amerika Selatan dan Afrika


Host : manusia dan primat
Cara tular : melalui gigitan nyamuk
Masa inkubasi : 3-16 hari
Penyebaran
Demam kuning masih terbatas di Afrika dan Amerika Latin atau Amerika Selatan. Ledakan-ledakan virus demam
kuning yang pernah terjadi di Amerika Serikat dan Eropa adalah karena terbawa oleh orang-orang yang berasal dari
kedua Negara tersebut dan yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh virus demam kuning.
Vektor
Vektor utama virus demam kuning sama dengan demam berdarah, yaitu Aedes aegypti.
Metode penularan
Ada 3 tipe siklus penularan demam kuning, yaitu : hutan (sylvatic), antara (intermediate), dan perkotaan (urban).
Demam kuning hutan terjadi di hutan tropis tempat kera yang diinfeksi oleh nyamuk hutan memindahkan virus ke
nyamuk yang lain.
Demam kuning tipe “siklus antara” terjadi didaerah sabana afrika yang lembap dan dapat menghasilkan
epidemik kecil didaerah pedesaan. Nyamuk yang bersifat semidomestik menginfeksi kera dan manusia sebagai inang.
Demam kuning urban terjadi dalam epidemik eksplosif yang besar bila orang-orang dari daerah pedesaan
mengintroduksikan virus ke daerah yang berdensitas tinggi. Nyamuk domestik terutama aedes aegypti,
memindahkan virus dari orang ke lorang lain.
Gejala Penyakit Demam Kuning
Masa inkubasi virus demam kuning adalah 3-16 hari. Mortalitas bervariasi dari 5%
sampai 40%, bahkan sering lebih yaitu 50%.Demam kuning dibagi dalam tiga tingkatan
Tingkatan awal : sakit kepala, gatal-gatal pada otot, demam, kehilangan nafsu makan,
muntah-muntah, dan penyakit kuning (jaundice).
Virus Ensafalitida (Encephalitides Virus)
Ensefalitis La Crosse (La Crosse Encephalitis)

Ensefalitis La Crosse (LAC) termasuk dalam kelompok Bunyavirus dan pertama ditemukan di La Crosse, Wisconsin
pada 19663. Sejak itu, virus ini telah ditemukan di Amerika Serikat. Virus ini terutama menyerang anak-anak di bawah
umur 16 tahun dan ditularkan oleh nyamuk yang berbaik dalam lubang pohon (treeholes), yaitu Aedes triseriatus.
Gejala serangan virus LAC tidak spesifik, tetapi biasanya dimulai dengan demam, sakit kepala, mual, muntah, dan
mengantuk. Penyakit ini lebih serius terjadi pada anak-anak dibawah umur 16 tahun dengan gejala penyakit : serangan
terjadi tiba-tiba, koma, paralisis, dan berbagai rangkaian neurologi sesudah penyembuhan. Kematian akibat virus LAC
tercatat hanya kurang dari 1 %.
Ensefalitida Kuda Timur atau Eastern Equine
Encephalitis (EEE)

Virus EEE termasuk dalam kelompok togavirus yang sering menyebabkan kematian terutama pada kuda dan juga pada
manusia. Virus ini ditemukan pada 1930-an dilaporkan sebagai agen utama penyebab terjadinya epidemik pada manusia
di massachusetts pada 1938.
 Vektor Penyakit
Vektor utamanya adalah nyamuk-nyamuk Culiseta melanura dan Cs. morsitans meskipun virus ini telah
berasosiasi juga dengan nyamuk yang lain seperti Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia, dan anggota-anggota Culiseta
yang lain.
 Gejala Penyakit
Gejala penyakit mulai terlihat sesudah 4-10 hari terjadi gigitan yamuk yang sudah terinfeksi virus EEE. Gejala pertama
adalah demam, rasa sakit pada otot-otot, saklit kepala yang lama-kelamaan semakin parah, kemudian diikuti dengan
sernagan mendadak dan koma. Sepertiga dari penderita yang terserang virus EEE meninggal dunia dan yang sembuh
banyak mengalami kerusakan otak secara permanen.
 Pengendalian yang efektif pada kuda yaitu melakukan imunisasi, karantina, dan pengendalian nyamuk vektor.
Ensefalitis Kuda Barat atau Western Equine
Encephalitis (WEE)

Virus WEE pertama diisolasi dari otak kuda yang terserang virus ini di Kalifornia pada 1930. Sampai saat ini virus WEE
merupakan virus penting yang menyababkan ensefalitis pada kuda dan manusia di Amerika Serikat terutama di bagian
Barat Amerika dan Kanada.
Vektor penyakit ini adalah Culex, Culiseta, dan Aedes.vektor yang utama di Amerika Serikat adalah Culex tarsalis,
yaitu nyamuk yang berhubungan erat dengan irigasi pertanian dan drainase sungai-sungai kecil. Jenis nyamuk yang
juga menjadi vektor virus WEE adalah Aedes melanimon di Kalifornia, Aedes dorsalis di utah dan New Mexico, serta
Aedes campestri di New Mexico.
Virus WEE biasanya muncul pada juni atau juli. Kebanyakan infeksi yanbg terjadi tidak menunjukan gejala, tetapi
hanya bentuk penyakit yang tidak spesifik. Gejala klinis penderita WEE diawali dengan demam, sakit kepala, mual
(nausea), muntah, kehilangan kemauan untuk makan (anoreksia) dan tidak enak badan (malaise) diikuti dengan
perubahan status mental, tubuh menjadi lemah.
Pengendalian : Imunisasi telah tersedia untuk hewan (terutama kuda) fi daerah yang mempunyai sejarah ledakan virus
WEE. Meskipun begitu, belum ada vaksinasi untuk manusia.
Ensefalitis St. Louis atau St. Louis Encephalitis (SLE)

Virus SLE termasuk kelompok Togavirus dan merupakan virus penting penyebab epidemik flavivirus ensefalitis di
Amerika Serikat karena merupakan patogen yang paling umum ditularkan oleh nyamuk kepada manusia.
Vektor penyakit di Florida adalah Culex nigripalpus dan Cx. pipiens pipiens, sedangkan di Amerika Serikat bagian
Tengah Barat adalah Cx. p. quinquefasciatus.
Virus SLE tidak menunjukan gejala klinis yang nyata pada orang-orang yang sudah terinfeksi.fejala yang biasa
terlihat adalah demam selama beberapa hari, sakit kepala yang ebat.
Pencegahan dan pengendalian :
Belum ada vaksin untuk virus ini. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan aplikasi ULV dengan insektisida
malathion secara menyeluruh.
Ensefalitis Kuda Venezuela atau Venezuelan Equine
Encephalitis (VEE)

Serangan virus VEE pertama terjadi pada kuda-kuda di Kolumbia pada 1935, kemudian menyebar ke negara-negara
lain di sekitar Amerika Latin.
Vektor virus VEE adalah jenis-jenis nyamuk seperti Aedes, Anopheles, Culex, Haemagogus, dan Psorophora.
Gejala penyakitnya yaitu sakit kepala yang hebat, demam dan tubuh menjadi lemah.
Pengendalian virus VEE dilakukan dengan imunisasi dan melalui karantina terutama selama epizootik yang juga
diseragamkan dengan pengendalian nyamuk.
Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE)

Nama : Japanese Encephalitis


Karakteristik : Togaviridae, Flavirus
Patogenesis : Fatalitas sampai 25-30% terutama pada anak-anak
Vektor : Culex spp.
Epidemiologi : Asia, Cina, India, Australia Utara, Papua New Guinea, daerah Pasifik
Sebaran inang : manusia, kuda, babi
Cara tular : Melalui gigitan nyamuk terutama Culex spp
Masa inkubasi : 6-8 hari
Penampung : manusia, nyamuk
Pencegahan dan pengendalian : Ada tiga jenis vaksin JE, tetapi hanya berasal dari otak tikus (muouse brain-derived)
dan vaksin inaktivitas
- Virus hitan barmah (BF) merupakan alfavirus bersifat
enzootik di australia dan bersirkuasi di antara nyamuk
dan hewan terestrial terutama marsupial.
- Vektor :
a. Cx. Annulirostris yang berbiak di air tawar atau
Virus Hutan Barmah irigasi.
Ae. Vigilax dan ae. Camptorhynchus di daerah
(Barmah Forest Virus) b.
pesisir pantai
c. Ae. Notoscriptus yaitu jenis nyamuk lain
Gejala penyakit :
Menimbulkan poliarthritis yang memengaruhi tungkai,
jari-jari dan tulang-tulang sendi dan tidak
menimbulkan kematian
Jenis penyakit yang sama dengan virus BF, penyebaran virus
ini diduga karena perubahan demografi oleh banyaknya
orang yang berpindah ke daerah lebih panas di bagian utara
australia.
Virus Sungai Ross Mamalia seperti kangguru dan wallabi dapat menjadi inang
virus ini.
(Ross River Virus) Gejala :
Akan terlihat gejala arthritik sesudah 3-21 hari dengan rata-
rata 9 hari sesudah terinfeksi. Dan menyebabkan epidemik
poliarthritis.
Pengobatan dan pengendalian

Pengobatan :
1. Pengobatan analgesik untuk menurunkan rasa sakit
2. Obat anti-pembengkakan untuk gejala arthritis
Pengendalian :
3. Menghindari gigitan nyamuk dengan melakukan proteksi tubuh
4. Mengendalikan nyamuk dengan penggunaan zat penolak serangga, DEET
Merupakan dua virus yang mempunyai siklus
endemik alami yang melibatkan burung air dan
nyamuk Culex annulirostris yang berbiak dalam air
tawar.
Vektor :

Lembah Murray Esenfalitis Vektor utama yaitu Cx. annulirostris


Gejala :
(Murray Valley Encephalitis a. Demam tiba-tiba
atau MVE) dan Virus Kunjin b. Kehilangan nafsu makan (anoroxia)
c. Sakit kepala dan pusing
d. Mual dan muntah
e. Diare
f. Disfungsi otak
Pengobatan :
Belum ada obat yang tersedia, hanya menggunakan obat untuk mengurangi rasa sakit
Pencegahan :
Melakukan proteksi diri agar terhindar dari gigitan nyamuk, menggunakan zat penolak
serangga yang mengandung DEET
Virus dengan tipe spesies dari alfavirus ikosahdral
berdiameter 40-70 nm, RNA genom, dan masuk dalam
famili togaviridae.
Daerah penyebaran penyakit : afrika, asia, australia,
timur tengah, eropa timur, malaysia dan skandinavia.
Vektor : ditularkan oleh inang vertebrata ke nyamuk
seperti anopheles, aedes, culex dan lain-lain.
Virus Sindbis (SIN) Gejala :
a. Demam tiba-tiba
b. Ruam
c. Sakit saraf pada persendian tulang (arthralgia)
d. Mialgia
e. Cacar pada punggung dan tungkai
f. Gejala penyakit kuning (jaundice)
g. Kerusakan myocardial
Ciri nematoda :
a. Filum besar dan berspesies lebih dari 1000 spesies
b. Organisme penting karena banyak yang bersifat parasit
contohnya cacing filaria pada manusia
c. Panjang tubuh berkisar 5-15 inci berbentuk tabung silinder
sederhana meruncing pada kedua ujung dan terbungkus
kutikel tebal yang dihasilkan epidermis
d. Rongga tubuh antara dinding perut dan dinding tubuh
tumbuh berkembang dari blastocoel embryo yang tidak
Nematoda e.
terlapisi jaringan mesodermal
Rongga tubuh atau pseudocoleom antara dinding tubuh
dan saluran pencernaan mengandung cairan yang
menyerupai getah bening berfungsi sebagai transportasi
bahan nutrisi dan kotoran
f. Dapat berkolonisasi dalam berbagai habitat
g. Memiliki saluran pencernaan makanan yang terdiri dari
mulut, organ-organ indra, farinks otot, intestin lurus,
rektum dan anus
Penyakit Filariasis
Tropical pulmonary eosinophilia (TPE) merupakan
bentuk filiaris bakrofti klenik (occult bancroftian filiarisis)
dengan gejala batuk kering, mendesah (wheezing),
kesulitan berbicara (dyspenia), kehilangan nafsu makan
(anoreksia), rasa tidak enak badan dan kehilangan berat
badan
Siklus Hidup : terdiri dari lima perkembangan tingkat
larva dalam inang antara vertebrata dan artropoda
Tropical Pulmonary Epidemiologi dan vector : genus-genus Aedes, Anopheles,
Eosinophilia (TPE) Culex dan Mansonia. Sembilan puluh persen dari orang-
orang yang terinfeksi disebabkan oleh W. Bancrofti dan
sisanya oleh Brugia malayi.
Vektor utama dari W. Bancrofti adalah nyamuk Culex
di daerah perkotaan dan semi-perkotaan, sedangkan di
daerah pedesaan di Afrika vektor utamanya adalah
Anopheles.
Untuk parasit Brugian, nyamuk Mansonia merupakan
vektor utama, tetapi di daerah-daerah tertentu nyamuk
Anopheles juga dapat menjadi vektor penyakit ini.
Pencegahan dan Pengendalian
Sama halnya dengan penyakit-penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk, pencegahan
dan pengendalian penyakit filiaris juga dengan menghindari gigitan nyamuk. Sedangkan
pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan insektisida atau larvasida.
Pengobatan
Kategori yang digunakan adalah Anthelminthics. Nama obat yang umum dipakai adalah
Invermectin, Hetrazan dan Albendazole.
Penyakit filariasis disebut juga elephantiasis
atau kaki gajah. Penyakit ini menginfeksi bagian
Filariasis Getah Bening tungkai atau tangan yang menyebabkan

(Lymphatic Filariasis) pembengkakan dan deformasi organ tubuh.


Pembengkakan dan deformasi organ tubuh terjadi
karena bentuk dewasa parasit cacing filarial
(Wuchereria bancrofti) yang hidup dalam kelenjar
getah bening pada tungkai dang tangan.
Gejala

Gejala kronik
Adanya hydrocele yang biasanya terlihat pada infeksi oleh W. bancrofti merupakan manifestasi klinis dari filariasis
getah beningtetik. Sering berkembang tanpa adanya reaksi pembengkakan dan banyak penderita yang mempunyai
hydrocele juga terdapat mikrofilaria yang bersirkulasi dalam darah.
Adanya cacing filarial dalam kelenjar getah bening dapat mengakibatkan demam, sakit pada bagian kelamin laki-laki,
sakit pada bagian bawah perut (inguinal pain), pengelupasan kulit (skin exfoliation), pembengkakan tungkai/tangan
atau genital, dan air kencing seperti susu yang menunjukkan adanya chyluria.
Gejala akut
Gejala akut ini biasanya disebut adenolymphangitis (ADL). ADL dicirikan oleh adanya serangan demam episode
yang berasosiasi dengan pembengkkan noda kelenjar bening, testis, tali sperma, lymphedema atau kombinasi dari
semuanya. Terjadinya episode pembengkakan yang berulang-ulang dan lymphedema akan mengakibatkan kerusakan
getah bening, pembengkakan kronis dan elephantiasis tungkai, tangan, skrotum, vulva dan buah dada.
Referensi

Anda mungkin juga menyukai