Anda di halaman 1dari 30

PERAN PENDAMPING TENAGA KESEHATAN

BAGI KADER PKK,KADER POSYANDU DAN


MASAYARAKAT DLM UPAYA PENURUNAN
AKB
DISAMPAIKAN pada linsek PKM Weeluri
Tanggal 15 Desember 2015
Latar Belakang:

• UNSUR DASAR INDEKS PEMBANGUNAN


MANUSIA ADALAH USIA HARAPAN HIDUP
(UHH)

• INDIKATOR UHH SALAH SATUNYA ADALAH


ANGKA KEMATIAN BAYI
DENGAN KATA LAIN KEMATIAN BAYI IKUT
MENENTUKAN
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SUATU DAERAH
• TAHUN 2000, 189 NEGARA MENYEPAKATI DELAPAN
TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM (MDGs) YANG
MENETAPKAN TARGET DI TAHUN 2015 YANG
SPESIFIK DAN TERUKUR BAGI NEGARA
BERPENDAPATAN RENDAH DAN MENENGAH.

• SALAH SATU DARI DELAPAN TUJUAN


PEMBANGUNAN MILENIUM TERSEBUT ADALAH
ANGKA KEMATIAN IBU Tujuan ke 5 MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN ANAK (TUJUAN KE 4)
KONDISI
JUMLAH
KEMATIAN IBU DAN BAYI
SUMBA TENGAH
PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS KEMATIAN
IBU THN 2011 S/D Agustus 2015
Jumlah ksus Kematian Ibu

4
2
1 1 1

2011 2012 2013 2014 2015


Penyebab Kematian Ibu periode
2010 – Agsutus 2015
Infeksi, 1

Eklmasi, 4

Perdaraha
n, 13
PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS KEMATIAN BAYI
THN 2011 S/D JUNI 2015

Jumlah ksus KematianBayi

30

18 18 18
15

2011 2012 2013 2014 agustus 2015


Penyebab kematian bayi periode
2011 – Agustus 2015
kelainan
kong, 5

Asiksia , 20
Lain -Lain,
11

Infeksi, 7
BBLR, 4
Menyadari masih Tingginya AKI dan AKB maka
Gubernur NTT mengeluarkan Pergub No 42
Tahun 2009 tentang Revolusi KIA NTT & pada
Tahun 2012 Bupati Mengeluarkan Perbup nomor
3 ttg Revolusi KIA Kab Sumba Tengah
Semua Ibu hamil harus melahirkan di Fasilitas
Kesehatan yang memadai

FAKTA YG TERJADI
ADALAH
FAKTA : BERDASARKAN DATA DIATAS
DENGAN ADANYA REVOLUSI KIA

JUMLAH KEMATIAN IBU TURUN (angka


NTT (330159) Kab sumba tengah 1
Kasus ( PKM Wrsa)

JUMLAH KEMATIAN BAYI


BELUM TURUN (FLUKTUATIF) BAHKAN ADA
KECENDERUNGAN NAIK untuk Kab S.Tengah Periode
Okt 2015( 22 kasus) sehingga hal ini perlu intervensi
yang lebih baik lagi dengan dukungan dari berbagai
pihak /potensi yg ada di Desa masing masing.
PENYEBAB KEMATIAN
NEONATAL & bayi (BAYI UMUR
0-28 BULAN) DI NTT
Penyebab kematian bayi periode tk
kab sumba tengah 2011 –Oktober 2015
kelainan

Lain - kong, 5

Lain, 11
Asiksia , 20

Infeksi, 7
BBLR, 4
PERHITUNGAN
JUMLAH BAYI YANG HARUS
DIURUS / DIPANTAU DI NTT
khususnya di Kab Sumba Tengah
RATA RATA BAYI LAHIR
PREDIKSI /PROYEKSI FAKTA TERJADI
DI TAHUN 2015 TAHUN Agustus 2015
PERSALINAN/ BAYI LAHIR : 2.138 BAYI LAHIR : 94.898
JUMLAH DESA : 65 JUMLAH DESA : 3.205
RATA-RATA PERSALINAN PER DESA RATA-RATA PERSALINAN PER DESA
PER BULAN : PER BULAN :

2.138 : 65 : 12 = 3 996 : 65 : 12 = 1

RATA-RATA 3 BAYI/DESA/BULAN RATA-RATA 1 BAYI/DESA/BLN

RATA-RATA DI Kab Sumba Tengah HANYA ADA


1 S/D 3 ORANG BAYI DILAHIRKAN
PER DESA PER BULAN
KEKUATAN YANG ADA DI DESA
DAN BERPOTENSI
DIBERDAYAKAN /
DIMANFAATKAN
SUMBER DAYA MANUSIA YG ADA DI
DESA
• TP PKK DESA : BERANGGOTA RATA-RATA 10-16
ORANG
• KADER POSYANDU : RATA-RATA 15 ORANG (3
POSYANDU X 5 KADER)
• PERANGKAT DESA
• BIDAN DESA,
• TENAGA KESEHATAN YANG RUMAHNYA DI DESA
• ORANG TUA DAN KELUARGA BAYI
• MASYARAKAT SEKITAR BAYI

(UNTUK DESA TERTENTU, ADA KADER DESA SIAGA,


PENDAMPING PNPM GSC, KADER DASA WISMA,
PENDAMPING DESA MANDIRI ANGGUR MERAH DLL)
3 (TIGA) STRATEGI MENURUNKAN
KEMATIAN BAYI DI NTT
• STRATEGI TAHAP PERTAMA
(MENYELAMATKAN BAYI YANG LAHIR AGAR TIDAK
MATI)
• STRATEGI TAHAP KEDUA
(MENINGKATKAN KUALITAS BAYI YANG AKAN
LAHIR DAN MENGHINDARKAN BAYI DARI KEMATIAN
melalui pemantauan ibu hamil dan peningkatan gizi
ibu hamil kolaborasi Pokja 3 dan 4 TP PKK)—
STRATEGI TAHAP KETIGA
(MENINGKATKAN KUALITAS CALON ORANG TUA
BAYI AGAR MELAHIRKAN BAYI SEHAT DAN
BERKUALITAS melalui pendampingan Pasangan usia
subur dan remaja )
STRATEGI JANGKA PENDEK (TAHAP PERTAMA) YANG
SEDERHANA UNTUK MENURUNKAN
KEMATIAN BAYI DI NTT
MELALUI PEMANTAUAN BERSAMA, KOLABORASI
ANTARA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH KADER
PKK/POSYANDU DAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH
TENAGA KESEHATAN
70 % BAYI MATI DI
UMUR 0-1 BLN

SDM DI DESA
MEMUNGKINKAN SEMUA BAYI YANG
LAHIR DIPANTAU
ANGGARAN DI BERSAMA SECARA
DESA BERPOTENSI INTENSIF SAMPAI
DIMANFAATKAN UMUR 1 BULAN, KEMATIAN
NIAT DAN SEDINI BAYI DI
JUMLAH BAYI YANG BESAR MUNGKIN JK NTT ( Kab
YANG HARUS DARI MEMBUTUHKAN Sumba
DIPANTAU HANYA SEMUA PIHAK SEGERA DIBERI Tengah )
1-3 BAYI PELAYANAN PASTI
/DESA/BLN KESEHATAN TURUN
Siapa yg memantau bayi????
YANG MEMANTAU BAYI ADALAH :
1. KELUARGA : IBU, AYAH, NENEK,
TANTE, DLL
2. MASYARAKAT : KADER PKK, KADER
KESEHATAN, PERANGKAT
DESA/DUSUN DLL
3. TENAGA KESEHATAN : BIDAN DESA,
BIDAN DESA TETANGGA,
PERAWAT, TENAGA KESEHATAN LAIN
YANG TINGGAL TERDEKAT
DENGAN BAYI
KAPAN BAYI HARUS DIPANTAU ?
 Umur 0 – 1 minggu :
Ibu/keluarga memantau setiap hari
Kader memantau setiap hari
Nakes memantau minimal dua hari
sekali
 Umur 1 minggu – 1 bulan :
 Ibu/Keluarga memantau setiap hari
 Kader memantau 3 hari sekali
 Bidan memantau 1 minggu sekali
Tugas dan Tanggung Jawab dri Kader PKK , Kader
Posyandu Masyarakat maupun nakes di atur dlm
Perbup no 3 tahun 2012 ttg Revolusi KIA Kab
Sumba Tengah
 Pasal 25

 Pemerintah, Kelurahan/desa berkewajiban Pasal 25


 Dlam Perbup Kab Sumba Tengah Nomor 3 Tahun
2012
 Melaksanakan program kelurahan/desa mandiri dan siaga;
 Melaksanakan pertemuan koordinasi secara rutin dengan bidan, kader posyandu, PKK, tokoh masyarakat,
tokoh agama dan pemangku kepentingan lainnya tentang program KIA;
 Mengharuskan ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya ke posyandu dan melahirkan di fasilitas
kesehatan yang memeadai;
 Melaksanakan pembinaan bagi aparatur kelurahan/desa, kader dan bidan dalam pelaksanaan program
KIA;
 Melakukan pendataan kependudukan termasuk perihal kelahiran dan kematian ibu dan anak;
 Melibatkan PKK dalam program KIA di desa;
 Memfasilitasi penyediaan Dana Solodaritas Ibu Bersalin (DASOLIN) yang bersumber dari pemerintah ,
masyarakat dan sumber lainnya;
 Bekerja sama dengan bidan di kelurahan/desa untuk mendata semua dukun bersalin;
 Melakukan pemekaran posyandu sesuai dengan jangkauan pelayanan dan sumber daya yang dimiliki; dan
 Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat dalam
penyelenggaraan posyandu.
 Pasal 26

 Pokjanal/Pokja Posyandu berkewajiban :

 Memfasilitasi mekanisme perencanaan pelaksanaan dan evaluasi di


posyandu;
 Menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah kepada instansi
atau lembaga terkait untuk tindak lanjutnya;
 Memfasilitasi penggerakan dan pengembangan partisipasi gotong
royong dan swadaya masyarakat dalam pengembangan posyandu;
 Melaksanakan pembinaan posyandu paling kurang 3 (tiga) bulan
sekali; dan
 Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan
posyandu.
Pasal 28

 Setiap bidan/Nakes di kelurahan/desa berkewajiban :

 Berdomisili di kelurahan/desa tempatnya bertugas;


 Memberikan pelayanan kesehatan standar kepada ibu hamil,ibu nifas,bayi,balita dan anak;
 Memotivasi dan merujuk ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai;
 Mendampingi keluarga ibu hamil dalam penyusunan P4K;
 Memberikan pelayanan kepada setiap ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis ( KEK ),bayi dan balita
kurang gizi yang meliputi pemeriksaan penyebab, intervensi faktor penyebab, pemberian makanan
tambahan,pemantauan dan evaluasi perkembangan kesehatan dan status gizinya;
 Memberikan upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitative kepada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita dan anak;
 Melakukan pendataan dan bermitra dengan semua dukun bersalin;
 Melakukan kunjungan rumah dalam rangka memberikan pelayanan perawatan nifas dan neonatus;
 Memberikan pelayanan KIA di posyandu setiap bulan;
 Memberikan pelayanan Keluarga Berencana kepada pasangan usia subur;
 Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program KIA;
 Melakukan pendampingan kepada kader posyandu ; dan
 Menghadiri pertemuan koordinasi di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan.

 Pasal 29

 Kader posyandu berkewajiban :

 Melaksanakn tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang


meliputi : menghadirkan ibu bayi dan balita untuk datang ke
posyandu,melaksanakan pelayanan di posyandu dan melakukan
kunjungan rumah setelah hari posyandu serta melaporkan hasil
posyandu setiap bulan;
 Bekerja sama dengan bidan di desa dan dukun untuk memberikan
pelayanan bagi ibu hamil dan ibu melahirkan sesuai dengan peran
dan kewenangannya;
 Memotivasi ibu hamil untuk menyediakan dana Tabulin ; dan
 Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan posyandu ke
Pokja kelurahan/desa.
 Pasal 33

 Setiap keluarga yang mempunyai ibu hamil, bayi,ibu nifas dan


balita berkewajiban :

 Membawa/mengajak ibu hamil, bayi dan balita ke posyandu


setiap bulan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
 Menyusun P4K;
 Mendampingi ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas
kesehatan yang memadai;
 Menyiapkan dana tabungan ibu bersalin (TABULIN) ;dan
 Menyiapkan pendonor darah dalam membantu ibu hamil.


Sekian &
Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai