Anda di halaman 1dari 38

Praktek Konseling Pemberian

ASI
Tujuan Konseling
– Membantu klien/pasien memahami dirinya
– Memahami permasalahan / kondisi / situasinya
– Memilih / menentukan / memutuskan sendiri
– Melakukan atas kehendaknya sendiri

 CARA / TEKNIK BERTANYA


 EFEKTIFITAS MENDENGAR
Konseling

– Bersifat individual
– Percakapan dua arah, betatap muka
– Dilaksanakan secara sengaja, atas
kesepakatan antara pasien dengan
tenaga kesehatan
– Fokus pada satu kasus / masalah
Pola Konseling Yang Efektif
– Memiliki keterampilan MENDENGARKAN dan MEMPELAJARI secara
intensif seluruh proses pembicaraan dengan :
 Pasien -> Perempuan (Ibu / Calon ibu / Remaja Putri)
 Keluarga Pasien
 Kerabat terdekat pasien

• Ada kesediaan BEKERJASAMA dalam berinteraksi dengan orang


lain :
 Mencoba memahami perasaan pasien
 Membantu pasien memutuskan apa yang perlu dilakukannya
tanpa merasa tertekan
SIMULASI
BERPERAN SEBAGAI
TENAGA KONSELOR
PEMBERIAN ASI
Konseling ASI

– Keterampilan melakukan hubungan antar pribadi


– Keterampilan berkomunikasi
– Pengetahuan tentang ASI dan segala yang terkait ->
Medis, Teknis, Kehidupan Sosial, Tatanan Budaya,
Agama, Kondisi Ekonomi
– Memahami program pemberian ASI -> Pemerintan dan
Masyarakat
Bertanya Jawaban
– Mengapa saya bertanya?
– Bagaimana saya bertanya?
– Apakah saya mendengarkannya?
– Apakah saya memahaminya sesuai keadaan sebenarnya atau saya
memahaminya berdasarkan persepsi saya sendiri, yang mungkin tidak
sama dengan yang dimaksud? (tanpa klarifikasi)
– Apakah saya memberi penjelasan atas pertanyaannya, atau saya
menjelaskan sesuai keinginan saya?
– Apakah dia memberi penjelasan atas pertanyaan saya, atau dia
menjelaskan sesuai keinginannya?
– Apakah pertanyaan saya dimengerti?
Kemampuan
Mendengar

Mendengar efektif dan


Mendengar tidak efektif
Mendengar Efektif
– Konsentrasi penuh terhadap hal-hal yang menjadi bahan percakapan
– Tetap objektif dalam memahami fakta-fakta yang diungkapkan secara
lengkap
– Mendengarkan secara cermat untuk memperdalam pemahaman,
tanpa terkesan bosan atau terpaksa
– Mendengarkan tanpa merasa perlu membatah (agar tidak
mengurangi efektifitas mendengar dan tetap bisa memberi penilaian
obyektif)
– Membiarkan penjelasan yang diungkapkan “mengalir” seperti apa
adanya, tanpa mencoba mempersepsikan sesuai pemahaman sendiri
Mendengar Tidak
Efektif
– Tidak bisa konsentrasi, karena memikirkan hal-hal yang
tidak berhubungan dengan percakapan yang sedang
berlangsung, sehingga tidak merasa perlu memperhatikan
gambaran yang lengkap
– Pura-pura mendengarkan karena merasa sudah tahu,
bosan, atau terpaksa
– Mendengarkan sambil membantah (mengurangi
efektifitas mendengar dan mendorong pada penilaian
subyektif dan sempit, mencari hal-hal yang ingin dibantah
saja)
Mendengar Tidak
Efektif
– Tidak sabar mendengarkan karena hanya
memikirkan yang ingin disampaikan daripada
mendengarkan yang dikatakan oleh pasien
(mendengar untuk menjawab)
– Tidak suka pada yang diajak bicara sehingga
menjadi tertutup dan tidak mendapat informasi
yang sebetulnya sangat diperlukan untuk bisa
memahami
Mengapa Dituntut Keterampilan
Mendengar dan Mempelajari?
– Tidak semua pasien mampu secara spontan mengungkapkan
perasaannya, karena pasien tersebut :
– Pemalu
– Belum kenal dengan konselor
– Belum percaya pada konselor
– Adanya kesediaan mendengar dari pihak konselor, menjadikan
pasien merasa lebih diperhatikan, sehingga pasien secara
bertahap terdorong untuk :
– Bisa memupuk kepercayaan terhadap konselor
– Mau bersikap lebih terbuka
– Mau berbicara lebih banyak
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
1. Menggunakan pola Komunikasi Non-
Verbal -> tertampil dari :
- Sikap tubuh
1 - Ekspresi
- Kesigapan menolong saat pasien butuh
bantuan
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
Pola Komunikasi Non-Verbal yang efektif :
– Upayakan bisa duduk saling berhadapan dan
bertatap muka secara langsung
– Memberikan perhatian terfokus secara intensif
– Singkirkan hal-hal yang menghalangi interaksi
langsung dengan pasien
– Sediakan waktu yang cukup sesuai kesepakatan
– Berikan sentuhan emosional secara wajar dan
sopan
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
2. Mengefektifkan respons dan bahasa tubuh untuk
menunjukkan perhatian terhadap pasien :
– Merupakan cara lain untuk mendorong pasien untuk :

2 – Mau berbicara lebih terbuka


– Mau memberikan informasi lebih lengkap
– Respon dan bahasa tubuh
– Tetap menatap wajah pasien, sambil mengangguk dan
tersenyum sebagai respon memperhatikan dan
menanggapi informasi yang diberikannya
– Diselingi dengan respon “Mmm..” atau “Ooo..”
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
3. Lebih sering menggunakan pertanyaan
terbuka dari awal melakukan konseling, agar
memperoleh lebih banyak informasi
3 Meminimalkan penggunaan pertanyaan
tertutup, hanya menggunakannya bila dirasa
perlu untuk melengkapi atau
mengkonfirmasi / menegaskan jawaban
pasien
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
4. Mengulangi kembali pertanyaan pasien, untuk tujuan :
– Menyamakan pemahaman anatara konselor dan
pasien terhadap masalah yang dirasakan pasien

4 – Menunjukkan pada pasien bahwa perkatannya


didengarkan
– Mendorong pasien untuk berbicara memberikan
infromasi lebih lengkap
– Upayakan pengulangan perkataan tidak sama persis
dengan yang dikatakan pasien, tetapi tetap
mempertahankan inti informasinya
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
5. Bersedia menunjukkan EMPATI pada kondisi
yang sedang dialami pasien dan perasaan
pasien
5 EMPATI
Menunjukkan sikap bahwa kita bisa turut
merasakan dan bisa memahami perasaan
pasien
Teknik Efektif Mendengarkan
dan Mempelajari Selama
Melakukan Konseling
6. Menghindari kata-kata yang terdengar :
– Menilai / menghakimi (judging words)
– Menyalahkan
– Meremehkan

6 –

Mengatur / Mendikte
Memerintah
– Mendesak / Memaksa / Menekan
Bisa menjadikan pasien merasa :
-Dirinya bersalah
-Ada hal yang salah dengan bayinya
-Dirinya merasa ‘tidak becus’ (tidak bisa) mengurus bayinya
UNTUK

Teknik Bertanya MEMPEROLEH


JAWABAN LENGKAP
Efektif
YANG INFORMATIF
Pertanyaan
Tertutup >< Terbuka
Tertutup Terbuka

• Tidak efektif, karena • Efektif, karena tidak


membutuhkan waktu yang lebih membutuhkan waktu yang lama
lama untuk menggali jawaba untuk menggali jawaban
• Membatasi isi jawaban yang • Tidak membatasi isi jawaban
diperoleh -> satu pertanyaan yang diperoleh -> satu
hanya mendapatkan satu pertanyaan bisa mendapatkan
jawaban singkat saja dan tidak uraian jawaban lebih lengkap dan
terlalu bermakna bermakna
• Tidak memperoleh uraian • Memperoleh uraian informasi
informasi yang lengkap / ‘miskin’ yang lebih lengkap / ‘kaya’
informasi informasi
• Rentan kehilangan informasi • Informasi yang penting bisa
penting diluar yang diperkirakan terungkap secara langsung
SIMULASI
TERKNIK
BERTANYA

Permasalahan :
Ibu mengalami payudara bengkak saat
memberi ASI pada bayinya
Teknik Bertanya Dibawah
Ini Terbuka Atau Tertutup
Terbuka Tertutup
– Apakah payudara ibu yang bengkak ini membuat ibu
jadi merasa tidak nyaman?
– Apa yang ibu rasakan akibat dari payudara ibu yang
bengkak ini?

– Apa ibu tetap bisa menyusui bayi ibu?

– Selama ibu merasakan payudara ibu ini bengkak,


bagaimana cara ibu untuk tetap memberikan ASI
pada bayi ibu?
– Mengapa sekarang ini ibu tidak mencoba menyusui
bayi ibu
– Apakah ibu merasa sakit saat menyusui bayi ibu,
sehingga ibu saat ini tidak melakukannya lagi?
Teknik Bertanya Dibawah
Ini Terbuka Atau Tertutup
Terbuka Tertutup
– Apakah ibu sudah minum obat untuk mengatasi rasa
sakit pada payudara ibu yang bengkak ini?
– Bagaimana cara yang telah ibu lakukan untuk mengatasi
rasa sakit pada payudara ibu yang bengkak ini?
– Apakah ibu sekarang menjadi trauma untuk menyusui
lagi bayi ibu karena payudara bengkak?
– Mengapa ibu menjadi trauma menyusui lagi bayi ibu
setelah merasakan payudara bengkak seperti ini?
– Bagaimana rencana ibu untuk aktivitas menyusui bila
payudara ibu sudah tidak nyeri karena bengkak?
– Bila payudara ibu sudah tidak nyeri karena bengkak,
apakah ibu mau menyusui lagi?
Membangun dan Memberikan
Dukungan Kepercayaan Diri

– Kepercayaan diri klien untuk memberikan ASI pada


bayinya berasal dari keyakinan diri bahwa ia
mampu melakukannya secara bertanggung jawab
dan konsisten
– Konselor dapat membantu membangun
kepercayaan diri klien melalui dialog-dialog yang
empatik serta kesediaan konselor untuk membantu
– Kenali tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh
pasien dan bayinya
– Memuji tindakan yang dilakukan secra benar oleh
pasien terhadap bayinya
Membangun dan Memberikan
Dukungan Kepercayaan Diri
– Tunjukkan kesediaan untuk membantu secara praktis, disaat pasien
membutuhkannya :
– Merasa kelelahan
– Merasa haus, lapar
– Merasa tidak nyaman
– Merasa sudah jenuh dengan berbagai nasihat
– Merasa memiliki masalah yang tidak mampu diselesaikan sendiri
– Merasa tidak didukung oleh lingkungan terdekatnya
– Merasa sulit menggendong bayinya, sehingga terkesan bayi tidak nyaman dalam
gendongannya
– Membantu menggendong bayinya, saat ia melakukan tindakan-tindakan untuk
memenuhi kebutuhannya tersebut diatas
Saat berlangsungnya konseling

Cermati
– Apakah dia mengerti secara utuh keseluruhan pembicaraan
selama proses konseling?
– Apakah kita sudah membicarakan masalah yang sama? Apakah
sudah memiliki persepsi yang sama?
– Apakah pengunaan alat-alat bantu dapat membantu
mempermudah pemahaman pesan konseling?
– Apakah saat pulang, dia sudah terlihat merasa terlepas dari
‘beban’ masalahnya?
Jenis-Jenis Alat Bantu / Peraga
Dalam
Konseling Pemberian ASI
Lembar Balik (Flip Chart)
Poster
Film
Brosur (Leaflet)
Foto
Gambar / Ilustrasi
Sarana Peraga Terkait Langsung Pemberian ASI
(Boneka, Peraga Payudara, Spuit, Pipet, Gelas Kecil, Cangkir, Pompa ASI)
SIMULASI

DESKRIPSI DIRI
Setiap individu memiliki
KONSEP DIRI
– Gambaran mengenai diri sendiri pada tiap individu yang
berpengaruh pada cara-cara ia bertindak
– Merupakan kumpulan perasaan dan pemikiran seseorang
mengenai dirinya sendiri
– Bersifat unik pada setiap orang, dan merupakan hasil
pembentukan sepanjang hidup
– Setiap konselor harus mampu mengenali dan menghargai
konsep pada diri pasien -> Sejak awal interaksi, konselor
harus berusaha sedapat mungkin mampu mengidentifikasi
konsep dari pasien
SIMULASI

PERMAINAN PERAN
Tempat Konseling

– Pribadi
– Nyaman
– Tenang
– Tidak terganggu pembicaraan lain
– Tidak terganggu suasana lingkungan
SIKAP PETUGAS
(yang diharapkan pasien / klien)
– Menerima pasien / klien seperti adanya
– Bersikap ramah, penuh perhatian
– Mau mendengar dan memberi kesempatan pasien / klien untuk berbicara,
mengungkapkan pikiran dan perasaan apapun
– Menghargai pendapat pasien / klien dan lingkungannya
– Memberikan informasi secara benar dan jelas
– Mampu menjadikan pasien / klien lebih memahami dan melihat dari perspektif
yang sesuai
– Cara komunikasi ‘enak’ -> Tidak menggurui, tidak meremehkan, tidak memaksakan
kehendak, mau diajak berdiskusi, tidak terkesan terburu waktu, tidak terkesan
bosan, bisa meningkatkan kepercayaan diri
– Bisa diperaya menjaga kerahasiaan pasien / klien
SIMULASI

SIAPAKAH SAYA?
PERSEPSI

– Kesamaan persepsi
– Memudahkan percakapan
– Perlu ada kesamaan persepsi sejak awal dan harus ditinjau (cek dan re-cek)
selama percakapan konseling -> Apakah masih sejalan ataukah sudah beda
persepsi?
– Jangan menggunakan kata-kata ‘bersayap’ atau yang bisa bermakna ganda
– Jangan ‘memaksa’ menggambarkn sesuai pemahaman sendiri
– Pilih media yang sesuai dengan karakter klien : gambar, tulisan,
peraga/model
– Terus berproses selama konseling -> (Apakah media yang digunakan sudah
sesuai sehingga pasien / klien bisa lebih paham?)
Hal-Hal Penting Dalam
KONSELING PEMBERIAN ASI

– Punya minat melakukan konseling -> Kesediaan Mendengar


– Terampil berkomunikasi
– Cepat tangkap, peka
– Mampu berempati -> Bukan larut dalam simpati
– Usahakan agar pasien / klien benar-benar memahami isi
pembicaraan selama proses Konseling berlangsung -> Berikan
informasi yang revelan & akurat, gunakan bahasa sederhana
Hal-Hal Penting
Dalam
KONSELING
PEMBERIAN ASI
– Tunjukkan upaya untuk membantu menyelesaikan masalah pasien
-> Berikan pujian bila pasien sudah melakukan tindakan yang
benar
– Berikan saran sesuai kondisi pasien, bukan ‘perintah’
– Sediakan waktu yang cukup -> jangan terkesan terburu-buru
– Pahami tentang : Teknis, Medis, Lingkungan Sosial, Tatanan
Budaya, Agama, Kondisi Ekonomi -> Kemungkinan berpengaruh
terhadap Pemikiran, Perasaan, dan Keputusan Pasien
– Mau mendengar dan ‘enak’ didengar
Terima kasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai